PBLK Anita Silalahi, S.kep

August 1, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PBLK Anita Silalahi, S.kep...

Description

 

LAPORAN PBLK

PENGELOLAAN PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DM TIPE II DENGAN HIDROTERAPI UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH DI RSUD Dr RM DJOELHAM BINJAI

OLEH : ANITA SILALAHI, S.Kep 1814901211

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI STIKES FLORA MEDAN 2019 i

 

LAPORAN PBLK

PENGELOLAAN PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DM TIPE II DENGAN HIDROTERAPI UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH DI RSUD Dr RM DJOELHAM BINJAI

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Menyelesaikan Praktek Belajar Lapangan Lapangan Komprehensif Komprehensif (PBLK)

OLEH : ANITA SILALAHI, S.Kep 1814901211

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI STIKES FLORA MEDAN 2019

ii

 

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) Telah mendapat persetujuan

Medan , 23April 2019 Pembimbing

(Darmita Fitri Tanjung, S.Kep, Ns)

Penguji

(Julidia Safitri Parinduri, S.Kep, Ns, M.Kes)

Kepala Program StudiNers

(Suherni, S.Kep, Ns, M.Kep)  NIP : 790612

iii

 

PERNYATAAN

PENGELOLAAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DM TIPE 2 DENGAN HIDROTERAPI UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH DI RSUD DR RM JOELHAM.

PBLK

Dengan ini menyatakan bahwa dalam laporan ini tidak terdapat karya yang  pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ners di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan orang lain kecuali, yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan di sebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 23 April 2019

Anita Silalahi 1814901238

iv

 

ABSTRAK

Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik disertai  berbagai macam komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah yang disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mansjoer arief, 2001: 580). Penyakit diabetes mellitus merupakan  penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat te pat dan serius. Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO). Tujuan dari PBLK ini untuk mengetahui asuhan keperawatan kepada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin: DM meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. keperawa tan. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam. Kesimpulannya adalah kerja sama antar tim kesehatan, pasien dan keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan dalam memberikan asuhan keperawatan  pada pasien,komunikas pasie n,komunikasii terapeutik ter apeutik dapat dap at mendorong mendor ong pasien pasie n lebih kooperatif. koop eratif. Hidroterapi atau terapi air putih merupakan metode perawatan dan  penyembuhan dengan menggunakan air putih untuk mendekatkan manfaat terapis dalam penanganan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hidroterapi terhadap penurunan kadar gula darah sesaat pada penderita DM Tipe II.  Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Hidroterapi

v

 

 AB B STR AC T  A

.  Diabetes Mellitus (DM) is a chronic hyperglycemia with various chronic complications in eyes, kidneys, nerves, and blood vessels, followed by lesions in basalis membrane examined by electron microscope (Mansjoer Arief, 2001: 580).  According to the data from the World Health Organization (WHO), it is a degenerative disease which needs accurate and serious handling. The objective if the PBLK was to find out nursing care for patients with endocrine system disorder: DM which included included nursing analysis, analysis, intervention, implementation, and evaluation. After nursing care intervention was done in 2 x 24 hours, it was found that cooperation among the team members, patients, and their families were highly needed for the success in providing nursing care for patients, and therapeutic communication could encourage patients to be more cooperative.  Hidrotherapy or water thrapy a methodofofdisease. treatment water for get the therapeutic in theistreatment Thisand the healing aims of with the research to determine the effect of hydothrepy to decrease blood sugar random diabetes mellitus type 2 patients.  Keywords: Diabetes Mellitus, Hidrotherapy

vi

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniaNya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Belajar Lapangan Komprehensif yang berjudul―Pengelolaan Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Hidroterapi Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Di Ruang Mawar RSUD Dr RM Djoelham Binjai Tahun 2019 ―. ―.  

Dalam penyusunan laporan komprensif ini, penulis mendapatkan banyak  bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini  penulis menyampaikan banyak banyak terimah kasih kepada :  1.  Dr. Fitria Aldy, M.Ked (Oph), Sp.M, Selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan. 2.  Henni Triana, SKM, M.Kes, selaku Wakil I Ketua Bidang Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan. 3.  Aripandi, SP, MP, selaku Wakil II Ketua Bidang Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan. 4.  dr. Wika Hanida, M.Ked (Pd), Sp. Pd, selaku Wakil III Ketua Bidang Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan 5.  Suherni, S.Kep, Ns, M.Kep, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan. 6.  Darmita Fitri Tanjung, S.Kep, Ns, Selaku dosen Pembimbing Institusi yang telah memberikan bimbingan,masukan dan arahan kepada penulis dan selaku dosen pembimbing Praktek Belajar Lapangan Komprehensif. 7.  Julidia Safitri Parinduri, S.Kep, Ners, M.Kes, Selaku penguji 8.  Arista Karo-karo, S.Kep, Ns, Selaku Clinical Instructor  (CI)   (CI) atau perseptor Kepala Ruangan Rawat Inap Mawar RSUD RM Djoelham Binjai Medan sekaligus yang telah menyediakan waktunya dan memberikan bimbingan,  pengetahuan, masukan dan arahan kepada penulis selama melakukan PBLK di RSUD RM Djoelham Binjai Medan 2019.

vii

 

9.  Semua perawat Ruang Rawat InapMawar yang telah memberikan informasi dan bekerja sama dengan penulis selama melakukan pengkajian sampai selesainya PBLK (Praktek Belajar Lapangan Lapangan Komprehensif) Komprehensif) di RSUD RM Djoelham Binjai Medan 2019. 10. Ibu/Bapak dosen dosen Studi Ilmu Ilmu Keperawatan dan Seluruh Staf STIKes Flora Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan sehingga penulis dapat ilmu yang bermanfaat. 11. Kepada kedua Orang Tua, Bapak (Jannes Silalahi) dan Ibu (Kartini Panjaitan) tecinta yang tak henti  –   hentinya mengorbankan tenaga membesarkan dan mendidik saya, mendoakan saya, memberikan ketulusan kasih sayang sepenuhnya, membiayai semua kebutuhan saya dan selalu memberikan motivasi serta dukungan terbesar kepada penulis sehingga  penulis dapat Komprehensif).

menyelesaikan

PBLK

(Praktek

Belajar

Lapangan

12. Adik-adik penulis (Rahel, Romanan, dan Parmonangan) terimah kasih atas doa dan motivasi serta dukungan terbesar kepada penulis. 13. Kepada teman –  teman  –  teman   teman seperjuangan Profesi Ners angkatan 2018 yang telah mendukung penulis dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan PBLK (Praktek Belajar Lapangan Komprehensif). Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan

bantuan,

pengarahan,

bimbingan

dan

kritik

dalam

menyelesaikan Pblk ini. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari kekurangan, kesalahan, mengingat keterbatasan yang  penulis miliki. untuk itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan dari  berbagai pihak yang membangun dari para pembaca demi lebih sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Medan, 23 April 2019 Anita Silalahi 1814901211 viii

 

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN .......................................... ................................................................ ........................ .. i ................................................................ ............................................ ............................ ...... ii  A  AB B ST STR R A CT  .......................................... KATA PENGANTAR ............................................ .................................................................. ............................... ......... iii DAFTAR GAMBAR .......................................... ................................................................ ................................... ............. x DAFTAR TABEL .......................................... ................................................................ ....................................... ................. xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................... ................................................................ ............................... ......... xii BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN ............................................ .................................................................. ........................ .. 1 1.1 Latar Belakang ............................................ ................................................................... ................................ ......... 1  1.2 Rumusan Masalah ........................................... ................................................................. ............................ ...... 3  1.3 Tujuan PBLK ........................................... ................................................................. ................................... ............. 4  1.3.1  Tujuan Umum ............................................. ................................................................. .................... 5  1.3.2  Tujuan Khusus ............................................ ................................................................ .................... 5  1.4 Manfaat PBLK ............................................ ................................................................... ................................ ......... 6  1.4.1  Bagi Mahasiswa Keperawatan ........................................ ........................................ 6 

1.4.2  Bagi Pasien .......................................... ................................................................ ............................ ...... 1.4.3  Bagi Institusi Pendidikan .......................................... ................................................ ...... 1.4.4  Bagi Lahan Praktek ............................................ ......................................................... ............. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS .......................................... ........................................................... ................. 2.1 Definisi Diabetes Melitus ............................................ ............................................................. ................. 2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ........................................... ........................................................ ............. 2.3 Etiologi ........................................... ................................................................. ............................................ ........................ .. 2.4 Manifestasi Klinis.......................................... ................................................................ ............................... ......... 2.5 Patofisiologi........................................... ................................................................. ....................................... ................. 2.6 Mampping Teori ............................................ .................................................................. ............................... ......... 2.7 Klasifikasi Diabetes Melitus ........................................... ........................................................ ............. 2.8 Pemeriksaan Diagnostik ........................................... ............................................................... .................... 2.9  Pemeriksaan Laboratorium........................................... ........................................................ ............. 2.10 Penatalaksanaan Medis ............................................. .......................................................... ............. 2.10 Asuhan Keperawatan DM Tipe 2 ............................................ .............................................. .. 2.11 2.13 2.14 2.15

6  7  7  8 8  10  11  12  14  16  20  22  23  24  25

Pengkajian ........................................... ................................................................. ................................... ............. Diangnosa Keperawatan ............................................ ......................................................... ............. Intervensi Keperawatan ............................................. .......................................................... ............. EBN (Evidence Based Nursing) ........................................... ............................................. ..

27 27 29 38

BAB 3 MANAJEMEN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN ...................... ...................... 3.1 Pengkajian ......................................... ............................................................... ........................................... ..................... 3.1.1  Identitas Pasien ............................................ ................................................................ .................... 3.1.2  Keluhan Utama ............................................ ................................................................ .................... 3.1.3  Riwayat Kesehatan ......................................... .......................................................... .................

40 40  41  42  42 

3.1.4  Pemeriksaan Fisik .......................................... ........................................................... .................

43 

ix

 

3.1.5  Pola Kebiasaan Sehari –  Sehari –  hari ......................................... ........................................... .. 3.1.6  Hasil Pemeriksaan Penunjang ......................................... ......................................... 3.1.7  Penatalaksanaan Medis .......................................... ................................................... ......... 3.1.8  Analisa Data ............................................ .................................................................. ........................ .. 3.1.9  Diagnosa Keperawatan ........................................... .................................................... ......... 3.1.10  Intervensi Keperawatan .......................................... ................................................... ......... 3.1.11  Implementasi Keperawatan ........................................... ............................................. .. 3.1.12  Evaluasi ............................................ .................................................................. ............................... ......... BAB 4 PEMBAHASAN ........................................... ................................................................. ............................ ...... 4.1 Pengkajian Kasus Kelolaan ............................................ ......................................................... ............. 4.2 Pembahasan Kasus Menurut Teori ........................................... ............................................. .. BAB 5 PENUTUP........................................... ................................................................. ....................................... ................. 5.1  Kesimpulan .......................................... ................................................................ ....................................... ................. 5.2  Saran ............................................. ................................................................... ............................................ ........................ .. 5.2.1  Bagi Mahasiswa .......................................... .............................................................. .................... 5.2.2  Bagi Pasien .......................................... ................................................................ ............................ ...... 5.2.3  Bagi Latihan Praktek .......................................... ....................................................... ............. 5.2.4  Bagi Institusi Pendidikan .......................................... ................................................ ......

