Panduan Perlindungan Pasien Dari Kekerasan Fisik
July 3, 2018 | Author: IPutu Juniartha Semara Putra | Category: N/A
Short Description
perlindungan dari kekerasan...
Description
BAB I DEFINISI 1.
2.
3.
4.
#.
Kekerasan Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif (tidak berbuat), dikehendaki oleh pelaku, dan ada akibat yang merugikan pada korban (fisik atau psikis) yang tidak dikehendaki oleh korban. Keker Kekerasa asan n Fisik Fisik adal adalah ah perb perbua uata tan n yang yang meli meliba batk tkan an kont kontak ak lang langsu sung ng dan dan dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan intimidasi, cedera, atau penderitaan fisik lain atau kerusakan tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat. Kekerasan Kekerasan Fisik (WHO) adalah (WHO) adalah tindakan fisik yang dilakukan terhadap orang lain atau kelompok yang mengakibatkan luka fisik, seksual dan psikologi. Tindakan itu antara lain berupa berupa memukul, memukul, menendan menendang, g, menampar menampar,, menikam, menikam, menemba menembak, k, mendoron mendorong g (paksa), menjepit. Kelompok Pasien yang Berisiko adalah Berisiko adalah kelompok yang karena keterbatasan secara fisik fisik maupu maupun n psikol psikolog ogis, is, memil memiliki iki kemun kemungki gkinan nan untuk untuk mendap mendapatk atkan an perla perlakua kuan n kekerasan secara fisik, sehingga rumah sakit bertanggung jaab melindungi kelompok pasien tersebut dari kekerasan fisik oleh pengunjung, pasien lain dan staf rumah sakit. !elompok yang dimaksud adalah bayi, anak"anak, lanjut usia dan lainnya yang tidak mampu melindungi dirinya sendiri dan atau memberi tanda untuk minta bantuan. Upaya Pencegaan Kekerasan Fisik Fisik adalah seluruh upaya mencegah kekerasan yang yang dila dilaku kuka kan n oleh oleh piha pihak k ruma rumah h saki sakitt mela melalu luii pros prosed edur ur iden identi tifi fika kasi si selu seluru ruh h pengunjung$ penghuni rumah sakit, in%estigasi pada setiap orang yang tidak memiliki identifikasi, monitoring lokasi yang terpencil atau terisolasi di rumah sakit dan secara cepat bereaksi terhadap mereka yang berada dalam bahaya kekerasan.
BAB II 1/6
!UAN" #IN"KUP A$
Kri%eris Kekerasan Fisik &i #ingk'ngan !'ma Saki% &asien mempunyai hak untuk dilindungi dari kekerasan fisik baik yang dilakukan oleh penunggu$pengunjung pasien maupun petugas, kekerasan fisik yang dimaksud meliputi tindakan ' 1. &elecehan seksual 2. &emukulan (termasuk menampar, menendang, menikam, mendorong (paksa), dan menjepit) 3. &enelantaran 4. &emaksaan fisik ( kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan$ restrain) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku.
B.
Kri%eria kelompok yang Berisiko en&apa%kan Kekerasan Fisik umah sakit mengidentifikasi kelompok pasien yang lemah dan yang berisiko dan menetapkan proses untuk melindungi hak dari kelompok pasien tersebut. !elompok pasien yang lemah dan tanggung jaab rumah sakit dapat tercantum dalam undang"undang atau peraturan. taf rumah sakit memahami tanggung jaabnya dalam proses ini. &asien"pasien yang berisiko dan harus dilindungi dari kekerasan fisik antara lain ' 1. &asien *ayi dan anak"anak !ekerasan terhadap bayi meliputi semua bentuk tindakan$ perlakuan menyakitkan secara fisik, pelayanan medis yang tidak standar seperti inkubator yang tidak layak pakai, penculikan, bayi tertukar dan penelantaran bayi. !ekerasan pada anak di rumah sakit adalah perlakuan kasar yang dapat menimbulkan penderitaan, kesengsaraan, penganiayaan fisik, seksual, penelantara (ditinggal oleh orangtuanya di rumah sakit), maupun emosional, yang diperoleh dari orang deasa yang ada di lingkungan rumah sakit. +al tersebut mungkin dilakukan oleh orang tuanya sendiri, pasien lain atau pengunjung atau oleh staf rumah sakit. 2. &asien yang cacat !ekerasan pada pasien cacat di rumah sakit adalah perlakuan kasar yang bisa berupa perkosaan (pelecehan seksual), pemukulan, dipermalukan$ diancam seperti anak kecil, diabaikan $ diterlantarkan, atau mendapatkan peraatan yang tidak standar. +al tersebut mungkin dilakukan oleh keluarga pasien, pasien lain atau pengunjung atau oleh staf rumah sakit. Terjadinya kekerasan fisik ini dengan penggunaan kekuasaan atau otoritasnya, terhadap pasien yang tidak berdaya yang seharusnya diberikan perlindungan. 3. anjut usia ( -/ tahun) 0alam kehidupan sosial, kita mengenal adanya kelompok rentan, yaitu semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati standar kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum bagi suatu masyarakat yang berperadaban. alah satu contoh kelompok rentan tersebut adalah orang" orang lanjut usia (lansia). Ternyata, alau sudah memiliki keterbatasan, lansia juga rentan terhadap kekerasan. !ekerasan pada lansia adalah suatu kondisi ketika seorang lansia mengalami kekerasan oleh orang lain. !ekerasan fisik pada lansia di rumah sakit, yaitu bisa berupa perkosaan, pemukulan, dipermalukan$ diancam 2/6
seperti anak kecil, diabaikan $ diterlantarkan, atau mendapatkan peraatan yang tidak standar. 4. &asien dengan gangguan jia$mental atau emosional &asien dengan gangguan jia terkadang tidak bisa mengendalikan perilakunya, sehingga pasien tersebut perlu dilakukan tindakan pembatasan gerak ( restraint ) atau menempatkan pasien di kamar isolasi. Tindakan ini bertujuan agar pasien dibatasi pergerakannya karena dapat mencederai orang lain atau dicederai orang lain. *ila tindakan isolasi tidak bermanfaat dan perilaku pasien tetap berbahaya, berpotensi melukai diri sendiri atau orang lain maka alternatif lain adalah dengan melakukan pengekangan$pengikatan fisik ( restraint ). !ekerasan fisik pada pasien jia yang dilakukan restrain di rumah sakit, bisa disebabkan oleh tindakan restrain yang tidak sesuai prosedur, atau menggunakan pengikat yang tidak standar. elain itu, pasien jia yang dilakukan restrain mudah menerima kekerasan fisik, baik dari pengunjung lain, sesama pasien jia, maupun oleh tenaga medis. +al ini disebabkan oleh karena kondisi pasien yang terikat sehingga mudah mendapatkan serangan. #. &asien koma !ekerasan fisik bagi pasien yang koma di rumah sakit, bisa disebabkan oleh pemberian asuhan medis yang tidak standar, penelantaran oleh peraat, diperlakukan secara kasar oleh tenaga kesehatan yang bertugas sampai pada menghentikan bantuan hidup dasar pada pasien tanpa persetujuan keluarga$ali. . &opulasi pasien lain yang berisiko ' a. &asien dalam pengaruh obat$sedasi b. &asien dengan sakit terminal atau stadium akhir c. anita bersalin dan anita yang mengalami terminasi kehamilan d. &asien korban !0T, penganiyaan, dan penelantaran
BAB III AA #AKSANA 3/6
A$
Pencegaan &an Perlin&'ngan Kekerasan Fisik pa&a Pasien 1. dentifikasi pasien beresiko terhadap kekerasan dimulai dari 0 2. &ermintaan perlindungan dari kekerasan fisik bisa dilakukan atas permintaan keluarga pasien atau lembaga tertentu 3. &eraat diruangan aat nap melakukan sensus harian untuk mengidentifikasi pasien"pasien yang berisiko dan segera merespon bila pasien butuh bantuan dengan koordinasi dengan pihak terkait 4. !oordinator keamanan melaksanakan koordinasi terhadap petugas atpam dalam penjagaan khusus terkait ancaman kekerasan fisik #. etiap penunggu pasien mendapat kartu tunggu dan pembesuk menunjukkan identitas dan harus seijin dari penunggu pasien. . &engunjungan pasien diluar jam berkunjung diperiksa identitasnya dan akan dicatat dalam buku kunjungan dan mendapatkan kartu pengunjung. 5. okasi terpencil dan terisolasi dilakukan penjagaan dan pengaasan dengan kamera 66T7
B$
Penanganan Ke*a&ian Kekerasan Fisik era&ap Pasien (Black Code) 1. &rosedur 1 ' 8rang pertama yang menemukan kasus a. ngan keselamatan anda adalah yang utama, bersikaplah setenang mungkin. b. 9angan melakukan gerakan yang gegabah dan tiba"tiba. c. :jak bicara dan menjaab percakapan, lakukan apa yang mereka inginkan dan jangan lebih. d. *ila memungkinkan cari tahu penyebab$alasan tindakannya. e. ngat apa yang menjadi ciri pelaku (pakaian, penampilan, umur, dll) f. egera hubungi line 122 informasikan black code;, sebutkan nama, lokasi kejadian dan hal"hal yang terkait. g. 9ika penyerang melarikan diri, catat rute yang diambil, nomor dan jenis kendaraan dan informasi lainnya. h. *erikan informasi saat anggota satpam tiba. Tunggu instruksi lebih lanjut. 2. &rosedur ' *agian nformasi a. !onfirmasi informasi yang masuk terkait Black Code; baik nama, tempat dan detail kejadian. b. etelah mendapat kepastian, informasikan leat pengeras suara sebagai berikut, contoh ' perhatian untuk seluruh staf, espon Black Code di uang 9epun; ulangi sebanyak 3 (tiga) kali. c. +ubungi !omandan egu 9aga atpam dan !oordinator !eamanan. d. &egang kendali komunikasi leat telepon dan radio. e. +ubungi pihak kepolisian atas instruksi dari !omandan egu 9aya atau !oordinator !eamanan yang berada dilokasi kejadian. f. *ila kondisi telah terkendali kembali diinformasikan leat pengeras suara, sebagai berikut, contoh ' &erhatian untuk seluruh staf, Black Code di uang 9epun telah terkendali; ulangi sebanyak 3 kali. 3. &rosedur ' &enanggung jaab ruangan a. &astikan telah menghubungi line 122 untuk menyatakan kondisi Black Code; 4/6
b. *antu persiapkan jalur masuk ke lokasi kejadian agar memudahkan bantuan datang. c. 9ika berada dilokasi yang berdekatan dengan tempat kejadian berlangsung, amankan area anda dan keluar dari area berbahaya. 4. &rosedur 7 ' !omandan regu jaga satpam a. egera merespon informasi Black Code” dengan menuju ke lokasi kejadian. b. &astikan pos induk telah menghubungi !oordinator !eamanan. c. *erkoordinasi dengan penaggung jaab di ruangan untuk memahami situsi dan rencana penanganan. d. nformasikan ke pos induk untuk prosedur e%akuasi bila diperlukan. e. Tetap tenang dan tidak gegabah dalam mengambil tindakan agar tidak membahyankan diri sendiri atau orang"orang di sekitar lokasi kejadian. f. :mankan area kejadian dari orang"orang yang tidak berkepentingan. g. *erikan informasi lengkap apabila !oordinator !eamanan atau pihak kepolisian tiba di lokasi kejadian. h. +ubungi &os nduk atpam bila diperlukan tenaga bantuan. i.
View more...
Comments