PBL BLOK 3: Pengaruh Sel Terhadap Pembesaran Otot

February 14, 2017 | Author: Joceline Valencia | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PBL BLOK 3: Pengaruh Sel Terhadap Pembesaran Otot...

Description

BLOK 3

PENGARUH SEL TERHADAP PEMBESARAN OTOT Joceline Valencia E7 / 10 2013 072 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061, Fax. 021-5631731 [email protected]

Skenario Seorang laki-laki melatih otot tubuhnya agar dapat ikut kompetisi binaragawan. Dalam beberapa bulan otot tubuhnya membesar sesuai yang diharapkannya. Nutrisinya diperbaiki dan ditambah atas saran seorang ahli gizi. Setelah mengikuti kontes dan menjadi juara harapan 3, laki-laki ini tidak melanjutkan latihannya karena kesibukannya sebagai pekerja kantor yang banyak duduk menggunakan laptop. Badannya sekarang tidak lagi seperti binaragawan lagi. Apa yang terjadi pada sel ototnya? a. Identifikasi istilah yang tidak diketahui b. Rumusan masalah Seorang binaragawan mengalami pembesaran pada ototnya. Setelah tidak dilatih, ototnya kembali seperti semula. c. Analisis Masalah 1 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

S F A J P M o e L R U D K N T I E a r G B O n g H iw b m lp s d t y . h k , u

d. Hipotesis (Sementara) Sel dapat mengalami adaptasi seperti layaknya otot. Jika dilatih maka akan mengalami hipertropi. Namun, jika tidak, akan mengalami atropi.

e. Sasaran pembelajaran 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur sel serta

organel-organelnya. 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fungsi sel serta organelorganelnya. 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mekanisme dan jenis-

jenis adaptasi sel. 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pembelahan mitosis dan meiosis.

I.

PENDAHULUAN

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak 2 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang diri sendiri. Setiap organisme di dunia ini tersusun atas sel-sel yang saling berintegrasi membentuk suatu fungsi tertentu dalam tubuh makhluk hidup, baik organisme tingkat seluler (uniseluler) maupun organisme (multiseluler).1

II.

ISI Sel yang hidup mempunyai struktur yang sama, terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. Membran sel/ plasma,

Gambar 1. Model mosaic membran plasma2

Pelindung yang terlapisi oleh reseptor ini tersusun atas lapisan lipoprotein yaitu gabungan antara lemak dan protein. Membran ini terdiri dari lipid, protein dan karbohidrat. Lipid penyusun membran sel terdiri dari fosfolipid, spingolipid, glikolipid dan sterol. Fosfolipid merupakan gabungan antara lemak dan fosfat, bersifat hidrofilik dengan ujung polar (larut dalam air). Sterol merupakan senyawa lemak penyusun membran sel yang bersifat hidrofobik dengan ujung tidak polar (tidak larut dalam air). Protein penyusun membran sel menyebar secara tidak merata sehingga membentuk mosaic dan terdiri dari dua jenis, yaitu protein 3 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

integral dan perifer. Protein integral bersifat hidrofobik dan menembus 2 lapis lipid (terbenam di tengah lapisan ganda lipid), sedangkan protein perifer bersifat hidrofilik, menyebabkan terjadinya gaya elektrostatik dari kepala polar pada lapisan lipid. Penyusun membran sel yang terakhir merupakan karbohidrat, yang juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu oligosakarida dan polisakarida. Oligosakardia berikatan dengan lipid membentuk glikolipid. Polisakarida berikatan dengan protein akan membentuk glikoprotein. Membran sel berfungsi untuk melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam, memperkokoh sel, mencegah agar sel tidak pecah, sebagai reseptor dari rangsangan luar, gas exchange dan juga tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia.3 2. Sitoplasma,

Gambar 2. Sitoplasma dan organel sel4

Merupakan massa protoplasma yang terletak di bagian dalam sel antara membran sel dan nukleus. Berbentuk cair atau gel, sitpolasma berperan penting dalam transportasi zat makanan. Didalam sitoplasma terdapat organel-organel sel yang memiliki fungsi-fungsi tertentu.3 3. Nukleus (inti sel)/ Nukleoid (pada prokariota),

4 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

Gambar 3. Inti sel dan bagian-bagiannya5

Inti sel/ nukleus adalah salah satu bagian utama sel yang paling penting bagi kehidupan karena yang mengendalikan seluruh kegiatan sel. Inti sel merupakan salah satu organel terbesar yang dilindungi oleh membran nukleus.3

Gambar 4. Struktur inti sel5

Inti sel terdiri dari 3 bagian penting, yaitu: - Membran nukleus (selaput inti) Bagian terluar inti yang memisahkan nukleoplasma dengan sitoplasma.6 - Nukleolus Tersusun atas fosfoprotein, orthosfat, DNA dan enzim. Terbentuk pada saat terjadinya proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam

5 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

nukleus. Jika transkripsi terhenti, nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus bukanlah organel yang tetap. Fungsi nukleus memiliki arti penting bagi sel, seperti pengatur pembelahan sel, pembawa informasi genetik dan pengendali seluruh kegiatan sel misalnya dengan memasukkan RNA dan unit ribosom ke dalam sitoplasma.6 - Nukleoplasma Cairan inti yang bersifat transparan dan kental. Cairan ini mengandung kromatin, granula, nukleoprotien dan senyawa kimia kompleks. Pada saat pembelahan sel, benang kromatin memendek dan menebal serta mudah menyerap zat warna disebut kromosom.6 4. Organel Bagian atau organ di dalam sel yang memiliki fungsi tertentu.  Retikulum endoplasma Merupakan organel yang berbentuk saluran-saluran yang terhubung dengan inti. Secara keseluruhan, organel ini berguna untuk tempat menempelnya ribosom dan berperan dalam tranpor zat. Ada 2 jenis yaitu retikulum endoplasma halus (REH) yang tidak mengandung ribosom dan retikulum endoplasma kasar (REK) yang merupakan tempat menempelnya ribosom. REH berguna dalam proses sintesa lipid dan lemak juga detoksifikasi racun, sedangkan REK bertugas dalam menyalurkan hasil sisntesa protein ke seluruh organel yang membutuhkan.6

6 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

Gambar 5. Struktur dan fungsi retikulum endoplasma7

 Mitokondria Organel sel yang berbentuk kapsul dengan saluran lekuk pendek di bagian dalamnya. Terdapat banyak di paru-paru, jantung dan organ respirasi lainnya. Memiliki membran yang tebal dan banyak mengandung ATP, mitokondria bertugas untuk respirasi seluler dan pusat pembangkit tenaga.3  Badan Golgi Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel. Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim– enzim pembentuk dinding sel.8

7 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

Gambar 6. Struktur badan golgi9

 Ribosom Organel sel yang terdapat di dalam sitoplasma dan menempel di retikulum endoplasma kasar (REK). Memiliki peran penting untuk sintesis protein, biasanya ribosom terdapat di hati dan liver.6  Lisosom Merupakan organel yang banyak ditemukan dalam sel-sel yang berperan penting dalam imunitas seperti leukosit dan limfosit. Fungsi lisosom antara lain sebagai pusat fagositosis dimana ia mendeteksi dan menghancurkan mikroorganisme yang tidak berguna , mencerna zat-zat yang belum dapat diurai, mencerna makanan cadangan di saat kekurangan, menetralkan zat yang menyebabkan kanker (karsinogen), juga sebagai tempat

8 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

pembentukan enzim pencernaan. Lisosom dapat ditemukan di gaster.3  Plastida Plastida terdiri beberapa bagian seperti kloroplas, kromoplas dan leukoplas. Ia merupakan organel utama yang hanya ditemukan pada tumbuhan sebagai pigmen warna. Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. 3  Vakuola Juga ditemukan pada sel tumbuhan, vakuola berbentuk cairan yang di dalamnya terlarut berbagai zat seperti enzim, lipid, alkaloid, garam mineral, asam dan basa. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sekaligus menyimpan zat-zat yang akan diekskresikan.3  Mikrotubulus Mempunyai fungsi mengarahkan gerakan komponen-komponen sel, mempertahankan bentuk sel, serta membantu pembelahan sel secara mitosis. Selain itu, mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia. Rantai protein ini berbentuk spiral yang kemudian membentuk tabung berlubang, disusun oleh protein globular/ tubulin.3  Mikrofilamen Mikrofilamen atau filamen aktin adalah bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang berupa batang padat berdiameter sekitar 7 nm dan tersusun atas protein aktin, yaitu suatu protein globular. Mikrofilamen ada pada sel eukariot. Mikrofilamen bersifat fleksibel, aktin biasanya berbentuk jaring atau gel dan berfungsi membentuk permukaan sel. 9 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

Sel harus selalu siap terhadap kondisi yang selalu berubah dan potensial terhadap rangsangan yang merusak, maka dari itu sel akan mengalami: - Beradaptasi - Jejas/ cidera reversible - Kematian Penyebab-penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari hipoksia, bahan kimia, agen fisik, agen mikrobiologi, mekanisme imun, gangguan genetik, juga ketidakseimbangan nutrisi.10 Berikut adalah beberapa reaksi adaptasi sel: 1. Atropi Perubahan ukuran sel dari normal menjadi lebih kecil akibat berkurangnya substansi sel sehingga jaringan yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih kecil. Sel yang mengalami atrofi akan mengalami penurunan fungsi sel tetapi sel tidak mati. Atrofi Patologis adalah atrofi yang disebabkan oleh faktor dari luar tubuh manusia.10 2. Hipertropi Bertambah besar ukuran sel sehingga jaringan atau organ yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih besar pula. Contoh dari kasus patologik dari hipertrofi adalah Jantung membesar karena hipertensi.10 3. Hiperplasia Hiperplasia adalah bertambahnya jumlah sel dalam suatu jaringan atau organ sehingga jaringan atau organ menjadi lebih besar ukurannya dari normal. Hiperplasia patologis disebabkan oleh stimulus hormonal yang berlebihan atau efek berlebihan dari hormon pertumbuhan pada sel sasaran. Hiperplasia patologik dapat berkembang menjadi tumor ganas. (contoh hyperplasia glandulare endometrium).10 4. Hipoplasia 10 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

Hipoplasia merupakan perkembangan yang tidak sempurna dari suatu organ. Suatu organ yang mengalami hipoplasia terbentuk normal. Namun, ukuran organ terlalu kecil jika dibandingkan dengan ukuran normal. Pada atrofi, alat tubuh pernah mencapai ukuran normal dan selanjutnya menjadi lebih kecil, sedangkan pada hipoplasia, dari awal organ tersebut memang berukuran kecil dan tidak akan mencapai ukuran yang normal.10 5. Metaplasia Adalah perubahan sementara dari sel dewasa menjadi sel dewasa lainnya yang berubah fungsi karena trauma. Contoh: Perokok squamous metaplasia epitel bronchus – dapat timbul Squamous cell carcinoma.10 6. Displasia Displasia merupakan perubahan sel dewasa ke arah kemunduran dengan ciri khas variasi ukuran, bentuk dan orientasi yang dapat terjadi di epitel maupun jaringan ikat. Keadaan displasia bukan merupakan proses adaptif ataupun suatu neoplastik dan disebabkan oleh iritasi atau peradangan menahun. Ciri khas displasia adalah hilangnya orientasi sel, sel berubah bentuk dan ukurannya, ukuran dan bentuk inti berubah, hiperkromatik dan gambaran mitosis lebih banyak daripada normal. Displasia tidak selalu berubah menjadi tumor ganas karena jika penyebab dysplasia disingkirkan, sel epitel akan menjadi normal kembali, jadi dysplasia bersifat tidak menetap (reversible).10 7. Aplasia Aplasia adalah bentuk lain yang lebih berat dari hipoplasia. Pada keadaan ini, hanya terbentuk rudiment organ dan organ tersebut tidak akan tumbuh menjadi normal. Sel-sel yang baru ini nampak sangat berbeda daripada sel normal, baik dalam struktur, bentuk ukuran, 11 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

kromatin, mitosis dan orientasi sel. Jadi, anaplasia merupakan ciri khas sel tumor ganas dan bersifat menetap (irreversibel).10

Seperti yang kita tahu, semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa atau dari banyak sel (multiselular).13 Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap selsel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hierarki hidup. Makhluk hidup yang bersel satu biasanya melakukan pembelahan biner yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan demi kelangsungan jenisnya. Pembelahan pada makhluk hidup bersel satu disebut juga pembelahan secara langsung yaitu amitosis. Amitosis merupakan pembelahan sederhana tanpa tahapan-tahapan tertentu, karena uniseluler tidak memiliki membran inti yang membatasi nukleoplasma dengan sitoplasma (prokariotik). Selain itu, DNA yang terdapat dalam sel relatif kecil dibandingkan dengan DNA eukariotik. Sedangkan makhluk hidup multiseluler, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia melakukan pembelahan sel untuk beragam tujuan.11,14 Pembelahan pada makhluk hidup bersel banyak disebut juga pembelahan secara tidak langsung yaitu mitosis dan meiosis. Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali dari pertumbuhan ke pembelahan yang dikenal sebagai siklus sel. Siklus sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis.11 Mitosis Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang ditandai oleh sel tubuh (somatik) yang mereplikasi dirinya sendiri. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan. Setiap sel anakan mengandung jumlah kromosom 12 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

yang sama dengan induknya. Mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Mitosis dapat membuat tubuh manusia jadi besar dan tinggi, karena pertambahan sel-selnya. Pembelahan mitosis juga berfungsi untuk menggantikan sel-sel yang rusak pada tubuh.11 Tahap mitosis didahului oleh suatu periode persiapan disebut masa interfase, selama 23 jam. Yang dapat diuraikan sebagai berikut; pada fase G0 adalah fase dimana sel berhenti dan istirahat, diam sejenak, masa ini sel mengalami dormansi, biasanya terjadi pada orang dewasa yang sudah tidak dalam masa pertumbuhan. Fase G1 terjadi pertumbuhan, peningkatan jumlah organel, dan produksi zat-zat, baik untuk di ekspor maupun digunakan secara intraselular. Fase S terjadi penggandaan DNA nukleus, pembentukan protein-protein yang terkait dengan kromosom. Fase G2 dilakukan pengorganisasian materi-materi untuk strukturstruktur terspesialisasi, yang diperlukan bagi pergerakan kromosom dan replikasi sel.15 Tahap mitosis secara berurutan berawal dari profase, terjadi perubahanperubahan baik didalam nukleus maupun disitoplasma. Di dalam nukleus, benang kromatin menggulung lebih rapat dan memadat menjadi kromosom, kemudian diikuti dengan terduplikasinya kromosom yang disebut kromatid. Anak inti (nukleolus) menghilang. Di sitoplasma sentrosom membentuk benang spindle, dan masing-masing sentrosom saling menjauhi menuju kutub yang berlawanan. Tahap kedua metafase, pada tahap ini sentrosom sudah berada pada kutub yang berlawanan, dan kromosom berada pada daerah ekuator (di tengah kutub). Pada fase ini kromosom paling mudah terlihat karena sentromer berada tepat didaerah ekuator. Tahap ketiga anafase diawali dengan pisahnya setiap sentromer dari setiap kromosom dehingga kromatid lepas dan dianggap sebagai kromosom yang lengkap. Masing-masing kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan. Tahap 13 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

kelima telofase, nucleolus serta membrane nuklues mulai terbentuk kembali, sedangkan kromatin pada tahap telofase tidak menggulung. Pada tahap telofase juga terjadi pembagian sitoplasma yang disebut sitokinesis.14

Gambar 7. Pembelahan sel: mitosis16

Meiosis Tahap pada meiosis hampir sama dengan tahap-tahap pada mitosis. Pada tahap meiosis ada tahap interfase, meiosis I, meiosis II. Tahap interfase sama dengan fase interfase pada mitosis. Tahap meiosis I ada tahap profase I, metafase I, anafase I, telofase I. Pada tahap profase I yang dibagi menjadi ; pertama leptoten, pada tahap ini nukleus bertambah besar dan kromosom memadat. Kedua zigoten, kromosom berpasangan yang disebut dengan kromosom homolog. Kromosomkromosom ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama, serta memuat gen yang sama pula, setiap pasangan kromosom homolog disebut bivalen. Peristiwa saat kromosom berpasangan disebut sinapsis. Ketiga pakiten, kromosom sekain merapat dan membentuk pasangan sinapsis yang sempurna. Keempat diploten, masing-masing kromosom mulai nampak terdiri atas dua kromatid sehingga pada 14 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

kromosom terdapat sinapsis yang mengandung empat kromatid dan disebut tetrad. Kromatid kromosom homolog saling menyilang yang membantu mengikat kromosom agar tetap bersama, dan ini disebut kiasma juga terjadi pindah silang (crossing over). Kelima diakinesis, pada tahap ini kromosom semakin lebih padat dan pendek. Pada metafase I kromosom yang tetrad menuju ke ekuator dan benang-benang spindel melekat pada kinetokor kromosom. Pada tahap anafase I, kromosom homolog ditarik oleh pemendekan spindel ke kutub berlawanan. Akan tetapi, masing-masing kromatid masih terikat oleh sentromer sebagai kesatuan yang utuh. Pada tahap telofase I, terjadi sitokinesis dan persiapan untuk melakukan meiosis II.14 Pada tahap meiosis II, tahapan-tahapan yang terjadi masih sama di mulai dengan profase II, yang diawali dengan pembentukan spindel yang sudah mengalami pembelahan, juga benang kromatin yang sudah berubah menjadi kromosom. Pada metafase II, kromosom berjajar didaerah ekuator seperti halnya mitosis. Sentromer tepat di daerah ekuator, sementara masing-masing kromatid berjuntai ke arah kutub berlawanan. Pada anafase II, sentromer membelah, kromatid membelah membentuk kromosom yang individual, yang ditarik oleh ke kutub berlawanan. Pada telofase II, membrane nukleus dan nucleolus mulai terbentuk kembali, dan terjadi proses sitokinesis juga dihasilkan 4 anak yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom haploid.14

15 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

Gambar 8. Pembelahan sel: meiosis16

Perbedaan mitosis dan meiosis Tabel 1.Mitosis dan Meiosis14 N o

Perbedaan 1 Tujuan Pembelahan 2 3 4 5 6 7 8

Tempat berlangsungnya Jumlah sel anakan Jumlah kromosom Tahap pembelahan sel Sel Anakan Pindah silang Tahap profase

Mitosis Memperbanyak, meregenerasi, bereproduksi (prokariotik) Sel somatik Dua sel anakan Diploid (2n) Satu kali Identik dengan induknya Tidak terjadi Satu tahap

Meiosis Mengurangi jumlah kromosom (eukariotik) Sel gamet Empat sel anakan Haploid (n) Dua kali Berbeda dengan induknya Terjadi pertukaran genetik Profase I ada 5 tahap

III. PENUTUP Sel adalah unit kehidupan terkecil yang tidak bisa dibagi-bagi lagi. Namun terlepas dari hal itu, sel memiliki struktur yang kompleks dan 16 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

berbagai macam fungsinya. Si kecil ini ternyata mampu beradaptasi dalam segala cara dan dapat membuat perubahan besar pada tubuh kita. Pada skenario yang dibahas diatas, dapat disimpulkan bahwa lelaki tersebut awalnya mengalami hipertrofi otot dimana jaringan membengkak/ membesar karena ukuran sel yang besar. Tetapi karena tidak dilatih, otot kembali seperti semula, dikenal dengan sebutan atrofi otot, keadaan dimana otot mengalami penurunan fungsi karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Susan Elrod, William Stansfield. Schaum’s outline: genetika. 4th edition. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007. 2. Membran plasma. Diunduh dari: http://biologigonz.blogspot.com/2010/06/membran-plasma.html, 15 Desember 2014. 17 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

3. Ethel Sloane. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. 4. Bagian-bagian sel dan fungsi organel. Diunduh dari: http://bahanbelajarsekolah.blogspot.com/2013/10/bagian-bagian-sel-danfungsi-organel.html, 16 Desember 2014. 5. Inti sel dan bagian-bagiannya. Diunduh dari: http://fathurrahmankidbuu.blogspot.com/2013/02/vbehaviorurldefaultvmlo.html, 16 Desember 2014. 6. Triwibowo Yuwono. Biologi molekular. Jakarta: Penerbit Erlangga. 7. Struktur dan fungsi retikulum endoplasma. Diunduh dari: http://www.biologionline.info/2014/11/struktur-dan-fungsi-retikulumendoplasma.html, 16 Desember 2014. 8. Damin Sumardjo. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata 1 fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2008. 9. Struktur badan golgi. Diunduh dari: http://www.biologionline.info/2014/11/struktur-dan-fungsi-retikulumendoplasma.html, 16 Desember 2014. 10.Mitchell RN. Buku saku dasar patologis penyakit robbins & cotran. 7th edition. Jakarta: EGC; 2008. 11.Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni W, Endang. Biologi 3 SMA dan MA untuk kelas XII. Jakarta: Erlangga;2006.h.106-7. 12.Supartini Y. Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC;2004. h.48-9. 13.Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. Mudah dan aktif belajar biologi. Jakarta: Setia Purna Invet;2007.h.2-3. 14.Santoso B. Biologi pelajaran biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Interplus;2007.h.73-5. 15.Fried GH, Hademenos GJ. Biologi. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga;2005.h.93. 16.Pembelahan sel. Diunduh dari: http://ilovebiologymsrita.blogspot.com/2012/11/pembelahan-sel.html. 16 Desember 2014.

18 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

BLOK 3

19 | P e n g a r u h S e l Te r h a d a p P e m b e s a r a n O t o t

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF