PDF Materi Gadar

June 11, 2018 | Author: Adrianus Medan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PDF Materi Gadar...

Description

PENDAHULUAN KEGAWATAN TRIAGE PRIMARY SURVEY

SECONDARY SURVEY DEFRIBILATION ELEKTRO Cardio Grafi

VIDEO

SIMULATION FOR DISCUSS

PENDAHULUAN Resusitasi Jantung Paru yang meliputi Bantuan Hidup Dasar ( BHD / BLS ) maupun Bantuan Hidup Lanjutan ( BHL / ALS ) merupakan sebagai salah satu komponen utama dari aspek Bantuan Hidup ( Life Support ).

RESUSITASI HENTI JANTUNG MAUPUN NAFAS

PRINSIP UTAMA Prinsip Utama GELS adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam GELS adalah “Time Saving is Life Saving”, benarbenar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian)

Apa pasien gawat darurat itu ???? Pasien yang memerlukan pertolongan TEPAT, CEPAT, CERMAT

Apa Ukuran keberhasilan ????? RESPON TIME = WAKTU TANGGAP

KUNCI : TIME

SAVING IS LIFE SAVING

TINDAKAN GELS 1. Oleh siapa saja, yang pertama mengetahuinya. 2. Tindakan pertolongan pertama (First Action) bukan defenitif theraphy. 3. Terdiri dari BLS dan ALS. 4. Penangganan melibatkan multi disiplin, multi profesi dan lintas sektor. 5. Pendekatan dalam upaya pertolongan berdasarkan problem dan pendekatan fungsi. 6. Bila resusitasi yang bersifat Life Saving berhasil, diperlukan pengetahuan tambahan ( Spesialistis ) sesuai untuk kasus untuk menunggu rujukan. 7. Kegiatan meliputi :  Pra Rumah Sakit  Intra Rumah Sakit  Antar Rumah Sakit

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT

BASIC LIFE SUPPORT

ADRIANUS

KEGAWATAN

DEFF : Suatu keadaan yang menimpa seseorang yang dapat menyebabkan sesuatu

yang

mengancam

jiwanya

dalam

arti

memerlukan

pertolongan Tepat, Cermat, dan Cepat, bila tidak maka seseorang tersebut dapat Mati atau Menderita Cacat .

PENYEBAB UTAMA KEGAWATAN MEDIK Infeksi otak

Penyakit

Obat obatan

Ggn Kesadaran Ggn Pusat Vital

Diabetes

Coma Diabetikum

Hepar

Coma Hepatikum

Ginjal

Coma Uremikum

Jantung

Serangang Jantung

Tek.Darah Tinggi

Serangan Otak ( CVA )

Kelemahan otot

Tidak Dapat Bernafas

Tidak dapat bernafas ( henti nafas )

Narkotika Anaphylaksis ( shock berat, henti jantung )

PENYEBAB KEGAWATAN TRAUMA Trauma Kepala

Gangguan Kesadaran

Trauma Muka

Gangguan Jalan Nafas

Trauma Dada

Perdarahan, Pneumothorak, Fr.Tulang Iga

Trauma Perut

Perdarahan

Trauma Anggota Gerak

Perdarahan / nyeri

Trauma Pada Kehamilan

Bahaya untuk ibu dan bayi

Terbakar, Sesak, Shock

KEGAWATAN yang timbul dapat mempengaruhi / menganggu :

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT

BASIC LIFE SUPPORT

ADRIANUS

DEFENISI Pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat – ringannya trauma / penyakit serta kecepatan penangganan / pemindahannya. RSUD.dr.TC.Hilleres Maumere

U G D RSUD.dr.TC.HILLERS MAUMERE

Triage dan evakuasi Siapa didahulukan dan siapa dikirim ke mana

4 korban

Ratusan korban

SISTEMATIKA DALAM PPGD Triase

Survei primer + resusitasi Survei sekunder Stabilisasi

Rujukan / Terapi definitif

• TRIASE

• Terapi definitif •Survei primer dan resusitasi / rujukan • RS. lain • Kamar Operasi

(Quick Dx. - Quick Rx.)