45  46  48  48  49  50  53  60  61 61 66 67 67 68 68 68 68 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................ .................................................................. ............................. ....... DAFTAR LAMPIRAN............................. LAMPIRAN................................................... ........................................... .....................

x

69 70

 

DAFTAR TABEL No

Judul

Halaman

 

1. ..................................................................................................... Intervensi keperawatan.................................................. keperawatan............................................................... ............. 2.  Riwayat Kesehatan Sekarang ............................................. ...................................................... ......... 3.  Riwayat Kesehatan Masa Lalu ........................................... .................................................... ......... 4.  Riwayat Kesehatan Keluarga ............................................. ...................................................... ......... 5.  Riwayat Psikososial ........................................... ................................................................. ........................ .. 6.  Pemeriksaan Fisik .......................................... ................................................................ ............................ ...... 7.  Pemeriksaan Head To Toe ......................................... .......................................................... ................. 8.  Pola Kebiasaan Makanan Sehari –  Sehari – hari hari ....................................... ....................................... 9.  Hasil Pemeriksaan Penunjang ............................................ ..................................................... ......... 10. Penatalaksanaan Medis ........................................... ............................................................... .................... 11. Analisa Data ......................................... ............................................................... ....................................... ................. 12. Intervensi Keperawatan ....................... ............................................. ................................... ............. 13. Implementasi Keperawatan ........................................... ........................................................ .............

28 41 41 42 42 43 44 45 45 46 46 50 54

14. Catatan Perkembangan ........................................... ............................................................... ....................

56

xi

 

DAFTAR GAMBAR/SKEMA

No

Judul

Halaman

1. Pathway Diabetes Melitus Secara Teori.......................................... Teori.......................................... 2. Genogram Keluarga................................................. Keluarga....................................................................... ........................ 3. Patway Kasus DM Tipe 2........................................ 2.............................................................. ........................

xii

36 43 61

 

DAFTAR LAMPIRAN No Judul

1. 2. 3. 4.

Halaman

Resume Kasus ......................................... ............................................................... ........................................... ..................... Penyuluhan ........................................... ................................................................. ............................................ ........................ .. Jurnal EBN ........................................... ................................................................. ............................................ ........................ .. Lembar Bimbingan.................................. Bimbingan........................................................ ........................................... .....................

xiii

1 2 3 4

 

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM), atau sering disebut dengan diabetes dan dikenal dengan penyakit gula (kencing manis) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika  pankreas tidak mampu lgi memproduksi insulin, atau ketika tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah. Hiperglikemia atau gula darah yang meningkat merupakan efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah (World Health Organization (WHO), Organization (WHO), 2017).  Diabetes Mellitus  Mellitus  (DM) adalah salah satu penyakit penyebab kematian nomor 4 terbanyak di Asia (WHO, 2012) dan juga merupakan salah satu penyakit dari 7 penyakit terbesar di Indonesia, setelah TB, Stroke, Penyakit hati, Pneumonia, Hipertensi, dan diare (Riskesdas, 2012). DM merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik dan baru dirasakan setelah komplikasi pada organ tubuh terjadi agak lanjut. Penyakit ini merupakan penyakit yang menyebabkan kematian kedua setelah penyakit jantung jant ung (Mangoenprasodjo, 2010). Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang banyak diderita oleh masyarakat di dunia. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol (Smeltzer, 2002). Data WHO pada tahun (2003) menyebutkan bahwa 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 milyar penduduk dunia menderita DM (MADINA, 2013). Penderita DM di seluruh dunia meningkat pada tahun 2010 yaitu diperkirakan sebesar 285 juta (6,4%) dan pada tahun (2030) diperkirakan akan meningkat menjadi 439 juta (7,7%) (Prijadi, (Prija di, Nila, dan Hartono,2013). DM merupakan penyakit akibat menurunnya fungsi atau struktur dari  jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari waktu kewaktu karena usia atau pilihan gaya hidup kendaraan bermotor dibandingan berjalan kaki (Nurhasan, 2000 dalam Phitri, 2013). 1

 

Prevalensi DM diperkirakan terus bertambah dan lebih meningkat lagi pada negara –  negara  –   negara negara yang sedang berkembang. WHO (2011) menyebutkan penyadang DM di dunia pada tahun 2000 berjumlah 171 juta. Tahun (2030) diperkirakan adalah ada 366 juta penyandang DM dan 3,2 juta kematian setiap tahun disebabkan oleh komplikasi penyakit ini. WHO (2000) mencatat 10 besar negara yang memiliki prevalensi terbesar penyandang DM, yaitu: India, Cina, Amerika Serikat, Indonesia, Jepang,Pakistan, Rusia, Brasil, Italia, dan Bangladesh. Data WHO (2000) menyebutkan penyandang DM di Indoneisa berjumlah 8,4 juta dan diperkirakan meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun (2030). Penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidens dan prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia (Riskesdas, 2007). Berdasarkan Riskesdas (2007) menyatakan bahwa 6 dari 100 orang dewasa di Indonesia mengidap diabetes atau 5,7% yang bervariasi di beberapa kota besar di Indonesia. Hasil Riskesdas 2007 juga menyebutkan bahwa prevalensi DM pada tahun (2003) sebesar 7,2% di pedesaan dan 14,7% di perkotaan (Depkes RI, 2009). Depok merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki prevalensi cukup tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan RI dan bekerjasama dengan WHO mengungkapkan bahwa prevalensi penderita diabetes di Kota Depok pada rentang usia 25  –   64 tahun adalah sebesar 8% dengan prevalensi tertinggi pada rentang usia 55  –  64   64 tahun yakni sebesar 21,5% (Wibisono, 2012). Kelurahan Cisalak Pasar merupakan salah satu kelurahan di Depok yang salah satu wilayahnya yaitu RW 05, memiliki prevalensi DM terbanyak dibandingkan dengan RW lainnya yaitu dari hasil skrining singkat dan wawancara dengan kader setempat didapatkan data sebanyak 18 orang terdeteksi diabetes melitus dan berdasarkan data sekunder dari residen FIK UI terdapat 30 orang terdeteksi DM. Jadi, total penderita DM di RW 05 yaitu 48 orang. Penyebab tingginya angka kejadian DM khususnya di wilayah perkotaan yaitu terutama dipicu oleh pergeseran gaya hidup masyarakat di era globalisasi dengan salah satu aspek paling menonjol adalah tingginya konsumsi makanan gaya barat seperti makanan-makanan instan yang banyak mengandung kadar gula tinggi, kolesterol, zat pengawet, zat-zat campuran lainnya serta kurangnya 2

 

mengkonsumsi makanan yang berasal langsung dari alam (Tim Vitahealth, 2004). Berdasarkan Riskesdas (2007) menyatakan bahwa hampir 80 % prevalensi DM dipicu oleh gaya hidup tidak sehat salah satunya bersumber dari makanan. Menurut Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Endokrinologi Indonesia, (Prof. Pradana Soewondo dalam Kompas, 2013) juga menyatakan bahwa masyarakat Indonesia mengalami perubahan pola makan yaitu menyukai makanan dengan kandungan gula, garam, dan natrium berlebih serta minimnya konsumsi sayur dan  buah, dapat memicu meningkatnya terjadinya diabetes. Selain itu, disebutkan  bahwa perubahan gaya hidup dan lingkungan menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka penderita diabetes seperti mayoritas mengkonsumsi  junk  food , jarang melakukan aktivitas fisik, dan banyak mengonsumsi rokok (OKEZONE, 2012). Gaya hidup yang tidak sehat jika tidak dicegah atau dikontrol maka akan memperburuk kesehatan yakni dapat memunculkan komplikasi pada penderita DM. Komplikasi yang dapat timbul antara lain kebutaan, impotensi, penyakit  jantung, stroke, gagal ginjal, hipertensi, dan amputasi (Smeltzer, 2002). Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mencegah maupun mengontrol DM antara lain edukasi, diet, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis (PERKENI, 2011) sedangkan upaya di wilayah RW 05 yaitu telah diadakannya penyuluhan terkait DM di wilayah RW 05 oleh residen FIK UI dan tersedianya Posbindu yang diadakan sebulan sekali untuk mengontrol kesehatan dengan salah satunya yaitu adanya pemeriksaan gula darah. Upaya yang telah dilakukan tersebut belum optimal, ini dibuktikan dengan masih banyaknya angka kejadian DM. Etipatologi

terjadinya

DM

diperkiakan

karena

suatu

sebab

yang

multifaktorial, antara lain keturunan, virus yang menimbulkan kerusakan sel beta  pankreas, pola makan, kegemukan, pola aktivitas dan lingkungan. Gaya hiup di  perkotaaan dengan pola makan yang tinggi lemak, lemak, garam, dan gula, keseringan menghadiri resepsi/pesta, mengakibatkan masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Selain itu pulak pola makan yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat, seperti gorengan jenis makanan murah meriah dan mudah didapat karena banyak di jual 3

 

dipinggir jalan ini rasanya memang enak, tetapi mengakibatkan peningkatan kadae gula darah (Budianto, 2012 dalam Sartika Sar tika dkk). Menurut International Menurut  International Diabetes Federation (IDF), Federation (IDF), ada 4 klasifikasi diabetes melitus yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM Gestasional, dan DM tipe laim (IDF, 2015). Jenis penyakit DM yang paling banyak dialami oleh penduduk didunia adalah DM tipe 2 (85  –   95%), yaitu penyakit DM yang disebabkan oleh  penurunan sensitivitas s ensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan  jumlah produksi insulin (Smeltzer & bere, 2002 : Sicree et.al, 2009). DM ti tipe pe 2 di sebagian besar negara telah berkembang akibat perubahan budaya sosial yang cepat, populasi penuaan yang semakin meningkat, peningkatan urbanisasi,  perubahan pola makan, aktivitas berkurang dan perilaku lain yang menunjukkan  pola perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat (Sicree et.al, 2009 : dalam Yuanita,A, 2013). Berdasarkan data  International Diabetes Federation(IDF), Federation(IDF), ditemukan  bahwa jumlah penderita DM tipe 2 meningkat setiap tahunnya di setiap negara. Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 382 juta orang menderita diabetes, dan diperkirakan pada tahun (2035) meningkat menjadi 592 juta oraang. Indonesia  berada pada urutan ke-7 diantara sepuluh negara di dunia dengan penderita terbesar di bawah negara Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Mexico (IDF, 2014). Dalam sistem kesehatan Indonesia terjadi perubahan epidemiologi dimana terdapat penurunan penyakit menular dan peningkatan dalam penyakit tidak menular salah satunya yaitu Diabetes Melitus (Perkeni, 2011). Pada ahhun 2007 kasus DM yang terdiagnosis yaitu sebesar 0,7%, sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 1,5% yaitu sekitae 2,7 juta (Kemenkess 2013). Di Indonesia, kasus DM tipe 2 memiliki persentase 90% dari semua jenis diabetes, dan pada tahun (2030) Indonesia diperkirakan akan menjadi peyandang diabetes sebanyak 21,3 juta jiwa (Kemenkes, 2013). Di

ruangVI

gagalginjalkronik,

10

penyakitterbesar

gagalakut,

diabetes 4

yang

melitus,

seringterjadidiantaranya stroke

non

hemoragic,

 

strokhemoragic, hepatitis, TB-Paru, Pneumonia sepsis.Dalamkasusini diabetes melitus di ruangVImenempatiperingkatketiga.  Namun prevalensi pasien yang ditangani terhadap penyakit diabetes melitus m elitus di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai masih tergolong tinggi dibuktikan dengan dariMaret –   – Juni2017 Juni2017 adalah 10,2% selebihnya itu masih beragam keluhan  penyakit pasien yang ditangani baik itu yang berobat jalan ataupun rawat inap. Kemudianmasalahutama

yang

di

keluhkanolehpasien

diabetes

 padasaatmasukkerumahsakityaitulemah,  beratbadanmenurundanlukaulkus  permasalahan

diatas

mellitus

seringkencing,

Pada

bagian

maka

penulis

melihatPengelolahanPelayananAsuhanKeperawatan

ekstremitas.

Berdasarkan

tertarik Diabetes

untuk MelitusTipe

2PadaGangguanSistemEndokrinDi Ruangan Mawar RSUD Dr. RM. Djoelham 2019. Oleh karena itu, penulis sangat merasa sangat tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan dengan gangguan Sistem Endokrin “Diabetes “Diabetes Melitus” Mel itus” mulai dari pengkajian, dan evaluasi perencanaan, pelaksanaan serta mendokumentasikannya ke dalam bentuk proses keperawatan.   1.2

Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem Endokrin Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruangan Mawar di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai tahun 2019?   1.3 

Tujuan PBLK

1.3.1

Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pemahaman mengenai men genai

gangguan sistem endokrin akibat diabetas militus, dan untuk mengetahui  bagaimana penerapan asuhan keperawatan terhadap klien dengan gangguan System endokrin akibat diabetes militus di Ruangan Mawar di RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai tahun 2019.  1.3.2

Tujuan Khusus

Tujuan khusus praktek belajar lapangan komprehensif (PBLK) adalah :  1.  Melakukan pengkajian dengan Gangguan System Endokrin Diabetes Militus Tipe II di Ruangan Mawar RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai. 5

 

2.  Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien Gangguan System Endokrin Diabetes Militus Tipe 2 di Ruangan Mawar RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai. 3.  Mampu menetapkan intervensi keperawatan pada pasien Gangguan System Endokrin Diabetes Militus Tipe 2 di Ruangan Mawar RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai. 4.  Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien Gangguan System Endokrin Diabetes Militus Tipe 2 di Ruangan Mawar RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai. 5.  Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Gangguan System Endokrin Diabetes Militus Tipe 2 di Ruangan Mawar RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai. 6.  Menerapkan aplikasi EBN (Evidance Based Nursing ) pada pasien Dengan Gangguan System Endokrin Diabetes Melitus Tipe 2 Mawar RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai. 1.4 

Manfaat PBLK

1.4.1

Bagi Mahasiswa Keperawatan Keperawatan

Sebagai wadah latihan dan gambaran menjadi perawat profesional yang dapat memberikan asuhan keperawatan komprehensif pada pasien gangguan sistem Endokrin Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruang Mawar RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai. 1.4.2

Bagi Pasien Dengan adanya kasus ini, klien bisa mendapatkan asuhan keperawatan

yang komprehensif dan menambah wawasan pasien mengenai penyakit yang di deritanya, sehingga pasien mampu menjaga gaya hidupnya agar tidak terjadi komplikasi. 1.4.3

Bagi Institusi Pendidikan

Mampu meningkatkan kompetensi lulusan yang profesional dalam menghasilkan tugas akhir dalam manajemen kasus gangguan sistem Endokrin Diabetes Melitus Tipe 2 di Mawar RSUD Dr. RM. Djoelham Binjai. 6

 

1.4.4

Bagi Lahan Praktek Praktek

Manfaat PBLK bagi lahan praktek yaitu dapat menggunakan tenaga mahasiswa sebagai perawat tambahan. Dapat meningkatkan mutu  pelayanan dilahan praktek dengan melakukan penerapan intervensi kasus asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem Endokrin Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprensif. 

7

 

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1

Definisi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM), atau sering disebut dengan diabetes dan dikenal dengan penyakit gula (kencing manis) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika  pankreas tidak mampu lagi memproduksi insulin, atau ketika tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah. Hiperglikemia atau gula darah yang meningkat merupakan efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah (World Health Organization (WHO), Organization (WHO), 2016).   Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif (Riskesdas, 2013).  2.2  Klasifikasi Diabetes Mellitus

Menurut Tandra (2007, hal 10), DM terdiri dari empat jenis, yaitu DM tipe I atau DM yang tergantung pada insulin (IDDM), DM tipe 2 atau DM tidak tergantung insulin (NIDDM), DM Gestasional (Kehamilan) dan DM yang lain.   2.2.1  DM Tipe I atau DM yang tergantung insulin (IDDM)

DM tipe ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik insulin tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin. Akibatnya, insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali. Glukosa menjadi menumpuk dalam peredaran darah karena tidak dapat diangkut kedalam sel.

8

 

DM tipe I juga disebut Insulin-Dependent disebut  Insulin-Dependent Diabetes Melitus (IDDM) karena si pasien sangat tergantung pada insulin. Ia memerlukan suntikan insulin setiap hari untuk mencukupi kebutuhan insulin dalam tubuh. Karena biasanya terjadi  pada usia yang sangat muda, dulu DM tipe ini juga disebut  Juvenile Diabetes.  Namun, kedua istilah ini telah ditinggalkan karena DM tipe I kadang juga ditemukan pada usia dewasa. Disamping itu, DM tipe lain bisa juga diobati dengan suntikan insulin. Oleh karena itu, sekarang istilah yang dipakai adalah DM Tipe I. Dari semua penderita DM, 5-10% adalah penderita DM tipe I. di Indonesia, statistik mengenai DM tipe I belum ada, diperkirakan hanya sekitar 2-3%. Mungkin ini disebabkan karena sebagian tidak terdiagnosis atau tidak diketahui sampai si pasien sudah mengalami komplikasi dan keburu meninggal. Biasanya gejalanya timbul mendadak dan bisa berat sampai mengakibatkan koma apabila tidak segera menolong dengan suntikan insulin. 2.2.2  DM Tipe II atau DM yang tidak tergantung insulin (NIDDM)

DM tipe ini adalah jenis yang paling sering dijumpai. Biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun, tetapi bisa pula timbul pada usia diatas 20 tahun. Sekitar 9095% penderita DM adalah penderita DM tipe 2. Pada DM tipe 2, pankreas masih bisa membuat insulin, tetapi kualitas insulinnya buruk, tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk memasukkan glukosa ke dalam sel. Akibatnya glukosa dalam darah meningkat. Pasien biasanya tidak perlu tambahan insulin dalam pengobatannya, tetapi memerlukan obat yang bekerja untuk memperbaiki fungsi insulin itu, menurunkan glukosa, memperbaiki pengolahan gula dihati, dan lain-lain. Kemungkinan lain terjadinya DM tipe 2 adalah bahwa sel-sel jaringan tubuh dan otot si pasien tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin (dinamakan resistensi insulin atau insulin resistance) resistance) sehingga glukosa tidak dapat masuk kedalam sel dan akhirnya tertimbun dalam peredaran darah. Keadaan ini umumnya terjadi pada pasien yang gemuk atau mengalami obesitas.

9

 

2.2.3  Diabetes Gestasional (Kehamilan)

Diabetes yang muncul hanya pada saat hamil disebut dengan diabetes tipe gestasi atau  gestasional diabetes. diabetes. Keadaan ini terjadi karena pembentukan  beberapa hormon pada ibu hamil yang yang menyebabkan resistensi insulin. Diabetes semacam ini terjadi pada 2-5 % kehamilan. Biasanya baru diketahui setelah kehamilan bulan keempat ke atas, kebanyakan pada trimester ketiga (tiga bulan terakhir kehamilan). Setelah persalinan, pada umumnya glukosa darah akan kembali normal.

2.2.4  Diabetes yang lain

Diabetes lain disebut juga diabetes sekunder yaitu akibat dari penyakit lain, yang mengganggu produksi insulin atau mempengaruhi kerja insulin. Penyebab diabetes semacam ini adalah :   a.  Radang pankreas (Pankreatitis)  b.  Gangguan Kelenjar Adrenal atau hipofisis c.  Penggunaan Hormon Kortikosteroid d.  Pemakaian beberapa obat Antihipertensi atau Antikolestrol e.  MalnutrisiInfeksi 2.3  Etiologi

Penyebab Diabetes Melitusberdasarkanklasifikasimenurut WHO tahun 1995 adalah : 2.3.1  DM Tipe I (IDDM : DM tergantung insulin) a.  Faktor genetik / herediter

Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui kerentanan sel-sel  beta terhadap penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan antibodi autoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada penghan curan selsel beta.  b.

Faktor infeksi virus berupa infeksi virus coxakie dan Gondogen yang

merupakan pemicu yang menentukan proses autoimun pada individu yang peka secara genetic. 10

 

2.3.2

DM Tipe II (DM tidak tergantung insulin = NIDDM)

Terjadi paling seringpada orang dewasa, dimana terjadi obesitas pada individu obesitas dapat menurunkan jumlah resoptor insulin dari dalam sel target insulin diseluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang tersedia kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik yang biasa. 2.3.3

DM Malnutrisi 

 Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD) Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein sehingga klasifikasi pangkreas melalui  proses mekanik (Fibrosis) atautoksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta menjadi rusak. Protein Defisiensi  Pancreatic Diabetes Melitus  Melitus  (PDPD) Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel Beta  pancreas. 2.3.4

DM Tipe Lain 

a)  Penyakit pancreas seperti : pancreatitis, Ca Pancreas,dll.  b)  Penyakit hormonal Seperti : Acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang sel-sel beta pankeras yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak. c)  Obat-obatan Bersifat sitotoksinterhadap sel-sel seperti aloxan dan streptozerin yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine dl. 2.4

Manifestasi Klinis

Menurut Mangoenprasodjo (2005, hal 13) gejala diabetes tipe 1 mucul secara tiba  –   tiba pada usia anak  –   anak sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala –  Gejala  –  gejalanya  gejalanya antara lain :Sering buang air kecil . a.  Terus Terus –   –  menerus  menerus lapar dan haus  b.  Berat badan menurun c.  Kelelahan 11

 

d.  Penglihatan kabur e.  Infeksi kulit yang berulang f. 

Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni

g.  Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun h.  Hiperglikemia berpuasa i. 

Keletihan dan kelemahan

 j. 

Ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, ada perubahan kesadaran) Sedangkan gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan  –   lahan sampai menjadi gangguan yang jelas dan pada tahap permulaannya seperti gejala diabetes tipe I, yaitu :

a.  Gejala sering kali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliura. Polidipsia, luka pada kulit yang sembuhanya lama, infeksi vaginal,  penglihatan kabu).  b.  Komplikasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vasuler perifer). c.  Sering buang air kecil d.  Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit e.  Terus Terus –   –  menerus  menerus lapar dan haus f. 

Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebab

g.  Mudah sakut yang berkepanjangan h.  Penglihatan kabur i. 

Luka yang lama sembuh

 j. 

Impotensi pada pria Adapun menurut sudoyono (2010), manifestasi klinis diabetes mellitus secara

umum adalah sebagai berikut : a.  Poliuria   b.  Polidipsi  c.  Polipagia  d.  Penurunan berat badan  e.  Kelemahan, keletihandanmengantuk   f. 

Malaise  12

 

g.  Kesemutan pada ekstremitas  h.  Infeksi kulit dan pruritus  i. 

Timbul gejala ketoasidosis & samnolen bila berat   Menurut Mahendra (2008, hal. 24) tindakan diagnosis dilakukan untuk

menentukan seseorang menderita DM atau belum. Diagnosis tersebut biasanya ditegakkan berdasarkan keluhan penderita yang khas dan kerap dialami serta adanya indikasi peningkatan kadar glukosa dalam darah yang ditentukan  berdasarkan pemeriksaan labolatarium kepastian diagnosis DM umumnya ditentukan berdasarkan hal-hal berikut:  a.  Gejala khas dan keluhan Keluhan ini disampaikan pasien saat berkonsultasi dengan didukung hasil  pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang lebih besar besar dari 200mg/dl.  b.  Kadar glukosa darah Kadar glukosa dalam darah saat puasa lebih besar dari 140 mg/dl ada dua kali pemeriksaan pada saat berbeda. Jika hasil pemeriksaan glukosa dalam darah sewaktu meragukan maka harus dilakukan pemeriksaan tes toleransi glukosa awal (TTGO).Tes tersebut dilakukan untuk memastikan atau mengkonfirmasikan diagnosis yang dilakukan. Saat ini diketahui paling tidak ada empat penyebab timbulnya hiperglikemia (kadar gula darah puasa>126 mg/dl atau hemoglobin terglikosilasi Ac [HbAc] 69%) sebagai gejala klinis utama timbulnya DM. empat penyebab itu adalah  peningkatan asupan karbohidrat, penurunan sekresi insulin, peningkatan luaran glukosa hati dan peningkatan asupan glukosa pariferal (resistensi insulin). Masing-masing penyebab tersebut memerlukan penanganan dan pengobatan yang  berbeda-beda. Penyebab dari DM sangat beragam. DM tipe 2, merupakan diabetes yang tidak tergantung insulin, kebanyakan muncul pada orang 40 tahun. Penyebab utama terjadinya DM adalah kurang aktifnya produksi hormon insulin dari sel kelenjar langerhans pada organ pankreas. Terhambatnya produksi ini bisa dikarenakan menyusutnya jumlah sel penghasil hormon insulin sejak seseorang dilahirkan (bawaan atau keturunan), serangan virus, penyakit degeneratif, bahkan 13

 

akibat penyakit autoimun. Penyebab DM tipe 2 tidak mudah ditelusuri karena  banyak faktor yang berperan berperan didalamnya, yakni sebagai berikut: a.  Faktor keturunan  b.  Interaksi antara pittuitary  pittuitary,, adrenal gland , pankreas dan lever sering terganggu akibat stresdan penggunaan obat-obatan. c.  Pola hidup dan pola makan yang tidak normal d.  Obesitas akan menyebabkan resistensi insulin e.  Hamil, hormon pada orang hamil juga bisa menyebabkan adanya resistensi insulin (menurut toleransi terhadap glukosa). 2.5

Patofisiologi 

2.5.1 Diabetes Tipe I.

Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produkasi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia  posprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia). Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia), akibat menurunnya menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup

kelelahan

mengendalikan

dan

kelemahan.

glikogenolisis

Dalam

(pemecahan

keadaan

glukosa

yang

normal

insulin

disimpan)

dan

glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari dari asam-asam amino dan 14

 

substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan  produksi badan keton yang merupakan produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang menggangu keseimbangan asam basa tubuh apabila  jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas  berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan metabolik tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis. Diet dan latihan disertai  pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan komponen terapi yang  penting.

2.5.2

Diabetes Tipe 2

Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe 2. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe 2, namun masih terdapat insulin 15

 

dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi  badan keton yang menyertainya. Karena itu ketoasidosis diabetik tidak terjadi  pada diabetes tipe 2. Meskipun demikian, diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketoik (HHNK). Diabetes tipe 2 paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahun - tahun) dan progresif, maka awitan diabetes tipe 2 dapat  berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering  bersifat ringan dan dapat mencakup me ncakup kelelahan, iritabilitas, iritabilit as, poliuria, polidipsi, luka  pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi). 2.6

Komplikasi Diabetes Melitus

Menurut Mangoenprasodjo (2005, hal. 31) komplikasi penyakit DM dapat muncul secara akut dan secara kronik, yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap DM  2.6.1 Komplikasi Akut

a.  Reaksi hipoglikemia  b.  Penyakit Makrovaskuler c.  Penyakit mikrovaskuler d.  Neuropati Saraf Sensorik 2.6.2

Komplikasi Kronik

a.  Gangguan Pembuluh Darah Besar (Makroangiopati)    b.  Gangguan pembuluh darah kecil  2.6.3

Komplikasi Menahun Diabetes Mellitus

a.  Neuropati diabetik  b.  Retinopati c.  Nefropati diabetik d.  Proteinura 16

 

e.  Kelainan korener f.  Ulkus/ganggren (Soeparman, 2011). 2.7 Tanda dan Gejala Dibetes Melitus

Menurut Mangoenprasodjo(2005, hal. 13) 13) gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain:   a.  Sering buang air kecil  b.  Terus menerus lapar dan haus c.  Berat badan menurun d.  Kelelahan e.  Penglihatan kabur  

f. Infeksi kulit yang berulang g.  Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni h.  Cenderung terjadi pada mereka yang berusia dibawah 20 tahun. Sedangkan gejala Diabetes tipe 2 muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi ganguan yang jelas dan pada tahap permulaannya seperti gejala diabetes tipe I, yaitu: a.  Cepat lelah, kehilangan tenaga dan merasa tidak fit  b.  Sering buang air kecil c.  Terus menerus lapar dan haus  

d. Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebab e.  Mudah sakit yang berkepanjangan f. 

Biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40 tahun, tetapi relevansinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja Gejala-gejala lain yang yang biasanya muncul yaitu:

a)  Penglihatan kabur  b)  Luka yang lama sembuh c)  Kaki terasa kebas, geli atau merasa terbakar d)  Infeksi jamur pada seluruh alat reproduksi e)

 

Inpotensi pada pria 17

 

2.8  Pencegahan Diabetes Mellitus

Menurut WHO(2010) dalam Sudoyo (2012) upaya pencegahan diabetes ada tiga jenis yaitu: a.  Pencegahan primer Semua aktivitas yang ditujukan untuk pencegahan timbulnya hiperglikemia  pada individu yang berisiko untuk jadi diabetes atau pada populasi umum.  b.  Pencegahan sekunder Menemukan

pengidap

DM

sedini

mungkin,

misalnya

dengan

tes

 penyaringan terutama pada populasi risiko tinggi, dengan demikian pasien diabetes yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat terjaring, sehingga dengan demikian dapat dihapuskan upaya untuk mencegah komplikasi atau walaupun sudahada komplikasi masih refertibel. c.  Pencegahan tersier Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan akibat komplikasi itu. Usaha ini meliputi: mencegah timbulnya komplikasi, mencegah progresi dari pada komplikasi itu supaya tidak menjadi kegagalan organ, mencegah kecacatan tubuh. 2.9

Faktor Resiko Diabetes Mellitus

Menurut Nathan & Delahanty, 2005 dalam Dita Garnita, 2012, hal 26) ada  beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap resistensi atau defisiensi insulin, diantaranya adalah berat badan lebih, peningkatan usia, gaya hidup yang kurang aktivitas, kelainan hormon, dan faktor genetik atau keturunan. Berdasarkan data WHO (dalamPradono, 2005) jika menggunakan kerangka teori berupa model  Risk Factors & End Points  Points  dari penyakit tidak menular, faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan kejadian diabetes melitus adalah sebagai berikut: Faktor Risiko Tabel 2.9. Diabetes Melitus Faktor Tetap

a)  Umur  b)  Janis kelamin c)  Genetik  

d) Suku 18

 

Faktor Perilaku

e)  Riwayat keluarga a)  Konsumsi zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, serat)  b)  Aktivitas fisik

Faktor sosial,

a)  Status kerja

ekonomi, budaya, dan lingkungan Faktor Intermediet

 b)  Pendidikan

a)  Obesitas  b)  Hipertensi c)  Penyakit mental serius d)  Kondisi psikologis Menurut Mangoenprasodjo (2005, hal.24) secara singkat, faktor-faktor yang

mempertinggi risiko diabetes adalah: a.  Kelainan Genetika Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluaraga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi faktor risiko terkena diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan, stres dan kurang bergerak.  b.  Usia Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang mamasuki usia rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin. c.  Gaya Hidup Stres Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manismanis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini memilki efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. d.  Pola Makan Yang Salah Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko diabetes. Kurang gizi (malnutris) dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas (gemuk berlebihan) mengakibatkan gangguan kerja insulin (retensi insulin).

19

 

2.10

Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin. Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah tiga J (jumlah, jadwal dan  jenis makanan). Jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis). Energi cukup untu mencapai dan mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg berat badan normal, ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus, misalnya kehamilan atau laktasi serta ada tidaknya komplikasi . Makanan dibagi dalam tiga porsi besar, yaitu :   a.  Makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan (10-15%).   b.  Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total. tot al.  c.  Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam  bentuk
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF