PARADIGMA DAN KONSEP KEILMUAN : MENELUSURI PIJAKAN KEILMUAN ILMU-ILMU SOSIAL DAN AGAMA

August 19, 2017 | Author: MuchlisIbnuSulemang | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

B. Rumusan Masalah Agar mampu mendapatkan informasi yang lebih dalam pembahasan paradigma dan konsep keilmuan, maka pen...

Description

PARADIGMA DAN KONSEP KEILMUAN : MENELUSURI PIJAKAN KEILMUAN ILMU-ILMU SOSIAL DAN AGAMA

Ditulis untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah “METODOLOGI PENELITIAN ”

Semester I Oleh : RAKHMAT MACHMUD

Dosen Pemandu :

Prof.Dr.M.Ramli, M.Si Dr.Moh.Sabri Ar, MA

PROGRAM PASCASARJANA (S2) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 2014

1

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah Di sekolah, guru adalah orang tua kedua bagi anak didik. sebagai orang tua, guru harus menganggapnya sebagai anak didik, karena anak didik adalah anak. Orang tua dan anak adalah dua sosok insani yang diikat oleh tali jiwa. Belaian kasih dan sayang adalah naluri jiwa orang tua yang sangat diharapkan oleh anak, sama halnya belaian kasih dan sayang seorang guru kepada anak didiknya. Ketika guru hadir bersama-sama anak didik di sekolah, di dalam jiwanya seharusnya sudah tertanam niat untuk mendidik anak didik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak yang baik, yang cakap dan terampil, bersusila dan berakhlak mulia.

Tugas penting guru pada pendidikan formal di sekolah di antaranya adalah membantu peserta didik untuk mengenal dan mengetahui sesuatu, terutama memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian konstruktivisme, pengetahuan itu merupakan “proses menjadi”, yang pelan-pelan menjadi lebih lengkap dan benar. Pengetahuan itu dapat dibentuk secara pribadi dan peserta didik itu sendiri yang membentuknya. Peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator atau moderator dan tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus, membantu peserta didik untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya.1

1

http://www.referensimakalah.com/2011/08/paradigma-guru-di-indonesia_4447.html

2

Tidak dapat dipungkiri paradigma sangat berkorelasi dengan konsep keilmuan, dan paradigma beserta konsep keilmuan seseorang itu sangat dipengaruhi oleh tempat atau lingkungan ia berada. Lingkungan sekolah adalah tempat dimana para guru dapat melakukan segala sesuatu dalam merubah atau membentuk suatu paradigma dan konsep keilmuan yang baru untuk diaplikasikan secara bersamasama, untuk mencapai tujuan pendidikan dan keberhasilan dari visi dan misi lingkungan sekolah.

B. Rumusan Masalah Agar mampu mendapatkan informasi yang lebih dalam pembahasan paradigma dan konsep keilmuan, maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian paradigma dan konsep keilmuan? 2. Bagaimana mengeidentifikasi teori-teori dalam suatu paradigma? 3. Bagaimana mengeidentifikasi pengertian dan kegunaan konsep dalam sebuah paradigma? 4. Jenis-jenis model paradigma penelitian sosial dan paradigma agama!

3

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian paradigma dan konsep keilmuan

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).2 Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik) 3

Adapun pengertian dari konsep keilmuan terdiri dari dua kata yaitu konsep dan ilmu. Konsep adalah Konsep atau anggitan adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami. Aristoteles dalam "The classical theory of concepts" menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam kharakteristik.

2 3

Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. h. 27. http://id.wikipedia.org/wiki/Paradigma

4

Konsep adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap extensinya.4 Keilmuan dari kata ilmu. Ilmu sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya5 dalam kamus bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tentang

suatu bidang yang disusun secara

bersistem menurut metode tertentu, yg dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu: dia memperoleh gelar doktor dl -- pendidikan; (2) pengetahuan atau kepandaian (tt soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb)6 oleh karena itu keilmuan adalah barang apa yang berkenaan dengan pengetahuan (benda).

B. Mengeidentifikasi teori-teori dalam suatu paradigma

Metodologi penelitian bukan hanya sekedar kumpulan metode atau teknik penelitian, melainkan suatu keseluruhan landasan nilai-nilai ( khususnya yang menyangkut filsafat keilmuan), asumsi-asumsi, etika dan norma yang menjadi aturan –aturan standar yang dipergunakan untuk menafsirkan serta menyimpulkan data penelitian, termasuk juga kriteria untuk menilai kualitas hasil penelitian. Pembedaan 4

http://id.wikipedia.org/wiki/Konsep http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu 6 http://kamusbahasaindonesia.org/ilmu/mirip#ixzz2zTgDluLw 5

5

antara metode dan metodologi tersebut dikemukakan oleh Baley ( 1987:32-33) sebagai berikut :Metodologi penelitian, dengan demikian, sebenarnya tidak terlepas dari suatu paradigma keilmuan tertentu, lebih spesifik lagi, metodologi penelitian merupakan implikasi atau konsekuensi logis dari nilai-nilai, asumsi-asumsi, aturanaturan serta kriteria yang menjadi bagian integral dari suatu paradigma. Usaha untuk mengelompokkan teori-teori dan pendekatan ke dalam sejumlah paradigma yang dilakukan sejauh ini menghasilkan pengelompokkan yang amat bervariasi. Kinloch ( 1977), contohnya, mengidentifikasi sekurangnya ada 6 (enam) paradigma atau perspektif teoritikal (Organic paradigm, Conflict paradigm, Social Behaviorism, Structure Functionalism, Modern Conflict Theory, dan Social-Psychological paradigm). Tetapi Crotty ( 1994) mengelompokkan teori-teori sosial antara lain ke dalam Positivism, Interpretivism, Critical Inquiry, Feminism, dan Postmodernism.

Burrel dan Morgan ( 1979), telah mengelompokkan teori-teori dan pendekatan dalam ilmu-ilmu sosial ke dalam 4 ( empat) paradigma :

1.

Radical Humanist Paradigm

2.

Radical Structuralist Paradigm

3.

Interpretive Paradigm, dan

4.

Functionalist Paradigm.

Sementara itu Guba dan Lincoln ( 1994) mengajukan tipologi yang mencakup 4 (empat) paradigma :

1.

Positivism

6

2.

Postpositivism

3.

Critical Theories et. al. dan

4.

Constructivism

Tetapi sejumlah peneliti menyatukan positivism dan postpositivism sebagai classical paradigm karena dalam prakteknya implikasi metodologi keduanya tidak jauh berbeda.

Terlepas dari variasi pemetaan paradigma yang ada, pada intinya setiap paradigma dapat dibedakan dari paradigma lainnya atas dasar sejumlah hal mendasar, antara lain konsepsi tentang ilmu-ilmu sosial, ataupun asumsi-asumsi tentang masyarakat, manusia, realitas sosial, keberpihakan moral, dan juga commitment terhadap nilai-nilai tertentu.7

Oleh karena itu untuk menemukan teori-teori dalam suatu paradigma tertentu penulis menyimpulkan dari berbagai uraian diatas adalah dengan mengetahui metodologi masing-masing paradigma tersebut serta perbedaan dan tujuan dasar dari konsep keilmuan.

C. Mengidentifikasi pengertian dan kegunaan konsep dalam sebuah paradigma Dalam bahasa sehari-hari, apa yang disebut ‘konsep’ itu tak lain daripada ‘kata’. Di sebut dalam batasan tertentu yang definitif, apa yang disebut konsep

7

Hidayat, Dedy N.1999. Bahan Penunjang Kuliah Metodologi Penelitian Komunikasi dan Latihan Penelitian Komunikasi : Bagian I Paradigma Klasik dan Hypothetico –Deductive Method Dalam Penelitian Komunikasi . Jakarta : Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI, Hal 1-2.

7

secara umum ini tak lain daripada apa yang disebut ‘tema’ dalam logika dan apa yang disebut ‘istilah’ dalam setiap perbincangan keilmuan. Apapun sebutannya dalam berbagai perbincangan, secara umum dapatlah dikatakan per definisi bahwa ‘konsep’ itu ialah simbol tertentu yang digunakan sebagai representasi objek yang diketahui dan/atau dialami oleh manusia dalam kehidupan bermsyarakatnya.8 Bila dihubungkan pada konsep sosiologi yang lebih spesifik maka dapat diartikan Konsep ialah kata, atau istilah ilmiah yang menyatakan suatu ide atau pikiran umum tentang sifat-sifat suatu benda, peristiwa, gejala, atau istilah yang mengemukakan tentang hubungan antara satu gejala dan gejala lainnya.9 Telah diketahui bersama bahwa berfikir adalah bagian dari paradigma seseorang, karena paradigma itu lahir dari cara berfikir baik individu maupun secara kolektif. Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Menurut Drever (dalam Walgito, 1997) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Sedangkan menurut Solso (1998) berpikir adalah sebuah proses

8 http://soetandyo.wordpress.com/2010/09/18/tentang-teori-konsep-dan-paradigma-dalamkajian-tentang-manusia-masyarakat-dan-hukumnya/ 9 http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2013/07/Konsep-Dasar-dalam-Sosiologi-MetodeMetode-Sosiologi-Hakikat-Sosiologi-dan-Manfaat-Sosiologi.html?m=0

8

dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah.10 Dari berbagai defenisi dan keterangan mengenai pengertian dan kegunaan konsep dalam sebuah paradigma diatas maka dapat ditemukan konsep menguraikan yang umum hingga khusus, bagi penulis konsep memiliki kegunaan untuk lebih spesifik dan memudahkan dalam pemetaan masalah dan menyelesaikan sesuai dari masing-masing pola yang terjadi. D. Model-model paradigma penelitian sosial dan paradigma agama Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen (1982:32), adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau prposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian .11 Uraian terdahulu telah banyak dikemukakan bahwa objek penelitian sosial adalah manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi dan mempengaruhi manusia. Oleh karena itu, sumber data dalam penelitian bidang sosial akan selalu berhubungan dan dipengaruhi oleh keunikan manusia. Keunikan itu berasal dari individualitas manusia sebagai perpaduan/kesatuan unsur fisik dan psikis yang tidak sama satu

10 11

http://ekwana-fajar.blogspot.com/2012/01/pengertian-dan-konsep-dasar-berpikir.html http://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2008/05/paradigma-penelitian-kualitatif.html

9

sama lain. Sehingga dalam hal ini, objek dalam penelitian sosial tentunya manusia dengan segala perilakunya dalam kehidupannya. Di satu sisi, kenyataan telah membuktikan bahwa manusia sangat membutuhkan agama, di mana harapan untuk mendapatkan keamanan dengan menggunakan kekuatan- kekuatan spiritual yang dianggap sebagai salah satu sumber sikap keagamaan. Karena itu, masalah keagamaan adalah masalah yang senantiasa menyertai kehidupan ummat manusia sepanjang sejarahnya sebagaimana masalah sosial lainnya. Sikap keberagamaan kini telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia yang telah dikembangkan sedemikian rupa, baik berupa ritus, pranata sosial, maupun perilaku dalam berbagai dimensinya. Model paradigma penelitian yang kita kenal secara umum ada dua : yaitu paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif . Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif. Adapun paradigma kualitatif Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada Pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci.12 Terdapat beberapa model paradigma yang lumrah digunakan dalam penelitian sosial, antara lain :

12

http://ariefdotcom.blogspot.com/2013/02/macam-macam-paradigma-dalam-penelitian.html

10

1. Paradigma positivistik. Paradigma ini disebut juga dengan paradigma fakta sosial. Dalam paradigma ini fenomina sosial difahami sebagaimana fenomina alam, cara kerja ilmu sosial menggunakan metode ilmu alam yang disebut fisika sosial. 2.

Paradigma naturalistik.Disebut juga paradigma definisi sosial, paradigma non positivistik dan paradigma mikro atau pemberdayaan. Walaupun istilahnya berbeda beda, keempat istilah tersebut pada umumnya memiliki pengertian yang sama dan merupakan rumpun paradigma dalam penelitian kwalitatif.

3.

Paradigma rasionalistik, disebut juga

paradigma verstehen. Ia memandang

realitas sosial sebagaimana difahami oleh peneliti berdasarkan teori teori yang ada dan didialogkan dengan pemahaman subjek yang diteliti/data empirik. 4. Paradigma Teologis Sejak pertengahan abad dua puluh berbagai paradigma sebagaimana diurai diatas, mulai banyak dipertanyakan, bahkan mulai dikritik, karena dianggap belum memuaskan para ilmuwan sosial, lebih lebih bagi mereka yang meyakini wahyu sebagai suatu kebenaran. Bagi mereka , realitas social bukan hanya terdiri dari realitas

emperik, realitas logis, dan realitas etis, tetapi Wahyu juga merupakan

sebuah realitas, yakni realitas normatif.

13

Adapun model dalam penelitian agama diantaranya : Agama adalah ajaran atau wahyu dari Tuhan yg tidak dapat dikategorikan sebagai kebudayaan dan segi yg kedua ini hanya berlaku bagi agama samawi., sedang bagi agama yg sumbernya bukan wahyu, maka baik bentuk maupun isinya dipandang kebudayaan. Oleh karena itu bagi agama samawi yg dapat diteliti hanyalah bagian atau segi bentuk yg dipandang sebagai kebudayaan bathin manusia.

13

http://hefnizeinstain.blogspot.com/2013/05/berbagai-paradigma-dalam-penelitian.html

11

Sedangkan bagian kedua yg merupakan isinya karena merupakan wahyu tidak termasuk garapan penelitian. Oleh karena itu penelitian terhadap agama budaya penelitian dapat dilakukan. Adapun bentuk pengalaman dari ajaran agama yg dapat diteliti terkait dengan perilaku penganutnya seperti : tingkat keimanan dan ketakwaannya, meneliti apakah zakat, shalat dan haji sudah dilakukan, sejauhmana tingkat kepedulian umat terhadap penanganan masalah sosial sebagai panggilan agama, cara-cara yg ditempuh oleh umat Islam dalam dakwah, pendidikan islam, cara mengajarkan agama, pemahaman umat Islam terhadap agamanya, timbulnya pemahaman keagamaan, pemikrian keagamaan dll. Penelitian agama jg dapat dilakukan untuk menggali ajaran-ajaran agama yg terdapat dalam kitab suci dan kemungkinan aplikasinya sesuai dengan semangat zaman.14 Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa dalam menentukan model penelitian agama secara umum agar lebih diketahui perbedaan antara agama sawami yang bersumber pada wahyu atau agama yang dipandang sebagai bagian dari kebudayaan tertentu.

BAB III KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

14

http://misterrakib.blogspot.com/2014/01/model-penelitian-agama-model-penelitian.html

12

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir. Konsep adalah Konsep atau anggitan adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Untuk menemukan teori-teori dalam suatu paradigma adalah dengan mengetahui metodologi masing-masing paradigma tersebut serta perbedaan dan tujuan dasar dari konsep keilmuan. Mengenai pengertian dan kegunaan konsep dalam sebuah paradigma diatas maka dapat ditemukan konsep menguraikan yang umum hingga khusus, bagi penulis konsep memiliki kegunaan untuk lebih spesifik dan memudahkan dalam pemetaan masalah dan menyelesaikan sesuai dari masing-masing pola yang terjadi. Model paradigma penelitian yang kita kenal secara umum ada dua : yaitu paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif . paradigma penelitian sosial diantaranya : Paradigma positivistik, Paradigma naturalistik, Paradigma rasionalistik dan Paradigma Teologis. Model penelitian agama secara umum dapat dibedakan menjadi penelitian agama sawami yang bersumber pada wahyu dan penelitian agama yang dipandang sebagai bagian dari kebudayaan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M. Linggar. Teori & Profesi Kehumasan: Serta Aplikasinya di Indonesia, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001 Hidayat, Dedy N.1999. Bahan Penunjang Kuliah Metodologi Penelitian Komunikasi dan Latihan, Jakarta, 2002. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja ... Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Umar, Husein. 2002. Penelitian Komunikasi : Bagian I Paradigma Klasik dan Hypothetico –Deductive Method Dalam Penelitian Komunikasi . Jakarta : Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI, Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta Bandung, 2004. Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin, Metodologi Penelitian. Bandung : Mandar Maju 2011.

Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008

Http://www.referensimakalah.com/2011/08/paradigma-guru-di-indonesia_4447.html Http://id.wikipedia.org/wiki/Paradigma Http://id.wikipedia.org/wiki/Konsep Http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu Http://kamusbahasaindonesia.org/ilmu/mirip#ixzz2zTgDluLw Http://soetandyo.wordpress.com/2010/09/18/tentang-teori-konsep-dan-paradigma-dalamKajian-tentang-manusia-masyarakat-dan-hukumnya/

Http://bangkusekolah-id.blogspot.com/2013/07/Konsep-Dasar-dalam-Sosiologi-MetodeMetode-Sosiologi-Hakikat-Sosiologi-dan-Manfaat-Sosiologi.html?m=0 Http://ekwana-fajar.blogspot.com/2012/01/pengertian-dan-konsep-dasar-berpikir.html Http://skripsi-konsultasi.blogspot.com/2008/05/paradigma-penelitian-kualitatif.html Http://ariefdotcom.blogspot.com/2013/02/macam-macam-paradigma-dalam-penelitian.html Http://hefnizeinstain.blogspot.com/2013/05/berbagai-paradigma-dalam-penelitian.html Ahmad, Abdullatif AAsyur , 10 orang dijamin masuk surga, Jakarta: Gema Insani Press 1999 Haekal, Muhammad Husain, Al-Faruq Umar, Terj. Ali Audah, Umar bin Khattab.Bogor: Litera AntarNusa, 2002. Katsir Ibnu, Al bidayah wan nihayah masa khulafaur’rasyidiin, Terj Abu Ihsan Al Atsari, Jakarta: Darul Haq, 2004. Michael H. Hart, 100 Tokoh paling berpengaruh sepanjang masa,Terj. Tim Penerbit, Batam: Batam Centre, 2005. Raji Hasan, Muhammad Kinas. Ensiklopedia Biografi Sahabat nabi. Jakarta: Zaman, 2012) http://lampuislam.blogspot.com/2013/08/selama-pemerintahan-umar-kekuasaan.html. Posted by Arceus Zeldfer Senin, 26 Agustus 2013 Http://majelispenulis.blogspot.com/2011/05/sejarah-peradaban-islam-masa-umar-bin.html. 25 September 2013 22.28 Posted by Majelis Penulis at 20.42 on Rabu, 11 Mei 2011 Http://majelispenulis.blogspot.com/2011/05/sejarah-peradaban-islam-masa-umar-bin.html. 25 September 2013 22.28 Posted by Majelis Penulis at 20.42 on Rabu, 11 Mei 2011

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF