PANDUAN PRAKTIK KLINIS ORTOPEDI.docx

March 17, 2018 | Author: atika | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PANDUAN PRAKTIK KLINIS ORTOPEDI.docx...

Description

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) RUMAH SAKIT SURYA ASIH PRINGSEWU 2017

CIDERA KEPALA 1. Pengertian ( Definisi)

Kerusakan neurologis yang terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupun efek sekunder dari trauma yang terjadi.

2. Anamnesis

1. Riwayat trauma; 2. Nyerikepala; 3. Mual; 4. Muntah.

3. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda vital; 2. Tingkat kesadaran dengan glasgow coma scale atau pediatric coma scale; 3. Ada tidaknya cedera luar yang terlihat: cedera pada kulit kepala,

perdarahan

hidung

ataupun

telinga,

hematom

periorbital dan retroaurikuler; 4. Tanda-tanda neurologis fokal seperti ukuran pupil dan reaksi cahaya, gerakan mata, pola aktivitas motorik dan fungsi batang otak; 5. Reflek tendon; 6. Fungsi sensorik dan serebeler perlu diperiksa jika pasien sadar. 4. Kriteria Diagnosis

1. Memenuhi kriteria anamnesis (No 2); 2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik No 2.

5. Diagnosis Kerja

1. Cidera Kepala Ringan (GCS :13-15); 2. Cidera Kepala Sedang (GCS : 9-12); 3. Cidera Kepala Berat (GCS < 8)

6. Diagnosis Banding

1. Stroke; 2. Tumor otak.

7. Pemeriksaan Penunjang

1. Rontgen tengkorak; 2. CT-Scan Kepala; 3. Darah Lengkap.

8. Tata Laksana

1. Tindakan terhadap peningkatan TIK

Tindakan Operatif

a. Pemantauan TIK dengan ketat;

Terapi Konservatif

b. Oksigenasi adekuat;

Lama perawatan

c. Pemberian mannitol; d. Penggunaan steroid; e. Peningkatan kepala tempat tidur; f. Bedah neuro. 2. Tindakan pendukung lain a. Dukungan ventilasi; b. Pencegahan kejang; c. Pemeliharan cairan, elektrolit, dan keseimbangan nutrisi; d. Terapi antikonvulsan; e. Klorpromazin  menenangkan pasien; f. Selang nasogastrik.

9. Edukasi (Hospital Health Promotion)

1. Penjelasan

diagnosa,

diagnosa

banding,

pemeriksaan

penunjang; 2. Penjelasan rencana tindakan; 3. Resiko dan komplikasi; 4. Penjelasan alternatif tindakan.

10. Prognosis

Advitam

: dubia adbonam

Ad Sanationam : dubia adbonam Ad Fungsionam : dubia adbonam 11. Tingkat Evidens

I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi 13. Penelaah Kritis

A/B/C 1. SMF Neurologi; 2. SMF BedahSaraf.

14. Indikator

1. Keluhan berkurang; 2. Tidak ada peningkatan cidera; 3. Kesesuaian dengan hasil P3.

15. Kepustakaan

1. Brunner & Sudart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: AGC. 2. Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid Jakarta Aesculapius.

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) RUMAH SAKIT SURYA ASIH PRINGSEWU 2017 Tumor ganas tulang dan tulang rawan sendi pada extremitas (C40) 1. Pengertian (Definisi)

Tumor ganas yang berasal dari pertumbuhan abnormal ke arah ganas dari tulang dan tulang rawan sendi pada extremitas

2. Anamnesis

1.

Nyeri pada daerah extremitas

2.

Benjolan abnormal

3.

Gangguan fungsi

4.

Panas badan

5.

Penurunan berat badan

6.

Penurunan nafsu makan

7.

Gangguan fungsi saraf

8.

Patah tulang patologik

9.

Batuk kronis atau batuk berdarah

10.

Sesak dada dan mengi akibat tanda efusi pleura

11.

Riwayat keturunan menderita tumor, riwayat menderita tumor jinak sebelumnya, riwayat trauma, riwayat terpapar radiasi dan bahan kimia yang lama, riwayat penyakit infeksi dan inflamasi tulang yang kronis, riwayat rokok dan konsumsi alkohol.

3. Pemeriksaan Fisik

1.

Benjolan pada extremitas

2.

Nyeri tekan

3.

Gangguan ruang lingkup sendi (ROM)

4.

Ulcus yang mudah berdarah

5.

Patah tulang patologik

6.

Perubahan warna kulit

7.

Peningkatan suhu

8.

Venaektasi pada daerah tumor

4. Kriteria Diagnosis

1.

Gambaran klinis

2.

Hasil pemeriksaan laboratorik

3.

Gambaran radiologis

4.

Gambaran pemeriksaan Patologi anatomi

5.

CPC (Clinical Pathological Conference) bersama radiologist dan pathologist

5. Diagnosis Kerja

Tumor ganas tulang dan tulang rawan sendi pada extremitas (C40)

6. Diagnosis Banding

1.

Tumor jinak tulang dan tulang rawan sendi pada extremitas

7. Pemeriksaan Penunjang

2.

Tumor ganas jaringan ikat pada extremitas

3.

Tumor jinak jaringan ikat pada extremitas

4.

Infeksi

1.

Laboratorium : Darah lengkap, serum elektrolit, fungsi hepar,fungsi ginjal, faal hemostasis, gula darah (acak, puasa, 2 jam post pandrial), albumin, Analisa gas darah.Elektroforesis protein, bence jones protein

2.

Tumor marker : PSA, LDH, CEA,ALP,AFP,NSE,CA-153,CA-125

3.

EKG : untuk mengecek status kardiologi, jika pasien berumur lebih dari 40 th, untuk persiapan operasi

4.

Foto polos extremitas : melihat lokasi tumor pada tulang (ephipisis, methaphisis, diaphisis) , melihat klasifikasi lokasi ( sentral, eksentrik, kortikal, juksta kortikal), melihat pattern lesi (geografik, moutheaten, permeatif). Menentukan tepi lesi dan zona transisi, menetukan adanya reaksi periosteal, serta mengevaluasi jaringan lunak sekitar tumor.

5.

Foto thorax : jika dicurigai ada sesak yang merupakan

suatu tanda metastase ke paru, untuk persiapan operasi 6.

USG untuk melihat adanya metastase ke tempat lain

7.

CT scan : melihat tingkat destruksi tulang

8.

CT angiografi : melihat distribusi suplai darah pada tumor

9.

MRI & MRI dengan kontas : densitas jaringan tumor dan keterlibatan jaringan lunak sekitar, menentukan lokasi neurovaskular bundle yang berada pada sekitar tumor, untuk menentukan tingkat kesulitan dan tehnik operasi yang akan dilakukan.

10.

FNAB

11.

BMP : untuk melihat adanya suatu kelainan pada sumsum tulang

12.

Open biopsi

13.

Jika meragukan , diagnosa perlu ditegakkan dengan pemeriksaan Immunohistokimia : desmin, S-100, actin & myoglobulin, myogenin, cytokeratin, LCA, P53. KE67

8. Terapi

1.

Excisi

(83.3)

2.

Amputasi

(84.0)

3.

Kemoterapi

4.

Radioterapi

5.

Pemberian bifosfonat

6.

Target terapi

7.

Reconstruksi stump post amputasi (arthroplasty, arthrodesis, allograft, autograft)

9. Edukasi

1.

Penyakit yang diderita

2.

Prosedur tindakan yang dilakukan

3.

Komplikasi yang dapat terjadi

4.

Prognosis dari penyakit yang diderita

5.

Terapi kemoterapi dan atau radioterapi tambahan untuk meningkatkan prognosis dari penyakit

penderita 10. Prognosis

Ad vitam

: malam

Ad sanationam : malam Ad fumgsionam : malam 11. Tingkat Evidens

IV

12. Tingkat Rekomendasi

C

13. Penelaah Kritis 14. Indikator Medis 15. Kepustakaan

1.

Fletcher Christopher D ; Unni K ; Mertens Fredrik. 2002. World Health Organization Classification of Tumours. IARC Press. Lyon

2.

Conrad Ernest U ; 2009. Orthopaedic Oncology Diagnosis and Treatment.Thieme Medical Publishers.New York

3.

Greenspan Adam ; 1997. Differensial Diagnosis in Orthopaedic Oncology. Lippincot Williams & Wilkins. Washington

4.

Malawer Martin ; 2001. Malawer book, Management of Bone and Soft Tissue Tumor. Lippincot Williams & Wilkins. Washington

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF