Panduan Rujukan HIV
August 27, 2017 | Author: wixwok | Category: N/A
Short Description
panduan rujukan hiv...
Description
DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA RSAU Dr.M.SALAMUN
KEPUTUSAN KEPALA RSAU Dr.M.SALAMUN Nomor : Skep/
/IX/20
TENTANG KEBIJAKAN PANDUAN RUJUKAN PASIEN HIV/AIDS DI RSAU Dr.M.SALAMUN
KEPALA RSAU Dr.M.SALAMUN Menimbang
: a. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan HIV/AIDS di RSAU Dr.M.Salamun, maka diperlukan adanya kebijakan Kepala RSAU Dr.M.Salamun sebagai landasan bagi seluruh penyelenggara dan pelaksana pelayanan kesehatan khususnya yang terlibat dalam pelayanan rujuk pasien HIV/AIDS di RSAU Dr.M.Salamun b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan Kebijakan Pelayanan HIV/AIDS di RSAU Dr.M.Salamun dengan Keputusan Kepala RSAU Dr.M.Salamun. Mengingat: 1. Kepmenkes no.21/MENKES/SK/III/2013 tentang Pedoman Penanggulangan HIV/AIDS 2. Kepmenkes
no.241/MENKES/SK/IV/2006
tentang
Standar
Pelayanan
Laboratorium Kesehatan Pemeriksa HIV dan Infeksi Oportunistik 3. Kepmenkes no.782/MENKES/SK/IV/2011 tentang Rumah Sakit Rujukan Bagi Orang Dengan HIV Dan AIDS (ODHA) 4. Kepmenkes
no.1507/MENKES/SK/X/2005
tentang
Pedoman
Pelayanan
Konseling dan Testing HIV/AIDS Secara Sukarela (Voluntary counselling and Testing) 1
MEMUTUSKAN Menetapkan Kesatu
: :
KEPUTUSAN KEPALA RSAU Dr.M.SALAMUN TENTANG KEBIJAKAN PANDUAN RUJUKAN PASIEN HIV/AIDS DI RSAU Dr.M.SALAMUN
Kedua
:
Kebijakan panduan rujukan pasien HIV/AIDS di RSAU Dr.M.Salamun sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga
:
Kebijakan panduan rujukan pasien HIV/AIDS di RSAU Dr.M.Salamun sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan HIV di seluruh poliklinik, penunjang dan ruang rawat inap RSAU Dr.M.Salamun
Keempat
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bandung Pada tanggal .....................20 Kepala RSAU Dr.M.Salamun
Dr.DidikKestito.Sp.BU Kolonel Kes 512677
2
DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA RSAU Dr.M.SALAMUN
PANDUAN RUJUKAN HIV/AIDS RSAU DR.M.SALAMUN 3
RSAU Dr.M.SALAMUN JL Ciumbuleuit No 203 Bandung
KATA PENGANTAR
Acquired Immuno Deficiency syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya kelainan yang kompleks dalam sistem pertahanan selular tubuh dan menyebabkan korban menjadi sangat peka terhadap mikroorganisme 4
oportunistik. Penyebab penyakit AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus atau disingkat HIV . Klinik VCT yang merupakan kebijakan dari WHO yang bertujuan untuk memberikan konseling bagi penderita HIV. Strategi VCT memerlukan adanya kerjasama antar unit pelayanan kesehatan yang menerapkan strategi VCT ini. Demi terlaksananya VCT yang berkesinambungan dan kenyamanan pasien perlu di susun panduan rujukan HIV. RSAU Dr.M.salamun sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan yang memiliki klinik VCT menyusun panduan rujukan HIV/AIDS, dengan harapan buku panduan ini memeberikan gambaran bagi tim HIV RSAU Dr.M.salamun dalam merujuk pasien dengan HIV/AIDS.
DAFTAR ISI
5
Kata Pengantar
2
Daftar Isi
3
Bab I
DEFINISI ...........................................................................................................
4
Bab II
RUANG LINGKUP ............................................................................................
5
Bab III
TATA LAKSANA ...............................................................................................
6
Bab IV
DOKUMENTASI ................................................................................................
7
6
BAB I DEFINISI 1. DEFINISI HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV ditularkan terutama melalui darah. Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh yang akan menjadi penyebab munculnya AIDS. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu sindrom atau kumpulan gejala menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS sangat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun. Semua orang yang terinfeksi HIV adalah orang yang beresiko untuk sakit atau mati akibat infeksi oportunistik sebagai suatu konsekuensi yang tidak terelakan dari AIDS (Nugraha,2006: 125).
2. TANDA DAN GEJALA • Gejala Mayor Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare kronik yang berlangsung selama lebih dari 1 bulan, demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan, penurunan kesadaran dan gangguan neurology, demensia/ensefalopati HIV. • Gejala Minor Bentuk menetap lebih dari 1 bulan, dermatitis generalisata yang gagal, herpes zoster berulang, kandidiasis kronis orofaring,herpessimpleks kronis progresif, limfadenopati generalisata,infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita (Mansjoer, 2002 :576) 3. TES LABOTARORIUM HIV Tes Laboratorium HIV untuk mendeteksi seseorang terinfeksi HIV, dapat dilakukan tes langsung terhadap virus HIV/bagian virus (deteksi antigen) atau secara tidak langsung dengan cara menemukan antibodi Perbedaan Antigen & Antibodi: Antigen: adalah Virus HIV/bagian virus (benda asing) Tes Antigen untuk mendiagnosa dini (bayi < 18 bulan), dapat dilakukan pada periode jendela namun biayanya mahal. Pemeriksaan meliputi: biakan virus, antigen p24, materi genetik (PCR). Antibodi: adalah Reaksi tubuh terhadap masuknya benda asing (HIV)Tes antibodi digunakan untuk penyaringan / konfirmasi, biaya murah, cepat namun ada resiko negatif palsu karena ada periode jendela Pemeriksaan meliputi: Anti HIV (ELISA, Rapid), Western Blot. a.
Tes Serologi. 7
1)
Tes Cepat (Rapid Test HIV). (a) Sensitifitas dapat mencapai 100 %, spesifisitas > 99 % (serupa dengan EIA). (b) Perhatikan negatif palsu karena periode jendela. (c) Pada risiko tinggi, tes perlu diulang 3 bulan kemudian, seterusnya 6 bulan kemudian 12 bulan. (1-3-6-12 bulan). (d) Hati-hati positif palsu terutama pada pasien yang asimptomatik konfirmasi dengan western blot atau setidaknya harus dengan 3 test dengan metode berbeda yang melibatkan ELISA
2) ELISA (enzyme-linked immunoassay). (a) (b) (c)
(d) (e) (f) 4)
immunosorbent assay)/ EIA (Enzyme
Merupakan pemeriksaan kuantitatif. Tes yang sangat sensitif, dapat mendeteksi antibodi atau antigen HIV, memungkinkan terjadinya positif palsu. Hasil ELISA indeterminate berarti sampelperlu diuji lebih3) Western Blot. Digunakan sebagai tes konfirmasi. Mendeteksi antibodi dari beberapa protein HIV yang spesifik. Sampel yang dihasilkan negatif dilaporkan sebagai negatif.
DNA PCR (Polymerase Chain Reaction). (a) Uji kualitatif untuk mendeteksi materi ginetik virus. (b) Dapat mendeteksi 1 – 10 copy dari DNA proviral HIV. (c) Digunakan terutama untuk deteksi virus pada infeksi neonatus dan pada hasil serologi indeterminate.
Reagensia yang dipakai : (Dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4: daftar reagen untuk tes HIV yang terdaftar di Kementrian kesehatan RI, pemutakhiran data daftar reagen yang tersedia bisa didapatkan di Subdirektorat Yankes Laboratorium Spesialistik Kemenkes RI). Telah terdaftar di Kementrian Kesehatan RI. Di uji sensitifitas dan spesifisitas 5)
Tujuan Tes. a) Keamanan transfusi dan transplantasi. b) Surveilans. c) Diagnosis.
6)
Tata cara penggunaan tes antibodi HIV, sensitifitas tes
berdasarkan spesifisitas dan
4. Stadium Klinis HIV 8
Stadium 1 Tidak ada gejala Limfadenopati Generalisata Persisten Stadium 2 Penurunan berat badan bersifat sedang yang tak diketahui penyebabnya (
View more...
Comments