Patofisiologi, Diagnosis Dan Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi

February 24, 2019 | Author: Hanif Nur Riestyanto | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Health...

Description

Referat Kedokteran: Patofisiologi, Diagnosis dan Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi

Pada bagian sebelumnya sudah dibahas tentang Etiologi dan Klasifikasi Disfungsi Ereksi, dan  pada bagian ini akan dibahas seputar Referat Kedokteran: Patofisiologi, Diagnosis dan Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi.

Patofisiologi Diagnosis Disfungsi

Mekanisme terjadinya disfungsi ereksi menurut Hilsted dan o! "#$$%& merupakan kombinasi neuropati otonom dan keterlibatan arteriosklerosis arteri pudenda interna.

Menuru Menurutt Morela Moreland nd "sebag "sebagaim aimana ana dikuti dikutip p oleh oleh 'ibo!o ibo!o,, ())*& ())*& ada dua pandanga pandangan n utama utama  patofisiologi kasus disfungsi ereksi, pada hipotesis pertama perubahan yang dipengaruhi tekanan oksigen pada penis selama ereksi ditujukan untuk mempengaruhi struktur korpus ka+ernosum dengan ara menginduksi sitokin yang bermaam-maam.

aktor +asoaktif dan faktor pertumbuhan pada kondisi tekanan oksigen yang berbeda akan mengubah mengubah metabolism metabolismee otot polos dan sintesis sintesis jaringan ikat. Penurunan rasio antara otot polos dengan jaringan ikat pada korpus ka+ernosum dihubungkan dengan meningkatnya +ena difus dan kegagalan mekanisme penyumbatan +ena.

Hipotesis Hipotesis tersebut tersebut menyertakan menyertakan bukti adanya perubahan perubahan pada fase ereksi penis malam hari dan  perubahan sirkadian hubungannya dengan oksigenasi yang penting dalam pengaturan ereksi sehat ehat.. Hipo Hipote tessis yang ang lain ain meny menyat atak akan an bah! bah!aa dis disfung fungsi si erek erekssi adal adalah ah hasi hasill dari dari ketida ketidakse kseimb imbanga angan n metabol metabolik ik antara antara proses proses kontra kontraksi ksi dan relaks relaksasi asi di dalam dalam otot otot polos polos trabekula, misalnya dominasi proses kontraksi. Kedua hipotesis ini dikaitkan dengan strategi  penanganan DE.

Menurut /arton dan 0ouber "()))&, pada kasus-kasus dengan penyebab biologis jelas "misal neuropati diabetika&, pengobatan dan akibat dalam jangka panjang kelainan seksual sekunder  tersebut akan terpengaruh juga oleh faktor psikoseksual.

Penyebab organik DE termasuk +askuler, neurologik "saraf&, hormonal, penyakit, atau obat-  obatan tertentu tertentu dan sejumlah orang mempunyai mempunyai faktor penyebab ganda. Pada faktor faktor neurologik  neurologik  dapat berupa: stroke, penyakit demielinasi, kelainan dengan bangkitan atau kejang, tumor atau trauma sumsum belakang dan kerusakan saraf tepi.

Dua pertiga kasus DE adalah organik dan kondisi komorbid sebaiknya die+aluasi seara aktif. Penyakit +askular dan jantung " terutama yang berhubungan dengan hiperlipidemia, diabetes, dan hipertensi & berkaitan erat dengan disfungsi ereksi. Kombinasi kandisi1kondisi ini dan  penuaan meningkatkan resiko DE pada usia lanjut. Permasalahan hormonal dan metabolik  lainnya, termasuk hipogonadisme primer dan sekunder, hipotiroidisme, gagal ginjal kronis, dan gagal hati juga berdampak buruk pada DE "2ary, ())*&.

Penyalahgunaan 3at seperti intake alkohol atau penggunaan obat1obatan seara berlebihan merupakan kontributor utama pada DE. Merokok merupakan salah satu penyebab arterio oklusi+e disease. Psikogenik disorder termasuk depresi, disforia dan kondisi keemasan juga  berhubungan dengan peningkatan kejadian disfungsi seksual multipel termasuk kesulitan ereksi. 4edera tulang belakang, tindakan bedah pel+is dan prostat dan trauma pel+is merupakan  penyebab DE yang kurang umum "'ibo!o, ())*&.

DE iatrogenik dapat disebabkan oleh gangguan saraf pel+is atau pembedahan prostat, kekurangan glisemik, tekanan darah, kontrol lipid dan banyak medikasi yang umum, digunakan dalam pelayanan primer. 5bat anti hipertensi khususnya diuretik dan entral ating agents dapat menyebabkan DE. /egitu pula digoksin psikofarmakologi agents termasuk beberapa antidepresan dan anti testosteron hormon. Kadar testosteron memang sedikit menurun dengan  bertambahnya usia namun yang berkaitan dengan DE adalah minoritas pria yang benar1benar  hipogonadisme yang memiliki kadar testosteron yang rendah "2ary,())*&.

Komorbiditas Disfungsi Ereksi

/eberapa penyakit6kondisi dengan pre+alensi DE yang tinggi, antara lain: gagal ginjal, i+er  disease, multiple slerosis, spinal ord injuries, anomaly atau penyakit penis "seperti: Peyronie7s Disease&, pembedahan pel+is, trauma pel+is, pengobatan kanker prostat, dan hypogonadism "8he 9lberta Medial 9ssoiation, ())&.

