Panduan Peresepan Obat

August 13, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Panduan Peresepan Obat...

Description

 

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA TAMBUN NOMOR : 164/PER-DIR/RSKH/VI 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019 I/2019 TENTANG PANDUAN PERESEPAN OBAT RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA TAMBUN DIREKTUR RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA TAMBUN Menimbang

: 1.

Bahwa dal dalam upa upaya mem memberikan sua suatu pro proses yan yang me mendukung sta staf  medi me diss da dan n pe peraw rawat at da dala lam m pe pemb mberi erian an ob obat at-ob -obat atan an de deng ngan an aman aman,, memperbaiki praktek dan memastikan pendekatan yang konsisten pada  pengelolaan insiden pemberian obat-obatan; 2. Bahwa Bahwa agar agar pelayan pelayanan an Unit Unit Farmasi Farmasi di Ruma Rumah h Sakit Sakit Kartik Kartikaa Husada Husada Tambu ambun n dapa dapatt terl terlak aksa sana na de deng ngan an ba baik ik,, maka maka pe perl rlu u di dite teta tapk pkan an Kebijakan Direktur sebagai landasan bagi Panduan Peresepan Obat di Unit Farmasi Rumah Sakit Kartika Husada Tambun; Tambun; 3. Bahw Bahwaa se sehu hubu bung ngan an deng dengan an ha hall te ters rseb ebut ut di at atas as pe perl rlu u di dite teta tapk pkan an Kebijakan Peresepan Obat di Rumah Sakit Kartika Husada Tambun dengan peraturan Direktur Dire ktur Rumah Sakit Kartika Husada Tambun. Tambun.

Meng Me ngin inga gatt

: 1. 2. 3. 4.

5.

Unda Undang ng-u -und ndan ang g Repu Republ blik ik ln lndo done nesia sia No. No. 36 tahun tahun 20 2009 09 te tenta ntang ng Kesehatan; Undang-Und Undang-Undang ang Republik Republik lndonesia lndonesia Nomor Nomor 44 tahun 2009 Tentan Tentang g Rumah Sakit; Perat Peratur uran an Ment Menter erii Keseh Kesehat atan an Repu Republ blik ik ln lndo done nesi siaa Nomo Nomorr 72 tahun tahun 2016 Tentang Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit; Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia Nomor  1691/MENK 1691 /MENKES/PE ES/PER/VIII/ R/VIII/201 2011 1 Tentang entang Keselamatan Keselamatan Pasien Rumah Sakit; Pe Pera ratu tura ran n Pe Peme meri rint ntah ah Repu Republ blik ik ln lndo done nesi siaa Nomo Nomorr 51 Tah ahun un 20 2009 09 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.

 

MEMUTUSKAN Menetapkan

:

PERATU PERA TURA RAN N DIRE REK KTUR TUR RUMA RUMAH H SAKI SAKIT T KAR KARTIKA IKA HUSADA TAMBUN TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN PERE PE RESE SEP PAN OBA OBAT RU RUMA MAH H SAKI SAKIT T KAR KARTI TIKA KA HUSA HUSADA DA TAMBUN.

Kesat satu

:

Panduan Perese sep pan Obat di Rumah Sakit Kartika Husa sad da Tambun sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;

Kedua

:

Panduan Pe Peresepan Ob Obat di di Ru Rumah Sa Sakit Ka Kartika Hu Husada Ta Tambun sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu harus dijadikan acuan dalam dal am menyel menyeleng enggar garaka akan n pelaya pelayanan nan di Unit Unit Farmas Farmasii Rumah Rumah Sakit Sakit Kartika Husada Tambun; Tambun;

Ketiga

:

Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur ini, maka apabila terdapat  peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Direktur ini, maka  peraturan-peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku;

Keempat

:

Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan dalam dal am Peratu Peraturan ran Direkt Direktur ur ini, ini, maka maka akan akan diadak diadakan an Peruba Perubahan han dan  perbaikan sebagaimana mestinya;

Kelima

:

Peraturan Direktur ini ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tambun Pada tanggal : 22 Juli 2019 Rumah Sakit Kartika Husada Tambun

dr. Avian Ratna Furi, MARS Direktur

 

Lampiran Peraturan Direktur RS Kartika Husada Tambun Tambun Bekasi  Nomor : 164/PER-DIR/RSKH/P 164/PER-DIR/RSKH/Per/2017 er/2017 Tanggal : 22 Juli 2019

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pemberian obat yang ditujukan untuk pengobatan suatu penyakit/kumpulan gejala (sindrom) merupakan salah satu langkah dalam pengobatan terhadap pasien, dimana langkah ini harus benar-benar mengutamakan penggunaan obat yang yang rasional. Dalam konteks pengobatan, pengobatan, rasional berarti tepat diagnosa, tepat indikasi, tepat dosis, tepat waktu pemberian dan juga tepat harga obatnya. Pilihan ini mencakup jenis obat dan ketepatan kondisi pasien, dosis, waktu pemberian, rute pemberian, kombinasi obat dan lamanya pengobatan. Tindakan/terapi dimulai setelah pemberian obat dan penggunaan obatnya oleh  pasien dan hasilnya harus dipantau serta diverifikasi apakah telah sesuai dengan tujuan terapi. Dalam penggunaan obatnya, pasien harus diberikan penjelasan tentang obat yang diminum, indikasi/tujuan obat, waktu minum obat, rute minum obat, efek samping obat, hal apa saja yang harus dihindari selama minum obat dan lama obat tersebut diminum. Apabila hasil menunjukkan perbaikan atau sesuai dengan tujuan terapi maka terapi bisa diteruskan atau kalau tidak berhasil, dihentikan, terapi perlu dikaji ulang. Kesalahan terapi (medication (medication errors) errors) sering terjadi di praktek umum maupun rumah sakit. Kesalahan pemilihan jenis obat, dosis, cara pemakaian, penulisan yang sulit dibaca merupakan faktor yang bisa meningkatkan kesalahan terapi. Setiap langkah mulai pengumpulan data pasien (anamnesis, pemeriksaan jasmani, dan pemeriksaan  penunjang lainnya) berperan penting untuk pemilihan obat dan akhirnya penulisan resep. Surat Sur at Keputu Keputusan san Menteri Menteri Keseha Kesehatan tan RI Nomor Nomor 1027/M 1027/MENK ENKES/ ES/SK/ SK/IX/ IX/200 2004 4 menyebutka menye butkan n bahwa medica medication tion error error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat  pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah.Kesa dicega h.Kesalahan lahan pengobatan pengobatan (medica medication tion error  error ) da dapa patt te terja rjadi di da dala lam m tiap tiap pr pros oses es

 

 pengobatan,

baik

dalam

proses

peresepan

( prescribing ), ),

pe pem mba baca caan an

re rese sep p

(transcribing ), ), penyiapan hingga penyerahan obat (dispensing  ( dispensing ), ), maupun dalam proses  penggunaan obat (administering )).. Kesa Kesala laha han n da dala lam m pe pere rese sepa pan n ( prescribing   prescribing ) dan  penggunaan obat (administering ) merupa merupakan kan dua hal terserin tersering g penyeb penyebab ab kesalah kesalahan an  pengobatan. Kesalahan peresepan secara umum dibagi menjadi kesalahan pengambilan keputusan dan kesalahan penulisan resep.

 

1.2

Tujuan Penulisan resep yang benar harus mengacu pada tatanan atau aturan yang baku sesuai dengan kebijakan rumah sakit bertujuan untuk:

1.

Meminimalkan kesalahan dalam pembacaan resep oleh apoteker/farmasi

2.

Agarr terdapa Aga terdapatt keserag keseragama aman n pada pada penuli penulisan san resep resep oleh oleh dokter dokter,, maka maka seluruh seluruh dokter harus mengikuti standar penulisan resep yang benar yang berdasarkan  peraturan dari direktur rumah sakit.

 

BAB II PRINSIP PENGGUNAAN OBAT SECARA RASIONAL

Pada dasarnya obat akan diresepkan apabila memang diperlukan, dan dalam setiap kasus, pemberian pemberian obat harus dipertimban dipertimbangkan gkan berdasarkan manfaat dan resikonya resikonya secara (cost-benefit rasio). Kebiasaan peresepan obat yang tidak rasional akan berdampak buruk   bagi pasien seperti kurangnya efektifitas obat, kurang aman, dan biaya pengobatan pengobatan tinggi. Dokter dalam mewujudkan terapi yang rasional, memerlukan langkah yang sistematis dengan motto 5T (Tepat (Tepat obat, Tepat dosis, Tepat Tepat cara dan jadwal pemberian serta s erta tepat bentuk  sediaan obat dan untuk penderita yang tepat). Preskripsi yang baik haruslah ditulis dalam  blanko resep secara lege artis, artis, ditulis secara jelas, dapat dibaca, lengkap dan memenuhi  peraturan perundangan serta kaidah yang berlaku. Langkah- langkah pengobatan secara rasional:

1.

Langkah 1: Tetapkan etapkan masala masalah h pasien pasien sedapa sedapatt mungki mungkin n diupay diupayaka akan n menega menegakka kkan n diagno dia gnosis sis secara secara akurat akurat berdasa berdasarka rkan n Anamne Anamnesis, sis, pemeri pemeriksa ksaan an fisik fisik yang yang seksam seksama, a,  pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain yang tepat. Diagnosis yang akurat serta identifikasi masalah yang jelas akan mempermudah rencana penanganan.

2. Langkah 2: Tentukan tujuan Terapi Terapi tujuan terapi disesuaikan untuk setiap masalah atau diagnosis yang telah dibangun berdasarkan patofisiologi penyakit yang mendasarinya.

3.

Strateg egii emil emilih ihan an Obat Obat setia setiap p pe pemi mili liha han n jenis jenis pe pena nang ngan anan an at atau aupu pun n Langkah 3: Strat  pemilihan obat obat harus sepengetahuan dan kesepakatan dengan pasien. Pilihan  penanganan dapat berupa penanganan non farmakologik maupun farmakologik. Pertimbanga Pertim bangan n biaya pengobatan pengobatan pun harus dibicarakan dibicarakan bersama-sama dengan pasien ataupun keluarga pasien.

a. Penanganan Non Farmakologi perlu dihayati bahwa tidak semua pasien membutuhkan  penanganan berupa obat. Sering pasien hanya membutuhkan nasehat berupa  perubahan gaya hidup, diet tertentu sekedar fisioterapi atau psikoterapi. Semua instruksi tersebut perlu dijelaskan secara rinci dan dengan dokumen tertulis.

 

b. Pen Penang angana anan n Farmak Farmakolo ologik gik berdas berdasark arkan an pemaha pemahaman man patofi patofisio siolog logii penyak penyakit it serta serta farmakodin farmak odinamik amik obat dilakukan dilakukan pemilihan pemilihan jenis obat dePngan dePngan mempertimba mempertimbangkan ngkan efektivitas keamanan, kenyamanan, dan harga obat.

4.

Langkah 4: Penulisan Resep Obat Sebuah resep obat berisi perintah dari penulisnya kepada apoteker sebagai pihak  yang menyerahkan obat kepada pasien. Resep harus ditulis dengan jelas, mudah dibaca, dan memuat informasi nama dan alamat penulis resep, tanggal peresepan, nama dan kekuatan obat, dengan singkatan dan satuan yang baku, bentuk sediaan dan jumlahnya, cara pemakaian dan peringatan. Nama, umur, dan tanggal lahir pasien, serta alamat juga dicantumkan, kemudian dibubuhi tanda tangan dokter.

5.

Langkah 5: Penjelasan tentang Obat, Cara Pakai, Peringatan Pasien memerlukan informasi, instruksi dan peringatan yang akan memberinya  pemahaman, sehingga ia mau menerima dan mematuhi pengobatan dan mempelajari cara minum minum obat obat yang yang benar benar.. Inform Informasi asi yang yang jel jelas as akan akan mening meningkat katkan kan kepatu kepatuhan han  pasien. Informasi yang diberikan antara lain:

1.

Efek Efek/i /ind ndik ikasi asi ob obat at:: Efek Efek utam utamaa ob obat at ya yang ng menj menjad adii da dasar sar pi pili liha han n ki kita ta un untu tuk  k  mengatasi permasalahan/diagnosis perlu dijelaskan kepada pasien, misalnya gejala demam dan pusing akan berkurang atau hilang.

2.

Efek Efek sampi samping ng:: Demi Demiki kian an pu pula la efek efek sampi samping ng ya yang ng mung mungki kin n munc muncul ul ak akib ibat at menggunakan obat. Namun perlu bijaksana, agar pasien tidak justru menjadi takut karenanya, yang penting pasien tahu dan bisa mengantisipasi bila efek samping itu muncul, misalnya hipoglikemia akibat obat anti diabetes, mengantuk akibat antihistamin, dll.

3.

Instruksi pemakaian: Pasien harus jelas tentang saat minum obat, cara minum obat, misalnya obat diminum 3 kali (pagi, siang dan malam, sesudah/sebelum makan, dengan cukup air, dst.), cara menyimpannya, apa yang harus dilakukan bila ada masala mas alah h dst. dst. Antibi Antibioti otika ka misaln misalnya ya harus harus diminu diminum m sampai sampai habis habis sesuai sesuai dengan dengan  jumlah yang diresepkan, sedangkan beberapa obat digunakan hanya bila diperlukan saja. Ada obat yang diminum secara bertahap dengan dosis berangsurangsur naik dan setelah itu berangsur- angsur turun (kortikosteroid).

4.

Peringatan: terkait dengan efek samping, misalnya tidak boleh mengemudi dan menjalankan mesin karena efek kantuk obat.

 

5.

Kunjungan berikutnya: jadwal kunjungan berikutnya ke dokter (untuk evaluasi dan monitor terapi).

6.

Sudah Sud ah jelaska jelaskah h semuan semuanya: ya: Pasien Pasien perlu perlu ditany ditanyaa apakah apakah semua semua inform informasi asi yang yang diberikan diber ikan telah dimengerti dimengerti dengan baik. Pasien bisa diminta diminta untuk untuk mengulang mengulang segenap informasi yang telah disampaikan.

6.

Langkah 6: Pemantauan Pengobatan Pemant Pem antaua auan n bertuj bertujuan uan untuk untuk menila menilaii hasil hasil pengob pengobata atan n dan sekalig sekaligus us menilai menilai apakah apa kah diperl diperluka ukan n tambah tambahan an upaya upaya lai lain. n. Pemant Pemantaua auan n dapat dapat dilaku dilakukan kan secara secara pasif  pasif  maupun aktif. Pemantauan pasif artinya dokter menjelaskan kepada pasien tentang apa yang harus dilakukan bila pengobatan tidak manjur. Pemantauan aktif berarti pasien dimint dim intaa dating dating kembal kembalii pada pada waktu waktu yang yang ditent ditentuka ukan n untuk untuk dinila dinilaii hasil hasil pengo pengobat batan an terhadap penyakitnya pengobatan yang rasional diawali dengan penulisan resep oleh dokter secara rasional, dengan langkah-langkah: 

Diagnosis yang tepat.



Memilih obat yang terbaik dari pilihan yang tersedia.



Memberi resep dengan dosis dan jangka waktu yang cukup.



Berdasarkan pada pedoman pengobatan yang berlaku saat itu.



Resep merupakan dokumen legal, sebagai sarana komunikatif profesional dari dokter  dan penyedia obat, untuk memberikan obat kepada pasien sesuai dengan kebutuhan medis yang telah ditentukan. Dala Da lam m suatu suatu resep resep ha haru russ terk terkan andu dung ng un unsu surr-un unsu surr in info form rmasi asi meng mengen enai ai pa pasie sien, n,

 pengobatan yang diberikan dan siapa dokter yang menuliskan resep. Apabila seorang dokter  akan menuliskan resep, pertanyaan yang muncul adalah apakah resep akan ditulis dengan nama generik atau dengan nama dagang. Penulisan resep melibatkan beberapa keputusan yaitu: kapan dan berapa banyak yang harus diresepkan dan bagaimana meresepkan yang meliputi masalah teknis, medis, kefarmasian dan ekonomi. Penu Penuli lisan san resep resep ya yang ng rasio rasiona nall ya yang ng be berar rarti ti pe peng nggu guna naan an ob obat at secara secara ra rasio siona nal. l. Penggunaan obat secara rasional adalah pasien yang mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dosis yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, untuk   periode waktu yang cukup dan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Faktor yang mempengaruhi dokter dalam menuliskan resep:

a. Masalah diagnosis, proses penegakkan diagnosis yang lebih ditentukan oleh kebiasaan dari deduksi ilmiah menggiring dokter ke pengobatan pengobatan yang irrasional. Bila

 

diagnosis diagn osis belum dapat diterapkan, diterapkan, sering terjadi terjadi bahwa berbagai kemungkin kemungkinan an diagnosis diagnosis diferensial kemudian diobati dan disebut sebagai defensive therapy dan berarti penggunaan obat secara polifarmasi untuk menutupi berbagai kemungkinan itu.

b. Pengaruh industri, pengaruh promosi sangat efektif, walaupun dilakukan dengan cara yang tidak menyolok, menyolok, misalnya misalnya dengan dengan mengadakan mengadakan seminar atau memberi memberi kepustakaan kepustakaan yang tentunya mendukung produknya sertatidak memperlihatkan segi- segi lainnya yang kurang mendukung. Pendidikan berkelanjutan seperti ini lebih bersifat komersil.

c. Far Farmas masii (Dispe (Dispenser nser). ). Pember Pemberian ian inform informasi asi mengen mengenai ai obat obat khususn khususnya ya kepada kepada dokter  dokter  mempengaru memp engaruhi hi penulisan penulisan resep, hal ini berkaitan berkaitan dengan dengan pendidikan pendidikan.. Informasi Informasi dapat diberi dib erikan kan secara secara aktif aktif melalu melaluii pelaya pelayanan nan inform informasi asi obat obat atau atau pasif pasif misaln misalnya ya melalu melaluii  bulletin atau newsletter. Peran farmasi juga terlihat mulai dari perencanaan, pengadaan dan pendistribusian obat di rumah sakit.

d. Pasien/masyarakat. Salah satu dasar pengobatan rasional adalah penggunaan bukti ilmiah yang sahih (valid) dan ini didapatkan lewat penelitian yang dirancang secara seksama. Pembuktian efektifitas obat dilakukan lewat uji klinik (clinical ( clinical trial ). ). Standard tertinggi uji klinik adalah uji klinik tersamar ( Randomised clinical trials/RCTs trials/RCTs). Dalam RCT obat bisa dibandingkan dengan plasebo, atau “head-to-head” dengan obat “kompetitor”. Sedangkan opini para ahli memiliki tingkatan bukti “terendah”. Uji laboratorium pada sel, organ dan  binatang sering disebut juga uji pre- klinik, sebagai saringan pertama calon obat dari segi s egi toksisi tok sisitas, tas, farmako farmakokin kineti etik, k, dan farmako farmakodin dinami amik k (mekan (mekanisme isme kerja kerja ob obat). at). Systematic reviews rev iews atau meta-analisis adalah studi yang dilakukan terhadap kumpulan RCT dengan tujuan tuj uan utama utama mendap mendapatk atkan an pemaha pemahaman man yang yang kompre komprehen hensif sif tentan tentang g suatu suatu obat obat atau atau  pengobatan terhadap berbagai kondisi.

 

BAB III RESEP 3.1

Pengertian Umum Tentang Resep 1.

Definisi Re Resep Resep didefinisikan sebagai permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker untuk menyiapkan dan/atau membuat, meracik menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Permintaan obat dapat berupa resep ataupun kartu instruksi obat (KIO).

2.

Ukuran L Leembaran Re Resep o

Lembaran Lemba ran resep umumnya umumnya berbentuk berbentuk empat persegi panjang, panjang, ukuran ukuran ideal lebar 10-12 cm dan panjang 15-20 cm.

o

Lembaran KIO berbentuk empat persegi panjang, dengan lebar 215 mm dan  panjang 330 mm.

3.

Jenis-Jenis Re Resep a. Re Resep sep stand standar ar (R/. (R/. Offic Officin inali alis), s), ya yait itu u resep resep ya yang ng ko komp mpos osisi isiny nyaa te tela lah h dibaku dib akukan kan dan dituan dituangka gkan n ke dalam dalam buku buku farmako farmakope pe atau buku buku standar  standar  lainnya. Penulisan resep sesuai dengan buku standar.

b. Resep magistrales (R/. Polifarmasi), yaitu resep yang sudah dimodifikasi atau atau difo diform rmat at oleh oleh do dokt kter er,, bisa bisa be beru rupa pa campu campuran ran at atau au tu tung ngga gall ya yang ng diencerkan dalam pelayanannya harus diracik terlebih dahulu.

c.

Resep medicinal. Yaitu Yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek dagang maupun mau pun generik generik,, dalam dalam pelaya pelayanan nannya nya tidak tidak mengal mengalami ami peracik peracikan. an. Buku Buku referensi: Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO), Indonesia Index Medical Specialities (IIMS), Daftar Obat di Indonesia (DOI), dan lain-lain.

generik, yaitu penulisan penulisan resep obat dengan nama generik generik dalam d. Resep obat generik,  bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Dalam pelayanannya bisa atau tidak  mengalami peracikan.

4. Penul Penulis is Resep Yang berhak menulis resep adalah dokter yang memiliki izin praktek di RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi dan mempunyai kewenangan untuk menulis resep, yaitu:

 

a.

Dokter Spesialis

b.

Dokter umum

c.

Dokter gigi

d.

Dokter internship

e.

Dokter Purnawaktu

f.

PPDS

g.

Dokter tamu

Kerahasiaan dalam Penulisan Resep Resep menyangkut sebagian dari rahasia jabatan kedokteran dan kefarmasian, oleh karena itu tidak boleh diberikan diberikan atau diperlihatkan diperlihatkan kepada yang tidak berhak. Resep Rese p diperl diperluka ukan n untuk untuk menjag menjagaa hubung hubungan an dan komuni komunikas kasii kolega kolegalit litas as yang yang ha harm rmon onis is di an anta tara ra pr prof ofesi esion onal al ya yang ng be berh rhub ubun unga gan, n, an antar taraa la lain in:: medica medicall care, care,  pharmaceutical care & nursing care, rahasia dokter dengan apoteker menyangkut  penyakit penderita, khusus beberapa penyakit, dimana penderita tidak ingin orang lain mengetahuinya. Oleh karena itu kerahasiaannya dijaga, kode etik dan tata cara (kaidah) penulisan resep. Resep asli harus disimpan di instalasi farmasi dan tidak boleh diperlihatkan kecuali oleh yang berhak, yaitu:

3.2

1.

Dokter yang menulis atau merawatnya.

2.

Pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan.

3.

Paramedis yang merawat pasien.

4.

Apoteker 

5.

Aparat pemerintah pemerintah serta pegawai (kepolisian (kepolisian,, kehakiman, kehakiman, kesehatan) yang ditugaskan untuk memeriksa.

6.

Petugas asuransi untuk kepentingan klaim pembayaran.

Tanda-tanda pada Resep

1. Tanda Tanda segera,yaitu: Bila dokter ingin resepnya dibuat dan dilayani segera, tanda segera atau peringatan dapat ditulis sebelah kanan atas atau bawah  blangko resep yaitu:

 

-

Cito! = segera

-

Urgent = penting

 

2.

-

Statim = penting sekali

-

PIM (Periculum in mora) = berbahaya bila ditunda

-

Urutan yang didahulukan adalah PIM, Statim, dan Cito!.

Tanda anda resep resep dapat dapat diulan diulang. g. Bila Bila dokter dokter mengin mengingin ginkan kan agar agar resepny resepnyaa dapat dapat diulang, dapat ditulis dalam resep di sebelah kanan atas dengan tulisan iter  (Iteratie) dan berapa kali boleh diulang. Misal, iter 1 x, artinya resep dapat dilayani 2 x. Bila iter 2 x, artinya resep dapat dilayani 1+ 2 = 3 x. Hal ini tidak   berlaku untuk resep narkotika, harus resep baru.

3.

Tanda Ne iteratie (N.I) = tidak dapat diulang. Bila dokter menghendaki agar  resepnya tidak diulang, maka tanda N.I ditulis di sebelah atas blanko resep (ps. 48 WG ayat (3); SK Menkes No. 280/Menkes/SK/V/1981). Resep yang tidak   boleh diulang adalah a dalah resep yang mengandung obat-obatan narkotik, psikotropik  da dan n ob obat at ke keras ras ya yang ng tela telah h dite diteta tapk pkan an ol oleh eh pe peme merin rinta tah/ h/ Menk Menkes es Repu Republ blik  ik  Indonesia. Tanda dosis sengaja dilampaui. Tanda seru diberi di belakang nama obatnya jika

4.

dokter sengaja memberi obat dosis maksimum dilampaui.

5.

Resep yang mengandung narkotik. Resep yang mengadung narkotik tidak boleh ada iterasi yang artinya dapat diulang; tidak boleh ada m.i. (mihipsi) yang berarti un untu tuk k dipa dipaka kaii sendi sendiri ri;; tida tidak k bo bole leh h ad adaa u. u.c. c. (u (usu suss co cogn gnit itus us)) ya yang ng be berar rarti ti  pemakaiannya diketahui. Resep dengan obat narkotik harus disimpan terpisah dengan resep obat lainnya.

3.3

Persyaratan Penulisan Resep dan Kaidahnya  A.

Syarat – syarat dalam penulisan resep mencakup: 1.

Resep ditulis jelas dan lengkap di kop resep, tidak ada keraguan dalam  pelayanannya dan pemberian obat kepada pasien.

2.

Satu lembar kop resep hanya untuk satu pasien.

3.

Signatura Signa tura ditulis dalam singkatan singkatan latin dengan jelas, jumlah takaran sendok  dengan signa bila genap ditulis angka romawi, tetapi angka pecahan ditulis arabik.

4.

Menulis jumlah wadah atau numero (No.) selalu genap, walaupun kita butuh satu setengah botol, harus digenapkan menjadi Fls. II.

5.

Setelah signatura harus diparaf atau ditandatangani oleh dokter bersangkutan, menunjukkan keabsahan atau legalitas dari resep tersebut terjamin.

6.

Jumlah obat yang dibutuhkan ditulis dalam angka romawi.

 

7.  Nama pasien, nama ibu kandung dan dan No.MR harus jelas. 8.

Khusus untuk peresepan obat narkotika, harus ditandatangani oleh dokter   bersangkutan, mencantumkan nomor S.I.P dokter penulis resep dan alamat  pasien serta resep tidak boleh diulangi tanpa resep dokter. dokter.

9.

Tidak menyingkat nama obat dengan singkatan yang tidak umum (singkatan sendiri), karena menghindari material oriented .

10. Hindari tulisan sulit dibaca hal ini dapat mempersulit pelayanan. 11. Resep merupakan medical record dokter dalam praktik dan bukti pemberian obat kepada pasien yang diketahui oleh farmasi di apotek, kerahasiaannya dijaga.

B.

Prinsip penulisan resep Berikut ini prinsip penulisan resep:

1.

Obat ditulis dengan nama paten/ dagang, generik, resmi atau kimia.

2.

Karakteristik nama obat ditulis harus sama dengan yang tercantum di label kemasan.

C.

3.

Resep ditulis dengan jelas di kop resep resmi.

4.

Bentuk sediaan dan jumlah obat ditentukan dokter penulis resep.

5.

Signatura ditulis dalam singkatan bahasa latin.

6.

Pro atau peruntukan dinyatakan umur pasien.

Karakteristik Menulis Resep Resep ditulis pada kop format resep resmi dan harus menepati ciri-ciri berikut:

1.

Penuli Pen ulisan san resep resep sesuai sesuai dengan dengan format format dan kaidah kaidah yang yang berlak berlaku, u, bersifa bersifatt  pelayanan medik dan informatif.

2.

Penulisan resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang berarti ambillah atau  berikanlah.

3.  Nama obat, bentuk sediaan, dosis setiap kali pemberian dan jumlah obat kemudian ditulis dalam angka Romawi dan harus ditulis dengan jelas.

a. Penulisan resep standar tanpa komposisi, jumlah obat yang diminta ditulis dalam satuan mg, g, IU atau ml, kalau perlu ada perintah membuat bentuk  sediaan (m.f. = misce fac, artinya campurlah, buatlah).

 

b. Penulisan sediaan obat paten atau merek dagang, cukup dengan nama dagang saja dan jumlah sesuai dengan kemasannya.

4. Dalam penulisan nama obat karakter huruf nama obat tidak boleh berubah, misal:

- Codein, tidak boleh menjadi Kodein. F. - Pharmaton F tidak boleh menjadi Farmaton F. 5. Signatura ditulis dengan jelas, tutup dan paraf.

6. Pro atau peruntukkan obat dan umur pasien ditulis, misalnya Tn. Amir, Ny. Supiah, Ana (5 tahun).

7. Untuk dua sediaan, besar dan kecil. Bila dibutuhkan yang besar, tulis volume sediaan sesudah bentuk sedíaan.

8. Untuk sediaan bervariasi, bila ada obat dua atau tiga konsentrasi, sebaiknya tulis dengan jelas, misalnya: pediatric, adult, dan forte.

3.4

Permasalahan dalam Penulisan Resep Banyak Ban yak permasa permasalah lahan an yang yang timbul timbul dalam dalam penuli penulisan san resep, resep, karena karena hal ini menyangkut dengan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik. Kesalahan yang dapat timbul berupa:

1. Kesalahan

dalam

penulisan

resep,

dimana

dokter

gagal

untuk 

mengkomunikasikan info yang penting, seperti: 

Meresepkan obat, dosis atau rute bukan yang sebenarnya dimaksudkan.



Menulis resep dengan tidak jelas/ tidak terbaca



Menulis nama obat dengan menggunakan singkatan atau nomenklatur yang tidak terstandarisasi



Menulis instruksi obat yang ambigu



Meresepkan satu tablet yang tersedia lebih dari satu kekuatan obat tersebut



Tidak menuliskan rute pemberian untuk obat yang dapat diberikan lebih dari satu rute.



Meresepkan obat untuk diberikan melalui infus intavena intermitten tanpa menspesifikasi durasi penginfusan.



Tidak mencantumkan tanda tangan penulis resep.

2. Kesalahan dalam transkripsi o

Saat datang ke rumah sakit, secara tidak sengaja tidak meresepkan meresepkan obat yang

digunakan pasien sebelum ke rumah sakit.

 

o

Meneruskan kesalahan penulisan resep dari dokter yang sebelumnya ketika menuliskan resep obat untuk pasien saat datang ke rumah sakit.

o

Menyalin instruksi obat dengan tidak benar ketika menulis ulang didaftar obat  pasien.

o

Untuk resep yang dibawa pulang tanpa sengaja berbeda dengan daftar obat yang diresepkan untuk pasien rawat inap.

3.5

Kebijakan Umum dalam Penulisan Resep 1.

Semua instruksi pengobatan pasien ditulis oleh dokter yang mempunyai SIP  pada lembar Resep (untuk pasien rawat jalan) dan Kartu Instruksi Obat (untuk   pasien rawat inap).

2.

Riwayat alergi pasien harus ditulis pada lembar resep/KIO. Jika ada alergi ditulis nama obatnya.

3.

Resep/KIO ditulis oleh dokter berdasarkan yang ditulis dalam rekam medis.

4.

Penulisan resep: a. Resep hanya boleh ditulis oleh dokter yang mempunyai SIP

b.

Format resep menggunakan formulir resep RSUD Dr Achmad Mochtar  Bukittingg Bukit tinggii untuk untuk resep rawat jalan dan menggunaka menggunakan n Kartu Instruksi Obat RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi, untuk resep rawat inap

c.

 Nama obat:

-  Nama obat tidak boleh disingkat - Dimulai dengan huruf besar  - Ditu Dituli liss se seca cara ra leng lengka kap p at atau au de deng ngan an sing singka kata tan n re resm smii (d (dal alam am Farmakope Indonesia atau nomenklatur internasional) misal: Acid Salicilat; Acetosal

- Tidak ditulis dengan nama kimia (misal: kalium chloride dengan KCl) atau singkatan lain dengan huruf capital (misal clorpromazin dengan CPZ)

d.

Untuk singkatan U; IU; QD; QOD; X,0;,0; MS, MSO4, dan MGSO4 tidak tid ak boleh boleh diguna digunakan kan dalam dalam penuli penulisan san resep, resep, harus harus dituli dituliss nama nama  panjangnya.

 

e.

Penulisan resep harus jelas dan berisi informasi: tanggal resep, nama ob obat at,, do dosis sis,, be bent ntuk uk sedia sediaan an,, ju juml mlah ah ob obat at,, at atur uran an pa paka kai, i, da dan n ru rute te  pemberian.

f.

Penulisan identitas dokter harus lengkap, meliputi nama dokter, SIP serta paraf dokter, jika resep berisi narkotik maka harus mencantumkan alamat dokter yang menulis resep serta tanda tangan dokter.

g.

Penulisan identitas pasien harus lengkap, meliputi: nama pasien, nomor  rekam medis, umur, dan tanggal lahir, berat badan pasien, ruang/poli dan diagnosis atau tindakan.

5.

Penu Penuli lisan san juml jumlah ah// ka kada darr ob obat at ya yang ng di ditu tuli liss da dala lam m be bent ntuk uk siste sistem m metr metrik  ik  mengikuti satuan berikut:

a)

 berat ˂ 1 gram = mg (miligram)

b)

 berat ˂ 1 mg = mcg (microgram)

c)

volume ˂ 1 liter = ml (mililiter)

d)

sediaan TPN/elektrolit = mEq (miliequivalent)

e)

untuk dosis-dosis yang lebih kecil lagi dalam sediaan cair drop o

f)

Gtt. = guttae (1 tetes = 0,05 ml)

untuk dosis-dosis yang lebih kecil lagi dalam sediaan cair atau drop untuk takaran sediaan cairnya: o

sendok teh (cth.) = 5 ml

o

sendok bubur = 10 ml

o

sendok makan (C) = 15 ml

Catatan: Hindari penggunaan sendok teh dan sendok makan rumah tangga karena volumen volumenya ya tidak selalu 15 ml untuk untuk sendok sendok makan dan 5 ml untuk  sendok sendo k teh. Gunakan sendok plastik (5 ml) atau alat lain ( volume volume 5, 10, 15 ml) yang disertakan dalam sediaaan cair paten.

6.

Penulisan jumlah obat dengan satuan biji menggunakan angka Romawi. Misal:

7.



Tab Novalgin no. XII



Tab Stesolid 5 mg no. X (decem)



m.fl.a.pulv.. dt.d.no. X m.fl.a.pulv

Arti prosentase (%) 

0,5% (b/b) → 0,5 gram dalam 100 gram sediaan



0,5% (b/v) → 0,5 gram dalam 100 ml sediaan

 



0,5% (v/v) → 0,5 ml dalam 100 ml sediaan

8.

Hindari penulisan dengan angka desimal (misal: 0,…; 0,0….; 0,00…)

9.

Penuli Pen ulisan san kekuat kekuatan an obat obat dalam dalam sediaa sediaan n obat obat jadi jadi (gener (generik/ ik/pat paten) en) yang yang  beredar di pasaran dengan beberapa kekuatan, maka kekuatan yang diminta harus ditulis, misalkan misa lkan Tab. Tab. Primperan 5 mg atau Tab. Primperan 10 mg

10.

11.

Penulisan Penuli san volume volume obat obat minum minum dan berat berat sediaan sediaan topikal topikal dalam dalam tube tube dari dari sediaan jadi/paten yang tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis, misal:  –

Sucralfat syrup yang volume 100 ml atau 200 ml

 –

Garamycin cream yang 5 mg/tube atau 15mg/tube 15mg/tube

Penulisan bentuk sediaan obat (merupakan bagian subscriptio) dituliskan tidak  hanya han ya untuk untuk formul formulaa magistr magistrali alis, s, tet tetapi api juga juga untuk untuk formula formula of offici ficiali aliss dan spesialistis

11.



Misal: m.f.l.a.pulv. No. X



Tab Antalgin mg 500 X



Tab Novalgin mg 250 X

Penulisan dosis/aturan pemakaian (merupakan bagian signatura)

a.

Harus ditulis dengan benar. Misal: S.t.d.d.pulv. S.t.d.d.pulv. I.p.c atau p.r.n.t.d.d.tab.I

b.

Untuk Untu k pemakaian pemakaian yang rumit seperti pemakaian pemakaian ”tapering ”tapering up/down” up/down” gunakan tanda s.u.c (usus cognitus = pemakaian sudah tahu). Penjelasan kepada pasien ditulis pada kertas dengan bahasa yang dipahami.

13.

Setiap selesai menuliskan resep diberi tanda penutup berupa garis penutup (untuk 1 R/) atau tanda pemisah di antara R/ (untuk > 2R/) dan paraf/tanda tangan pada setiap R/.

14.

Resep ditulis sekali jadi, tidak boleh ragu-ragu, hindari coretan, hapusan dan tindasan.

15.

Penulisan tanda Iter (Iterretur/ harap diulang) dan N.I. (Ne Iterretur/tidak boleh diulang) Resep yang memerlukan pengulangan dapat diberi tanda: Iter n X di sebelah kiri atas dari resep untuk seluruh resep yang diulang. Bila tidak semua resep, maka ditulis di bawah setiap resep yang diulang. Resep yang tidak boleh diulang, dapat diberi tanda: NI di sebelah kiri atas dari resep untuk seluruh resep yang tidak boleh

 

diulang. Bila tidak semua resep, maka ditulis di bawah setiap resep yang diulang

16.

Penulisan tanda Cito atau PIM. Apabila diperlukan agar resep segera dilayani karena obat sangat diperlukanlagi penderita, maka resep dapat diberi tanda Cito atau PIM dan harus ditulis di sebelah kanan atas resep.

17.

Standarisasi penggunaan obat yang digunakan di RSUD Dr Achmad Mochtar  Bukittinggi berdasarkan Formularium Nasional dan Formularium RSUD Dr  Achmad Mochtar Bukittinggi

 

BAB IV ELEMEN KELENGKAPAN RESEP 4.1

Syarat Elemen Kelengkapan Resep

Resep merupakan sarana komunikasi komunikasi profesional profesional antara dokter, dokter, apoteker apoteker dan pasien. Agar resep dapat dilayani secara tepat maka resep tersebut harus lengkap dan jelas. Untuk  menghi men ghinda ndari ri keraga keragaman man dalam dalam penuli penulisan san resep resep perlu perlu ada aturan aturan yang yang baku baku agar agar dapat dapat dipedomani oleh semua dokter penulis resep yang mempunyai kewenangan untuk menuliskan rese resep p di Ruma Rumah h Sa Saki kit. t. Rese Resep p yang yang le leng ngka kap p ha haru russ meme memenu nuhi hi se semu muaa sy syar arat at el elem emen en kelengkapan resep meliputi:

a. Data Data iide dent ntita itass pasi pasien en ya yang ng aku akura ratt Data identitas pasien yang akurat berperan penting dalam menjaga menjaga keselamatan keselamatan pasien. Untuk Unt uk memini meminimal malkan kan resiko resiko kesalah kesalahan an penuli penulisan san atau tidak tidak jelas jelas terbaca terbaca sebaik sebaiknya nya identitas pasien menggunakan stiker identitas. Stiker identitas memuat data pasien yang terdiri dari: Nama pasien, Nomor Rekam medik dan tanggal lahir pasien. Identitas ini seragam di semua unit dan jenis pelayanan di Rumah sakit.

b. Bagi Bagian an –b –bag agia iann Res Resep ep Resep yang lengkap lengkap harus memenuhi semua bagian-bagian bagian-bagian kelengkapa kelengkapannya nnya meliputi:

1.

Inscriptio: Sebagai identitas dokter penulis resep. Penulisan identitas dokter harus lengkap, meliputi: Nama dokter, No. SIP, alamat/ telepon/HP/kota/tempat, tanggal  penulisan

resep,

serta

paraf/tanda

tangan

dokter,

jika

resep

berisi

narkotika/psikotropika maka harus mencantumkan nomor surat ijin praktek (SIP) dan alamat dokter yang menulis resep serta dapat dilengkapi dengan nomor telepon. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota provinsi. Format inscriptio suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktik pribadi.

2.

Invocatio: permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ = resipe” artinya ambilah amb ilah atau berika berikanla nlah, h, sebaga sebagaii kata kata pembuk pembukaa komuni komunikas kasii dengan dengan apotek apoteker er di apotek/rumah sakit. Bila diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan obat/formula resep, diperlukan penulisan R/ lagi.

3.

Prescriptio/ Ordonatio: merupakan bagian inti resep, berisi nama obat, kekuatan dan  jumlah obat yang diperlukan dan ditulis ditulis dengan jelas. Cara

 

 penulisan (dengan singkatan bahasa latin) tergantung dari macam formula resep yang digunakan. Contoh: m.f.l.a. pulv. d.t.d.no. X m.f.l.a. sol m.f.l.a. pulv. pulv. No XX da in caps

4.

Signatura: yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu  pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan terapi. Contoh: s.t.d.d.tab.I.u.h.p.c ( tandailah tiga kali sehari satu tablet satu jam setelah makan)

5.

Subscriopt Subsc rioptio: io: yaitu tanda tangan/ tangan/ paraf dokter penulis resep berguna berguna sebagai sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut.

6.

Pro (diper (diperunt untukk ukkan) an):: dicant dicantumk umkan an nama nama dan tangga tanggall lahir lahir pasien. pasien. Penuli Penulisan san identitas pasien harus lengkap, meliputi: nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, dan umur, umur, berat badan pasien,riwayat alergi alergi obat, ruang/poli ruang/poli dan diagnosis atau tindakan. untuk obat narkotika juga hatus dicantumkan alamat pasien (untuk   pelaporan ke Dinkes Provinsi).

c. Pengg Penggunaa unaann obat obat nnama ama daga dagang ng aatau tau nnama ama generi generik  k  Obat yang beredar di pasaran umumnya berdasarkan atas nama dagang yang dipakai oleh masing-masing produsennya. Karena tiap produsen jelas akan melakukan  promosi untuk masing-masing produknya, maka harga obat dengan nama dagang umumny umu mnyaa lebih lebih mahal. mahal. Kebijak Kebijakan an obat obat generi generik k adalah adalah salah salah satu kebija kebijakan kan untuk  untuk  mengendalikan harga obat, di mana obat dipasarkan dengan nama bahan aktifnya. Di Indone Indonesia, sia, kewaji kewajiban ban menggu menggunak nakan an obat obat generi generik k berlak berlaku u di unit-u unit-unit nit pelaya pelayanan nan kesehatan keseha tan pemerintah. pemerintah. Agar Agar upaya pemanfaatan pemanfaatan obat generik ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka kebijakan tersebut mencakup komponen-komponen berikut yang  berlaku di Rumah sakit: 

Peresepan berdasarkan nama generik, bukan nama dagang.



Diberlakuk Diberl akukan an Penggantian Penggantian (substitusi (substitusi)) dengan dengan obat generik generik dengan dengan terlebih terlebih dahulu dahulu melakukan konfirmasi kepada dokter penulis resep, baik via telpon maupun langsung menemui dokter yang bersangkutan



Inform Inf ormasi asi dan komuni komunikas kasii mengen mengenai ai obat obat generik generik bagi bagi dokter dokter dan pasien pasien secara secara  berkesinambungan

 



Pemantauan dan evaluasi berkala terhadap penggunaan obat generik. Mutu obat generik tidak perlu diragukan mengingat setiap obat generik juga mendap men dapat at perlak perlakuan uan yang yang sama sama dalam dalam hal evalua evaluasi si terhada terhadap p pemenu pemenuhan han kriter kriteria ia khasiat, keamanan dan mutu obat. Di Ditu tuli lisk skan an nama nama obat obat deng dengan an mere merek k da daga gang ng pa pada da re rese sep p bi bila la te terj rjad adii  penggantian obat/substitusi obat dikarenakan obat yang ditulis dokter tidak tersedia di Instalasi Farmasi.

d. Peng Penggunaa gunaann Indikasi Indikasi “bila perlu” perlu” atau PRN(P PRN(Pro ro renata) renata) Untuk aturan pakai jika perlu atau “pro re nata”, harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemberian obat melebihi dosis sehari.

e. Jenis Instru Instruksi ksi yang yang berdasarkan berdasarkan B Berat erat Bada Badann Dosis yang ideal adalah dosis yang diberikan per individual. Hal ini mengingat bahwa resp respon on pend pender erit itaa

terh terhad adap ap obat obat sa sang ngat at in indi divi vidu dual alis isti tis. s.

Pe Pene nent ntua uan n

do dosi siss

pe perl rlu u

mempertimbangkan:

1) Kondisi pasien (seperti: umur, berat badan, fisiologi dan fungsi organ tubuh) 2) Kondisi penyakit ( akut, kronis, berat/ringan) 3) Indeks terapi obat (lebar/sempit) 4) Variasi kinetik obat 5) Cara/rumus perhitungan dosis anak ( pilih yang paling teliti) Perhitungan dosis pada anak secara ideal menggunakan dasar ukuran fisik (berat  badan atau luas permukaan tubuh). Apabila dosis anak dihitung dengan  perbandingan dengan dosis dewasa, yaitu dengan memakai rumus perhitungan dosis anak (antara lain Young, Clark), maka perlu diperhatikan tentang ketelitian dari rumus yang dipakai.

a.

Young Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus (n/n+12) x DM dewasa n = umur dalam tahun

b.

Rumus Dilling Untuk  umurr diatas umu diatas 8 tahun tahun (n/20) x DM dewasa

 

n = umur dalam tahun

c.

Rumu Ru muss Fr Frie ied d (n/150)

x

DM n = umur bayi dalam bulan

d.

Rumus Clark  Berat badan dalam kilogram/70 kg x DM dewasa

f. Penulisan Penulisan rresep esep obat obat berupa infus infus Untuk obat-obat atau cairan yang berupa sediaan infus pada resep harus dicantumkan kecepatan pemberiannya. Misal: NaCl 0,9% 500 ml inf No III S. 20 tetes/menit.

g. Peresepan oba obatt dengan instruk instruksi si khusus Ada beberapa jenis obat yang diresepkan memerlukan instruksi khusus. Diantaranya adalah obat:

1. Titrasi Dalam terapi pengobatan pasien penggunaan infus sudah menjadi hal yang biasa untuk dilakukan. Namun apabila si pasien membutuhkan pengobatan yang ekstra, maka dibutuhkan jenis obat atau cairan obat yang lebih tinggi dosisnya dan terkadang harus dilakukan secara berkelanjutan seperti penggunaan infus. Titrasi itrasi adalah adalah Pember Pemberian ian obat obat yang yang dilaku dilakukan kan secara secara bertah bertahap ap dan terus terus meneru meneruss sesuai respon yang dikehendak dikehendakii dapat berubah dalam hitungan jam, menit atau detik. Contoh obat yang biasanya diberikan dengan metoda titrasi:

a)

Obat-obat Obat-o bat inotropik inotropik misal: dopamin, dopamin, dobutamin dobutamin,, norepinefri norepinefrin, n, adrenalin, adrenalin, nitrat.

b)

Obat antikoagulan misal: heparin, streptokinase

c)

Obat untuk koreksi elektrolit misal: KCl, MgSO4

d)

Obat lainnya misal: Aminofilin, Diazepam, Morfin Untuk obat-obat seperti yang tersebut diatas pada resep dituliskan dosis obat. Misal: Dopamin 4000 microgram per cc.

2. Instruksi obat tapering Banyak Ban yak obat-o obat-obat batan an yang yang tidak tidak dapat dapat dihent dihentika ikan n secara secara tiba-ti tiba-tiba ba karena karena takut takut merugikan dan terkadang berkonsekuensi tinggi. Bagaimanapun, Bagaimanapun, sangat

 

 berbahaya bila menghentikan obat tertentu tanpa melakukan diskusi dengan tenaga kesehatan profesional. Selain itu merupakan kesempatan yang tepat untuk peningkatan kesadaran masalah kesehatan agar bermanfaat untuk pasien. Tapering apering off atau lebih sering disebut dose tapering off merupakan penurunan dosi dosiss

obat obat te tert rten entu tu keti ketika ka obat obat hend hendak ak di dihe hent ntik ikan an pe peng nggu guna naan anny nya. a. Tuj ujua uan n

dilakukannya tapering off adalah agar tubuh kita tidak mengalami gangguan akibat  penghentian obat yang bersifat tiba-tiba. Tidak semua obat dilakukan dose tapering off, off, hanya hanya untuk untuk obat-ob obat-obat at yang yang memili memiliki ki efek berleb berlebiha ihan n pada pada tubuh tubuh yang yang akan akan dilakukan tapering off. Manfaat dilakukan Tapering off pada obat tertentu adalah agar  tubuh tidak menyadari secara langsung bila dosis obat tersebut telah dikurangi dan akhirnya dihentikan samasekali. Bila obat dihentikan secara mendadak, tubuh akan mengalami gejala putus obat. Beberapa contoh obat yang bisa mengalami tapering off adalah kortikosteroid,  beta-blocker, antiepilepsi, dan antidepressan.

a)

Kortikosteroid Obat ini memiliki efek anti-inflamasi. Efek penekanan sistem imun terjadi dengan mekanisme penurunan aktivitas dan volume sistem limfatik, serta pada dosis tinggi dapat menekan fungsi adrenal. Bila digunakan dalam dosis tinggi dan  jangka panjang, kortikosteroid dapat menyebabkan penekanan fungsi kelenjar  adrenal, penekanan sistem imun, sarcoma kaposi, miopati, efek pada mata, serta gang ganggu guan an

psi siki kiat atri rik. k.

Cont Contoh oh obat obat

kort kortik ikos oste tero roid id

an anta tara ra

la lain in

pr pred edni niso son, n,

dexamethasone, methylprednisolon. Betaa- blocke blockerr Beta Beta -block -blocker er diguna digunakan kan secara secara luas luas untuk untuk mengob mengobati ati berbag berbagai ai b) Bet kondisi kond isi termasuk termasuk hipertensi. hipertensi. Meskipun Meskipun demikian, demikian, kadang-kad kadang-kadang ang perlu untuk  menghe men ghenti ntikan kan obat obat betabeta- blocke blockerr bila bila ada kemung kemungkin kinan an pasien pasien tidak tidak dapat dapat mentolerir efek samping dari obat. Sebelum dokter melakukan tapering off obat  beta-blocker, sangat penting untuk menentukan jenis formulasi yang cocok untuk   pasien, serta memperhatikan kemampuan pasien untuk menerima efek dari obat tersebut, terutama pada orang tua. Contoh obat beta-blocker adalah bisoprolol,  propranolol, atenolol.

c)

Antiepilep Anti epilepsi. si. Obat antiepilepsi antiepilepsi adalah obat yang memerlukan memerlukan perhatian perhatian untuk  tapering off, dan jika dilakukan secara tidak benar kemungkinan akan terjadi kejang. Tidak jarang ditemukan pasien epilepsi yang mengonsumsi lebih dari satu obat. Ketika kebutuhan untuk tapering off antiepilesi muncul,

 

dianjurkan untuk pasien epilesi agar dilakukan kontrol kejang yang lebih baik   pada obat epilepsi baru dan memperhatikan dosis efektif pertama selama  pengobatan dengan tapering off. Jika pasien telah bebas kejang dalam waktu lama dan berkelanju berkelanjutan, tan, dokter dokter dapat mempertimbangkan mempertimbangkan penarikan obat antiepilepsi antiepilepsi.. Contoh obat antiepilesi adalah phenytoin.

d) Anti-depresan. Obat anti-depresan dapat menyebabkan masalah ketika obat ini dihentikan semua secara tiba-tiba. Sindrom penghentian antidepresan dilaporkan terJadi pada satu dari lima pasien yang menghentikan pengobatan secara tiba-tiba. Gejala umum yang terjadi antara lain insomnia, ketidakseimbangan dan gangguan sensori sen sorik. k. Penghe Penghenti ntian an obat obat antide antidepre presen sen secara secara tiba-ti tiba-tiba ba dapat dapat menyeb menyebabk abkan an reaksi drastis terhadap tubuh yang disebabkan oleh merosotnya plasma obat tibatiba. Tapering off antidepressan harus bertahap, menurun untuk setiap periode, empat emp at sampai sampai enam enam minggu minggu jika jika memung memungkin kinkan kan.. .. Contoh Contoh obat obat antide antidepre presan san antara lain alprazolam, lorazepam, diazepam. Penulisan pada resep dapat obat tapering Misal: hari ke 1 Prednison Prednison 10 mg No III S 3 dd 10 mg hari ke 2 Prednison 10 mg No I S 2 dd 5 mg. hari ke 3 Prednison 10 mg No I S 1 x sehari 2.5 mg

3. Instruksi Obat dengan rentang dosis Dosi Do siss ad adal alah ah taka takara ran n obat obat yang yang di dibe beri rika kan n ke kepa pada da pa pasi sien en ya yang ng da dapa patt memberikan efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan dosis dalam terapi dibagi menjadi: dosis lazim dan dosis maksimum/maksimal. Dosis lazim adalah lazim adalah dosis dosis yang yang diguna digunakan kan sebaga sebagaii pedoma pedoman n umum umum pengob pengobatan atan (yang (yang direkomendasikan dan sering digunakan) sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis maksimum), sedangkan dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh diberikan kepada pasien baik untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan (berefek toksik ataupun over dosis). Untuk terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis lazim.

4.2

Ketentuan Tentang Tentang Penulisan Resep Resep harus ditulis secara lengkap dan jelas, apoteker harus menanyakan kepada

dokter penulis resep jika resep tidak terbaca. Untuk obat yang peresepannya

 

diawasi atau obat yang cenderung disalahgunakan sebaiknya menuliskan kekuatan obat dan  jumlah totalnya dalam huruf untuk mencegah penyalahgunaan. penyalahgunaan. Beberapa ketentuan dalam penulisan resep:

1.

Secara Sec ara hukum, hukum, dokter dokter yang yang menand menandata atanga ngani ni resep resep bertan bertanggu ggung ngjawa jawab b sepenuh sepenuhnya nya tentang resep yang ditulis untuk pasien.

2.

Resep ditulis dengan jelas sehingga dapat dibaca oleh petugas farmasi.

3.

Resep ditulis dengan tinta warna hitam sehingga tidak mudah dihapus.

4.

Tanggal resep ditulis dengan jelas.

5.

Untuk pasien anak, lansia dan kemoterapi maka harus mencantumkan umur dan berat  badan.

6.

Untuk jumlah obat yang diberikan dalam resep dihindari memakai angka desimal untuk  menghindari kemungkinan terjadi kesalahan, contoh: untuk obat yang diberikan dalam  jumlah kurang dari satu gram ditulis dalam milligram, misal 500 mg bukan bukan 0,5 g.

7.

Untuk obat yang dinyatakan dalam satuan unit unit jangan  jangan disingkat menjadi U .

8.

Untuk obat atau jumlah obat berupa cairan, dinyatakan dalam satuan mililiter hindari menuliskan cc atau cm3

4.3

Langkah-langkahh untuk Menghindari Kesalahan dalam Pengobatan Langkah-langka 1. Skrining Skrining Resep Resep Berdasarkan Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Untuk menganalisa masalah terkait obat, Apoteker  harus melakukan pengkajian pengkajian resep sesuai persyaratan persyaratan administrasi, administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.

1. Persyaratan administrasi meliputi: jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien. a.  Nama, umur, jenis dokter. b.  Nama, nomor izin praktek, alamat dan paraf dokter.

2.

c.

Tanggal resep

d.

Ruangan atau unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:

a.  Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan. b.

Dosis dan jumlah obat.

c. d.

Stabilitas. Aturan dan cara penggunaan.

 

3.

4.4

Persyaratan klinis meliputi:

a.

Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat.

b.

Duplikasi pengobatan.

c.

Alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD)

d.

Kontraindikasi

e.

Interaksi obat.

Pengelolaan Resep yang tidak jelas dan tidak terbaca Resep Res ep yang yang tidak tidak jelas jelas atau atau tidak tidak terbaca terbaca dikelo dikelola la oleh oleh depo depo farmasi farmasi.. Resep Resep diteri dit erima ma dan diveri diverifik fikasi asi untuk untuk mengid mengidenti entifik fikasi asi masalah masalah dalam dalam peresep peresepan. an. Apabil Apabilaa teriden teri dentifi tifikas kasii ada masala masalah h peresep peresepan, an, Apotek Apoteker/ er/ asisten asisten apotek apoteker er mengko mengkonfi nfirma rmasi si kepada dokter penulis resep baik secara langsung maupun melalui telepon. Apabila dokter dapat dihubungi langsung maka resep yang tidak jelas diganti dengan resep yang baru. Namun apabila dokter dihubungi via telepon, apoteker  /asisten /asi sten apotek apoteker er menuli menuliss di buku buku catatan catatan instru instruksi ksi obat obat melalu melaluii telepon telepon.. Keesok Keesokan an harinyaa apoteker hariny apoteker atau asisten apoteker apoteker meminta meminta tanda tangan dokter atas instruksi instruksi lisan tersebut.

4.5

Pengelolaan Resep/Instruksi Pengobatan Obat Norum/ LASA Obat NORUM/LASA adalah obat yang memiliki kemasan yang terlihat mirip atau obat yang memiliki nama yang terdengar mirip. Obat LASA tergolong ke dalam obat-obatan yang perlu diwaspadai (High Alert Medication) sehingga harus mendapat

 perhatian khusus terutama pada saat dispensing obat. Perlu pengelolaan khusus terkait  persepan untuk menjamin kesesuaian instruksi pengobatan dengan obat yang diberikan. Langkah yang dilakukan dalam proses peresepan obat LASA: 1) Dokte Dokterr penuli penuliss re resep sep mengen mengenali ali dafar dafar oba obatt LASA LASA yang yang dit ditet etapk apkan an oleh oleh Direkt Direktur ur Rumah Sakit.

2)

Dokter penulis resep membuat permintaan obat dengan memperhatikan kelengkapan resep yang benar.

3)

Dokter penulis resep memastikan obat yang ditulis di resep sesuai dengan indikasi, dosis dan rute pemberiannya.

4)

Apoteker Apote ker /Asisten /Asisten Apoteker Apoteker menerima menerima resep dan melakukan melakukan verifikasi verifikasi resep.

5)

Apabila Apabi la teridentifik teridentifikasi asi masalah atau keraguan keraguan dalam resep lakukan lakukan

 

konfirmasi ke dokter penulis resep.

 

6)

Hindari permintaan via telepon, kecuali dalam kondisi emergency, permintaaan dapat dilakukan secara langsung oleh dokter melalui lisan atau melalui telepon dengan cara mengeja nama obat/spelling dengan kode alfabet. Apotek Apo teker er /asisten /asisten Apotek Apoteker er yang yang meneri menerima ma instruk instruksi si melaku melakukan kan tekhni tekhnik  k 

7)

TBAK, menulis permintaan, membaca kembali dan konfirmasi.

4.6

Pengelolaan Resep Khusus Terdapat beberapa peresepan peres epan yang harus dikelola khusus antara lain: a.

Permintaan obat darurat Merupakan Merup akan permintaan obat dalam kondisi darurat/emergency darurat/emergency dimana pasien memb me mbut utuh uhka kan n ob obat at segera segera.. Dala Dalam m pe pelay layan anan an ob obatn atnya ya tida tidak k meme memerlu rluka kan n  permintaan obat berupa resep tapi dapat dipenuhi dengan membuka trolley emerg eme rgency ency.. Data Data perbek perbekalan alan farmasi farmasi yang yang terpaka terpakaii dicatat dicatat oleh oleh dokter dokter atau atau  perawat pada form pemakaian trolley emergency. emergency.

b.

Pengelolaan resep standing order Apabila diperlukan obat segera dalam kondisi emergency tapi perbekalan farmasi tersebut tidak terdap terdapat at dalam trolley emergency, emergency, dokter dokter penulis penulis resep dapat meminta meminta kebutuhan kebutuhan obat tersebut secara langsung langsung ke depo farmasi dengan instru ins truksi ksi lisan lisan kepada kepada Apotek Apoteker/A er/Asist sisten en Apotek Apoteker er.. Permin Permintaan taan obat obat tersebu tersebutt dicatat di dalam buku permintaan obat tanpa resep dengan menuliskan nama obat,  jumlah obat dan nama dokter yang meminta. Apabila keadaan emergency sudah teratasi maka dokter tersebut harus membuat permintaan obat berupa resep sesuai dengan kaidah penulisan resep r esep yang benar.

c.

Pengelolaan resep berhenti otomatis (automatic stop order) Automatic Auto matic stop order adalah suatu sistem penghentian penghentian pemberian obat secara otomatis agar tidak timbul efek yang tidak diinginkan atau berkembangnya resistensi antibiotik. Ada beberapa jenis obat yang dibatasi jumlah pemberiannya di dalam Formularium nasional antara lain: Antibiotik seperti: Amoksisilin tablet 500 mg, maksimal diberikan 10 1. Golongan Antibiotik hari, Ampisilin Ampisilin serb.inj 1 g, maksi maksimal mal diberikan diberikan 10 hari, Ampisilin Ampisilin Sulbaktam serb.. Inj 750 mg, maksimal serb maksimal 10 hari, hari, Benzati Benzatin n benzil benzil penisil penisilin in inj 1.2 juta juta un unit it/m /ml, l, maksi maksima mall 2 vial vial /b /bul ulan an,, Cefo Cefope pera razo zon n Sulb Sulbak akta tam m serb. serb. In Injj 1 g, maksimal diberikan 10 hari, Cefiksim tablet 200

 

mg, maksimal diberikan 10 hari, Cefiksim sirup maksimal diberikan 1 botol per  kasus dll.

2. Golongan analgetik seperti: ketorolac inj 30 mg/ml maksimal dapat diberikan 2 hari 2-3 ampul sehari, ketoprofen supp 100 mg, maksimal diberikan 3 hari 2 supp per hari.

3. Golongan obat untuk prosedur pre operatif seperti: midazolam inj 1 mg/ml (i.v) dan inj 5 mg/ml (i.v) maksimal dapat diberikan 24 mg/hari.

4. Dan obat lainnya yang ada restriksinya dalam formularium nasional.

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Simatupang A. Proses Keputusan Terapi dan Masalah dalam Pemakaian Obat. Cermin Dunia Kedokteran 1992; 78: 57-60.

2.

Velo GP; Minuz P. Medication errors: prescribing faults and prescription

errors. Br JClin Pharmacol 2009; 67 (6): 624-8.

3. Simatupang, A. Pedoman WHO tentang Penulisan Resep yang Baik sebagai Bagian Penggu Pen ggunaa naan n Obat Obat yang yang Rasion Rasional al WHO-Gu WHO-Guide ide to Good Good Prescri Prescribin bing g as Part Part of  Rational Drug Use 2012.

BAB I DEFINISI Resep adalah permintaan permintaan tertulis dari dokter, dokter, dokter dokter gigi, kepada Apoteker Apoteker,, dalam bentuk   paper ma maup upun un electronic electronic   untuk untuk menyed menyediak iakan an dan menyer menyerahk ahkan an obat obat bagi bagi pasien pasien sesuai sesuai  peraturan yang berlaku. Peresepan adalah penulisan terapi pasien dilembar resep dokter atau  pada rekam medis elektronik. Resep yang dapat dilayani oleh Unit Farmasi RSKH Tambun adalah resep yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

A.

SYARAT ADMINISTRASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

B.

Nama Nama dan Nomor Nomor Sura Suratt Ijin Ijin Prakte Praktek k dokte dokterr penul penulis is resep resep Paraf Paraf /Tand /Tandaa tangan tangan dokter dokter (rese (resep p narko narkotik tika) a) Tanggal Re Resep Nama Pasien Nomo Nomorr Rek Rekam am Medi Mediss pas pasie ien n Tangg anggal al lah lahir ir pas pasie ien n Berat Berat / tingg tinggii badan badan pasien pasien untuk untuk kelo kelompo mpok k pasien pasien anak  anak 

SYARAT FARMASETIK  1. 2.

Nama Nama obat obat : Mer Merk/ k/ge gene neri rik  k  Dosi Dosiss / kek kekuata uatan n ob obat

3.

Bent Bentu uk Sed Sedia iaan an ob obat at

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021 Hal.31 dari 48

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.31 dari 48

 

BAB II RUANG LINGKUP Panduan ini hanya berlaku untuk staf medis yang memiliki kewenangan peresepan obat di RS Kartika Husada Tambun. Panduan penulisan resep dokter meliputi : 1. Kajian Kajian Admin Administr istrasi, asi, kajian kajian Farmaseti Farmasetik k resep resep 2. Telaa elaah h Res Resep ep da dan n Telaa elaah h Oba Obatt Pihak yang berhak meresepkan obat: 1. oleh staf medis. 2.

Resep obat hanya boleh dibuat/diorder   Instruksi

secara

verbal

tidak

dapat

digunakan kecuali dalam kondisi darurat (mengancam jiwa pasien).

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.32 dari 48

 

BAB III TATA LAKSANA

A. KAJI KAJIAN AN ADMI ADMINI NIST STRA RASI SI 1. 2. 3. 4.

Nama dan dan Nomor Nomor SIP SIP (untuk (untuk pasien pasien rawat rawat jalan) jalan) dokter dokter dapat dapat terbaca terbaca dengan dengan jelas jelas Tanda tangan tangan dokter dokter (untuk (untuk kelengkapa kelengkapan n resep narkot narkotika) ika) Tanggal anggal resep resep dapat dapat terba terbaca ca dengan dengan jela jelass Resep Resep haru haruss dile dilengk ngkapi api dengan dengan informasi yang  dapat  dapat terbaca dengan jelas berupa a. Umur pasien  b. Nomor Rekam Medis (RM) pasien dan Nomor Register Register pasien c. d. e. .

Tanggal La Lahir  Nama Nama dokt dokter er penu penuli liss rres esep ep Nama Nama leng lengka kap p pasi pasien en (d (den enga gan n sti stike ker) r) Berat badan pasien untuk kelompok pasien anak.

B. KAJIAN FARMASETIK 1. Nama obat a) Nama Nama obat (Merk) (Merk) yang ditul ditulis is dalam resep resep harus harus lengkap lengkap dan terbaca terbaca dengan dengan  jelas.  b) Untuk penulisan nama obat yang disingkat hanya untuk nama obat yang tercantum  pada Daftar Singkatan Yang Digunakan Di RSKH Tambun dan daftar singkatan nama obat yang tidak boleh digunakan di RSKH Tambun Tambun c) Bila bagian bagian farmasi farmasi menemukan menemukan resep resep yang yang tidak lengk lengkap ap dan tidak tidak terbaca, terbaca, maka maka Bagian Farmasi harus melakukan konfirmasi/menanyakan ketidakjelasan kepada RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.33 dari 48

 

dokt dokter er penu penuli liss rese resep p deng dengan an meto metode de TBAK TBAK (T (Tul ulis is - Baca Bacaka kan n ke kemb mbal alii Konfirmasi). Daftar pengejaan nama terlampir pada lampiran. d) Menggunaka Menggunakan n spasi spasi antara antara nama, nama, dosis, dosis, dan dan satuan satuan obat obat Contoh :

Nama, dosis, dan satuan obat

Misinterpretasi

Propanolol10 mg Tegretol300 mg

Propanolol 110 mg Tegretol 1300 mg

Saran penulisan

Propanolol 10 10 mg mg Tegretol 300 mg

e) Resep ditulis ditulis sekali, sekali, hindari hindari coretan, coretan, ataupun ataupun penebalan penebalan tulisan tulisan 2. Dosis Dosis obat obat dan kekua kekuatan tan obat obat a. Peresep Peresepan an obat harus dilengk dilengkapi api dengan dengan dosis yang yang diingi diinginka nkan, n, sehingga sehingga tidak  tidak  menimbulkan kesalahan dalam interpretasi resep. Misal : R/ Transamin tab (Transamin 250 mg atau Transamin 500 mg)  b. Hindari penulisan angka yang menimbulkan lebih dari 1 interpretasi sewaktu resep dibaca c. Jika Ji ka do dosis sis yang digun digunak akan an da dala lam m be bent ntuk uk de desi sima mal, l, gu guna naka kan n tanda tanda ko koma ma un untu tuk  k  memisahkan angka d. Satu Satuan an dos dosis is / kek kekua uata tan n obat obat e.

Untuk instruksi pengobatan ya yang berdasarkan berat badan seperti untuk anak-anak, lansia, dan populasi khusus lainnya, berat badan pasien harus dicantumkan di resep.

3. Bentuk Bentuk Sediaan Sediaan obat obat Peresepan obat harus dilengkapi dengan bentuk sediaan yang diinginkan : tablet, sirup, salep, krim, injeksi, suppositoria, s uppositoria, spray spray,, drop Contoh :

Misinterpretasi

Saran penulisan

R/ Stesolid 10 mg (Stesolid inj 10 mg? Atau Stesolid supp 10 mg?)

R/ Stesolid supp 10 mg

4. Juml Jumlah ah O Oba batt Jumlah obat yang diinginkan ditulis dengan cara yang berbeda dengan penulisan dosis, yang dinyatakan dengan angka romawi. I = 1, V=5, X=10, L=50, C=100 Contoh :

a.

Misin isinte terp rprret etas asii

Saran aran pen penulis ulisaan

R/ Adalat tab tab 10

R/ Adalat ta tab 10 10 mg mg No No X

Resep ITER   Umumny Umum nyaa di dibe beri rika kan n oleh oleh dokt dokter er ke kepa pada da pa pasi sien en pe peny nyak akit it kr kron onis is ya yang ng mendapatkan obat rutin. RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.34 dari 48

 

Resep Iter tidak diperbolehkan untuk Obat Narkotika Resep Narkotika

 b.



 

c.

Untuk memenu Untuk memenuhi hi persya persyarata ratan n keleng kelengkap kapan an resep resep narkot narkotika ika,, setiap setiap resep resep narkot nar kotika ika harus harus mencan mencantum tumkan kan nama dokter penulis resep  dan tanda

tangan dokter penulis resep. Resep narkotika tidak boleh diulang / ITER  Daftar obat narkotika terlampir pada lampiran 2.

Res esep ep Psi siko kotr tro opika ika  

Resep psikotropika hanya boleh diulang / ITER 1x (satu kali) Jumlah resep ITER yang dilayani oleh Bagian Farmasi RSKH Tambun, yaitu resep dengan jumlah obat maksimal yang diberikan untuk 1 bulan  pemakaian dan resep iter tidak boleh diambil dalam periode bulan yang sama. Misal : R/ Diazepam 2 mg No. XL S 1 dd 1 tab Maka obat yang diberikan oleh Bagian Farmasi RSKH Tambun, yaitu 30

tablet

. 5. Atur Aturan an Paka Pakaii Aturan pakai yang ditulis dalam resep harus terbaca dengan jelas Untuk permintaan resep obat dengan aturan pakai pro “PRN” (Pro Re Nata : jika  perlu) : Resep Rawat Inap  

 

 Individual prescription dan prescription dan total jumlah obat dalam resep Disimpan dalam tempat penyimpanan obat pasien Rawat Inap

Untuk digunakan jika diperlukan oleh pasien melalui perawat ruangan. Misal : R/ Rantin tab No.X   S 1dd1 (prn) jika mual Jika Resep pasien Rawat Jalan : diberikan instruksi (aturan pakai) pada etiket obat untuk digunakan pasien bila diperlukan saja, dan pasien dijelaskan dengan mekanisme “konseling obat”. Indikasi pro re nata (PRN) atau jika perlu diberlakukan untuk obat-obat yang 

 





mempunyai efek simpatomatik mempunyai simpatomatik seperti : analgetik analgetik (obat nyeri) obat anti mualmuntah, obat penurun deman (antipiretik) Di dalam resep dilengkapi dengan rute pemberian obat (PO, Sublingual, Topikal, digunakan pada mata, telinga, te linga, Rectal, V Vaginal aginal ) Aturan pakai yang ditulis dengan singkatan latin, merupakan singkatan umum yang termasuk dalam daftar singkatan RSKH Tambun.   Bila bagian farmasi menemukan resep yang tidak lengkap atau tidak terbaca, maka akan melakukan

konfirmasi/menanyakan kepada dokter penulis resep. Waktu pemberian obat sebelum makan dan sesudah makan dituliskan dalam resep Lain-lain 

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.35 dari 48

 

Pengguna Pengg unaan an signa signa IMM hanya hanya boleh boleh diguna digunakan kan pada pada obat-o obat-obat batan an tertent tertentu u yang yang tercantum pada lampiran

 

Telaah Resep Telaah resep yang dilakukan dengan menggunakan form :

 

 No

Uraian

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tulisan tidak jelas Syarat Administra rassi Kura ran ng Ketersediaan Bentuk dan Dosis sediaan Tepat Pemberian Dosis mi minum da dan Frekuensi Duplikasi Indikasi Kontraindikasi Alergi Interaksi Ob Obat

Ya

Tindak 

Tdk   Lanjut

Telaah Obat Telaah obat dilakukan dilakukan sebelum menyerahka menyerahkan n obat ke pasien dengan menggunakan menggunakan 7 T: Tepat Pasien Tepat Dosis Tepat Waktu Pemberian Tepat Cara Pemberian Tepat Obat Tepat Indikasi Tepat Dokumentasi  

 

 

 

 

 

 

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.36 dari 48

 

BAB IV DOKUMENTASI  

Dafar Singkatan Yang Digunakan Di Rumah Sakit Karka Husada Tambun. Tambun.

No

Singkatan Latin

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

% v/v % w/v % w/w 5-FU 6-MP A. D a.n A. S a.u.p Aa Ac Ad ad lib Ad d Ad s ADS Agit Alb Am A mp applic. b.d.d/b.i.d Bicnat C C CaCO3 Cap CITO !

29 30

Comp Conc

Arti ml zat terlarut/ 1 L pelarut Gram zat terlarut/ 1 L pelarut Gram zat terlarut/ 100 gr pelarut 5-fluorourasil 6-merkaptopurin Telinga kanan Malam sebelum tidur   Telinga kiri Untuk dipakai sendiri Sama banyak   Sebelum makan Sampai Secukupnya Tambahkan Telinga kanan kiri Antidiphteria Serum Dikocok   Albumin Pagi Ampul Penggunaan,pemakaian Dua kali sehari Natrium Bicarbonat Sendok makan (15 ml) Seratus Calsium Carbonate Capsul Pasien dalam kondisi gawat dan penundaan  pemberian obat akan membahayakan jiwa pasien Campuran Pekat RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.37 dari 48

 

31 32 33 34 35 36

Cp Cr Cth CTM d .c d.i.d

Sendok bubur (8 ml) Krim Sendok teh (5 ml) Chlorpheniramine maleat Ketika makan Berikan separuhnya

37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

D10% D10N5 D40% D5 % D5 N2 D5 N4 Dext dil Dtd ED EO epith. extend.

Dextrose 10% Dextrose 10% + 1/5 NS Dextrose 40% Dextrose 5% Dextrose 5% + 1/2 NS Dextrose 5% + 1/4 NS Kanan Encer   Da tales doses (berikan sebanyak dosis tersebut) Eye drops Eye ointment Obat kompres Oleskan

50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62

f.l.aa f.l. Fls Flc G gtt gtt auric gtt nasal gtt opth gtt orales Gutta. h .m h .s h .v

Bu Buat at men menur urut ut cara cara se seme mest stin iny ya Botol Flacon Gram Tetes Obat tetes telinga Obat tetes hidung Obat tetes mata Obat tetes oral Tetes demi tetes Pagi hari Sebelum tidur   Sore hari

63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75

H2O2 HC T I i.m IMM Inf I NH Inj ISDN Iter Iv k/p KC l

Hidrogen Peroksida Hidroklorotiazid Satu Intramuscular   In manus medicine, Serahkan ke tangan paramedis Infuse Isoniazid Injeksi Isosorbid Dinitrat Harap diulang Intravena Kalau perlu kalium Clorida

76 77 78

Kg L L

Kilogram Lima puluh Liter   RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.38 dari 48

 

79 80 81 82 83 84

Lot M m m.et.v m. f mg

Obat cair untuk obat luar  Mille, seribu Pagi Pagi dan sore Campurlah dan buatlah Milligram

85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97

Mixt. ml MMR MTX Na C l NDS ne iter nedet noct NS o.d/o.s o .m o .n

Campuran Mililiter   Mumps, meales, Rubela Methotrexate Natrium Clorida Hidung kanan kiri Jangan diulang Tidak diberikan Malam hari Normal saline Mata kanan / mata kiri Tiap pagi Tiap malam

98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110

OB H oint Oph/opht p .c P.I. .I.M M p .m p .o p.r.n P CT Pot. PTU Pulv. q.d.d (qid)

Obat Batuk Hitam Salep Mata Sesudah makan (Pericu (Periculum lum in Mora) Mora) Berbah Berbahaya aya bila bila ditund ditundaa Sore hari Per oral Kalau perlu Paracetamol Potio Propiltiourasil Serbuk tunggal Empat kali sehari

111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123

q .s R RD RL S s.d.d s .s s.u.e SA sns Sol statim Supp

Secukupnya Ambilah Ringer Dextrose Ringer lactat Tandailah Sekali sehari Selang sehari Signa usus externum, tandai obat luar   Sulfas Atropin Bila perlu Larutan Amat segera Suppositoria

124 125 126

syr. t.d.d Tab

Sirup Tiga kali sehari Tablet RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.39 dari 48

 

127 128 128 129 130 131 132

tinct u.c u.c u .e u .i u .p u .v

Tinctura Atur Aturan an pak pakai dik diket etah ahu ui Obat luar   Pemakaian untuk di dalam Usus propium, untuk dipakai sendiri Pemakaian untuk hewan

133 134 134 135 136 137 138 139 140

Ungt Ung Ungt. Oph Ophth th.. V VC R Vespere VI T WF I X

Salep Sale Salep p mata ata Quinque, lima Vincristin So Sore re//mala alam Vitamin Water For Injection Sepuluh

Dafar Obat Golongan Narkoka Narkoka di Rumah sakit Karka Husada Tambu Tambun n

 

No

Nama Obat

Kekuatan (mg)

Sediaan

1 2 3

Codein Codipront Codipront Cum Expect Morphin Sulphate Morphin Pethidin (Clopedin®) Fentanyl

10 mg 10 mg 10 mg

Tablet Kapsul dan sirup Kapsul dan sirup

10 mg ; 15 mg 10 mg 50 mg

Tablet Injeksi Injeksi

50 mcg

Injeksi

4 5 6 7  

Dafar Obat Golongan Psikotropika Psikotropika

NO

NAMA GENERIK

NAMA MERK

Sediaan

1

Alprazolam

Alganax 0,25 mg Alganax 0,5 mg

Tablet Tablet

2 3 4 5 6

7 8

Z Zy yp prraazz 0 0,,2 55mm gg Alverine citrate 30 mg, Spasmium tab chlordiazepoxide HCl 5 mg Chlordiazepoxide 5 mg, Braxidin tab clidinium Br 2.5 mg Clobazam Frisium 10 mg Clonazepam Riklona 2 mg Diazepam Diazepam 2 mg Stesolid inj 10 mg Stesolid rectal 5 mg Stesolid rectal 10 mg Valisanbe 5 mg Ephedrin HCl Estazolam

Valisanbe 2 mg Ephedrin 50 mg/ml Esilgan

T Taab blleett Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Ampul Rectal tube Rectal tube Tablet Tablet Ampul Tablet

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.40 dari 48

 

9 10

Methampyrone diazepam 2 mg Midazolam

11

Phenobarbital Na

500

mg, Danalgin tab Miloz 15 mg/3 ml Miloz 5 mg/5 ml Sibital Injeksi Phenobarbital 30 mg

Tablet Ampul Ampul Ampul Tablet

Daftar nama obat yang boleh menggunakan signa menggunakan signa IMM.

 

No

Generik

Merek dagang

1 2 3  

Aminophylin Amiodarone Cairan infus

Aminophylin Cordaron 10% dextran 40 in rl Aminofluid 500 ml infus 1's Aminofusin hepar 500 ml Aminofusin l 600 Aminofusin paed 250 ml Aminosteril infant 6% - 100 ml Aminovel 600 - 500 ml Asering - 5 infus 500 ml Asering infus 500 ml Dextr 10 % + 0,18% nacl - 500 ml Dextr 40% in water 25 ml

 

Dextr 5% + 0,9 % nacl - 500 ml Dextrose 10 % - 500 ml(wd) Dextrose 5% 100 ml (otsuka) Widahes sol 500 500 ml Gelafusal infusion 500 ml Gelofusine infus 500 ml Ka-en 1b solution - 500 ml Ka-en 3a solution 500 ml Ka-en 3b solution - 500 ml Ka-en mg3 solution - 500 ml KCl Manitol 20% (jp) 250 ml Martos 10 -500 ml Meylon 25 ml Mgso4 40% inj 25 ml Potassium chlorida 7,48%- 25ml Ringer fundin 500 ml Ringer lactate 1000 ml Sod.chlorida 0,9% - (wd) 1000 Sod.chlorida 0,9% - 1000 ml Sod.chlorida 0,9% - 25 ml Sod.chlorida 0,9% - 500 ml(wd) Sod.chlorida 3% - 500 ml Triofusin 1600 infus RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.41 dari 48

 

 

Triofusin 500 infus Triofusin e-1000 infus Triofusin-1000 infus Tutofusin Tuto fusin ops infus 5's

4

Dobutamin

5 6 7 8

13 14 15 16 17 18 19

Dopamin Esomeprazole Furosemid Human insulin recombination dna origin Isosorbid dinitrate Isoxsuprine Midazolam Miniaminium glycyrrhize, amino acetic acid, l-cysteine Morfin Nicardipine Nimodipine Nitroglyceryl Norepinephrine Octreotide Propofol

20 21 21

Sintetic oxytocin Sulfas Atropin Terbutaline sulphate

9 10 11 12

 

Dobutamin Dobuject Dopamin guilini Nexium Lasix Humulin Humalog Cedocard Duvadilan Anesfar Minophagen Morfin Perdipine Nimotop Glyceryl trinitrate Vascon Sandostatin Recofol Fresofol Syntocinon Sulfas Atropin Bricasma

 Pengejaan nama secara Internaonal Spelling Alphabet

Karakter huruf  A B C D E F G H I

Kode kalimat internasional

secara

Alfa / America Bravo Charlie Delta Echo Foxtrot / Flower Golf Hotel India

Alfa Bravo Carli Delta Eko Fokstrot / Flawer   Golf   Hotel India

JK  L

Juliet Kilo Lima

Juliet Kilo Lima

Pembacaan

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.42 dari 48

 

 

M N O P Q R 

Mike  November Oscar Papa Quebec / Queen Romeo

Mike November  Oskar   Papa Kehbek / Kuin Romeo

ST U V W X Y Z

Sierra Tango Uniform Victor Whiskey X-ray Yankee Zulu / Zebra

Siera Tango Yuniform Viktor   Wiski Ex-rey Yang ki Zulu / Zebra

Daftar obat high alert 

No

Nama Generik 

Nama Dagang Sediaan Obat

Kekuatan Dosis

Kelas Terapi

1

EPHEDRIN HCL VASCON , RAIVAS PETHIDIN KF FENTANYL

INJEKSI

50 MG

Agonis Adreneric

INJEKSI

3 4

EPHEDRIN HCL NOREPINEP HRINE PETHIDIN FENTANYL

5

MORPHIN

MORPHIN

6

BUPIVACAIN E HCL

7

ISOFLURAN

BUNASCAN, INJEKSI DECAIN, MARCAIN ISOFLURAN , INJEKSI

1MG /ML, 8MG / ML 50 MG /ML Analgesik   50 MCG / narkotika ML 10 MG / ML 0,5% Anestetika umum

8

225 CC PROPOFOL

2

9 11

12 13 14

SEVOFLURA  N MIDAZOLA M LIDOCAIN EPIDURAL METOPROLO L AMIODARO  NE HCL

INJEKSI INJEKSI INJEKSI

TERRELL RECOFOL, FRESOFOL SOJOURN, SEVODEX MILOZ, ANESFAR 

250 ML ML

INJEKSI

10MG/ML

INJEKSI

250 ML ML

INJEKSI

5MG / M L, L, 15 MG / ML 2 MG

XYLOCAIN

INJEKSI

FARPRESOR

INJEKSI

1MG /ML, Antagonis 8MG / ML adrenergik 

CORDARON , TIARYT

INJEKSI

150MG

Anti Aritmia

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.43 dari 48

 

15 16 17

LIDO IDOCAIN

IN INJEKSI

2%

ARIXTRA

INJEKSI

2,5 mg

INVICLOT

INJEKSI

18

ENOXAPARI  N NA

LOVENOX

INJEKSI

19

STREPTOKIN ASE DEXTROSE KALIUM CHLORIDA MAGNESII SULFAS NATRII BICARBONA

STREPTASE

INJEKSI

DEXTROSE KC L

INJEKSI INJEKSI

5000IU / ML 40MG /0,4 ML, 60 MG / 0,6 ML 1,5 JUT JUTA IU 40% 7,46%

MGSO4 20%

INJEKSI

20% , 40%

MEYLON

INJEKSI

8,40%

NACL 3% ADRENALIN

INJEKSI INJEKSI

3% 0,10%

20 21 22 23

24 25 26 44

45

 

LIDOCAIN HCL FONDAPARI  NUX NA HEPARIN NA

S NACL ADRENALIN

ATRACURIU  NOTRIXUM , INJEKSI M BESYLATE ROCULAX HYDROXYU HYDREA, TABLET REA HYDROXYU REA MITOMYCIN MITOMYCIN INJEKSI

10 MG MG / 5 ML 500MG

Anti koagulan

Anti Trombolitik  Elektrolit konsentrat

Agonis Adreneric Relaksan otot

5 MG, 10 MG, 20 MG

Daftar singkatan, simbol dan penulisan dosis yang tidak boleh digunakan a. Penulisan dosis yang dak boleh digunakan. Penulisan yang diperbolehkan

tidak   Maksud Penulisan

Misinterpreta si

Angka "0" dibelak Angka dibelakang ang koma koma 1,0 mg (Contoh : 1,0 mg)

10 mg

Angka "0" didepan koma pada  penulisan desimal (Contoh : ,5 mg)

.5 mg ,5 mg

0,5 mg

Penulisan san dosi siss dan obat langsung digabung tanpa spasi Tegretol 300 mg (Contoh : Tegrerol300mg)

Saran penulisan Tidak boleh menulis an ang gka "0 "0"" se sete tela lah h koma Tidak boleh menghilangkan an angk gkaa "0 "0"" di dide depa pan n koma (0,5 mg) Tem emp patkan spa spasi

Tegretol 1300 antar dosis mg dosis

nama obat, dan satuan

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.44 dari 48

 

Penu Penuli lisan san ju juml mlah ah do dosis sis da dan n satuan dosis digabung (Contoh 1 L : 1l)

1l

Tem emp patkan spa spasi an anta tarr ju juml mlah ah do dosi siss dan satuan dosis

Penulisan satuan dosis dengan tand tandaa titi titik k dib ibel elak akan ang gny nyaa mL (Contoh : mL.)

Tanda titik  sering disalahartika n sebagai an angk gkaa 1 jika jika cara  penulisan  buruk 

Tidak menggunaka menggunakan n titik setelah  penulisan satuan dosis

1,000,000

Menggunakan Menggunak an koma yang tepat pada  jumlah dosis 1,000 unit atau lebih Dapat juga menggunakan kal alim imat at,, Con onto toh h : 100 ribu unit unit atau 1 Juta Juta un unit it,, sehin sehingg ggaa lebih mudah dibaca

Pe Penu nuli lisa san n dosi dosiss yang yang besa besar  r  tanpa penempatan tanda koma 100,000 yang benar (Contoh : 100000 Unit U)

 b. Dafar singkatan yang dak boleh digunakan

Penuli Penu lisa sann yang yang Maksud tidak  Penulisan diperbolehkan

Misinterpretasi

Saran penulisan

µg

Mikrogram

mg

mcg

IU

International Unit

IV (intravenous) atau 10

units

Cc

Centimeter kubik

00 atau Unit

mL

U atau u

U (Units)

"0" atau "4"

unit

c. Penulisan singkatan singkatan nama obat yang dak boleh digunakan

Penulisan Penuli san yan yangg Maksud tidak  Penulisan diperbolehkan

Misinterpretasi

CPZ

Chlorpromazine

Cepezet

Dobu Dopa

Dobutamin Dopamin

MO

Morphin Inj

Dobuject Dopamet Sing Singka kata tan n tida tidak k umum umum Morphin Inj digunakan

MST

Morphin Sulfat Sing Singka kata tan n tida tidak k umum umum Morphin Tablet Tablet digunakan Pyrazinamide Pezeta Pyrazinamide

PZA

Seharusnya Chlorpromazin e Dobutamin Dopamin

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.45 dari 48

 

Contoh resep lengkap RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA TAMBUN

Jalan Raya Mangun Jaya Kp. Rukem Telp. 440 0781, 440 0778, 440 0779, Fax. 440 0782 E-mail : [email protected] TAMBUN S SELAT ELATAN AN 14140 1 4140

NO. RM:

Tanggal : 10

Januari 2015 

  Tanggal Penulisan Resep

Ruangan/Klinik : ……….

Riwayatt Alergi Obat : Riwaya Tidak

  Tanda R/ pada setiap sediaan Untuk nama obat tunggal ditulis sesuai nama dalam formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat

Ya

R/

Ceftriaxone 1 gram injeksi No. VI 2dd1

R/

Clopidogrel 75 mg tab No.III 2dd1

R/

Paracetamol 500 mg tab No.VI ibuprofen 200 mg tab No. X  Amitriptilin 25 mg tab No. 1 Stesoliid 2 mg tab No.1 m.f.caps d.t.d No.x 2dd1

Nama Pasien

:

Umur

RS. Kartika Husada – : 09 Juni 2000

Tn. I

Kode Kendali Dokumen : 68 Berat Badan 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Kg

Tambun

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

(contoh: injeksi, tablet, kapsul, salep), serta kekuatannya (contoh: 500 mg, 1 gram) Jumlah sediaan Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis/bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat :mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan: tetes, mililiter, liter. Pencampuran beberapa obat jadi dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran tsb telah terbukti aman dan efektif Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk aturan pakai jika perlupasien atau prn atau   Nama lengkap Vpasien :re Verikasi diisi oleh “pro nata”, harus dituliskan Umur Tanggal Implementasi: petugas entry dosis maksimal dalam sehari Berat badan pasien (untuk 29 A Juli 2019 : Ambil

Nama Dokter A V

: dr.

A : Ambil pasien anak) K : Kemas Nama Dokter  P : Penyerahan

Hal.46 dari 48

E P K

 

PROSES KONSULTASI, PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN Orang-ora Orangorang ng pentin pentingg yang yang terl terliba ibatt di dal dalam am men mengem gemban bangk gkan an dokume dokumenn ini (para (para penulis utama): Nama

Jabatan

Tanda Tangan

 Nur Rahmi, M.Si., Apt

Kepala Bidang Farmasi

Died Diedar arkkan ke kepa pada da mer erek ekaa yang ang na nama mannya te terrcant cantum um di bawa wahh ini ini untu ntuk  konsultasi/komentar: Nama

Jabatan

Tanda Tangan

Drg. Dr g. Dill Dillaa Noer Noer Tasyani asyani,, MPH MPH

Manage Managerr Penun Penunjan jang g Medis Medis

Dr. Rianti Kama Ratih

Manager Pelayanan Medis

Diberikan kepada kelompok/komite untuk konsultasi & rak rakasi/pengesahan: asi/pengesahan:

Komite

Direktur – Sekretariat

Ketua

Paraf

Ya √

Tanggal

Tidak Keterangan Dokumen Asli

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

Hal.47 dari 48

 

   N    O    I    T    U    B    I    R    T    S    I    D

Manager  Komite Medik  Tim Farmasi dan Terapi Kepala Bidang Kepala Instalasi/Unit “Kendali Dokumen”

   R    A    T    F    A    D

√ √ √ √ √ √

Salinan Salinan Salinan Salinan Salinan Soft So ft copy copy dala dalam m ‘pdf ‘pdf for format mat untuk

masuk

secara

online

dalam “Documentum”

RS. Kartika Husada – Tambun

Kode Kendali Dokumen 164/PER-DIR/RSKH/VII/2019

Tanggal Revisi: Tidak Ada Ditinjau Kembali Pada: Juni 2021

Tanggal Implementasi: 29 Juli 2019

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF