Patofisiologi Herpes Zoster Dan Varisela
October 1, 2017 | Author: Mia Nasution | Category: N/A
Short Description
Download Patofisiologi Herpes Zoster Dan Varisela...
Description
Patofisiologi Varisella Varissella dikatakan sebagai infeksi akut primer karena pada kontak pertama virus varisella zoster dengan manusia menyebabkan penyakit varisella zosteratau cacar air. Penderita dapat sembuh atau penderita sembuh dengan virus yang menjadi laten (tanpa manifestasi klinis) dalam ganglion dorsalis, jika kemudian terjadi reaktivitas maka virus varisella zoster akan menyebabkan penyakit herpes zoster. Setelah VZV masuk melalui saluran pernapasan atas, atau setelah penderita berkontak dengan lesi kulit, selama masa inkubasinya terjadi viremia primer. Infeksi mula-mula terjadi pada selaput lendir saluran pernapasan atas kemudian menyebar dan terjadi viremia primer. Pada Viremia primer ini virus menyebar melalui peredaran darah dan system limfa ke hepar, dan berkumpul dalam monosit/makrofag, disana virus bereplikasi, pada kebanyakan kasus virus dapat mengatasi pertahanan non-spesifik sehingga terjadi viremia sekunder. Pada viremia sekunder virus berkumpul di dalam Limfosit T, kemudian virus menyebar ke kulit dan mukosa dan bereplikasi di epidermis memberi gambaran sesuai dengan lesi varisela. Permulaan bentuk lesi mungkin infeksi dari kaliper endotel pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel dermis, folikel kulit dan glandula sebasea, saat ini timbul demam dan malaise, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel (8-12 jam). Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti tetesan air mata/embun “tear drops”. Cairan dalam vesikel kecil mula-mula jernih, kemudian vesikel berubah menjadi besar dan keruh akibat sebukan sel radang polimorfonuklear lalu menjadi pustula. Kemudian terjadi absorpsi dari cairan dan lesi mulai mengering dimulai dari bagian tengah dan akhirnya terbentuk krusta. Krusta akan lepas dalam 1-3 minggu tergantung pada dalamnya kelainan kulit. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal berwarna merah muda, dapat terasa nyeri, kemudian berangsur-angsur hilang. Lesi-lesi pada membran mukosa (hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna, saluran kemih, vagina dan konjungtiva) tidak langsung membentuk krusta, vesikel-vesikel akan pecah dan membentuk luka yang terbuka, kemudian sembuh dengan cepat. Karena lesi kulit terbatas terjadi pada jaringan epidermis dan tidak menembus membran basalis, maka penyembuhan kira-kira 7-10 hari terjadi tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi
hyper-hipo pigmentasi mungkin menetap sampai beberapa bulan. Penyulit berupa infeksi sekunder dapat terjadi ditandai dengan demam yang berlanjut dengan suhu badan yang tinggi (39-40,5 oC) mungkin akan terbentuk jaringan parut.
Patofisiologi Herpes Zoster Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varisella zoster (virus DNA). Setelah seseorang terkena infeksi primer dari virus varisella zoster atau setelah seseorang terkena penyakit cacar air. Virus varisella zoster akan menetap dalam kondisi dorman pada ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis orang tersebut. Apabila sistem imun orang tersebut rendah atau menurun misalnya karena pertambahan usia pada pasien usia lanjut atau karena penyakit imunosupresif contohnya penyakit AIDS, penyakit leukimia, dan penyakit limfoma maka virus varisella zoster tersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster. Sebelum
timbul
gejala
kulit
terdapat,
gejala
predormal
baik
sistemik
(demam,pusing,malese), maupun gejala predormal lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya). Setelah itu virus varisella zoster akan memperbanyak diri (multipikasi) dan membentuk eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit eritematosa dan edema, gejala ini akan terjadi selama 3-5 hari. Vesikel ini berisi cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul dan krusta. Penyebaran vesikel bersifat dermatomal mengikuti tempat persarafan yang dilaluivirus varisella zoster. Biasanya hanya satu saraf yang terlibat, namun di beberapa kasus bisa jadi lebih dari satu saraf ikut terlibat. Vesikel akan pecah dan berair, kemudian daerah sekitarnya akan mengeras dan mulai sembuh, gejala ini akan terjadi 3-4 minggu. Pada sebagian kecil kasus, eritema tidak muncul tetapi ada rasa sakit.
http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/varicella.html
View more...
Comments