Diagnosis Disfungsi Ereksi

Diagnosis DE dapat ditegakkan melalui pemeriksaan berikut ini:

9namnesis Dalam anamnesis perlu ditanyakan tentang penyakit1penyakit seperti diabetes melitus, hiperkolesterlemia, hiperlipidemia, penyakit jantung, merokok, alkohol, obat1obatan, operasi yang pernah dilakukan, penyakit tulang punggung, dan penyakit neurologik dan psikiatrik  "/a3iad, ())%&

Pada diagnosis pasien disfngsi ereksi harus digali ri!ayat seksual, penyakit yang pernah diderita dan psikoseksual. Pada pria yang mengalami DE ditanyakan hal - hal di ba!ah ini :

; ntuk mengetahui apakah seseorang telah mengalami disfungsi ereksi diperlukan suatu e+aluasi fungsi seksual pria. E+aluasi tersebut disusun dalam bentuk beberapa pernyataan yang dikenal sebagai ??E1 "?nternatonal ?nde@ of Eretile untion&.

Pada setiap pertanyaan telah disediakan pilihan ja!aban. 5rang yang sedang die+aluasi diminta memilih yang paling sesuai dengan kondisi orang tersebut A bulan terakhir. Pilihan hanya satu  ja!aban untuk setiap pertanyaan.

#& /agaimanakah tingkat keyakinan anda bah!a anda dapat ereksi dan bertahan terus selama hubungan intim B

# C angat rendah ( C Rendah % C 4ukup  C 8inggi  C angat tinggi

(& Pada saat anda ereksi setelah mengalami perangsangan seksual, seberapa sering penis anda ukup keras untuk dapat mamsuk ke +agina pasangan andaB

#C 8idak pernah 6 hampir tidak pernah (C esekali "F$=& %C Kadang - kadang "G)=& C eringkali )= C elalu 6 hampir selalu

%& etelah penis masuk ke +agina pasangan anda, seberapa sering anda mampu mempertahankan  penis tetap kerasB

#C 8idak pernah 6 hampir tidak pernah (C esekali "F)=& %C Kadang - kadang "G)=& C eringkali )= C elalu 6 hampir selalu

& Ketika melakukan hubungan intim,seberapa sulitkah mempertahankan ereksi sampai selesai melakukan hubungan intimB

#C 8eramat sangat sulit

(C angat sulit %C ulit C ulit sekali C 8idak sulit

& Ketika anda melakukan hubungan intim, seberapa sering anda merasa puasB

#C 8idak pernah 6 hampir tidak pernah (C esekali "F)=& %C Kadang - kadang "G)=& C eringkali )= C elalu 6 hampir selalu

kor : IIIIIIII 

Kemudian lima pertanyaan tersebut dijumlah skornya. 0ika skor tersebut kurang atau sama dengan (#, maka orang tersebut menunjukkan adanya gejala  - gejala disfungsi ereksi."2ary, ())*&.

Pemeriksaan isik  Pada pemeriksaan fisik, tanda1tanda hipogonadisme "termasuk testis keil, ginekomasti dan  berkurangnya pertumbuhan rambut tubuh dan janggut& memerlukan perhatian khusus "/hasin, ())A&. Pemeriksaan penis dan testis dikerjakan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan ba!aaan atau induratio penis. /ila perlu dilakukan palpasi transrektal dan >< transrektal. 8idak jarang DE disebabkan oleh penyakit prostat jinak ataupun prostat ganas atau prostatitis "/a3iad, ())%&.

Pemeriksaan rektum dengan jari "digital retal e@amination&, penilaian tonus sfingter ani, dan  bulbo a+ernosus reflek "kontraksi muskulus bulboka+ernous pada perineum setelah penekanan glands penis& untuk menlai keutuhan dari saral neural outflo!. Jadi perifer dipalpasi untuk  melihat adanya tanda1tanda penyakit +askuler "Montague, ())&. Dan untuk melihat komplikasi  penyakit diabetes " termasuk tekanan darah, ankle braial inde@, dan nadi perifer & " eldman, #$$ &.

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium yang dapat menunjang diagnosis DE antara lain: kadar serum testosterone pagi hari "perlu diketahui, kadar ini sangat dipengaruhi oleh kadar luteini3ing hormone&. Pengukuran kadar glukosa dan lipid, hitung darah lengkap "omplete blood ount&, dan tes fungsi ginjal.

edangkan pengukuran +askuler berdasarkan injeksi prostaglandin E# pada orpora penis, duple@ ultrasonography, biothesiometry, atau noturnal penile tumesene tidak  direkomendasikan pada praktek rutin6sehari1hari namun dapat sangat bermanfaat bila informasi tentang +asular supply diperlukan, misalnya, untuk menentukan tindakan bedah yang tepat "implantation of a prosthesis +s. penile reonstrution& "rol ())*:L%L1.

#. M2ary K8. Eretile Dysfuntion. J Engl 0 Med ())*%*:(*(1L#.

#. Montague DK, 0aro! 0P, /roderik 9 update. 0 >rol ())#*:(%)1$.

#A. J?H 4onsensus De+elopment Panel on ?mpotene. J?H 4onsensus 4onferene:impotene. 09M9 #$$% (*):L%1$).

#*. Romeo, 0H., eftel, 9D. ())). e@ualfuntion in men !ith diabetes type1(: assoiation !ith gliemi ontrol. 0.>rol. #A%"%&: *LL1$#.

#L. 8he 9lberta Medial 9ssoiation.
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF