(PDF) Asuhan Keperawatan Fraktur Femur - Scribd
October 2, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download (PDF) Asuhan Keperawatan Fraktur Femur - Scribd...
Description
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR
I.
A. KONSEP DASAR Definisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Kapita Selekta Kedokteran, 2000 : 36). Fraktur dapat dibagi menjadi : 1. Frakt Fraktur ur tertutup tertutup (closed (closed)) adalah adalah hilangnya hilangnya atau terput terputusnya usnya kontinuit kontinuitas as jaringan jaringan tulang tulang dimana dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Atau bila jaringan kulit yang berada diatasnya/ sekitar patah tulang masih utuh. 2. Frakt Fraktur ur berbuka berbuka (open (open / compound) compound) adalah adalah hilangny hilangnyaa atau terput terputusnya usnya jaring jaringan an tulang tulang dimana dimana fragmen-fragmen tulang pernah / sedang berhubungan dengan dunia luar. II. 1. 2. 3.
Klasifikas Klasifikasii menurut menurut Gastil Gastilo o dan Anderso Anderson n dari derajat derajat patah patah tulang tulang Derajat 1 Luka < 1 cm. Keru Kerusa saka kan n jarin jaringa gan n lunak lunak sed sedik ikit it,, tak tak ada ada tanda tanda luk lukaa remuk. remuk. Fraktu Frakturr sederh sederhana ana,, tran transve sversa rsal, l, oblik oblik atau atau komi kominut nutif if ring ringan. an. Kontaminasi min mininal. Derajat 2 Laserasi > 1 cm. Keru Kerusa saka kan n jari jaringa ngan n lunak lunak,, tidak tidak lua luas, s, fla flap p / arul arulsi si.. Frak Fraktu turr kom kominut inutif if sedan edang. g. Kontaminasi sedang. Derajat 3 Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luar meliputi struktur kulit, otot dan neuro vaskuler serta keutamaan derajat tinggi secara otomatis, Gustilo membagi lagi menjadi 3 bagian : 1. Derajat III A Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, ad ekuat, meskipun terdapat laserasi luas / flap / avulsi segmental / sangat kuminatif yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat/ fraktur besarnya ukuran luka. 2. Derajat III B Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau kontaminasi. 3. Derajat III C Luka pada pembuluh arteri / saraf perifer yang harus dan perbaiki tanpa melihat keruskaan jaringan lunak. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000 : 347)
III III.. Anatomi Anatomi Fisio Fisiolog logii Tulang paha / femur terdiri dari ujung atas, corpus dan ujung bawah, ujung atas terdiri dari a. Kaput adalah adalah masa masa yang membuat membuat dan mengarah mengarah ke dalam dan dan ke atas tulang tulang tersebut tersebut halus halus dan dilapisi dengan kartilago kembali fovea, lubang kecil tempat melekatnya ligamen pendek yang menghubungkan kaput ke area yang besar pada asetabulum os coxal.
b.
Trochanten mayor sebelah lateral dan trochanter minor sebelah medial, merupakan melekatnya otot-otot. Carpus adalah tulang panjang agak mendatar ke arah medial, sebagian besar permukaannya halus dan tempat melekatnya otot-otot. Pada bagian posterior linea aspera adalah tulang yang berbentuk hubungan ganda, membentang ke bawah bawa h dari trochanter atas dan melebar keluar bawah untuk menutup area yang halus. Ujung bawah terdiri dari kondik medial dan lateral yang besar dan suatu area tulang diantaranya kondile mempunyai permukaan artikulur untuk fibia dibawah dan patela di depan. Fraktur collum dan kaput merupakan fraktur femur yang umum, fraktur tersebut lebih mudah terjadi pada orang tua sebagai akibat karena jatuh. Fraktur tidak dapat segera sembuh karena pada fraktur tersebut memotong banyak suplay darah ke kaput femoris. Untuk membantu menyembuhkan dan memudahkan pergerakan pasien secepat mungkin. Fraktur ini biasanya ditangani dengan memasang pembaja melalui trochanter mayor ke dalam kaput femuris. Dengan demikian pasien mampu untuk turun dari d ari tempat tidur dan mulai untuk berjalan (John Gibson, 1995 : 44).
I. DE DEFE FENIS NISII Fra Fraktu kturr F Femu emurr Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
II. FISIOLOGI / AN ANAT ATOM OMII Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.
III. II I. KL KLAS ASIF IFIK IKAS ASII Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu : 1. Fraktur Fraktur Intrakaps Intrakapsuler uler femur femur yang yang terjadi terjadi di dalam tulang tulang sendi, sendi, panggul panggul
dan Melalui kepala femur (capital fraktur) Hanya di bawah kepala femur Melalui leher dari femur
2. Fr Frak aktu turr Ekst Ekstra raka kaps psul uler er;; Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih
besar/yang lebih kecil daerah Terjadi di bagian distal/pada menuju leherintertrokhanter. femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil.
IV. PAT PATOFI OFISIO SIOLOG LOGII A. Penyebab fraktur adalah trauma Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu : Osteoporosis Imperfekta Osteoporosis Penyakit metabolik
TRAUMA Dibagi menjadi dua, yaitu : Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
TANDA DAN GEJALA
Nyeri hebat di tempat fraktur Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah Rotasi luar dari kaki lebih pendek Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
PENATALAKSANAAN MEDIK
a.
Pa Pata tah h tul tulan ang g ter terbu buka ka Prinsip 1. Harus ditegakkan ditegakkan dan dan ditangan ditanganii dahulu dahulu akibat trauma trauma yang yang membahayaka membahayakan n jiwa jiwa airway, breathing, circulation. 2. Semua patah tulang tulang terbuka terbuka adalah kasus gawat darurat darurat yang memerlukan memerlukan penangan penanganan an segera segera yang meliputi pembidaian, menghentikan perdarahan dengan perban tekan, menghentikan perdarahan besar dengan klem. 3. Pemb Pember eria ian n ant antib ibio ioti tika ka.. 4. Debr Debrid idem emen entt dan dan irig irigas asii semp sempur urna na.. 5. Stabilisasi. 6. Penutub luka. 7. Rehabilitas asii.
1.
Life Saving
Semuamengalami penderita patah terbuka harusserius. di ingat sebagai penderita dengan kemungkinan besar cideratulang ditempat lain yang Hal ini perlu ditekankan mengingat bahwa untuk terjadinya patah tulang diperlukan suatu gaya yang cukup kuat yang sering kali tidak hanya berakibat total, tetapi berakibat multi organ. Untuk life saving prinsip dasar yaitu : airway, breath and circulation. 2. Semua Semua pata patah h tulan tulang g te terbu rbuka ka dalam dalam kasus kasus gawa gawatt darura daruratt Dengan terbukanya barier jaringan lunak maka patah tulang tersebut terancam untuk terjadinya infeksi seperti kita ketahui bahwa periode 6 jam sejak patah tulang tebuka luka yang terjadi masih dalam stadium kontaminsi (golden periode) dan setelah waktu tersebut luka berubah menjadi luka infeksi. Oleh karena itu penanganan patuah tulang terbuka harus dilakukan sebelum golden periode terlampaui agar sasaran akhir penanganan patah tulang terbuka, tercapai walaupun ditinjau dari segi prioritas penanganannya. Tulang secara primer menempati urutan prioritas ke 6. Sasaran akhir di maksud adalah mencegah sepsis, penyembuhan tulang, pulihnya fungsi. Pemb Pember eria ian n an anti tibi biot otik ikaa Mikroba yang ada dalam luka patah tulang terbuka sangat bervariasi tergantung dimana patah tulang ini terjadi. Pemberian antibiotika yang tepat sukar untuk ditentukan hany saja sebagai pemikiran dasar. Sebaliklnya antibiotika dengan spektrum luas untuk kuman gram positif maupun negatif. 4. Debr Debrid idem emen en dan dan irig irigas asii Debridemen untuk membuang semua jaringan mati pada darah patah terbuka baik berupa benda asing maupun jaringan lokal yang mati. Irigasi untuk mengurangi kepadatan kuman dengan cara mencuci luka dengan larutan fisiologis dalam jumlah banyak baik dengan tekanan maupun tanpa tekanan. “Di Intion is solution for polution” untuk mengetahui kualitas dari otot o tot hendaknya selalu di ingat 4 C : Contractibility, color, consistency, capacity to bleed. Kedua tindakan ini harus dilakukan sesempurna mungkin sebelum penanganan definitif. 3.
5.
Stabilisasi. Untuk penyembuhan luka dan tulang sangat diperlukan stabilisasi fragmen tulang, cara stabilisasi tulang tergantung pada derajat patah tulang terbukanya dan fasilitas yang ada. Pada derajat 1 dan 2 dapat dipertimbangkan pemasangan fiksasi dalam secara primer. Untuk derajat 3 dianjurkan pemasangan fiksasi luar. Stabilisasi ini harus sempurna agar dapat segera dilakukan langkah awal dari rahabilitasi penderita. 6. Penutup llu uka Penutup luka primer dapat dipertimbangkan pada patah tulang derajat 1 dan 2 tidak dianjurkan penutupan luka primer. Hanya saja kalau memungkinkan tulang yang nampak diusahakan ditutup dengan jaringan lunak (otot) untuk memperkuat hidupnya. 7. Reha Rehabi billitasi asi Di Dini ni Perlu dilaksanakan sebab dengan demikian maka keadaan umum penderita akan jadi sangat baik dan fungsi anggota gerak di harapkan kembali secara normal. (Pedoman diagnosis dan terapi, UPF, 1994: 133) b. Patah tulang tertutup 1. Pert Pertol olon onga gan n darur darurat at (Emergency) Pemasangan bidal (splint) a. Menceg Mencegah ah kerusa kerusakan kan jaring jaringan an lebih lebih lan lanjut jut.. b. Mengurangi rasa nyeri. c. Meneka Menekan n kemun kemungki gkinan nan terjad terjadiny inyaa embol embolii dan dan syok. syok. d. Memudah Memudahkan kan transp transport ortasi asi dan pengamb pengambil ilan an foto. foto. 2. Peng Pengob obat atan an def definit nitif Repos osiisi se secara te tertutup a. Manipulasi Manipulasi secara tertutup tertutup untuk untuk mereposi mereposisi si terbatas terbatas hanya pada pada patah patah tulang tulang tertentu. tertentu. b. Traksi dengan melakukan tarikan pada ekstremitas bagian distal. Imobilisasi a. b. -
-
Gi Gips ps (P (Pla last ster er of paris paris ca cast stis is)) Traksi secara kontinue : traksi kulit, traksi ttulang. ulang. Repos osiisi secara tteerbuka Melakukan reposisi dengan operasi kemudian melakukan imobilisasi dengan menggunakan fiksasi interna yang dapat berupa plat, pen dan kawat. Rehabilitas asii Tujuan umum Memp Memper erta taha hanka nkan n ruan ruang g gera gerak k sendi sendi.. Mempertahankan kekuatan otot. Memper Mempercep cepat at proses proses penyemb penyembuhan uhan fraktu fraktur. r. Memper Mempercep cepat at peng pengamb ambila ilan n fung fungsi si pender penderita ita Latihan terdiri dari Memp Memper erta taha hank nkan an ruan ruang g ge gera rak k sen sendi di..
-
Latihan ot otot. Latihan berjalan
3. a. b. c. d.
(Pedoman diagnosis dan terapi, UPF, 1994: 138) KOMPLIKASI o Dini (early) o Lanjut (late) o Bisa dianbatkan oleh traumanya sendiri (initial injury) atau akibat tibdakan kita (pengobatan) / iatrogenik. Komplikasi karena trauma / initial injury Dini : A. Lokal 1:. Kulit : Nekrosis Trombosis vena : 2. Sendi Infeksi akibat fraktur terbuka
3. Tulang Lanjutan : A. Lokal
: Sendi
Tulang
:
Osteomelitis Nekrosis aveskuler
: Kaki sendi Degenerasi sendi : Gangguan proses penyembuhan
“malunion delayed union, non
Otot
B. Komplikasi jauh
Komplikasi akibat pengobatan iatrogenik 1. Kuli ulit : kar karen enaa ttek ekan anan an 2.
3. 4. 5.
Vaskular
Saraf Sendi Tulang
: union” Gangguan pertumbuhan Post traumatic myositis ossificans
: Tenal calculi
: Bed sores / dekubitus Cast sores : Traksi yang berlebihan Volkmann’s ischemia : Gangren : Traksi yang berlebihan : Infeksi (septic arthritis) Osteomielitis
Pencegahan / pengobatan komplikasi iatrogenik “Bed Sores” Dengan melakukan perubahan posisi pada waktu “tertentu dan memberikan latihan” selama dirawat diatas tempat tidur. “Cast Sores” Tekanan pada waktu memasang gips tidak boleh terlalu erat, cukup gips diluncurkan diatas permukaan kulit, pada tempay “yang rawan”. Pemasangan “padding” (bantalan) yang dapat berupa kapas untuk 10 hari pertama dan kaos / stockineete untuk selanjutnya.
Traksi : berat bandul harus diberikan sesuai dengan berat badan masing-masing penderita. Volkman’s ischemic : 1. Gips sirkuler sirkuler yang yang menjepit menjepit atau “bandage” “bandage” segera dilepaskan dilepaskan sama sama sekali sekali / penjepitan penjepitan dibebaskan. 2. Posi Posisi si ekstremi ekstremitas tas terutam terutamaa sekitar sekitar sendi sendi yang mengalam mengalamii distorsi distorsi harus harus diperbai diperbaiki ki atau sendi sendi yang dalam keadaan fleksi harus diekstensika. Bila akibat traksi maka beban traksi harus dikurangi. 3. bila ha hal-hal l-hal tersebut tersebut masih masih belum belum ada perbaikan perbaikan,, maka dilakuka dilakukan n fasiotomi fasiotomi atau atau bila bila dalam waktu 30 menit tidak ada perbaikan dilakukan eksplorasi secara pembedahan.
VI. a. b.
Pemeri Pemeriksa ksaan an Penunjan Penunjang g Pemeri Pemeriksa ksaan an radiolo radiologi gi untuk untuk memast memastika ikan n daerah daerah fraktur fraktur dengan. dengan. 2 arah arah (an (ante tero ro-p -pos oste teri rior or dan dan lat later eral al). ). 2 waktu waktu yang yang berbeda berbeda (saat (saat sete setelah lah trau trauma ma dari dari 10 10 hari hari setel setelah ah traum trauma). a). 2 sendi sendi : sendi sendi proksi proksimal mal dan dan dist distal al dari dari frak fraktur tur haru haruss terli terlihat hat pada pada fil film. m. 2 ekstrem ekstremit itas as : sebagai sebagai pemb pemband anding ing,, bila gari gariss fraktur fraktur mera meraguka gukan n terutam terutamaa pada anak-a anak-anak nak.. Pemeriksaan laboratorium (Pedoman diagnosis dan terapi, UPF, 1994: 137) TRAKSI Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin Metode Pemasangan traksi: Traksi Manual Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency. Dilakukan dengan menarik bagian tubuh. Traksi Mekanik Ada dua macam, yaitu : 1. Traks ksii Ku Kulit
Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips. 2. Tr Trak aksi si Sk Skel elet etal al
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal. KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI
Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya : Mengurangi nyeri akibat spasme otot Memperbaiki dan mencegah deformitas Immobilisasi Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi). Mengencangkan pada perlekatannya. MACAM - MACAM TRAKSI 1. Trak Traksi si Pang Panggu gul l
Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak iliaka. 2. Traksi Traksi Ekst Ekstensi ension on (Buck (Buck’s ’s Exten Extentio tion) n)
Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot. 3. Trak Traksi si Cer Cervi vika kal l
Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme. Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala. 4. Tr Trak aksi si Russ Russel ell’ l’ss
Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan. Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula. 5. Traks Traksii khus khusus us untu untuk k anak-a anak-anak nak
Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.
PENGKAJIAN
1. Riwa Riwaya yatt kep keper eraw awat atan an a. Ri Riwa waya yatt Perja Perjala lana nan n pe penya nyaki kitt Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan
Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma
Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak dll Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan Kehilangan fungsi Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosis b. Riwayat pengobatan sebelumnya Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam jangka waktu lama
Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada wanita Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir c. Proses Proses pertol pertolonga ongan n pert pertama ama yang yang dilak dilakuka ukan n Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan diatas/di bawah tulang yang fraktur sebelum dipindahkan Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema
2. Peme Pemeri riks ksaa aan n fisi fisik k a. Meng Mengid iden enti tifi fikas kasii tip tipee fra frakt ktur ur b. Inspeksi daerah mana yang terkena - Def Deformi ormittas yang yang nam nampak pak jela jelass c.
Edem Edema, a, ekimo ekimosi siss se seki kita tarr loka lokasi si ce cede dera ra Laserasi Perubahan warna kulit Kehi Kehila lang ngan an fun fungs gsii daer daerah ah yan yang g cide cidera ra Palpasi Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran Krepitasi Nadi, dingin Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur
V. ASUHAN KEPERAWATAN Proses keperawatan adalah penerapan pemecahan masalah keperawatan secara ilmiah yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah klien, merencanakan secara sistematis dan melaksanakannya serta mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (Nasrul Effendy, 1995 : 2-3) Adapun tahapan dalam proses keperawatan antara lain : 1. Pengkajian Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi / data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalahmasalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. (Nasrul Effendy, 1995 : 18) a.
Peng Pengum umpu pullan Data. Meliputi
1.
Identi ntitas Kl Klien Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, kebangsaan, suku, pendidikan, no register, diagnosa medis. 2. Keluhan Utama Biasanya klien dengan fraktur akan mengalami nyeri saat beraktivitas / mobilisasi pada daerah fraktur tersebut. 3. Riwayat Pe Peny nyaakit - Riwaya Riwayatt Penyakit Penyakit Sekara Sekarang. ng. Pada klien fraktur / patah tulang dapat disebabkan oleh trauma / kecelakaan, degeneratif dan pathologis yang didahului dengan perdarahan, kerusakan jaringan sekitar yang mengakibatkan nyeri, bengkak, kebiruan, pucat / perubahan warna kulit dan kesemutan. - Riwaya Riwayatt Penyaki Penyakitt Dahu Dahulu. lu. Pada klien fraktur pernah mengalami kejadian patah tulang atau tidak sebelumnya dan ada / tidaknya klien mengalami pembedahan perbaikan dan pernah menderita osteoporosis sebelumnya. - Riwaya Riwayatt Penyakit Penyakit Keluar Keluarga. ga. Pada keluarga klien ada / tidak yang menderita osteoporosis, arthritis dan tuberkolosis atau penyakit lain yang sifatnya menurun dan menular.
4. Po Pola la-p -pol olaa Fu Fungs ngsii Kese Keseha hata tan. n. - Pola resepsi resepsi dan tata tata laksana laksana hidup sehat. sehat. Pada fraktur akan mengalami perubahan dan gangguan pada personal hiegene, misalnya kebiasaan mandi, gosok gigi, mencuci rambut, ganti pakaian, BAK dan BAB serta berolahraga sehingga dapat menimbulkan masalah perawatan diri. - Po Pola la elim elimin inas asii Kebiasaan miksi dan defekasi sehari-hari, kesulitan waktu defekasi, dikarenakan imubilisasi, fases warna kuning dan konsistensi defekasi padat . Pada miksi klien tidak mengalami gangguan, warna urin jernih, buang air kecil 3 – 4 x/hari. - Pola nutrisi nutrisi dan metabol metabolisme isme Pada umumnya tidak akan mengalami gangguan penurunan nafsu makan, meskipun menu berubah misalnya makan di rumah gizi tetap sama sedangkan di rumah sakit disesuaikan dengan penyakit dan diet klein. - Pola Pola aktivit aktivitas as dan lati latihan han Aktivitas dan latihan mengalami perubahan / gangguan dari fraktur femur sehingga kebutuhan perlu dibantu baik oleh perawat atau keluarga, misalnya kebutuhan sehari-hari, mandi, BAB, BAK dilakukan diatas tempat tidur. - Pola Pola penanggul penanggulanga angan n stres stres Masalah fraktur femur dapat menjadi stres tersendiri bagi klien. Dalam hal ini pola penanggulangan stress sangat tergantung pada sistem mekanisme klien itu sendiri misalnya misalnya pergi kerumah sakit untuk dilakukan perawatan / pemasangan traksi. - Pola Pola sensori sensori dan dan kognitif kognitif Nyeri yang disebabkan oleh fraktur femur adanya kerusakan jaringan lunak serta tulang yang parah dan hilangnnya darah serta cairan seluler ke dalam jaringan. Hal ini yang menyebabkan
gangguan sensori sedangkan pada pola kognitif atau cara berfikir klien tidak mengalami gangguan jiwa. - Pola Pola hubu hubungan ngan peran peran Pola hubungan dan peran akan mengalami gangguan, jika klien sebagai kepala rumah tangga / menjadi tulang punggung keluarga.
- Pola Pola perse persepsi psi diri diri Pada fraktur femur akan mengalami gangguan konsep diri karena terjadi perubahan cara berjalan akibat kecelakaan yang menyebabkan patah tulang dan klien takut cacat seumur hidup / tidak dapat kembali bekerja. - Pola Pola reprodu reproduksi ksi dan dan seksual seksual Bila klien sudah berkeluarga dan mempunyai anak maka akan mengalami pola seksual dan reproduksi, jika klien belum berkeluarga klein tidak akan mengalami gangguan. - Pola Pola tidur tidur dan dan istira istirahat hat Kebiasaan pola tidur dan istirahat mengalami gangguan yang disebabkan oleh nyeri, misalnya nyeri akibat fraktur. - Pola tata nilai dan kepercay kepercayaan aan Pada fraktur terutama fraktur femur akan mengalami perubahan / gangguan dalam menjalankan sholat dengan cara duduk dan dilakukan diatas tempat tidur. 5. Peme Pemerriksaa ksaan n Fis Fisik a. Keadaan Um Umum Meliputi keadaan sakit pasien, tingakat kesadaran dan tanda-tanda vital b. Pemeriksaan Sistem Integumen. Tidak ada perubahan yang menonjol pada sistem integumen seperti warna kulit, adanya jaringan parut / lesi, tekstur kulit kasar dan suhu kulit hangat serta serta kulit kotor. c. Pe Peme meri riks ksaa aan n Kepa Kepala la Dan Dan Lehe Leher. r. Tidak ada perubahan yang menonjol pada kepala dan leher seperti warna rambut, mudah rontok, kebersihan kepala, alupeaus, keadaaan mata, pemeriksaan takanan bola mata (TIO), pemeriksaan visus, adanya massa pada telinga, kebersihan telinga, adanya serumen, kebersihan hidung, adanya mulut dan gigi, mulut bau adanya pembengkakan pada leher, pembesaran kelenjar linfe atau tiroid. d.
e.
Pe Peme meri riks ksaa aan n Sis Siste tem m Res Respi pira rasi si.. Tidak ada perubahan yang menonjol seperti bentuk dada ada tidaknya sesak nafas, sura tambahan, pernafasan cuping hidung.
Pe Peme meri riks ksaa aan n Kord Kordio iova vask skul uler er.. Klien fraktur mengalami denyut nadi meningakat terjadi respon nyeri dan kecemasan, ada tidaknya hipertensi, tachikardi perfusi jaringan dan perdarahan akiobat trauma. f. Pe Peme meri riks ksaa aan n Sis Siste tem m Gas Gastr tro o Int Intes esti tina nal. l. Tidak ada perubahan yang menonjol seperti nafsu makan tetap, peristaltik usus, mual, muntah, kembung. g. Pe Peme meri riks ksaa aan n Sistem Sistem Ganit Ganitour ourin inar aria ia..
Tidak ada perubahan yang menonjol seperti produksi urin, warna urin, apakah ada hematovia / tidak, adakah disuria, kebersihan genital. h. Pe Peme meri riks ksaa aan n Sistem Sistem Musku Muskusl sluk ukel elet etal al.. Terdapat fraktur, yeri gerak, kekakuan sendi, bagaimana tinus ototnya ada tidaknya atropi dan keterbatasan gerak, adanya karepitus. i. Pe Peme meri riks ksaa aan n Sist Sistem em Endo Endokr krin in.. Tidak ada perubahan yang menojol seperti ada tidaknya pembesaran thyroid / struma serta pembesaran kelenjar limfe. j. Pemeriksaan Sistem Persyarafan. Ada tidaknya hemiplegi, pavaplegi dan bagaimana reflek patellanya. b.
Analisa Data Analisa data adalah kemampuan meningkatkan data dan menghubungkan tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk menbuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan kepereawatan pasien. (Nasrul Effendy, 1995 : 24)
c.
Diag Diagno nosa sa Ke Kepe pera rawa wata tan n Tahap akhir dari pengkajian adalah merumuskan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan merupakan pernyatan / kesimpulan yang diambil dari pengkajian tentang status kesehatan klien / pasien. (Nasrul Effendy, 1995 : 26) Berdasarkan analisa data, dirumuskan suatu diagnosa keperawatan kepe rawatan sesuai dengan prioritasnya yaitu sebagai berikut :
NURSING PLANING N O 1.
DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN Resiko te terjadinya syok s/ s/d INDENPENDEN: perdarahan yg banyak a)Observasi tanda-tanda vital.
RASIONALISASI
a)Untuk mengetahui tanda-tanda
syok se-menentukan dini mungkin tindak an b)Mengkaji sumber, lokasi, dan b)Untuk banyak- nya per darahan c)Untuk mengurangi per darah darahan an c)Memberikan posisi supinasi dan men- cegah kekurangan darah ke otak. d)Untuk mencegah ke- kurangan d)Memberikan banyak cairan cairan (minum) (mengganti cairan yang hilang) KOLABORASI: a)Pemberian cairan per infus b)Pemberian obat koa-gulan sia e)Pemberian cairan per-infus. f) Membantu Membantu proses pem-bekuan (vit.K, Adona) dan penghentian perdarahan dgn fiksasi. darah dan untuk menghentikan perda-rahan. c)Pemeriksaan laborato- rium (Hb, Ht) g)Untuk mengetahui ka-dar Hb, Ht apakah perlu transfusi atau tidak. 2. Gangguan rasa nyaman: INDEPENDEN: Nyeri s/d perubahan a) Mengkaji karakteris- tik tik a) Untuk mengetahui tingkat rasa fragmen tulang, luka pada nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri sehingga dapat me jaringan lunak, nyeri dengan meng- gunakan nentukan jenis tindak annya. pemasangan back slab, skala nyeri (0-10) Peni ning ngkat katan an vena vena retu return rn,, stress, dan cemas c) Berika Berikan n sokong sokongan an (su (supp ppor ort) t) c) Pe menurunkan edem, dan me b) empertahankan im pada ektremitas yang luka. ngurangi nyeri. mobilisasi (back b) encegah pergeser- an tulang slab) dan pe- nekanan pada jaringan yang luka. d) Menjel Menjelask askan an seluruh seluruh pro prose sedu durrd) Untuk mempersiap- kan mental di atas serta agar pasien berpartisipasi pada setiap tindakan yang akan dilakukan. KOLABORASI: e) Pe Pemb mber eria ian n obat obat-o -obat batan an e) Meng Mengur uran angi gi ra rasa sa nyer nyerii analgesik 3.
Potensial infe nfeksi sehubungan dengan luka luka
INDEPENDEN: a) Kaji Kaji kead keadaa aan n luk lukaa (kontinuitaas)
Untuk mengetahui tanda-tanda
terbuka.
dari kulit) terhadap ada- nya: edema, rubor, kalor, dolor, fungsi laesa. b) Anjurkan pasien untuk tidak b) memegang bagian yang luka. c) Merawat luka dengan c) menggunakan tehnik aseptik d) Mewaspadai adanya keluhan d) nyeri men- dadak, keterbatasan gerak, edema lokal, eritema pada daerah luka.
infeksi.
Meminimalkan terjadinya kontaminasi. Mencegah kontami- nasi dan kemungkin- an infeksi silang. Merupakan indikasi adanya osteomilitis.
K OLABORASI: a) Pemeriksaan darah : leokosit a)
Lekosit yang me- ningkat artinya sudah terjadi proses infeksi b) Pemberian obat-obatan : antibiotika da dan TT (Toksoid b) Untuk mencegah ke- lanjutan terjadinya infeksi. dan pencegah Tetanus) c) Persiapan untuk operasi sesuai an tetanus. indikasi
4.
Gangguan aktivitas sehubungan dengan a) kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi. b)
Mempercepat luka proses c) penyembuhan dan dan penyegahan peningkatan infeksi.
INDEPENDEN: Kaji Ka ji tin tingk gkat at imim- mob mobil ilis isas asii a) yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang immobilisasi ter- sebut. Mendorong parti- sipasi dalamb) aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca kora, dll ).
Pasien akan mem- batasi gerak karena salah persepsi (persepsi tidak pro- posional) Memberikan ke- sempatan untuk me- ngeluarkan energi, memusatkan per- hatian, meningkatkan perasaan
mengontrol diri pasien dan membantu dalam mengurangi isolasi sosial. c) Meningkatkan aliran darah ke Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan c) otot dan tulang untuk meaktif pada yang cedera maupun ningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas yang tidak. sendi, men- cegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang d) tidak digunakan. Membantu pasien dalam perawatan diri Meningkatkan ke- kuatan dan d) sirkulasi otot, meningkatkan pasien dalam me- ngontrol situasi, me- ningkatkan kemauan e) Auskultasi bising usus,
pasien untuk sembuh. monitor kebiasa an eliminasi dan menganjurkan agar b.a.b. e) Bedrest, penggunaan analgetika dan pe- rubahan diit dapat teratur. menyebabkan penurunan peristaltik usus dan konstipasi. f) Memberikan diit tinggi protein , vitamin , dan mi- f) Mempercepat proses penyembuhan, mencegah neral. penurunan BB, karena pada immobilisasi biasanya terjadi penurunan BB (20 - 30 lb). Catatan : Untuk sudah dilakukan traksi. K OLABORASI : a) Konsul dengan bagi- an fisioterapi 5.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa,) dan pengo- batan sehubungan dengan kesalahan da dalam pe peb) nafsiran, tidak familier dengan sumber informasi.
a) Untuk menentukan program latihan.
INDEPENDEN: Menjelaskan tentang kelainana) yang muncul prognosa, dan harap- an yang akan datang. Memberikan dukung an caracara mobili- sasi dan ambulasib) sebagaimana yang dianjurkan oleh bagi- an fisioterapi.
c) Memilah-milah aktif- itas yang bisa mandiri dan yang harus dibantu.
Pasien mengetahui kondisi saat ini dan hari depan sehingga pasien dapat menentu kan pilihan. Sebagian besar fraktur memerlukan penopang dan fiksasi selama proses penyembuhan sehingga keterlambatan pe- nyembuhan disebab- kan oleh penggunaan alat bantu yang kurang tepat. c) Mengorganisasikan kegiatan yang diperlu kan dan siapa yang
d) umum Mengidentifikasi pe-seperti layanan yang tersedia team rehabilitasi, perawat keluarga (home care) d) e) Mendiskusikan tentang perawatan lanjutan.
perlu menolongnya. (apakah fisioterapi, perawat atau keluarga). Membantu meng- fasilitaskan perawa- tan mandiri memberi support untuk man- diri.
e) Penye Penyemb mbuha uhan n frakt fraktur ur tul tulang ang kemungkinan lama (kurang lebih 1 tahun) sehingga perlu disiapkan untuk perencanaan perawatan lanjutan dan pasien koopratif.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR Dasar 1. Pengerti Pengertian an
F r a k t u r a t a u p a t a h t u l a n g a d a l a h t e r p u t u s n y a k o n t
inuitas jaringa inuitas jaringan n tulang tulang dan atau atau tulang tulang rawan rawan yang umumnya umumnya disebab disebabkan kan oleh rudapaksa rudapaksa (Mansjoer, 2000). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare, 2001). Sedangkan Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang terbesar dan terkuat pada tubuh (Brooker, 2001) 2. Etiologi Etiologi Smeltzer & Bare (2001) menyebutkan penyebab fraktur adalah dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a. Ci Cide dera ra Trau Trauma mati tik k Cidera traumatic pada tulang dapat di sebakan oleh : 1) Cedera Cedera langs langsun ung g beart beartii puku pukulan lan langsu langsung ng terha terhada dap p tulan tulang g sehin sehingg gga a tu tulan lang g pa patah tah se secar cara a spontan spo ntan.. Pemukul Pemukulan an biasany biasanya a menyeb menyebabka abkan n fraktur fraktur melinta melintangd ngdan an kerusaka kerusakan n pada pada kulit kulit diatasnya. 2) Cedera tidak langsung langsung bearti pukulan langsung langsung berada jauh dari lokas lokasii benturan. 3) Fraktur yang disebabkan disebabkan kontraksi kontraksi keras yang mendadak mendadak dari otot otot yang kuat. b.
Fr Frak aktu turr Pato Patolo logi gik k Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan berikut : 1) Tumor tulang tulang (jinak atau ganas): ganas): pertumbuhan pertumbuhan jaringan baru yang yang tidak terkendali terkendali dan progesif. 2) Infeksi seperti seperti osteomielitis osteomielitis : dapat dapat terjadi sebagai sebagai akibat akibat infeksi infeksi akut atau dapat timbul timbul sebagai sebagai salah satu proses yang progesif, lambat dan nyeri. 3) Rakhi Rakhitis tis : suatu suatu peny penyaki akitt tul tulan ang g ya yang ng diseba disebabk bkan an oleh oleh defisie defisiens nsii Vitam Vitamin in D ya yang ng mempengaru mempen garuhi hi semua semua jaringan jaringan skelet skelet lain, lain, biasanya biasanya disebab disebabkan kan oleh oleh defisie defisiensi nsi diet, diet, tetapi tetapi kadang-kadang kadang -kadang dapat disebabkan oleh kegagalan absorbs Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.
c.
Se Secar cara a sp spon ontan tan : diseb disebak akan an oleh stres stress s tul tulan ang g ya yang ng terus terus mene menerus rus misaln misalnya ya pada pada penyak penyakit it polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.
3.
Patof Patofisi isiolo ologi gi
Patofisiologi fraktur adalah jika tulang mengalami fraktur, maka periosteum, pembuluh darah di korteks, marrow dan jaringan disekitarnya rusak. Terjadi pendarahan dan kerusakan jaringan di ujung tulang. Terbentuklah hematoma di canal medulla. Pembuluh-pembuluh kapiler dan jaringan ikat tumbuh ke dalamnya., dalamnya., menyerap hematoma tersebut, tersebut, dan menggantikannya menggantikannya.. Jari Jaring ngan an ik ikat at be beri risi si selsel-se sell tula tulang ng (ost (osteo eobl blas ast) t) yang yang be bera rasa sall da dari ri pe peri rios oste teum um.. Sel Sel in inii meng me ngha hasil silkan kan enda endapa pan n garam garam ka kalsi lsium um dalam dalam jarin jaringa gan n ikat ikat ya yang ng di sebut sebut ca callu llus. s. Callu Callus s kemudian secara bertahap dibentuk menjadi profil tulang melalui pengeluaran kelebihannya oleh osteoclast yaitu sel yang melarutkan tulang (Smelter & Bare, 2001). Pada permulaan akan terjadi pendarahan disekitar patah tulang, yang disebabkan oleh terpu terputus tusny nya a pembu pembuluh luh darah darah pada pada tulan tulang g dan dan perio periost, st, fas fase e ini diseb disebut ut fa fase se he hemat matoma oma.. Hematom Hem atoma a ini kemudian kemudian akan menjadi menjadi medium medium pertumbu pertumbuhan han sel jaringa jaringan n fibrosis fibrosis dengan dengan kapiler didalamnya. Jaringan ini yang menyebabkan fragmen tulang-tulang saling menempel, fase ini disebut fase jaringan fibrosis dan jaringan yang menempelkan fragmen patah tulang tersebut dinamakan kalus fibrosa. Kedalam hematoma dan jaringan fibrosis ini kemudianjuga tumbuh tumb uh sel jaringa jaringan n mesenkin mesenkin yang bersifat bersifat osteogeni osteogenik. k. Sel ini akan akan berubah berubah menjadi sel kondroblast yang membentuk kondroid yang merupakan bahan dasar tulang rawan. Kondroid dan osteoid ini mula-mula tidak mengandung kalsium hingga tidak terlihat foto rontgen. Pada tahap selanjutnya terjadi penulangan atau osifikasi. Kesemuanya ini menyebabkan kalus fibrosa berubah menjadi kalus tulang.
4. Tan and da da dan Gej Gejal ala a
Adapun tanda dan dan gejala dari fraktur fraktur menurut Smeltzer Smeltzer & Bare (2001) (2001) antara lain: a. Deform formiitas tas Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya perubahan keseimbangan dan kontur terjadi seperti : 1) Rotasi pemende pemendekan kan tulang tulang 2) Peneka Penekanan nan tulang tulang b. Bengkak Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur c.Ekimosis dari perdarahan subculaneous d. Spasme otot, spasme involunters dekat fraktur e. Tenderness f.
Nyeri mungkin disebabkan oleh spame otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
g. Kehilangan sensani (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/ perdarahan). h. Per Perger geraka akan n abn abnorm ormal al i.
Shock Sho ck hipov hipovole olemik mik hasi hasill dari hila hilangn ngnya ya darah darah
j.
Krepitasi
5. Pen Penata atalak laksan sanaan aan Med Medis is
Proses pen Proses penyemb yembuha uhan n dapat dapat dibantu dibantu oleh aliran darah darah yang baik dan stabilitas stabilitas ujung ujung patahan tulang sedangkan tujuan penanganan pada fraktur femur adalah menjaga paha tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. Adapun Adapu n prinsip penangan penanganan an fraktur menurut Smeltzer Smeltzer & Bare Bare (2001) (2001) meliputi :
Penyambungan kembali tulang penting dilakukan agar posisi dan rentang gerak normal pulih. Sebagia Seb agian n besar besar reduksi reduksi dapat dapat dilakuka dilakukan n tanpa tanpa inte interven rvensi si bedah bedah (reduksi (reduksi tertutup tertutup). ). Pada Pada ke keba banya nyaka kan n kasus kasus reduks reduksii tertu tertutu tup p dilaku dilakuka kan n deng dengan an meng mengemb embal alika ikan n fragm fragmen en tulan tulang g keposisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual. Dan apabila diperlukan tindakan bedah (reduksi terbuka) dengan pendekatan bedah fragmen tulang di reduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, skrup, plat, paku atau batangan logam da dapa patt di digu guna naka kan n un untu tuk k memp memper erta taha hank nkan an frag fragme men n tu tula lang ng da dala lam m po posi sisi siny nya a samp sampai ai penyembuhan tulang yang sulit terjadi. Alat ini dapat diletakkan di sisi tulang atau dipasang melal me lalui ui fragm fragmen en tul tulan ang g atau atau langsu langsung ng ke keron rongg gga a su sum m sum tulan tulang. g. Alat Alat terseb tersebut ut menjag menjaga a aproksimasi dan fiksasi yang kuat bagi fragmen tulang. b b..
Imobilisasi Fraktur Setelah fraktur di reduksi, fraktur tulang harus di imobilisasi, atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajarannya yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, atau fiksator eksterna. Implant logam dapat digunakan untuk fiksasi interna yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur. c. Fis Fisiot iotera erapi pi dan dan mobili mobilisas sasii Fisioterapi dilakukan untuk mempertahankan supaya otot tidak mengecil dan setelah fraktur mulaii sembuh mula sembuh mobilisa mobilisasi si sendi sendi dapat dapat dimulai dimulai sampai sampai ekstremit ekstremitas as betul betul betul betul telah telah kembali kembali normal. Anal alge geti tik k d. An Diberikan untuk mengurangi rasa sakit yang timbul akibat trauma. Nyeri yang timbul dapat menyebabkan pasien gelisah sampai dengan shock yang biasanya di kenal dengan shock analgetik.
6. Komplika Komplikasi si Adapun komplikasi dari dari fraktur (Smeltzer (Smeltzer & Bare, Bare, 2001) 2001) yaitu : a. Komplik Komplikasi asi segera segera (immedia (immediate) te) Komplikasi yang terjadi segera setelah fraktur antara lain syok neurogenik, kerusakan organ, kerusakan syaraf, injuri atau perlukaan kulit.
1. Early Early Compli Complicati cation on Dapat terjadi seperti : osteomelitis, emboli, nekrosis, dan syndrome compartemen 2. Late Late Compl Complica icatio tion n Sedangkan komplikasi lanjut yang dapat terjadi antara lain stiffnes (kaku sendi), degenerasi sendi, penyembuhan tulang terganggu (malunion) 7. Pemeriksaan diagnostic Menurut Doenges, Moorhouse & Geissler (1999) pemeriksaan diagnostic pada pasien fraktur adalah sebagai berikut : 1.
Pemeriks Pemeriksaan aan sinar-X sinar-X untuk untuk membukti membuktikan kan frakt fraktur ur tulang tulang
2. Scan tulang tulang untuk untuk membuk membuktika tikan n adanya adanya fraktur fraktur stress. stress. Keperawatan B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dari seluruh dampak masalah di atas, maka diperlukan suatu asuhan keperawatan yang komprehensif. Dengan demikian pola asuhan keperawatan yang tepat adalah melalui proses perawata pera watan n yang yang dimulai dimulai dari pen pengka gkajian jian yang diambil adalah adalah merupak merupakan an respon respon klien, klien, baik baik respo res pon n biops biopsiko ikosos sosial ial maupu maupun n sp spiri iritu tual, al, ke kemud mudian ian diteta ditetapk pkan an suatu suatu renca rencana na tin tinda dakan kan perawatan untuk menuntun tindakan perawatan. Dan untuk menilai keadaan klien, diperlukan suatu evaluasi yang merujuk pada tujuan rencana keperawatan.
1. Pengkaj Pengkajian ian Pengka Peng kaji jian an ad adal alah ah lang langka kah h aw awal al da dari ri ta taha hapa pan n kepe kepera rawa wata tan n pe peng ngka kaji jian an ha haru rus s memperhatikan data-data pasien. Informasi yang didapat dari pasien (data primer), data yang di dapat dari orang lain keluarga dan orang terdekat (data skunder), catatan kesehatan lain, in infor formas masii atau atau la lapo poran ran labo labotar tarium ium,, tes diag diagno nosti stic, c, an angg ggota ota tim ke keseh sehata atan n merup merupak akan an pengkajian data dasar (Hidayat, 2001) Pengkajian pasien fraktur menurut Doenges, et al (1999) meliputi: a.
Aktivitas/istirahat
Tanda : keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera atau terjadi secara sekunder, dari pembengkakan jaringan, nyeri). b.
Sirkulasi
Tanda : hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri atau ansietas) atau hipotensi di karenakan kehilangan darah, takikardia (respon stress, hipovolemia), penurunan atau tak ada nadi pada bagian distal yang cedera, pengisian kapiler yang lambat, pucat pada bagian yang terkena. c. 1) 2)
Neurosensori
Gejala Gejala : hilang hilang geraka gerakan n atau atau sensasi sensasi,, spasme spasme otot, otot, kebas kebas atau atau kesemut kesemutan an (paraste (parastesis) sis) Ta Tand nda a : Defor Deformit mitas as local, local, angu angula lasi si abno abnorma rmal, l, pemend pemendek ekan an,, rotasi rotasi,, krepit krepitas asii (buny (bunyii be berde rderit rit), ), sp spasm asme e ot otot ot terlih terlihat at kelem kelemah ahan an/hi /hilan lang g fung fungsi, si, ag agita itasi si mungk mungkin in be berhu rhubu bung ngan an de deng ngan an nyeri/ansietas atau trauma lain. d.
Nyeri/kenyamanan
Gejala Geja la : ny nyer erii bera beratt ti tiba ba-t -tib iba a pada pada sa saat at ce cede dera ra (mun (mungk gkin in te terl rlok okal alis isas asii pa pada da ar area ea jaringan/kerusaka jaringan /kerusakan n tulang dapat berkurang pada imobilisasi), tak ada nyeri akibat kerusakan syaraf, spasme/kram otot (setelah imobilisasi) e.
Integritas eg ego
1) Gejala : perasaan perasaan cemas, takut, marah marah,, apatis, factor-faktor factor-faktor stres multiple, misalnya misalnya masalah financial 2) Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan peningkatan ketegangan/peka ketegangan/peka rangsang, rangsang, stimulasi simpatis f. 1)
Keamanan Gejal Gejala a : alergi alergi/se /sensi nsitiv tivita itas s terha terhada dap p obat, obat, mak makan anan an,, pleste plester, r, da dan n laruta larutan, n, defisie defisiensi nsi imun
(pen (pening ingkata katan n resiko resi ko infeksi infehipertermi ksi sistemik sistemik dan penund penundaan penyemb penyembuha n), transfuse munnculn munnculnya ya kanker, kanatau ker, riwayat keluarga tentang malignant/rea malignant/reaksi ksiaan anastesi dan uhan), riwayat darah reaksi transfuse 2) g.
Tanda Tanda : muncu munculnya lnya proses proses infeks infeksii yang yang melela melelahkan hkan,, demam demam Pernafasan
Gejala : infeksi, kondisi batuk yang kronis, merokok h.
Makanan
Gejala: insufisiensi pancreas/DM (predisposisi untuk hipoglikemia atau ketoasidosis, ketoasidosis, malnutrisi termasu term asuk k obesita obesitas), s), membran membrane e mukosa mukosa yang yang kering kering (pembata (pembatasan san pemasuka pemasukan n atau atau periode periode puasa pra operasi)
i.
Penyuluhan
Gejala : lingkungan cidera, aktivitas perawatan diri, dan perawatan dirumah. 2. Diagn Diagnosa osa Kepe Keperaw rawat atan an Diagnosa Diagnos a keperawatan keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentyang masalah pa pasi sien en da dan n pe perk rkem emba bang ngan anny nya a yang yang dapa dapatt dipe dipeca cahk hkan an at atau au diub diubah ah mela melalu luii tind tindak akan an keperawatan (Zaidin, 2001). Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan fraktur menurut Doenges et al (1999) meliputi : a.Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/imobilisasi, stress ansietas. b.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, kerusakan sirkulasi, penurunan sensasi di buktikan oleh terdapatnya luka/ulserasi, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotis. c. Gangguan Gangguan musculoskeletal, musculoskeletal, terapi pembatasan aktivitas dan penurunan penurunan kekuatan d.Resiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respon inflamasi tekanan, prosedur invasive dan jalur penusukan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan. e.Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/ mengingat, salah interpretasi informasi. f. Resiko tinggi terhad terhadap ap trauma berhubungan berhubungan denga dengan n kehilangan itegritas itegritas tulang (fraktur) g.Resiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah, cedera vaskuler langsung, edema berlebihan, pembentukan thrombus. h. Resiko tinggi terhadap kerusakan gas berhubungan dengan perubahan aliran darah/emboli lemak. 3. Pe Peren rencan canaa aan/I n/Inte nterve rvens nsii Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang di laksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnose keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhi kebutuhan klien (Zaidin, 2001). Intervensi keperawatan yang muncul pada pasien dengan fraktur menurut Doenges et al (1999) meliputi : a.
1)
Nyeri Nyeri berhub berhubung ungan an denga dengan n terputus terputusnya nya jarin jaringan gan,, gerakan gerakan fragm fragmen en tulang tulang,, edema edema dan dan cedera cedera pada jaringan, alat traksi/imobilisasi, stress ansietas. Tujuan : Nyeri dapat berkurang atau hilang
2)
Kri rite teri ria a hasi sill :
a)
Pasi sie en tampa mpak ten tenang
b)
Pasie Pasien n mela melapo porka rkan n nye nyeri ri berk berkura urang ng atau atau hila hilang ng
3)
Intervensi
a)
Lakuk Lakukan an pend pendeka ekatan tan pada pada kli klien en dan dan kel kelua uarga rga Rasional: hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif.
b)
Kaji Kaji tingkat tingkat inte intesita sitas, s, skala skala nyeri nyeri (0-10) (0-10) dan dan frekue frekuensi nsi nyeri nyeri menu menunju njukkan kkan skala skala nyeri nyeri..
c)
Pertaha Pertahahan hankan kan imobilisa imobilisasi si bagi bagian an yang yang sakit sakit d deng engan an tirah tirah baring. baring. Rasional: menghilangkan nyeri dan mengurangi kesalahan posisi tulang jaringan yang cedera.
d)
Je Jelas laskan kan pros prosed edur ur sebelu sebelum m mem memula ulaii seti setiap ap tinda tindaka kan. n. Rasional : memungkinkan pasien untuk siap secara mental untuk setiap aktifitas, juga berpartisipasi dalam mengontrol tingkat ketidaknyamanan.
e)
Dorong Dorong pasie pasien n untuk untuk men mendisk diskusik usikan an masa masalah lah sehu sehubun bungan gan dengan dengan cedera. cedera. Rasional : membantu untuk menghilangkan ansietas.
f)
Lakuk Lakukan an dan dan awa awasi si dal dalam am lat latiha ihan ng gera erak k akt aktif if ata atau u pa pasif sif.. Rasional : mempertahankan kekuatan otot yang sakit dan mempermudahkan dalam resolusi inflamasi pada jaringan yang cedera.
g)
Berikan Berikan tindaka tindakan n nyaman nyaman seperti seperti pijatan pijatan punggu punggung, ng, perub perubaha ahan n posisi. posisi. Rasional : meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan local dan kelelahan otot.
h)
Dorong Dorong pasien pasien dala dalam m menggun menggunakan akan tekni teknik k manajeme manajemen n stress, stress, sepert sepertii relaksas relaksasii napas napas dalam, dalam, imajinasi visualisasidan sentuhan terapeutik. Rasioanal : memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa control dan dapat meningkatkan kempuan koping dalam mananjemen nyeri.
i)
Kola Kolabo bora rasi si pem pembe beri rian an ana analg lges esik ik sesu sesuai ai ind indik ikas asi. i. Rasional : merupakan tindakan dependent perawatan, dimana analgesic berfungsi untuk memblok stimulus nyeri. b.
Kerusakan Kerusakan integritas integritas kulit berhubun berhubungan gan dengan tekanan, tekanan, kerusakan kerusakan sirkulasi, penurunan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapatnyaluka/ulserasi, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotis.
1) Tuju jua an : Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai. 2) Kriter Kriteria ia hasil hasil : a) b)
Meny Menyat atak akan an ke keti tida dakn knya yama man n hila hilang ng Menunju Menunjukkan kkan prila prilaku ku untuk untuk menceg mencegah ah ker kerusa usakan kan kulit kulit dan dan memudah memudahkan kan penyem penyembuh buhanse ansesua suaii indikasi.
3) In Inte terv rven ensi si a) Kaji kulit untuk untuk luka terbuka, terbuka, benda benda asing, asing, kemerahan, kemerahan, perdarahan perdarahan dan dan perubahan perubahan warna. warna. Rasioanal Rasioan al : memberik memberikan an informasi informasi tentang tentang sirkulasi sirkulasi kuli kulitt dan disebabkan oleh alat.
masalah masalah yang mungkin mungkin
b) Kaji kulit kulit dan identifikas identifikasii pada tahap tahap perkemban perkembangan gan luka. Rasional : mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah dalam melakukan tindakan yang tepat. c) Pantau Pantau pening peningkata katan n suhu suhu tubu tubuh h Rasional : suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai adanya proses peradangan d) Berikan perawatan perawatan luka dengan dengan teknik teknik aseptic, balut balut luka dengan kasa yang yang kering dan dan gunakan plester kertas. Rasional : teknik aseptic membantu dalam penyembuhan luka dan menncegah terjadinya infeksi. e) Jika pemulihan pemulihan tidak terjadi kolaborasi kolaborasi tindak lanjut misalnya debridemen debridementt Rasional : agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar pada area kulit yang normal lainnya. c.
1)
Gangguann mobilitas fisik nyeri/ketidaknyamanan pembatasan aktivitas dan penurunan kekuatan.
kerusakan musculoskeletal,
Tujuan : Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal
2)
Kriteria ha hasil
a) Mempertahankan Mempertahankan mobilitas optimal yang dapat ditoleransi ditoleransi b) Meningk Meningkatka atkan n fungsi fungsi yang yang sakit sakit
terapi
c) Melakuka Melakukan n pergera pergerakan kan dan dan perpin perpindah dahan an 3)
Intervensi
a) Kaji kebutuhan kebutuhan akan akan pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan dan dan kebutuhan kebutuhan akan akan peralatan peralatan Rasional : mengidentifikasi masalah dan mempermudahkan intervensi b) Ubah posisi secara secara periodic dan dorong dorong untuk latih latihan an nafas dalam Rasional : mencegah insiden komplikasi kulit atau pernafasan. c) Ajarkan dan pantau pantau pasien dalam penggunaan penggunaan alat bantu bantu Rasional : menilai batasan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas optimal. d) Ajarkan dan dan dukung dukung pasien pasien dalam latihan latihan ROM aktif aktif dan pasif. pasif. Rasional : mempertahankan kekuatan dan ketahanann otot.
e) Kolab Kolabora orasi si denga dengan n ahli ahli tera terapi pi Rasional : sebagai suatu sumber untuk mengembangkan perencanaan dan mempertahankan mobilitas pasien. d. Resiko infeksi berhubungan berhubungan dengan dengan tidak adekuatnya adekuatnya pertahana pertahanan n perifer, perubahan perubahan sirkulasi, prosedur invasif dan kerusakan kulit. 1) Tujuan Resiko infeksi tidak menjadi actual 2) Kr Krit iter eria ia hasi hasill a) Tidak ada tanda-tanda tanda-tanda infeksi infeksi seperti pus, pus, kemerahan, kemerahan, bengkak, bengkak, demam demam dan nyeri. nyeri. b) Luka Luka bersih, bersih, tidak tidak lembab lembab dan tidak tidak kotor c) Tanda-tanda Tanda-tanda vital vital dalam dalam batas batas normal normal atau dapat ditoleran. 3) In Inte terv rven ensi si a) Panta Pantau u tand tanda-t a-tan anda da vital vital Rasional : mengidentifikasi tanda-tanda peradangan terutama bila suhu meningkat. b) Lakukan perawatan perawatan luka dengan teknik aseptic aseptic Rasional : mencegah kontaminasi silang
c) Lakukan perawatan perawatan terhadap prosedur invasif invasif seperti seperti infuse, infuse, kateter dan dan drainase drainase luka. Rasional : untuk mengurangi resiko infeksi nasokomial. d) Infeksi kulit untuk untuk adanya adanya iritasi atau atau robekan robekan Rasional : untuk mengetahui adanya infeksi e) Kaji tonus tonus otot, reflex tendon tendon dalam dalam dan dan kemampuan kemampuan untuk untuk berbicara. berbicara. Rasional : kekauan otot, spasme tonik otot rahang dan difagia menunjukkan terjadinya tetanus. f) Observasi luka untuk untuk pembentukan pembentukan krepitasi dan perubahan perubahan warna kulit. kulit. Rasional : tanda perkiraan infeksi e.
Kurang pengetahuan pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan kebutuhan pengobatan pengobatan berhubun berhubungan gan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan atau mengingat dan salah interpretasi informasi.
1) Tuju jua an : Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan. 2) Kriter Kriteria ia hasil hasil : a)
Melakuka Melakukan n prose prosedur dur yang dilakuka dilakukan n dan dan menje menjelask laskan an alasa alasan n dari dari suatu suatu tindakan tindakan..
b)
Memulai Memulai perub perubaha ahan n gaya gaya hidup hidup ya yang ng di di perlukan perlukan dan ikut ikut s serta erta dala dalam m perawata perawatan. n.
3) In Inte terv rven ensi si : a)
Kaji Kaji tingk tingkat at kemam kemampu puan an klie klien n dan kelu keluarg arga a tentan tentang g penya penyakit kitnya nya.. Rasional : mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
b)
Berikan Berikan penje penjelasa lasan n pada pada pada pada pasien pasien tentan tentang g penyaki penyakitnya tnya d dan an kondisi kondisinya nya se sekara karang ng Rasional : dengan mengetahui penyakitnya dan kondisinya sekarang klien dan keluarganya merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
c)
Anjur Anjurka kan n klien klien dan dan kelua keluarga rga untu untuk k mempe memperha rhatik tikan an diet diet maka makana nann nnya. ya. Rasional : diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.
d)
Berik Berikan an pen penjel jelasa asan n pada pada pasi pasien en tent tentan ang g peraw perawata atan n luka luka Rasional : menambah pengetahuan dan pembelajaran pasien tentang perawatan luka.
e)
Minta Minta kelu keluarg arga a kemba kembalili meng mengula ulangi ngi m mat ateri eri yan yang g telah telah dib diberi erikan kan.. Rasional : menambah pengetahuan dan pembelajaran bagi pasien tentang perawatan luka.
f.
Resiko Resiko tinggi tinggi terha terhadap dap traum trauma a berhub berhubung ungan an denga dengan n kehilan kehilangan gan integ integritas ritas tulang tulang (fraktu (fraktur) r)
1) Tujuan : Resiko tinggi trauma tidak menjadi actual 2) Kr Krit iter eria ia ha hasi sill : a) Mempertahankan Mempertahankan stabilisasi stabilisasi dari dari po posisi sisi fraktur fraktur b) Menunjukkan Menunjukkan mekanika mekanika tubuh yang meningkatkan meningkatkan stabilisasi stabilisasi pada farktur farktur c) Menunjukkan Menunjukkan pembentukan pembentukan kalus kalus mulai penyatuan penyatuan fraktur fraktur dengan tepat tepat 3) In Inte terv rven ensi si a) Pertahankan Pertahankan tirah tirah baring baring /ekstermitas /ekstermitas sesuai indikasi. indikasi. Rasional : meningkatkan stabilitas, menurunkan kemungkinan gangguan posisi. b) Letakkan papan papan di bawah tempat tempat tidur atau tempatkan tempatkan pasien pasien pada tempat tidur tidur ortopedik. Rasional : tempat tidur lembut atau lentur dapat membuat deformasi gips yang masih basah. c) Sokong fraktur fraktur dengan bantal/gulunga bantal/gulungan n selimut, pertahankan pertahankan tahanan posisi netral pada pada bagian yang sakit dengan bantal pasir, pembebat, gulungan trokanter dan papan kaki Rasional : mencegah gerakan yang tak perlu dan perubahan posisi. Posisi yang tepat dari bantal juga dapat mencegah tekanan deformitas pada gips yang kering. d) Tugaskan pe petugas tugas yang cukup cukup untuk membalik membalik pasien hindari hindari penggunaan penggunaan papan abduksi abduksi untuk membalik pasien dengan gips. Rasional : gips panggul atau multiple dapat membuat berat dan tidak praktis secara ekstrem. Kegagalan untuk menyokong ektremitas yang di gips dapat menyebabkan gips patah. e) Evaluasi Evaluasi pembebat pembebat ekstermitas ekstermitas terhadap resolusi edema. Rasion Rasi onal al : pe pemb mbeb ebat at koap koapta tasi si (con (conto toh h jepi jepita tan n jo jone nes s suga sugar) r) mung mungki kin n dibe diberi rika kan n un untu tuk k memberik memb erikan an imobilis imobilisasi asi fraktur fraktur dimana dimana pembeng pembengkaka kakan n jaringan jaringan berlebi berlebihan. han. Seiring Seiring dengan dengan berkuran berk urangnya gnya edema, edema, penilaia penilaian n kembali kembali pembeb pembebat at atau penggu penggunaa naan n gips plaster plaster mungkin mungkin diperlukan untuk mempertahankan kesejajaran fraktur f) Pert Pertaha ahankan nkan posisi posisi atau atau integri integritas tas traksi traksi Rasionall : traksi Rasiona traksi memungki memungkinkan nkan tarikan tarikan pada pada aksis aksis panjan panjang g fraktur fraktur tulang tulang dan mengatas mengatasii tegangan otot/pemendekan untuk memudahkan posisi/penyatuan. Traksi tulang memungkinkan penggunaan penggu naan berat lebih besar untuk pemeriksaa pemeriksaan n traksi daripada digunakan digunakan untuk jaringan kulit.
g) Yakinkan Yakinkan bahwa semua semua klem berfungsi berfungsi.. Minyaki control control dan periksa tali tali terhadap tegangan. tegangan. Amankan dan tutup tutup ikatan dengan plester perekat. perekat. Rasional : yakinkan bahwa susunan traksi berfungsi dengan tepat untuk menghindari interupsi penyambungan traksi. h) Kaji ulang ulang tahanan tahanan yang yang mungkin mungkin timbul timbul karena terapi. terapi. Rasional : mempertahankan integritas tarikan traksi. i) Kolabora Kolaborasi si untu untuk k kaji kaji ulan ulang g foto/e foto/evalu valuasi asi Rasional : memberikan bukti visual mulainya pembentukan kalus/proses penyembuhan untuk menentukan tingkat aktivitas dan kebutuhan perubahan/tambahan terapi. g.
Resiko Resiko tingg tinggii terhad terhadap ap neuro neurovask vaskuler uler perifer perifer berhu berhubun bungan gan dengan dengan penirua peniruan n aliran aliran darah, darah, cedera vaskuler langsung, edema berlebihan dan pembentukan thrombus.
1) Tuju jua an : Resiko tinggi terhadap neurovaskuler tidak menjadi actual 2) Kr Krit iter eria ia ha hasi sill : Mempertahankan perfusi jaringan di buktikan oleh terabanya nadi, kulit hangat/kering, sensasi biasa, sensasi normal, tanda-tanda vital stabildan haluaran urin adekuat untuk situasi individu. 3) Inte Interv rve ensi a)
Lepaska Lepaskan n perhi perhiasa asaan an d dari ari ekstremi ekstremitass tass yang yang sakit sakit
Rasional : dapat membendung sirkulasi bila terjadi edema. b)
Evaluas Evaluasii adanya/ku adanya/kualita alitas s nadi periver periver distal distal terhada terhadap p cedera cedera melalui melalui palpasi. palpasi. Bandi Bandingka ngkan n dengan ekstremitas yang sakit. Rasional : penurunan/tak adanya nadi dapat menggambarkan cedera vaskulerdan perlunya evaluasi medic segera terhadap status sirkulasi.
c)
Kaj Kajii aliran aliran kapiler, kapiler, warna warna ku kulit lit dan pada pada fraktur fraktur Rasional : kembalinya warna harus cepat (3-5 detik), warna kulit putih menunjukkan gangguan arterial sianosis diduga ada gangguan vena.
d) Lakukan pengkajian pengkajian neuromuskule neuromuskuler, r, perhatikan perhatikan adanya adanya perubahan perubahan fungsi fungsi motor/senso motor/sensori. ri. Minta pasien untuk melokalisasi nyeri/ketidaknyaman. Rasional : gangguan perasaan kebas, kesemutan, peningkatan/penyebaran nyeri terjadi bila sirkulasi pada syaraf tidak adekuat/syaraf rusak.
e)
Tes sensas sensasii syaraf syaraf perifer perifer dengan dengan menus menusuk uk pad pada a kedua kedua selaput selaput antara antara ibu ibu jari pertama pertama dan dan kedua, dan kaji kemampuan untuk dorsofleksi ibu jari bila diindikasikan. Rasional : panjang dan posisi syaraf perineal meningkatkan resiko cedera pada fraktur kaki, edema atau sindrom kompartemen atau malposisi alat traksi
f)
Kaji jaringan jaringan sekitar sekitar akhir akhir gips untuk untuk titik yang kasar kasar atau atau tertekan. tertekan. Sedikit Sedikit keluhan keluhan “rasa terbakar” dibawah gips. Rasional : factor ini di sebabka sebabkan n atau mengindikasikan mengindikasikan tekanan jaringan jaringan menimbulkan kerusakan atau nekrotik
g)
atau iskemia, iskemia,
Pertaha Pertahankan nkan peni peningka ngkatkan tkan ekstre ekstremita mitas s yang cedera cedera kecuali kecuali di di kontraid kontraidikas ikasikan ikan d deng engan an menyakinkan adanya sindrom kompartemen
Rasional : meningkatkan drainese vena/menurunkan edema h)
Selid Selidiki iki ta tand nda a iske iskemia mia ekstr ekstremi emitas tas tib tiba-t a-tiba iba Rasional : dislokasi fraktur sendi (terutama lutut) dapat merusak arteri yang berdekatan, dengan akibat hilangnya aliran darah kedistal.
i)
Awasi tanda-tan tanda-tanda da vital, vital, perhatikan perhatikan tanda-tanda tanda-tanda pucat/siano pucat/sianosis sis umum, umum, kulit dingin, perubahan perubahan mental. Rasional : ketidakadekuatan volume sirkulasi akan mempengaruhi system perfusi jaringan
j) Kolaborasi Kolaborasi berikan kompres kompres es di sekitar fraktur sesuai sesuai indikasi indikasi Rasional : menurunkan edema/pembentukan hematoma, yang dapat mengganggu sirkulasi h.
1)
Resiko Resiko tingg tinggii terhad terhadap ap kerus kerusakan akan pertukar pertukaran an gas berhubu berhubunga ngan n denga dengan n peruba perubahan han aliran aliran darah emboli lemak Tujuan : Tidak terjadi/menjadi actual terhadap kerusakan pertukaran gas.
2)
Kri rite teri ria a hasi sill : Mempertahankan pernafasan adekuat, dibuktikan oleh tidak adanya dispnea/sianosis, frekuensi pernafasan dan GDA dalam batas normal
3) a.
Intervensi Awasi frekuensi frekuensi pernafasan pernafasan dan upanya. upanya. Perhatikan Perhatikan stridor dan penggun penggunaan aan otot otot bantu serta terjadinya sianosis sentral.
Rasional : takipnea, dispnea dan perubahan dan mungkin hanya indicator terjadinya emboli paru paru pada pada tahap tahap awal awal.. Masih Masih adan adanya ya tand tanda/g a/geja ejala la menun menunjuk jukkan kan distr distress ess pe perna rnafas fasan an luas/cenderung kegagalan. b.
Auskult Auskultrasi rasi bunyi bunyi nafas nafas perhatik perhatikan an terjadi terjadinya nya ketidaks ketidaksamaa amaan. n. Rasional : perubahan dalam bunyi advestisius menunjukkan terjadinya komplikasi pernafasan.
c.
Atasi Atasi jaringan jaringan cedera cedera/tul /tulang ang dengan dengan lembut lembut,, khususnya khususnya dalam dalam beberap beberapa a hari pertama pertama.. Rasional : ini dapat mencegah terjadinya emboli lemak yang erat berhubungan dengan fraktur
d.
Instruks Instruksikan ikan dan dan bantu dalam dalam latihan latihan nafas nafas dalam dalam dan batuk, batuk, reposis reposisii denga dengan n sering. sering. Rasional : meningkatkan drainase secret dan menurunkan kongesti pada paru.
e.
Perhatik Perhatikan an peningk peningkata atan n kege kegelisa lisahan, han, letargi, letargi, stupor stupor dan kacau. kacau. Rasional Rasio nal : gang ganggu guan an pertu pertukar karan an gas/ gas/ adan adanya ya emboli emboli pa pada da pa paru ru da dapa patt menye menyeba babka bkan n penyimpangan pada tingkat kesadaran pasien seperti terjadinya hipoksemia/asidosis.
f.
Ob Obse serva rvasi si spu sputum tum untuk untuk tand tanda a ada adany nya a da darah rah Rasional : hemodialisa dapat terjadi dengan emboli paru
g.
Inspeksi Inspeksi kulit kulit untuk untuk adan adanya ya petek petekie ie diata diatas s ga garis ris putti putting ng p pada ada aksila, aksila, m melua eluas s pada pada abdomen/tubuh dan mukosa mulut. Rasional : ini adalah karakteristik paling sering dari tanda emboli lemak yang tampak dalm 2-3 hari setelah cedera.
h.
Ko Kola labo boras rasii bantu bantu dala dalam m spirom spirometr etrii insert insertif if Rasional : memaksimalkan ventilasi/oksigen dan meminimalkan atelektasis.
4. Pena Penatal talak aksan sanaa aan/I n/Imp mplem lemen enta tasi si Pelaksanaan Pelaksan aan adalah adalah pelaksa pelaksanaa naan n tindaka tindakan n yang harus harus di laksana laksanakan kan berdasa berdasarkan rkan diagno dia gnosis sis perawat perawat.. Pelaksa Pelaksanaa naan n tind tindaka akan n keperawa keperawatan tan dapat dapat dilaksan dilaksanakan akan oleh oleh sebagia sebagian n perawat, perawat secara mandiri atau bekerja sama dengan dengan tim kesehatan luar. Dalam hal hal in inii peraw perawat at adal adalah ah pela pelaksa ksana na asuh asuhan an kepera keperawa watan tan yaitu yaitu memb memberi erikan kan pe pelay layan anan an keperawatan dengan tindakan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan (Zaidin, 2001) Tujuan dari pelaksanan pelaksanan membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, ditetapkan, yang yan g mencaku mencakup p pening peningkata katan n kesehata kesehatan, n, pencega pencegahan han penyaki penyakit, t, pemuliha pemulihan n kesehata kesehatan n dan memfasilitasi koping. Implementasi yang muncul pada pasien fraktur menurut Doenges et al (1999) meliputi : a.
Menghilangkan nyeri
b.
Memp Memper erta taha hank nkan an int integ egri rita tas s kuli kulitt
c.
Memp Memper erta taha hank nkan an mobi mobili lita tas s fisi fisik k
d.
Menghila Menghilangka ngkan n iinfek nfeksi si karen karena a potensia potensiall a atau tau ganggu gangguan an actual actual
e.
Menin Meningka gkatka tkan n penge pengetah tahua uan n tentan tentang g progn prognos osis is dan dan pengo pengoba batan tan
f.
Menghila Menghilangka ngkan n ttraum rauma a karena karena potensia potensiall atau atau ganggu gangguan an actual actual
g.
Mempe Memperta rtaha hank nkan an fungs fungsii neuro neurovas vaskul kuler er perif perifer er
h.
Meng Menghil hilan angk gkan an keru kerusak sakan an gas gas kare karena na pote potens nsial ial a atau tau actua actuall
5. Evaluasi Evaluasi adalah tahapan akhir akhir dari proses keperawatan, evaluasi menyediakan nilai in info form rmas asii meng mengen enai ai pe peng ngar aruh uh inte interv rven ensi si yang yang te tela lah h dire direnc ncan anak akan an da dan n meru merupa paka kan n perband perb anding ingan an dari hasil hasil yang yang diamati diamati dengan dengan kriteria kriteria hasil hasil yang telah dibuat dibuat pada pada tahap tahap perencanaan (Hidayat, 2001) Terdapat dua macam evaluasi yaitu evaluasi formatif (proses) yang menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intevensi dengan respon segera dan evaluasi sumatif (hasil) yang merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada waktu tertentu (Hidayat, 2001) Terdapat tiga kemungkinan hasil evaluasi (Zaidin, 2001) : a.
Tuju Tujuan an terca tercapai, pai, apabila apabila pasien pasien telah telah menu menunju njukkan kkan perbaika perbaikan n atau atau kemaju kemajuan an sesuai sesuai criteria criteria yang telah ditetapkan.
b.
Tujuan Tujuan tercap tercapai ai sebag sebagian, ian, apab apabila ila tujuan tujuan ini ti tidak dak terca tercapai pai seca secara ra maksima maksimal, l, sehing sehingga ga perlu perlu dicari penyebabnya dan cara mengatasinya.
c.
Tujuan Tujuan tidak tidak terca tercapai pai,, apabila apabila pasie pasien n tidak tidak menunj menunjukka ukkan n kemajuan kemajuan sama sekali sekali bahkan bahkan timbu timbull masalah baru. Evaluasi keperawatan untuk pasien fraktur merujuk pada evaluasi secara umum menurut Doenges et al (1999) meliputi :
a. Pasien Pasien mengha menghadap dapii situasi situasi yang ada secara secara realiti realities es b. Cede Cedera ra di dice cega gah h c. Kom Komplik plikasi asi di di cegah cegah atau atau dimin diminimal imalkan kan d. Rasa sa sakit kit dihilan dihilangka gkan n atau dikontro dikontroll e. Luka Luka sembuh sembuh atau fungsi fungsi organ organ berkemban berkembang g kea rah normal normal f.
Proses Proses penya penyakit kit atau atau prosedu prosedurr pembed pembedaha ahan, n, progn prognosis osis dan regimen regimen terap terapeut eutik ik dipah dipahami. ami.
6. Doku Dokumen mentas tasii Kep Kepera erawa watan tan Dokumentasi Dokument asi keperawa keperawatan tan merupak merupakan an aspek aspek penting penting dari praktik praktik kep keperaw erawatan atan yaitu yaitu sebaga seb agaii segala segala sesuatu sesuatu yang yang tertulis tertulis atau tercetak tercetak yang dapat diandal diandalkan kan sebagai sebagai catatan catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Dokumentasi keperawatan juga mendeskripsikan tentang status dan kebutuhan klien yang komprehensif, juga layanan yang diberikan untuk perawatan klien (Potter & Perry, 2005). Format dukumentasi keperawatan: knik Dokumentasi Teknik doku Teknik dokumen mentas tasii ke kepe peraw rawata atan n merup merupak akan an cara cara meng menggu guna nakan kan do dokum kumen entas tasii keperawatan dalam penerapan proses keperawatan. Ada tiga teknik dokumentasi yang sering digunakan: 1) SOR (Source (Source Orien Oriented ted Reco Record) rd) Teknik dokumentasi yang dibuat oleh setiap anggota tim kesehatan.Dalam melaksanakan tindakan mereka tidak tergantung dengan tim lainnya. Catatan ini cocok untuk pasien rawat inap. 2)
Kardex Teknik Tekn ik dokumen dokumentasi tasi ini menggun menggunakan akan serangk serangkaian aian kartu kartu dan membua membuatt data data penting penting tentang klien dengan menggunakan ringkasan problem dan terapi klien yang digunakan pada pasien rawat jalan.
3) POR (Pro (Problem blem Orien Oriented ted Reco Record) rd) POR merupakan teknik efektif untuk mendokumentasikan mendokumentasikan system pelayanan keperawatan yang yan g berorien berorientasi tasi pada pada masalah masalah klien. klien. Teknik Teknik ini dapat dapat diguna digunakan kan untuk untuk mengap mengaplika likasika sikan n pendekatan pemecahan masalah, mengarahkan ide pemikiran anggota tim mengenai problem klien secara jelas. b. Format Format Dok Dokume umenta ntasi si Aziz Alimul Alimul (2001) mengemukaka mengemukakan n ada lima lima bentuk format yang yang lazim digunakan digunakan:: arati f Format yang dipakai untuk mencatat perkembangan pasien dari hari ke hari dalam bentuk narasi. oapier Format ini dapat Format dapat digunak digunakan an pad pada a cat catatan atan medic yang berorientas berorientasii pada pada masalah masalah (problem (problem oriented medical record) yang mencerminkan masalah yang di identifikasi identifikasi oleh semua anggota tim perawat. Format soapier terdiri dari:
a)
S = Data Su Subjektif Masalah yang dikemukakan dan dikeluhkan atau yang dirasakan sendiri oleh pasien.
b)
O = Data Objektif Tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan diagnose keperawatan meliputi data fisiolog fisi ologis is dan informas informasii dari pemeriksa pemeriksaan. an. Data info dapat dapat diperole diperoleh h melalui melalui waw wawanca ancara, ra, observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostic laboratorium.
c)
A=P Pen engk gkaj ajia ian n (Ass (Asses esme ment nt)) Analisis data data subjektif subjektif dan objektif objektif dalam dalam menentukan menentukan masalah masalah pasien. pasien.
d)
P = Pere ren ncanaan Pengembangan rencana segera atau untuk yang akan dating dari intervensi tindakan untuk mencapai status kesehatan optimal.
e)
I = Intervensi Tindakan yang dilakukan oleh perawat. f)
E = Evaluasi Merupakan analisis respon pasien terhadap intervensi yang diberikan.
g)
R = Revisi Data pasien yang mengalami perubahan berdasarkan adanya respon pasien terhadap tindakan keperaw kep erawatan atan merupak merupakan an acua acuan n perawat perawat dalam dalam mela melakuka kukan n revisi revisi atau atau modifika modifikasi si renc rencana ana asuhan kepeawatan.
okus/DAR Semua masalah pasien diidentifikasi dalam catatan keperawatan dan terlihat pada rencana keperawatan. Kolom focus dapat berisi : masalah pasien (data), tindakan (action) dan respon (R) AE Sistem dokumentasi dokumentasi dengan konstruksi konstruksi data tindakan dan evaluasi dimana setiap diagnose keperawatan keperaw atan diidentifikasi dalam catatan perawatan perawatan,, terkait pada rencana keprawatan atau setiap daftar masalah dari setiap catatan perawat dengan suau diagnosa keperawatan. 5)
Catata Catatan n perke perkemba mbang ngan an rin ringk gkas as Dalam menuliskan catatan perkembangan diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain adanya perubahan kondisi pasien, berkembangnya masalah baru, pemecahan
masalah masal ah lama, lama, respo respon n pasie pasien n terha terhada dap p tin tinda daka kan, n, ke kesed sedia iaan an pa pasie sien n terha terhada dap p tin tinda daka kan, n, kesediaan pasien untuk belajar, perubahan rencana keperawatan, adanya abnormalitas atau kejadian yang tidak diharapkan (Harnawatiaj, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z. H. (2001). (2001). Dasar-dasar keperawatan professional . Jakarta : Widya Medika.
Doenges. M.E; Moorhouse. M.F; Geissler. A.C. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3. 3 . Jakarta: EGC.
Harnawatiaj. (2008). Format Fo Dokumentasi (http://harnawatiaj.wordpress.com// ) di akses 16 2010. 16 Juli 2010.
Keperawatan
Hidayat, A. A. (2002). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif (et. al). (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Kedokteran. (edisi 3). Jakarta : Media Aesculapius.
Nanda. (2005-2006). Panduan Diagnosa Keperawatan. Keperawatan. Prima medika.
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 vol 1. Jakarta: EGC
Smeltzer, Susanne C. (2001). Brunner & suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing. 8/E. Agung waluyo waluyo (et. al) (penerjemah) (penerjemah)
(http://dokterkecil.wordpress.com/2009/08/07/fraktur-terbuka-femur-suprakondiler-dan-interkondiler- intraartikuler )) di akses tanggal 16 juli 2010 intraartikuler
Diposkan oleh Fakhrudin di 05:26 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berba Berbagi gi ke Twit Twitter terBerba Berbagi gi ke k e Facebook Fa cebook
View more...
Comments