Panduan Sdidtk
September 23, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Panduan Sdidtk...
Description
PANDUAN PELAKSANAAN SDITK DI PUSKESMAS KALIBAGOR
I.
PENGERTIAN: Pengertian Pertumbuhan, Perkembangan, dan Stimulasi Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6 6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengganti orang tua/pengasuh anak, anggota keluarga lain atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip Dasar Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih saying. s aying. 2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya. 3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak. 4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman. hukuman. 5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak , terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak. 6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak. 7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki laki-la ki dan perempuan.
8.
Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas
keberhasilannya. Jenis Deteksi Dini Tumbuh Kembang: Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya, berupa: 1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk dan mikrosefali/makrosefali. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan dengan pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan dengan tujuan untuk memnetukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Selain itu, juga dilakukan pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) dengan tujuan untuk mengetahui lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. 2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (Keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar. Deteksi dini penyimpangan perkembangan dilakukan dengan : a. Skrining/Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. b. Tes Daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara bicar a anak. c. Tes daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan daya dengar agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. 3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan mental emosional
pada anak, yaitu; Kuisioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah mental emosional pada anak prasekolah. Ceklist Autis anak praseolah (Checklist for Autism in Toddler/CATT) bagi anak umur 18 bulan bulan samapai 36 bulan. Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya Autis pada anak umur 18 bulan – 36 36 bulan. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan bulan ke atas. Tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya adanya gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada anak umur 36 bulan ke atas.
Program SDIDTK Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraanan tara keluarga, masyarakat dengan tenaga professional Tidak ada perbedaan yang signifikan antara SDIDTK dengan DDTK, hanyalah perbedaan istilah. Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini di ni penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional kesehatan, pendidikan dan sosial).
Pengertian SDIDTK SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5tahun 5ta hun
pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat dengan tenaga professional (kesehat (kesehatan, an, pendidikan dan sosial). SDIDTK
adalah
pembinaan
tumbuh
kembang
anak
secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5 tahun pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
II.
RUANG LINGKUP: Ruang lingkup SDIDTK adalah: a. usia balita ( 0 – 5 5 tahun ) dengan jadual usia 0 bulan, 3 bulan ,6 bulan, 9 bulan,12 bulan,15 bulan, 18 bulan,21 bulan,24 bulan,30 bulan,36 bulan,42 bulan,48 bulan,54 bulan b. Usia Pra sekolah ( 60 – 71 71 Bulan ) c. jadual untuk pendeteksian anak yaitu : Anak umur 0 – 1 1 tahun 1 bulan sekali Anak umur > 1 – 3 3 Tahun 3 bulan sekalia Anak umur > 3 – 6 6 tahun 6 bulan sekali
III.
TATA LAKSANA: SDIDTK dilakukan petugas dengan cara melakukan kegiatan di posyandu sesuai s esuai kelompok umur ( dilakukan oleh kader Posyandu dengan bidan desa ) PAUD dan TK (Tim dari Puskesmas ) untuk mendeteksi seawal mungkin adanya kelainan atau penyimpangan pada balita dan anak prasekolah sehingga bisa segera dilakukan intervensi.
A.
Di Tingkat Posyandu: 1.
Persiapan : 1)
2.
Petugas menyiapkan Pedoman
2)
Petugas menyiapkan KAK
3)
Petugas menyiapkan SOP
4)
Petugas melihat jadwal pelaksanaan
5)
Petugas bekerjasam dengan Tim ( Kader Kesehatan dan bidan)
Pelaksanaan : 1)
Petugas mengidentifikasi sasaran yang harus di SDIDTK sesuai jadwal yang ada di buku KIA
2)
Petugas mengisi identitas anak yang ada di buku KIA
3)
Petugas melakukan pengukuran TB , BB dan LK dan menuliskannya pada kolom yang tersedia
4)
Petugas melakukan pengamatan kemampuan perkembangan anak dengan menggunakan checklist perkembangan anak di buku KIA apakah sudah sesuai atau belum dengan memberikan tanda rumput ( V ), dan bila belum sesuai beri tanda ( - )
5)
Petugas melakukan pemeriksaan anak dengan KPSP pada anak yang kemampuan perkembangannya tidak sesuai
6)
Petugas melakukan Tes Daya Dengar ( TDD)
7)
Petugas melakukan Tes Daya Lihat ( TDL )
8)
Petugas melakukan pemeriksaan Autis jika ada keluuhan
9)
Petugas Melakukan pemeriksaan GPPH jika ada keluhan
10)
Petugas menuliskan hasil pemeriksaan di form yang ada
11)
Petugas memberitahukan hasilnya kepada ibu balita
12)
Petugas memberikan penyuluhan kepada ibu Balita mengenai pentingnya SDIDTK
13)
Petugas
merujuk
ke
Puskesmas
apabila
ditermukan
hasil
penyimpangan atau curiga penyimpangan: penyimpangan:
14)
Anak sakit
Anak mengalami permasalah Gizi
Anak dengan kemampuan dan perkembangan yang tidak sesuai
Anak dengan kerusakan gigi
Petugas mendokumentasikan kegiatan
B.
Di Tingkat PAUD 1. Persiapan : 1)
Petugas menyiapkan Pedoman
2)
Petugas menyiapkan KAK
3)
Petugas menyiapkan SOP
4) 5)
Petugas membuat Jadual Kegiatan Petugas membentuk Tim pelaksana
6)
Petugas membuat Undangan
7)
Petugas bekerjasam dengan Tim ( guru PAUD dan bidan)
2.
Pelaksanaan :
1)
Petugas mengidentifikasi sasaran yang harus di SDIDTK
15)
Petugas mengisi identitas anak anak yang ada di buku KIA
16)
Petugas melakukan pengukuran TB , BB dan LK dan menuliskannya pada kolom yang tersedia
17)
Petugas melakukan pengamatan kemampuan perkembangan anak dengan menggunakan checklist perkembangan anak di buku b uku KIA apakah sudah sesuai atau belum dengan memberikan tanda rumput ( V ), dan bila belum sesuai beri tanda ( - )
18)
Petugas melakukan pemeriksaan anak dengan KPSP pada anak yang kemampuan perkembangannya tidak sesuai
19)
IV.
Petugas melakukan Tes Daya Dengar ( TDD)
DOKUMENTASI: Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah: 1. Rencana anggaran 2. Pedoman 3. Kerangka Acuan SDIDTK 4. SOP SDIDTK 5. Hasil Sosialisasi SDIDTK ke Guru Paud dan TK. 6. Jadwal kegiatan SDIDTK. 7. Surat undangan 8. Daftar Hadir
9. Risalah hasil kegiatan SDIDTK. 10. Foto Foto Kegiatan
View more...
Comments