Triase berasal dari bahasa Perancis trier bahasa Inggris triage triage dan diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien berdasarkan beratnya cidera atau penyakit penyakit serta kecepatan dalam penanganan dan pemindahannya. Proses triase di rumah sakit dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) oleh dokter/perawat saat pertama kali kontak dengan pasien (Depkes RI,2009). Triase di IGD rumah sakit sehari-hari dibedakan dibedakan dengan triase pada kondisi kondisi bencana. Pada prinsipnya triase t riase di IGD bertujuan untuk memberikan pertolongan pada pasien dengan menggunakan sumber daya yang tersedia di IGD seefektif mungkin sehingga kondisi kondisi pasien yang terancam jiwanya ji wanya dapat segera tertolong. .
B.
TUJUAN
Triase sangat penting untuk memperlancar alur pelayanan pasien di IGD, apakah pasien harus segera ditangani atau dapat menunggu, lengkap,
diberikan terapi
dilakuan tindakan tindakan di IGD atau kamar operasi, operasi, ditransfer ke ke unit unit
perawatan intensif, diobservasi di IGD atau dirujuk ke rumah sakit lain
1
BAB II RUANG LINGKUP
A.
Panduan Triase memberikan gambaran dan penjelasan mengenai : a. Prinsip pelaksanaan triase b. Sistem triase
Klasifikasi dan Penentuan label prioritas
Unit kerja terkait
Alur dalam triase
B. Pelaksana triase
Penentuan triase diprioritaskan untuk dilakukan oleh dokter jaga IGD.
Pengisian kolom triase di formulir medis gawat darurat dapat dilakukan oleh perawat atas instruksi dokter jaga IGD.
2
BAB III TATA LAKSANA
A.
PRINSIP TRIASE
Triase pada prinsipnya memberlakukan sistem prioritas yaitu penentuan / penyeleksian yang mana yang harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan: 1) ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit. 2) ancaman jiwa dalam hitungan jam. 3) trauma ringan. 4) sudah meninggal. Pada umumnya penilaian korban dalam proses triase dapat dilakukan dengan:
B.
-
Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
-
Menilai kebutuhan medis
-
Menilai kemungkinan bertahan hidup
-
Menilai bantuan yang memungkinkan
-
Memprioritaskan penanganan definitif
-
Memberikan label warna
SISTEM TRIASE
Sistem triase ada 2 yaitu : 1. Triase dalam sistem penanggulangan pasien gawat darurat terpadu sehari-hari (SPGDT-S) 2. Triase dalam sistem penanggulangan pasien gawat darurat terpadu bencana (SPGDT-B) Triase yang dilakukan di IGD RSU Wonolangan adalah triase SPGDT-S,
yaitu
memberikan prioritas pertolongan pada pasien dengan ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit dengan metode Simple Triase and Rapid Treatment (START). Triase dengan metode START memungkinkan dokter/perawat melakukan penilaian pada beberapa pasien dalam waktu kurang dari 30 detik dengan menilai 3 hal utama yaitu RPM yang terdiri dari: respirasi, perfusi dan mental status (CERT,1999).
3
a. Klasifikasi dan penentuan label prioritas
KLASIFIKASI
KETERANGAN
Prioritas 1 (P1) label merah
Kondisi mengancam jiwa yaitu gangguan pada
Respirasi : > 30x/menit
jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi. Contohnya
Perfusi
: tidak teraba nadi
sumbatan jalan nafas, tension pnemothorak, syok
radialis, capillari refill time
hipovolemik, syok kardiogenik, syok perdarahan
(CRT) >2 detik
(seperti HPP), syok neurogenik, syok anafilaktik,
Mental status : tidak dapat
combutio ( luka bakar) tingkat II dan III > 25 %
mengikuti perintah verbal.
yang perlu resustasi dan atau tindakan bedah
segera, penurunan kesadaran dengan GCS ≤ 8, mempunyai
kesempatan
hidup
yang
kecil.
Penanganan dan pemindahan / transfer pasien bersifat segera. Prioritas 2 (P2) label kuning
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.