Panduan Praktik Menyuntik Yang Aman
February 5, 2018 | Author: sarah | Category: N/A
Short Description
aaa...
Description
PANDUAN
PRAKTIK MENYUNTIK YANG AMAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH BESAR BESAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH BESAR BESAR TAHUN 2017
BAB I DEFINISI
Menyuntik yang aman merupakan bagian dari Kewaspadaan Standar yang dirancang untuk mengurangi risiko terinfeksi penyakit menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Praktek Menyuntik Aman adalah suatu tindakan insersi yang dilakukan oleh dokter atau perawat kepada pasien dengan menjaga keamanan pasien dan dokter atau perawat yang melakukan insersi
A. Tujuan 1.
Untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi
2.
Untuk melindungi dokter atau perawat dalam melakukan insersi agar tidak terjadi kecelakaan kerja
3.
Untuk mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit dengan meningkatkan kewaspadaan standar.
B. Ruang lingkup Panduan Praktik Menyuntuk Yang Aman ini mencakup : Ketentuan Umum, Dasar Hukum dan Tatalaksana Menyuntik Yang Aman di Rumah Sakit.
1
BAB II RUANG LINGKUP
A. Ketentuan Umum 1.
Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk mengurangi risiko infeksi penyakit menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui.
2.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit setiap petugas harus menerapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar dan kewaspdaan berdasarkan transmisi.
3.
Kewaspadaan Isolasi Kewaspadaan Isolasi merupakan kombinasi dari : a.
Standar
Precautions/Kewaspadaan
Precautions/Kewaspadaan
Universal
Standar, dengan
gabungan Body
dari:
Substance
Universal
Isolation/Isolasi
substansi/cairan tubuh. Berlaku untuk semua pasien, kemungkinan atau terbukti infeksi, setiap waktu di semua unit pelayanan kesehatan b.
Transmission-based precautions/ Kewaspadaan berbasis transmisi, dipakai bila rute transmisi tidak dapat diputus sempurna hanya Standar precautions.
4.
Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin dalam perawatan di rumah sakit yang meliputi : kebersihan tangan, penggunaan APD, pemrosesan peralatan perawatan pasien, pengendalian lingkungan, penatalaksanaan linen, pengelolaan limbah, kesehatan karyawan, penempatan pasien, hygiene respirasi (etika batuk), praktek menyuntik yang aman dan praktek untuk lumbal punksi.
5.
Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar pada kasus – kasus yang mempunyai risiko penularan melalui kontak, droplet, airborne.
B.
Dasar Hukum 1.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
4.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 / Menkes / SK / X/ 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
2
5.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
6.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
7.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya
8.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382/Menkes/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya
9.
SE Dirjen Bina Yanmed No. HK.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan Komite PPI RS dan Tim PPI RS
10. SK Direktur RSUD Kabupaten Aceh Besar No.821/066/2016 tentang Pembentukan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) di RSUD Kabupaten Aceh Besar. 11. Keputusan Direktur RSUD Aceh Besar Nomor 050 Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Kaabupaten Aceh Besar tahun 2016
3
BAB III TATA LAKSANA
A. Peralatan Alat-alat untuk menyuntik disimpan diatas troley, terdiri dari:
B.
1.
Jarum suntik baru (masih dalam kemasan tertutup, belum pernah dipakai/dibuka) jumlah dan ukuran sesuai kebutuhan
2.
Obat-obatan sesuai dosis
3.
Bak spuit dan kapas alkohol
4.
Sarung tangan
5.
Bengkok, alas, dan torniquet bila diperlukan
6.
Tempat sampah medis dan tempat sampah benda tajam
7.
Dokumen pemberian therapi injeksi.
Pelaksanaan 1.
Trolley dibawa didekatkan ke ruang perawatan
2.
Petugas mencuci tangan
3.
Petugas menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
4.
Petugas melakukan pengecekan ulang terhadap pasien dan obat sesuai prinsip 5 benar pemberian obat
5.
Petugas memakai sarung tangan
6.
Petugas menyiapkan obat
7.
Bila memungkinkan pengalas dipasang untuk mencegah percikan obat atau darah ke kulit/kain pasien
8.
Daerah/kulit yang akan dilakukan penusukan harus didisinfeksi dulu
9.
Pakai jarum yang steril, sekali pakai, pada tiap suntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi
10. Pada saat membuka tutup needle harus hati-hati, hindarkan tindakan yang dapat menyebabkan tangan tertusuk jarum 11. Bila satu vial obat digunakan untuk beberapa pasien, gunakan satu spuit untuk satu kali pakai. Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial multidose dapat menimbukan kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain. 12. Pecahan ampul dimasukan ke dalam tempat sampah benda tajam 13. Lakukan penyuntikan sesuai ketentuan 14. Setelah dipakai, spuit jangan ditutup lagi, tetapi langsung dibuang ke tempat sampah benda tajam. Bila suatu keadaan menuntut untuk melakukan penutupan jarum, lakukan dengan cara “one- hand” 15. Setelah penyuntikan selesai rapihkan pasien. Jangan sampai ada alat-alat terutama bekas spuit atau bekas ampul/flacon obat tertinggal di tempat tidur atau meja pasien 16. Sampah medis dimasukan kedalam tempat sampah medis, alat-alat lain dirapikan 17. Petugas membuka sarung tangan dan dibuang ke tempat sampah medis
4
18. Petugas mencuci tangan kemudian mendokumentasikan tindakan
5
View more...
Comments