Panduan Pendirian Usaha Kerajinan Kayu Non Furniture

August 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Panduan Pendirian Usaha Kerajinan Kayu Non Furniture...

Description

 

i

 

ii

 

iii

 

iv

 

PANDUAN PENDIRIAN USAHA KERAJINAN KAYU NON-FURNITURE  

Penyusun

Lili Hartono Dyah Yuni Kurniawati  Kurniawati   Narasumber

Ari Juliano Gema  –  Badan   Badan Ekonomi Kreatif Sabartua Tampubolon  –  Badan   Badan Ekonomi Kreatif Bambang Priwanto –  Badan  Badan Ekonomi Kreatif Eddy Triharyanto –  Universitas  Universitas Sebelas Maret Surakarta Susantiningrum - Universitas Sebelas Maret Surakarta Tutik Susilowati - Universitas Sebelas Maret Surakarta Timbul Raharjo  –  Kasongan   Kasongan Art Yogyakarta Zaenal Mubarok  –  Berkah   Berkah Gusti Jepara Satya Brahmantya- Indonesia Minds Yogyakarta I Wayan Suardana  –  Institut   Institut Seni Indonesia Denpasar Hery Budiyanto  –  GS4   GS4 Woodcraft Malang Anik Sugiarti  –  Brillianne   Brillianne Deco Ngawi Slamet Widodo  –  Selly   Selly Handycraft Klaten Dani Mahendra  –   Dani’s Craft  

Diterbitkan oleh: Badan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret

v

 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar



Pendahuluan



Permodalan dan Manajemen Keuangan



Manajemen Sumber Daya Manusia

19  

Manajemen Produksi

25  

Manajemen Pemasaran

49  

Hak Kekayaan Intelektual

55  

Penutup

63  

Daftar Pustaka

65  

Daftar Sumber Gambar

67

Glosarium

69

LAMPIRAN Bentuk Badan Usaha Dokumen Hukum dan Izin Badan Usaha Contoh Perjanjian Tertulis

vi

 

KATA PENGANTAR  



ji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Buku Panduan Pendirian Usaha Bidang Ekonomi Kreatif dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan Buku Panduan Pendirian 8 (delapan) Bidang Usaha Ekonomi Kreatif ini adalah kerjasama antara Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) dan merupakan lanjutan dari buku Panduan Pendirian 10 (sepuluh) Bidang Usaha Ekonomi Kreatif yang telah terbit pada 31 Juli 2017 lalu.

Buku Panduan 8 (delapan) bidang usaha ekonomi kreatif, antara lain: 1) Panduan Pendirian Usaha Tenun Tradisional; 2) Panduan Pendirian Usaha Desain Kemasan; 3) Panduan Pendirian Usaha Desain dan Pengembang Laman; 4) Panduan Pendirian Usaha Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual; 5) Panduan Pendirian Usaha Kerajinan Kayu Non Furniture; 6) Panduan Pendirian Usaha Kedai Kopi; 7) Panduan Pendirian Usaha Penerbitan Mandiri; 8) Panduan Pendirian Usaha Penerbitan Digital. Buku Panduan ini dipersiapkan dalam 2 (dua) versi yaitu versi cetak dan elektronik (e-book ( e-book). ). Penyiapan e-book e-book   dimaksudkan untuk memudahkan pembaca mengakses buku panduan ini. Pada prinsipnya sasaran buku panduan ini adalah para calon atau pelaku usaha pemula yang tertarik untuk mendirikan dan mengembangkan usaha ekonomi kreatif. Oleh karena itu, penulisan buku dibuat ses ederhana mungkin dengan harapan mudah dipahami dan diterapkan oleh para pembaca. Penulisan buku panduan ini belum bisa dikatakan sempurna apalagi referensi untuk pelaku usaha ekonomi kreatif yang sudah berkecimpung lama dibidangnya. Untuk itu, kepada masyarakat sangat diharapkan memberikan saran dan masukan guna penyempurnaan buku panduan ini di masa mendatang. Akhir kata atas nama Badan Ekonomi Kreatif, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku panduan ini. Semoga upaya dan kerja keras yang dilakukan ini dapat mendorong pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Jakarta,

Februari 2018

Kepala Badan Ekonomi Kreatif

Triawan Munaf

vii i

 

viii

 

PENDAHULUAN Definisi dan Ruang Lingkup



ewasa ini u saha kerajinan kayu nonnon - furniture  furniture   di Indonesia

berkembang pesat di seluruh wilayah nusantara. Perkembangan

kerajinan kayu tumbuh sejalan dengan eksistensi masyarakat di tanah air. Inovasi penciptaannya berkaitan erat dengan kebutuhan hidup manusia yang terus berkembang. Potensi sumber daya alam yang cukup melimpah dan Sumber Daya Manusia yang cukup produktif memberikan peluang besar untuk menjalankan usaha kerajinan kayu. Kayu dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, ranting sampai limbahnya sebagai kerajinan bernilai ekonomis. Perkembangan sektor pariwisata yang terus digalakkan oleh pemerintah juga mempunyai andil besar untuk meningkatkan bidang kerajinan khas Indonesia sebagai suvenir. Kerajinan kayu non-furniture non -furniture   Indonesia merupakan

salah

dikembangkan

satu

sehingga

unggulan

yang

menembus

berpeluang

pasar

nasional

untuk maupun

internasional. Peluang

usaha

kerajinan

kayu

non-furniture non -furniture  

sangat

menjanjikan dan terbuka luas bagi calon pengusaha yang ulet dan tekun. Seorang calon pengusaha harus peka dalam menentukan gagasan usaha dan usaha kerajinan yang seperti apa yang akan dijalani, mengerti proses produksi, mengerti segmen pasar, dan bagaimana cara pemasarannya. Calon pengusaha diwajibkan untuk mengetahui tata cara pendirian usaha kerajinan kayu secara legal. Calon pengusaha kerajinan kayu juga wajib memahami prosedur mendapatkan bahan, prosedur perizinan usaha, prosedur ekspor dan lain sebagainya. Pengusaha kerajinan kayu diharapkan mempunyai wawasan dan manajeman yang matang, baik manajemen produksi, manajemen SDM maupun manajemen pemasaran. Ketatnya persaingan pasar merupakan tantangan para pengusaha kerajinan kayu untuk giat

1

 

meningkatkan kualitas produk kerajinannya serta inovasi yang terus menerus sehingga siap melayani konsumen dari segala penjuru dunia.   Ada bermacam jenis kerajinan kayu non-furniture non -furniture   yang ada di Indonesia. Namun berdasarkan fungsinya, kerajinan terbagi dalam dua jenis yaitu fungsi praktis dan elemen estetis;   Fungsi Praktis

Fungsi Elemen Estetis

Kerajinan sebagai fungsi praktis adalah jenis kerajinan yang bisa digunakan sebagai tempat atau wadah, misalnya tempat tisu, mangkuk, gelas, nampan, piring, tempat buah dan lain sebagainya. 

Kerajinan sebagai fungsi elemen estetis adalah jenis kerajinan yang memiliki nilai estetis/seni. Jenis kerajinan ini biasanya digunakan untuk pajangan atau hiasan interior rumah, misalnya; topeng, miniatur kendaraan, miniatur hewan dan lain sebagainya. 

Gagasan dan Peluang Usaha Gagasan dan peluang usaha kerajinan kayu non-furniture non -furniture   bisa muncul dari bermacam faktor, antara lain: ketersediaan bahan baku, kebutuhan pasar, keinginan berwirausaha, dan usaha keluarga. Usaha kerajinan kayu dapat dijalankan mulai dari tingkat modal kecil hingga modal besar. Dengan modal yang relatif kecil, usaha kerajinan kayu bisa dijalankan di rumah dengan bermodalkan peralatan yang sederhana. Modal utama yang harus dimiliki seorang pemula yaitu niat dan tekad yang kuat, kemauan untuk bekerja keras, dan 2

 

keinginan sukses yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan sebelum membuka usaha adalah menentukan konsep produk dan menentukan konsep pemasarannya beserta pangsa pasar. Menentukan Konsep Produk  • Menentukan konsep produk yang dimaksud yaitu menentukan jenis usaha kayu apa yang akan dijalankan. Sebagai contoh, konsep yang diambil adalah produk kerajinan kayu non n on furniture fungsi furniture fungsi praktis food  grade,, misalnya gelas dan mangkuk dengan teknik bubut,  grade bubut , finishing oiling food grade  grade  dengan tampilan tampilan natu natural ral yang mem memperlihatkan perlihatkan serat serat kayu secara utuh, dengan sasaran produk ekspor ke luar negeri. negeri.   Menentukan Konsep Pemasaran  • Menentukan target pasar yaitu memilih pasar mana yang dituju, apakah pasar domestik saja atau pasar mancanegara. Dalam menentukan konsep pemasaran produk, diusahakan produk yang akan dijalankan mempunyai ciri khas dan keunikan. Misalkan teknik finishing   yang tidak dipunyai oleh produk lain. Selanjutnya adalah finishing menentukan bentuk skala usaha. Sebaiknya pelaku usaha memilih skala usaha sesuai dengan modal. Usaha kerajinan juga dapat menerapkan layanan khusus, misalnya ongkos kirim gratis untuk pengiriman di dalam kota.

Pengembangan usaha sangat mungkin dilakukan apabila usaha kerajinan kayu yang sudah dijalankan bisa maju dan permintaan pasar tinggi. Pengembangan usaha kerajinan kayu dapat dilakukan dengan membuka cabang,  sh ow owro room om , atau membangun mitra dengan eksportir. Dalam hal ini, pemilik usaha kerajinan juga harus mempertimbangkan beberapa hal, yang terpenting adalah adanya kontrol. Kontrol yang dimaksud bisa dalam bentuk kontrol produksi, kontrol keuangan, dan kontrol hasil produksi.

3

 

Pemilihan lokasi usaha mempengaruhi kelangsungan usaha kerajinan kayu yang dijalankan. Untuk itu calon pengusaha kerajinan menentukan; 1.   Pemilihan lokasi usaha yang tepat, agar tidak mengganggu lingkungan sekitar. Hal ini biasanya diperuntukkan khusus usaha kerajinan kayu yang banyak menggunakan mesin/alat masinal. 2.   Desain tempat usaha. Yang dimaksud di sini adalah tempat produksi kerajinan kayu sesuai dengan kebutuhan produksi. Pengusaha kerajinan kayu sebaiknya mendesain tempat usaha  ya ng te terd rdir ir i da ri rua ru a n g pr oduk od ukss i de ng ngan an pe pemi mila la ha n ru ruan an g misalnya

ruang

desain,

ruang

membuat

global,

ruang

pengamplasan, ruang perakitan, ruang finishing finishing   (pengecatan, pembatikan, vernis, dan lain sebagainya sesuai dengan konsep produksi yang dipilih).

Perizinan dan Legalitas Usaha Pemerintah telah mengatur perizinan usaha sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Sebagai produk hukum, tentu saja peraturan mengenai izin usaha tersebut berfungsi untuk menjaga kepentingan bersama masyarakat agar tidak merugikan pihak manapun. Karenanya, izin usaha dalam kerajinan kayu sangat penting sebagai kejelasan usaha dan menjamin hak dari pemilik usaha untuk dilindungi secara hukum. Legalitas usaha adalah kesahihan untuk melakukan usaha. Surat izin yang menyatakan legalitas usaha ini sangat penting karena menunjukkan bahwa usaha yang dibangun tunduk pada aturan hukum. Perizinan/legalitas usaha yang sebaiknya dimiliki oleh usaha kerajinan kayu adalah sebagai berikut;

4

 

Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Izin Usaha Industri (IUI) Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK)   Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Surat Izin Tempat Usaha (SITU) 







SITU dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten atau kotamadya sepanjang ketentuan-ketentuan undang-undang gangguan (HO / hider ordonnatie) ordonnatie ) mewajibkannya. Pemohon mengisi formulir permohonan SITU dengan dilampiri izin tertulis pada tetangga kiri, kanan, depan dan belakang, dalam bentuk tanda tangan persetujuan dan tidak keberatan dengan keberadaan dan kegiatan usaha tersebut. tersebut. Formulir SITU diketahui pejabat kelurahan dan kecamatan, dilanjutkan ke tingkat kabupaten/kotamadya dengan registrasi pembaruan setiap setahun sekali. Syarat SITU: fotokopi KTP, bukti pelunasan pajak bumi dan bangunan (PBB), pas foto warna ukuran 3x4 cm, Akta pendirian Usaha bagi koperasi, CV dan lain-lain yang memerlukan undang-undang Gangguan/Hinder Gangguan/ Hinder Ordonatie  Ordonatie   (HO), bagi usaha yang memerlukan Surat Keterangan Usaha dari da ri Lura Lurah h De Desa sa..

5

 

Izin Usaha Industri (IUI) 



Merujuk pada Peraturan Menteri Perindustrian No. 81/MIND/PER/10/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian No. 40/M-IND/PER/6/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri. Syarat pendaftaran IUI: mengisi formulir, fotokopi KTP Direksi dan Dewan Komisaris, fotokopi NPWP, fotokopi Akte Pendirian Perusahaan dan perubahannya, fotokopi izin mendirikan bangunan (IMB), surat keterangan domisili perusahaan, surat rekomendasi dari lurah dan camat setempat, fotokopi UKL/UPL atau AMDAL bagi perusahaan industri yang mengandung dampak pencemaran, fotokopi

Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) •





Perizinan yang pertama kali diurus calon pengusaha. Digunakan sebagai lampiran dalam pengurusan izin usaha yang lain. Dikeluarkan oleh kantor kelurahan/kecamatan. di mana usaha didirikan.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) •





6

Mempermudah administrasi perpajakan. Merupakan tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak. Diurus di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau ke Kantor Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) di kabupaten/ kota domisili wajib pajak.

 

Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK)



Diurus di kantor kecamatan masing-masing lokasi usaha Persyaratan untuk pengurusan IUMK: fotokopi KTP, pasfoto 2x4



sebanyak dua lembar, fotokopi Kartu Keluarga, dan surat keterangan RT, RW, kelurahan, dan kecamatan. Tidak dipungut biaya



Tanda Daftar Daftar Perusahaan  Perusahaan (TDP) •













Wajib untuk usaha perorangan maupun yang berbadan hukum seperti Koperasi, CV, Firma dan PT Bermanfaat untuk mendapatkan kepastian usaha sehingga mempermudah perluasan usaha Persyaratan pengurusan izin TDP: (1) NPWP perusahaan; (2) KTP dan NPWP direktur (pemilik usaha); dan (3) surat kuasa (bila dikuasakan).

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Diterbitkan oleh pemerintah berdasarkan domisili perusahaan perusahaan . Berlaku di seluruh Indonesia. SIUP dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: (1) SIUP Kecil, modal 200 juta di luar tanah dan bangunan; (2) SIUP Menengah, modal 200 juta sampai dengan Rp 500 juta di luar tanah dan bangunan; (3) SIUP Besar, modal di atas 500 juta di luar tanah dan bangunan. bangunan. Manfaat utama SIUP adalah mempermudah dalam mengajukan pinjaman dana dari bank, lembaga keuangan nonbank, maupun program CSR/PKBL.

7

 

8

 

PERMODALAN DAN MANAJEMEN KEUANGAN Sumber Modal

H

al yang perlu dipertimbangkan oleh seorang calon pengusaha kerajinan kayu non-furniture non -furniture   antara lain ketersediaan modal

usaha beserta sumbernya. Macam-macam sumber modal yang berupa uang dalam hal ini bisa kita kategorikan menjadi; Modal Sendiri • Modal berasal dari tabungan/aset pribadi. Modal sendiri lebih kecil resikonya karena hanya berurusan dengan keuangan sendiri dan tanpa bunga/agunan.

Modal Bersama • Diperoleh dengan cara menjalin kerjasama dengan pihak, teman, keluarga atau siapa saja yang berhubungan baik dengan pemilik usaha. Apabila mengambil jenis modal ini, harus ada kesepakatan  yang jelas (tertulis) mengenai isi perjanjian yaitu hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Modal Koperasi  • Modal Koperasi diperoleh dari pinjaman dari koperasi. Biasanya peminjam adalah anggota koperasi tersebut. Anggota koperasi memenuhi kewajiban membayar iuran simpanan wajib dan pokok sesuai ketentuan. Calon peminjam diwajibkan melengkapi pengajuan proposal usaha rencana bisnis dan modal yang diperlukan.

9

 

Modal Bank • Modal bank diperoleh dari pinjaman bank. Sebagai syarat dan ketentuan dalam pengajuan pinjaman, pihak bank biasanya membutuhkan profil usaha berupa proposal dengan tujuan menilai kelayakannya. • Pinjaman dikembalikan dalam jangka waktu tertentu dengan membayar cicilan dan bunga. • Bank meminta agunan yang sewaktu waktu dapat disita apabila peminjam tidak membayar kewajiban.

Syarat pengajuan bank atau koperasi • Dokumen legalitas dan perizinan yang dibutuhkan mengajukan pinjaman: • Identitas diri nasabah. • Legalitas usaha, seperti akta pendirian, akta perubahan. • Perizinan usaha. • Catatan pembukuan atau laporan keuangan. • Salinan bukti agunan.

Manajemen Keuangan Pengelolaan keuangan penting dalam usaha kerajinan kayu. Manajemen

keuangan

adalah

segala

kegiatan

atau

aktivitas

perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh modal

kerja,

menggunakan

atau

mengalokasikan

dana,

dan

mengelolanya. Tujuan manajemen keuangan adalah untuk mengatur proses keluar keluar masuk uang dalam usaha. Berikut beberapa fungsi manajemen keuangan dalam usaha kerajinan kayu:

10

 

1. Per Perenc encana anaan an keuanga keuangan n usaha keraji kerajinan nan kayu, kayu, pembua pembuatan tan rencana pemasukan dan pengeluaran serta mengenai kegiatankegiatan yang lainnya dalam periode tertentu. tertentu. 2. Penganggara Penganggaran n keuangan keuangan usaha keraji kerajinan nan kayu, pembu pembuatan atan detail pengeluaran dan pemasukan. 3. Penge Pengelolaa lolaan n keuangan keuangan usaha keraji kerajinan nan kayu, penggu penggunaan naan dana perusahaan secara maksimal dengan berbagai berbagai cara. 4. Penca Pencarian rian keuang keuangan an usaha usaha keraji kerajinan nan kayu, pencari pencarian an sumber sumber dana yang digunakan untuk operasional kegiatan perusahaan. 5. Penyim Penyimpanan panan keuan keuangan, gan, yakni dengan pengu pengumpula mpulan n dana perusahaan

serta

menyimpan

dan

mengamankan

dana

tersebut. 6. Penge Pengendalia ndalian n keuangan, keuangan, yakni denga dengan n evaluasi evaluasi dan perba perbaikan ikan atas keuangan perusahaan.

dan

sistem

keuangan

yang

berlaku

di

7. Pemer Pemeriksaan iksaan keuan keuangan, gan, denga dengan n pengada pengadaan an audit audit inter internal nal mengenai keuangan perusahaan yang ada untuk menghindari penyimpangan. 8. Pelap Pelaporan oran keuanga keuangan, n, adalah adalah dengan meny menyediaka ediakan n informasi informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan tentunya sebagai bahan evaluasi.

Perhitungan Keuntungan untuk Menentukan Harga Produk

Penetapan harga untuk usaha kerajinan kayu non-furniture non -furniture   cenderung berorientasi pada bahan baku dan tenaga. Jika biaya produksi

per

unitnya

sudah

ditentukan

( production

cost/ harga h arga

produksi), maka harga jual yang ditetapkan diharapkan dapat menutup biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi. Untuk produk kerajinan kayu, penetapan harga lebih cenderung berorientasi pada permintaan dengan memperhitungkan jumlah pesanan. 11

 

Persentase pengambilan keuntungan kerajinan kayu sangat tergantung pada jenis produk yang dijual dan kebijakan pengusaha itu sendiri. Untuk produk kerajinan yang orientasinya estetis atau unik dengan jumlah yang terbatas ( limited edition), edition) , pengusaha bisa mengambil keuntungan sampai 300% bahkan lebih. Akan tetapi untuk produk yang diproduksi secara massal (jumlah banyak), maka pengusaha rata-rata mengambil keuntungan sekitar 20-30% dari biaya produksi. Namun, tidak menutup kemungkinan pengusaha kerajinan mengambil keuntungan lebih sedikit apabila ada pesanan selanjutnya. Pengusaha juga dapat ”memainkan” harga produk untuk

mencapai tujuan lain seperti maksimalisasi penjualan, menguasai persaingan, dan memperbaiki atau mempertahankan market share. share .

Contoh ilustrasi perhitungan harga produk Dani's Craft tahun 2017: Nama produk : Gelas kayu Kebutuhan bahan kayu per 1 pcs adalah seharga Rp5.000,00 Ongkos bubut @ Rp1.500,00 Ongkos finishing @ Rp5.000,00 Total produksi : Rp11.500,00 Apabila keuntungan 50 % maka Rp11.500 X 50 %: Rp5.750,00 Harga jual satu gelas kayu adalah Rp17.250,00 Menentukan harga jual adalah hak masing-masing pelaku usaha. Tidak ada patokan yang baku dalam menentukan harga jual. Gambar 10. Foto ”Cangkir”, Dhani Craft , dokumen oleh Dani;2017

12

 

Pencatatan Keuangan

Pencatatan keuangan sangat penting dalam sebuah usaha kerajinan kayu untuk mengetahui rugi atau laba. Sebagai pemula, pengusaha

kerajinan

kayu

sebaiknya

melakukan

pencatatan

keuangan. Pengusaha harus memilah keuangan pribadi dan keuangan usaha. Selanjutnya adalah membuat pembukuan sederhana yaitu dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran secara tertib. Seorang pengusaha kerajinan kayu juga dituntut disiplin dalam mengelola keuangan

usaha.

Hindari

memakai

keuangan

usaha

untuk

kepentingan pribadi/rumah tangga. Apabila semua pembukuan dilakukan dengan disiplin, maka pengusaha dapat mengetahui jumlah aset yang dimiliki, keuntungan/kerugian setiap bulan, dan keadaaan keuangan usaha. Berikut ini adalah standar pembuatan laporan keuangan yang dibuat untuk pengusaha Kecil Menengah (UKM).Untuk lebih jelasnya, transaksi penjualan dan pembelian dapat dilihat pada tabel berikut ini. a.   Transaksi Penjualan Buku Transaksi Penjualan

Penjualan Tunai  

Penjualan Kredit  

1. Buku Penjualan

1. Buku Penjualan

2. Buku Kas

2. Buku Piutang

3. Buku Persediaan Barang

3. Buku Persediaan Barang

b.   Transaksi Pembelian   Buku Transaksi Pembelian

Penjualan Tunai  

Penjualan Kredit  

1. Buku Pembelian

1. Buku Pembelian

2. Buku Kas

2. Buku Utang

3. Buku Persediaan Barang

3. Buku Persediaan Barang 13

 

Semua buku keuangan di atas bersumber dari satu buku yang dinamakan buku kas. Adapun di bawah ini adalah contoh lajur buku kas sederhana; Tgl.

Keterangan

Debet

Kredit

Saldo

Sistem Penggajian

a.  

Sistem Borongan (berdasarkan hasil pekerjaan) Sistem penggajian borongan yang dimaksud adalah pengusaha menggaji karyawannya berdasarkan hasil kerja. Misalnya karyawan A menyelesaikan pekerjaan 100 buah kerajinan, maka yang dibayar adalah harga per buah dikalikan jumlah produk kerajinan kayu tersebut. Misalkan 100 x @ Rp3.000,00 = Rp300.000,00.

b.  

Sistem Harian (berdasarkan hari kerja) Sistem

penggajian

karyawan

harian

adalah

sistem

penggajian di mana pengusaha menggaji karyawan berdasarkan hari kerja. Misalnya karyawan A dalam satu bulan masuk kerja 20 hari, maka penghitungannya adalah 20 dikalikan berapa rupiah c.  

upah satu harinya (20 x Rp30.000,00 = Rp600.000,00). Sistem Karyawan Tetap (berdasarkan UMR) Sistem penggajian karyawan tetap yang dimaksud adalah penggajian di mana pengusaha menggaji berdasarkan UMR atau upah yang telah disepakati di dalam kontrak kerja. Contoh UMR Surakarta adalah Rp1.800.000,00 per bulan.

Pajak Kegiatan usaha tidak lepas dari permasalahan dengan pajak. Kebanyakan pengusaha baru banyak mengalami kebingungan dalam 14

 

permasalahan pajak. Setiap kegiatan usaha yang sudah mendaftar untuk mendapat NPWP sebenarnya mendapat fasilitas dari kantor pajak

berupa

penanggung

jawab/pengawas.

Penanggung

jawab/pengawas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai konsultan pajak yang disediakan oleh negara. Berikut ini potensi pajak dari usaha kerajinan kayu: PPh (Pajak Penghasilan) • Tidak hanya pengenaan pengenaan PPN dalam transaksi, transaksi, para pengusaha jug juga a wajib dikenakan Pajak Penghasilan (PPh). Saat ini belum ada aturan khusus mengenai perlakuan PPh atas pengusaha bidang usaha desain dan pengembangan laman, sehingga masih mengikuti ketentuan pajak penghasilan secara umum. Berdasarkan PP Nomor 46 tahun 2013, perlakuan pajak pengusaha dengan

penghasilan/omzet bruto yang tidak melebihi Rp 4,8 milliar dikenakan pajak sama dengan pajak pajak UMKM, yaitu 1% dari omset.

Pajak Daerah  • Mengacu pada otonomi daerah, setiap kegiatan usaha yang menghasilkan keuntungan biasanya dikenai kewajiban untuk membayar pajak dan retribusi daerah yang besarnya sesuai dengan peraturan daerah masing-masing.

PPN (Pajak Pertambahan Nilai)  • Sejak 1 Januari 2014, Pemerintah telah menetapkan aturan mengenai batasan Pengusaha Kena Pajak (PKP), yaitu pengusaha yang omzetnya mencapai Rp 4,8 miliar per tahun. Dengan demikian, semua pelaku usaha yang omsetnya sudah mencapai atau melebihi jumlah tersebut harus mengajukan PKP karena wajib memungut PPN sebesar 10% atas setiap transaksinya

. 15

 

Bagi Wajib Pajak yang memenuhi kriteria di atas dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif 1% (satu persen). Dengan demikian apabila seorang pengusaha kerajinan kayu memiliki omzet penjualan tidak lebih dari Rp4.800.000.000,00 dalam setahun, maka pajak yang wajib dibayarnya sebesar 1% dari omzet penjualannya. Sebagai contoh, jika pengusaha kerajinan kayu Berkah Gusti pada bulan Maret 2017 memperoleh pendapatan dan penjualan produk sebesar Rp30.000.000,00, maka Pajak Penghasilan yang bersifat final  ya ng

teru te ru tang ta ng

un tuk tu k

bu bula la n

Ma re rett

2017 20 17

se be besa sa r

1%

x

Rp30.000.000,00 = Rp300.000,00. Selanjutnya, pajak terutang ini disetorkan ke kas Negara melalui Bank atau Kantor Pos, atau juga bisa dengan mekanisme billing system paling lambat tanggal 10 bulan Maret 2017

Selain pajak penghasilan yang diperhitungkan setiap akhir tahun takwim, pengusaha juga memiliki kewajiban membayar pajak daerah.Beban pajak tersebut setiap bulan sebesar 10% dari omzet. Pajak ini bisa dibebankan kepada pembeli dengan menambah pajak sebanyak 10%, atau membebankannya langsung melalui harga penjualan.

16

 

17

 

18

 

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Jenis Sumber Daya Manusia



ebuah usaha kerajinan kayu non-furniture non -furniture   terdiri dari beberapa Sumber Daya Manusia yang mendukung antara lain: Jabatan

Pemilik usaha

Keterampilan Yang

Tugas 



 Memimpin jalannya usaha kerajinan kayu.  Memikirkan, mengelola, dan merencanakan usahanya agar berkembang.

Harus Dimilki

Menguasai:   Manajemen SDM.   Manajemen bahan   Manajemen pemasaran.   Manajemen produksi.   Manajemen ekspor. 









Desainer

Membuat desain produk kerajinan kayu  ya ng aka ak a n d i pr od oduk uksi si .

Menguasai; gambar desain,komputer grafis,

Pembuat model

Mewujudkan desain  ya ng suda su dah h dise di se tu tuju juii menjadi produk sampel/master sebelum di produksi massal.

Menguasai; Pahat, Ukir,bubut, finishing dan finishing  dan karakter bahan

Pembahan/pe-

Memilih dan

Menguasai karakter

ngemal   ngemal

mempersiapkan bahan yang akan digunakan dalam membuat produk kerajinan kayu.

bahan, jenis bahan,pengukuran bahan.

Pengerja/pembuat bentuk dasar

Membuat bentuk dasar kerajinan kayu secara global (ukir, bubut, atau raut).

Menguasai; teknik pahat, pah at,tek teknik nik uki ukir, r, tekni tekni raut.

Perakit/assembler  Perakit/ assembler  

Menyatukan bagianbagian atau elemen-

Menguasai;

19

 

Jabatan

Keterampilan Yang

Tugas

Harus Dimilki

elemen menjadi satu bentuk produk kerajinan kayu.

teknik perakitan

Finisher

Melakukan proses  proses   finishing kerajinan finishing  kerajinan kayu.

Menguasi beberapa teknik finishing sesuai kebutuhan; cat, kebutuhan;  cat, pelitur, batik, duco duco dan  dan lain sebagainya.

Quality Controler

Melakukan proses pengecekan, pengujian, dan seleksi produk kerajinan kayu agar hasilnya berkualitas.

Teliti dan detail, mengerti kualitas produk.

Rekrutmen Kunci utama memperoleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional

adalah

proses

rekrutmen,

seleksi,

training,

dan

development  calon   calon tenaga kerja. Mencari tenaga kerja yang berkualitas tidaklah

mudah.

Perekrutan

bisa

dilakukan

melalui

lembaga

pendidikan, teman ataupun anggota keluarga karyawan. Dalam memperoleh karyawan, pelaku usaha bisa mencari sendiri atau rekomendasi dari karyawan yang sudah dipercaya. Tidak jarang pelaku usaha kerajinan kayu juga menjalin kerjasama dengan pelaku usaha kerajinan kayu lain untuk mendapatkan calon karyawan yang baik. Satu contoh perekrutan karyawan kerajinan kayu non-furniture non-furniture,, misalnya usaha kerajinan kayu Sanggar Peni membutuhkan tenaga kerja untuk membuat topeng. Pemilik sanggar meminta salah satu karyawannya untuk mencarikan tenaga kerja siap pakai/sudah mahir. Karyawannya merekomendasikan nama si A, maka Sanggar Peni menerima si A menjadi karyawannya. Contoh kedua, misalnya 20

 

Sanggar Mulya Kayu bermitra dengan Sanggar Barata. Sanggar Mulya Kayu membutuhkan karyawan untuk membuat wayang kayu, sanggar ini meminta sanggar mitra untuk merekomendasikan pembuat wayang kayu.