Survei sekunder Stabilisasi

• ICU

MUSIBAH MASSAL Jumlah penderita Masalah gawat darurat

Tidak melebihi kemampuan RS

Melebihi kemampuan RS

PRIORITAS

PRIORITAS

Yang gawat darurat dan multi trauma

Kemungkinan survival yang terbesar

Emergency

A

B

C

D

E

Airway

Breathing

Circulation

Disability

Prioritas

1.

+

+

+

+

1

2.

-

-

+

-

3

3.

+

+

+

-

2

4.

-

-

-

-

4

Kasus

5. Dst

JENIS TRIAGE KORBAN MASAL ( Multiple Patient ) Kejadian atau timbulnya kedaruratan yang mengakibatkan lebih dari 1 korban yang harus di kelolah oleh lebih dari satu penolong, bukan akibat bencana.

KORBAN BENCANA ( Mass Casualty Disaster ) Kedaruratan

yang

penanggulangan

memerlukan

gawat

( SPGDT dan SPGDB ).

darurat

penerapan

terpadu

dan

sytem bencana

Tujuan TRIAGE  Identifikasi cepat korban yang memerlukan stabilisasi segera (perawatan di lapangan)  Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan (life-saving surgery)

Prinsip TRIAGE

SELEKSI KORBAN BERDASARKAN : 1. Ancaman jiwa yang dapat mematikan ( dalam ukuran menit ) 2. Dapat mati ( dalam ukuran jam ) 3. Ruda paksa ringan. 4. Sudah meninggal.

Tugas tim triage di lapangan 1.Tim Medis yang tiba pertama kali di TKP akan mengambil alih tugas Triage ,sampai arahan Field Medical Commander mengatakan tidak. 2.Jangan menjadi pengangkut tandu Mintalah segera bila tidak tersedia 3.Jelaskan peran pengangkut tandu. 4.Tunjukkan pada mereka lokasi P1, P2, P3 dan korban yang sudah meninggal.

Tugas tim triage di lapangan 5. Yakinkan semua penderita P1 dan P2 dipindahkan dengan tandu 6. Bantulah tim lain bila sudah selesai melakukan triage BilaTim triage ditempat lain belum tiba: 7. Pada titik evakuasi yakinkan satu ambulance untuk satu pasien. Medics/Ambulance Officers tak dapat merawat lebih dari satu pasien P1 8. Filosofi Load and go dilapangan.

Tim TRIAGE 1. Setiap tim terdiri satu dokter & satu perawat 2. Di TKP mungkin saja terdapat lebih dari satu tim triage. Jumlahnya tergantung dari kebutuhan, ketersediaan dan luas TKP 3. Tugas utama adalah untuk menentukan skala prioritas yang ada hubungannya dengan kehidupan.

Tim TRIAGE 4.

Peralatan yang dibutuhkan : • Triage Tags • Pens • 1 box verban • Oropharyngeal or nasopharyngeal airways • Tandu dan selimut

Triage dilakukan sebelum penanganan tanpa melihat korban akan dipindahkan atau tidak Lakukan triase minimal 4x  Saat lokasi kejadian  Saat dipindahkan ke area penanganan “first aid station”  Saat dipindahkan ke transportasi “first aid station”  Didalam IGD

Label TRIAGE ( Prioritas ) 1. Hasil Pemilahan pasien harus diketahui tim medis yang lain; dari situlah, labeling diperlukan. 2. Label Triage :• • • • •

Mudah dilihat Standard Mudah dan cukup aman Mudah dirubah dengan perbaikan/perburukan kondisi pasien Dapat dipakai untuk catatan medis

• • • • •

Biru Merah Kuning Hijau Hitam

: : : : :

gawat darurat sangat berat gawat darurat tidak gawat, tetapi darurat tidak gawat darurat meninggal

Prioritas Pertolongan Deff : Penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penangganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul. Prioritas Pertama : Emergency Mengancam jiwa / mengancam fungsi vital. Penangganan dan pemindahan bersifat SEGERA Prioritas Kedua : Urgent Potensial Mengancam jiwa / mengancam fungsi vital bila tidak segera ditanggani dalam waktu singkat. Penangganan dan pemindahan bersifat JANGAN TERLAMBAT Prioritas Kedua : Non Emergency Perlu penangganan seperti pelayanan biasa. TIDAK PERLU SEGERA Penangganan dan pemindahan bersifat TERAKHIR

PENILAIAN 1. Primary Survey ( A – B – C )

2. Secondary Survey ( Head to Toe ) 3. Pemantauan korban atau klien akan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan kondisi : Fungsi jalan nafas, fungsi pernafasan dan fungsi sirkulasi. Derajat kesadaran ( AVPU, GCS ACDU ) Tanda – tanda vital yang lain. 4. Perubahan prioritas yang dikarenakan berubahnya kondisi korban atau klien

CONTOH PRIORITAS DAN KODE WARNA

P1

P2

1. 2. 3. 4. 5. 6.

1. 2. 3. 4. 5.

Sumbatan jalan nafas atau distress nafas. Luka tusuk dada/perut dengan shock dan sesak nafas. Hipotensi / shock. Perdarahan pembuluh nadi Problem kejiwaan yang serius. Combustio Tk.II > 25 % dan Combustio Tk.III > 15 %

Combustio Tk.II / Tk.III antara 20 – 25 % Patah tulang panjang tanpa shock Trauma tumpul thorak / abdomen tanpa shock, tanpa sesak Laserasi luas. Trauma bola mata.

CONTOH PRIORITAS DAN KODE WARNA

1. Contusio dan Laserasi otot ringan P3

2. Combustio Tk. II < 20 % ( kecuali daerah muka dan tangan )

1. Henti jantung yang kritis P0

2. Trauma kepala yang kritis 3. Radiasi tinggi

Departemen Anestesiologi FKUI/RSCM

MENILAI PERNAFASAN

34

Departemen Anestesiologi FKUI/RSCM

Pastikan keamanan Periksa kesadaran Panggil bantuan / telpon ambulans Buka jalan nafas & nilai pernafasan Beri nafas buatan pertama 2x Kompresi jantung + nafas buatan (30 : 2) Evaluasi setiap 2 menit 35

Jangan hentikan 30:2 sampai ada indikasi stop BHD

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT

BASIC LIFE SUPPORT

ADRIANUS

DEFENISI “ Deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam “

Tujuan : Untuk mengetahui kondisi pasien yang mengancam jiwa dan kemudian dilakukan tindakan life saving.

Cara pelaksanaan (harus berurutan dan simultan)

18 Oktober 2010, AHA ( American Hearth Association )

PRINSIP KERJA

FUNGSI OTAK & KESADARAN

FUNGSI JALAN NAFAS

MEMERIKSA MENYIMPULKAN MENANGANI FUNGSI SIRKULASI FUNGSI PERNAFASAN

1. 2. 3. 4. 5.

Jangan Panik Jangan Emosional Jangan Tergesa – gesa Jangan Mendramatisasi Jangan Putus Asa

PENILAIAN PENDERITA GAWAT DARURAT A = Airway ( + C Spine Controle ) B = Breathing C = Circulation D = Disability E = Exposure

A = AIRWAY ( + C SPINE CONTROLLE )

CARA

MENILAI

 Lihat

( Look )

 Dengar ( Listen )  Raba

( Feel )

A = AIRWAY ( + C SPINE CONTROLLE )

A:

Airway

L I HAT

OBSTRUKSI JALAN NAPAS / TIDAK  Agitasi  Hipoksemia  Penurunan kesadaran  Hipercarbia  Pergerakan dada - perut waktu bernafas ( See saw - Rocking respiration)  Retraksi sela iga  Sianosis : kuku, bibir

A = AIRWAY ( + C SPINE CONTROLLE ) A:

Airway

DEN G A R OBSTRUKSI JALAN NAPAS / TIDAK •

Suara napas normal



Suara napas tambahan - obstruksi parsial - Snoring - Crowing / stridor

Bicara normal ------ tidak ada sumbatan

- Gurgling •

Suara napas hilang - Obstruksi total - Henti napas

- Suara parau ----- laring !

A = AIRWAY ( + C SPINE CONTROLLE )

A:

Airway

RABA

OBSTRUKSI JALAN NAPAS/TIDAK  Meraba / merasakan hembusan hawa expirasi dari lubang hidung / mulut  Ada / tidaknya getaran di leher waktu bernapas - sumbatan parsial

A = AIRWAY ( + C SPINE CONTROLLE ) A:

Airway

TABEL : OBSTRUKSI JALAN NAPAS

SUMBATAN

LIHAT GERAK NAPAS

DENGAR SUARA TAMBAHAN

RABA HAWA EKSPIRASI

Bebas

Normal

(-)

(+)

Partial ringan

Normal

(+)

(-)

Parsial berat

See saw

(++)

(+)

Total

See saw

(-)

(-) 46

A = AIRWAY ( + C SPINE CONTROLLE )

A:

Airway

SEBAB OBSTRUKSI JALAN NAPAS  Lidah dan Epiglotis  Muntahan, darah, sekret dan benda asing  Trauma maksilofasial

A = AIRWAY ( + C SPINE CONTROLLE ) A:

Airway

PENGELOLAAN OBSTRUKSI JALAN NAPAS

MAINTENANCE AIRWAY DENGAN ALAT 1. Suction (cair) 2. Oral airway 3. Nasal airway

DEFINITIVE AIRWAY

1.

2. TANPA ALAT 1. Jaw Thrust 2. Oral Airway 3. Nasal Airway

3.

Intubasi trakhea  Oral  Nasal Crico thyroidectomy  Needle  Surgical Trackheostomy

PENYEBAB GANGGUAN BREATHING

1.

SENTRAL  Obat-obatan  Radang otak  Tumor Otak  Trauma kepala  Stroke

2. PERIFER  Airway  Paru  Rongga Pleura  Otot napas  Syaraf  Jantung

B: Breathing

L I HAT  Takhipnea  Perubahan status mental

 Gerak napas  Sianosis

 Distensi vena leher  Jejas di dada

B: Breathing

D E NGA R  Keluhan sesak (penderita sadar)

 Suara napas - Normal ? - Menurun ? - Hilang ?  Suara napas tambahan

B: Breathing

RABA  Hawa ekspirasi

 Emphysema sub cutis - pneumothorax  Krepitasi / nyeri tekan  Deviasi trakhea

B: Breathing

PEMERIKSAAN TAMBAHAN  Pulse Oximeter

 CO2 detector, capnograf  Gas darah

 Foto thorax

B: Breathing

1.

PENGELOLAAN TERAPI SUPORTIF



Bantuan napas (ventilasi) - Tanpa alat : Mouth to mouth

Mouth to nose - Dengan alat : Bag-valve mask / tube Tehnik : Napas buatan (Controlled respiratori) Napas bantuan (Assisted Respiratory) 

Oksigenasi - Variable Performance System

- Fixed Performance System 2. TERAPI CAUSAL

Apakah penderita syok ? 

Tanda-tanda syok  Perfusi

 Nadi

:

:

-

Perfusi perifer

-

Perfusi ke ginjal

-

Rate

-

Ritme

-

Pengisian

 Tekanan darah 55

JENIS SYOK

TANDA KHAS

TERAPI

Hipovolemik

CVP rendah

- Cairan 2-4 x kehilangan volume - Bila Hb < 8 transfusi

Kardiogenik

- CVP tinggi - Ada aritmia

-

Obstruktif

-

Menghilangkan obstruksi

Distributif

- Hiperdinamik dan hypodinamic stage - Febris

CVP tinggi

Diuretic Digitalis Beta mimetic Obat-obat aritmia

- Suportif - Antibiotika - Hilangkan fokus infeksi

C:

Circulation

 Apakah penderita henti jantung ?  Lakukan Bantuan Hidup Dasar (Napas buatan dan pijat jantung)

1. Bagaimana kesadaran penderita  AVPU (paling cepat)  Glasgow Coma Scale (EVM)  Sadar, somnolent, sopor, coma 2. Tanda-tanda neurologis lain  Mata : pupil, gerak, papil  Anggota gerak : Hemiplegia, paraplegia  Sistem saraf, tanda vital 58

D:

Disability

3.

Penyebab gangguan kesadaran a. Gangguan pernapasan  

Hipoksemia Hipercarbia

b. Gangguan sirkulasi   

Syok Cardiac arrest CVA (perdarahan, thrombo emboli)

c. Trauma d. Metabolik

e. Infeksi f. Obat-obatan g. Tumor

 Penderita harus dibuka pakaiannya  Penderita tidak boleh kedinginan

 Selimut, ruang cukup hangat  Cairan infus yang sudah dihangatkan

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT

SIMULATION TRIAGE Look Listen Feel

PRIMARY SURVEY Airway

Breathing

Circulation

Cerebral

Pasang ECG monitoring

Korban Cek respon Ada Open airway Pola nafas : look, listen, feel 3 – 5 detik

Tdk ada

Airway

Dc- Shock

CPR 3 menit

VF / VT pulselles

Ada Tdk ada

CPR

ROSC Carotis (+)

CPR 1 mnt, adrenalin 1 mg

Circulation Ada Tdk ada

30 kali pijatan jantung 2 kali nafas buatan

Asistole / PEA

200 J – 200 / 300 J – 360 J

Breathing

Raba N.Carotis 5 – 10 detik

VF / VT pulselles

VF / VT pulselles Dc- Shock 200 J – 200 / 300 J – 360 J

Call for help

Adrenalin 1 mg / 3 – 5 menit 1 – 1 – 1 / 1 – 3 – 5 mg

Prthankan O2, tensi ROSC Carotis (+)

Asistole / PEA CPR 3 menit

VF / VT pulselles CPR 1 mnt, adrenalin 1 mg

Dst…. Shock – evaluasi - drug… shock – evaluasi - drug

Bradikardi

Normal

Sulfas atropin 1- 1 – 1 / sampai 3 mg

BASIC LIFE SUPPORT

ADRIANUS

DEFENISI

“ Melengkapi Primary Survey dengan mencari perubahan – perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera di atasi. “

CARA PELAKSANAAN

1. Primary Survey, Resusitasi & Stabilisasi



2. Periksa kondisi umum menyeluruh serta cari tanda jejas – cedera - rudapaksa a. Posisi saat ditemukan. b. Tingkat kesadaran, kondisi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. c. Keluhan dan tanda rudapaksa.

d. Kelainan dan warna kulit.

ProsedurRiwayat : “AMPE” yang harus diingat yaitu :

A : Alergi M : Medikasi (obat yang diminum sebelumnya) P : Past illness (penyakit sebelumnya)/Pregnancy Anamnesis (hamil) Posisi saat ditemukan yang Tingkat kesadaran Pemeriksaan fisikE: : Event/environment (lingkungan berhubungan dengan kegawatan) Sikap umum, keluhan Pemeriksaan kondisi umum menyeluruh Trauma, kelainan Pemeriksaan kepala dan leher Keadaan kulit oRambut dan kulit kepala Perdarahan, Perlukaan, pengelupasan, darah, perlukaan, peneka Perlukaan, perdarahan, sianosis, kering oTelingga oBibir Perlukaan, pembengkakan, perdarahan, cairan stabilitas, krepitasi oRahang Perlukaan, oMata reflek pupil,darah, kondisicairan, kelopak mata, adanya Perlukaan, nafas cuping Perlukaan, basah/kering, darah, suhu, warna oHidung oKulit Perlukaan, Perlukaan, darah, bendungan muntahan, vena, benda deviasi asing, trakea, gigi, benda pergerakan abnormal hidung,asing, kelainan anatomi akibat trauma Flail chest, nafas diafragma, kelainan bau, spasme dapat otot, buka stoma, mulut/ stabilitas tidak tulang leher oMulut oLeher bentuk, tarikan antar iga, nyeri tekan, Pemeriksaan dada Perlukaan, tegang, kendor, nyeri tekan, perlukaandistensi, (luka terbuka, luka Perlukaan, nyeri, pembengkakan, krepitasi, Perlukaan, angulasi, hambatan pergerakan, Pemeriksaan perut undulasi mengisap), suara ketuk/perkusi, suara Kelainan bentuk, nyeri tekan, spasme otot inkontinensia rasa, bengkak, denyut nadi, Pemeriksaan tulang belakanggangguan nafas Pemeriksaan pelvic / genetaliawarna luka Pemeriksaan extremitas atas dan bawah

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT

FUNGSI JALAN NAFAS LOOK, LISTEN, FEEL  KONDISI JALAN NAFAS

Bebas

Parsial

Total

LAKUKAN PERTOLONGAN :  Buka jalan nafas, yakinkan adekuat, pertahankan.  Secara manual : Head Tilt, Chin Lift, Jaw Thrus, hati-hati pada korban trauma.  Gunakan alat bantu penunjang jalan nafas.

FUNGSI PERNAFASAN LOOK, LISTEN, FEEL  KONDISI PERNAFASAN

Adakah pertukaran hawa nafas secara adekuat ?? a. Ada / tidak ada pernafasan. b. Frekuensi pernafasan. c. Keteraturan pernafasan. d. Besar / kecil, kualitas pernafasan. e. Simetris / asimetris,pola pernafasan. f. Pernafasan dada / perut, fase pernafasan.

g. Adakah tanda distress pernafasan :  Gerakan cuping hidung.  Tegangnya otot bantu pernafasan.  Tarikan otot antar iga / supra jugulum.

FUNGSI PERNAFASAN Lakukan pertolongan :  Yakin jalan nafas terbuka.

 Oksigenasi – ventilasi, nafas spontan / dibantu / dikendalikan.  Gunakan alat yang sesuai.

FUNGSI SIRKULASI LOOK, LISTEN, FEEL  KONDISI SIRKULASI

Adakah layanan oksigenasi di tingkat jaringan secara adekuat ?? a. Ada / tidak ada sirkulasi, raba denyut radialis – cubiti – femoralis – karotis. b. Hitung HR ( heart rate ). c. Keteraturan denyut.

d. Besar volume denyut. e. Kekuatan angkat denyut. f. Menghasilkan perfusi perifer. Hangat, Kering, Dingin. g. Waktu pengisian ulang perifer pendek < 2 detik. Periksa randa cedera kepala, dada, perut, tulang belakang dan tulang panjang < timbunan darah / udara internal dan periksa tanda perdarahan eksternal.

FUNGSI SIRKULASI Lakukan pertolongan :

 Yakin jalan nafas terbuka.  Oksigen sudah diberikan.  Shock position.  Pasang infus – ambil sample darah.  Bebat tekan.  Guyur cairan.

FUNGSI OTAK & KESADARAN LOOK, LISTEN, FEEL  KONDISI OTAK & KESADARAN

a. Sadar / coma  AVPU  GCS – pada cedera kepala. Lakukan pertolongan :  Yakin jalan nafas terbuka.  Oksigen sudah diberikan.  Atasi hipoksia, hyperkarbia, shock.

 Posisi klien slide head up – pada cedera kepala  Stabilisasi leher dan tulang belakang.

ELEKTRO CARDIOGRAFI ADRIANUS

PENDAHULUAN Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik jantung pada permukaan tubuh Elektrokadiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung

Kegunaan Untuk melihat adanya

Gangguan irama Hipertrofi Kelainan miokard (iskemik/infark) Gangguan keseimbangan elektrolit Efek obat obatan Penilaian fungsi Pace Maker Pericarditis

PROSEDUR PEREKAMAN EKG PERSIAPAN ALAT Kabel untuk sumber listrik Kabel ground Kabel elektroda (ekstremitas dan dada) Plat elektroda ekstremitas/karet pengikat Balon penghisap elektroda dada Jelly Kertas tisue Kasa Spidol Kertas EKG

Persiapan Pasien Penjelasan ( tujuan pemeriksaan, hal yang harus diperhatikan selama perekaman) Daerah dada harus terbuka

Cara Kerja Nyalakan mesin EKG Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang cukup luas, tangan dan kaki tidak bersentuhan Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol (kalau perlu dicukur) Keempat elektroda ektremitas diberi jelly Pasang keempat elektroda ekstremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki (merah tangan kanan,kuning tangan kiri, hijau kaki kiri dan hitam kaki kanan/ground)

Catat nama pasien,umur ,jam,tanggal bulan dan tahun pembuatan Nama masing2 lead di bawah lead Nama pembuat dicatat di sebelah kiri bawah Setelah selesai perekaman semua lead buat kalibrasi ulang Semua elektroda dilepas Jelly dibersihkan dari tubuh pasien Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai

ELEKTROFISIOLOGI Keadaan sel otot

Muatan Listrik Diluar sel

Didalam sel

Istirahat/ repolarisasi

Positif

Negatif

Depolarisasi

Negatif

Positif

SISTIM KONDUKSI NODUS SINO ATRIAL (SA NODE)  60 – 100 x/m.  Sel ini dipengaruhi oleh syaraf simpatis dan parasimpatis. NODUS ATRIOVENTRIKULER ( AV NODE )  40-60 x/menit.  AVN juga mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel

SISTIM KONDUKSI BERKAS HIS Right Bundlee Branch / RBB Left Bundlee Branch / LBB SERABUT PURKINJE 20-40 x/menit. Pemacu cadangan ini mempunyai fungsi yang sangat penting: untuk mencegah berhentinya denyut jantung pada waktu pemacu alami ( Nodus SA ) tidak berfungsi.

SANDAPAN EKG Ekstremitas

Sandapan Unipolar Eksteremitas

Sandapan Unipolar Prekordial

Letak Sandapan V1 : Ruang interkostal IV garis sternal kanan V2 : Ruang interkostal IV garis sternal kiri V3 : Pertengahan antara V2 dan V4 V4 : Ruang interkostal V garis midklavikula kiri V5 : Sejajar V4 garis aksilla depan V6 : Sejajar V5 garis aksilla tengah

KERTAS EKG

Standar Rekaman EKG Kecepatan rekaman Kekuatan voltase

: 25 mm/detik : 10 mm = 1 Mv

Garis Horisontal :Menggambarkan waktu 1 mm = 0,04 detik  5 mm = 0,20 detik.

Garis Vertikal Menggambarkan voltase 1 mm = 0,1 mVolt  10 mm = 1 mVolt

Gelombang P Proses depolarisasi atrium Gelombang P yang normal : 



 

Lebar kurang dari 0,12 detik [3 mm] Tinggi kurang dari 0,3 milliVolt [3 mm] Selalu positif di lead II Selalu negative di lead aVR.

Gelombang QRS Gambaran proses depolarisasi ventrikel Gelombang QRS yang normal : 





Lebar 0,06 – 0,12 detik [1,5 – 3 mm] Tinggi tergantung lead Terdiri dari: gelombang Q, gelombang R dan gelombang S.

Gelombang Q  Defleksi negative pertama pada gelombang QRS  Gelombang Q yang normal :  Lebar kurang dari 0,04 detik [1 mm]  Tinggi atau dalamnya kurang dari1/3 tinggi R  Gelombang Q abnormal disebut gelombang Q pathologis.

Gelombang R Merupakan defleksi positif pertama pada gelombang QRS Gelombang R umumnya positif dilead I, II, V5 dan V6 Biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali di lead aVR, V1 dan V2.

Gelombang S Merupakan defleksi negative sesudah gelombang R Terlihat dalam di lead aVR dan V1 Dari V2 sampai V6 akan terlihat makin lama makin menghilang atau berkurang dalamnya

Gelombang T Merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya gelombang T: 



positif dilead I, II, V3 – V6 dan terbalik di aVR.

Gelombang U Gelombang setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui namun diduga akibat repolarisasi lambat sistim konduksi interventrikel.

U

Interval PR Permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik. Waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi ventrikel.

Segmen ST Akhir gelombang S sampai awal gelombang T. Normal: isoelektris, tetapi pada sandapan prekordial dapat bervariasi dari –0,5 mm sampai +2 mm Segmen ST yang naik disebut ST Elevasi dan yang turun disebut ST Depresi.

Durasi QRS Waktu yg diperlukan ventrikel berkontraksi Awal gelombang Q s/i akhir S Normal: 

Tidak lebih dari 3 kotak (0,12 dtk)

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT

BASIC LIFE SUPPORT

ADRIANUS

DC. Shock sedini mungkin( sebelum 5 – 10 menit ) Jika defib diberikan sebelum 5 menit , > 50 %

kemungkinan jantung berdenyut kembali

NSR VF VT ASISTOL PEA

SWITCH ON

• Oles Paddles dengan jelly tipis dan rata. • Pasang Paddles pada posisi Apex dan Parasternal.

Charge 200 joule

• Perintahkan AWAS semua lepas dari pasien. • Komando : atas bebas, samping bebas, bawah bebas, dan saya bebas.

Shock

• Tekan dua tombol paddles bersamaan. • Biarkan paddles menempel pada dada, baca EKG

Cardio Pulmonal R esusitation    

PIJAT Jantung 100 x pm Nafas 20 – 24 x pm Sinkronisasi 30 : 2 ( Satu atau Dua penolong )

Segera ECG Siapkan Dc - Shock

VF / VT Pulseless Dc - Shock

Asystole / PEA

CPR 3 menit

ECG VF / VT PULSELESS ( Nadi Carotis tidak teraba ) Dc – Shock 200 Joules Masih VF / VT

Pertahankan oksigenasi ROSC Carotis ( + ) Pertahankan tensi

Dc – Shock 200 / 300 Joules Masih VF / VT Dc – Shock 360 Joules Masih VF / VT CPR 1 menit, Inthubasi, IV Line, Adrenalin 1 mg ( intra vena, intra trachea, intra osseus ) Dc – Shock 200 – 200 / 300 – 360 Joules

CPR 1 menit, Inthubasi, IV Line, Masih VF / VT Adrenalin 1 mg ( intra vena ) ROSC Carotis ( + ) Masih VF / VT Dc – Shock 200 – 200 / 300 Masih VF / VT 360 Joules CPR 1 menit, – Inthubasi, IV Line, Adrenalin 1 mg ( intra vena )

Asystole / PEA = EMD CPR 3 menit Inthubasi, IV Line, Adrenalin 1 mg / 3 – 5 menit 1 – 1 – 1 / 1 – 3 – 5 mg

Asystole / PEA = EMD CPR 3 menit

ROSC carotis ( + ) Bradikardi

Sulfas Atropin 1 – 1 – 1 sampai 3 mg

Normal

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT

POLYTRON Adrianus RSUD.dr.TC.HILLERS Maumere

POLYTRON Adrianus RSUD.dr.TC.HILLERS Maumere

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF