Panduan Sterilisasi Diluar CSSD

November 11, 2018 | Author: MethaZettiara | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

PPI...

Description

PANDUAN STERILISASI RUMAH SAKIT DI LUAR CSSD

RSU KECAMATAN SAWAH BESAR

PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTABAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka infeksi nasokomial terus meningkat mencapai sekitar 9% atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Hasil survey yang dilakukan di DKI Jakarta pada 11 rumah sakit, didapatkan angka infeksi nasokomial untuk ILO (Infeksi Luka Operasi) 18,9%, ISK (Infeksi saluran Kemih) 15,1%, IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, Pneumia 24,5% dan Infeksi saluran nafas lain 15,1%, serta infeksi lain 32,1%. Untuk mencegah infeksi nasokomial yang terus meningkat maka perlu dilakukan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah sakit , salah satu elemen kegiatan PPI adalah sterilisasi. Sterilisasi adalah proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk

mencegah resiko terjadinya infeksi pada pasien dan petugas rumah

sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nasokomial di rumah sakit, untuk mencapai keberhasilan tersebut maka dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Kegiatan sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pencegahan infeksi. Kegiatan sterilisasi dapat dilakukan di masingmasing unit rumah sakit ataupun di suatu pusat unit sterilisasi. Dimanapun kegiatan sterilisasi dilakukan di rumah sakit, yang terpenting adalah kegiatan sterilisasi dilakukan menurut metoda yang telah sesuai standar yang ditetapkan. Dengan hasil sterilisasi yang selalu terkontrol. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Sebagai pedoman bagi petugas medis Rumah Sakit Umum Sawah Besar untuk melakukan pelayanan sterilisasi. 2. Tujuan Khusus



Sebagai pedoman pelaksanaan sterilisasi di Rumah Sakit Umum



Sawah Besar. Agar pelaksanaan sterilisasi sesuai dengan kriteria yang



ditetapkan Rumah Sakit Umum Sawah Besar. Menghindari terjadinya komplikasi yang disebabkan kesalahan sterilisasi.

BAB II RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup 1. Panduan ini diterapkan kepada Pelayanan Sterilisasi di Rumah Sakit Umum Sawah Besar. 2. Pelaksana Panduan ini adalah petugas pelaksana ruangan yang ruangannya memiliki alat sterilisasi di Rumah Sakit Umum Sawah Besar B. Tugas dan Tanggung Jawab 1 1. Perawat/ petugas sterilisasi:  Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien.  Melakukan proses sterilisasi alat dan bahan.  Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk perawatan   

pasien. Mempertahankan standar yang telah ditetapkan. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang telah dilakukan. Memberikan penyuluhan tentang hal – hal yang berkaiatan

dengan masalah sterilisasi 2. Kepala Instalasi/ Kepala Ruangan  Memastikan kegiatan sterilisasi sesuai dengan prosedur yang 

telah ditentukan. Mengidentifikasi setiap kelalaian yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan sterilisasi dan memastikan terlaksananya suatu tindakan

untuk mencegah terulangnya kembali insiden tersebut. 3. Direktur  Memantau dan memastikan proses sterilisasi dan memastikan 

terlaksana dengan baik di Rumah Sakit Umum Sawah Besar. Menetapkan kebijakan untuk mengembangkan atau mengatasi setiap masalah yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan sterilisasi di Rumah Sakit Umum Sawah Besar.

BAB III TATA LAKSANA

A. Tahap-Tahap Sterilisasi Alat/ Bahan Medik 1. Dekontaminasi Adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda/ benda yang mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi kehidupan. Sehingga aman untuk proses-proses selanjutnya. Proses ini bertujuan untuk melindungi pekerja yang bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi tersebut dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme pada alat kesehatan tersebut. 2. Menangani, Mengumpulkan dan Transportasi Benda-benda Kotor  Peralatan pakai ulang dipisahkan dari limbah/ buangan di tempat pemakaian oleh pekerja yang mengetahui potensi terjadinya infeksi 

dari benda-benda tersebut. Benda-benda tajam dipisahkan dan di tempatkan di dalam



kontainer yang baik. Kain-kain pakai ulang di titipkan di tempat kotor dan di kembalikan



ke laundry Peralatan yang terkontaminasi langsung di bungkus dan dibawa ke



ruangan dekontaminasi. Peralatan yang terkontaminasi

di

bungkus

kontainer

untuk

menghindari tumpahan atau penguapan dan di bawa segera mungkin setelah digunakan ke ruangan dekontaminasi dengan 

karet tertutup. Semua cairan yang terkontaminasi di masukkan ke kontainer yang tahan bocor , jika tidak mungkin di buang ke toilet atau sink



sebelum membawa peralatan yang kotor. Peralatan yang sudah di pakai di tutup dan di bawa dengan penutup.  Alat- alat yang terkontaminasi di pisahkan secara fisik dari alatalat yang bersih.



Alat-alat yang tidak di pakai dan tidak di buka kembali keruang dekontaminasi untuk selanjutnya di steril ulang sebelum di



disimpan kembali. Jika di perlukan pekerja yang menangani mengumpulkan dan membawa alat-alat harus memakai alat pelindung.

3. Pembuangan Limbah Limbah atau buangan harus di pisahkan dari alat-alat pakai ulang di tempat pemakaian, diidentifikasi dan di buang menurut kebijakan Rumah Sakit. 4. Mencuci/ Cleaning Semua alat-alat pakai ulang harus di cuci hingga benar-benar bersih sebelum di desinfeksi dan disterilkan. 5. Menangani Alat-alat yang Terkontaminasi di Point of Use Pembersihan alat-alat pakai ulang yang terkontaminasi dimulai sesegera mungkin setelah dipakai.  Langsung dibungkus dan di bawa ke ruang dekontaminasi  Di bersihkan dari kotoran yang besar-besar di tempat pemakaian sesuai prosedur yang berlaku dan langsung dibungkus untuk menghindari cipratan, tumpahan, atau penguapan sampai dibawa ke ruang dekontaminasi. 6. Menangani Alat-alat yang Terkontaminasi di Ruang Dekontaminasi  Di bongkar jika di rakit lebih dari satu komponen dan di buka semua 

sambungan untuk memastikan seluruh permukaan tercuci bersih. Di sortir berdasarkan metode pembersihan

7. Metode Merendam/ Membilas Mencuci bersih adalah proses yang menghilangkan semua partikel yang kelihatan dan hampir semua partikel yang tidak kelihatan dan menyiapkan permukaan dari semua alat-alat agar aman untuk proses desinfeksi dan sterilisasi. Mencuci dapat dilakukan secara manual atau pun mekanik ataupun kombinasi keduanya. Karenanya untuk memastikan

kebersihan dan tidak merusak alat serta keamanan pekerja, alat-alat harus :  Dibongkar jika dirakit lebih dari satu komponen dan semua 

sambungan harus dibuka. Dimulai dengan merendam dalam larutan chlorine selama 10 menit.

8. Aktivitas Fungsional Sterilisasi a b

Pembilasan

: pembilasan alat yang telah digunakan dilakukan di

Pembersihan

ruang pencucian : semua peralatan pakai ulang harus di bersihkan secara baik sebelum dilakukan proses desinfeksi

Pengeringan Inspeksi :

dan sterilisasi. : pengeringan hasil pembersihan hingga kering. : setiap alat bongkar pasang harus diperiksa

e

Pembuatan

kelengkapannya. : membuat dan mempersiapkan kapas dan kasa

f

: Sterilisasi

balut kemudian akan di strerilkan : dilakukan oleh petugas medis masing-masing

g

Memberi

ruangan. : setiap kemasan harus mempunyai label yang

c d

label h

jelas

isi

dari

kemasan

sterilisasi,

tanggal

sterilisasi, dan kadaluarsa proses. Penyimpanan : Dilakukan di masing – masing ruangan yang membutuhkan.

BAB IV DOKUMENTASI



Setiap unit harus melakukan pengkajian resiko infeksi yang spesifik, penilaian



dilakukan untuk merencanakan prioritas program PPI Sekali prioritas teridentifikasi, goal, tujuan dan strategi dipakai untuk

 

merancang rencana program PPI-RS Proses sterilisasi dilakukan dengan mengikuti revisi setiap tahun Laporan perkembangan dan laporkan prioritas serta keberhasilan PPI-RS

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF