Pathogenesis Mola Hidatidosa

July 28, 2018 | Author: Ardelia Emily | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

OBGYN...

Description

Patogenesis Mola Hidatidosa Pada konsepsi normal, setiap sel tubuh manusia mengandung 23 pasang kromosom, dimana salah satu masing-masing pasangan dari ibu dan yang lainnya dari ayah. Dalam konsepsi normal, sperma tunggal dengan23 kromosom membuahi sel telur dengan 23 kromosom, sehingga akan dihasilkan 46 kromosom. Mola hidatidosa komplet muncul dari fertilisasi kromosom abnormal. etika salah satu sperma membuahi sel telur yang tidak memiliki materi genetik, biasanya 46,!! dengan kedua set krom kromos osom om dari dari ayah ayah,, o"um o"um dibu dibuah ahii oleh oleh sebu sebuah ah sper sperma ma hapl haploi oid d yang ang mend mendup upli lika kasi si kromosomnya sendiri setelah meiosis #androgenesis$. %iasanya sel telur yang dibuahi mati pada saat itu &uga. 'etapi 'etapi dalam kasus yang &arang &arang sel tersebut terimplantasi terimplantasi pada uterus.(ika uterus.(ika hal itu ter&adi, embrio tidak tumbuh, hanya sel trofoblas yang tumbuh untuk mengisi rahim dengan  åan mola.

Mola hidatidosa parsial menun&ukkan adanya se¨ah elemen åan &anin dan perubahan hidatidiformis yang bersifat fokal dan kurang lan&ut. 'er&adi pembengkakkan progresif lambat di dalam stroma "ilus korion yang biasanya a"ascular, sementara "ilus "ascular yang memiliki sirkulasi &anin-plasenta yang berfungsi, tidak terkena. Pada Pada Mola Molahi hidat datid idos osaa Pars Parsia iall #M)P$ #M)P$,, dua sper sperma ma memb membua uahi hi sel sel telu telur, r, menc mencipt iptak akan an 6* kromosom, dibandingkan 46 kromosom pada konsepsi normal. )al ini disebut triploid. ariotipe  biasanya triploid-6*,!!!, 6*,!!+, atau &arang 6*,!++. 6*,!++. Dengan materi genetik yang terlalu  banyak, kehamilan akan a kan berkembang secara abnormal, dengan plasenta tumbuh melampaui bayi. (anin dapat terbentuk pada kehamilan ini, akan tetapi &anin tumbuh secara abnormal dan tidak  dapat bertahan hidup.

Potensi eganasan ehamilan mola komplet memiliki insiden sekuele ganas yang lebih tinggi dibandingkan dengan mola parsial, Pada sebagian besar penelitian,  sampai 2/ mola komplet memperlihatkan tanda trofoblastik persisten, e"akuasi mola secara dini tidak menurunkan risiko ini. Per&alanan Penyakit 0ambaran klinis khas 1anita dengan kehamilan mola telah banyak berubah se&ak beberapa decade terakhir karena diagnosis yang lebih dini. ebagian besar 1anita datang mengun&ungi  pera1atan prenatal lebih dini dan men&alani sonografi sehingga kehamilan mola terdeteksi

sebelum tumbuh membesar dan lebih banyak penyulit. Dalam banyak hal, perubahan gambaran klinis ini analog dengan yang ter&adi pada kehamilan ektopik. ecara umum, ge&ala cenderung lebih mencolok pada mola komplet dibandingkan mola parsial.

Gejala Klinis Mola Hidatidosa 0e&ala mola hidatidosa sudah sangat berkurang dekade terakhir ini karena dapat di deteksi dengan 0 dengan baik. 0e&ala yang ditemukan biasanya -2 bulan didapatkan amenorrhea sebelum ditemukan mola. Dari 4 1anita dengan diagnosis mola komplit didiagnosis pada kehamilan  minggu. Menurut 0emer,dkk dari 4/ kasus asimptomatik dan / pendarahan "aginal. )anya 2/ pasien yang menderita anemia atau hiperemesis. Pada umur kehamilan yang lebih lan&ut ge&ala mola hidatidosa komplit serupa dengan mola hidatidosa partial. Pada kehamilan mola yang tidak ditangani maka akan ter&adi pendarahan intrauterin mulai dari spot hingga perdarahan.Perdarahan ini menun&ukan tanda aborsi spontan mola. Pendarahan ini akan ber&alan intermiten dalam minggu hingga bulan. Pada mola yang lebih berat dengan pendarahan dapat menun&ukan tanda anemia defisiensi besi. Pada beberapa 1anita pertumbuhan uterus dapat cepat. terus yang membesar   berkonsistensi lunak namun tidak ada detak &antung &anin. Mual dan muntah sering muncul pada  pasien mola. Pada mola komplit, o"arium mengandung multipel kista lutein sebanyak 2-6/. 5ni disebabkan dari o"erstimulasi elemen luteal akibat banyaknya kadar h0. ista beta lutein akan regresi ketika dilakukan terminasi. ista luteal yang besar dapat menyebabkan beberapa kompliasi pada o"arium seperti torsio, infark, dan pendarahan. 7oforektomi tidak dilakukan  pada pasien mola meskipun dapat ter&adi komplikasi di atas. 8amun pada 5nfark yang luas yang  berlan&ut setelah dilakukan reposisi o"arium makan dilakukan ooforektomi. 'hyrotropin-like effect akibat melimpahnya kadar h0 menyebabkan kadar '4 bebas meningkat dan kadar tyroid stimulating hormon #')$ berkurang. 8amun demikian ge&ala thyroto9icosis pada pasien mola biasanya teramarkan oleh pendarahan intrauterin dan sepsis akibat infeksi. adar free '4 akan berangsur turun setelah dilakukan terminasi. 0e&ala badai tiroid pernah dilaporkan ter&adi. Pada mola yang besar, preeklamsi dan eklamsi yang berat biasa ter&adi. 8amun, ge&ala ini sudah &arang timbul karena deteksi dini dengan 0. Preeklamsi dapat ter&adi akibat masa tropoblastik yang hipoksia, sehingga melepaskan antiangiogenik faktor dan memicu kerusakan endotel.

Gambar. Gambaran USG kista theca luteal pada wanita dengan mola hidatidosa

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF