Para Parese

July 12, 2019 | Author: Choirul Wiza | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Paraparesis Inferior adalah sindrom klinis dimana prosesnya dimediasi oleh sistem imun menyebabkan cedera neural medula ...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR LATAR BELAKANG

Paresis memiliki arti kelemahan dan paraparesis digunakan untuk mendeskripsikan kelema kelemahan han pada pada kedua kedua tungka tungkai. i. Penger Pengertian tian ini kemudi kemudian an meluas meluas dengan dengan memasuk memasukkan kan kelainan pola jalan yang disebabkan oleh lesi UMN, bahkan pada keadaan yang tidak disertai dengan kelemahan pada pemeriksaan otot secara manual. Gangguan ini kemudian dikaitkan dengan adanya spastisitas yang diinduksi oleh adanya gangguan fungsi dari traktus kortiko spinalis. spinalis. Pada orang dewasa, penyebab penyebab tersering tersering dari sindroma sindroma ini adalah multiple multiple sclerosis sclerosis dengan diagnosis banding berupa tumor pada daerah foramen magnum, Chiari malformation, spondylosi spondylosiss cerical, cerical, arterioenou arterioenouss malformatio malformation, n, dan lateral sclerosis sclerosis primer.!i primer.!iagnos agnosis is untuk penyebab sindroma ini tidak bisa ditegakkan dengan melihat gejala klinisnya saja, tetapi memerlukan pemeriksaan lanjutan seperti " pemeriksaan cairan serebrospinalis, C# scan, M$%, dan myelography. myelography.&,' (pabila terdapat tanda)tanda cerebellar ataupun tanda)tanda lain selain dari tanda) tanda gangguan gangguan pada kortikospi kortikospinal nal bilateral, bilateral, kemungkinan kemungkinan gangguan yang mendasariny mendasarinyaa adala adalah h mult multip iple le sclero sclerosis sis atau ataupu pun n peny penyaki akitt bawa bawaan an lain lain seper seperti ti oli oliop opon onto tocer cereb ebel ellar  lar  degener degenerati ation. on. *ombin *ombinasi asi antara antara tanda) tanda)tan tanda da +MN pada pada lengan lengan dan UMN pada pada tungka tungkaii menjadi suatu karakteristik dari amyotrophic lateral sclerosis.&,'

1

1.2 Tujuan

Penyusu Penyusunan nan referat referat ini untuk untuk mening meningkat katkan kan penget pengetahu ahuan an dan pemaham pemahaman an terhad terhadap ap  paraparese inferior  1.3; Manfaat

Manfaat Keilmuan

ebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai paraparese inferior  Manfaat Prakti

ebagai tambahan ilmu dalam menghadapi kasus paraparese inferior 

2

BAB II TIN!AUAN PU"TAKA 2.1

Anat#mi $erte%ra

#ulang belakang atau ertebra adalah tulang tak beraturan yang membentukpunggung yang mudah digerakkan. terdapat -- tulang punggung pada manusia,  tulangcerical, &' tulang thora/ 0thoraks 0thoraks atau dada1, 2 tulang lumbal, lumbal, 2 tulang tulang sacral, dan 3tulang membentuk  membentuk  tulang ekor 0coccy/1. ebuah tulang punggung terdiri atas duabagian yakni bagian anterior  yang terdiri dari badan tulang atau corpus ertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus ertebrae.-

Gam%ar 2.1 Tulan& Belakan&

Medula spinalis mulai dari akhir medulla oblongata di foramenmagnum sampaikonus medullaris di leel #ulang #ulang 4elakang +&)+'. Medulla pinalis berlanjut menjadi*auda 56uina 0di 4okong1 yang lebih tahan terhadap terhadap cedera. Medula Medula spinalis spinalis terdiri atas traktus traktus ascenden ascenden 0yang membawa informasi di tubuh menuju ke otak seperti rangsang raba, suhu, nyeri dan 3

gerak posisi1 dan traktus descenden 0yang membawa informasi dari otak ke anggota gerak  dan mengontrol fungsi tubuh1. *etika tulang belakang disusun, foramen ini akan membentuk  saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. !ari otak medula spinalis turun ke bawah kira)kira ditengah punggung dan dilindungi oleh cairan jernih yaitu cairan serebrospinal. Medula spinalis terdiri dari berjuta)juta saraf yang mentransmisikan informasi elektrik dari danke ekstremitas, badan, organ tubuh dan kembali ke otak. 7tak dan medula spinalismerupakan sistem saraf pusat dan yang mehubungkan saraf)saraf medula spinalis ketubuh adalah sistem saraf perifer.Medula spinalis diperdarahi oleh ' susunan arteri yang mempunyai hubungan istemewa, yaitu arteri spinalis dan arteri radikularis. (rteri spinalis dibagi menjadi arteri spinalis anterior dan posterior yang berasal dari arteri ertebralis, sedangkan arteri radikularis dibagi menjadi arteri radikularis posterior dan anterior yang dikenal juga ramus ertebromedularis arteria interkostalis. Medula pinalis disuplai oleh arteris pinalis anterior  dan arteri spinalis posterior. Nerus spinalis8akar nerus yang berasal dari medula spinalis melewati suatu lubang di ertebra yang disebut foramen dan membawa informasi dari medula spinalis samapi ke bagian tubuh dan dari tubuh ke otak. (da -& pasang nerus spinalis dan dibagi dalam empat kelompok nerus spinalis, yaitu 9 a. nerus serikal 9 pada nerus ini berperan dalam pergerakan dan perabaan pada lengan,

leher,

dan

anggota

tubuh

bagian

pada

bagian

sebelah

atas

 b. nerus thorak 9 mempersarafi tubuh dan perutc. nerus lumbal dan nerus sakral 9 mempersarafi tungkai, kandung kencing, ususdan genitalia. c. nerus lumbal dan nerus sakral 9 mempersarafi tungkai, kandung kencing, usus dan genitalia.

4

Gam%ar 2.2 Peta Dermat#mal item en#rik araf  2.2

'ii#l#&i "item "araf 

istem motorik berhubungan dengan sistem neuromuskular terdiri atas Upper motor  neurons 0UMN1 dan lower motor neuron (LMN). Upper motor neurons  0UMN1 merupakan kumpulan saraf)saraf motorik yang menyalurkan impuls dan area motorik di korteks motorik  sampai inti)inti motorik di saraf kranial di batang otak atau kornuanterior medula spinalis. 4erdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalamsusunan  piramidal dan susunan ekstrapiramidal. usunan piramidal terdiri dari traktuskortikospinal

5

dan traktus kortikobulbar. Melalui lower motor neuron (LMN), yangmerupakan kumpulan saraf motorik yang berasal dari batang otak, pesan tersebut dariotak dilanjutkan ke berbagai otot dalam tubuh seseorang. *edua saraf motorik tersebutmempunyai peranan penting di dalam sistem neuromuscular tubuh. istem ini yang memungkinkan tubuh kita untuk   bergerak secara terencana dan terukur.2 2.2.1

U((er M#t#r Neur#n

#raktus kortiko spinalis berfungsi menyalurkan impuls motorik pada sel)selmotorik   batang otak dan medula spinalis untuk gerakan)gerakan otot kepala dan leher. #raktus kortikobulber membentuk traktus piramidalis, mempersarafi sel)sel motorik batang otak  secara bilateral, kecuali nerus :%% ; 2.+

Eti#l#&i

Paraparesis akut 0lebih sering terjadi pada hitungan hari daripada hitungan jam atau minggu1 merupakan permasalahan dalam diagnosis. #erjadinya nyeri punggung dan adanya refleks tendon atau tanda)tanda lesi upper motor neuron 0tabel'1 berarti telah munculnya lesi kompresif.3 #abel &. #anda)tanda lesi Upper Motor Neuron4 Karakteritik  !eni an kelema/an

T#nu Maa #t#t Reflek fii#l#&i Reflek (at#l#&i 'aikulai Kl#nu

Upper Motor Neuron ,UMNitri%ui +esi di otak9 ?distribusi piramidalis@ yaitu bagian distal

terutama otot)otot tangan" ekstensor lengan dan fleksor  tungkai lebih lemah. +esi di medula spinalis9 berariasi, bergantung lokasi lesi. pastisitas9 lebih nyata pada fleksor lengan dan ekstensor  tungkai =anya sedikit mengalami disuse atrophy Meninggi (da #idak ada eringkali ada

4erdasarkan umur, populasi lebih tua, penyebab terseringnya adalah metastase tumor. Pada anak)anak atau dewasa muda, sindrom ini lebih tidak menyenangkan karena disertai dengan nyeri yang penyebab terseringnya adalah mielitis tra nsersa akut. Pada anak)anak dan dewasa, selain gangguan motorik, timbul pula gangguan sensorik. M$% spinal atau mielografi

7

diperlukan sebagai diferensiasi. Pada orang tua, kasus akut paraplegia pada spinal cord jarang terjadi. indrom tersebut biasanya terjadi setelah operasi klem aorta.3 Aika refleks tendon hilang disertai tidak adanya sensorik pada pasien dengan paraparesis akut maka kasus yang sering terjadi adalah sindrom Guillain 4arre. %ni terjadi pada semua umur. =ilangnya sensorik merupakan gejala yang mengarah ke diagnosis sindrom Guillain 4arre namun, kadang)kadang tidak selalu demikian. !iagnosis pasti ditegakkan berdasarkan  pemeriksaan CB dan elektromiografi 05MG1. Pada negara berkembang, akut paralisis  poliomyelitis juga merupakan penyebab akut paraplegia.3 5pisode rekuren paraparesis biasanya disebabkan oleh adanya multiple sklerosis atau adanya malformasi ascular medulla spinalis.3 *elainan akut pada medulla spinalis dengan deficit UMN biasanya menunjukkan gejala inkontinensia, hilangnya sensoris dari ekstremitas bawah yang menjalar kearah rostral tubuh setinggi dermatom medulla spinalis yang terkena lesi, tonus otot bersifat flaccid dan refle/ tendon menghilang, pada beberapa kasus, penegakan diagnosis didasarkan pada  pencitraan radiologis pada medulla spinalis.3 *elainan)kelainan UMN tersebut dapat berupa9 3 1;

+esi kompresif 0seperti tumor epidural, abscess, ataupun hematoma1

2;

%nfark medulla spinalis 0propriosepsi biasanya terganggu1

3;

Bistula arterioenous atau kelainan askular lainnya 0trombosis arteri spinalis anterior13

4;

Mielitis transersa

*elainan pada hemisfer serebral yang dapat menyebabkan paraparesis akut yakni anterior cerebral artery ischemia 0refle/ mengangkat bahu dapat terganggu1, superior sagittal sinus atau cortical enous thrombosis, dan acute hydrocephalus. Aika tanda UMN disertai adanya drowsiness, confusion, seizures, atau tanda hemisferik lainnya tanpa adanya gangguan sensoris maka penegakan diagnosis dimulai menggunakan M$% otak. Paraparesis merupakan  bagian dari sindrom kauda e6uine yang dapat disebabkan oleh trauma pada punggung bawah, =NP, dan tumor intraspinal. 3

8

Meskipun jarang paraparesis dapat disebabkan oleh neuropati perifer yang  berkembang dengan cepat seperti pada indrom Guillain)4arre atau oleh miopati dan pada kasus ini studi elektrofisiologis dapat membantu penegakan diagnosa. 2.0

Klaifikai Para(aree

;

Pembagian paraparese berdasarkan kerusakan topisnya 9 a; Paraparese spastik 

Parapeaese spastik terjadi kerusakan yang mengenai upper motor neuron 0UMN1, sehingga menyebabkan peningkatan tonus otot atau hipertoni. b; Paraparese Blaksid

Paraparese flaksid terjadi karena krusakan yang mengenai lower motor neuron 0+MN1, sehingga menyebabkan penurunan tonus otot atau hipotoni.

;

*lasifikasi berdasarkan 7nset 9

Paraparese inferior lesi tipe UMN 9 ) (kut 9 %nfeksi non spesifik 0e/9myelitis transersa1. #rauma 0e/9 kontusio, whisplash injury1.  #umor 0tu tumor ganas ; metastasis1 ) *ronik 9 %nfeksi spesifik 0#4c1 #umor 0tu tumor jinak1. Penyakit !egeneratif. 2.

Pat#fii#l#&i

+esi yang mendesak medula spinalis sehingga merusak daerah jaras kortikospinalis lateral dapat menimbulkan kelumpuhan UMN pada otot  otot bagian tubuh yang terletak di 9

 bawah tingakt lesi. +esi yang memotong melintang 0transersal1 medula spinalis pada tingkat serikal, misalnya C2 dapat mengakibatkan kelumpuhan UMN pada otot yang berada di  bawah C2, yaitu sebagian dari kedua otot  otot kedua lengan yang berasal dari miotoma C> sampai miotoma CD, kemudian otot  otot thora/ dan abdomen serta segenap muskular kedua tungkai. *elumpuhan semacam ini disebut sebagai paraplegi. ,D,E,&F (kibat terputusnya lintasan somatosensorik dan lintasan autonom neuroegetatif  asenden dan desenden, maka tingkat dari lesi kebawah, penderita tidak merasakan buang air   besar dan buang air kecil serta tidak memperlihatkan reaksi nueroegetatif. ,D,E,&F +esi transersal yang memotong medula spinalis pada tingkat seluler atau tingkat lumbal yang mengakibatkan kelumpuhan yang pada dasarnya yang serupa denga lesi yang terjadi pada daerah serikal, yaitu pada tingkat lesi

dan dibawah tingkat lesi terdapat

kelumpuhan UMN. *elumpuhan +MN pada tingkat lesi melibatkan kelompok otot yang merupakan sebagian kecil dari muskular toraks dan abdomen, namun kelumpuhan tidak   begitu jelas dikarenakan peranan dari muskular tersebut tidak begitu jelas. #ingkat lesi transersal di medula spinalis mudah terungkap oleh batas defisit sensorik. !ibawah batas tersebut, tanda  tanda UMN dapat ditemukan pada kedua tungkai secara lengkap. Paraplalegi dapat disebabkan oleh suatu infeksi, satu hingga dua segmen dari medula spinalis dapat dirusak secara sekaligus. %nfeksi langsung dapat terjadi melalui emboli septik, luka terbuka dari tulang belakang, penjalaran osteomielitis,

atau perluasan dari proses

meningitis piogenik. %stilah myelitis tidak saja digunakan untuk proses peradangan pada medula spinalis,namun juga digunkan untuk lesi yang menyerupai proses peradangan dan  proses patologi yang mempunyai hubungan dengan infeksi , adanya tumor,

baik tumor 

intramedular atau ekstramedular, maupun trauma yang menyederai medula spinalis.  ,D,E,&F 2.

Pen3akit en&an (ara(eree

10

2..1

Multi(le "4ler#i

a; !efinisi

Multiple sclerosis 0M1 adalah suatu penyakit kronis yang biasanya muncul pada usia dewasa muda. ecara patologis, penyakit ini dikarakteristikkan sebagai suatu inflamasi, demyelnisasi dan terdapatnya jaringan parut 0sclerosis1 pada beberapa area 0multiple1 di substansia alba dari susunan saraf pusat. ,D,E,&F Penyebab M sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, namun factor)faktor seperti mekanisme autoimmune, factor pemicu dari lingkungan dan genetic oleh sebagian ahli dinilai memiliki peranan penting dalam kejadian M.

b; 5pidemiologi

M menurut penelitian sering mengenai usia dewasa muda. Umur saat pertama kali terserang M berpuncak pada kisaran '2)-F tahun, sangat jarang kejadian pada usia dibawah &F tahun dan diatas >F tahun. M lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria, dengan angka kejadian sekitar  &,3 sampai -,& lebih sering dibandingkan pada pria. $as juga sangat mempengaruhi angka kejadian dari M. !ilaporkan bahwa populasi berkulit  putih 0kaukasoid1 sangat beresiko tinggi mengalami M dibandingkan dengan yang berkulit kuning 0mongoloid1 maupun hitam 0negroid1 yang lebih rendah resiko terkena penyakit M ini. ,D,E,&F 11

c; 5tiologi dan Patogenesis

Penyebab utama dari M sampai saat ini masih belum diketahui. #erdapat dalil yang menyebutkan bahwa pada indiidu yang secara genetic beresiko, dapat memicu mekanisme autoimun yang menyebabkan terjadinya demyelinisasi pada usia muda 0yang mungkin disebabkan oleh irus1.

o

 Kecenderungan eneti! 

eperti sudah sedikit disinggung di atas, disebutkan bahwa populasi berkulit putih lebih rentan mengalami M, hal ini semakin diperkuat oleh data penelitian yang menyebutkan  bahwa angka kejadian tertinggi terletak pada daerah)daerah yang diinasi oleh bangsa Nordic dahulu kala. #etapi hal ini tidak dapat menjadikan kesimpulan karena prealensi menurut ras sangat dipengaruhi oleh migrasi. Penelitian pada keluarga yang memiliki lebih dari satu anggota yang terkena M memberikan data

bahwa terjadi predisposisi genetic pada penderita

M.  Ma"or 

 #istocompatibility $omple% 0M=C1 pada kromosom > telah diidentifikasikan sebagai gen yang

berperan pada kejadian M.

M=C berfungsi untuk

mengkode gen pada

 #istocompatibility antigens 0=+( system1 yang terlibat pada presentasi antigen ke sel #. Gen yang paling berperan dari tiga kelas gen)gen =+( adalah alel kelas %%. #erutama pada region !$ dan !. Pada orang berkulit putih, haplotipe kelas %% tersebut 0!$&2, !>, !w'1 dihubungkan dengan peningkatan resiko terjadinya M. Namun, penggambaran haplotype seperti ini baik pada pasien dengan M maupun pada orang normal tidak menunjukkan  perbedaan yang signifikan.

o

 &mmunology

12

Menurut bukti yang diambil dari hasil pemeriksaan terhadap darah, cairan CB pada hewan percobaan yang telah mengalami demyelnisasi memberikan informasi bahwa mekanisme autoimun terlibat dalam proses kejadian M.

,D,E,&F

Pada pemeriksaan darah tepi, beberapa perubahan non)spesifik terlihat. #erutama  pada M sekunder progresif. Perubahan ini sama seperti yang terjadi pada pasien dengan  penyakit autoimun lain seperti +5. Perubahan yang terjadi tersebut adalah penekanan pada aktiitas gen supresor C!D H sel # dan juga pada autologous mi%ed lymphocyte reaction 0(M+$1.

Pada

M,

seperti

juga

pada

+5,

ditemukan

penurunan

jumlah

C!3HC!32$(Hsuppressor)inducer sel # yang berada pada darah tepi.  ,D,E,&F Pleositosis +C juga sangat umum terjadi, terutama pada fase M akut. el # yang  berfungsi sebagai helper'inducer   0C!3HC!w'EHsel)sel1 menyusun sebagian besar sel dan ditemukan dengan jumlah yang tinggi pada +C dibandingkan dengan daerah lain.$eaktifitas sel # ditemukan saat melawan beberapa epitop dari Myelin asic rotein 0M4P1 dan protein  proteolipid. (ntibodi secreting 4)cells juga diaktifkan pada M, terjadi peningkatan jumlah %gG  pada +C dan sintesis %gG juga meningkat. %nfiltrasi limfosit dan makrofag periaskuler menjadi suatu ciri dari immunitas P. +imfosit yang predominan pada M adalah sel)sel  helper'inducer   0C!3HC!w'E1. $eseptor  %nterleukin)' 0%+)'1 juga dapat dibuktikan pada kebanyakan sel #, yang menjadi pertanda  bahwa sel)sel yang mensekresi sitokin telah diaktifkan secara immunologis. itokin yang diproduksi oleh sel # yang diaktifkan dan makrofag memegang peranan  penting pada kerusakan jaringan. itokin tersebut akan memanggil tissue necrosis factor 

13

0#NB1 yang bersifat toksik terhadap sel)sel oligodendroglial dan myelin, dan dapat ditemukan  pada plak M. *irus

o

!ata epidemiologi yang telah dibahas sebelumnya sempat menyinggung tentang  pajanan lingkungan pada M. 5ncephalitis iral pada anak)anak dapat diikuti oleh demyelinisasi. Pada binatang percobaan, yang paling sering dipelajari adalah demyelinsasi yang diinduksi oleh irus +heiler , suatu murine picornairus. (pabila terinfeksi oleh irus strain ini, maka dapat berujung pada infeksi oligodendrosit dengan infiltrasi limfosit periaskuler dan demyelinisasi. Baktor genetic member pengaruh pada kecenderungan pada terjadinya demyelinisasi dan penyakit)penyakit klinis lain. *ecenderungan ini dihubungkan dengan pembentukan respon imun pada hewan saat melawan irus. 7leh karena itu, pada M, demyelinisasi dapat ditimbulkan oleh infeksi irus, seperti" Measles, rubella, mumps, coronairus, parainfluenIa, herpes simple/, accinia, dan =#+:)&. !ua irus yang sangat konsiten terlibat dalam pathogenesis M adalah 5pstein)4arr  irus 054:1 dan human herpes irus > 0==:>1.

o

 a!tor lainnya

Bactor)faktor lain yang sering disebut sebagai pemicu dari terjadinya M antara lain adala :aksinasi yang tidak lengkap juga disebutkan sebagai factor yang dapat menyebabkan terjadinya M. d; #anda dan Gejala

14

*arena persarafan di otak dan medulla spinalis mengalami kerusakan, pasien dengan M dapat memiliki gejala)gejala yang terlihat di seluruh tubuh. Gejala)gejala tersebut antara lain9

;

Gejala)gejala pada otot9

o

*ehilangan keseimbangan

o

pasme otot

o

Mati rasa pada beberapa anggota tubuh

o

*esulitan dalam menggerakkan lengan dan tungkai

o

*esulitan dalam berjalan

o

*esulitan dalam melakukan gerakan koordinasi dan membuat pergerakan ringan

;

;

o

#remor 

o

Paraparesis 0superior8inferior1

Gejala)gejala pada usus dan kandung kemih9

o

*onstipasi

o

*esulitan memulai berkemih

o

%nkontinensia

Gejala)gejala pada pengelihatan9

o

Pengelihatan ganda

15

;

o

$asa tidak nyaman pada mata

o

Pergerakan mata yang tidak terkontrol

o

*ehilangan pengelihatan

Gejala)gejala seksual9

o

!isfungsi ereksi

*elemahan pada tungkai merupakan gejala yang paling umum terjadi, dapat muncul sebagai monoparesis, hemiparesis, atau tetraparesis, dan yang paling sering adalah  paraparesis asimetrik. Pada beberapa pasien, terutama yang mengalami gejala late)onset, mungkin akan terjadi suatu paraparesis spastic atau monoparesis yang berjalan progresif lambat, tanpa adanya abnormalitas lain kecuali tanda)tanda kortikospinal 0spastisitas, hyperrefle/ia dan refle/ 4abinski bilateral1 dan kelumpuhan ringan pada sensasi proprioseptif. Cerebellum dan  penghubungnya dengan batang otak biasanya ikut terlibat, sehingga menyebabkan dysartria, ata/ia, tremor, dan inkoordinasi pada lengan atau tungkai.

,D,E,&F

e; Pemeriksaan !iagnostic

!alam menegakkan diagnosis multiple sklerosis dibutuhkan beberapa pemeriksaan  penunjang sebagai berikut 9

;

 Pemeriksaan elektroporesis susunan saraf pusat, antibody Ig dalam SSP yang  abnormal.

Pemeriksaan elektroforesis terhadap P biasanya mengungkap adanya ikatan oligoklonal 0beberapa

pita

imunoglobulin

gamma

J%gGK1,

yang

menunjukkan

abnormalitas

16

imunoglobulin. !alam kenyataannya, hampir E2L antibodi %gG normal terlihat di P pada klien dengan multipel skierosis. Pemeriksaan potensial bangkitan dilakukan untuk membantu memastikan luasnya proses penyakit den memantau perubahan.

;

 MRI 

C# scan dapat menunjukkan atrofi serebri. M$% menjadi alat diagnostik utama untuk  memperlihatkan plak kecil dan untuk mengealuasi perjalanan penyakit den efek pengobatan. !isfungsi kandung kemih yang mendasari diagnosis dengan pemeriksaan urodinamik. Pengujian neuropsikologis dapat diindikasikan untuk mengkaji kerusakan kognitif. $iwayat seksual menbantu untuk mengindentifikasi hal)hal kekhawatiran khusus. Pemeriksaan M$% menunukkan bahwa banyak plak tidak menimbulkan gejala serius, dan pasien dengan plak ini tidak secara serius mengalami gangguan tetapi mengalami periode remisi yang panjang di antara episode remisi. #erdapat bukti bahwa remielinasi secara actual terjadi pada beberapa  pasien. ,D,E,&F

f;

Penatalaksanaan Medis #ujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala dan membantu fungsi klien.

Penatalaksanaan

meliputi

penatalaksanaan

pada

serangan

akut

dan

kronik.

Program pengobatan sesuai dengan indiidu, kelompok, dan rasional yang menjadi indikasi untuk mengurangi gejala dan memberikan dukungan secara terusmenerus. 4anyak klien multipel skierosis mengalami keadaan stabil dan hanya memerlukan pengobatan yang lebih sering yang ditujukan pada pengontrolan gejala sedangkan yang lain mengalami progresi  penyakit yang mantap.

;

Penatalaksanaan erangan (kut 0 Barmakoterapi 1

17

o

*ortikosteroid dan (C#= digunakan sebagai agen anti)inflamasi yang dapat meningkatkan konduksi saraf, menurunkan inflamasi, kekambuhan dalam waktu singkat atau eksaserbasi 0e/acerbation1. *arena mekanisme imun merupakan faktor patogenesis multipel sklerosis, make sejumlah agen farmakologik dicoba untuk modulasi respons imun dan menurunkan kecepatan perkembangan penyakit den serangan yang sering den menurunkan keadaan yang semakin buruk. 7bat)obat ini mencakup aIatioprin, sikiofosfamid, dan interferon.

o

4eta interferon 04etaseron1 telah disetujui untuk digunakan dalam  perjalanan relapsing)remitting. 4eta interferon 04etaseron 1 digunakan untuk mempercepat penurunan gejala. 4etaseron telah diketahui efektif  dalam menurunkan secara signifikan jumlah dan beratnya eksaserbasi akut dengan pemindaian M$% yang menunjukkan area demielinisasi yang lebih kecil pada jaringan otak. %ni merupakan obat baru yang dapat menjanjikan untuk pengobatan multipel skierosis meskipun telah ratusan kali dicoba.

o

Modalitas lain 0misalnya radiasi, kopolimer &, dan kladribin1 sekarang masih diteliti sebagai pengobatan yang mungkin untuk bentuk multipel sklerosis progresif.

o

4aklofen sebagai agen antispasmodik merupakan pengobatan yang dipilih untuk

spastisitas.

*lien

dengan

spastisitas

beret

dan

kontraktur 

memerlukan blok saraf dan interensi pembedahan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut.

o

%munosupresan 0immunosuppressant1 dapat menstabilkan kondisi penyakit

18

;

Penatalaksanaan Gejala *ronik 

o

Pengobatan

spastic

dengan

bacloferen

0+ioresal1,

dantrolene

0!antrium1, diaIepam 0:alim1, terapi fisik, interensi pembedahan.

o

*ontrol kelelahan dengan namatidin 0immetrel1.

o

Pengobatan depresi dengan antidepresan dan konseling.

o

Penatalaksanaan kandung kemih dengan antikolinergik dan pemasangan kateter tetap.

o

Penatalaksanaan terhadap kontrol berkemih dan defekasi pada kebanyakan masalah sulit klien. Umumnya, gejala disfungsi kandung kemih dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu ketidakmampuan untuk menyimpan urine 0hiperefleksi " tidal tertahan1, ketidakmarnpuan mengosongkan kandung kemih 0hiporefleksi, hipotonik1, dan campuran kedua tipe. 4erbagai ariasi  pengobatan digunakan untuk mengatasi masalah masalah ini. *ateterisasi sendiri yang dilakukan secara sering efektif digunakan untuk disfungsi kandung kemih.

o

%nfeksi saluran kemih sering terjadi akibat disfungsi neurologis. (sam askorbat dapat diberikan untuk mengasamkan urine, sehingga menurunkan kemungkinan bakteri untuk

bertumbuh.

(ntibiotik

diberikan

bile

dibutuhkan,

o

Penatalaksanaan 4(4 dengan laksatif dan supositoria.

o

Penatalaksanaan rehabilitasi dengan terapi fisik dan terapi kerja.

19

o

*ontrol distonia dengan karbamaIim 0#reganol1.

o

Penatalaksanaan gejala nyeri dengan karbamaIepin 0#egratol1, feniton 0!ilantin1, perfenaIin dengan amitriptilin 0#riaili1

2..2

Tum#r Meulla "(inali

Definii

#umor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah cer-ical pertama hingga sacral , yang dapat dibedakan atas"

;

#umor primer9

o

o

Ainak yang berasal dari

;

tulang" osteoma dan !ondroma,

;

serabut saraf disebut neurinoma (.chwannoma1,

;

 berasal dari selaput otak disebut Meningioma"

;

 jaringan otak" lioma, /pendimoma.

Ganas yang berasal dari

;

;

;

 jaringan saraf seperti" 0strocytoma, Neuroblastoma,

sel muda seperti Kordoma1

#umor sekunder9 merupakan anak sebar 0metastase1 dari tumor ganas di daerah rongga dada, perut , pel-is dan tumor payudara.

E(iemi#l#&i 20

!i %ndonesia. jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui secara pasti. Aumah kasus tumor medula spinalis di (merika erikat mencapai &2L dari total jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar F,2)',2 kasus  per &FF.FFF penduduk per tahun. Aumlah penderita pria hampir sama dengan wanita dengan sebaran usia antara -F hingga 2F tahun. !iperkirakan '2L tumor terletak di segmen serikal, 22L di segmen thorakal dan 'FL terletak di segmen lumbosakral.  ,D,E,&F #umor intradural intramedular yang tersering adalah ependymoma, astrositoma dan hemangioblastoma. 5pendimoma lebih sering didapatkan pada orang dewasa pada usia  pertengahan 0-F)-E tahun1 dan jarang terjadi pada usia anak)anak. %nsidensi ependidoma kira) kira sama dengan astrositoma. !ua per tiga dari ependydoma muncul pada daerah lumbosakral. ,D,E,&F !iperkirakan -L dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh pada medula spinalis. #umor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi yang tersering pada tiga dekade pertama. (strositoma juga merupakan tumor spinal intramedular yang tersering pada usia anak)anak, tercatat sekitar EFL dari tumor intramedular pada anak)anak dibawah umur  &F tahun, dan sekitar >FL pada remaja. !iperkirakan >FL dari astrositoma spinalis berlokasi di segmen serikal dan serikotorakal. #umor ini jarang ditemukan pada segmen torakal, lumbosakral atau pada conus medularis. =emangioblastoma merupakan tumor askular yang tumbuh lambat dengan prealensi -L sampai &-L dari semua tumor intramedular medula spinalis. $ata)rata terdapat pada usia -> tahun, namun pada pasien dengan -on #ippel'  Lindau syndrome 0:=+1 biasanya muncul pada dekade awal dan mempunyai tumor yang multipel. $asio laki)laki dengan perempuan &,D 9 &.  ,D,E,&F #umor intradural ekstramedular yang tersering adalah schwanoma, dan meningioma. chwanoma merupakan jenis yang tersering 02-,L1 dengan insidensi laki)laki lebih sering dari pada perempuan, pada usia 3F)>F tahun dan tersering pada daerah lumbal. Meningioma merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural)ekstramedullar tumor. Meningioma menempati kira)kira '2L dari semua tumor spinal. ekitar DFL dari spinal

21

meningioma terlokasi pada segmen thorakal, '2L pada daerah serikal, -L pada daerah lumbal, dan 'L pada foramen magnum.  ,D,E,&F Klaifikai

4erdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat dibagi menjadi tumor primer dan tumor sekunder. #umor primer dapat bersifat jinak maupun ganas, sementara tumor sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan metastasis dari proses keganasan di tempat lain seperti kanker paru)paru, payudara, kelenjar prostat, ginjal, kelenjar  tiroid atau limfoma. #umor primer yang bersifat ganas contohnya adalah astrositoma, neuroblastoma, dan kordoma, sedangkan yang bersifat jinak contohnya neurinoma, glioma, dan ependimoma. ,D,E,&F 4erdasarkan lokasinya, tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tumor intradural dan ekstradural, di mana tumor intradural itu sendiri dibagi lagi menjadi tumor intramedular dan ekstramedular. Macam)macam tumor medula spinalis berdasarkan lokasinya dapat dilihat pada #abel &.

Gam%ar 2.* ,A- Tum#r intraural5intrameular6 ,B- Tum#r intraural5ektrameular6 an ,7- Tum#r Ektraura

#abel '. #umor Medula pinalis 4erdasarkan Gambaran =istologisnya

22

Intraural

Ektra ural

Intraural ektrameular

Chondroblastoma

5pendymoma, tipe my/opapillary

(strocytoma

Chondroma

5pidermoid

5pendymoma

=emangioma

+ipoma

Ganglioglioma

+ipoma

Meningioma

=emangioblastoma

+ymphoma

 Neurofibroma

=emangioma

Meningioma

Paraganglioma

+ipoma

Metastasis

chwanoma

Medulloblastoma

intrameular

 Neuroblastoma

 Neuroblastoma

 Neurofibroma

 Neurofibroma

7steoblastoma

7ligodendroglioma

7steochondroma

#eratoma

7steosarcoma arcoma :ertebral hemangioma

Eti#l#&i an Pat#&enei

Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara  pasti.4eberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap penelitian adalah irus, kelainan genetik, dan bahan)bahan kimia yang bersifat karsinogenik. (dapun tumor sekunder 0metastasis1 disebabkan oleh sel)sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah yang kemudian menembus dinding pembuluh darah, melekat pada  jaringan medula spinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut. Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi kebanyakan muncul dari pertumbuhan sel normal pada lokasi tersebut. $iwayat genetik kemungkinan  besar sangat berperan dalam peningkatan insiden pada anggota keluarga 0 syndromic group) 23

misal pada neurofibromatosis. (strositoma dan neuroependimoma merupakan jenis yang tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe ' 0NB'1, di mana pasien dengan NB' memiliki kelainan pada kromosom ''. pinal hemangioblastoma dapat terjadi pada -FL  pasien dengan *on #ippel'Lindou .yndrome sebelumnya, yang merupakan abnormalitas dari kromosom -.  ,D,E,&F

Manifetai Klini

*eluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler, nyeri ertebrae, atau nyeri funikuler. ecara statistik adanya nyeri radikuler merupakan indikasi  pertama adanya space occupying lesion pada kanalis spinalis dan disebut pseudo neuralgia  pre phase. !ilaporkan >DL kasus tumor spinal sifat nyerinya radikuler, laporan lain menyebutkan >FL berupa nyeri radikuler, '3L nyeri funikuler dan &>L nyerinya tidak jelas -.  Nyeri radikuler dicurigai disebabkan oleh tumor medula spinalis bila9 ; ;

 Nyeri radikuler hebat dan berkepanjangan, disertai gejala traktus piramidalis +okasi nyeri radikuler diluar daerah predileksi =NP seperti C2), +-)3, +2 dan &

#umor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler adalah tumor yang terletak intradural)ekstramedular, sedang tumor intramedular jarang menyebabkan nyeri radikuler. Pada tumor ekstradural sifat nyeri radikulernya biasanya hebat dan mengenai  beberapa radiks. ,D,E,&F #umor)tumor intrameduler dan intradural)ekstrameduler dapat juga diawali dengan gejala ##%* seperti9 hidrosefalus, nyeri kepala, mual dan muntah, papiledema, gangguan  penglihatan, dan gangguan gaya berjalan. #umor)tumor neurinoma dan ependimoma mensekresi sejumlah besar protein ke dalam likuor, yang dapat menghambat aliran likuor di dalam kompartemen subarakhnoid spinal, dan kejadian ini dikemukakan sebagai suatu hipotesa yang menerangkan kejadian hidrosefalus sebagai gejala klinis dari neoplasma intraspinal primer. 4agian tubuh yang menimbulkan gejala berariasi tergantung letak tumor di sepanjang medula spinalis. Pada umumnya, gejala tampak pada bagian tubuh yang seleel 24

dengan lokasi tumor atau di bawah lokasi tumor. Contohnya, pada tumor di tengah medula spinalis 0pada segmen thorakal1 dapat menyebabkan nyeri yang menyebar ke dada depan 0 girdleshape pattern1 dan bertambah nyeri saat batuk, bersin, atau membungkuk. #umor yang tumbuh pada segmen cerical dapat menyebabkan nyeri yang dapat dirasakan hingga ke lengan, sedangkan tumor yang tumbuh pada segmen lumbosacral dapat memicu terjadinya nyeri punggung atau nyeri pada tungkai.

,D,E,&F

Dia&n#i

elain dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis tumor medula spinalis dapat ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan penunjang seperti di bawah ini. a; +aboratorium

Cairan spinal 0CB1 dapat menunjukkan peningkatan protein dan /antokhrom, dan kadang)kadang ditemukan sel keganasan. !alam mengambil dan memperoleh cairan spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus berhati)hati karena blok  sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan menyebabkan  paralisis yang komplit. b; Boto Polos :ertebrae

Boto polos seluruh tulang belakang >)D2L abnormal. *emungkinan ditemukan erosi  pedikel 0defek menyerupai ?mata burung hantu@ pada tulang belakang lumbosakral (P1 atau pelebaran, fraktur kompresi patologis, scalloping badan ertebra, sklerosis,  perubahan osteoblastik 0mungkin terajdi mieloma, Ca prostat, hodgkin, dan biasanya Ca payudara. c; C#)scan

C#)scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi tumor, bahkan terkadang dapat memberikan informasi mengenai tipe tumor. Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter mendeteksi adanya edema, perdarahan dan keadaan lain yang berhubungan. C#)scan juga dapat membantu dokter mengealuasi hasil terapi dan melihat  progresifitas tumor. d; M

%$Pemeriksaan ini dapat membedakan jaringan sehat dan jaringan yang mengalami kelainan secara akurat. M$% juga dapat memperlihatkan gambar tumor yang letaknya  berada di dekat tulang lebih jelas dibandingkan dengan C#)scan. 25

Dia&n#i Banin& (myotrophic +ateral clerosis 0(+1 ; +umbar 0%nterertebral1 !isk !isorders ; Mechanical 4ack Pain ; 4rown)e6uard yndrome ; %nfeksi Medula pinalis ; Cauda 56uina yndrome ; Penatalakanaan

Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular  adalah dengan pembedahan. #ujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal. *ebanyakan tumor intradural) ekstramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau  bahkan tidak ada post operatif. #umor)tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat dan agresif secara histologis dan tidak secara total dihilangkan melalui operasi dapat diterapi dengan terapi radiasi post operasi. #erapi yang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah 9 a; Dekamet/a#n9 &FF mg 0mengurangi nyeri pada D2 L kasus, mungkin juga

menghasilkan perbaikan neurologis1. b; Penatalakanaan %eraar e8aluai rai#&rafik  ;

4ila tidak ada massa epidural9 rawat tumor primer 0misalnya dengan sistemik  kemoterapi1" terapi radiasi lokal pada lesi bertulang" analgesik untuk nyeri.

;

4ila ada lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi 0biasanya -FFF)3FFF cGy  pada &F/ perawatan dengan perluasan dua leel di atas dan di bawah lesi1" radiasi biasanya seefektif seperti laminektomi dengan komplikasi yang lebih sedikit.

c; Penatalakanaan arurat ,(em%ea/an9 raiai- %eraarkan erajat %l#k an

ke4e(atan eteri#rai ;

 bila O DF L blok komplit atau perburukan yang cepat9 penatalaksanaan sesegera mungkin 0bila merawat dengan radiasi, teruskan deksamethason keesokan harinya dengan '3 mg %: setiap > jam selama ' hari, lalu diturunkan 0tappering1 selama radiasi, selama ' minggu.

;

 bila  DF L blok9 perawatan rutin 0untuk radiasi, lanjutkan deksamethason 3 mg selama > jam, diturunkan 0tappering1 selama perawatan sesuai toleransi. 26

.

Raiai

#erapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular yang tidak dapat diangkat dengan sempurna. !osisnya antara 32 dan 23 Gy.

e.

Pem%ea/an

#umor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya dengan teknik  myelotomy. (spirasi ultrasonik, laser, dan mikroskop digunakan pada pembedahan tumor medula spinalis.  &ndi!asi pembedahan2 ;

#umor dan jaringan tidak dapat didiagnosis 0pertimbangkan biopsi bila lesi dapat dijangkau1. Catatan9 lesi seperti abses epidural dapat terjadi pada pasien dengan riwayat tumor dan dapat disalahartikan sebagai metastase.

;

Medula spinalis yang tidak stabil 0unstable spinal1.

;

*egagalan radiasi 0percobaan radiasi biasanya selama 3D jam, kecuali signifikan atau terdapat deteriorasi yang cepat1" biasanya terjadi dengan tumor  yang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma.

;

$ekurensi 0kekambuhan kembali1 setelah radiasi maksimal.

K#m(likai

*omplikasi yang mungkin pada tumor medula spinalis antara lain9 ;

Paraplegia

;

uadriplegia

;

%nfeksi saluran kemih

;

*erusakan jaringan lunak 

;

*omplikasi pernapasan

*omplikasi yang muncul akibat pembedahan adalah9

27

;

!eformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak) anak dibanding orang dewasa. !eformitas pada tulang belakang tersebut dapat menyebabkan kompresi medula spinalis.

;

etelah pembedahan tumor medula spinalis pada serikal, dapat terjadi obstruksi foramen +uschka sehingga menyebabkan hidrosefalus.

Pr#&n#i #umor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai prognosis

yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan pada kasus)kasus ini. Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya pasien dapat terkontrol dalam waktu yang lama. Bungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre operatif pasien. Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya umur 0O>F tahun1.  ,D,E,&F

2..*

;

Gan&&uan $akulariai Meulla "(inali

(natomi

Pembuluh yang mengantar darah pada medulla spinalis berasal dari cabang arteri ertebralis, arteria intercostalis dan arteria lumbalis. #iga arteri yang membujur memasok  darah pada medulla spinalis yaitu" sebuah arteri spinalis anterior dan dua arteri spinalis  posterior. Pembuluh)pembuluh ini memperoleh bantuan memasok darah oleh segmental yang dikenal sebagai arteria radicularis. (rteria radicularis anterior dan posterior berjalan mengiringi radi/ anterior dan posterior neri spinalis. 4eberapa arteri ini kecil dan hanya mengantar darah pada akar saraf dan piamater spinalis, yang lain berukuran besar dan mengadakan hubungan dengan arteria spinalis anterior dan posterior. eluruhnya terdapat sekitar &3 arteria radicularis yang besar dan &' arteria radicularis yang beranastomosis dengan arteria spinalis.

28

(rteria radicularis anterior magna 0(damkiewicI1 mengantar darah pada medulla spinalis daerah torakal sebelah kaudal dan daerah lumbal sebelah cranial, termasuk  intumescentia lumbosacralis. (rteri ini biasanya lebih besar daripada arteria radicularis lainnya. (rteria radicularis magna ini lebih sering berasal di sebelah kiri dari arteria intercostalis atau arteria lumbalis. Pembuluh ini sangat penting secara klinis karena membantu memasok cukup banyak darah pada arteria spinalis anterior yang merupakan sumber pemasok utama pada medulla spinalisbagian dua pertiga kaudal. 4iasanya terdapat tiga -ena spinalis anterior dan tiga -ena spinais posterior1 :ena) ena ini melintas membujur, berhubungan bebas satu sama lain dan darah di dalamnya disalurkan melalui banyak ena radicularis. :ena)ena penyalur darah medulla spinalis dan ertebra membentuk ple%us -enosi -ertebrales interni, terdiri dari ena)ena yang berdinding tipis dan tidak berkatup sekeliling dura mater spinalis. :ena)ena ini berhubungan melalui sinus longitudinal anterior dan sinus longitudinal posterior dengan  sinus -enosus durae matris spinalis crania. :ena spinalis anterior dan posterior dan ple/us enosi ertebrales menyalurkan isinya ke dalam ena interertebralis dan lalu ke dalam ena ertebralis, ena lumbalis ascendens dan sistem ena aIygos.  Infark Medulla Spinalis

Q

5tiologi

%nfark medulla spinalis biasanya terjadi pada segmen #3)#E dan biasanya disebabkan oleh ateroma yang melibatkan aorta dan menjadi komplikasi yang paling potensial dari  pembedahan aneurisma torakoabdominal. Penyebab lain dari infark medulla spinalis yang jarang terjadi diantaranya adalah" gangguan kolagen pada pembuluh darah, syphilitic angiitis, dissecting aortic aneurysm, embolic

29

infarction, kehamilan, sickle cell disease dan penyakit lainnya. %skemia pada medulla spinalis dapat terjadi sebagai komplikasi awal dari pembedahan spinal arterioenosus malformation 0(:M1.

Q

#anda dan Gejala

#anda dan gejala pada stroke medulla spinalis biasanya muncul dalam hitungan menit atau  jam sejak iskemia berlangsung. Gejala pertama adalah nyeri punggung radicular, nyeri yang menyebar, dalam pada kedua tungkai atau sensasi terbakar pada kaki. Gejala)gejala sensorik  ini kemudian diikuti oleh munculnya kelemahan yang cepat pada tungkai. 7klusi pembuluh darah pada arteri spinalis anterior region serikal dapat menimbulkan tetraplegia inkontinensia urin dan feses dan penurunan fungsi sensorik pada daerah di bawah lesi. Pada lesi serikal dapat terjadi depresi pernapasan. *elemahan spastic yang terjadi dapat disebabkan karena oleh lesi pada traktus kortikospinalis lateralis. eringnya, stroke medulla spinalsi terjadi pada region midthoracic, yang dapat menyebabkan munculnya paraplegia, inkontinensia urin, hilangnya sensasi nyeri dan suhu, dan terganggunya fungsi proprioseptif. *elemahan yang terjadi diikuti oleh munculnya refle/  babinsky. pastisitas dan hiperrefle/ia biasanya muncul dalam beberapa minggu. %nsufisiensi arteri pada region lumbar menyebabkan terjadinya paraplegia. Q

!iagnosis

!iagnosis stroke medulla spinalis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan M$%, selain dapat menentukan letak lesi, M$% juga dapat menentukan apakah terdapat kelainan lain seperti neoplasma atau spondilosis serikal. 30

Pemeriksaan punksi lumbal juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah terjadi infeksi atau perdarahan pada medulla spinalis.

Q

Penatalaksanaan

Prinsip umum penatalaksanaan pasien dengan 6uadriplegia atau paraplegia harus dilakukan, dapat juga diberikan antiplatelet dan antikoagulan, namun belum ada study yang menunjukkan keefektifitasan penggunaan kedua jenis obat ini sampai sekarang. Q

Prognosis

Prognosis pada pasien dengan stroke medulla spinalis menurut sebuah studi dinyatakan  bahwa tingkat mortalitas pasien dengan stroke medulla spinalis adalah ''L, 2L mengalami kelumpuhan sehingga harus menggunakan kursi roda dan '2L harus menggunakan dirawat menggunakan alat bantu, dan &DL pasien dirawat jalan.  ,D,E,&F

31

BAB III PENUTUP

*.1 KE"IMPULAN

Paraparesis adalah suatu keadaan berupa kelemahan pada ekstremitas. Paraparesis  bukan merupakan suatu penyakit yang berdiri sendiri, namun merupakan suatu gejala yang disebabkan oleh adanya kelainan patologis pada medulla spinalis. *elainan) kelainan pada medulla spinalis tersebut diantaranya adalah Multiple clerosis, suatu penyakit inflamasi dan demyelinisasi yang disebabkan oleh berbagai macam hal. !iantaranya adalah kelainan genetic, infeksi dari irus dan factor lingkungan. elain itu,  paraparesis juga dapat disebabkan oleh tumor yang menekan medulla spinalis, baik primer  maupun sekunder. Auga dapat disebabkan oleh kelainan ascular pada pembuluh darah medulla spinalis, yang bisa berujung pada stroke medulla spinalis. emua keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya paraparesis inferior, yang apabila tidak segera ditangani akan memperburuk keadaan penderita. ehingga, diagnosis dan  penanganan yang tepat pada kelainan)kelaianan di atas diharapkan dapat membantu penderita  paraparesis untuk mewujudkan kondisi yang optimal.

32

DA'TAR PU"TAKA

1; $owland +P. yndrome Caused by Reak Muscles. %n9 MerritSs Neurology. && th ed.

 New Tork9 +ippincott Rilliams ; Rilkins" 'FF2. 2; adi6 (. Multiple clerosis. %n9 MerritSs Neurology. && th ed. New Tork9 +ippincott

Rilliams ; Rilkins" 'FF2. 3; $. PutI, $. Pabst. 'FF>.(tlas (natomi Manusia obotta 5disi '&.Ailid '. Aakarta9

5GC. 4; !iana *ohnle. 'F&&.Paraplegia. *eck Medical Center of Uniersity 7f ourthern

California. !iakses dari http988www.keck  medical center of usc .org 8 condition 8 document 8 '-F>>-diakses 2 !esember'F&' 5; herwood +. 'FF. =uman physiology from cells to s ystem 5disi ke)>. Canada9

#homson4rooks8 Cole".p. )'&&. 6; $owland +P. yndrome Caused by Reak Muscles. %n9 MerritSs Neurology. &&th ed.

 New Tork9 +ippincott Rilliams ; Rilkins" 'FF2. 7; =arrop, !.. and haran, (.!. 'FFE. pinal Cord #umors ) Management of %ntradural

%ntramedullary Neoplasms. Jserial onlineK. http988emedicine.medscape.com8article8'3E-F>)print. J& (pril 'F&&K. 8; mith *A, Mc!onald R%. #he pathophysiology of multiple sclerosis9 the mechanisms

underlying the production of symptoms and the natural history of the disease. Philos #rans $ oc +ond 4 4iol ci. &EEE 7ctober 'E" -230&-EF19 &>3E&>-. 9; Reisberg +(. :ascular !isease of the pinal Cord. %n9 MerritSs Neurology. &&th ed.

 New Tork9 +ippincott Riliams ; Rilkins" 'FF2. 33

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF