Paper Teori Neo-Klasik
July 17, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Paper Teori Neo-Klasik...
Description
PAPER TEORI NEO-KLASIK TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN WILAYAH
DISUSUN OLEH SEKAR APRILLIA MAHARANI
D1091161013
SALSABILA CANSA MAULIKA
D1091161029
ERWIN PRAWIRA
D1091161037
NUR AYU HALIZA
D1091161041
ANDRE GUNAWAN
D1091161045
PERENCANAAN WILAYAH KOTA FAKULTAS TEKNIK UNVERSITAS TANJUNGPURA 2017
TEORI EKONOMI NEO-KLASIK
1. Sejarah Teori Neo-Klasik
Teori ekonomi neoklasik adalah pengembangan dari teori ekonomi klasik yang dirumuskan dan diolah menjadi rumusan matematis yang rumit. Teori neoklasik digunakan untuk berbagai pendekatan untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di pasar melalui penawaran dan permintaan , sering dimediasi melalui maksimalisasi hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari keuntungan dengan biaya terbatas perusahaan yang menggunakan informasi yang tersedia dan faktor-faktor produksi, sesuai dengan teori pilihan rasional. rasional. Maka muncullah pemikiran bahwa konsumen cenderung mencari kepuasan dalam kegiatan ekonomi. Rumusan ini didukung dengan penelitian ahli dan teorinya serta gambar grafik untuk memudahkan pemahaman kita. Teori pertumbuhan neoneo -klasik pertama kali dikembangkan oleh Prof. Robert Solow. Beliau mendapatkan penghargaan nobel pada tahun 1987 untuk teorinya tersebut. Teori yang ia kemukakan dalam Quarterly Journals of Economics Economics terbitan Febuari 1956 dalam tulisan yang berjudul berjudul A A Contribution of The Theory of Economics Growth Growth.. Ekonomi klasik, klasik, yang dikembangkan pada abad 18 dan 19, termasuk teori nilai dan distribusi teori. Nilai produk dianggap tergantung pada biaya yang terlibat dalam memproduksi produk tersebut. Penjelasan tentang biaya ekonomi klasik adalah sekaligus penjelasan tentang distribusi. Seorang tuan tanah menerima sewa, pekerja menerima upah, dan seorang petani penyewa kapitalis menerima keuntungan atas investasi mereka. Pendekatan klasik termasuk karya Adam karya Adam Smith dan David dan David Ricardo . Namun, beberapa ekonom secara bertahap mulai menekankan nilai yang dirasakan dari suatu barang kepada konsumen. Mereka mengajukan teori bahwa nilai suatu produk adalah untuk dijelaskan dengan perbedaan utilitas (kegunaan) kepada konsumen. (Di Inggris, ekonom cenderung untuk konsep utilitas sesuai dengan Utilitarianisme dari Jeremy dari Jeremy Bentham dan kemudian dari John dari John Stuart Mill .)
Langkah ketiga dari ekonomi politik untuk ekonomi adalah pengenalan marginalisme pengenalan marginalisme dan dalil bahwa para pelaku ekonomi membuat keputusan berdasarkan margin . Sebagai contoh, seseorang memutuskan untuk membeli sandwich kedua berdasarkan seberapa penuh mereka setelah yang pertama, perusahaan mempekerjakan karyawan baru berdasarkan kenaikan diharapkan dalam keuntungan karyawan akan membawa. Hal ini berbeda dengan pengambilan keputusan agregat ekonomi politik klasik dalam hal h al ini menjelaskan bagaimana barang vital seperti air bisa murah, sedangkan kemewahan bisa mahal. Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi. Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya.
2. Pengertian Teori Neo-Klasik
Ekonomi neoklasik adalah istilah yang digunakan untuk berbagai pendekatan untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di pasar melalui penawaran dan permintaan , sering dimediasi melalui maksimalisasi hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari keuntungan dengan biaya terbatas perusahaan yang menggunakan informasi yang tersedia dan faktor -faktor produksi, sesuai dengan teori pilihan rasional. Ekonomi neoklasik bertumpu pada tiga asumsi, meskipun cabang-cabang tertentu dari teori neoklasik mungkin memiliki pendekatan yang berbeda: b erbeda: 1. Orang-orang memiliki preferensi rasional antara hasil yang dapat diidentifikasi dan terkait dengan nilai. 2. Individu Individu memaksimalkan memaksimalkan utilitas dan perusahaan memaksimalkan perusahaan memaksimalkan keuntungan . 3. Orang bertindak independen atas dasar informasi yang lengkap dan relevan.
3. Tokoh Neo-Klasik
Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni Robert Slow, Harrod Domar serta Joseph Schumpeter.
a. Robert Solow Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bisa dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan f = Fungsi C = Capital (modal sebagai input) L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)
Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengkombinasikan modal dan tenaga kerja.
b. Harrod dan Domar Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal sebagai syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth). Menurut mereka, bila pembentukan modal telah dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya perekonomian akan sanggup memproduksi barang-barang dalam jumlah lebih besar. Keinginan masyarakat dalam pembentukan modal (berinvestasi) ditentukan oleh permintaan agregat (keseluruhan) dari masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni perbandingan antara pertambahan modal terhadap pertambahan output.
c. Joseph Schumpeter Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut: 1. Diperkenalkannya teknologi baru. 2. Menimbulkan keuntungan yang lebih tinggi. 3. Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh pengusaha-pengusaha lain yang dapat meningkatkan hasil produksi.
4. Karakteristik Teori Neo-Klasik
Adapun karakteristik teori neo-klasik antara lain :
Terdapat keseimbangan jangka panjang
Campur tangan pemerintah tidak diperlukan,
Teori neo klasik klasik merupakan reaksi dari teori teori klasik
Bila proses pembangunan terus berlanjut, maka secara berangsur – angsur ketimpangan
pembangunan antar wilayah tersebut akan menurun.
Dalam negara yang sedang berkembang, pada saat proses pembangunan baru dimulai,
tingkat perbedaan kemakmuran antar wilayah cenderung menjadi tinggi (divergence), sedangkan bila proses pembangunan telah berjalan dalam waktu yang lama maka perbedaan tingkat kemakmuran antar wilayah cenderung menurun (convergence).
Teori neo klasik sebagai penerus dari teori klasik yang menganjurkan agar kondisi selalu
diarahkan untuk menuju pasar persaingan sempurna.
Teori neo klasik juga menunjukkan bahwa terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap
(steay growth) diperlukan tingkat s (saving) yang pas dan seluruh keuntungan pengusaha diinvestasikan kembali di wilayah tersebut.
Perkembangan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor utama
yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa tertentu dan perkembangannya dari waktu ke waktu lainnya
Teori ini melihat bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan teknologi
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Teori ini menganalisis pula sumbangan dari perkembangan stok modal dan perkembangan teknologi dalam pembangunan ekonomi.
Kemungkinan
terjadinya
inflasi
dan
sudah
diberlakukan
pajak.
5. Kritik Teori Neo-Klasik
Ekonomi neoklasik juga sering dilihat sebagai terlalu mengandalkan pada model matematika yang kompleks, seperti yang digunakan dalam ekuilibrium umum teori, tanpa cukup untuk apakah sebenarnya menggambarkan ekonomi riil. Banyak melihat upaya
untuk memodelkan sistem yang kompleks seperti ekonomi modern dengan model matematika sebagai tidak realistis dan pasti akan gagal. Jawaban terkenal terhadap kritik ini adalah Milton Friedman klaim bahwa teoriteori harus dinilai dari kemampuan mereka untuk memprediksi peristiwa bukan oleh realisme asumsi mereka. Model Matematika juga termasuk mereka dalam teori permainan, program linear, dan ekonometrik. Kritik terhadap ekonomi neoklasik dibagi pada mereka yang berpikir bahwa metode yang sangat matematika secara inheren salah dan mereka yang berpikir bahwa metode matematika berpotensi baik bahkan jika metode kontemporer memiliki masalah.
6. Studi Kasus
Adapun studi kasus dari pembahasan teori ekonomi klasik yang kami ambil yaitu ekonomi pasar bebas yang diterapkan di Indonesia. Pasar bebas adalah suatu sistem ekonomi di mana harga barang dan jasa ditentukan oleh pasar terbuka, di mana hukum penawaran dan permintaan dapat berlaku dengan bebas (tidak ada intervensi). Konsekuensi dari hal ini adalah kebebasan individu dalam membuat keputusan ekonomi (liberal), kemudian individu dapat memiliki hak milik atas faktor produksi dan beroperasi untuk keuntungan dirinya (kapitalis). Pasar bebas digerakkan oleh permintaan dan penawaran yang mengarah pada kompetisi yang bebas tanpa dipengaruhi pemilik modal, sedangkan pada kapitalisme ada saatnya pemilik modal dapat mempengaruhi perdagangan.Perdagangan Internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor. Secara teori, semuha hambatanhambatan inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas. Perjanjian perjanjian tersebut sering dikritik karena melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar.
Kelebihan Sistem Ekonomi Pasar Bebas
Secara teoritis, sistem pasar bebas adalah sistem yang efisien. Hal ini disebabkan karena pemilik modal bersaing untuk memperoleh keuntungan, keun tungan, sehingga sehin gga operasi op erasi mereka efisien (sumber daya yang terbuang minimal).
Adanya persaingan usaha membuat produk yang dihasilkan menjadi semakin baik.
Produksi didasarkan pada permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat, sehingga produk
yang dihasilkan tidak salah sasaran (terbuang).
Konsumen dapat dengan bebas menggunakan penghasilannya untuk kepuasannya sendiri.
Individu dan perusahaan dapat mengejar kepentingan mereka sendiri sehingga
memberikan kesempatan lebih luas bagi pihak swasta.
Kekurangan Sistem Ekonomi Pasar Bebas
Karena berfokus pada keuntungan, maka dapat timbul akibat atau efek samping yang tidak diperhitungkan oleh produsen (aktivitas komersial), misalnya: pencemaran lingkungan, kerugian kesehatan, dll. Hal ini disebut dengan biaya eksternal atau eksternalitas (en: externalities).
Kadang sistem pasar bebas memproduksi produk yang diinginkan, bukan yang dibutuhkan oleh konsumen.
Dalam praktiknya sulit untuk menjaga persaingan bebas (sehat) pada pasar, karena perusahaan cenderung mengarah pada monopoli untuk menciptakan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Distribusi kekayaan yang tidak merata (en: inequality ), ), misalnya antara pemilik modal dan buruh, serta profesi yang satu dengan yang lainnya.
Salah satu efek negatif dari sistem pasar bebas itu adalah adanya mata uang kuat dan mata uang lemah. Negara-negara besar yang mata uangnya kuat telah menciptakan perekonomian Indonesia melemah.
China membuat
kebijakan moneter yang
menguntungkan bagi pemasaran hasil produksi industriny industrinya. a. Dampaknya, kurs rupiah rupiah melemah. Gubernur The Fed (Bank Central Amerika Serikat) berunding di Washington dan memutuskan tidak jadi menaikkan suku bunganya. Dampaknya, mata uang kita bertambah anjlog nilainya. Pada sisi lain, sistem ekonomi bebas menjadikan Negara-negara miskin yang memiliki sumber daya alam yang kaya seperti Indonesia menjadi sasaran pengurasan. Negara-negara kaya datang ke Indonesia dengan teknologi, kapital dan SDM untuk menguasai kekayaan sumberdaya alam. Namun sebenarnya negara-negara tersebut masuk secara sah dan legal sesuai UU Penanaman Modal Asing yang ada di Indonesia. Kurangnya teknologi maupun SDM yang Indonesia miliki membuat negara ini kalah saing, akibatnya banyak perusahaan-perusahaan asing yang menguasai dan memperoleh
keuntungan dari potensi-potensi yang Indonesia miliki secara besar-besaran. Misalnya Freeport dari Amerika mendapatkan konsensi tambang emas dan tembaga di Papua dengan kewajiban membayar royalty hanya 1% dari hasil tambang emas dan tembaga yang mereka keruk. Pada hal di negara-negara lain mereka harus membayar royalty sampai 7%. Kemudian juga lapangan gas Tangguh di Papua yang dikelola Inggris dan China. Negara kuat tersebut berhasil mendapatkan pengaruh penting oleh pemerintahan Megawati dalam perundingan, sehingga mendapatkan gas dengan harga sangat murah untuk jangka waktu 30 tahun. Baru belakangan disadari bahwa Indonesia mengalami kerugian, maka dilakukan renegosiasi yang hasilnya tidak jelas sampai sekarang.
