Panduan Tertusuk Jarum
November 28, 2017 | Author: Heru Firman | Category: N/A
Short Description
tusuk jarum...
Description
PANDUAN PENCEGAHAN TERTUSUK JARUM DAN TERPAPAR CAIRAN TUBUH RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013
RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO – BATU
PANDUAN PENCEGAHAN TERTUSUK JARUM DAN TERPAPAR CAIRAN TUBUH
I.
DEFINISI 1. Terpaparnya cairan tubuh : adalah terpapar darah (orang lain/pasien ) pada tubuh pekerja kesehatan, yang terjadi selama melakukan pekerjaannya, terpaparnya darah atau cairan tubuh yang lain melalui jarum suntik atau instrument tajam, termasuk lanset, scaple dan lainlain (Wikipedia, Needlestick Injury, 2011). 2. Tertusuk jarum/Needle Stick Injury : a. Luka tusuk perkutan oleh ujung jarum atau benda/obyek tajam lain (Chalupa S, Markkanen PK, Galligan CJ, Quinn MM,2010). b. Luka tusukan/goresan perkutan (akibat jarum atau trauma benda tajam), atau kontak pada membran mukosa atau kulit tidak utuh (kulit yang pecah-pecah, terkelupas, atau menderita dermatitis) terhadap darah/ jaringan/ cairan tubuh (sperma/ sekresi vagina/ cairan serebrospinal/ cairan synovial/ cairan pleura/ cairan peritoneal/ cairan pericardial/ cairan ketuban) / kolonisasi bakteri dan virus pada bahan lab. 3. NSI merupakan bagian dari kecelakaan kerja karena terkait dengan pekerjaan medis dan umumnya menimpa pada pekerja kesehatan. 4. Needlestick Injury tidak hanya terjadi akibat jarum yang baru saja kontak dengan cairan tubuh manusia tetapi juga bisa terjadi pada waktu cairan tubuh (darah) yang melekat pada jarum yang sudah mengering.
II.
RUANG LINGKUP 1. Identifikasi resiko penularan 2. Pencegahan NSI 3. Penatalaksanaan NSI dan paparan cairan tubuh
III.
TATA LAKSANA 1. Identifikasi Resiko Penularan Infeksi a. Tidak ada resiko : Paparan darah, cairan tubuh dan jaringan pada kulit normal / utuh Paparan benda tajam yang tidak pernah kontak dengan darah/ jaringan/ cairan tubuh pasien. b. Resiko tinggi : Paparan darah, cairan tubuh dan jaringan pada kulit tidak utuh (kulit yang pecah-pecah, terkelupas, atau menderita dermatitis) Paparan benda tajam yang pernah kontak dengan darah/ jaringan/ cairan tubuh pasien.
2. Manajemen Pencegahan Beberapa tahap termasuk a. Substitusi/Eliminasi : mengganti, mengurangi atau menghilangkan penggunaan benda tajam b. Kontrol engineering melalui rekayasa teknologi “safety needles” dan “needle removers” c. Kontrol administratif Pelatihan dan pengadaan sumber daya manusia yang terlatih Pengawasan pelaksanaan prosedur kerja
d. Tindakan pencegahan Beberapa tahap termasuk Substitusi/Eliminasi : mengganti, mengurangi atau menghilangkan penggunaan benda tajam kontrol engineering melalui rekayasa teknologi “safety needles” dan “needle removers” kontrol administratif pelatihan dan pengadaan sumber daya manusia yang terlatih pengawasan pelaksanaan prosedur kerja e. Membuang benda tajam Buang jarum dan spuit segera setelah digunakan di wadah benda tajam yang tahan tusukan Jangan isi wadah melebihi ketinggian tiga perempat penuh Insinerasi wadah pembuang benda tajam
3. Tata laksana Pajanan a. Luka akibat jarum atau benda tajam yang sudah dipakai dan kulit terluka Jangan dipijat atau digosok Segera cuci dengan air dan sabun atau cairan chlorhexidine gluconate
Jangan gunakan cairan yang keras. Pemutih atau yodium akan mengiritasi luka
b.
Percikan darah atau cairan tubuh pada kulit yang luka Cuci segera. Jangan gunakan desinfektan yang kuat
c. Percikan pada mata Airi mata segera dengan air atau normal saline Miringkan kepala ke belakang dan minta teman menuangkan air atau normal saline Jangan gunakan sabun atau desinfektan pada mata
d.
Percikan pada mulut Ludahkan segera Basuh mulut dengan menyeluruh menggunakan air atau saline. Ulang beberapa kali Jangan gunakan sabun atau desinfektan pada mulut
e. Laporkan kejadiaan dan minum PEP jika ada indikasi
4. Surveilens Dilakukan secara menyeluruh mulai dari factor resiko, kondisi setelah terpajan dan Penatalaksanaan paska pajanan
LAMPIRAN TATA LAKSANA 1. Penatalaksanaan Paska Paparan HIV Sumber Pasien Staff Positif HIV
Negatif HIV
HIV 1. Setelah kejadian Tidak ada Negatif diketahui pasien HIV pengobatan positif staff harus dikonsulkan kepada Dokter penyakit dalam 2. Jika diperlukan dirujuk ke RS yang menangani HIV 3. Staff yang terkena wajib melaporkan hasil dan pengobatan yangdilakukan oleh dokter spesialis atau RS yang dirujuk kepada IPCN
Tidak ada test/tidak diketahui Jika pasien beresiko tinggi untuk HIV, maka harus dikonsultasikan dokter penyakit dalam
2. Penatalaksanaan Paska Paparan Hepatitis C Sumber Pasien Staff HBSAg Positif Belum divaksin
Pernah divaksin dan titernya cukup Pernah divaksin tidak 3x dan diketahui titernya tidak cukup
Pernah divaksin lengkap 3 series, tetapi titernya tidak cukup
HBIG 2X dan segera diberi vaksin HB Tidak ada pengobatan HBIG 2X dan segera diberi vaksinasi ulang
HBIG 2X
HBSAg Negatif Segera berikan vaksin HB Tidak ada pengobatan
Tidak ada test/tidak diketahui Segera berikan serial vaksin HB Tidak ada pengobatan Jika pasien beresiko hepatitis B dilakukan pengobatan sama dengan sumber pasien positif Sumber merupakan orang orang yang beresiko tinggi maka pengobatan HBIG 2X
Pernah divaksin tetapi respon antibody belum diketahui
Tes Anti HBs bagi staff yang terpapar Bila titer cukup, tak perlu pengobatan Bila titer tidak cukup berikan HBIG 1X & vaksin boster
Tes anti HBs bagi staff yang terpapar Bila titer cukup tak perlu pengobatan Bila titer tidak cukup berikan vaksin boster dan cek kembali titernya dalam waktu 1 – 2 hr
3. Penatalaksanaan Paska Paparan Hepatitis C Sumber Pasien Staff Anti HCV Positif Anti HCV Negatif
IV.
1. Periksa anti HCV, dan LFT (Liver Fungsi Test) 2. Pemeriksaan lanjutan untuk HCV & LFT 3 6 bln, dan 1 th kmd
Anti HCV Negatif Tidak perlu pengobatan
DOKUMENTASI. 1. Form laporan paparan 2. Laporan kejadian setiap bulan
Tidak ada test/tidak diketahui Jika pasien beresiko tinggi hepatitis C, maka dikonsultasikan ke dokter penyakit dalam
View more...
Comments