PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI.doc

May 10, 2017 | Author: IRMA | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI.doc...

Description

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRIYA HUSADA MADIUN NOMOR : 188.4/

/402.212/2015

T E N TAN G PEMBERLAKUAN PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR/Do Not Resusitasi) PADA RUMAH SAKIT GRIYA HUSADA MADIUN KABUPATEN MADIUN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRIYA HUSADA MADIUN Menimbang

: a.

Bahwa dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat, rumah sakit harus mengutamakan hak dari pasien tersebut termasuk dalam tindakan penolakan Resusitasi (DNR/Do Not Resussitasi) ;

b.

Bahwa agar tindakan Penolakan Resusitasi dapat berjalan dengan baik dan tidak disalah artikan, maka perlu disusun panduan Penolakan Resusitasi (DNR/Do Not Resusitasi) pada Rumah Sakit Griya Husada Madiun ;

c.

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Direktur

tentang

Pemberlakuan

Panduan

Penolakan

Resusitasi (DNR/Do Not Resusitasi) pada Rumah Sakit Griya Husada Madiun ; Mengingat

: 1. Undang – undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431 ) ; 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 ;

3. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan ; 4. Undang – undang Nomor 44 Thaun 2009 Tentang Rumah Sakit; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman

Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah

Sakit Daerah ; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Men Kes/1988 tentang Rumah Sakit ; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/Menkes/Per/III/2008

tentang

Persetujuan

Tindakan

Kedokteran ; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011

Tentang

Keselamatan

Pasien

Rumah Sakit ; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/III/2011 Tentang Rekam Medis ; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011

Tentang

Izin

Praktek

dan

Pelaksanaan Praktik Kedokteran ; 11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran ; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah; 13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1758 Tahun 2003 tentang Standart Pelayanan Kesehatan ; 14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standart Pelayanan Rumah Sakit; 15. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor :HK 00.06.3.5.1866 tanggal 12 April 1999 tentang Persetujuan /Penolakan Tindakan Medis; ;

MEMUTUSKAN : Menetapkan PERTAMA

: Memberlakukan Panduan Penolakan Resusitasi (DNR/Do Not Resusitasi) pada Rumah Sakit Umum Griya Husada Madiun;

KEDUA

: Panduan

Penolakan

Resusitasi

(DNR/Do

Not

Resusitasi)

dimaksud dalam diktum kesatu sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini ; KETIGA

: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan maka akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di M A D I U N pada tanggal Direktur Griya Husada Madiun Dr. AHMAD THAMRIN, SP. JP KH.00.00.01

DAFTAR ISI

PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI............................................................................ BAB I DEFINISI........................................................................................................................ BAB II RUANG LINGKUP...................................................................................................... BAB III TATA LAKSANA....................................................................................................... BAB IV DOKUMENTASI .......................................................................................................

PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR/Do Not Resusitasi)

BAB I DEFINISI A. KONSEP Resusitasi Jantung – Paru (RJP) didefinikasikan sebagai suatu sarana dalam memberikan bantuan hidup dasar dan lanjutan kepada pasien yang mengalami henti nafas atau henti jantung. RJP diindikasikan untuk pasien yang tidak sadar , tidak berhafas dan yang tidak menunjukkan adanya tanda – tanda sirkulasi. 1. RJP merupakan suatu prosedur emergensi dan di rumah sakit biasanya telah dibentuk tim khusus yang terlatih dan berpengalaman dalam melakukan RJP. 2. Menurut statistic, tindakan RJP dilakukan sebanyak 1/3 dari 2 miliar kematian pasien yang terjadi di rumah sakit Amerika Serikat setiap tahunnya. Prosedur dari tindakan RJP ini dianggap berhasil merestorasi fungsi kardiopulmoner pasien. 3. Dari pasien – pasien yang dilakukan RJP, sebanyak 1/3-nya berhasil, dan 1/3 dari pasien – pasien yang berhasil ini dapat bertahan hingga pulang dari rumah sakit. 4. Tingkat keberhasilan RJP bergantung pada sifat dan derajat penyakit pasien. 5. Pada suatu studi di Rumah Sakit Boston , pasien dengan kanker lanjut yang telah bermetastetis tidak ada yang dapat bertahan hidup hingga pulang dari rumah sakit. Diantara pasien gagal hanya 2% yang bertahan hidup sampai pulang dari rumah sakit. 6. Biasanya pada pasien yang berhasil dilakukan RJP inisial tetapi meninggal sebelum pulang dari rumah sakit , hampir selalu di rawat di Ruang Insentif (Intesive Care Unit –ICU) 7. Pada suatu studi lainnya, menyatakan bahwa sekitar 11% pasien yang berhasil dilakukan RJP inisial akan mengalami RJP ulang minimal 1 kali selama masa perawatannya di rumah sakit. 8. Biasanya pasien RJP yang berhasil bertahan hidup dan pulang dari rumah sakit tidak mengalami gangguan / disfungsi yang berat. 9. Suatu studi menyatakan 93% dari pasien – pasien ini memiliki orientasi yang baik saat dipulangkan dari rumah sakit. 10. Pada pasien – pasien yang berhasil dilakukan RJP, beberapa diantaranya berhasil mengalami pemulihan sempurna, beberapa pulih tetapi memiliki masalah kesehatan dan tidak pernah kembali ke level normal sebelum terjadi

henti jantung/nafas , beberapa mengalami kerusakan/cidera otak atau koma, dan beberapa lainnya jatuh kembali ke dalam kondisi henti jantung/nafas sehingga harus dilakukan RJP ulang.

11. Tingkat keberhasilan RJP bergantung pada : a. Penyebab terjadinya henti jantung/nafas pada pasien b. Penyakit/masalah medis yang mendasari c. Kondisi kesehatan pasien secara umum 12. Seringnya , pasien yang berhasil dilakukan RJP masih mengalami kondisi yang sakit dan membutuhkan penanganan lebih lanjut, dan biasanya dirawat di ICU. Penting untuk mengidentifikasikan pasien dimana terjadinya henti nafas dan jantung menandakan kondisi terminal penyakit pasien dan dimana usaha RJP tidak akan membuahkan hasil (sia-sia) Dalam menetapkan kebijakan DNR, penting untuk diketahui bahwa kebijakan ini harus dipatuhi dan diikuti oleh seluruh tenaga kesehatan professional di tingkat primer, rumah sakit, dan petugas/tim transfer intra dan antar rumah sakit. Hak pasien untuk menolak RJP harus dihargai. Hal ini mungkin dikarenakan pasien berpendapat bahwa dengan melakukan RJP hanya akan memperpanjang kualitas hidup yang buruk. Kebijakan ini hanya berkaitan dengan usaha RJP , bukan dengan penundaan atau pembatalan pemberian tatalaksana lainnya, seperti terapi antibiotic, nutrisi parental , dan sebagainya. B. PENGERTIAN 1. Henti jantung adalah suatu kondisi dimana terjadi kegagalan jantung secara mendadak untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat. a. Hal ini dapat disebabkan oleh fibrilasi ventrikal, asistol atau pulseless electrical activity (PEA) b. Untuk memperoleh RJP yang efektif , resusitasi harus dimulai sesegera mungkin (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF