Panduan Perawatan Pasien Penyakit Menular

December 29, 2017 | Author: Faloch | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

ppi...

Description

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian a. Penyakit menular atau infeksius adalah penyakit infeksi tertentu yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. b. Penyakit Infeksi adalah merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi ( organisme ) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik. c. Kewaspadaan Isolasi adalah Kewaspadaan terhadap terjadinya penularan yang digunakan untuk pasien yang diketahui atau diduga menderita penyakit yang menular. d. Kewaspadaan Isolasi adalah merupakan dasar untuk mengurangi resiko penularan patogen yang berada dalam bahan yang berasal dari tubuh pasien terinfeksi, yang terdiri dari Kewaspadaan Standart dan Kewaspadaan Transmisi. e. Kewaspadaan Standart adalah kewaspadaan yang dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien dalam rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya baik terdiagnosa infeksi atau di duga terinfeksi atau kolonisasi. f. Kewaspadaan Transmisi adalah kewaspadaan tambahan kewaspadaan standart terutama setelah terdiagnosis jenis infeksinya. g. Kewaspadaan Penularan melalui udara (Airborne Precaution) yaitu kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau di duga terinfeksi kuman pathogen yang penularannya melalui udara ( Mis : TBC, Campak, Mumps, Chiken Pox/ cacar air ) h. Kewaspadaan

penularan

melalui

percikan

(Droplet

Precaution).

Diterapkan kepada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman pathogen dengan penularan

melalui udara. Partikel lebih kecil dari

droplet (< 5um) dan tinggal di udara dalam jangka waktu lama, sehingga udara terkontaminasi, menular melalui udara terkontaminasi yang dihirup

mis : TBC Paru, Measles/Campak, Varicella, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). i. Kewaspadaan penularan melalui sentuhan (Contact Precaution). Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi yang resiko penularannya meningkat melalui kontak. j. Isolasi adalah merupakan suatu konsep dan pedoman yang dilakukan untuk memisahkan seseorang ( pasien ) yang infeksius dari orang lain /tidak infeksius dengan menerapkan kewaspadaan standart dan kewaspadaan berdasarkan transmisi ( Isolation precautions ). B. Tujuan Untuk meningkatkan keselamatan pasien, keluarga dan pengunjung, serta keselatan karyawan.

BAB II RUANG LINGKUP a. Kewaspadaan Standart b. Kewaspadaan Transmisi 1. Transmisi Droplet 2. Transmisi Airbone 3. Transmisi Kontak c. Kewaspadaan Universal dengan sarana terbatas

BAB III TATA LAKSANA A. Kewaspadaan Standar 1. Cuci Tangan a. Hindari menyentuh permukaan disekitar pasien agar tangan terhindar dari kontaminasi patogen dari dan ke permukaan b. Bila tangan tampak kotor, mengandung bahan berprotein, cairan tubuh, cuci tangan dengan sabun antiseptik dan dengan air mengalir c. Cuci tangan sesuai indikasi cuci tangan : 1) Sebelum & setelah kontak pasien. 2) Diantara prosedur berbeda pada pasien yang sama. 3) Setelah kontak dengan cairan tubuh,darah dengan atau tanpa menggunakan sarung tangan. 4) Setelah

menangani

peralatan/benda/lingkungan

yang

terkontaminasi. 5) Segera cuci tangan setelah melepas APD. d. Jika tangan terlihat bersih dekontaminasi dengan “alcohol based hand rub/gel”. e. Edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung pasien f. Pastikan fasililitas tersedia. 2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) a. APD terdiri dari : Sarung tangan,apron/gowns, Pelindung mata, hidung, mulut, pelindung kaki. b. Petugas Kesehatan harus dapat mengkaji penggunaan APD pada saat melakukan prosedur tindakan :Prosedur biasa, Resiko terpapar darah/cairan tubuh, resiko terkontaminasi. c. Pakai bila mungkin terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi, mukus membran dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang potensial terkontaminasi

d. Gunakan sarung tangan sesuai ukuran tangan dan jenis tindakan. Pakai sarung tangan sekali pakai untuk merawat pasien. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi, sebelum beralih ke pasien lain e. Jangan memakai sarung tangan 1 pasang untuk merawat pasien yang berbeda. Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh terkontaminasi ke area bersih f. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan g. Masker bedah dapat digunakan secara umum untuk petugas rumah sakit untuk mencegah transmisi melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat ( 1 meter dari pengunjung lain. h. Pasien, petugas, pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas harus : 1) Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin 2) Pakai tisu, saputangan, masker dan buang ke tempat sampah infeksius bila sudah tidak digunakan lagi 3) Lakukan cuci tangan 9. Praktek Menyuntik yang Aman a. Semua injeksi harus disiapkan di area bersih bebas kontaminasi. b. Tehnik aseptik selalu dilakukan pada saat mengambil obat injeksi dari vial dan saat memberikan ke pasien. c. Pakai jarum steril, disposable untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi. d. Gunakan single dose vial jika memungkinkan. e. Jangan gunakan single dose vial untuk banyak pasien. f. Jangan tinggalkan sisa obat dan diberikan untuk waktu berikutnya. 10. Praktek untuk Lumbal Punksi Pemakaian masker pada insersi cateter atau injeksi suatu obat ke dalam area spinal / epidural melalui prosedur lumbal punksi misalnya saat melakukan anastesi spinal dan epidural untuk mencegah transmisi droplet flora orofaring. CATATAN : Kewaspadaan Standar diterapkan untuk semua pasien yang beresiko tinggi untuk menularkan penyakit atau pada pasien yang kekebalan tubuhnya menurun, misalnya : Pasien dengan HIV atau pada pasien yang rentan akibat imunosupresi, misalnya pada pasien dengan SLE ( Sindrom Lupus Eritema ) B. Kewaspadaan berdasarkan Transmisi.

1. AIRBORNE PRECAUTIONS. Diterapkan pada pasien yang menderita atau diduga menderita mikroorganisme yang menular melalui udara diantaranya : TBC, Campak, cacar air (dengan krusta yang banyak),herpes zoster dengan krusta yang terlokalisir atau yang menyebar (Immunocompromised patient). KEBUTUHAN Sarung tangan Apron/gown Masker

PENULARAN MELALUI UDARA Sesuai kewaspadaan standart Sesuai kewaspadaan standart Masker N 95 (P2 Particulate respiratory) digunakan untuk kasus TBC dan SARS Untuk kasus lain bisa digunakan masker bedah. Masker dipakai oleh petugas yang sama, dan dibuang setelah kontak. Catatan : masker diganti setelah dipakai terus menerus

Penempatan

selama 4 jam atau jika masker basah atau kotor Tempatkan pasien di ruang isolasi dengan tekanan

pasien

negatif, aliran udara 6-12 x/ jam, pengeluaran udara terfiltrasi sebelum udara mengalir keruang atau tempat lain di Rumah Sakit. Usahakan pintu ruang pasien tertutup. Bila ruang terpisah tidak memungkinkan, tempatkan pasien dengan pasien lain yang mengidap mikroba yang sam, jangan dicampur dengan infeksi lain ( Kohorting ) dengan jarak > 1 meter. CATATAN : Konsultasikan dengan petugas PPIRS

sebelum

menempatkan pasien bila tidak ada ruang isolasi Penanganan

bertekanan negatif dan kohortong tidak memungkinkan. Membatasi furniture dan peralatan terpapar pasien.

peralatan

Peralatan yang digunakan ulang dilakukan desinfeksi dan sterilisasi sesuai prosedur sebelum digunakan untuk

Transportasi pasien

pasien lain Pasien menggunakan masker bedah Hubungi ruangan yang akan menerima pasien. Petugas tidak perlu menggunakan masker jika pasien sudah menggunakan masker.

Linen

Pasien dengan adanya luka/lesi di kulit diberi tutup Minimalkan kontak dan mengibaskan linen pasien. Linen yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning dan ditangani sesegera mungkin. Dekontaminasi sesuai prosedur. Gunakan

Limbah Lain-lain

APD saat menangani linen yang terkontaminasi Tangani limbah sesuai prosedur Cuci tangan sesuai prosedur dan five moment dan setelah melepas APD

2. DROPLET PRECAUTIONS. Diterapkan saat melakukan tindakan yang kontak dengan mebrane mukosa atau konjungtiva pasien yang diduga menular. Partikel lebih besar dari 5 ɥm, dan memercik dalam radius 1 meter. Contoh Kondisi : a. Bronchiolitis. b. Meningo-coccal Infectius. c. Viral infections termasuk influenza, Mumps & Rubella. PENATALAKSANAAN KEBUTUHA N Sarung tangan Apron/gown Masker

PENULARAN MELALUI UDARA Sesuai kewaspadaan standar Sesuai kewaspadaan standar Masker bedah. Petugas harus menggunakan masker saat merawat pasien dengan batuk produktif, terutama bila

Goggles/face

melakukan penanganan dengan jarak ± 1meter Lindungi wajah bila ada resiko percikan

shield Penanganan

Peralatan yang digunakan ulang dilakukan desinfeksi

peralatan

dan sterilisasi sesuai prosedur sebelum digunakan untuk

Transportasi

pasien lain Pasien menggunakan masker bedah Hubungi ruangan yang akan menerima pasien. Petugas

pasien

tidak perlu menggunakan masker jika pasien sudah Linen

menggunakan masker Minimalkan kontak dan mengibaskan linen pasien. Linen yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning dan ditangani sesegera

mungkin. Dekontaminasi sesuai prosedur. Gunakan APD saat menangani linen yang terkontaminasi Sesuai kewaspadaan standar Cuci tangan sesuai prosedur &five moment, dan setelah

Limbah Lain-lain

melepas APD 3. CONTACT PRECAUTIONS. Diterapkan untuk menurunkan resiko penularan mikroorganisme pathogen

melalui

kontak

langsung

maupun

tidak

langsung

diantaranya: a. Kontak kulit dan kulit. b. Kontaminasi dari peralatan pasien. c. Lingkungan pasien. Contoh kondisi : a. Kolinisasi atau infeksi MRSA, EsβL (Extended spectrum Betalactamase producing organism) VRE (Vancomycin Resisten Staphilococus). b. Penyakit saluran

pencernaan

:

Rotavirus,

hepatitis

A,

Clostridium difficle. c. Respiratory : SARS, Bronchiolitis. d. Infeksi kulit : Herpes Zoster, Scabies, HSV. PENATALAKSANAAN KEBUTUHAN Sarung tangan

PENULARAN MELALUI UDARA Saat kontak dengan pasien, peralatan pasien dan

Apron/gown

lingkungan pasien Saat petugas kesehatan kontak dengan pasien,

Masker

peralatan pasien dan lingkungan pasien Di gunakan jika ada resiko percikan cairan tubuh

Goggles/face shield

pasien Digunakan jika ada resiko percikan cairan tubuh

Penanganan peralatan

pasien Membatasi furniture dan peralatan terpapar pasien Peralatan

yang

digunakan

ulang

dilakukan

desinfeksi dan sterilisasi sesuai prosedur sebelum Transportasi pasien

digunakan untuk pasien lain Hubungi ruangan yang dituju Pastikan luka dikulit tertutup

dan

exudat

ditangani dengan baik Minimalkan kontak dan mengibaskan linen

Linen

pasien Linen yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning dan ditangani sesegera mungkin Dekontaminasi sesuai prosedur Gunakan APD saat menangani linen yang terkontaminasi Tangani sesui prosedur Lakuakn cuci tangan sesuai five moment, setelah

Limbah Lain-lain

melepas sarung tangan dan apron

ALUR KEWASPADAAN STANDAR & KEWASPADAAAN BERDASARKAN TRANSMISI KEWASPADAAN STANDART Diterapkan kepada semua pasien Diterapkan saat menangani :  Darah (termasuk darah kering)  Cairan tubuh, sekresi & ekskresi (termasuk keringat)  Kulit yang tidakutuh  Membran mukosa

KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan saat menangani pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi atau kollonisasi agen infeksius

JALUR PENULARAN

KEWASPADAAN PENULARAN KONTAK (Contack Precaution) Diterapkan untuk menurunkan penularan mikroorganisme baik kontak langsung maupun tidak langsung. Contohkuman pathogen:  Kolonisasiatauinfeksi multi resisten organism  Penyakitsaluranpencernaan : Rotavirus, hepatitis A, Clostridium difficle  Respiratory : SARS, Bronchiolitis  Infeksi kulit : Herpes Zoster, Scabies, HSV

SKIN PRECAUTIONS Merupakan kelanjutan dari contact precaution dan diciptakan karena adanya peningkatan kasus crusta scabies. Scabies dapat menular melalui kontak kulit dan kulit atau dari kontaminasi lingkungan maupun peralatan pasien. Oleh karena itu karena banyak tungau yang jatuh di lingkungan pasien, diperlukan kewaspadaan ekstra. Contohkondisi :  Crusted scabies

KEWASPADAAN PENULARAN UDARA (Airbone Precaution) Diterapkan kepada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman pathogen dengan penularan melalui udara Partikel lebih kecil dari droplet (< 5um) dan tinggal di udara dalam jangka waktu lama, sehingga udara terkontaminasi. menular melalui udara terkontaminasi yang dihirup Contoh Kondisi :  TBC paru  Campak  Varicella  Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

KEWASPADAAN PENULARAN PERCIKAN (Droplet Precaution) Saat melakukan tindakan yang kontak dengan mebrane mukosa atau konjungtiva pasien yang diduga menular Partikel lebih besar dari 5um, dan memercik dalam radius 1 meter, Tidak seperti airborne, partikel tidak tinggal terlalu lama dan terlalu luas di udara Contoh Kondisi :  Bronchiolitis  Meningo-coccal Infectius  Viral infections termasuk influenza, Mumps & Rubella

Penempatan pasien di Isolasi sesuai dengan Kewaspadaan Transmisi (Khusus) ATAU Kewaspadaan Universal dengan sarana terbatas

C. KEWASPADAAN UNIVERSAL DENGAN SARANA TERBATAS Sarana kesehatan yang memiliki sumber daya terbatas, biasanya tidak memiliki sarana ruang isolasi yang sesuai standart untuk tindakan pengendalian infeksi seperti : tidak adanya ruangan bertekanan negatif untuk pasien dengan transmisi airbone atau droplet, alat pelindung yang terbatas, disinfeksi udara dengan menggunakan ultraviolet serta penggunaan antibiotik yang berlebihan. Dalam menghadapi situasi diatas dianjurkan untuk

Perawatan pasien yang memerlukan kamar isolasi tidak dapat dilakukan bila ruang isolasi penuh, kohorting tidak dapat dilakukan dan ruang perawatan biasa yang ada tidak dapat digunakan sebagai ruang isolasi. Dalam situasi tersebut pasien harus dirujuk ke rumah sakit lain. menitikberatkan pada upaya perbaikan sarana cuci tangan. Ada beberapa petunjuk pokok yang harus diingat tentang konsep ruang Isolasi apabila memiliki sumber daya terbatas, yaitu : 1. Untuk mengendalikan kontak pernafasan a. Tempatkan pasien di ruang terpisah atau sejauh mungkin dari pasien lainnya. b. Pakailah masker atau kain penutup hidung dan mulut bila berdekatan dengan pasien. c. Buanglah sputum sesuai petunjuk. d. Instruksikan pada pasien untuk menutup mulut saat batuk. e. Batasi pasien keluar dari ruang perawatan dan batasi pengunjung. 2. Untuk mengendalikan kontak langsung a. Cucilah tangan dengan baik sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. b. Luka harus selalu tertutup. c. Pengelolaan alat kesehatan sekurang – kurangnya harus dilakukan disinfeksi sesuai dengan prosedur. d. Buanglah pembalut, cairan tubuh dengan cara yang aman yaitu sebagai sampah medis. 3. Untuk mengendalikan kontak tak langsung a.

Cucilah tangan dengan baik sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. b. Cuci semua alat dan linen dengan baik dengan melalui proses dekontaminasi. c. Jauhkan benda – benda yang berhubungan dengan pasien isolasi dari pasien- pasien lain. d. Untuk mengendalikan kontak melalui vektor : pakailah kelambu atau kawat nyamuk untuk kamar pasien, Cegah adanya air tergenang dan air bersih pada alat – alat rumah tangga yang memungkinkan berkembang biaknya nyamuk vektor malaria dan vektor demam berdarah Dengue diseluruh sarana kesehatan.

BAB IV DOKUMENTASI a. Data pasien infeksius. b. Laporan audit kepatuhan penerapan kewaspadaan standart.. c. Laporan penerapan kewaspadaan berdasarkan transmisi.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF