PANDUAN PMK3I
January 7, 2019 | Author: Rahmat Asri | Category: N/A
Short Description
Ekraf...
Description
SISTEM EKONOMI KREATIF NASIONAL PANDUAN PENILAIAN MANDIRI KABUPATEN/KOTA KREATIF
2016
SISTEM EKONOMI KREATIF NASIONAL PANDUAN PENILAIAN MANDIRI KABUPATEN/KOTA KREATIF
2016 Copyright© 2016, Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif
Penulis: Tim Penulis Bekraf Desain Grafis: Brezz Production
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis viii + 120 hlm.; 17,5 cm x 25,5 cm
Isi di luar tanggung jawab Percetakan
DAFTAR ISI KATA KAT A PENGA PENGANT NTAR AR | v
BAB I
PENDAHULUAN | 1
BAB II
KONSEPSI PENILAIAN MANDIRI EKONOMI KREA KREATIF TIF
|9
BAB III PEMANFAA PEMANFAAT TAN HASIL HASIL PENILAIAN MANDIRI EKONOMI KREATIF | 41 BAB IV METODOL METODOLOGI OGI PENILAIAN MANDIRI | 53
BAB V
PANDUAN PAP APARAN ARAN PENILAIAN MANDIRI KABUPATEN/KOTA KABUPA TEN/KOTA KREATIF | 75
LAMPIRAN | 85
P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
iii
“Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia melalui Deputii Infrast Deput Infrastrruktur uktur,, membangun “Sistem Ekonomi Kreatif Indonesia” untuk memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi ek onomi kreatif kreatif di daerah. Hasil pemetaan ini akan menjadi acuan utama agar arah pembangunan ekonomi kreatif dapat terjaga untuk mencapai targ target et yang telah ditetapkan dalam kerangka keberlanjutan ekonomi, lingkungan ling kungan dan sosia sosial. l.” ”
KATA PENGANTAR
D
i masa kini, seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dunia serta makin ter-
batasnya sumber daya alam (SDA) yang menopang kebutuhan manusia, perekonomian global menghadapi tantangan yang semakin berat pula. An-
caman terhadap kapasitas dan kualitas SDA terus meningkat di seluruh dunia. Pola dan perilaku produksi dalam industri turut berperan dalam mendorong hal tersebut. Indonesia pun dak dapat menghindar dari kondisi tersebut. tersebut. Laju perekonomian nasional yang yang terhambat dalam dekade terakhir ini berimplikasi pada banyak aspek. Oleh karena itu para pelaku ekonomi di Indonesia perlu meningkatkan daya saingnya agar mampu bertahan dalam persaingan yang semakin ketat.
v
Pada saat yang sama, teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang pesat dalam beberapa dasarwarsa terakhir. Perkembangan ini menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya intensikasi informasi dan kreatas yang populer dengan sebutan ekonomi kreaf. Kegiatan ekonomi kreaf ini merupakan upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreavitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Di dalam negeri, ekonomi kreaf telah menyumbang sekitar 7-8 persen dari nilai Produk Domesk Bruto (PDB) Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Tiga tahun ke depan, kontribusi ekonomi kreaf bagi perekonomian nasional ini diharapkan dapat dingkatkan menjadi 12 persen. Tentunya, Tentunya, perlu kerja kerja keras keras dan sinergi yang baik dari seluruh pelaku ekonomi kreaf di pusat dan daerah untuk mewujudkan target tersebut. Presiden RI Joko Widodo telah menyatakan bahwa ekonomi kreaf nannya akan menjadi pilar perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Presiden juga menggarisbawahi bahwa kita perlu melakukan lompatan dari perekonomian yang sebelumnya mengandalkan sumber daya alam, mengandalkan pertanian, mengandalkan industri, mengandalkan teknologi informasi, menjadi perekonomian yang digerakkan oleh industri
SISTEM
EKONOMI
vi
KREATIF
kreaf. Untuk itu saat ini kita perlu mengambil risiko inovasi dan adopsi cepat. Kita perlu meloncat ke dalam petualangan untuk menciptakan kesuksesan masa depan kita, dengan berbasis ekonomi kreaf. Potensi kreaf itu harus didorong agar dapat menjadi daya ungkit utama bagi perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peluang yang dimiliki oleh sektor ekonomi kreaf masih sangat terbuka. Bangsa ini memiliki potensi besar untuk melakukan transformasi di sektor tersebut. Inovasi dan kreavitas bisa menawarkan pekerjaan baru, yang berar mengurangi pengangguran, meningkatkan peluang ekspor, yang kemudian berujung pada meningkatnya kontribusi bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, Badan Ekonomi Kreaf (Bekraf) Indonesia melalui Depu Infrastruktur, membangun “Sistem Ekonomi Kreaf Indonesia” untuk memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreaf di daerah. Hasil pemetaan ini akan menjadi acuan utama agar arah pembangunan ekonomi kreaf dapat terjaga untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam kerangka keberlanjutan ekonomi, lingkungan dan sosial. Saat ini, pengemban pengembangan gan ekonomi kreaf kre af di Indonesia difokuskan pada 16 subsektor, yang mencakup aplikasi dan game, arsitektur, P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
vii
desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fa fashio shion n, lm-animasi-video, fotogra, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio. Dalam Sistem Ekonomi Kreaf ini, Bekraf akan menggandeng pemerintah daerah, dae rah, baik provinsi, kabupaten dan kota, komunitas, komunitas, akademisi, serta pelaku bisnis, untuk bersama-sama berperan akf dalam mengembangkan kegiatan ekonomi kreaf di daerah masing-masing. Melalui pengembangan simpul dan jejaring ekonomi kreaf, kreaf, seap daerah diharapkan diha rapkan dapat mengopmalkan potensinya. Sinergi seluruh pemangku kepenngan dalam d alam kegiatan ekonomi kreaf di Indonesia merupakan kunci keberhasilan upaya ini. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memanfaatkan Sistem Ekonomi Kreaf Indonesia untuk melakukan “lompatan besar” guna mewujudkan apa yang kita cita-citakan bersama. Jakarta, Juli 2016
Triawan Munaf M unaf Kepala Badan Ekonomi Kreaf
SISTEM
EKONOMI
viii
KREATIF
BAB I
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
I
ndustrialisasi telah mendorong terciptanya pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang tidak hanya lebih murah tetapi juga efisien. Perkembangan di bidang teknologi informatika juga semakin memudahkan koneksi antar manusia sehingga menjadikannya lebih produktif. Globalisasi di bidang media dan hiburan telah mengubah karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat menjadi lebih kritis. Fenomena tersebut kemudian berimbas pada kompetisi yang semakin ketat. Kerasnya persaingan akibat globalisasi di berbagai bidang memaksa setiap negara untuk mencari cara agar bisa memproduksi barang dan jasa yang semurah dan seefisien mungkin. Dalam menekan tenaga kerja murah, faktanya tidak mudah bagi negaranegara di dunia menyaingi Republik Rakyat Tiongkok dengan jumlah penduduknya yang begitu besar. Sementara itu supremasi di bidang industri tidak bisa lagi diandalkan. Oleh karenanya kreativitas sumber daya manusia harus lebih diprioritaskan. Era ekonomi baru telah dimulai tahun 1990an, di mana terjadi intensifikasi informasi dan kreatifitas yang populer dengan sebutan ekonomi kreatif yang digerakkan oleh sektor industri yang disebut dengan industri kreatif. Ekonomi Kreatif merupakan upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan (Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008).
1
Adapun sumber daya manusia yang dimaksud meliputi aktor-aktor pelaku ekonomi kreatif yang meliputi lembaga pemerintah, akademisi, komunitas, dan pelaku bisnis yang kemudian disebut dengan quadruple-helix .
Dari berbagai keanekaragaman potensi ekonomi kreatif di Indonesia, pemerintah membagi ekonomi kreatif dalam 16 subsektor, yaitu kuliner; arsitektur; desain produk; desain interior; desain komunikasi visual; film, animasi dan video; musik; fesyen; seni pertunjukan; games dan aplikasi; kriya; radio dan televisi; seni rupa; periklanan; fotografi; serta penerbitan.
Nilai tambah dari sektor ekonomi kreatif meningkat setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistik,
nilai tambah yang dihasilkan
Ekonomi kreatif di Indonesia memiliki peran yang patut diperhitungkan dalam perekonomian nasional.
dari sektor ini tak kurang dari
Selama periode
716,7 triliun pada Rp
2010-2014 rata-rata sumbangannya mencapai
tahun 2014.
7,1%
Angka pertumbuhannya pun
terhadap PDB
mencapai
5,81%
Indonesia. dan mengungguli pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air bersih; pertambangan dan penggalian; pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; jasa-jasa; dan industri pengolohan.
Meski kontribusinya masih lebih rendah dibandingkan dengan sektor pertanian, industri pengelolahan, perdagangan dan restoran, ataupun sektor jasa, sumbangan dari ekonomi kreatif telah melebihi sektor pertambangan dan penggalian, keuangan, serta pengangkutan.
P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
3
Tahun 2014,
tak kurang dari
12 juta orang
tenaga tenag a kerja terserap dalam usaha usah a industri kreatif. Peran ekonomi kreatif patut semakin diperhitungkan karena sektor ini mampu menyerap angkatan kerja lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan penyerapan tenaga kerja nasional. Pada tahun 201 2013, 3,
penyerapan tenaga kerja di sektor ini mencapai
0,63%.
Di saat yang sama, penyerapan tenaga kerja secara nasional justru mengalami perlambatan sebesar 0,01%.
ARTI PENTING PENILAIAN MANDIRI Meski tergolong baru, ekonomi kreatif mengalami perkembangan yang cukup pesat. Di sisi lain kendala yang dihadapinya pun tidak sedikit karena aktor yang terlibat di dalamnya dalamnya seringkali kurang terkoneksi satu sama lain. Kolaborasi yang terjalin di antara mereka juga kurang kuat dan produktif. Oleh karena itu perlu pemetaan ekonomi kreatif dengan melibatkan seluruh aktor yang berperan di d i dalamnya. Termasuk Termasuk pula memetakan potensi dan kendala yang dihadapi selama ini. Hal itu menjadi titik tolak untuk pengambilan kebijakan strategis dan menyeluruh.
SISTEM
EKONOMI
4
KREATIF
Agar kebijakan yang diambil terkait pengembangan ekonomi kreatif tepat sasaran dan berdaya guna, dibutuhkan pemahaman jelas tentang kondisi ekonomi kreatif Indonesia. Terkait hal tersebut pemerintah membentuk Badan Ekonomi Kreatif, yaitu lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
dilakukan karena memiliki beberapa manfaat, di antaranya menghasilkan database ekonomi kreatif di Indonesia, mengidentifikasi subsektor potensial, serta mengetahui kendala apa saja yang dihadapi. Penilaian mandiri ini selanjutnya menjadi acuan bagi pendampingan dan fasilitasi dari Bekraf dan mitra kerjanya, sebagai upaya bertahap membangun sistem ekonomi kreatif nasional. Dengan demikian, ekonomi kreatif mampu menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Badan Ekonomi Kreatif bertugas membantu Presiden dalam mer merumuskan, umuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan kebijak an ek ekonomi onomi kreatif. Badan Ekonomi Kreatif melakukan pemetaan kegiatan ekonomi kreatif yang potensial serta persoalan yang dihadapi di daerah. Pemetaan atau penilaian mandiri ekonomi kreatif daerah ini penting
P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
5
TUJUAN PENILAIAN MANDIRI Tujuan dilakukannya penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif ini adalah untuk:
1)
Melakukan pemetaan ekosistem, potensi, best practice dan
4)
Menjadi dasar kegiatan fasilitasi dan pengembangan ekonomi
MELAKUKAN permasalahan pengembangan PEMETAAN PEMET AAN ekosistem,sistem ekonomi kreatif kabupaten/ best dari practice kotapotensi, sebagai bagian “Sistem Ekonomi Kreatif Nasional” dan per permasalahan masalahan 2) pengembangan Memberikan acuan pengembangan ekonomi kreatif untuk MEMBERIKAN sistem ekonomi ACUAN kabupaten/kota kreatif kabupaten/ pengembangan sebagai kreatif 3) kota Menjadi acuanbagian bagi pemerintah dalamekonomi menentukan kebijakan dari “Sistem Ekonomi untuk kabupaten/ pengembangan ekonomi kreatif kabupaten/kota. Kreatif Nasional” kota
kreatif kabupaten/kota oleh quadruple-helix
MENJADI ACUAN bagi pemerintah pemer intah dalam menentukan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif kabupaten/kota.
SISTEM
MENJADI DASAR kegiatan fasilitasi dan pengembangan ekonomi kreatif kabupaten/kota oleh quadruple-helix
EKONOMI
6
KREATIF
MANFAAT PENILAIAN MANDIRI Manfaat dilakukannya penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif ini adalah:
1)
Bagi Pemerintah Pusat
Terwujudnya “Sistem Ekonomi Kreatif Nasional” BAGI PEMERI PEMERINT NTAH AH PUSAT PUSA T sebagai pedoman dan justifikasi untuk memberikan fasilitasi/program kepada para pelaku/komunitas ekonomi kreatif untuk Terwuju erwujudnya dnya “Sistem Ekonomi Kreatif K reatif Nasional” Nas ional” sebagai mendorong percepatan pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia melalui:
pedoman pedo man dan justifikasi untuk memberikan fasilitasi/ program pro gram kepada para pelaku/komunitas pe laku/komunitas ekonomi kreatif Identifikasi simpul dan jejaring ekonomi kreatifekonomi potensial di untuk mendorong percepatan pembangunan kreatifdikembangkan di Indonesia melalui: daerah untuk •
•
Identifikasi simpul dan jejaring jejaring ekonomi kreatif potensial di daerah untuk Identifikasi potensi ekonomi kreatif di daerah (definisi daerah) dikembangkan yang dapat dikembangkan dik • embangkan danpotensi dihubungkan Identifikasi ekonomi kreatif kreatif di daerah (definisi daerah) yang dapat dikembangkan dan dihubungkan •
2)
Bagi Daerah
Teridentifikasinya potensi dan permasalahan untuk membangun dan mengembangkan ekonomi kreatif di daerah serta untuk membangun kolaborasi yang difasilitasi berdasarkan PetaBAGI Ekonomi Kreatif Nasional. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk meningk atkan DAERAH kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Teridentifikasinya potensi dan permasalahan untuk membangun mem bangun dan mengembangkan ekonomi kreatif di daerah serta untuk membangun kolabor kolaborasi asi yang difasilitasi berdasarkan Peta Ekonomi Kreatif Nasional. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan kesejahter aan masyarakat secara berk berkelanjutan. elanjutan.
KELUARAN: 1)
Peta ekonomi kreatif nasional yang menjadi platform bagi sistem mikro dan linkage kepada kepada sistem makro di tingkat internasional.
Pola kolaborasi kolaborasi dan proses lintas wilayah antar aktor yang terlibat terl ibat dalam sistem ekonomi kreatif
Database sistem ekonomi kreatif nasional
Pola komunikasi dan diseminasi infor informasi masi melalui web- site dan media sosial
Pola pendampingan fasilitasi untuk pengembangan ekonomi no mi kreatif di daerah
BAB II
KONSEPSI PENILAIAN MANDIRI EKON EK ONOM OMII KR KREA EATI TIF F KONSEP EKONOMI KREATIF “Ekonomi kreatif adalah penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi.” ” (Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025)
D
i masa kini, ekonomi kreatif telah menjadi penting sebab bersumber pada kreativitas yang merupakan sumber daya terbarukan. Peran ekonomi kreatif ini akan menjadi semakin penting di masa mendatang, terutama saat sumber daya yang tidak terbarukan semakin terbatas atau langka. Kreativitas telah dan akan terus mengubah paradigma perekonomian yang biasa berpusat pada keterbatasan (scarcity ) menjadi berpusat pada keberlimpahan (abundancy ). ).
9
Orang kreatif dengan ide kreatifnya mampu mengelola tenaga kerja dan memanfaatkan barang modal untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi. Selain itu, ketika orang kreatif berproduksi, hasil dari kegiatan produksi tersebut bukan hanya berupa barang atau jasa akhir (final goods and and services services ) tetapi juga dapat digunakan sebagai input bagi sektor lain. Peran penting ekonomi kreatif ini semakin tidak terbantahkan setelah dinyatakan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dalam acara Temu Kreatif Nasional, Presiden menuliskan pesan pembuka bahwa “Era Ekonomi Kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi eko nomi Indonesia”. Hal ini ditegaskannya dalam pidato resminya berikut ini,
“Saya sangat yakin bahwa ekonomi kreatif nantinya akan menjadi pilar perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Kita perlu melakukan lompatan dari perekonomian yang sebelumnya mengandalkan sumber sumber daya alam, mengandalkan pertanian, mengandalkan industri, mengandalkan teknologi informasi, menjadi perekonomian yang digerakkan oleh industr industrii kreatif. kre atif.” ... “Dan kalau kita ingin bersaing di bidang industri, pasti kita kalah dengan Jerman atau kalah murah dengan China. Tetapi di bidang ini, kesempatan itu sangat terbuka lebar, yaitu di bidang industri kreatif, di bidang ekonomi kreatif. Dan kreatifitas akan mendorong inovasi yang menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi, tetapi pada saat yang bersamaan ramah terhadap lingkungan, serta menguatkan citra dan identitas iden titas budaya bangsa kita” (Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia)1
1
Sambutan Presiden Joko Widodo Pada Pembukaan Temu Kreatif Nasional Dan Peresmian Peresmian Indonesia Convention Exhibition, di Serpong, Tangsel, Banten, 4 Agustus 2015 (Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2015)
SISTEM
EKONOMI
10
KREATIF
Ekonomi kreatif adalah ekonomi yang digerakkan digerakkan oleh kreativitas yang berasal dari pengetahuan dan ide yang dimiliki oleh sumber daya manusia untuk mencari solusi inovatif terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam arti lain, kreativitas merupakan sumber daya terbarukan dan tidak akan ada habisnya jika sumber daya manusia kreatif Indonesia yang jumlahnya besar dapat berkreasi dan menciptakan nilai tambah yang didukung oleh iklim yang kondusif. Sementara itu, menurut Howkins, ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan. Esensi dari kreatifitas adalah gagasan. Bayangkan hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak. Gagasan yang dimaksud ialah gagasan yang asli dan dapat diproteksi oleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Pada abad ke-18, revolusi industri telah menyebabkan transformasi ekonomi yang awalnya didominasi sektor pertanian berbasis sumber daya manusia dan sumber daya alam menjadi perekonomian yang didominasi industri berbasis barang modal. Pada tahun 1950-an, perekonomian digerakkan oleh pengetahuan sebagai sumber daya utamanya dalam penciptaan nilai tambah. Kemudian pada tahun 1995 terjadi globalisasi industri berbasis kreativitas yang membuat ekonomi kreatif semakin berkembang berk embang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga oleh Howkins disebut sebagai gelombang ke-4.
Makna kreativitas yang terkandung dalam pendefinisian ekonomi kreatif dapat dilihat sebagai kapasitas atau daya upaya untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik, menciptakan solusi dari suatu masalah atau melakukan sesuatu yang berbeda dari kebiasaan.
P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
11
Kreativitas merupakan faktor pendorong munculnya munculny a inov inovasi asi atau penciptaan kary karya a kreatif dengan memanfaatkan memanfaatkan penemuan yang sudah ada. Hal ini akan mendorong peningkatan produktivitas dan sekaligus nilai tambah.
Kemampuan untuk mewujudkan kreativitas yang diramu dengan sense atau atau nilai seni, teknologi, pengetahuan dan budaya menjadi modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga muncullah ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, ekonomi kreatif tidak hanya menghasilkan karya kreatif yang dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir, namun juga dapat berdampak pada sektor sektor-sektor -sektor lainnya. Ekonomi kreatif tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia, tetapi juga berdampak positif terhadap aspek sosial, budaya, dan lingkungan. Melalui ekonomi kreatif, kita dapat menumbuhkan perekonomian secara inklusif dan berkelanjutan, mengangkat citra positif dan identitas bangsa, melestarikan budaya dan lingkungan, menumbuhkan kreativitas yang mendorong inovasi, dan meningkatkan toleransi sosial antar seluruh lapisan masyarakat karena adanya peningkatan pemahaman antar budaya.
Indonesia perlu mengembangkan ekonomi kreatif sebab sektor ini memiliki kesempatan yang besar untuk:
•
• Mem Member berika ikan n kontr kontribus ibusii bagi bagi perekonomian • Men Mencipta ciptakan kan Iklim bisn bisnis is yang yang pos positif itif • Mem Membang bangun un citr citra a dan dan identi identitas tas bang bangsa sa • Men Menge gemban mbangk gkan an ek ekono onomi mi berba berbasis sis kepada sumber daya yang terbarukan terbarukan • Men Mencipta ciptakan kan ino inov vasi dan dan kr kreati eativita vitass yang yang merupakan merupak an keunggulan kompetitif suatu bangsa • Mem Member berika ikan n dampak dampak sosia sosiall yang yang pos positif itif
Ekonomi kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human capital atau atau intellectual ). Ekonomi kreatif membutuhkan capital , ada juga yang menyebutnya creative capital ). sumberdaya manusia yang kreatif tentunya, mampu melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas. Badan Ekonomi Kreatif menjadi lembaga yang merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan melakukan sinkronisasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Perpres Badan Ekonomi Kreatif memberikan gambaran fungsi badan baru ini, yakni untuk:
•
ebijakan di bidang k n a a n a s k a l e p n a d , apan ta perumusan, pene t if; ti f; ekonomi krea t
• perancangan dan pelaksan aan program di bidang ekonomi kreatif ;
•
lakkronisasi perencanaan dan pe ink in pelaksanaan koordinasi dan s if; ti f; ang ekonomi krea t ida i bid d m a r g o r p n a d n a k jak ja i b e k n a a n sa
• pemberian bimbingan tekni s dan supervisi atas pelaksana an keb ja ijakan d da an program di bidang ekonomi kreatif ;
•
ada mberian dukungan kep e p n a d n a a n i b m e p n pelaksanaa if; ti f; krea t ngan di bidang ekonomi i ti t n e p e k u k g n a m e p a u m e s
• pelaksanaan komunikasi d an koordinasi dengan Lemba ga Negara, Kementerian, L Le embaga P Pe emerintah Non-Kementeria ian n, Pemerintah D Da aerah, dan pihak lain yang terka it; dan
•
it terka t yang te kan Presiden, ya s a g u tu t i d g n a y ya n i a l i s g un fu pelaksanaan f if. ti f. dengan ekonomi krea t
SISTEM
EKONOMI
14
KREATIF
KONSEP PENILAIAN MANDIRI Untuk mendukung rencana kebijakan dan program pemerintah dalam pengembangan ekonomi dan industri kreatif, perlu dilakukan sosialisasi kebijakan pembiayaan bagi pengembangan industri kreatif, menjaring isu dan permasalahannya. Tak kalah pentingnya adalah menganalisis hambatan terkini dalam pengembangan ekonomi dan industri kreatif sebagai masukan bagi perumusan kebijakan, serta melakukan sosialisasi dan success story dalam dalam pengembangan ekonomi dan industri kreatif dari best practices dan negara lain dan pelaku usaha. Dalam konteks tersebut,
pemetaan potensi dan per permasalahan masalahan ekonomi kreatif di tingkat pusat dan daerah menjadi prasyarat prasy arat penting untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Adapun pendekatan yang digunakan untuk memetakan potensi dan permasalahan ini ialah dengan melakukan penilaian mandiri kabupaten/kota berdasarkan aspek-aspek yang terkait dengan kegiatan ekonomi kreatif. Dengan teridentifikasinya potensi dan permasalahan di daerah, pemerintah, baik pusat dan daerah, dapat menentukan hal-hal prioritas untuk mengembangkan kegiatan ekonomi kreatif. Bagi pemerintah daerah, hasil pemetaan potensi dan permasalahan ini dapat menjadi potret bagi dirinya sendiri untuk membangun dan mengembangkan ekonomi kreatif serta melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan melalui sektor ekonomi kreatif. Sementara bagi pemerintah pusat, hasil pemetaan ini dapat menjadi pedoman untuk menyusun kegiatan fasilitasi atau program yang diperlukan untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi kreatif di daerah.
Kesemuanya itu secara simultan akan menjadi kerangka bagi pembangunan.
Sistem Ekonomi Kreatif Nasional, yang memberikan memberik an gambaran besar serta menetapkan koridor bagi pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal ini akan menjadi rujukan bagi pemerintah, komunitas kreatif, akademisi serta dunia usaha dalam mewujudkan Kabupaten/Kota Kreatif di Indonesia. Indonesia dengan potensi kekayaan yang sangat besar baik potensi sumberdaya alam, keragaman budaya, maupun sumberdaya manusia, perlu mengedepankan kreativitas dan inovasi dalam pembangunan nasional untuk mengoptimalkan berbagai potensi kekayaan yang dimilikinya. Ekonomi kreatif yang berbasis kepada modal kreativitas sumberdaya manusia, berpeluang mendorong daya saing bangsa Indonesia di masa depan. Jika sumberdaya manusia Indonesia yang jumlahnya sangat besar memiliki kemampuan untuk berkreasi untuk menciptakan inovasi dan nilai tambah, maka kreativitas tersebut akan menjadi sumberdaya terbarukan yang tidak ada habisnya. Perpres Nomor 72 Tahun 2015 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif telah mengklasifikasi mengklasifikasi ulang sub-sektor industri kreatif dari 15 sub-sektor menjadi 16 sub-sektor, yaitu kuliner; arsitektur; desain produk; desain interior; desain komunikasi visual; film, animasi dan video; musik; fesyen; seni pertunjukan; games dan aplikasi; kriya; radio dan televisi; seni rupa; periklanan; fotografi; serta penerbitan. Penilaian mandiri dilakukan dengan menetapkan struktur sistem ekonomi kreatif terdiri dari elemen, dimensi dan indikator. Ketiganya dapat dijabarkan sebagai berikut:
Elemen Indikator penilaian mandiri terdiri berbagai elemen yang diperlukan kabupaten-kota untuk bergerak secara sistemik sebagai entitas kreatif baik berskala lokal, regional, nasional maupun global. Elemen adalah empat bagian ekonomi kreatif yang mampu menggerakan sistem yang lebih baik yaitu:
Subsektor Ekonomi Kreatif
Aktor yang Bekerja secaraLangsung
Tahapan Proses
Kapasitas Daya Ungkit
1
APLIKASI DAN GAME
ARSITEKTUR
DESAIN INTERIOR
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
DESAIN PRODUK
FASHION
FILM, ANIMASI, DAN VIDEO VIDEO
FOTOGRAFI
KRIYA
KULINER
MUSIK
PENERBITAN
PERIKLANAN
SENI PERTUNJUKAN
SENI RUPA
TELEVISI DAN RADIO
untuk setiap tahapan proses, yakni:
1) PEMERINTAH 2) KOMUNITAS 3) AKADEMISI 4) BISNIS (PELAKU BISNIS)
Kelangsungan dalam
TAHAPAN PROSES,
5
yakni:
1) KREASI 2) PRODUKSI 3) DISTRIBUSI 4) KONSUMSI 5) KONSERVASI
2
KAPASITAS DAYA UNGKIT ke 16 subsektor ekonomi kreatif terhadap subsektor ekonomi konvensional yang terdiri atas:
1) KET KETERK ERKAIT AITAN AN KE DEP DEPAN AN (FORWARD LINKAGE ) 2) KETERKAITAN KE BELAKANG (BACKWARD LINKAGE )
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam proses penilaian mandiri kabupaten/ kota kreatif melalui empat elemen penilaian di atas antara lain:
ang menjadi ya itas dasar y ti ta n t e d i n a d s k e te t n o k , r e te t k isi, kara if. ti f. a. Pemahaman kond ta pelaku krea t angkah ser ta l a ya y n g n a b m e k r e b l a mod
b. Penetapan strategi, prioritas unggu lan, mitra kunci, target pemasaran / / p peran yang dipilih sebagai visi pengemb angan
tii, disosialisasikan dan disepaka t , n u s u s i d g n a ya y m a r g o c. Pr x - hel i ix ru p l le dijalankan oleh quad r
d. Sistem pemantauan yang t ransparan atas peningkatan ki ner ja ja ekonomi - industri kreatif f d di lapangan
Di samping hal-hal positif yang secara bertahap mendukung terbangunnya sistem ekonomi-industri kreatif, maka pemantauan juga dilakukan atas praktik yang secara negatif mengancam terbentuknya sistem ekonomi-industri kreatif, yang dinilai berdasarkan bobot pengaruhnya.
PEMERINGKATAN KOTA/KABUPATEN KREATIF INDONESIA
32
DIMENSI Dimensi merupakan faktor yang menjadi ukuran berfungsinya suatu elemen. Sistem ini menguraikan secara rinci dan spesifik terkait dengan 16 subsektor ekonomi kreatif, aktor, proses serta daya ungkit. Uraian atas dimensi diperlukan untuk menguatkan obyektivitas penilaian-pemetaan potensi, kendala dan jejaring ekonomi kreatif di masing-masing kabupaten/kota. Dimensi dari masing-masing elemen yang digunakan untuk penilaian mandiri ini dirinci sebagai berikut:
A. DIMENSI SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF • Sumber daya manusia • Bahan baku fisik fisik dan dan nonfisik nonfisik • Industr Industrii • Pem Pembiayaa biayaan n • Akses dan dan perluasan perluasan pasar • Infrast Infrastruktur ruktur dan dan teknologi teknologi • Kele Kelembag mbagaan aan
SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF
B. DIMEN DIMENSI SI AKTOR
•
Pemerintah Penyediaan suprastruktur Penyediaan infrastruktur Kelembagaan Sinergi antaraktor -
AKTOR
-
-
-
•
Komunitas Rasio komunitas Umur komunitas Produk Afiliasi Kegiatan (event) Sinergi antaraktor -
-
-
-
-
-
•
Akademisi Akademisi Perguruan Tinggi Sinergi antaraktor -
-
-
•
Pelaku bisnis Rasio pelaku bisnis Kontribusi ekonomi Rasio perusahaan bisnis kreatif Sinergi antaraktor -
AKTOR
-
-
-
C. DIMENSI PROSES
•
Kreasi: Sumber daya manusia Pengetahuan Inovasi Teknologi Infrastruktur dan Keterampilan Pembiayaan Network -
-
-
-
PROSES
-
-
-
•
Produksi: Sumber daya manusia Bahan baku Standar dan sertifikasi, Pengendalian Teknologi dan manajemen Sarana dan Prasarana Pembiayaan Network Kemasan dan labelling -
-
-
-
-
-
-
-
•
Distribusi: Sumber daya manusia Moda distribusi produk Delivery produk Teknologi Infrastruktur Pembiayaan Network Pergudangan atau Penyimpanan -
-
-
-
-
-
-
PROSES
-
•
Konsumsi: Konsumen Pengetahuan Utilitas Teknologi Infrastruktur dan Sarana Pembiayaan Network Pemasaran -
-
-
-
-
-
-
-
•
Konservasi Sumber daya manusia Pengetahuan tentang konservasi Keberlanjutan kreasi/utilitas Teknologi dan Pengelolaan Insfrastrukur, Sarana dan Prasarana Media Pembiayaan Network Diseminasi sebagai cikal bakal ( seed ) inovasi -
-
-
-
-
-
-
-
D. DIMENS DIMENSII DA DAY YA UNGKIT
•
DAYA
Forward linkage Infrastruktur Aktivitas/Program Linkage system Sistem distribusi Replikasi dan duplikasi Inovasi Nilai ekonomi Insentif (fasilitasi dan kemudahan berusaha) -
UNGKIT
-
-
-
-
-
-
-
•
Backward linkage Infrastruktur Aktivitas/Program Linkage system Sistem distribusi Replikasi dan duplikasi Inovasi Nilai ekonomi Insentif (fasilitasi dan kemudahan berusaha) -
-
-
-
-
-
-
-
SISTEM
EKONOMI
36
KREATIF
INDIKATOR Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk atau indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan.
harus bersifat:
Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya.
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan dilakukan
Indikator yang ditetapkan harus mempresentasikan informasinya dan jelas ukurannya sehingga dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain agar memudahkan dalam memperoleh data.
Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan.
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.
P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
39
oleh
”Pemanf ”P emanfaatan aatan hasil penilaian ekonomi kreatif kr eatif kabupaten/k kabupaten/kota ota sangat diperlukan diperlukan untuk untuk menjawab menjaw ab tantangan tantangan pembangunan yang berkelanjutan. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang cenderung rendah, tingkat kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi, daya daya saing industri yang masih rendah, serta kerusa ker usakan kan lin lingku gkungan ngan..”
BAB III
PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN MANDIRI EKON EK ONOM OMII KR KREA EATI TIF F RUJUKAN BAGI PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)
P
erdagangan bebas dan krisis ekonomi global mengharuskan setiap negara, termasuk Indonesia berupaya keras untuk dapat bersaing baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi tersebut dapat dipecahkan dengan mendorong suatu bentuk perekonomian yang lebih berdaya saing, sumber daya yang terbarukan dan berkesinambungan berbasis kreatifitas, dimana ide atau gagasan dapat memberikan kesejahteraan secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat. masyarak at. Pengembangan ekonomi dan ekonomi kreatif di Indonesia diperlukan agar siap memanfaatkan dan merebut peluang pasar yang semakin kompetitif.
41
Penilaian mandiri Kabupaten/Kota ekonomi kreatif merupakan pilihan tepat untuk mengetahui menge tahui sejauh mana kota/kabupaten mempunyai potensi terutama dari sisi ekonomi kreatifnya dan telah siap dari segi infrastruktur, sumberdaya manusia dan dari segi kebijakan pemerintah daerahnya. Ekonomi Kreatif perlu dikembangkan karena ekonomi kreatif berpotensi besar dalam memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan; menciptakan iklim bisnis yang positif; membangun citra dan identitas bangsa; berbasis pada sumberdaya yang terbarukan; menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan merupak an keunggulan kompetitif suatu bangsa; dan memberikan dampak sosial yang positif. Pemanfaatan hasil penilaian ekonomi kreatif kota/kabupaten sangat diperlukan untuk menjawab tantangan pembangunan yang berkelanjutan. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang cenderung rendah, tingkat kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi, daya saing industri yang masih rendah, serta kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu,
hasil pemetaan ekonomi kreatif ini dapat menjadi rujukan bagi penyusunan RPJMD di masing-masing daerah. Penilaian yang transparan dan obyektif diharapkan menghasilkan sikap positif untuk melihat kekurangan dan kelebihan masing-masing daerah. Dengan demikian, penilaian ini dapat menjadi acuan untuk penyusunan RENSTRADA dan indikator kinerja utama Pemkot/Pemkab/Pemprov.
SISTEM
EKONOMI
42
KREATIF
PENGARUSUTAMAAN EKONOMI KREATIF DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) Di tengah tantangan perekonomian global yang semakin besar, pemerintah tengah berupaya mendorong berkembangnya industri kreatif menjadi sektor strategis yang mampu berperan lebih besar dalam perekonomian nasional dalam hal kontribusi terhadap PDB, penciptaan lapangan pekerjaan, dan ekspor. ekspo r. Sejumlah Sejumlah terobosan kebijakan telah dilakukan, di antaranya telah diprioritaskannya pengembangan ekonomi kreatif dalam RPJM Nasional 2015-2019 2015-2019 serta telah dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif sebagai lembaga yang akan mengawal pengembangan ekonomi kreatif secara khusus. Sistem Ekonomi Kreatif Nasional dilaksanakan berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo bahwa Ekonomi Kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Sejalan dengan itu, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015 -2019 yang memuat kebijakan umum dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif,
Sistem Ekonomi Kreatif Nasional dapat mendorong pemerataan pembangunan dan percepatan pembangunan pusat pertumbuhan pert umbuhan ekonomi. Pemerintah telah menetapkan pengembangan ekonomi kreatif sebagai bagian dari agenda prioritas nasional, serta membentuk BEKRAF untuk mengawal perkembangan ekonomi kreatif. Untuk mewujudkan ekonomi kreatif sebagai kekuatan ekonomi baru Indonesia, pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia dalam jangka panjang diarahkan tidak hanya untuk menumbuhkembangkan industri kreatif tetapi lebih jauh lagi mampu mengarusutamakan kreativitas dan inovasi di setiap sektor dan kehidupan bermasyarakat. Kreativitas akan mendorong dihasilkannya produk-produk manufaktur dan jasa yang inovatif dan bernilai tambah tinggi sehingga kelak Indonesia tidak akan lagi bergantung pada ekspor bahan mentah, tetapi juga akan mampu mengekspor produk yang bernilai tambah tinggi. Kreativitas dan inovasi juga akan menjadikan warisan budaya dan
P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
43
kearifan lokal berkontribusi besar tidak hanya bagi perekonomian nasional namun juga bagi peningkatan citra bangsa Indonesia di mata dunia internasional. Ekonomi kreatif di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta, memiliki bonus demografi dengan proporsi penduduk usia produktif sangat besar, mencapai 70% dari total penduduk. Hingga tahun 2030, Indonesia masih akan memiliki jumlah penduduk produktif prod uktif yang tinggi di atas 60%, dan 27% di antaranya adalah penduduk muda dengan rentang usia 16-30 tahun. Ketersediaan dan keberagaman sumber daya alam dan sumber daya budaya juga menjadi sumber daya pendukung yang penting dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Namun sejauh ini potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Dalam hal kreativitas, Indonesia masih berada di posisi posisi ke-81 dari dari 82 negar negara a yang disurvei dalam studi Global Creativity Index . Di samping itu, belum banyak karya dan produk kreatif Indonesia, dalam skala besar, yang mampu bersaing di pasar global. Upaya membuat potensi yang besar tersebut menjadi kenyataan, memerlukan konsep dan rencana pengembangan yang komprehensif dan holistik. Pemerintah telah memulai langkah-langkah awal pengembangan ekonomi kreatif selama sepuluh tahun terakhir, namun masih terdapat tantangan yang perlu diselesaikan. Pengembangan ekonomi kreatif hingga tahun 2025 harus mampu menjawab tantangan pembangunan nasional dan juga mampu mendukung terwujudnya cita-cita Bangsa Indonesia, yaitu terwujudnya Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Dalam pembangunan nasional, Ekonomi kreatif memiliki peran sentral dalam mewujudkan lima misi utama pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 seperti yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 2007,, yaitu: 1. Terwujudnya masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) mewujudkan karakter bangsa sebagai bangsa beriman dan bertaqwa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis,
SISTEM
EKONOMI
44
KREATIF
dan berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memantapkan budaya bangsa; (b) meningkatkan peradaban, harkat dan martabat manusia Indonesia, serta menguatnya jati diri dan kepribadian bangsa. 2. Terwujudnya bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan yang ditunjukkan dari peningkatan pendapatan perkapita, penurunan tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin; (b) meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk peran perempuan dalam pembangunan. yang ditunjukkan dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG), serta pertumbuhan penduduk yang seimbang; (c) membangun struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif meliputi sektor pertanian, pertambangan, industri manufaktur, serta jasa; dan (d) meningkatkan profesionalisme aparatur negara (pusat dan daerah). 3. Terwujudnya pemerataan pembangunan dan berkeadilan. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) meningkatkan pembangunan yang makin merata ke seluruh wilayah yang dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan, serta menurunnya kesenjangan; (b) mewujudkan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, berkelanjut an, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat. 4. Terwujudnya Indonesia asri dan lestari. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) meningkatkan kualitas pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya dukung, dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas kehidupan; (b) memelihara kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber daya alam untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan nasional; dan (c) meningkatkan kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. 5. Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia internasional. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) memperkuat dan mempromosikan identitas nasional sebagai negara demokratis dalam tatanan masyarakat internasional; (b) memulihkan posisi penting Indonesia sebagai negara demokratis besar (keberhasilan diplomasi di fora internasional); (c) meningkatkan kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional; (d) mewujudkan kemandirian nasional dalam konstelasi global; (e) meningkatkan investasi perusahaan Indonesia di luar negeri.
P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
45
POTRET DIRI BAGI DAERAH UNTUK PEMBANGUNA PEMBA NGUNAN N YANG BERKE BERKELANJU LANJUT TAN MELALUI SEKTOR EKONOMI KREATIF Ekonomi Kreatif memiliki konsep mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi yang berbasis sumber daya alam sekarang menjadi berbasis sumber daya manusia, dari era pertanian ke era industri dan informasi. Peningkatan sistem perubahan baik dari sosial, lingkungan, ekonomi, kelembagaan dan perilaku kewirausahaan membutuhkan suatu proses yang berkelanjutan. Proses ini berupaya meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Ekonomi kreatif sebenarnya merupakan upaya mengimplementasikan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan menurut Salim (1993) dan Mitchell (1997) adalah
upaya mencapai keseimbang keseimbangan an antara tiga aspek, yaitu ekonomi, ekonomi, lingkungan dan d an sosial. Artinya, pembangunan harus dapat memenuhi kebutuhan di masa kini, tanpa mengorbankan kepentingan generasi mendatang untuk mencukupi kebutuhan mereka. Sustainability adalah konsep yang telah berkembang dan banyak dipergunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara menyeluruh, yang menyangkut aspek lingkungan, ekonomi maupun sosial. Aspek-aspek tersebut merupakan integrasi dari berbagai kegiatan manusia (Indra, 201 2011). 1).
Berkelanjutan atau sustainability adalah adalah suatu keadaan yang memungkinkan terjadinya suatu keseimbangan yang stabil pada suatu sistem yang dapat bertahan hingga terus berlanjut (Wahyudi, 2014). Keberlanjutan juga didefinisikan oleh Miller & Spoolman (2012) sebagai kemampuan sistem alam dan sistem budaya manusia untuk bertahan, berkembang, dan beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan ke dalam jangka panjang. Hal ini terkait dengan seberapa besar manusia peduli untuk memberikan alam yang lebih baik kepada generasi yang akan datang. Morelli (2011) mendefinisikan lingkungan yang mampan (environmental sustainbility ) yakni pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya dan jasa pada saat ini dan generasi
SISTEM
EKONOMI
46
KREATIF
dimasa depan tanpa mengorbankan ekosistem yang menyediakannya, dan lebih spesifik disebutkan sebagai kondisi keseimbangan, ketahanan, dan keterkaitan yang memungkinkan manusia untuk memenuhi kebutuhan, sementara tidak melebihi kapasitas ekosistem pendukungnya untuk melanjutkan dan melakukan regenerasi kebutuhan yang diperlukan. Sustainability dikembangkan menjadi suatu paradigma didalam pembangunan dan menjadikannya sebagai sebuah jembatan penghubung antara ekonomi dan ekologi (Wahyudi, (Wah yudi, 2014). 2014). Pembangunan bertujuan untuk menaikkan mutu hidup dan kesejahteraan k esejahteraan rakyat dengan dipenuhinya kebutuhan dasar yang esensial. Menurut Soemarwoto (2004) (20 04) banyak jenis kebutuhan dasar dalam masyarakat yang belum terpenuhi, oleh karena itu pembangunan masih harus diteruskan.
Soemarwoto (2004) juga menambahkan bahwa faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan ialah terpeliharanya proses ekologi yang esensial, tersedianya sumberdaya yang cukup, dan lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai. Ketiga faktor itu tidak t idak saja mengalami dampak dari pembangunan, melainkan juga mempunyai dampak terhadap pembangunan. Dalam usaha memperbaiki mutu hidup, harus dijaga agar kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan pada tingkat yang lebih tinggi tidak menjadi rusak. Sebab kalau kerusakan terjadi, mutu hidup akan mengalami kemerosotan. Bahkan apabila kerusakan terlalu parah, dapat terjadi kepunahan atau ekosistem dapat mengalami keambrukan yang akan mengakibatkan banyak kesulitan. Pembangunan demikian bersifat tidak berkelanjutan (Soemarwoto, 2004). Kondisi ekonomi yang diharapkan Indonesia Indo nesia adalah ekonomi yang berkelanjutan. Artinya,
kemampuan untuk beradaptasi terhadap ter hadap kondisi geogra geografis fis dan tantangan ekonomi ek onomi bar baru, u, sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable gro ). growth wth ). Hal ini dapat terwujud dengan adanya kegiatan ekonomi kreatif yang berdaya saing tinggi sebab didukung sumber daya manusia kreatif. P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
47
KESEMPATAN MENJADI BAGIAN DARI JEJARING KOLABORASI EKONOMI KREATIF NASIONAL DAN GLOBAL Era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi dari berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi. Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Konsep ini telah memicu ketertarikan berbagai negara untuk melakukan kajian seputar ekonomi kreatif dan menjadikannya sebagai model utama pengembangan ekonomi. Pengembangan ekonomi kreatif dalam dekade terakhir ini telah menjadi alternatif solusi, sekaligus strategis global dalam tetap menjaga pertumbuhan ekonomi, di tengah pelambatan ekonomi global. Ekonomi kreatif yang bertumpu pada pengetahuan dan kreatifitas sebagai “nilai jual” nya telah mampu menjelma menjadi kekuatan baru dalam memenangkan kompetisi dan pengembangan ekonomi. Untuk itu penilaian mandiri dan pemetaan simpul-simpul kreatif yang ada di kabupaten/kota sangat diperlukan.
Di sini, sini, kabupaten/kota kabupaten/kota dapat berg bergabung abung dan berkolaborasi berkolaborasi melalui Sistem Ekonomi Kreatif Nasional untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di tingkat nasional. Sistem ini mengakomodasi potensi dan permasalahan per masalahan yang dihadapi di hadapi daerah agar mampu berkiprah di tingkat global.
SISTEM
EKONOMI
48
KREATIF
Pembangunan Sistem Ekonomi Kreatif Nasional dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pada tahapan pendataan dan pemetaan, penelitian, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pengembangan, sesuai dengan peran, fungsi, kapasitas dan kompetensi masing masing pelaku. Sistem ini mendorong terbentuknya kerjasama dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dan antar daerah agar tercipta pasar yang terbuka, terpercaya, dan menyejahterakan pelakunya. Daya saing global dapat ditingkatkan dengan membentuk kondisi masyarakat yang kreatif, mampu berkompetisi secara adil, jujur dan menjunjung tinggi etika, unggul di tingkat nasional maupun global, memiliki kemampuan (daya juang) untuk terus melakukan perbaikan (continuous improvement ), ), serta selalu berpikir positif untuk menghadapi berbagai macam permasalahan.
PANDUAN UNTUK PENDAMPINGAN DAN FASILITASI PEMERINTAH PUSAT Setiap daerah mempunyai potensi dan keunikan ekonomi kreatif yang berbeda dan unik. Kemampuan untuk mewujudkan kreativitas yang diramu dengan sense atau atau nilai seni, teknologi, pengetahuan dan budaya menjadi modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga muncullah ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi yang unik itu, tersimpan ribuan bahkan jutaan potensi produk kreatif yang layak dikembangkan dik embangkan di Tanah Air. Tengok saja potensi itu: sekitar s ekitar 17.500 17.500 pulau, 400 40 0 suku bangsa, lebih dari 740 etnis (di Papua saja 270 kelompok etnis), budaya, bahasa, agama dan kondisi sosial-ekonomi. Nilai-nilai budaya luhur (cultural heritage ) yang kental terwarisi, seperti teknologi tinggi pembangunan Borobudur, batik, songket, wayang, pencak silat, dan seni budaya lain, menjadi aset bangsa. Tercatat pula, tujuh lokasi di Indonesia yang dijadikan situs pusaka dunia (world heritage site ). ). Belum lagi tingkat keragaman hayati (biodiversity ) yang sukar ditandingi. Setelah identifikasi potensi ekonomi kreatif selesai dilakukan, langkah selanjutnya ialah penyusunan peta jalan pengembangan ekonomi kreatif di kabupaten/kota. Peta jalan ini akan menjadi arah dan strategi pengembangan. Arah serta strategi ini nantinya merupakan pedoman untuk mengembangkan industri kreatif pada masing-masing lembaga pemerintah terkait dalam membuat rencana kerja atau rencana aksi. Penilaian mandiri ekonomi kreatif di kabupaten/kota juga dapat dijadikan tolok ukur peningkatan ekonomi daerah tersebut. Kondisi perekonomian daerah merupakan tolok ukur kesuksesan suatu daerah. Daerah dengan pendapatan yang tinggi bisa dibilang
P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
49
daerah itu maju dalam perekonomian. Teknologi juga ikut membantu meningkatkan meningkatk an suatu stabilitas ekonomi daerah. Namun tidak hanya itu, kreatifitas dan inovasi juga merupakan salah satu syarat majunya suatu daerah. Selain itu, Ekonomi kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human capital ). Ekonomi kreatif atau intellectual capital , ada juga yang menyebutnya creative capital ). membutuhkan sumberdaya manusia yang kreatif tentunya, tent unya, mampu melahirkan berbagai ide dan menterjemahkannya ke dalam bentuk barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas. Sebagai contoh, berapakah penghasilan seorang seniman yang hebat? Misalnya grup musik terkenal seperti Slank , atau sutradara film papan atas? Ternyata nilainya tidaklah kecil dan bahkan lebih tinggi daripada penghasilan manajer senior di dunia perbankan. Sungguh menjanjikan. Pemerintah daerah juga perlu kreatif dalam upaya mengembangkan industri-industri berbasis kreativitas. Hal ini karena industri tersebut perlu pendampingan dan fasilitas agar dapat diakses pasar.
Untuk itu hasil penilaian mandiri ini sangat berguna bagi pemerintah pusat dalam hal ini Bekraf memberikan memberikan dukungan dukungan dapat ber berupa upa mengusulkan fasilitas dan pendampingan.
SISTEM
EKONOMI
50
KREATIF
Dukungan dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain: AAN YA Y AU PEMBIA TA A T ASPEK PEMODALAN
Jenis dukungannya berupa memfasilitasi sub sektor ekonomi kreatif melalui skema KUR, pendampingan/bimtek kepada bank penyalur KUR. A MANUSIA/SDM YA Y SUMBER DA
Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi pelaku ekonomi/industri kreatif produksi, manajemen, ekspor, dll. Memfasilitasi sertifikasi pelaku ekonomi/industri kreatif. PEMASARAN
Memfasilitasi penyelenggaraan dan/atau partisipasi dalam pameran/promosi di dalam dan luar negeri. Memfasilitasi pengembangan pusat ekshibisi dan market place/market agregator. Memfasilitasi/bimtek disain produk Indikasi Geografis (IG). Memfasilitasi roadmap pengembangan e-commerce.
UR TU RUK T TR TEKNOLOGI/INFRAS T TE
Memfasilitasi pengembangan pusat kreatif (termasuk: sentra industri kreatif, kr eatif, pusat disain, dsb). Memfasilitasi pengembangan Kota Kreatif dan Jaringan Kota Kreatif Nasional. Memfasilitasi pengembangan inkubator/akselerator bisnis berbasis produk ekonomi kreatif. Memfasilitasi bantuan peralatan/mesin bagi pelaku ekonomi/industri kreatif. Memfasilitasi pengembangan dan pembangunan Indonesia Creative & Design Center. HKI KELEMBAGAAN DAN
Memfasilitasi kemudahan perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) melalui sosialisasi, konsultasi, dan pendampingan teknis. Memfasilitasi pembentukan pem bentukan satuan tugas penanganan pengaduan pembajakan produk ekonomi kreatif.
P E N I L A I A N M A N D I R I K A B U P AT AT E N / K O T A K R E AT AT I F I N D O N E S I A 2 0 1 6
51
“Secara umum, penilaian mandiri ekonomi ekonomi kr kreatif eatif daerah dibangun untuk menjawab pertanyaan tentang potret diri atau potensi kegiatan ekonomi kreatif kr eatif di di suatu daerah. daerah. Penilaian mandiri ekonomi kreatif ini hendak direkam melalui empat elemen penting yaitu melalui subsek sub sektor tor,, aktor aktor,, proses, proses, dan daya ungkit.”
BAB IV
METODOLOGI PENILAIAN MANDIRI P
emetaan kegiatan ekonomi kreatif daerah ini menggunakan metode dan prosedur penelitian yang menjamin data dan informasi yang diperoleh valid dan reliable . Langkah-langkah penelitian yang dilakukan menurut Bouma (1993) yang dikutip dari Rauf (2009) adalah: perumusan masalah penelitian, merumuskan variabel dan indikator penelitian, menyusun disain penelitian, mengumpulkan dan mengolah data serta melakukan analisis atau intrepretasi atas data yang telah dikumpulkan.
PERMASALAHAN YANG HENDAK PERMASALAHAN DIJAWAB DENGAN PENILAIAN MANDIRI Secara umum, penilaian mandiri ekonomi kreatif daerah dibangun untuk menjawab pertanyaan tentang potret diri atau potensi kegiatan ekonomi kreatif di suatu daerah. Penilaian mandiri ekonomi kreatif ini hendak direkam melalui empat elemen penting yaitu melalui subsektor, aktor, proses, dan daya ungkit. Pada tingkat yang paling konkret, penilaian mandiri dilihat melalui dimensi dan indikatorindikator dari keempat elemen tersebut. Menilai potensi dan kekurangan proses aktivitas ekonomi kreatif di masing-masing daerah sehingga terbentuk simpul-simpul kerjasama
53
ekonomi kreatif antardaerah. Unit analisis dari penilaian mandiri ini adalah kabupaten dan kota.
ELEMEN, DIMENSI DAN INDIKATOR PENILAIAN MANDIRI Indikator penilaian mandiri terdiri dari berbagai elemen yang diperlukan kabupaten/ kota untuk bergerak secara sistemik sebagai entitas kreatif baik berskala lokal, regional, nasional maupun global. Elemen tersebut antara lain 16 subsektor, 4 aktor, 5 tahapan proses, serta 2 kapasitas daya ungkit:
Subsektor Ekonomi Kreatif Perpres Nomor 72 Tahun 2015 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif telah mengklasifikasi mengklasifikasi ulang sub-sektor industri kreatif dari 15 sub-sektor menjadi 16 sub-sektor, yaitu arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; film, animasi, dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; fesyen; games dan aplikasi; penerbitan; periklanan; perik lanan; televisi dan radio; seni pertunjukan; dan seni rupa. Definisi ke-16 subsektor industri kreatif tersebut mengacu pada publikasi “Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025, Rencana Aksi Jangka Menengah 20152019, 201 9, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Suatu media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objective ) dan aturan (rules ). ).
APLIKASI DAN GAME
ARSITEKTUR
SISTEM
Wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam mengubah lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang.
EKONOMI
54
KREATIF
View more...
Comments