7. Kaitan Studi Kasus Dengan Pengembangan Wilayah
Kaitan antara ekonomi pasar bebas dengan pengembangan wilayah memiliki dampak negatif dan positif. Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan bebas mendorong produk industri dalam negeri untuk mampu bersaing dengan produk impor, baik di dalam negeri sendiri maupun di pasar ekspor. Hal ini merupakan suatu permasalahan besar bagi Indonesia karena kemampuan produk Indonesia dari segi kualitas maupun kuantitasnya masih lemah. Salah satu permasalahan yang dialami oleh Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas adalah sulitnya membendung terjadinya lonjakan produk impor, sehingga mengakibatkan barang sejenis kalah bersaing yang pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, terjadinya pengangguran serta bangkrutnya industri barang sejenis dalam negeri. Lebih-lebih Indonesia sedang mengahadapi pasar bebas ASEAN pasca AFTA sejak tahun 2003 yang kemudian diikuti oleh pasar bebas Cina-ASEAN melalui kesepakatan CAFTA sejak tanggal 1 Januari tahun 2010, dan selanjutnya APEC yang akan berlaku untuk negara berkembang pada tahun 2020.
Mengenai sistem perekonomian Indonesia saat ini, melihat kenyataan seperti banyaknya
•
pengangguran, kaum pemodal semakin berkuasa, yang miskin semakin miskin, eksploitasi besar - besaran besaran terhadap sumber daya alam, kesenjangan social, dan seterusnya.
penerapan sistem ekonomi bebas ternyata melahirkan dampak -dampak negatif, seperti
•
ketimpangan sosial dan pengangguran, karena pencapaiannya hanya mengandalkan efisiensi tanpa mempertimbangkan etika dan moral. moral.
Seiring dengan munculnya perdagangan bebas itu, nasionalisme dan proteksionisme
•
menjadi lebih terlihat. Apalagi Indonesia juga akan memasuki era perdagangan bebas wilayah ASEAN atau ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2015. Jadi, isu nasionalisme dalam konteks perdagangan pun semakin penting. Hal ini bertujuan agar produk Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Memang kesepakatan Indonesia dalam perjanjian organisasi perdagangan bebas yang biasa disebut World Trade Organization (WTO) masih menuai kontroversi. Karena sebagian kalangan menilai Indonesia belum layak turut serta dalam perdagangan bebas. Namun, karena Indonesia terlanjur menyetujui perjanjian WTO, maka mau tidak mau Indonesia harus menyiapkan diri menyongsong perdagangan bebas. Inilah harga yang harus dibayar akibat menganut sistem ekonomi terbuka. Meskipun dalam prakteknya justru produk-produk asing terutama produk Cina yang membanjiri pasar Indonesia.
Era globalisasi yang telah dimulai bukan saja berpengaruh pada hubungan luar negeri
•
bangsa ini, namun lebih dari itu, asumsi dasar perekonomian nasional juga sebenarnya telah semakin bergeser. Indonesia yang memiliki basis perekonomian kerakyatan, tentunya mengalami tantangan terhadap paham ekonomi liberal yang berasaskan kompetisi bebas dan bersifat individu maupun kelompok. Era perdagangan bebas yang menjadi salah satu senjata dari ekonomi liberal, saat ini telah ada di depan mata, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang meratifikasinya. Harapan kita sekarang hanyalah adanya kesiapan dan kemampuan secara mental, sistem sosial budaya, politik, serta ekonomi bangsa kita dalam menghadapi ancaman globalisme-kapitalistik ini. Sehingga tidak memudahkan pengintegrasian perekonomian Negara Indonesia ke dalam genggaman para pemodal negara-negara kaya Munculnya kesenjangan ekonomi. Dampak dari pembangunan ekonomi bercorak liberalistik yang paling menyakitkan adalah terjadinya kesenjangan ekonomi yang luar biasa. Pada masa Orde Baru ketimpangan ekonomi sudah sangat mencolok. Dalam praktiknya, neoliberal hanya membuat orang kaya makin kaya dan kaummiskin
makin dimarginalkan. Rakyat miskin dipaksa berjuang denganketerbatasannya, sementara si kaya hanya menjadikannya sebagai objek beramal. Jumlah pengangguran bertambah, kemiskinan meningkat, dan ketimpangan sosialakan makin lebar, bahkan rakyat tidak lagi memiliki hak yang harus dipenuhi oleh Negara. Intervensi kebijakan Pemerintah untuk lebih mendorong pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi yang tertinggal. Hal ini terkait terkait dengan ketimpangan pendapatan per kapita riil yang sangat besar di antara provinsi-provinsi di Indonesia sehingga diperlukan peran pemerintah yang lebih besar dapat berbuntut pada penderitaan rakyat kecil dan hilangnya ideologi negara yang terpangkas oleh unsur-unsur asing. Pada akhirnya ketidaksiapan Indonesia menghadapi ekonomi pasar bebas justru akan menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap perkembangan wilayah. Misalnya saja dampak yang terlihat nyata yaitu adanya kesenjangan antar wilayah di Indonesia. Wilayah yang kaya akan semakin kaya, begitu pula sebaliknya. Ketidakmerataan pembangunan, perekonomian, pendidikan, dan berbagai aspek penting penunjang wilayah akan menjadi masalah baru bagi masyarakat di Indonesia.
8. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan tentang teori ekonomi klasik yang membahas mengenai :
Sejarah Ekonomi Klasik
Pengertian Teori Ekonomi Klasik
Tokoh ekonomi klasik
Karakteristik Ekonomi Klasik
Kritik terhadap Ekonomi Klasik
Studi Kasus Teori Ekonomi Klasik
Kaitan Studi Kasus Terhadap Pengembangan Wilayah
Maka, kami dapat menyimpulkan bahwa, berbagai teori ekonomi pasti memiliki sejarah, tokoh, dan karakteristik tersendiri yang menjadi cikal bakal terbentuknya teori
tersebut. Tak luput pula dari itu, teori ekonomi neo-klasik pun pastinya memiliki kekurangan yang kemudian dikritik para ahli dan diperbaiki untuk perbaharuan teori ekonomi selanjutnya. Studi kasus dari teori ekonomi neo-klasik yang kami bahas di sini adalah ekonomi pasar bebas di Indonesia. Penerapan ekonomi pasar bebas di Indonesia untuk era sekarang ini dirasa belum sesuai karena ketidaksiapan Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan setelahnya. Apabila dikaitkan dengan pengembangan wilayah, ekonomi pasar bebas memiliki dampak yaitu kesenjangan antar wilayah di Indonesia.
9. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut, maka kami menyarankan agar Indonesia kembali kepada system ekonomi Pancasila yang di mana penerapannya lebih kepada ciri khas bangsa Indonesia. Apabila Indonesia akan menerapkan ekonomi pasar bebas, seharusnya dibutuhkan kajian panjang untuk menimbang kembali dampak positif dan negatif yang ditimbulkan setelahnya. Seluruh pemangku kepentingan agaknya memang harus memperhatikan kepentingan masyarakat Indonesia sebagai subjek maupun objek pembangunan ke depannya. Ekonomi pasar bebas tidak boleh menyengsarakan rakyat dan tidak boleh menguntungan golongan pihak-pihak tertentu saja.
DAFTAR PUSTAKA file:///D:/Paper%20Perwil/W file:///D:/Paper%2 0Perwil/Wa%20Ode% a%20Ode%20Siti%20H 20Siti%20Hawani_%20 awani_%203.3.%20Per 3.3.%20Pertumbuhan% tumbuhan%20Ekon 20Ekon omi%20Menurut%20Teori%20Ekonomi%20Neo-Klasik.html Diakses pada November 2017 file:///D:/Paper%2 file:///D:/Pap er%20Perwil/T% 0Perwil/T%20SMART% 20SMART%20Official% 20Official%20Blog_%20Ri 20Blog_%20Ringkasan%20 ngkasan%20Sejarah% Sejarah%20P 20P emikiran%20Ekonomi%20(Pra-Klasik%20s.d.%20Neo-Klasik).html 2017
Diakses pada November
file:///D:/Paper%20Perwil/W file:///D:/Paper%2 0Perwil/Wa%20Ode% a%20Ode%20Siti%20H 20Siti%20Hawani_%20 awani_%203.3.%20Per 3.3.%20Pertumbuhan% tumbuhan%20Ekon 20Ekon omi%20Menurut%20Teori%20Ekonomi%20Neo-Klasik.html Diakses pada November 2017 file:///D:/Paper%20Perwil/TEO file:///D:/Paper%2 0Perwil/TEORI%20KLAS RI%20KLASIK_%20MAK IK_%20MAKALAH.html ALAH.html Diakses pada November 2017 file:///D:/Paper%2 file:///D:/Pap er%20Perwil/v-beha 0Perwil/v-behaviorurldefa viorurldefaultvmlo.htm ultvmlo.htmll Diakses pada November 2017
file:///D:/Paper%20Perwil/BAB% file:///D:/Paper%2 0Perwil/BAB%208%20MAZ 208%20MAZHAB%20NEOHAB%20NEO KLASIK%20_%20Ilmu% KLASIK% 20_%20Ilmu%20Ekonomi.html 20Ekonomi.html Diakses pada November 2017
View more...
Comments