Pelatihan Pelatihan bertujuan memberikan bantuan bagi karyawan untuk menguasai keterampilan khusus agar karyawan kerajinan kayu  kayu   no non nfurniture   furniture

mempunyai

kecakapan

dalam

melaksanakan

pekerjaannya.Pada usaha kerajinan kayu istilah pelatihan disebut magang. Magang dalam usaha kerajinan kayu biasanya diberikan kepada karyawan baru atau karyawan yang belum terampil. Pelatihan ini dirasa lebih efektif karena proses transfer keterampilan bisa lebih cepat.

Pendampingan dan Pengembangan Dalam memajukan usahanya, sebuah usaha kerajinan kayu penting

untuk

melakukan

pendampingan

dan

pengembangan

karyawannya. Pendampingan lebih bermakna kebersamaan atau kesejajaran, yaitu pendamping dan yang didampingi berkedudukan sama. Sebagai contoh, dalam mengerjakan produk, karyawan baru didampingi karyawan yang sudah mahir dalam satu tim. Dalam proses pendampingan terjadi kontrol pekerjaan untuk mewujudkan produk kerajinan yang berkualitas. Pendampingan di sini juga bertujuan untuk mempersolid tim sehingga tercipta keharmonisan tim dalam satu usaha. Pengembangan merupakan bagian dari proses pendidikan dan pelatihan, dimana melalui pendidikan dan pelatihan ini diharapkan karyawan

mampu

memiliki

keterampilam

yang

lebih

dari

sebelumnya. Dalam usaha kerajinan kayu sebaiknya pemilik usaha mengetahui kemampuan dan potensi masing-masing karyawan. Karyawan diharapkan dapat mengembangkan potensinya sehingga dapat turut memikirkan inovasi-inovasi baru. Dalam hal ini karyawan 21

 

diberikan

keluasan

untuk

turut

memikirkan

perusahaan

baik

perkembangan desain, perkembangan alat, maupun perkembangan pasar. Suatu contoh, untuk mempercepat proses produksi maka karyawan diajak untuk membuat sendiri peralatannya dengan memanfaatkan bahan yang sederhana. Contoh lainnya adalah karyawan diberikan kesempatan untuk membuat kerajinan dengan desain sendiri. Tentunya hal ini dilakukan di waktu luang ketika tidak banyak pesanan, jadi jadi tidak mengganggu produksi. Sedangkan

pengembangan

karyawan

di

level

terampil

dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan lanjutan. Sebagai contoh, pelatihan diberikan kepada karyawan tentang penguasaan teknologi ukir dengan mesin CNC berbasis komputer atau bisa juga pelatihan finishing dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, pemilik usaha kerajinan kayu diharapkan mempunyai jaringan dan kerjasama yang luas sehingga selalu mengikuti perkembangan untuk meningkatkan kualitas SDM.

Kontrak Kerja   Kontrak No.13/2003

Kerja/Perjanjian

tentang

Kerja

Ketenagakerjaan

menurut

Undang-Undang

adalah   perjanjian adalah 

antara

pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak .   Perjanjian kerja yang kurangnya harus memuat:

dibuat

secara

tertulis

sekurang-

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Nama usaha, Nama usaha, ala alamat mat peru perusaha sahaan, an, dan dan jeni jeniss usaha. usaha. Nama,, jenis Nama jenis kelam kelamin, in, umur, dan alama alamatt pekerja pekerja/buruh. /buruh. Jaba Ja bata tan n atau atau jenis jenis peke pekerj rjaa aan. n. Bagi Ba gian an peker pekerja jaan an/d /div ivis isi. i. Besarnya upah dan cara pembayarannya.  pembayarannya.   Syarat-syara Syara t-syaratt kerja kerja yang memu memuat at hak hak dan dan kewajiban kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh. 7. Mul Mulai ai dan jangk jangka a waktu waktu berlaku berlakunya nya perja perjanji njian an kerja. kerja. 8.

22

Tempat, tanggal perjanjian kerja dibuat dan tanda tangan para pihak, yaitu pemberi kerja dan pekerja.

 

Pada usaha kerajinan kayu, sebaiknya kontrak kerja yang mengikat dan legal juga diberlakukan. Hal ini untuk mengantisipasi jika ada karyawan yang menyalahgunakan kepercayaan. Hal yang perlu diperhatikan oleh para pemula yaitu menerapkan sistem kontrak kerja berdasarkan keterampilannya secara legal, misalkan kontrak kerja sebagai pembuat desain, kontrak kerja sebagai tukang amplas, kontrak kerja sebagai pembahanan, tukang cat, dan lain sebagainya. Kontrak kerja dibuat dan disepakati oleh kedua belah pihak yaitu pemilik usaha dan karyawan.

Perjanjian Kerja Perjanjian

kerja

tertulis

diperlukan

untuk

memberikan

kepastian dan kenyamanan antara pemberi kerja dan penerima kerja. Perjanjian kerja tertulis sekurang-kurangnya memuat: a.   Nama, alamat perusahaan, jenis usaha; b.   Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat alamat pekerja/buruh; c.   Jabatan atau jenis pekrjaan; d .   Tempat pekerjaan; e.   Besar updah dan cara pembayaran.

Permutusan Hubungan Kerja (PHK) PHK hanya dapat dilakukan setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial dengan memperhatikan

peraturan

yang

belaku

(UU

Ketenagakerjaan).

Pengusaha yang melakukan PHK wajib membayar uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak  ya ng se ha ru russ ny nya a d iter it er im ima a d e ng ngan an pe rh it itun un gan ga n ya ng d ia tu turr da la m pasal 156 UU Ketenagakerjaan.

23

 

24

 

MANAJEMEN PRODUKSI Bahan Baku



ayu merupakan bahan utama yang digunakan dalam pemb pembuatan uatan produk kerajinan kayu non-furniture non -furniture.. Kayu memiliki

beberapa

sifat unik dan khas yang tidak dimiliki ol oleh eh b bahan ahan lain seperti alur serat, warna, dan tekstur. Dalam pembuatan produk kerajinan kayu, diperlukan pengetahuan tentang sifat kayu, seperti berat jenis, keawetan,

warna,

daya

serap/buang

air,

tekstur,

kekerasan,

kelenturan, dan sebagainya. Sifat-sifat kayu ini sangat penting diketahui oleh pengusaha kerajinan kayu. Pemahaman tentang sifat kayu menjadi pertimbangan utama dalam memilih jenis kayu yang tepat untuk pembuatan produk. Selain itu, pemahaman dan pengetahuan tentang berbagai sifat kayu juga dapat digunakan untuk memilih kemungkinan pengganti jenis kayu lainnya apabila jenis  ya ng dii di i ng ngii nk an sul su l it d idap id ap atka at ka n atau at au ha rg rgan an ya ma ha l. Secara umum, semua jenis kayu dapat digunakan untuk membuat

produk

kerajinan.

Hanya

saja

dengan

berbagai

pertimbangan praktis maupun estetis, menurut Kasmujo (2007), diperlukan spesifikasi bahan kayu tertentu untuk membuat kerajinan ukiran, bubutan, patung, kerajinan topeng, wayang kayu, dan mainan anak-anak, yaitu: 1.   Kayu kuat, ulet, dan keras (kelas kuat I-III) 2.   Tekstur kayu halus 3.   Warna kayu memiliki nilai dekoratif 4.   Skala ukuran relatif lebih besar dan cukup awet (kelas awet I-III) 5 .   Bisa terangkai di dalam suatu konstruksi 6.   Mudah di finishing finishing dengan  dengan hasil memadai Jenis kayu dan karakternya yang umumnya digunakan untuk membuat produk kerajinan adalah sebagai berikut.

25

 

Karakteristik Bahan Kayu Kayu Jati (Tectona grandis)

Termasuk kelas awet I-II, dan kelas kuat II. Memiliki warna kayu coklat muda sampai tua kehijau-hijau kehijau-hijauan. an. Corak warnanya mempunyai nilai dekoratif yang indah, hingga diminati pengusaha kerajinan. Mempunyai sifat pengerjaan yang mudah sampai sedang dan daya retak rendah. Termasuk kayu istimewa karena bisa digunakan untuk semua tujuan (serbaguna). (Abdurahim Martawijaya, dkk, 2005:42). 2005:42). Mahoni (Swietenia macrophylla )

Termasuk kelas kuat II-III dan kelas awet III. Kayu lunak atau gubal berwarna merah muda, sedangkan kayu teras berwarna merah hingga coklat tua. Secara umum, permukaan kayu mempunyai corak yang bervariasi karena arah serat tidak teratur dan adanya lingkaran tumbuh. (Sumber: Maman Mansyur Idris, dkk, 2008:55) Sonokeling (Dalbergia latifolia)

Jenis kayu yang memiliki keunggulan dari warna kayu terasnya yang berwarna merah tua/ungu dengan garis-garis hitam gelap. Memiliki sifat kembang susut besar dan tingkat keretakan tinggi, namun kayu memiliki tekstur yang sangat halus, termasuk dalam kategori kayu kelas awet I dan kelas kuat II. (Abdurahim Martawijaya, Martawijaya, dkk, 2005) Sungkai (Pronema canescens jac)

Jenis kayu yang termasuk dalam kelas awet III, dan kelas kuat II-III. Kayu sungkai memiliki corak warna kayu teras kering udara putih kekuningkuningan. Kayu sungkai mempunyai sifat pengerjaan mudah, namun daya retaknya cukup tinggi, serat lurus bergelombang dan memiliki tekstur agak kasar. (Sumber: Maman Mansyur Idris, dkk, 2008:65.) Pinus (Pinus merkusii )

Memiliki tekstur halus dan bau khas terpenting. Termasuk kayu kelas kuat III-IV dan kelas awet III-IV. Kayu pinus termasuk sebagai kayu yang mudah dipotong dan dibelah namun sukar digergaji dan diserut karena mengandung banyak damar. (Enget, dkk. 2008) Kelapa/  glugu (Cocos (Cocos nucifera L.)

Memiliki kepadatan yang variatif, sehingga kekuatannya bervariasi, mulai dari kelas kuat I-V, dan kelas awet III-IV. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan kerapatan serat pada bagian pangkal, tengah, ujung, dan luar. Kerapatan serat berhubungan dengan usia pohon; semakin tua pohon kerapatannya semakin tinggi. (Norbertus Kaleka, 2014:14)

26

 

Sangat banyak jenis kayu yang dapat dimanfaatkan untuk membuat produk kerajinan.

Tetapi, ada beberapa pertimbangan

diperlukan dalam menentukan bahan kayu yang dipilih, dilihat dari aspek teknis, estetis, maupun ekonomis, contohnya ketersediaan bahan. Perlu dipertimbangkan, apakah bahan yang dipilih mudah didapat, karena beberapa jenis kayu sudah langka dan tidak dibudidayakan. Artinya, harus dipertimbangkan aspek keberlanjutan ketersediaan kerajinan.

bahan

yang

digunakan

dalam

membuat

Jikapun

ada,

harganya

lebih

mahal,

produk sehingga

pertimbangan dari aspek ekonomis tidak menguntungkan. menguntungkan. Pemahaman terkait sifat fisik kayu sangat penting diketahui pemilik usaha kerajinan kayu. Setiap jenis kayu memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda, sehingga penting untuk mengetahui berbagai jenis kayu dengan karakternya. Bahan kayu yang terbaik adalah yang sesuai dengan kebutuhan produk yang akan dibuat. Misalnya, ketika produk yang akan dibuat berupa kerajinan yang akan dikerjakan dengan teknik batik, maka yang dibutuhkan adalah bahan kayu yang tidak terlalu keras, ulet, memiliki warna terang, ringan, dan memiliki daya serap terhadap warna batik yang baik (Aruman, 2013:157).

Pemilihan

bahan

kayu

dengan

kriteria

tersebut

dimaksudkan agar warna batik yang dihasilkan maksimal, proses produksi bisa berjalan dengan lancar, dan kualitas produk yang dihasilkan baik. Adapun jenis bahan baku yang dapat dipergunakan dalam kerajinan kayu, antara lain: 1.  

Bahan baku kayu solid/utuh  solid/utuh  

Bahan baku kerajinan kayu non-furniture non -furniture   pada umumnya berupa kayu solid/utuh, yang bisa berbentuk kayu balok atau papan. Bahan tersebut bisa dibeli langsung dengan ukuran tertentu, baik panjang, lebar, maupun tebalnya atau membeli kayu berupa gelondongan/ lo g  

27

 

 ya ng

k emud em udia ian n

dip di p ot oton on g/di g/ di ge gerg rg aj ajii

se su ai

ke bu butu tuha ha n.

Bahan kayu solid

  Gambar 11. Berbagai macam bentuk kayu solid (http://jepara.mercubuanaraya.com/modern.html)  

2 .   Bahan baku limbah/ recycle r ecycle  

Bahan baku kerajinan kayu bisa berupa potongan sisa pembuatan perabot atau

furniture,, juga bisa berupa ranting, furniture

dahan/cabang pohon yang biasa dijadikan kayu bakar ataupun akar pohon. Limbah kayu

Gambar 12. Limbah kayu berupa potongan papan dan po tongan batang di Usaha Brillianne Deco, Ngawi (Dokumenasi: Lili Hartono, 2017)

3 .   Bahan baku kayu olahan/buatan

Kayu olahan/buatan berkembang seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi industri kayu, membuat bahan-bahan kayu lebih terarah dan bermanfaat sesuai dengan kegunaan kayu. Kayu olahan/buatan ini ada yang berupa papan kayu yang terdiri dari kayu lapis

(plywood),, (plywood)

seperti

tripleks,

multipleks,

blockboard,, blockboard

dan

laminboard . Ada juga kayu olahan/buatan berupa papan partikel serta 28

 

campuran bahan lain seperti kertas, mika, dan sebagainya. (Agnes Dwi Yanthi Winoto, 2014).   4 .   Bahan baku pendukung/penunjang

Dalam

pembuatan

menggunakan pertimbangan

produk

kerajinan

kayu,

dimungkinkan

bahan lain untuk elemen pendukung praktis dan estetis. Penggunaan

dengan bahan

pendukung/penunjang pada kerajinan kayu pada umumnya untuk keperluan konstruksi/sambungan, hiasan, atau dijadikan bahan kombinasi. Bahan yang sering digunakan antara lain besi, tembaga, kuningan, aluminium, batu, rotan, dan bambu 5.   Legalitas Kayu/ Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK)

Sistem verifikasi dan legalitas kayu adalah salah satu inisiatif pemerintah yang muncul untuk mengatasi banyaknya pembalakan liar dan mempromosikan kayu legal di Indonesia. Sistem ini diterapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa kayu dan produk kayu yang diproduksi di Indonesia berasal dari sumber-sumber yang legal yang sudah diverifikasi. SVLK diterapkan melalui mekanisme sertifikasi oleh pihak independen (Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu/LVLK) yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional. Manfaat dan keuntungan bila memiliki sertifikat SVLK antara lain:

29

 

Menghemat waktu dan biaya untuk penerbitan dokumen VLEGAL dengan tidak diwajibkan untuk inspeksi. Meningkatkan kepercayaan buyer  terhadap  terhadap legalitas produk kerajinan kayu yang diekspor

Wujud kepatuhan terhadap peraturan pemerintah.

Dapat menggunakan tanda V-LEGAL pada produk kerajinan kayu yang dihasilkan.

(http://awsasets.wwf.or.id).

Peralatan Produksi Produk kerajinan kayu non-furniture non -furniture   dibuat dengan menggunakan berbagai alat, baik alat yang manual manual   ataupun masinal. Dalam usaha kerajinan kayu terdapat berbagai teknik membentuk,  ya itu it u te kn ik bubu bu but, t, te tekn kn ik uk ir, ir , d an ra ut ut.. Je Jen n is a la latt y an ang g di dibu butu tuhk hk an pada setiap teknik berbeda-beda, namun secara umum, alat pokok  ya ng dibu di butu tuh h ka kan n da lam la m p embu em buat atan an pr oduk od uk ke r aj ajii na n ka yu adal ad al ah sebagai berikut. No

1.  

Nama Alat

Gergaji

Jenis

1.  Gergaji Gergaji   manual 2.  Circle C ircle saw 3.   Ji  Ji g saw sa w 4.  Scroll S croll saw

Fungsi

1.  Memotong/membel Memotong/membelah ah ka yu ( manual manual). ). 2 .  Memotong/membelah M emotong/membelah ka yu (mesin). 3.  Membentuk lengkung, lingkaran, atau bentuk tidak beraturan kayu yang agak tebal. 4.  Membentuk M embentuk lengkung, lingkaran, atau bentuk tidak

30

 

No

Nama Alat

Jenis

Fungsi

beraturan kayu yang tipis. 5.  

Tatah/pahat

1.  Pahat ukir 2.  Pahat bubut

1.  Membentuk motif menjadi relief/dua dimensi. 2 .  Membentuk cekung/cembung/datar/memo tong.

6.  

Pisau

Membentuk kayu sesuai desain.

raut/pangot  raut/ pangot   7.   8.  

Mesin

Memutar benda kerja yang akan

bubut

dibentuk.

Ketam/ planner

9.  

Amplas/  sa  sand nd er

1.  Ketam Portable   Portable

Meratakan, menghaluskan, dan membuat ketebalan sesuai

2.  Ketam duduk

kebutuhan.

1.  Amplas

Meratakan dan menghaluskan

portable   portable

permukaan kayu.

2.  Amplas A mplas duduk 10. 10 .   Bor

1.  Bor

Membuat lubang.

portable   portable 2.  Bor B or duduk 11 11..  

Gerinda/  gr inde in de r

1.  Gerinda portable   portable

Meratakan permukaan dan mengikis/membentuk kayu.

2.  Gerinda G erinda duduk 12. 12 .   Router

1.  Router portable

Membuat alur pada tepi dan permukaan kayu.

2.  Router R outer 31

 

No

Nama Alat

Jenis

Fungsi

duduk   duduk 3.   4.   5.  

Klem

Cekrek

Kompressor

1.  Klem F

Menahan, menjepit agar tidak

2.  Klem K lem C

berubah posisi.

Mata

Membuat cekungan pada

3/5/dst

permukaan kayu. Memberikan tekanan angin agar bahan finishing finishing bisa  bisa keluar.

32

 

Proses Produksi Secara umum proses produksi kerajinan kayu non-furniture non -furniture   melalui beberapa tahap antara lain: pembuatan desain, persiapan bahan, pembuatan pola, proses pengerjaan/pembuatan, assembling assembling,, dan finishing finishing..

Proses Produksi (Gambar: Wisnugroho, 2017)

1.   Desain

Desain merupakan perencanaan dalam proses membuat dan menciptakan obyek. Desain diperlukan sebagai acuan dan pedoman dalam proses pembuatan produk kerajinan. Dalam proses pembuatan produk kerajinan kayu dibutuhkan desain yang jelas sehingga dapat mempermudah

dalam

penghitungan

bahan

yang

dibutuhkan,

penghitungan waktu pembuatan, dan mempercepat pengerjaannya.

33

 

2.   Persiapan bahan

Persiapan

bahan

dilakukan

dengan

mempertimbangkan

beberapa hal, seperti kualitas produk yang akan dibuat, ukuran produk, bentuk produk, fungsi produk, dan jumlah produk yang akan dibuat. Contoh: jika ingin membuat produk yang segmennya menengah ke atas, maka yang dipersiapkan adalah bahan kayu kelas baik/super. Sedangkan ketika akan membuat produk yang berukuran kecil, perlu dipertimbangkan apakah akan menggunakan bahan kayu utuh,

atau

mencari

bahan

limbah.

Berbagai

hal

perlu

dipertimbangkan dalam persiapan bahan, agar proses produksi bisa berjalan dengan lancar, efektif, efisien, efisien, serta hasil sesuai standar .   3 .   Pembuatan pola/ mal ma l  

Pembuatan pola/ma pola/ mall   merupakan proses memindahkan desain pada kayu, sehingga proses proses pembentukan dapat dilakukan. Proses pemindahan bisa dilakukan dengan menempelkan maupun menjiplak/ngeblat. menjiplak/ ngeblat.   Pada usaha kerajinan kayu, proses pembuatan pola/ma pola/ mall   merupakan proses yang sederhana, namun memiliki peran  ya ng

si gnif gn if ikan ik an

ka re na

be berp rp en enga ga ru ruh h

pa da

ef is ie ns i

bah ba h an an,,

optimalisasi bahan, dan biaya produksi. 4.   Proses pengerjaan/pembuatan

Proses pengerjaan/pembuatan kerajinan kayu non-furniture non -furniture   secara umum dapat dibagi menjadi tiga teknik, yaitu: a.   Teknik bubut Teknik bubut adalah teknik membentuk kayu dimana pahat bubut bergerak mengikis kayu yang berputar pada sumbu mesin. Teknik ini digunakan untuk membentuk kayu menjadi bentuk-bentuk silindris (cekung, cembung, dan alur). b.   Teknik ukir Teknik

ukir

adalah

teknik

membentuk

kayu

dengan

mengurangi atau membuang bagian yang tidak diperlukan 34

 

untuk

membentuk

suatu

motif/ornamen,

menggunakan

pahat/tatah ukir kayu, sehingga permukaan yang asal mulanya rata

menjadi

tidak

rata

( Kruwikan/ cekungdan (Kruwikan/  c ekungdan

Buledan/ cembung c embung) (Syafi’i dan Rohidi, 1987: 6). Proses ukir dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

Nggetaki  

• Membuat pahatan pada permukaan papan ukiran sehingga gambar atau pola dalam kertas berpindah menjadi goresan/pahatan goresan/pahata n garis pada papan

Nggrabahi/

• Membentuk secara kasar masing-masing bagian motif, sekaligus membuang bidang-bidang yang nantinya menjadi dasaran ukiran

 globali 

Matut  

• Membuat bentuk ukiran yang telah terbentuk secara kasar menjadi lebih halus dan sempurna sehingga bentuk lebih tajam dan permukaan bentuk ukiran menjadi halus.

• Membuat garis hiasan dan pecahan daun pada bagian motif sesuai desain sehingga bentuk ukiran/motif akan tampak lebih Mbenangi   & dinamis. mecahi 

Nglemahi 

• Menyempu Menyempurnakan rnakan dasaran ukiran menjadi lebih halus, bersih, dan rapi.

c.   Teknik raut Teknik raut hampir sama dengan teknik ukir, yaitu teknik membentuk kayu dengan mengurangi atau membuang bagian  ya ng tida ti da k d ip er lu ka n. Ya ng me mb mbed edak akan an ke du a te kni kn i k in i, 35

 

 ya itu it u pa da alat al at ya ng d igun ig un akan ak an . Pa da te tekn kn ik ra ut ut,, ya ng digunakan adalah pisau raut/ pangot , pisau yang terbuat dari besi baja dengan tangkai dari kayu. Proses raut dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pembuatan bentuk dasar/global dan pembuatan detail bentuk. Penerapan ketiga teknik tersebut tergantung pada kebutuhan, bisa hanya menggunakan satu teknik, tapi juga bisa menggunakan lebih dari satu teknik, seperti membuat produk  ya ng pr os es pe peng nger er ja anny an ny a me meng ng guna gu naka ka n te tek k ni nik k b ubut ub ut da n teknik ukir, membuat produk yang proses pengerjaannya menggunakan teknik raut dan teknik ukir, atau pembuatan produk yang proses pengerjaannya menggunakan teknik bubut, selanjutnya menggunakan teknik ukir.

15

13

 

14

Proses Pengerjaan kerajinan kayu

36

 

5.    As er ak it an  Asse semb mbli li ng /p erak

 Asse  As se mbli mb ling ng /perakitan merupakan proses menyatukan bagian atau

komponen

produk

yang

telah

dibuat

melalui

proses

pengerjaan/pembentukan menjadi satu kesatuan produk yang utuh, contohnya kerajinan miniatur kendaraan. Proses assembling assembling/perakitan /perakitan bisa dilakukan dengan knockdown knockdown,, paku, sekrup, lem, dan sebagainya. 6.   Finishing Proses finishing finishing   adalah proses akhir dari pengerjaan produk kerajinan kayu non-furniture non -furniture.. Tahap ini memiliki peran yang sangat penting; pengerjaan yang kurang baik dapat menggagalkan produk  ya ng d ibua ib ua t. P ad ada a pr pros os e s in i pr od odu u k akan ak an di dili liha ha t ha s il ak akhi hi rn ya apakah baik atau tidak, dilihat penampilannya dari segi keindahan warna, maupun kehalusan dan kerapihan produk. Hasil finishing finishing   yang baik dapat membuat harga jual produk menjadi lebih tinggi, karena finishing   dapat memperindah produk, menambah keawetan produk, finishing dan melindungi produk dari gangguan cuaca, benturan/goresan, minyak, air, dan bahan lain yang dapat merusak kayu.

plakat Opaque finish/ plakat

Permukaan kayu menjadi tertutup sehingga tepat digunakan untuk material kayu dengan nilai dekoratif yang rendah 16

transparan Clear finish/ transparan

Sifatnya akan memunculkan keindahan alami dari kayu, sehingga serat kayu akan terlihat lebih indah 17

37

 

Sebelum

menentukan

jenis

dan

teknik

finishing,, finishing

perlu

mempertimbangkan dan ditentukan hasil finishing finishing   seperti apa yang diinginkan. Pemilihan teknik finishing finishing   yang akan digunakan pada sebuah produk didasarkan pada berbagai pertimbangan, yaitu selera konsumen/pasar, fungsi produk, keamanan, dan sebagainya. Dengan kata lain, pelaku usaha perlu menentukan prioritas dalam menerapkan finishing finishing   produk kerajinan kayu non-furniture non -furniture,, apakah keawetan, estetika, kemudahan aplikasi/proses penerapan, biaya, atau lingkungan.

38

 

Jenis

dan

bahan

finishing   kerajinan finishing

kayu

non-furniture   non-furniture

dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu: minyak  Oil/ minyak  • Hasil transparan dan lebih gelap • Kesan alami dan antik • Minyak meresap ke dalam pori-pori • Cara: direndam/disiram, dan dipoles

Politur • Hasil transparan dan banyak pilihan warna • Kesan alami • Ada lapisan tipis • Cara: dikuas dan dipoles

Vernis • Hasil transparan dan banyak pilihan warna • Kesan alami • Ada lapisan tipis • Cara: dikuas dan dipoles

Wax /semir • Hasil: transparan lebih gelap • Kesan alami dan antik • Wax Wax/semir /semir meresap ke dalam pori-pori • Cara: dipoles dan digosok

Gambar 18. Contoh hasil jenis finishing kayu clear (http://foorniture.com/warna-finishing/warna-finishing-politurmelamine-1/)

39

 

Batik

19

• Hasil: Warna alami kayu hilang • Kesan antik • Warna meresap ke dalam pori-pori • Cara: dicanting dan dicelup

Transfer paper • Hasil: menyesuaikan desain yang dipindah (bisa full colour ) • Kesan modern dan unik • Cara: ditempel 20

Bakar

alami kayu lebih gelap/hitam •• Hasil: Kesanwarna alami dan antik • Cara: dibakar  dibakar  21

Duco • Hasil: warna alami kayu hilang/tertutup • Kesan mewah dan elegan • Cara: dikuas dan disemprot  disemprot  22

Cat • Hasil: warna alami kayu hilang/tertutup • Kesan menarik dan meriah • Cara: dikuas dan disemprot  disemprot  23

40

 

Setiap jenis finishing, finishing,   dilaksanakan melalui tahapan yang berbeda-beda. Ada yang sederhana, seperti produk diamplas halus kemudian langsung aplikasi, tetapi ada yang melalui beberapa tahapan yang lebih panjang. Secara umum tahapan proses finishing finishing   kerajinan kayu adalah sebagai berikut. (Yuswanto, 2000).

Pengamplasan awal/pertama kayu dengan kertas amplas no.120/180

Penutupan pori-pori kayu agar hasil finishing rata dan halus (wood wood  filler /sherlak) /sherlak)

Pengamplasan kedua dengan kertas amplas no.240 hingga permukaan kayu terlihat

Proses pewarnaan dasar/awal

Proses mengikat pori-pori agar permukaan kayu halus/rata

Proses pelapisan akhir/luar (coating (coating))

(Yuswanto, 2000)

41

 

Pada era global ini, isu pencemaran dan kesehatan lingkungan merupakan hal penting yang harus dipahami semua kalangan masyarakat, termasuk pengusaha kerajinan kayu. Terkait isu ini, negara-negara maju yang merupakan tujuan ekspor potensial telah menetapkan aturan “ pollution control ” atas environmental and health  health  

 ya ng sema se ma ki n ke tat ta t (An (A n di Sy Syah ah putr pu tr a, 2008 20 08)) . Ka re nan na n ya ya,, da la m memilih bahan yang digunakan dalam proses finishing finishing   produk kerajinan kayu, perlu dipertimbangkan bahan yang aman dan ramah lingkungan. Berdasarkan bahan dasar yang digunakan serta pertimbangan kesehatan dan keamanan, maka finishing finishing kerajinan  kerajinan kayu non-furniture non -furniture dapat dikelompokkan sebagai berikut.. FINISHING KAYU FINISHING KAYU

Bahan Kimia

Bahan Alami

Foodgrade/Rama Foodgrade/Rama h lingkungan

Foodgrade/ Foodgrade/ Ramah lingkungan

1 . O i l / minyak  m   inyak   (nabati/hewani) 2 . W a x / semir  s  emir  

Cat /wa / waxx   Foodgrade waterbase   waterbase

Non Foodgrade Foodgrade// Tidak ramah lingkungan

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Melami Mela mine ne Poli Po litu turr Verr nis Ve nis D uc uc o C a t ( so  solv lv en tb tbas asee ) Batt ik Ba

Pembagian bahan finishing finishing berdasarkan  berdasarkan keamanan dan kesehatan

42

 

Banyak teknik finishing finishing   yang bisa diterapkan pada kerajinan kayu, antara lain politur, vernis, melamine , semir/wa semir/ wa x , batik, cat, duco, oiling,, transfer paper , dan sebagainya. Selain banyaknya teknik oiling finishing,   metode penerapannya pun beraneka ragam caranya, antara finishing, lain:

Teknik semprot/  spray

Teknik kuas/ brushing brushing

Teknik poles/ wipin wipin

Teknik celup/ dipping dipping

Gambar 24. Contoh teknik finishing pada kerajinan kayu (https://www.bioindustries.co.id/category/teknik/finishing-kayu-teknik/)  

1.   Semprot ( sp ( sp ra y ). Alat utama yang diperlukan adalah kompresor untuk membuat tekanan udara dan   spray gun, gun , suatu alat untuk menyemprotkan bahan finishing finishing   bersamaan dengan udara bertekanan ke bidang kerja. Cara ini menghasilkan bidang permukaan yang sangat baik, halus, dan cep at. 2.   Kuas (brushing ( brushing). ). Teknik ini merupakan cara paling murah dan mudah di antara teknik finishing finishing   yang lain. Proses pengerjaan teknik kuas harus hati-hati dan searah serat kayu dan harus 43

 

pandai memilih kuas yang berkualitas. Bahan finishing finishing   yang cocok untuk cara ini yaitu cat, vernish, vernish,   dan politur. Hasil permukaan finishing tidak sehalus dan serata aplikasi semprot atau poles; 3.   Poles (wiping ( wiping). ). Proses ini sebaiknya tidak dipakai sebagai proses

awal/dasar.

Walaupun

demikian

beberapa

bahan

finishing   tertentu hanya bisa diaplikasikan dengan cara ini, finishing misalnya politur. Kualitas permukaan lebih baik dari proses celup tapi membutuhkan waktu lebih lama; 4.   Celup (dipping ( dipping). ). Pencelupan dikenal juga dengan istilah perendaman.

Bahan

finishing   finishing

diletakkan

dalam

suatu

bejana/tangki kemudian benda kerja dicelupkan ke dalam tangki tersebut. Proses ini bertujuan agar seluruh permukaan benda kerja, terutama pada bagian sudut dan tersembunyi, bisa terlapisi bahan finishing finishing..

Standar Keselamatan Kerja Proses produksi kerajinan kayu non-furniture non -furniture menggunakan beberapa peralatan masinal yang menggunakan listrik. Untuk keselamatan karyawan penting bagi pemilik usaha untuk menyusun Standard Operating Procedure  Procedure   (SOP) dalam bekerja. Sehingga semua karyawan dalam bekerja sesuai dengan standar keselamatan, baik dalam prosedur kerja maupun prosedur pengoperasian peralatan. Pengerjaan produk kerajinan kayu, khususnya pada proses finishing finishing   banyak menggunakan zat kimia yang memiliki aroma yang tajam dan mudah terbakar, sehingga di sekitar ruang finishing finishing   perlu disediakan tabung pemadam kebakaran, serta karyawan perlu mengenakan masker dan sarung tangan.

  Ruang Produksi Layout  Ruang Sebuah usaha kerajinan kayu, selayaknya punya ruang produksi  ya ng s es ua i d en gan ga n fu ng ngss i ny nya. a. H al in i un tu tuk k ke la lanc nca a ra n, ke muda mu da h an an,, serta untuk keamanan dan keselamatan kerja. Ruang produksi 44

 

kerajinan kayu dibedakan menjadi beberapa ruang, yaitu ruang penyimpanan bahan baku, ruang proses pembentukan, ruang proses pengamplasan, ruang proses finishing finishing,, ruang penyimpanan barang jadi, dan ruang pengemasan. Tidak ada standar dalam layout , hanya saja ruang pengamplasan harus terpisah dari ruang finishing finishing,, karena debu dari proses pengamplasan dapat mengotori produk yang sedang dalam proses finishing. finishing.  

Pengelolaan Limbah Limbah adalah sisa hasil produksi kerajinan kayu yang sudah tidak terpakai lagi. Limbah produksi kerajinan kayu dihasilkan proses pengerjaan/pembentukan, yang berupa tatal tatal   ukiran, tatal tatal   bubutan, tatal rautan, tatal  rautan, sisa proses ketam, dan sisa potongan kayu. Bahan-bahan limbah potongan kayu bisa dimanfaatkan untuk membuat komponen produk yang kecil, untuk pasak knockdown knockdown,, untuk menambal kayu  ya ng ca cat/ ca t/ be rlub rl ub ang an g , ata at a u un tuk tu k ka yu ba bak k ar mesi me sin n ov en ka yu at atau au rumah tangga. Limbah ukiran

Limbah bubutan

Limbah rautan

Limbah ketam

Limbah potongan kayu Gambar 25. Contoh limbah

( https://isroi.com/2017/09/11/pengomposan-limbah-kayu-dengan

45

 

Pengendalian Mutu Agar usaha kerajinan kayu bisa bertahan dan berkembang, maka pelaku usaha harus menjaga dan meningkatkan mutu serta kualitas produk yang dihasilkan.Kualitas produk kerajinan kayu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa aspek, yaitu: 1.   Kualitas Bahan Kualitas bahan yang digunakan sangat berpengaruh pada kualitas produk kerajinan kayu yang dihasilkan. Jenis bahan kayu jati perhutani berbeda dengan kayu jati kampung. Kualitas jenis kayu jati berbeda dengan kayu mahoni, dan sebagainya. Sebaik apapun kualitas pengerjaan sebuah produk, jika menggunakan bahan dengan kualitas yang kurang baik, maka kualitas produk tersebut kurang baik. 2.   Kualitas Pengerjaan Dalam pembuatan kerajinan kayu, salah satu hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kualitas produk adalah kualitas pengerjaannya. Tingkat kehalusan, kerapihan, kebersihan, dan presisi merupakan beberapa indikator yang menentukan kualitas produk kerajinan kayu. 3.   Keamanan Produk Aspek lain yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kualitas produk kerajinan kayu adalah keamanan produk. Bentuk dan bahan produk dipastikan aman bagi keselamatan manusia atau konsumen. Pada bentuk, yang menjadi perhatian adalah bentuk yang runcing dan beresiko melukai/membuat cidera, sedangkan pada bahan, yang menjadi perhatian adalah bahan finishing finishing   yang digunakan tidak beracun (non-toxic (non -toxic)) dan ramah lingkungan.

46

 

Pengembangan Usaha Agar usaha kerajinan kayu dapat bertahan dan berkembang, maka perlu dilakukan berbagai usaha yang kreatif dan inovatif, antara lain

melalui

pengembangan

desain,

diversifikasi

produk,

pengembangan dan perluasan jaringan, serta pengembangan media promosi dan pemasaran.

47

 

48

 

MANAJEMEN PEMASARAN



anajemen pemasaran dalam usaha kerajinan kayu adalah upaya mengatur strategi agar konsumen tertarik menggunakan

produk kerajinan yang diproduksi. Manajemen pemasaran yang dimaksud mencakup: 1.   Pemilihan pasar; 2.   Perencanaan produk; 3.   Penetapan harga; 4.   Sistem distribusi; dan 5.   Komunikasi promosi.

Pemilihan Pasar Pemilihan pasar dapat menggunakan konsep Segmentation, Targetting,

and

Positioning   (STP). Positioning 

Konsep

tersebut

juga

akan

mempengaruhi 4 (empat) cakupan manajemen pemasaran lainnya.

 A. Se Segg me ment nt at io ion n  (Segmentasi Pasar)  Pasar)   Menganalisis pasar dengan membagi suatu pasar menjadi kelompokkelompok konsumen (atau pembeli) yang mungkin membutuhkan produk-produk dan/atau kombinasi produk dan/atau pemasaran yang terpisah. Pertanyaan yang perlu dijawab Pelaku Usaha adalah: 1.   Kelompok mana saja yang berpotensi menjadi konsumen atau pembeli produk kerajinan kayu?   a.   Apakah akan lebih banyak konsumen atau pembeli di dalam negeri atau luar negeri; b.   Apakah kerajinan kayu menarik bagi jenis kelamin tertentu, kelompok usia tertentu, kelompok dengan tingkat pendidikan atau kemampuan ekonomi tertentu; 2.   Untuk masing-masing kelompok yang berpotensi menjadi konsumen atau pembeli, produk apa saja yang mereka perlukan dan bagaimana bentuk pemasaran yang diperlukan oleh masing-masing kelompok tersebut?  

49

 

Berikut adalah contoh hasil analisis produk dan pemasaran  ya ng d iper ip er luk lu k an un tuk tu k us ah a ke ra jina ji nan n ka yu no non n - furniture furniture:: Kelompok Potensial

Konsumen atau Pembeli di luar negeri

Konsumen atau Pembeli di dalam negeri

Hotel, rumah makan,  gal  g al l er y , dan kantor pemerintah/swasta

50

Produk Yang Diperlukan

Pemasaran Yang Diperlukan a .   Iklan, penawaran dan penjualan online online untuk  untuk

Produk kerajinan kayu yang minimalis, bahan kayu kualitas super, dan finishing finishing   ramah lingkungan. Konsumen di luar negeri pada umumnya (apabila sudah diberikan informasi) akan lebih menghargai dan lebih tertarik pada produk yang sederhana dan

mempermudah calon konsumen di luar negeri. b .   Mengikuti bazar di luar negeri agar calon konsumen dapat melihat dan menyentuh langsung produk kerajinan kayu. c .   Mengikuti bazar di dalam negeri yang kemungkinan besar akan dihadiri oleh turis sehingga pada akhirnya turis akan memperkenalkan produk kerajinan kayu pada

ramah lingkungan

warga di negaranya ketika ia kembali ke negara asalnya. a.   Penjualan di toko yang dekat dengan tempat wisata; b .   Potongan harga atau promosi jika pembelian dalam jumlah banyak

Produk kerajinan kayu yang ornamental, bahan kayu biasa, dan finishing cerah. finishing  cerah. Konsumen di dalam negeri pada umumnya menyukai produk yang ada hiasan motif dan berwarna cerah

Produk kerajinan kayu yang berupa elemen interior dan eksterior yang mendukung konsep

a.   Bekerjasama dengan lembaga pemerintah/swasta; b .   Potongan harga atau promosi bila pembelian dalam jumlah besar c .   Konsep produk bisa menyesuaikan keinginan pembeli

 

B.   Targetting Targetting   ( Penentuan   Pasar   Sasaran )   Mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap segmen pasar dan memilih salah satu atau lebih dari segmen pasar tersebut untuk dimasuki. Pertanyaan yang perlu dijawab Pelaku Usaha antara lain adalah Kelompok mana yang paling potensial membeli produk?  

C.   Positioning (Penempatan Produk)  Produk)  

Menempatkan posisi bersaing produk dan bauran pemasaran  ya ng tepa te pa t pa da se seti tiap ap pa sar sa r sa sar. sa r. Pe rt an ya yaan an ya yang ng pe rl rlu u di dija jawa wa b Pelaku Usaha adalah: 1.   Siapa saja kompetitor, pelaku usaha yang menjual produk yang serupa dengan yang Saya jual?

Berikut adalah contoh hasil analisis kompetitor untuk usaha kerajinan kayu: Kompetitor Rizki Craft Maju Lancar Jati Maju Art

     

           

Produk Lampu hias Relief Hiasan dinding Jam Relief Hiasan dinding

Kisaran Harga Rp350.000,00 –  Rp350.000,00  –  Rp4.000.000,00   Rp4.000.000,00 Rp350.000,00  –  Rp850.000,00   Rp850.000,00 Rp50.000,00  –  Rp3.500.000,00   Rp3.500.000,00

2.   Dimana saja kira-kira Saya dapat menjual produk Saya dan siapa saja pelaku usaha yang berjualan di daerah tersebut?

Berikut adalah contoh hasil analisis tempat untuk berjualan bagi usaha kerajinan kayu: Tempat Potensial

Kios di Pasar Seni

Pelaku Usaha atau Produk Lain Yang Dijual di Lokasi Tempat Potensial Berbagai macam kerajinan, baik dari bahan kayu, kulit, tekstil, logam, dan sebagainya

Pengunjung

Warga lokal

Kios di Tempat wisata

Pakaian dan makanan

Warga lokal dan wisatawan

Toko di daerah pertokoan Jalan Panjang

Oleh-oleh khas lokal, baik makanan dan minuman, maupun pernak-pernik.

Wisatawan

51

 

Penetapan harga Penetapan harga terkait erat dengan sistem pembayaran. Pelaku

usaha

harus

menentukan

berapa

harga

produk,

dan

bagaimana perhitungannya. Sebagai contoh, untuk penentuan harga produk dapat dilakukan berdasarkan: a.   lama waktu pengerjaan (per jam); dan/atau b.   kualitas bahan. Selain itu, pelaku usaha juga harus menegaskan ketentuan pembayaran, yaitu apakah: a.   ada uang muka atau tanpa uang muka, jika ada berapa persen dari total transaksi; b.   dilakukan secara bertahap atau keseluruhan di akhir; c.   ada uang jaminan atau tidak. Perihal harga dan cara pembayaran sebaiknya tidak hanya disampaikan secara verbal kepada klien, tetapi disepakati dalam perjanjian tertulis yang mengatur secara jelas dan mendetail mengenai hal-hal tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga adalah kemampuan klien atau konsumen serta perbandingan dengan harga (serta kualitas) produk barang dari kompetitor.

Sistem Distribusi Pelaku usaha harus menentukan apakah akan bekerjasama dengan pihak lain untuk mendistribusikan produknya. Apabila diputuskan untuk bekerja sama dengan pihak lain untuk melakukan distribusi, maka: a.   pelaku usaha dan pihak ketiga tersebut harus menyepakati bagaimana sistem pembayaran, apakah profit sharing atau sharing  atau dengan cara lain; b.   pelaku usaha harus mencermati bagaimana kerja sama dengan pihak lain untuk pendistribusian tersebut mempengaruhi keuntungan, apakah hal tersebut membuat harga perlu dinaikkan. 52

 

Komunikasi Promosi Strategi pemasaran produk kerajinan kayu non-furniture non -furniture  ya  yang ng um umum um dilakukan ada beberapa cara, antara lain:

Pameran • Menjaring calon pembeli yang langsung datang di pameran  • Memperluas jaringan antara sesama pengusaha kerajinan • Contoh event pameran : Inacraft, Jiffana, Indocraft, Crafina, Art & Craft Nusantara

Galeri /  showroom • Menyediakan produk ready stock untuk pembeli dalam jumlah terbatas (retail)  • Membuat konsumen yakin dan percaya dengan melihat contoh produk kerajinan kayu

Website • Memudahkan mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan pembeli kerajinan kayu tanpa harus bertemu langsung  • Memperluas lingkup konsumen/pasar usaha kerajinan kayu

Menjadi Anggota Asosiasi • Membangun jaringan antara sesama pengusaha kerajinan  • Contoh asosiasi kerajinan kayu: ASEPHI (Asosiasi Eksportir dan Produsen Handycraft), HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia), dan APIKRI (Asosiasi Pemasaran Kerajinan Rakyat Indonesia) 

Membuka Pelatihan atau Workshop • Memperluas promosi usaha kerajinan kayu dengan mengadakan pelatihan/workshop untuk siswa siswa sekolah, m mahasiswa, ahasiswa, da dan n masyarakat masyarakat umum. 

53

 

54

 

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Kekayaan   Intelektual   ekayaan intelektual (KI) adalah kekayan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia melalui daya cipta,

K

 rasa dan karsanya yang dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Untuk dapat

menciptakan

karya-karya

pengorbanan

tenaga,

intelektual

waktu

tersebut

dan

bahkan biaya. Hasil karya tersebut memiliki  ya ng

nilai

pe rl u

investasi

Perlindungan dan

ekonomi

dili di lind ndun un gi. gi .

diperlukan

pemanfaatan KI yang baik

De Desa sa in

akan menciptakan dan

®

industri telepon genggam Apple ,

memperluas lapangan kerja,

misalnya, memiliki nilai ekonomi  ya ng sa ng at ting ti nggi gi ka re na mo mode de l

meningkatkan kesejahteraan dan kualitas

desain telepon genggam tersebut oleh

telepon

hidup masyarakat,

lain

dengan

memantapkan posisi

membayar royalti kepada pemilik KI

perdagangan dan investasi,

banyak

digunakan

genggam

merek

Perlindungan

mengembangkan teknologi,

terhadap KI akan berdampak pada

dan meningkatkan daya

Apple ® .

desain

hidup

saing bangsa di tingkat

pemilik KI. Selain itu, perlindungan

internasional.  

peningkatan terhadap

KI

kesejahteraan akan

mendorong

pertumbuhan ekonomi, menciptakan dan/atau memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di suatu negara. Pengelolaan KI yang efektif dan efisien akan menciptakan kesadaran akan

pentingnya

KI

sebagai

pemercepat

laju

pembangunan

kesejahteraan ekonomi, sosial, dan budaya .

55

 

Kekayaan   Intelektual   Kerajinan   Kayu   Non-furniture   Jenis kekayaan intelektual yang bisa didaftarkan oleh pelaku usaha kerajinan kayu non-furniture non -furniture ya  ya itu it u :

Merek

Hak Cipta 26

Desain

Desain motif  

Industri

Desain bentuk

56

 

Desain bentuk dan motif

Merek

Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna dalam bentuk dua dimensi dan atau tiga dimensi, suara, hologram atau kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa. Macam merek  

a.   Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang sejenis lainnya.   b.   Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis lainnya.   c.   Merek kolektif   adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama dalam hal sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa serta pengawasannya  ya ng ak akan an d ip er da gang ga ngk k an ol eh bebe be berr apa ap a or an g at au bada ba da n hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.

57

 

Hak atas merek diberikan oleh negara kepada pemilik merek  ya ng terd te rdaf afta ta r un tuk tu k jang ja ng ka wa ktu kt u te terr te tent ntu u de ng nga a n me meng ng guna gu na ka n sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya (UU RI No. 20 tahun 2016). Contoh merek pada usaha kerajinan kayu non-furniture non-furniture   adalah Sanggar Peni Omahe Batik Kayu 1989.

Isi Formulir • tanggal-bulan-tahun permohonan • identitas pemohon • identitas kuasa (jika dikuasakan) • klaim prioritas • tipe merek • merek yang dimohonkan (label merek) • nama atau deskripsi merek

Surat Permohonan tiga lembar label merek 





surat kuasa surat pernyataan kepemilikan merek bukti prioritas dan terjemahannya salinan ketentuan penggunaan merek kolektif bukti pembayaran biaya









Lampiran

Permohonan pendaftaran diajukan rangkap 4 dalam blangko yang disediakan

Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Merek  

1.   Desain Industri

Desain industri (DI) adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua 58

 

dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan ke dalam suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu (10 tahun) sejak penerimaan untuk melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut. Selain itu, pemegang hak desain industri juga memiliki hak untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi hak desain industri. Hak desain industri yang terkait dengan produk kerajinan kayu non furniture diantaranya adalah desain motif, desain bentuk, desain motif dan bentuk.  

Isi Formulir • tanggal-bulan-tahun permohonan • identitas pemohon • identitas pendesain • identitas kuasa (jika dikuasakan) • nama negara dan tanggal penerimaan permohonan pertama kali (diajukan dengan hak prioritas)

Surat Permohonan • contoh fisik atau foto dan uraian desain industri • surat kuasa (jika dikuasakan) • surat pernyataan kepemilikan desain industri • bukti pembayaran biaya

Lampiran

Permohonan pendaftaran diajukan rangkap 3 dalam blangko yang disediakan

Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Desain Industri

59

 

2.   Hak Cipta

Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta   yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu

ciptaan  

diwujudkan dalam bentuk nyata tampa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Pemegang hak cipta adalah : (a) Pencipta sebagai pemilik hak cipta; (b) Pihak yang menerima hak cipta secara sah dari pencipta, atau (c) pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah. Permohonan

pencatatan

hak

cipta

diajukan

kepada

kemenkumham dengan cara mengisi formulir yang tersedia dalam bahasa

Indonesia

dan

diketik

rangkap

3

(tiga).

Permohonan

penciptaan hak cipta juga dapat dilakukan secara daring melalui laman https://e-hakcipta.dgip.go.id. laman  https://e-hakcipta.dgip.go.id.  

60

 

Isi Formulir

Surat permohonan

• identitas pencipta  • identitas pemegang hak cipta • identitas kuasa (jika



L    a  m   p i    r   a  n

dikuasakan) • jenis dari judul ciptaan yang dimohonkan • tanggal dan tempat ciptaan diumumkan untuk pertama kali • uraian ciptaan





contoh ciptaan, produk hak terkait atau penggantinya surat pernyataan kepemilikan ciptaan dan hak terkait bukti pembayaran biaya

Ajukan permohonan pendaftaran rangkap 3 dalam blangko yang disediakan

Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Hak Cipta Jika permohonan diajukan oleh beberapa orang yang secara bersama-sama berhak atas suatu ciptaan atau produk hak terkait, permohonan dilampiri keterangan tertulis yang membuktikan hak tersebut. Jika permohonan diajukan oleh badan hukum, permohonan dilampiri salinan resmi akta pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh pejabat berwenang. Jika permohonan diajukan oleh beberapa orang, nama pemohon harus ditulis semua dengan menetapkan

satu

alamat

pemohon

yang

dipilih.

Dalam

hal

permohonan diajukan oleh pemohon yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, permohonan wajib dilakukan melalui konsultan kekayaan intelektual yang terdaftar terdaftar sebagai kuasa .

61

 

62

 

PENUTUP Kesimpulan Kerajinan kayu non-furniture non -furniture merupakan salah satu budaya Indonesia yang memiliki akar sejarah yang kuat, tersebar di berbagai daerah di Indonesia, serta memiliki bahanbaku yang banyak dan beraneka ragam jenisnya. Kerajinan kayu merupakan salah satu bidang usaha dari sektor ekonomi kreatif yang telah memberikan banyak

manfaat dari aspek budaya maupun ekonomi. Usaha

kerajinan kayu di Indonesia telah mampu

meningkatkan tingkat

ekonomi Indonesia melalui peningkatan omset para pengusaha dan penyerapan tenaga kerja yang terutama berpendidikan rendah yang akhirnya bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Buku ini mencobamemberikan solusi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia melalui mendirikan usaha kerajinan kayu, serta mengembangkan dan meningkatkan usaha yang telah berjalan.

Saran Buku ini dapat dipublikasikan secara luas dan diharapkan bisa memberikan gambaran yang sederhana kepada pemula pelaku usaha kerajinan kayu.Calon pelaku usaha diharapkan mengikuti isi panduan dalam buku ini agar usaha kerajinan kayu dapat tertib administrasi, berjalan dengan baik, mampu bersaing dengan kompetitor, dan ke depannya semakin berkembang.

63

 

64

 

DAFTAR PUSTAKA Abdurahim Martawijaya, dkk. 2005.  At  Atla la s Ka Kayu yu In Indo done ne s ia J ilid il id I . Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Agnes Dwi Yanthi Winoto. 2014. Merancang dan Merakit Furnitur Kayu . Yogyakarta: PT Taka Publisher. Agus Sunaryo. 1999. Reka Oles Mebel Kayu. Kayu . Yogyakarta: Kanisius Andi Syahputra. 2008. Wood Finishing Workshop. Workshop . Makalah Workshop Finishing Ramah Lingkungan, Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta tanggal 89 April 2008. Aruman. 2013. Seni Kerajinan Batik Kayu Krebet Yogyakarta . Yogyakarta: IKKJ Publisher. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Hak Cipta dan Rahasia Dagang.http://e-tutorial.dgip.go.id/. Dagang .http://e-tutorial.dgip.go.id/.   diakses 2017.

2

Juni

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Paten. http://e-tutorial. http://e-tutorial . dgip.go.id/. diakses 2 Juni 2017. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Merek. http://e-tutorial. http://e-tutorial . dgip.go.id/wpcontent/uploads/brosur/leaflet_merek.pd f. diakses 11 Mei 2017. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Desain Industri. http:// etutorial.dgip.go.id/wp-content/uploads/brosur/leaflet_ desain_industri.pdf. diakses 11 Mei 2017 Enget dkk. 2008. Kriya Kayu. Kayu . Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Kaleka, Norbertus 2014. Kreasi Handycraft Kayu Kelapa. Kelapa . Yogyakarta: Penerbit Arcitra. Maman Mansyur Idris, dkk. 2008. Petunjuk Praktis Sifat-Sifat Dasar Kayu Jenis Kayu Indonesia . Indonesian Sawmil and Woodworking Association (ISWA).

65

 

Martono.

2009.Estetika 2009. Estetika Kerajinan, www.eprints,uny.ac.id.   www.eprints,uny.ac.id.

Bandung;

STISI,

Syafii dan Tjetjep, R. R. 1987. Ornamen Ukir . Semarang : IKIP Semarang Press.   Toekio M, Sugeng. 2003. Kriya Indonesia, Indonesia , Surakarta: STSI Press. Toekio M, Sugeng. 2007. Kekriyaan Nusantar , Surakarta: STSI Press. Undang-undang Republik Indonesia N0 31 tahun 2000 tentang Desain Industri. Undang-undang Republik Indonesia No.13 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Undang-undang Republik Indonesia No.28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Yuni K, Dyah. 2016. Eksistensi Kerajinan Batik Kayu Krebet .Surakarta: . Surakarta: UNS Press. Yuswanto. 2000. Finishing Kayu, Kayu , Jogyakarta: Yayasan Kanisius.

66

 

DAFTAR SUMBER GAMBAR 1.   Foto “Loro Blonyo”, Sanggar Peni, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati; 2016. 2.   Foto “Motor Trill”, Selly Handycraft , Dokumentasi oleh Angger; 2017. 3.   Foto “Mobil - mobilan”, Jati Barokah, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati;2017. 4.   Foto “Topeng”, Sanggar Dewi Sri, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati; 2016. 5.   Foto “Patung Asmat”, Brillianne Deco, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati; 2017. 6.   Foto “Guci” Jepara Craft , Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati; 2017. 7.   Foto “Kap Lampu   Tidur”, Jati Berkah, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati; 2017. 8.   Foto “Tempat Tisu”, Sanggar Peni,   Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati; 2017. 9.   Foto “Lokomotif”, Selly Handycraft, Handycraft,   Dokumentasi oleh Angger; 2017. 10. 10 .   Foto “Cangkir”, Dhani Craft , Dhani Mahendra;2017. 13. 13 .   Hal. 36a Foto “kuda beriring”, Jepara Craft, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati;2017 14. 14 .   Foto “Kap Lampu” ,Jati Berkah, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati;2017. 15. 15 .   Foto “Topeng Panji”, Jati Berkah, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati;2017. 16 .   Foto “ Bowl ”, Jati Berkah, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati;2017. 17 17..   Foto “Wadah Berbentuk Kacang” Brillianne Deco, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati;2017. 19 .   Foto “Topeng:, Sanggar Peni, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati;2017. 20..   Foto “Guci”, Jati Berkah, Dokumentasi oleh Dyah Yuni 20 Kurniawati;2017. 21. 21 .   Foto “Almari”, Jati Barokah, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati;2017. 22..   Foto “Wadah Berbentuk Durian”, Jati Berkah, Dokumentasi oleh 22 Dyah Yuni Kurniawati;2017. 67

 

23 .   Foto “Hiasan Wadah Buah”, Jati Berkah, Dokumentasi oleh Dyah Yuni Kurniawati;2017. 26..   Foto “Topeng Panji”, Jati Berkah, Dokumentasi oleh Dyah Yuni 26 Kurniawati;2017.

68

 

GLOSARIUM  Asem  As embl bl in ing g 

:

Merakit/menyatukan beberapa komponen produk menjadi satu

Blockboard

:

Papan yang terbuat dari potongan kayu yang

Buledan  

:

direkatkan dengan lapisan vinir di dua sisinya Membuat bentuk cembung (bulat)

Clear finish

:

Jenis finishing finishing   kayu dekoratif kayu

Finishing

:

Proses pelapisan akhir permukaan kayu

Furniture

:

Perabot yang ditempatkan dalam suatu ruangan sesuai kebutuhan

Knockdown  

:

Sistem kontruksi pada produk agar bisa di bongkar pasang,

Kruwikan  

:

Membuat bentuk cekung

Laminboard

:

Papan yang terbuat dari potongan-potongan kayu tipis yang direkatkan dengan lapisan vinir di dua sisinya

Log

:

Kayu gelondong

Matut  

:

Membuat bentuk ukiran yang telah terbentuk secara kasar menjadi lebih halus dan sempurna sehingga bentuk lebih tajam dan permukaan bentuk ukiran menjadi halus

Mbenangi  

:

Membuat garis hiasan pada bagian motif sesuai desain sehingga bentuk ukiran/motif tampak lebih

yang

menampakkan

dinamis. Bahan finishing finishing   kayu terbuat dari dikeraskan dengan cairan hardener  

resin

sifat

Melamine

:

dan

Multipleks

:

Papan yang dibuat dari beberapa lapisan vinir dan disusun pada arah saling melintang

N gg  gget et ak akii  

:

Membuat pahatan pada permukaan papan ukiran sehingga gambar atau pola dalam kertas berpindah menjadi goresan/pahatan garis pada papan

Nggrabahi/gl obali  

:

Membentuk secara kasar masing-masing bagian motif, sekaligus membuang bidang bidang yang 69

 

nantinya menjadi dasaran ukiran Nglemahi  

:

Menyempurnakan dasaran ukiran menjadi lebih halus, bersih, dan rapi

Oiling

:

Finishing kayu dengan mengolesi hewani/nabati dan menggosoknya

minyak

Opaque finish

:

Jenis finishing finishing   permukaan

seluruh

Packing  

:

Proses pengemasan/pengepakan

Pangot

:

Pisau raut

Plywood

:

Kayu lapis yang disusun dari beberapa lapisan melalui proses perekatan dan pemampatan tingkat tinggi

Recycle

:

Daur ulang

Spray  

:

Menyemprot dengan menggunakan tekanan udara

Transfer paper  

:

Pindah/transferprinter  gambar, mana gambar dicetak menggunakan   ke di atas kertas khusus yang kemudian diaplikasikan ke bahan tertentu menggunakan perekat khusus

Tripleks

:

Papan yang disusun dari tiga lapisan vinir

Waterbase

:

Finishing kayu Finishing  kayu berbasis air

Wax

:

Semir

Woodfiller  

:

Bahan finishing finishing yang  yang berfungsi sebagai lapisan dasar untuk menutup pori-pori kayu

70

kayu

yang

menutup

 

 

 

 

 

LAMPIRAN Bentuk Badan Usaha

Terdapat beberapa bentuk badan usaha (badan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan) dengan perbedaan sebagai berikut: Bentuk Badan Usaha

Perusahaan Perorangan

Para Pihak, Pendirian

Kewajiban dan

Pertanggungjawaban

Kewenangan

Tidak ada formalitas pendirian.

Pemilik mempunyai kewenangan penuh untuk menjalankan perusahaan.

Pemilik memikul sendiri segala tanggung jawab. Utang usaha = utang pribadi. Tanggung jawab atas

Persekutuan Perdata

Tidak ada formalitas pendirian.

Masing-masing pemilik dapat melakukan perikatan dengan pihak ketiga.

perikatan dengan pihak ketiga ditanggung oleh pemilik yang melakukan perikatan tersebut.

1.  Setiap anggota

Firma

Seluruh tanggung

Terdapat

memberikan modal

jawab ditanggung

formalitas atau

dalam bentuk uang, barang,

bersama secara tanggung renteng,

prosedur

dan/atau bukan

kecuali tanggung

khusus

uang dan bukan

jawab timbul sebagai

untuk

barang.

akibat adanya

mendirikan

2.  Setiap anggota

anggota yang

Firma,

dapat melakukan

melakukan hal yang

memerlukan

perikatan dengan

bukan merupakan

akta otentik.

pihak ketiga

kewenangannya.

(kecuali Anggaran  

 

Bentuk Badan Usaha

Para Pihak, Pendirian

Kewajiban dan

Pertanggungjawaban

Kewenangan

Dasar mengatur adanya hal tertentu  yang hanya dapat dilakukan anggota tertentu). 1. 

Sekutu Pasif:

 



Terdapat

modal;

formalitas

 



atau Commanditaire Vennontschap  Vennontschap  (CV)

tidak berhak bertindak

prosedur

atas nama

khusus untuk mendirikan

memberi

CV. 2.  Sekutu Aktif: menjadi pengurus

CV,

CV dan dengan

memerlukan

demikian berhak

akta otentik.

Tanggung jawab hanya ditanggung Sekutu Aktif, kecuali tanggung jawab timbul akibat Sekutu Pasif melakukan hal di luar kewenangannya.

bertindak atas nama CV. 1. 

Terdapat formalitas

2.  Dewan Komisaris

kewajiban

3.  Rapat Umum

terpisah

Pemegang Saham (RUPS)

atau prosedur Peseroan

khusus

Terbatas (PT)

untuk mendirikan PT, memerlukan akta otentik.

 

1.  Hak

Direksi

direksi,

atau organ memiliki

komisaris,

hak

maupun

jawabannya

tanggung masing-

masing sebagaimana

PT dengan

hak dan kewajiban pribadi pendiri,

Masing-masing pihak dan

dan

dewan

pemegang saham. 2.  Suatu

organ,

diatur dalam Undang-

misalnya seorang

Undang No. 40 Tahun

direktur,

2007

bertanggung

tentang

baru

 

Bentuk Badan Usaha

Para Pihak, Pendirian

Kewajiban dan

Pertanggungjawaban

Kewenangan

Perseroan

Terbatas

jawab

secara

dan pengaturan lebih

penuh

sampai

lanjut dalam Anggaran Dasar PT.

dengan harta pribadinya apabila tanggung

jawab

timbul karena Ia bertindak di luar kewenangannya.

 

 

Berikut penjelasan mengenai pendirian badan hukum PT, khususnya PT UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). PT adalah badan hukum yang didirikan oleh 2 (dua) orang (perorangan atau badan hukum) atau lebih yang mengikatkan diri dalam perjanjian, bersamasama memberikan modal ditempatkan (yang terbagi dalam bentuk saham) untuk menjalankan kegiatan usaha, serta memenuhi persyaratan dalam peraturan perundang-undangan. perundang-undangan. Sebelum mencermati proses pendirian PT, perlu dipahami bahwa PT memiliki 3 (tiga) organ, yaitu: 1. 

Direksi, yaitu yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan PT untuk kepentingan PT, sesuai dengan maksud dan tujuan PT serta mewakili PT, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

2.  Dewan Komisaris, yaitu yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. 3.  Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yaitu yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UU PT dan/atau Anggaran Dasar. Selain 3 (tiga) organ di atas, istilah yang penting untuk dipahami adalah Anggaran Dasar, yaitu aturan main PT main PT yang setidaknya berisi: a.  nama dan tempat kedudukan PT; b.  maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT; c.  jangka waktu berdirinya PT; d.  besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor; e.  jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham; f. 

nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris;

g.  penetapan tempat dan tata cara penyelenggar penyelenggaraan aan RUPS; h.  tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris;  

 

i. 

tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.

Tidak perlu khawatir akan banyaknya hal yang perlu diatur dalam Anggaran Dasar ataupun Akta Pendirian. Hal-hal tersebut sudah dikuasai oleh Notaris, sehingga pelaku usaha juga dapat meminta penjelasan dan panduan dari Notaris. Salah satu keunggulan PT dari bentuk usaha lainnya (Perusahaan Perorangan, Firma, atau CV) adalah adanya konsep pemisahan kekayaan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan PT . Tanggung jawab pemegang saham (orang yang memberikan modal kepada PT) terbatas pada jumlah modal yang diberikannya kepada PT. Pemegang saham PT tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan (perjanjian) yang dibuat atas nama PT dan tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi saham yang dimiliki. Hal tersebut berarti, apabila PT mengalami kerugian, maka harta pribadi pemegang saham tidak dapat diganggu gugat. Tentunya, konsep tersebut berlaku dengan catatan pemegang saham telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar. Persyaratan Pendirian PT UMKM

1.  Didirikan oleh 2 (dua) orang (orang perseorangan atau badan hukum) atau lebih. 2.  Didirikan berdasarkan perjanjian tertulis antara Para Pendiri (akan dituangkan dalam Akta Pendirian). 3.  Para Pendiri memberikan modal yang terbagi dalam bentuk saham. 4.  Kegiatan usaha yang dilakukan PT tidak bertentang bertentangan an dengan peraturan perundang-undangan, perundang-undan gan, ketertiban umum, dan/atau k kesusilaan. esusilaan. 5.  Kegiatan usaha dilakukan di lokasi yang tidak dilarang untuk penyelenggaraan penyelenggaraa n kegiatan usaha tersebut. Perlu dicermati bahwa di beberapa daerah, rumah tinggal tidak dapat dijadikan tempat usaha. Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk pendirian PT adalah: 1.  Identitas Para Pendiri a.  KTP dan NPWP (untuk orang perseorangan);  

 

b.  Akta Pendirian, Surat Keputusan Pengesahan, NPWP Perusahaan, Anggaran Dasar beserta seluruh perubahannya (untuk badan hukum). 2.  Bukti setor modal (modal disetor). Dalam UU PT dikenal istilah modal dasar, modal disetor, dan modal ditempatkan. Modal disetor adalah jumlah modal yang sudah disetorkan ke dalam rekening PT. Bukti kepemilikan tempat usaha atau perjanjian sewa tempat usaha atau Surat keterangan dari RT/RW/Kelurahan/Kecamatan yang menyatakan bahwa tempat usaha memang boleh digunakan untuk kegiatan usaha tersebut. Tahapan Pendirian PT UMKM 1.  Pengajuan Nama PT

Nama PT yang diajukan harus memenuhi persyaratan: a.  ditulis dengan huruf latin; b.  belum dipakai secara sah oleh PT lain atau tidak sama pada pokoknya dengan nama PT lain; c. 

tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;

d.  tidak sama atau tidak mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau lembanga internasional, kecuali mendapat izin dari  yang bersangkutan; bersangkutan; e.  tidak terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak membentuk kata; f. 

tidak mempunyai arti sebagai Perseroan, badan hukum, atau persekutuan perdata;

g.  tidak hanya menggunakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha sebagai Nama PT; dan h.  sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha PT, dalam hal maksud dan tujuan serta kegiatan usaha akan digunakan sebagai bagian dari Nama PT. Selain itu, pada praktiknya, nama PT UMKM harus menggunakan bahasa Indonesia.

 

 

Tahapan dalam pengajuan nama PT adalah: a.  Pengajuan nama PT disampaikan oleh Pemohon kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (“Menteri (“ Menteri”) ”) sebelum PT didirikan,

 yaitu melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik atau melalui surat tercatat apabila di daerah tersebut belum ada jaringan elektronik tersebut. b.  Menteri akan memberikan persetujuan atau penolakan (beserta alasan penolakan) atas pengajuan Nama PT. Persetujuan atau penolakan tersebut disampaikan secara elektronik kepada Pemohon paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal pengajuan diterima secara lengkap. c.  Nama PT wajib dinyatakan dalam Akta Pendirian dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan Menteri atas pengajuan Nama PT, atau persetujuan Menteri akan batal demi hukum. 2.  Perolehan pengesahan badan hukum PT

PT memperoleh status sebagai badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan. Setelah pengajuan nama PT, tahapan untuk memperoleh Keputusan Menteri tentang Pengesahan tersebut adalah: 1. 

Membuat Akta Pendirian (yang berisi Anggaran Dasar dan keterangan-keterangan keterangan-keter angan lain).

2.  Paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal Akta Pendirian ditandatangani, Para Pendiri bersama-sama atau diwakili oleh Notaris yang menerima kuasa dari Para Pendiri (“Pemohon (“Pemohon”) ”) mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri dengan mengisi format isian dan melengkapi dokumen pendukung. Apabila permohonan diajukan setelah lewat 60 (enam puluh) hari setelah penandatanganan Akta Pendirian, Akta Pendirian menjadi batal dan PT bubar. 3.  Menteri secara elektronik akan:

 

 

a.  menyatakan tidak keberatan atas permohonan secara elektronik tersebut, yaitu apabila format isian dan dokumen pendukung sesuai telah sesuai dengan d engan peraturan perundang-undangan; perundang-undangan; atau b.  memberitahuk memberitahukan an penolakan beserta alasannya. 4.  Paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pernyataan Menteri tidak berkeberatan, Pemohon wajib menyampaikan secara fisik surat permohonan yang dilampiri dokumen pendukung. 5.  Paling lambat 14 (empat belas) hari setelah persyaratan telah dipenuhi secara lengkap, Menteri akan: a.  menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum Perseroan yang ditandatangani secara elektronik, yaitu apabila semua persyaratan telah dipenuhi oleh Pemohon; atau b.  memberitahukan bahwa persyaratan jangka waktu dan kelengkapan dokumen pendukung tidak dipenuhi, dan dengan demikian, pernyataan tidak berkeberatan gugur. Biaya jasa hukum Notaris untuk pendirian PT UMKM disebutkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 3 Tahun 2017 tentang Biaya Jasa Hukum Notaris Untuk Pendirian PT UMKM, yaitu berdasarkan modal dasar PT UMKM: 1.  Untuk PT UMKM dengan modal dasar di bawah Rp25.000.000,00 Persetujuan Pemakaian Nama PT dan Pengesahan PT Biaya Akta Notaris Biaya Pengumuman dalam Berita Negara RI dan Tambahan Berita Negara RI Total Biaya Jasa Hukum Notaris 2.  Untuk

PT

UMKM

dengan

Rp300.000,00 Rp500.000,00 Rp200.000,00 Rp1.000.000,00

modal

dasar

Rp25.000.000,00

 –  

Rp1.000.000.000,00 Persetujuan Pemakaian Nama PT dan Pengesahan PT

Rp600.000,00

 

 

Biaya Akta Notaris Biaya Pengumuman dalam Berita Negara RI dan Tambahan Berita Negara RI Total Biaya Jasa Hukum Notaris

 

Rp4.000.000,00 Rp400.000,00 Rp5.000.000,00

 

Dokumen Hukum dan Izin Badan Usaha

Panduan yang diuraikan dalam buku ini difokuskan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yaitu:

Usaha

Kekayaan Bersih (Tidak Termasuk Tanah dan

Hasil Penjualan Tahunan

Bangunan)

Usaha Mikro

paling banyak Rp50.000.000,00 lebih

Usaha Kecil

dari

Rp50.000.000,00

sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00

Usaha Menengah

lebih dari Rp500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00

paling banyak Rp300.000.000 lebih dari Rp300.000.000,00 sampai dengan Rp2.500.000.000,00 lebih dari Rp 2.500.000.000 sampai dengan Rp50.000.000.000,00

Secara umum, terdapat 5 (lima) dokumen hukum dan izin yang harus dimiliki oleh suatu usaha yang termasuk UMKM, yaitu Nomor Pokok Wajib Pajak (“ (“NPWP NPWP”), ”), Surat Keterangan Domisili Usaha (“SKDU (“ SKDU”) ”) atau Surat Keterangan Domisili Perusahaan (“SKDP (“SKDP”), ”), Surat Izin Usaha Perdagangan (“SIUP (“SIUP”), ”), Tanda Daftar Perusahaan (“TDP (“TDP”), ”), dan Izin Gangguan (Hinderodonantie Hinderodonantie   / “HO “ HO”). ”). Selain itu, bagi usaha mikro dan kecil juga terdapat Izin Usaha Mikro dan Kecil (“ (“IUMK  IUMK ”). ”). Usaha yang berbentuk perusahaan perorangan, Firma, CV, PT,

maupun Koperasi wajib memiliki izin-izin tersebut. Dewasa ini sebenarnya Pemerintah Pusat tengah berusaha untuk memangkas sejumlah izin bagi usaha kecil dan menengah, seperti HO, izin tempat usaha dan izin prinsip. Namun demikian, hal tersebut belum dapat terlaksana dan pada praktiknya di beberapa daerah, daerah, pelaku usaha m masih asih diwajibkan untuk memil memiliki iki sejumlah izin tersebut. Persyaratan dan proses pengurusan izin di tiap daerah dapat berbeda-beda.  

 

Dalam uraian berikut akan disebutkan persyaratan yang berlaku di DKI Jakarta  yang dapat menjadi gambaran besar bagi proses perizinan di daerah lain. Sebagai

catatan,

pendaftaran

NPWP

badan

usaha

dapat

saja

mempersyaratkan fotokopi dokumen izin padahal untuk pendaftaran izin tersebut juga membutuhkan NPWP badan usaha. Dalam kondisi tersebut, pengurusan dokumen dan izin seyogyanya dapat dilakukan secara bersamaan dengan meminta surat keterangan dari masing-masing instansi berwenang  yang menyatakan bahwa proses pengurusan dokumen dan/atau izin tengah berjalan. Permohonan pendaftaran dokumen hukum dan izin badan usaha dilakukan oleh Pengurus, yaitu seseorang yang namanya tercantum dalam dokumen pendirian badan usaha. Apabila permohonan dilakukan oleh orang lain yang bukan pengurus (Pemohon bukanlah Pengurus), maka harus ada surat kuasa dari Pengurus kepada orang tersebut. 1. 

NPWP

Proses pembuatan NPWP dilakukan tanpa dipungut biaya, yaitu dengan datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (“KPP (“ KPP”) ”) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (“KP2KP (“KP2KP”), ”), atau

e-reg   terlebih dahulu melalui www.pajak.go.id  www.pajak.go.id  dan memilih menu e-reg (electronic registration). registration). Yang perlu dilakukan adalah mengisi formulir pendaftaran NPWP serta menyerahkan: a.  Fotokopi dokumen pendirian badan usaha beserta perubahannya; b.  Fotokopi KTP salah satu Pengurus badan usaha; c.  Fotokopi NPWP salah satu Pengurus badan usaha; d.  Surat Kuasa bermeterai Rp6.000,00 apabila pendaftaran NPWP dilakukan oleh orang lain yang bukan merupakan Pengurus badan usaha; dan e.  Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau izin kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau fotokopi Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

 

 

2. 

IUMK

IUMK adalah tanda legalitas bagi seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum bagi usaha mikro dan kecil untuk mengembangkan usahanya. Pemberian IUMK dibebaskan atau diberi keringanan dengan tidak dikenakan biaya retribusi dan/atau pungutan lainnya. IUMK diberikan oleh Camat yang

mendapat

delegasi

dari

Bupati/Walikota atau Lurah atau Kepala Desa (di wilayah tertentu). Menurut peraturan perundang-undangan, IUMK diberikan oleh Camat paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak permohonan dan dokumen pelengkap diterima dengan lengkap dan benar. Apabila dokumen persyaratan belum lengkap, Camat membuat surat penolakan dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah permohonan dan dokumen pelengkap diterima. Untuk memperoleh IUMK, Pemohon harus mengisi formulir dan membawa dokumen: a.  Surat pengantar dari RT atau RW terkait lokasi usaha; b.  KTP; c.  Kartu Keluarga; dan d.  2 lembar pas foto terbaru Pengurus berwarna ukuran 4x6 cm. 3.  SKDU atau SKDP

Tahapan Permohonan:  a.  Mengisi Formulir Permohonan SKDU yang ada di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (“PTSP (“PTSP”). ”). Untuk PT, Formulir Permohonan dilengkapi

dengan Surat Kuasa Pengurusan dan Surat Kuasa Penandatanganan apabila Direktur Utama meberi kuasa penandatanganan kepada Direktur;  b.  Membuat Surat Pernyataan Tempat Kedudukan/Domisili Usaha/Badan Usaha sesuai dengan format yang ditentukan oleh PTSP BERMETERAI Rp6.000,00; c.  Membawa dokumen pelengkap: 1)  Fotokopi KTP dan Paspor Pemohon (Pemohon adalah Pengurus atau orang lain yang menerima kuasa);

 

 

2)  Fotokopi penerima kuasa (apabila proses permohonan dilakukan oleh orang yang menerima kuasa); 3)  Fotokopi NPWP Badan Usaha; 4)  Fotokopi Akta Pendirian dan Anggaran Dasar Badan Usaha beserta seluruh perubahannya, serta Surat Keputusan Pengesahan terkait; 5)  Bukti kepemilikan tanah/bangunan atau perjanjian sewa tanah/bangunan yang menyatakan tidak keberatan tanah/bangunan digunakan serta KTP pemilik tanah/bangunan (apabila tempat kegiatan usaha adalah tempat yang disewa); 6)  Bukti pembayaran PBB tahun terakhir; dan 7)  Foto lokasi badan usaha. 4.  SIUP dan TDP

SIUP adalah izin yang diterbitkan oleh Pejabat PTSP dan harus dimiliki badan usaha untuk dapat melakukan kegiatan usaha perdagangan. SIUP juga akan berguna untuk mempermudah pengajuan pinjaman dana dari Bank maupun lembaga keuangan lainnya, ataupun untuk ikut serta dalam program Corporate Social Responsibility Responsibility  (“CSR (“CSR”) ”) atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (“PKBL (“PKBL”). ”). 

Menurut peraturan perundang-undangan, SIUP dan TDP akan diterbitkan dalam waktu 2 (dua) hari kerja setelah permohonan dan dokumen pelengkap diterima dengan lengkap dan benar. Apabila dokumen persyaratan belum lengkap, Pejabat Penerbit membuat surat penolakan dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah permohonan dan dokumen pelengkap diterima. SIUP tidak perlu diperpanjang. Permohonan diajukan oleh Pengurus, Penanggung Jawab Perusahaan Perdagangan atau Pihak Ketiga kepada Pejabat Penerbit dengan mengisi formulir permohonan SIUP dan TDP, dan ditanda tangani oleh Pengurus atau Penanggung Jawab Perusahaan Perdagangan di atas meterai cukup. Untuk Perusahaan Perdagangan berbentuk PT, formulir diajukan dengan melampirkan dokumen: a.  Fotokopi Akta Notaris Pendirian Perusahaan; b.  Fotokopi Akta Perubahan Perusahaan (apabila ada);

 

 

c.  Fotokopi Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum PT dari Kemenkumham; d.  Fotokopi KTP Penanggungj Penanggungjawab/Direktur awab/Direktur Utama PT; e.  Surat pernyataan dan pemohon tentang lokasi usaha perusahaan; f.  Foto Penanggungjawab atau Direktur Utama perusahaan ukuran 3x4 cm (2 lembar); dan g.  Fotokopi NPWP. Dokumen yang harus dilengkapi untuk Perusahaan Perdagangan berbentuk koperasi, CV dan Firma, dan perorangan secara garis besar sama dengan dokumen-dokumen yang disebutkan di atas. Jenis SIUP menurut modal dan kekayaan bersih seluruhnya di luar tanah dan gedung adalah: a.  SIUP Mikro, yang wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan Mikro b.  SIUP Kecil, modal dan kekayaan bersih seluruhnya sampai dengan Rp200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan; c.  SIUP Menengah, modal dan kekayaan bersih seluruhnya senilai Rp200.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan; dan d.  SIUP Besar, modal dan kekayaan bersih seluruhnya senilai lebih dari Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan. 5.  HO

Jenis usaha yang harus memperoleh HO dan persyaratan untuk memperoleh HO ditentukan dalam peraturan daerah masing-masing daerah. Dokumen yang harus dipersiapkan untuk pengurusan HO antara lain adalah: a.  Fotokopi Surat Tanah atau bukti lainnya; b.  Fotokopi KTP dan NPWP; c.  Fotokopi Akta Pendirian; d.  Fotokopi Tanda Pelunasan PBB; e.  Persyaratan tidak berkeberatan dari tetangga atau masyarakat yang berdekatan; dan  

 

f. 

Daftar bahan baku penunjang;

g.  Fotokopi IMB/ siteplan IMB/ siteplan..

 

 

Contoh Perjanjian Tertulis

Kontrak atau perjanjian tertulis sangat diperlukan untuk menjamin hak dan kewajiban para pihak. Perjanjian tertulis yang perlu dibuat adalah: 1. 

Perjanjian antara Badan Usaha dengan Klien; dan

2.  Perjanjian Kerja antara Badan Usaha dengan Pekerja. Perjanjian antara Badan Usaha dengan Klien setidak-tidaknya harus memuat: Hal

1.  Pembukaan 

Contoh Perjanjian ........... ini (“Perjanjian (“Perjanjian”) ”)

Menyebutkan nama perjanjian dan

Tanggal]] disepakati oleh tertanggal [Tanggal

tanggal diadakannya perjanjian.

dan antara:

2.  Identitas Para Pihak Menguraikan identitas pemberi jasa/kerja dan penerima

[Identitas Pemberi Jasa/pekerjaan J asa/pekerjaan]] untuk selanjutnya disebut (“Pemberi (“Pemberi Jasa/Kerja”) Jasa/Kerja ”) 

jasa/pekerjaan  Pertama-tama harus dilihat apakah

dan

klien merupakan orang perorangan atau mewakili suatu badan usaha.

Jasa/Pekerjaan] [Identitas Penerima Jasa/Pekerjaan]

Apabila klien mewakili badan

untuk selanjutnya disebut (“Penerima (“Penerima

usaha, berarti pembayaran akan

Jasa/Kerja”) Jasa/Kerja ”) 

dilakukan oleh badan usaha dan dengan demikian harus jelas

Untuk selanjutnya Pemberi Jasa/Kerja

apakah klien yang datang memiliki kapasitas atau jabatan dalam

dan Penerima Jasa /Kerja secara bersama-sama disebut sebagai “Para “Para

badan usaha tersebut yang

Pihak”. Pihak ”. 

memang berwenang mewakili badan usahanya untuk membuat perjanjian dengan pihak lain.

 

 

Identitas pemberi jasa/kerja dan/atau penerima jasa/kerja badan usaha: Usaha],  suatu suatu   [ Jenis [Nama Badan Usaha] Badan Usaha misalnya Perseroan Terbatas, CV, Firma atau Koperasi] Koperasi]  yang didirikan berdasarkan hukum Negara   Negara [Nama Negara],  Negara] berkedudukan di [ Alamat Badan Usaha]],  dalam hal ini diwakili oleh Usaha [Nama Individu] Individu], pemegang [Kartu Tanda Penduduk apabila WNI atau Paspor apabila WNA] WNA]  [Nomor KTP atau Paspor ],  dalam kapasitasnya  Jabatan]] [Nama Badan sebagai [ Jabatan Usaha]] Usaha

dan

dengan

demikian

berwenang mewakili [Nama Badan Usaha]] dalam perjanjian ini. Usaha Identitas pemberi jasa/kerja dan/atau penerima jasa/kerja orang perorangan: [Nama Individu] Individu], pemegang [Kartu Tanda Penduduk apabila WNI atau Paspor apabila WNA] WNA]  [Nomor KTP atau Paspor ], beralamat di [ Alamat  sesuai KTP atau Paspor ]. 3.  Hak dan Kewajiban Para Pihak

  Hak dan kewajiban masing-



untuk:

secara

a.  …

  Jangka

 

Pemberi

masing pihak harus disebutkan jelas

berikut

jangka

waktu

Jasa/Kerja

berkewajiban

b.  …

waktunya. 

Pasal [Nomor Pasal]

penyelesaian

c.  … 

pekerjaan dapat dihitung satu

untuk

persatu (per tahap) ataupun

kewajiban tersebut secara keseluruhan

secara keleseluruhan.

disebut sebagai “Jasa/Kerja “Jasa/Kerja”. ”. 

selanjutnya

kewajiban-

 

  Jumlah dan waktu revisi yang



dapat dimintakan oleh Penerima Jasa/Kerja juga harus diatur

Pasal [Nomor Pasal] i.  Pemberi Jasa/Kerja wajib melaporkan hasil jasa

dengan jelas.  jelas. 

  Dapat juga diperjanjikan bahwa

sebagaimana dirinci di bawah ini:

pekerjaan akan dimulai setelah Penerima Jasa/Kerja membayar

a.  …dalam waktu [jumlah hari] [hari kerja atau hari]  hari] terhitung



sejak tanggal

uang muka sejumlah Rp….

  Para Pihak dapat mengatur



mengenai

pengenaan

bunga

penandatanganan penandatangan an Perjanjian. Perjanjian.   b.  …dalam waktu [jumlah hari]

ataupun denda dengan jumlah

[hari kerja atau hari]  hari] terhitung

dan jangka waktu yang jelas.  jelas. 

sejak pekerjaan [nama

  Tata cara komunikasi Para Pihak



seperti untuk pelaporan hasil

pekerjaan b] b] dimulai. dimulai.   c.  …dalam waktu [jumlah hari]

tahap pekerjaan oleh Pemberi

[hari kerja atau hari]  hari] terhitung

Jasa/Kerja,

sejak pekerjaan [nama

permintaan

revisi

oleh Penerima Jasa/Kerja, serta penyampaian hasil revisi oleh

pekerjaan c] c] dimulai. dimulai.   ii.  Penerima Jasa/Kerja berhak

Pemberi Jasa/Kerja harus duatur duatur

meminta revisi sebanyak [jumlah sebanyak [jumlah

dengan jelas.  jelas. 

revisi yang dapat dimintakan Penerima Jasa]  Jasa] kali masing-masing untuk hasil jasa/kerja: a.  …  b.  …  c.  …  dengan ketentuan bahwa revisi untuk

suatu

tahap

jasa/kerja

(misalnya butir a) tidak dapat dimintakan Pemberi

kembali

apabila

Jasa/Kerja

tengah

mengerjakan

tahap

jasa

selanjutnya (misalnya butir b). iii.  Penerima

Jasa/Kerja

harus

menyampaikan permintaan revisi  

 

selambat-lambatnya [jumlah hari] [hari kerja atau hari]  hari] terhitung sejak Pemberi Jasa/Kerja melaporkan hasil

jasa

kepada

Jasa/Kerja.

Apabila

Penerima tidak

ada

permintaan revisi dalam jangka waktu tersebut, maka Penerima Jasa/Kerja

dianggap

tidak

memerlukan revisi. iv.  Pemberi

Jasa/Kerja

wajib

menyampaikan hasil revisi dalam [jumlah hari] [hari kerja atau hari]  hari]  terhitung sejak Penerima Jasa /Kerja menyampaikan permintaan revisi kepada Pemberi Jasa/Kerja.  Jasa/Kerja.  v.  Pemberi

Jasa/Kerja

meneruskan

wajib

jasa

tahap

selanjutnya (misalnya butir b) setelah

Pemberi

menyampaikan terakhir

hasil

suatu

(misalnya

Jasa/Kerja tahap

butir

a)

revisi jasa kepada

Penerima Jasa/Kerja atau apabila Penerima

Jasa/Kerja

tidak

menyampaikan permintaan revisi sampai jangka waktu yang ditentukan, kecuali diperjanjikan bahwa dimulainya pemberian jasa bergantung pembayaran

pada dan

suatu

pembayaran

tersebut belum dilakukan oleh Penerima Jasa/Kerja.  Jasa/Kerja.  vi.  Pelaporan hasil tahap jasa oleh Pemberi Jasa/Kerja, permintaan  

 

revisi oleh Penerima Jasa,/Kerja serta penyampaian hasil revisi oleh Pemberi Jasa/kerja harus dilakukan melalui

[email

atau

telefon atau surat tercatat atau pertemuan langsung]  langsung]  yaitu [alamat email atau nomor telefon atau alamat

untuk

pengiriman

surat

 sesuai dengan cara komunikasi yang disepakati]..  disepakati] Pasal [Nomor Pasal] i. 

Penerima

Jasa/Kerja

berkewajiban untuk membayar jasa/kerja yang diperjanjikan sejumlah dan pada waktuwaktu yang disepakati Para Pihak. ii. 

Apabila Penerima Jasa/Kerja terlambat

melakukan

pembayaran,

Penerima

Jasa

dikenai denda senilai Rp… untuk

setiap

5

(lima)

hari

kerja

keterlambatan. 4.  Penjelasan tentang pemeliharaan atau jaminan harus secara detail karena pada bagian ini sering terjadi permasalahan, jadi perlu dijelaskan secara rinci berapa kali pemberi

jasa/kerja

melakukan

pemeliharaan atau memberikan jaminan. 5.  Ta Tata ta ca cara ra pe pemb mbay ayar aran an.. Pe Pert rtam amaa-

Pa Pasa sall [Nomor Pasal]

 

 

tama harus dijelaskan mengenai

Para Pihak menyepakati bahwa harga

harga transaksi, yaitu harga untuk

Pekerjaan adalah senilai Rp.. (“Harga (“Harga

jasa/kerja yang akan diberikan oleh

Jasa/Kerja”) Jasa/Kerja ”) dengan rincian jasa: 

Pemberi Jasa/Kerja. Harga dapat

1)  … seharga Rp… 

dihitung secara keseluruhan atau

2)  … seharga Rp… 

dirinci per jasa/kerja.

pemberian

3)  … seharga Rp… 

Apabila disepakati pembayaran secara

Pasal [Nomor Pasal]

bertahap, harus disebutkan dengan

Pembayaran dilakukan secara [tunai

jelas tahapan-tahapan pembayaran.

atau transfer]  transfer] ke .....

tahap

6.  Kerahasisaan informasi antara dua pihak 7.  Larangan-larang Larangan-larangan an dan penjelasan pembatalan Perjanjian. 8.  Lampiran-lampiran yang diperlukan,

 

 

 

 

 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF