Panduan Pembelajarn Dan Asesmen
September 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Panduan Pembelajarn Dan Asesmen...
Description
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
PANDUAN
Pembelajaran Pembelajar an dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar Dasar,, dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
PANDUAN
Pembelajaran Pembelajar an dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar Dasar,, dan Menengah
2022
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dasar, dan Menengah Pengarah
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Anindito Aditomo Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Zulfikri Penyusun
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Dion Ginanto (UIN Jambi) Nisa Felicia (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Leli Alhapip (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Setiyo Iswoyo (Millennia 21st Century Academy) Yayuk Hartini (SDN Indrasari 1 Kec. Martapura, Kalimantan Selatan) Rizal Listyo Mahardika (SDN 02 Mampang Prapatan, DKI Jakarta) Penelaah
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Neneng Kadariyah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Kontributor
Susanti Sufyadi (Universitas Lambung Mangkurat) Lambas Tjaturigsih Rosdiana (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Fauzan Amin Nur Rochim (Pusat Asesmen Pendidikan) Sandra Novrika (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Sapto Aji Wirantho (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Dwi Setiyowati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Arina Hasanah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Fera Herawati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Nur Rofika Ayu Shinta Amalia (Pusat Kurikulum dan
Fauzi Eko P. (Direktorat PMPK) Tita Srihayati (Direktorat PMPK) Suprananto (UNSIKA Karawang) Sisilia Mariati (PAUD Mutiara) Sri Kurnianingsih (Himpaudi Jawa Tengah) Irma Yuliantina (Universitas Panca Sakti Bekasi Wariyanto (SMPN 2 Purwokerto) Indah Lestari (SMPN 115 Jakarta) Taman Firdaus (SMAN 1 Kota Bima) Betty Sekarasih Hadi Yani (SMAN 2 Playen)
Pembelajaran) Abd. Rohman Hakim (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Putu Widyarani K. (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Dona Paramita (Direktorat PAUD) Waluyo (Direktorat SD) Elly Wismayanti (Direktorat SMP) Rina Imayanti (Direktorat SMA) Taufiq Dhamarjati (Direktorat SMK) Eskawati Musyarofah (Direktorat SMK)
Arifin (SMAN 2 Wonosari Gunungkidul) Fendi (SMK Mikael Solo) Arif Basuki (SMK 2 Salatiga) Pono Soswanto (SMKN 1 Karawang) Rani Azis (SLBN 5 Jakarta) Indra Jaya (UNJ) Asih Nur Imda (SDS Pantara) Cucu Sukmana (UPI, Bandung) Tri Puas Restiadi (SKB Ungaran) Kholifah Dwi Untari (SKB Malang)
Ilustrator
Silvi Pratiwi Layout
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan Pembelajaran Pembelajar an dan Asesmen ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan inspirasi dalam implementasi pembelajaran dan asesmen pada Kurikulum Merdeka. Peserta didik seyogianya menjadi fokus utama dalam pembelajaran dan asesmen. Usaha untuk menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif akan memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik. Dalam kaitannya dengan pembelajaran dan asesmen yang berpusat dan berpihak pada peserta didik perlu adanya panduan bagi pendidik pada tingkat satuan pendidikan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Panduan ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran dan asesmen di dalam kelas yang mengacu pada standar proses dan standar penilaian. Standar proses dan standar penilaian digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang efektif dan efisien sehingga mampu untuk mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan kemandirian peserta didik secara optimal. Selanjutnya, pembelajaran dan asesmen juga diarahkan untuk memberikan fleksibilitas bagi bagi pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip, strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran Pembelajaran yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik. Panduan Pembelajaran Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka ini akan terus disempurnakan berdasarkan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan dengan proses evaluasi tersebut, Panduan ini juga akan mengalami revisi dan pembaruan secara berkala.
iii
Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun, penelaah, dan kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk menghasilkan menghasilkan sebuah panduan yang menginspirasi. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Anindito Aditomo, Ph.D.
iv
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA
Langkah 02
04
Memahami pembelajaran dan asesmen
Langkah 04 Memahami pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila
02
Langkah 01 Memahami garis besar Kurikulum Merdeka
01
03
Langkah 03 Memahami pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan dalam Kurikulum Merdeka
Langkah 1 Memahami garis besar Kurikulum Merdeka
Langkah 2 2 Memahami pembelajaran dan asesmen
• Regulasi mengenai Kurikulum Merdeka yang berlaku
Panduan Pembelajaran dan Asesmen
• Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
• Prinsip pembelajaran dan asesmen • Pembelajaran sesuai dengan tahapan peserta didik • Perencanaan pembelajaran dan asesmen (termasuk alur tujuan pembelajaran) • Merencanakan pembelajaran • Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen
Langkah 3 Memahami pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan dalam Kurikulum Merdeka
Langkah 4 4 Memahami pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila
Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
• Analisis karakteristik satuan pendidikan • Penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan • Pengorganisasian pembelajaran • Perencanaan pembelajaran • Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional
• Menyiapkan ekosistem sekolah • Mendesain projek penguatan profil pelajar Pancasila • Mengelola projek penguatan profil pelajar Pancasila • Mengolah asesmen asesmen dan dan melaporkan melaporkan hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila • Evaluasi dan tindak lanjut projek projek penguatan profil pelajar Pancasila
v
Daftar Isi
iii
Kata Pengantar
vi
Daftar Isi
1
Pendahuluan
3
10
1
Latar Belakang
2
Sasaran Pengguna
2
Cara Menggunakan Panduan
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen 4
Prinsip Pembelajaran
8
Prinsip Asesmen
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen 11
Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
15
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
19
Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
23
Merencanakan pembelajaran dan asesmen
37
Pelaksanaan Pembelajar Pembelajaran an dan Asesmen
41
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen 41
Pengolahan Hasil Asesmen
53
Pelaporan Hasil belajar
65
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajar Pembelajaran an dan Asesmen
68
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
78
Daftar Pustaka
79
Lampiran-Lampiran Lampiran-Lampiran
vi
Pendahuluan
1
Pendahuluan
Ringkasan Bab Latar Belakang Sasaran Pengguna
Cara Menggunakan Panduan
A. Latar Belakang Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip, strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajar Pembelajaran an yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam panduan ini,
Pemerintah telah menetapkan Capaian Pembelajaran Pembelaj aran yang menjadi rujukan utama dalam pengembangan rancangan pembelajaran, khususnya untuk kegiatan intrakurikuler. intrakurik uler. Panduan ini memfasili memfasilitasi tasi proses berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dari menganalisis capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran mengembangkan alur tujuan pembelajaran pembelajaran,, modul ajar, serta asesmen pada awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi. Dokumen ini juga memuat perencanaan serta pelaksanaan asesmen yang dimulai dari
pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik.
perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan hasil penilaian atau asesmen. PPA difokuskan difokusk an untuk pembelajaran dan asesmen intrakurikuler, intrakurik uler, sedangkan panduan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila disampaikan dalam dokumen terpisah.
1 Dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 dijelaskan bahwa struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua, yaitu intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Capaian Pembelajaran menjadi kompetensi yang ditargetkan untuk intrakurikuler.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
1
Pendahuluan
B. Sasaran Pengguna ■
Untuk pendidik, panduan pembelajaran
■
Untuk kepala sekolah, panduan ini
dapat menjadi acuan atas fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran (instructional leader ). Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah menginspirasi para pendidik untuk berkolaborasi dan berinovasi untuk menciptakan perubahan yang dimulai dari dalam kelas. Pengawas diharapkan berperan untuk mendampingi kepala sekolah. Pengawas
■
dan merefleksikan merefleksikan proses pembelajaran pembelajaran (bukan hanya terfokus pada administrasi), serta memberikan inspirasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran dan asesmen dari sekolah lain. pengawas juga dapat melakukan pendampingan kepada kepala sekolah dan pendidik yang memerlukan konsultasi dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan dalam pembelajaran.
dan asesmen digunakan sebagai panduan dalam pembelajaran
bersama kepala sekolah mendiskusika mendiskusikan n
■
Sebagai bagian dari komunitas belajar,
panduan ini bisa berguna untuk bahan diskusi, memantik berbagai ide dalam pembelajaran, dll.
C. Cara Menggunakan Panduan Satuan pendidikan dan pendidik diberikan kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran,, perangkat ajar, dan asesmen pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerahnya. Satuan pendidikan dan pendidik juga memiliki memiliki keleluasaan untuk untuk menentukan jenis, teknik, bentuk bentuk instrumen, dan waktu waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.
2
Dalam penggunaannya, dokumen ini perlu memperhatikan beberapa regulasi lain: • Keputusan Mendikbud Mendikbudristek ristek tentang Kurikulum Merdeka; • Keputusan Kepala BSKAP tentang Profil Profil Pelajar Pancasila; dan • Keputusan Kepala BSKAP tentang Capaian Capaian Pembelajaran.
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
2
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
Ringkasan Bab Prinsip Pembelajar Pembelajaran an Prinsip Asesmen
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu Pembelajaran kesatuan yang sebaiknya tidak t idak dipisahkan. Pendidikk dan peserta didik perlu memahami Pendidi kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan proses pembelajaran diupayakan untuk mencapai kompetensi tersebut. Kaitan antara pembelajaran dan asesmen, digambarkan dan diilustrasikan diilustrasik an melalui ilustrasi berikut: Pembelajaran dapat diawali dengan proses Pembelajaran perencanaan asesmen dan perencanaan pembelajaran. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran pembelajaran.. Perencanaan asesmen, terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran disusun dari Capaian Pembelaj Pembelajaran aran dengan mempertimbangkan mempertimbangk an kekhasan dan karakteristik Satuan Pendidikan. Pendidik Pendidik juga harus
memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik. Proses selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan kontekstual. Pada siklus ini, pendidik diharapkan dapat menyelenggarak menyelenggarakan an pembelajaran yang : (1) interaktif; (2) inspiratif; (3) menyenangkan; (4) menantang; (5) memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; dan dan (6) memberikan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang proses pembelajaran, pendidik dapat mengadakan asesmen formatif untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh peserta didik. Tahapan selanjutnya adalah proses asesmen pembelajaran. Asesmen pembelajaran pembelajaran diharapkan dapat mengukur aspek yang seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal pembelajaran dan asesmen pada saat pembelajaran. pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran digunakan mendukung pembelajaran terdiferensiasi terdiferensiasi sehingga peserta
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
3
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan yang mereka mereka butuhkan. Sementara, asesmen formatif pada saat pembelajaran dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan. Apabila peserta didik dirasa telah mencapai tujuan pembelajaran, maka pendidik dapat meneruskan pada tujuan pembelajaran berikutnya. Namun, apabila tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik perlu melakukan penguatan terlebih dahulu. Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan asesmen sumatif untuk memastikan ketercapaian dari keseluruhan tujuan pembelajaran. Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung dalam bentuk siklus seperti gambar di atas. Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun
dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh karena itu, proses pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk membantu keberhasilan peserta didik di dalam kelas. Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan teknis. Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik, Pemerintah menetapkan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
A. Prinsip Pembelajaran Tabel 2.1. Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya
Prinsip Pembelajaran
a.
4
Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan mempertimbangk an tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;
Contoh pelaksanaan prinsip pe pembelajaran
• Pada awal tahun ajaran, pendidik pendidik berusaha berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai. • Pendidik merancang atau memilih alur alur tujuan pembelajaran pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek. • Pendidik merancang pembelajaran pembelajaran yang menyenangkan menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
Prinsip Pembelajaran
b.
Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;
Contoh pe pelaksanaan prinsip pembelajaran
• Pendidi Pendidikk mendorong mendorong peserta didik untuk melakukan melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu dikembangkan. • Pendidik Pendidik senantiasa memberikan umpan balik balik langsung yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan. • Pendidik Pendidik menggunakan menggunakan pertanyaan terbuka yang menstimulasi pemikiran yang mendalam. • Pendidik Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap pembelajar mandiri. • Pendidik Pendidik memberikan memberikan ruang yang cukup cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. • Pendidi Pendidikk memberikan memberikan tugas atau pekerjaan rumah ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan mempertimbangkan mempertimbang kan beban belajar peserta didik. • Pendidik Pendidik merancang merancang pembelajaran pembelajaran untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.
c.
Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik;
• Pendidik Pendidik menggunakan menggunakan berbagai metode pembelajaran pembelajaran yang bervariasi dan untuk membantu peserta didik mengembangkan kompetensi, kompetensi, misalnya belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran terdiferensiasi. • Pendidik Pendidik merefleksikan merefleksikan proses dan dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik. • Pendidik Pendidik merujuk pada pada profil pelajar pelajar Pancasila Pancasila dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi)
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
5
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
Prinsip Pembelajaran
d.
pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra;
Contoh pelaksanaan prinsip pe pembelajaran
• Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik. • Pendidik merancang pembelajaran pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar. • Pendidik memberdayak memberdayakan an masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran pembelajaran yang relevan. • Pendidik melibatkan orang orang tua dalam dalam proses belajar belajar dengan komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik. • Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekat pendekatan an multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapatdidigunakan, utamanya bagi peserta didik yang tumbuh komunitas yang menggunakan bahasa lokal. • Pada SMK, SMK, terdapat pembelajaran pembelajaran melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki pengalaman di dunia kerja yang relevan. • Pada SMK, SMK, pendidik pendidik dapat menyelenggarakan pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa industri di lingkungan sekolah melalui model pembelajaran industri (teaching factory). factory).
6
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
Prinsip Pembelajaran
e.
pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Contoh pe pelaksanaan prinsip pembelajaran
• Pendidi Pendidikk berupaya untuk mengintegrasikan mengintegrasikan kehidupan kehidupan sustainable living) pada berbagai kegiatan keberlanjutan ( sustainable pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi sampah, dsb.
• Pendidik Pendidik memotivasi memotivasi peserta didik didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka. • Pendidik Pendidik melibatkan melibatkan peserta didik didik dalam mencari mencari solusisolusi permasalahan di keseharian yang sesuai dengan tahapan belajarnya. • Pendidik Pendidik memanfaatkan memanfaatkan projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi peserta didik sebagai warga dunia masa depan.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
7
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
B. Prinsip Asesmen Tabel 2.2. Prinsip Asesmen dan Contoh Pelaksanaannya
Prinsip Asesmen
a.
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran pembelajaran,, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen
• Pendidik Pendidik menguatkan asesmen di awal awal pembelajaran pembelajaran yang digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik. • Pendidik Pendidik merencanakan merencanakan pembelajaran pembelajaran dengan dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk perbaikan kedepannya. • Pendidik Pendidik memberikan memberikan umpan balik balik berupa kalimat kalimat dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh. • Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman. • Pendidik Pendidik memberikan memberikan kesempatan kesempatan kepada kepada peserta didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka, serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut berdasarkan hasil asesmen. • Pendidik Pendidik merancang merancang asesmen untuk mendorong mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang membangun • Pada konteks konteks PAUD, PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
b.
asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran pembelajaran;;
8
• Pendidi Pendidikk memikirkan memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran. • Pendidik Pendidik menggunakan menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran,, sementara hasil dari asesmen sumatif pembelajaran digunakan untuk pelaporan hasil belajar belajar..
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
Prinsip Asesmen
c.
asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
d.
e.
Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen
• Pendidi Pendidikk menyediakan menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji. • Pendidik Pendidik menentukan menentukan kriteria sukses dan dan menyampaikannya menyampaikanny a pada peserta didik, sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai. • Pendidik Pendidik berkolaborasi berkolaborasi dalam dalam merancang merancang asesmen sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai dengan tujuan tujuan asesmen. • Pendidik Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan menentukan tindak lanjut pembelajaran pembelajaran..
laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana
• Pendidik menyusun laporan laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.
dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut;
• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala berkala kepada peserta didik dan mendiskusi mendiskusikan kan tindak lanjutnya bersamasama beserta orang tua.
hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
• Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca, membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen. • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidi kependidikan, kan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran. • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala berkala kepada peserta didik dan mendiskusik mendiskusikan an tindak lanjutnya bersamasama orang tua.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
9
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
3
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Ringkasan Bab Memahami Capaian Pembelajaran (CP) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran Merencanakan Pembelajaran Pembelajaran dan Asesmen
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelaja Pembelajaran ran (CP) sebagai kompetensi kompetensi yang ditargetkan. ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran seharihari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan
pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase. Proses berpikir dalam merencanakan pembelajaran ditunjukkan dalam Gambar 2 di bawah ini.
Memahami Capaian Pembelajaran
Menyusun alur tujuan pembelajaran dari tujuan pembelajaran
Merumuskan tujuan pembelajaran
Merancang pembelajaran
Gambar 3.1. Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran
Pendidik dapat (1) mengembangkan Pendidik sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau perencanaan pembelajaran, (2) mengembangkan mengembangka n alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan pemerintah, atau (3) menggunakan contoh yang disediakan. Pendidikk menentukan pilihan tersebut Pendidi berdasarkan kemampuan masing-masing. Dalam Platform Merdeka Mengajar,
10
pemerintah menyediakan contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai RPP, dan modul ajar. Dengan kata lain, setiap pendidik perlu menggunakan alur tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran untuk memandu mereka mengajar; akan tetapi mereka tidak harus mengembangka mengembangkannya nnya sendiri.
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Proses perancangan kegiatan pembelajaran dalam panduan ini dibuat dengan asumsi bahwa pendidik akan mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran secara mandiri, tidak menggunakan contoh yang disediakan pemerintah. Oleh karena
itu, apabila pendidik menggunakan contoh, proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kata lain, proses dalam Gambar 2 tidak harus dilakukan secara lengkap oleh seluruh pendidik.
A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP) Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang
kompetensinya, sementara kelas menunjukkan kelompok (cohort ) berdasarkan usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase A (yang umumnya
tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas yang disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelaj Pembelajaran aran dalam perencanaan pembelajaran: ■
Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya
proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu periode (misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep. Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang sudah dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya. ■
Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik. Fase belajar
seorang peserta didik menunjukkan
■
Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif. Satu fase biasanya
lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX. Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu berkolaborasi berkolabor asi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir di suatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
11
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Catatan untuk Pengawas/Penilik:
Pengawas/penilik dapat mendiskusi Pengawas/penilik mendiskusikan kan dan mendukung proses belajar pendidik untuk mengembangkan perencanaan pembelajaran. Pada saat berdiskusi dengan pendidik, pengawas/penilik perlu fokus pada bagaimana proses perencanaan dilakukan, misalnya: • Apakah guru berkolabor berkolaborasi asi lintas kelas sebagaimana yang dicontohkan di atas?
• Apakah perencanaan di suatu suatu kelas kelas memperhatikan topik atau konsep yang sudah dikuasai peserta didik di kelas sebelumnya? • Apakah pendidik memperhatikan perkembangan peserta didik ketika merencanakan pembelajaran? • Apakah perencanaan pembelajaran memperhatikan perkembangan peserta didik dan kesinambungan proses pembelajaran antar kelas?
Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Tabel 3.1 memperlihatkan pembagian fase. Tabel 3.1. Pembagian Fase
Fase
Kelas/Jenjang pada Umumnya
Fondasi
PAUD
A
Kelas I-II SD/MI
B
Kelas III-IV SD/MI
C
Kelas V-VI SD/MI
D
Kelas VII-IX SMP/MTs
E
Kelas X SMA/SMK/MA/MAK
F
Kelas XI-XII SMA/MA/MAK Kelas Kelas XI-XII XI-XII SMK SMK Program program 34 tahun tahun
Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian untuk setiap mata pelajaran. • Dalam CP, CP, kompetens kompetensii yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara karakter dan kompetensi umum yang ingin dikembangkan dikemb angkan dinyatakan dalam profil pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan dirangkaikan dirangkaik an sebagai paragraf, ilmu
12
pengetahuan yang dipelajari peserta didik menjadi suatu rangkaian yang berkaitan. • CP dirancang dirancang dengan banyak banyak merujuk merujuk kepada teori belajar Konstruktivisme dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan “Understanding by Design” Design” (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe (2005). Dalam kerangka teori ini,
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
“memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasik mengaplikasikan an informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena. Dengan demikian, pemahaman bukanlah suatu proses kognitif yang sederhana atau proses berpikir tingkat rendah. • Memang apabila merujuk pada Taksonomi Bloom, pemahaman dianggap sebagai proses berpikir tahap yang rendah (C2). Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk perancangan pembelajaran dan asesmen kelas yang lebih operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/ menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret. • Naskah CP CP terdiri terdiri atas rasional, tujuan, karakteristik, dan capaian per fase. Rasional menjelaskan alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut serta kaitannya dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan Tujuan menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dituju setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran tersebut secara keseluruhan. Karakteristik menjelaskan apa yang dipelajari dalam mata pelajaran tersebut, strands) elemen-elemen atau domain ( strands yang membentuk mata pelajaran dan berkembang dari fase ke fase. Capaian per fase disampaikan dalam dua bentuk,
yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase untuk setiap elemen. Oleh karena itu, penting untuk pendidik mempelajari CP untuk mata pelajarannya secara menyeluruh. Memahami CP adalah langkah pertama yang sangat penting. Setiap pendidik perlu familiar dengan apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas dari apakah mereka akan mengembangkan kurikulum,, alur tujuan pembelajaran, atau kurikulum silabusnya sendiri atau tidak. Beberapa contoh pertanyaan reflektif yang dapat digunakan untuk memandu guru dalam memahami CP, antara lain: • Kompetensi apa saja yang yang perlu dimiliki dimiliki peserta didik untuk sampai di capaian pembelajaran akhir fase? • Kata-kata kunci kunci apa yang penting dalam CP? CP? • Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami? • Apakah capaian yang ditargetkan ditargetkan sudah sudah biasa saya ajarkan? Selain untuk mengenal lebih mendalam mata pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga dapat memantik ide-ide pengembangan rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk memantik ide: • Bagaimana capaian dalam dalam fase fase ini akan dicapai anak didik? • Materi apa saja yang akan dipelajari dipelajari dan seberapa luas serta mendalam? • Proses belajar belajar seperti apa yang akan ditempuh peserta didik?
Catatan untuk pimpinan satuan pendidikan:
Berdasarkan umpan balik yang diterima Kemendikbudristek, Kemendikbudristek, sebagian pendidik masih mengalami kesulitan kesulitan untuk memahami CP secara utuh. Oleh karena itu, pendidik dapat dianjurkan untuk berpartisipasi dalam komunitas di mana mereka dapat mengembangkan profesionalisme profesionalism e mereka dan belajar lebih jauh tentang CP dan peran mereka untuk memfasilitasi memfasili tasi peserta didik mencapai CP.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
13
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Berikut ini adalah beberapa catatan penting tentang CP untuk jenis/jenjang:
Pada PAUD, CP bertujuan untuk memberikan arah yang sesuai dengan usia perkembangan pada semua aspek perkembangan anak sehingga kompetensi pembelajaran yang diharapkan dicapai anak pada akhir PAUD dapat dipahami dengan jelas agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan pendidikan selanjutnya. Lingkup Lingkup CP di PAUD dikembangkan dari tiga elemen stimulasi yang saling terintegrasi dan merupakan elaborasi dari aspekaspek perkembangan anak, yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa; dan nilai
mata pelajaran yang diajarkan hingga kelas XIII.
Pancasila; serta bidang-bidang lain untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan kebutuhan pendidikan Abad 21 di Indonesia. Tiga elemen stimulasi yang dimaksud, yaitu: 1) Nilai Agama dan Budi Pekerti; 2) Jati Diri; dan 3) Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni; diharapkan dapat mengeksplorasi aspek-aspek as pek-aspek perkembangan anak secara utuh dan tidak terpisah.
pelajaran keterampilan mengacu pada capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Satuan pendidikan dapat mengembangkan capaian pembelajaran pada mata pelajaran keterampilan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, lingkungan belajar dan satuan pendidikan.
Sementara itu, pada SMK terdapat beberapa kekhasan. Pendidik dapat melakukan analisis CP mata pelajaran kejuruan SMK bersama dengan mitra dunia kerja. Pada jenjang SMK terdapat program empat tahun sebagaimana tercantum dalam daftar konsentrasi keahlian yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pada program empat tahun pembelajaran diselenggarakan hingga kelas XIII mata pelajaran yang diajarkan pada kelas XIII adalah: Matematika, Bahasa Inggris, dan Praktik Kerja Lapangan. Capaian pembelajaran fase F berlaku pada pada
14
Pada Pendidikan Kesetaraan, penyusunan alur tujuan pembelajaran memperhatikan alokasi waktu didasarkan pada pemetaan Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan bentuk pembelajaran tatap muka, tutorial, mandiri ataupun kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Capaian pembelajaran pada mata pelajaran kelompok umum, mata pelajaran pemberdayaan, dan mata
Pada Pendidikan Khusus, pembagian fase didasarkan pada usia mental peserta didik. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual, dapat menggunakan CP pendidikan khusus. CP pada peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat dilakukan lintas fase dan lintas elemen, sesuai dengan kondisi, kemampuan, hambatan dan kebutuhan. Sementara peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum. kurikulum. Di bawah ini adalah rumusan fase capaian pembelajaran pada Pendidikan Pendidik an Khusus.
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 3.2. Fase Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Khusus
Fase
Jenjang/Kelas pada umumnya
Usia Mental
A
Kelas I-II SD/MI
≤ 7 tahun
B
Kelas III-IV SD/MI
C
Kelas V-VI SD/MI
D
Kelas VII-IX SMP/MTs
± 9 tahun
E
Kelas X SMA/SMK/MA/MAK
± 10 tahun
F
Kelas XI-XII SMA/SMK/MA/MAK
± 8 tahun
B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Setelah memahami CP, pendidik mulai mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu: 1.
Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan didemonstrasik an oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
2.
Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini, pendidik belum mengurutkan tujuantujuan tersebut, cukup merancang tujuantujuan belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses pengembangan rencana
Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di
pembelajaran langkah demi langkah.
SMA)
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
15
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Taksonomi Bloom berguna dalam proses perumusan tujuan pembelajaran. Namun demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi seiring dengan perkembangan hasil-hasil penelitian. Anderson dan Krathwohl (2001) mengembangkan mengembangka n taksonomi berdasarkan
Level
1 Level
2 Level
3 Level
4 Level
5
Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan untuk konteks belajar saat ini. Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi t inggi sebagai berikut:
Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadanya.
Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.
Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau Mengaplikasikan, informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan
Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi Menganalisis, menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.
Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, Mengevaluasi, mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.
Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh, Menciptakan, Level
6
melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang sudah ada.
Selain taksonomi di atas, untuk merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik juga dapat merujuk pada teori lain yang dikemb dikembangkan angkan oleh Tighe dan Wiggins (2005) tentang enam bentuk pemahaman. Sebagaimana yang disampaikan dalam penjelasan tentang CP, pemahaman (understanding) adalah proses berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar
16
menggunakan informasi untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan. Menurut Tighe dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan melalui kombinasi dari enam kemampuan berikut ini:
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Penjelasan (explanation)
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan, menjelaskan sebuah teori, dan menggunakan data.
Aplikasi
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai sesuatu dalam situasi yang nyata atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan).
Empati
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya.
Marzano (2000) mengembangkan taksonomi baru untuk tujuan pembelajaran. Dalam taksonominya, Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan. Ketiga sistem tersebut adalah sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri ( self-system self-system). Sistem diri adalah keputusan yang dibuat individu untuk merespon instruksi dan pembelajaran: apakah akan melakukannya atau tidak. Sementara sistem metakognitif adalah kemampuan individu untuk merancang strategi st rategi
Interpretasi
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan, atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain.
Perspektif
Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
Pengenalan diri atau refleksi diri
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar mencapai tujuan. Selanjutnya sistem kognitif mengolah semua informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada 6 level taksonomi menurut Marzano:
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
17
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tingkat 1
Mengenali dan mengingat kembali ( retrieval ) Mengingat kembali (retrieval ) informasi dalam batas mengidentifikasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang berkaitan.
Tingkat 2
Pemahaman Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidentifikasi atribut atau karakteristik utama dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano, pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan: integrasikan dan simbolisasi.
Tingkat 3
Analisis Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud bukan hanya mengidentifikasi karakteristik penting dan tidak penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis, yaitu: (1) mencocokan, (2) mengklasifikasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesifikasikan.
Tingkat 4
Pemanfaatan Pemanfaa tan Pengetahuan Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang. Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan.
Tingkat 5
Metakognisi Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi, yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.
Tingkat 6
Sistem Diri Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan seberapa besar tenaga yang yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.
18
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Panduan ini tidak mendorong pendidik untuk fokus pada satu teori saja. Sebaliknya, panduan ini memperlihatkan bahwa ada beberapa referensi yang dapat digunakan untuk merancang tujuan pembelajaran pembelajaran.. Pendidik dapat menggunakan teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran, selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan konteks lingkungan pembelajara pembelajaran. n. Beberapa catatan khusus terkait dengan perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan jenjang pendidikan pendidikan tertentu: ■
Pada Capaian Pembelajaran PAUD,
penyusunan tujuan pembelajaran mempertimbangkan mempertimbangk an laju perkembangan anak, bukan kompetensi dan konten seperti pada jenjang lainnya. ■
sehari-hari sampai kesiapan memasuki dunia kerja. ■
merumuskan tujuan pembelajaran memperhatikan karakteristik peserta didik, kebutuhan belajar dan kondisi lingkungan. ■
Pada satuan pendidikan SMK ,
tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dapat disusun bersama dengan mitra dunia kerja. Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan Pendidik tujuan pembelajaran dengan beberapa alternatif di bawah ini: ■
Alternatif 1. Merumuskan tujuan
pembelajaran secara langsung berdasarkan CP ■
Alternatif 2. Merumuskan tujuan
pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP.
Pada Pendidikan Khusus, selain
kompetensi dan konten, tujuan pembelajaran juga mencakup variasi dan akomodasi layanan sesuai karakteristik peserta didik. Selain itu, tujuan pembelajaran diarahkan pada terbentuknya kemandirian dalam aktivitas
Pada pendidikan kesetaraan, dalam
■
Alternatif 3. Merumuskan tujuan
pembelajaran Lintas Elemen CP Contoh masing-masing alternatif terdapat di lampiran, termasuk contoh cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran pada jenjang PAUD ada di lampiran.
C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam perencanaan pembelajaran adalah menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh karena itu, pendidik dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran saja, dan alur tujuan
pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik dengan: (1) merancang sendiri berdasarkan CP, (2) mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun (3) menggunakan contoh yang disediakan pemerintah. Bagi pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya pembelajarann ya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikemban dikembangkan gkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur ( sequence sequence) yang berurutan secara
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
19
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. Alur tujuan pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dilakukan dari hari ke hari. Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:
6.
Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
7.
Tampilan tujuan pembelajara pembelajaran n diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
1.
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang Tujuan lebih umum bukan tujuan pembelajara pembelajaran n harian (goals, bukan objectives);
2.
Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
3.
Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan dikemba ngkan secara kolaborati kolaboratif, f, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
8.
Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
4.
Alur tujuan pembelajaran dikemb dikembangkan angkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan dikemba ngkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikemb dikembangkan angkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;
9.
5.
Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);
Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
20
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini ( Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle,, 2001; Morrison Doolittle Morrison,, Ross, & Kemp, 2007; Reigelut Reigeluth h & Keller, 2009): Tabel 3.3. Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran
Pengurutan dari yang Konkret ke yang Abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).
Pengurutan Deduktif
Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah ke yang lebih Sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan Hierarki
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan keterampil an yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
Pengurutan Prosedural
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding
Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
21
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Di bawah ini adalah ilustrasi pemetaan alur tujuan pembelajaran dalam satu fase. Setiap kotak tujuan pembelajaran merupakan hasil perumusan tujuan pembelajaran yang telah
Awal Fase
dilakukan pada tahap sebelumnya dan alur tujuan pembelajaran adalah tujuan-tujuan t ujuan-tujuan pembelajaran yang telah disusun.
Tujuan Pembelajaran 1
Tujuan Pembelajaran 2
Tujuan Pembelajaran ...
Tujuan Pembelajaran 3
Tujuan Pembelajaran ...
Tujuan Pembelajaran (n)
Akhir Fase
Gambar 3.2. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran
Sebagaimana disampaikan pada penjelasan tentang CP, setiap fase terdiri atas 1 sampai 3 kelas. Sebagai contoh, pada jenjang SD, satu fase terdiri atas 2 kelas. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan untuk setiap CP. Dengan demikian, alur tujuan pembelajaran
untuk Fase A, misalnya, harus disusun untuk 2 tahun (Kelas I dan Kelas II). Oleh karena itu, dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik perlu berkolaborasi dengan pendidik lain yang mengajar dalam fase yang sama agar tujuan pembelajarann pembelajarannya ya berkesinamb berkesinambungan. ungan.
Pendidik dapat menggunakan contoh alur tujuan pembelajaran yang telah tersedia, atau Pendidik memodifikasi memodifik asi contoh alur tujuan pembelajara pembelajaran n menyesuaikan kebutuhan peserta didik, karakteristik dan kesiapan satuan pendidikan. Selain itu, pendidik dapat menyusun alur tujuan pembelajaran secara mandiri sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan. Tidak ada format komponen yang ditetapkan oleh pemerintah. Komponen alur tujuan pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan yang mudah dimengerti oleh pendidik. Catatan khusus untuk jenjang dan jenis tertentu:
Untuk PAUD, PAUD, esensi alur tujuan pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran berdasarkan laju perkembangan anak dan dikembangkan oleh masing-masing satuan agar dapat mencapai CP. Satuan pendidikan dapat memilih untuk menyusun alur tujuan pembelajaran
22
atau tidak dan alur tujuan pembelajaran dapat dikembangkan dikemb angkan dengan pendekatan yang paling sesuai pada masing-masing satuan pendidikan.
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
D. Merencanakan pembelajaran dan asesmen Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dengan demikian, rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang digunakan pendidik sehingga bentuknya lebih rinci dibandingk dibandingkan an alur tujuan pembelajaran. Perlu diingatkan kembali bahwa alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan oleh pemerintah sehingga pendidik yang satu dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran yang berbeda dengan pendidik lainnya meskipun mengajar peserta didik dalam fase yang sama. Oleh karena itu, rencana pembelajaran yang dibuat masingmasing pendidik pun dapat berbeda-bed berbeda-beda, a, terlebih lagi karena rencana pembelajaran ini dirancang dengan memperhatikan berbagai
faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lainlain. Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai CP. Rencana pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal sebagai RPP atau (2) dalam bentuk modul ajar. Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena komponen-komponen dalam modul ajar meliputi komponen-komponen komponen-komponen dalam RPP atau lebih lengkap daripada RPP. Komponen yang dimaksud tertera pada Tabel 3.4. berikut ini:
Tabel 3.4. Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar
Komponen minimum dalam rencana
Komponen minimum dalam modul ajar
pelaksanaan pembelajaran
• Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
• Tujuan Tujuan pembelajaran pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
• Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan.
• Langkah-langkah Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang dicapai dalam satu atau
• Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran dan rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran.
lebih pertemuan. • Rencana asesmen untuk untuk di di awal pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya. • Rencana asesmen asesmen di akhir pembelajaran pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya. • Media pembelajaran yang digunakan, digunakan, termasuk, misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu dipelajari peserta didik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
23
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 3.4 menunjukkan perbedaan komponen yang perlu termuat dalam kedua dokumen perencanaan pembelajaran yang digunakan pendidik sehari-hari. Terlihat bahwa komponen yang harus ada (komponen minimum) minimum) dalam rencana pelaksanaan pembelajaran lebih sederhana, fokus mendokumentasikan rencana. Sementara dalam modul ajar, perencanaan dilengkapi dengan media yang digunakan, termasuk juga instrumen asesmennya. Oleh karena modul ajar lebih lengkap daripada rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pendidik yang menggunakan modul ajar untuk mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak perlu lagi mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemerintah menyediakan contoh-contoh rencana pelaksanaan pembelajaran dan modul ajar. Pendidik dapat menggunakan dan/ atau menyesuaikan contoh-contoh tersebut dengan kebutuhan peserta didik. Untuk pendidik yang merancang rencana pelaksanaan pembelajarannya pembelajaran nya sendiri, maka komponenkomponen dalam Tabel Tabel 3.4 harus termuat, dan dapat ditambahkan dengan komponen lainnya sesuai dengan kebutuhan pendidik, peserta didik, dan kebijakan satuan pendidikan.
Merancang Modul Ajar Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.4, modul ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. pembelajaran. Satu modul ajar biasanya berisi rancangan pembelajaran untuk satu tujuan pembelajaran berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun.
24
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan untuk membantu pendidik mengajar secara lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu menggunakan buku teks pelajaran. Modul ajar dapat menjadi pilihan lain atau alternatif strategi pembelajaran. Oleh karena itu, sebelum merancang modul ajar, pendidik perlu mempertimbangkan mempertimban gkan beberapa hal berikut. a.
Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, apakah merujuk pada buku teks saja sudah cukup atau perlu menggunakan modul ajar?
b.
Jika membutuhkan modul ajar, apakah dapat menggunakan modul ajar yang telah disediakan, memodifikasi memodifikasi modul ajar yang disediakan, atau perlu membuat modul ajar baru?
Apabila berdasarkan kedua pertanyaan di atas pendidik menyimpulkan bahwa modul ajar tidak dibutuhkan atau modul ajar yang disediakan dapat digunakan dengan penyesuaian-penyesuaian tertentu, maka ia tidak perlu merancang modul ajar yang baru. Komponen minimum modul ajar telah disampaikan dalam Tabel 3.4, namun bila diperlukan, pendidik juga dapat menambah komponen, misalnya dengan menyusun modul ajar dengan struktur sebagaimana tercantum pada Tabel 3.5 berikut.
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 3.5. Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap
Informasi Umum
Komponen Inti
Lampiran
• Identitas penulis modul
• Tujuan pembelajara pembelajaran n
• Lembar kerja peserta didik didik
• Kompetensi awal
• Asesmen
• Pengayaan dan remedial
• Profil pelajar Pancasila
• Pemahaman bermakna
• Sarana dan prasarana
• Pertanyaan pemantik
• Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
• target peserta didik
• Kegiatan pembelajaran
• Glosarium
• Model pembelajaran yang digunakan
• Refleksi peserta didik dan pendidik
• Daftar pustaka
Pendidik memiliki memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang tersedia atau mengembangkan modul ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik. Pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut ini dapat digunakan pendidik dalam proses perancangan modul ajar. • Bagaimana agar perhatian peserta didik senantiasa fokus dan mereka terus bersemangat sepanjang kegiatan pembelajaran?
• Bagaimana peserta didik didik dapat menunjukkan pemahaman mereka dan melakukan evaluasi diri yang berarti setelah mempelajari materi ini?
• Bagaimana saya sebagai sebagai pendidik pendidik akan membantu setiap individu peserta didik memahami pembelajaran?
• Bagaimana saya akan menyesuaikan langkah dan/atau materi pelajaran berdasarkan keunikan dan kebutuhan masing-masing peserta didik?
• Bagaimana saya akan akan mendorong mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi, mempelajari lagi, memperbaiki, dan berpikir ulang tentang konsep atau materi pelajaran yang telah mereka pelajari?
• Bagaimana saya akan mengelola pengalaman belajar yang mendorong peserta didik untuk menjadi pelajar yang aktif dan mandiri?
Bagaimana kekhasan modul ajar pada berbagai jenjang? PAUD. Rencana pembelajaran/modul pembelajaran/modul ajar pada PAUD merupakan dokumen yang setidaknya
memuat komponen tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran atau pada rentang waktu yang telah ditentukan. Pendidikan Khusus. Pengembangan modul ajar, selain sesuai dengan struktur dan komponen
di atas, juga sesuai dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil asesmen diagnostik sehingga pengembangan modul ajar dimungkinkan dapat terjadi lintas fase dan elemen.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
25
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Kesetaraan. Penyusunan langkah-langk langkah-langkah ah pembelajaran memperhatikan bentuk
pembelajaran, yakni tatap muka, tutorial, mandiri ataupun kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Pada modul ajar ini, komponen jam pelajaran mengacu pada pemetaan SKK pada tiap mata pelajaran yang dilakukan dilakukan oleh satuan pendidikan. pendidikan. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran pembelajaran 1 (satu) jam tatap muka atau 2 (dua) jam tutorial atau 3 (tiga) jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran, yaitu sama dengan 35 (tiga puluh lima) menit untuk Program Paket A, 40 (empat puluh) menit untuk Program Paket B, dan 45 (empat puluh lima) menit untuk Program Paket C. SMK , Pada mata pelajaran kejuruan, khususnya mata pelajaran konsentrasi keahlian, keahlian, modul ajar
dilengkapi dengan bahan ajar atau lembar kerja atau latihan-latihan sesuai dengan konsentrasi atau keahlian yang akan dipelajari oleh peserta didik. Modul ajar dapat disusun berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan/atau disusun bersama mitra dunia kerja.
Rencana Asesmen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Atau Modul Ajar Sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 3.4, baik dalam rencana pelaksanaan pembelajara pembelajaran n maupun modul ajar, rencana asesmen perlu disertakan dalam perencanaan pembelajaran. Dalam modul ajar, rencana asesmen ini dilengkapi dengan instrumen serta cara melakukan penilaiannya. Dalam dunia pedagogi dan asesmen, terdapat banyak teori dan pendekatan asesmen. Bagian ini menjelaskan konsep asesmen yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka. Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip Pembelajaran Pembelaj aran dan Asesmen (Bab II), asesmen adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran pembelajaran.. Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk melakukan asesmen-asesmen berikut ini: 1.
26
Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
a.
b.
Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor. Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen formatif.
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
2.
Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.
Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar, tergantung pada cakupan
penggunaan teknik dan instrumen asesmen, penentuan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen. Termasuk dalam keleluasaan ini adalah keputusan tentang penilaian tengah semester. Pendidikk dan satuan pendidikan berwenang Pendidi untuk memutuskan perlu atau tidaknya melakukan penilaian tersebut. Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip Pendidik asesmen yang disampaikan dalam Bab II, di mana salah satu prinsipnya mendorong penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan hanya tes tertulis, agar pembelajaran bisa lebih terfokus terfokus pada kegiatan yang bermakna serta informasi atau umpan balik dari asesmen tentang kemampuan peserta didik juga menjadi
tujuan pembelajaran.
lebih kaya dan bermanfaat dalam proses perancangan pembelajaran berikutnya.
Pendidik adalah sosok yang paling memahami Pendidik kemajuan belajar peserta didik sehingga pendidik perlu memiliki kompetensi dan keleluasaan untuk melakukan asesmen agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik masingmasing. Keleluasaan tersebut mencakup mencakup perancangan asesmen, waktu pelaksanaan,
Untuk dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran dan asesmen sesuai arah kebijakan Kurikulum Merdeka, berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang asesmen formatif dan asesmen sumatif sebagai acuan.
Asesmen Formatif Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
meningkatkan terus capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar yang penting
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan informasi perkembangan peserta didik. Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi peserta didik dan juga pendidik.
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
■
Bagi peserta didik, asesmen formatif
berguna untuk berefleksi, dengan memonitor kemajuan belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkahlangkah yang perlu ia lakukan untuk
■
Bagi pendidik, asesmen formatif
berguna untuk merefleksikan strategi pembelajaran yang digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Asesmen ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan belajar individu peserta didik yang diajarnya.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
27
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Agar asesmen memberikan manfaat tersebut kepada peserta didik dan pendidik, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik dalam merancang asesmen formatif, antara lain sebagai berikut: • Asesmen formatif formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nilai rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan keputusan-kep utusan penting lainnya. • Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif apabila tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar belajar.. • Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan. • Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat. • Asesmen formatif formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi kepada pendidik tentang kesiapan belajar peserta didik. Berdasarkan asesmen ini, pendidik perlu menyesuaikan/mem menyesuaikan/memodifikasi odifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/ atau membuat diferensiasi pembelajaran pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. • Instrumen asesmen yang digunakan digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh peserta didik dan mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya atau performa yang diberi umpan balik. Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka.
28
Contoh-contoh pelaksanaan asesmen formatif.
• Pendidik Pendidik memulai memulai kegiatan kegiatan tatap muka dengan memberikan pertanyaan berkaitan dengan konsep atau topik yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. • Pendidik Pendidik mengakhiri mengakhiri kegiatan kegiatan pembelajaran pembelajaran di kelas dengan meminta peserta didik untuk menuliskan 3 hal tentang konsep yang baru mereka pelajari, 2 hal yang ingin mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 hal yang mereka belum pahami. • Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan diskusi terkait proses dan hasil percobaan, kemudian pendidik memberikan umpan balik terhadap pemahaman peserta didik. • Pendidik Pendidik memberikan memberikan pertanyaan tertulis, kemudian setelah selesai menjawab pertanyaan, peserta didik diberikan diberikan kunci jawabannya sebagai acuan melakukan penilaian diri. • Penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antar teman dan refleksi. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk menjelaskan secara lisan atau tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman) tentang konsep yang baru dipelajari. • Pada PAUD, PAUD, pelaksanaan asesmen asesmen formatif dapat dilakukan dengan melakukan observasi terhadap perkembangan anak saat melakukan kegiatan bermain-belajar. • Pada pendidikan khusus, pelaksanaan pelaksanaan asesmen diagnostik dilakukan untuk menentukan fase pada peserta didik sehingga pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, misalnya: salah satu peserta didik pada kelas X SMALB (Fase E) berdasarkan hasil asesmen diagnostik berada pada Fase C sehingga pembelajaran peserta didik tersebut tetap mengikuti hasil asesmen diagnostik yaitu Fase C.
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Asesmen Sumatif Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan membanding kan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan peserta didik dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk: • alat ukur untuk mengetahui mengetahui pencapaian pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran pembelajaran di periode tertentu; • mendapatkan nilai capaian capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan • menentukan kelanjutan proses belajar belajar siswa siswa di kelas atau jenjang berikutnya. Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, berakhir, misalnya pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester dan pada akhir fase; khusus asesmen pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi
atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, maka dapat melakukan asesmen pada akhir semester. Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan asesmen pada akhir semester. semester. Hal yang perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif, pendidik dapat menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan membuat portofolio).
Merencanakan Asesmen Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan, maka ia tidak perlu membuat perencanaan asesmen. Namun, bagi pendidik yang mengembangkan sendiri rencana pelaksanaan pembelajaran dan/atau modul ajar, ia perlu merencanakan asesmen formatif yang akan digunakan. • Rencana asesmen dimulai dengan perumusan tujuan asesmen. Tujuan ini tentu berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran. • Setelah tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih/mengembangkan memilih/me ngembangkan instrumen, antara lain: karakteristik peserta didik, kesesuaian asesmen dengan rencana/ tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan instrumen untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik dan pendidik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
29
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat menjadi inspirasi bagi pendidik, yaitu:
Rubrik
Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga Rubrik juga dapat dapat digunakan oleh pendidik untuk memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai. Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.
Ceklis
Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.
Catatan Anekdotal
Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi yang dilakukan.
Grafik Perkembangan (Kontinum)
Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.
Instrumen asesmen dapat dikembangkan dikembangkan berdasarkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu :
Observasi
Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan berkesinambungan melalui pengamatan perilaku yang diamati secara berkala. Observasi dapat difokuskan untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi dapat dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.
Kinerja
Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan mengaplikasika n pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.
Projek
Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tes Tertulis
Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau Tes memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes tertulis dapat berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-ben bentuk-bentuk tuk tes tertulis lainnya.
30
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tes Lisan
Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran.
Penugasan
Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.`
Portofolio
Kumpulan dokumen dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Asesmen dapat dilakukan secara berbeda di jenjang tertentu, sesuai dengan karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, teknik penilaian tidak menggunakan tes tertulis, melainkan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan kondisi satuan PAUD, dengan menekankan pengamatan pada anak secara autentik sesuai preferensi satuan pendidikan. Ragam bentuk asesmen yang dapat dilakukan, antara lain: catatan anekdot, ceklis, hasil karya, portofolio, dokumentasi, dll.
Untuk pendidikan khusus, asesmen cenderung lebih beragam karena perlu pendekatan individual. Pada Pendidi Pendidikan kan Kesetaraan, asesmen mata pelajaran keterampilan keterampil an dapat berbentuk observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis, portofolio, dan/atau uji kompetensi pada lembaga sertifikasi dan kompetensi. Sementara itu pada SMK, terdapat bentuk penilaian atau asesmen khas yang membedakan dengan jenjang yang lain, yaitu:
a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL) • Asesmen/pengukuran Asesmen/pengukuran terhadap capaian pembelajaran selama melaksanakan pembelajaran di dunia kerja, meliputi substansi kompetensi ataupun budaya kerja. • Asesmen dilakukan oleh pembimbing/ pembimbing/ instruktur dari dunia kerja dan atau bersama dengan guru pendamping.
• Hasil asesmen disampaikan pada rapor rapor dengan mencantumkan keterangan industri tentang kinerja secara keseluruhan berdasarkan jurnal PKL, sertifikat, atau surat keterangan praktek kerja lapangan dari dunia kerja. • Mendorong peserta didik didik berkinerja berkinerja baik baik saat melakukan pembelajaran di dunia kerja serta memberikan kebanggaan pada peserta didik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
31
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
b. Uji Kompetensi Kejuruan • Asesmen terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI yang dilaksanakan di akhir masa studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP-P1/LSP-2/LSP-3), Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), atau satuan pendidikan yang terakreditasi bersama dengan dunia kerja. • Dapat memperhitungkan paspor keterampilan ( skills skills passport ) yang
diperoleh pada tahap pembelajaran pembelajaran sebelumnya. • Dapat berupa berupa observasi, observasi, demonstrasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis, dan/atau portofolio sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh dunia kerja, LSP, dan/atau PTUK. • Hasil dari dari uji kompetensi adalah predikat predikat capaian kompetensi sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara dan sertifikat keahlian untuk menghadapi dunia kerja.
c. Ujian Unit Kompetensi • Asesmen terhadap pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi untuk mencapai kemampuan melaksanakan satu bidang pekerjaan spesifik. • Ujian Unit Kompetensi dapat mengujikan beberapa unit kompetensi yang membentuk 1 (satu) Skema Sertifikasi. • Ujian Unit Kompetensi dapat dilaksanakan setiap tahun atau semester oleh satuan pendidikan terakreditasi. terakreditasi. • Dapat berupa berupa observasi, observasi, demonstrasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis, dan/atau portofolio.
• Mendorong pendidik melaksanakan pembelajaran tuntas (mastery learning) pada materi kejuruan. Pembelajaran Pembelajaran tuntas dalam hal ini pembelajaran yang menekankan pada pemenuhan unit atau elemen kompetensi sesuai dengan SKKNI. • Hasil dari dari ujian ujian unit kompetensi adalah predikat capaian kompetensi sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara, sertifikat keahlian, dan/atau skill passport sebagai sebagai bekal menghadapi Uji Kompetensi Keahlian di akhir masa pembelajaran.
Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria atau indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran,
32
baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar. Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih/membuat memilih/membuat instrumen asesmen, karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/
beberapa pendekatan, di antaranya: (1) menggunakan deskripsi sehingga apabila
didemonstrasi didemonstrasikan pesertatujuan didik sebagai buktin. bahwa ia telahkan mencapai pembelajaran. pembelajara Dengan demikian, pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).
peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran, (2) menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, (3) menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya. mengembangkan nya. Berikut adalah contohcontoh pendekatan yang dimaksud.
Dengan demikian, kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan dikemb angkan pendidik dengan menggunakan
Contoh salah satu tujuan t ujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria ketuntasan: Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil
pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.
Tabel 3.6. Contoh Deskripsi Kriteria untuk untu k Ketuntasan Tujuan Pembelajaran
Kriteria
Laporan menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut.
Tidak memadai
Memadai
Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang jelas.
Laporan menceritakan pengalaman secara jelas.
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.
Kesimpulan: Peserta Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 kriteria memadai. Jika ada dua kriteria kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu dilakukan dilakukan intervensi agar pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
33
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidik dapat menggunakan rubrik ini untuk kriteria dari tujuan pembelajaran seperti contoh di Pendidik atas, atau dapat pula menggunakan tujuan-tujuan pembelajaran untuk menentukan ketuntasan CP pada satu fase. Pendekatan 2: menggunakan rubrik
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria ketuntasan yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan penulisan. Dalam rubrik terdapat empat tahap pencapaian, dari baru berkembang, layak, cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan ada deskripsi yang menjelaskan performa peserta didik.
Pendidik menggunakan rubrik ini untuk Pendidik mengevaluasi laporan yang dihasilkan oleh peserta didik.
Tabel 3.7. Contoh Rubrik untuk Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran
Isi laporan
Baru berkembang
Layak
Cakap
Mahir
Belum mampu menulis teks eksplanasi, hasil pengamatan, dan pengalaman belum jelas tertuang dalam tulisan. Ide dan informasi dalam laporan tercampur dan
Mampu menulis teks eksplanasi, hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menunjukkan hubungan yang jelas di sebagian paragraf.
Mampu menulis teks eksplanasi, hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai
Mampu menulis teks eksplanasi, hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai
dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.
dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca serta ada fakta-fak fakta-fakta ta pendukung yang relevan.
hubungan antara paragraf tidak berhubungan.
34
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Baru berkembang
Penulisan (tanda baca dan huruf kapital)
Belum menggunakan tanda baca dan huruf kapital atau sebagian besar tidak digunakan secara tepat.
Layak
Cakap
Mahir
Sebagian tanda baca dan huruf kapital digunakan secara tepat.
Sebagian besar tanda baca dan huruf kapital digunakan secara tepat.
Semua tanda baca dan huruf kapital digunakan secara tepat.
Kesimpulan: Peserta Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria di atas mencapai minimal tahap cakap.
Pendekatan 3: menggunakan interval nilai
Untuk menggunakan interval, pendidik dan/ atau satuan pendidikan dapat menggunakan rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik menentukan terlebih dahulu intervalnya dan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk para peserta didik.
Bila peserta didik dapat mengerjakan 16 dari 20 soal (dengan bobot yang sama), maka ia mendapatkan nilai 80%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dan tidak perlu remedial.
Contoh a. Untuk nilai yang berasal dari nilai tes tertulis atau ujian, pendidik menentukan interval nilai. Setelah mendapatkan hasil tes, pendidik dapat langsung menilai hasil kerja peserta didik dan menentukan tindak lanjut sesuai dengan intervalnya.
Contoh b. Pendidik dapat menggunakan interval nilai yang diolah dari rubrik. Seperti dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat menetapkan empat kriteria ketuntasan:
0 - 40%
belum mencapai, remedial di seluruh bagian 41 - 65 %
belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan 66 - 85 %
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial 86 - 100%
• menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut • menunjukkan hasil pengamatan pengamatan yang yang jelas jelas • menceritakan pengalaman secara jelas • menjelaskan hubungan kausalitas yang yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala pencapaian (1-4). Pendidikk membandingkan hasil tulisan peserta Pendidi didik dengan rubrik untuk menentukan ketercapaian peserta didik.
sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan lebih
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
35
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 3.8. Contoh Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Menggunakan Interval belum muncul Kriteria Ketuntasan
muncul sebagian kecil
(1)
sudah muncul di sebagian besar
terlihat pada keseluruhan teks
(3)
(4)
(2)
Menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang jelas
Laporan menceritakan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.
Diasumsikan untuk setiap kriteria memiliki bobot yang sama sehingga pembagi merupakan total dari jumlah kriteria kriteria (dalam hal ini 4 kriteria) dan nilai maksimum (dalam hal ini nilai maksimumnya 4). Satuan pendidikan dan/ atau guru dapat memberikan bobot sehingga penghitungan disesuaikan dengan bobot kriteria.
0 - 40%
Setelah mendapatkan nilai (baik dari rubrik ataupun nilai dari tes), pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat menentukan interval nilai untuk menentukan ketuntasan dan tindak lanjut sesuai dengan intervalnya.
remedial
belum mencapai, remedial di seluruh bagian 41 - 60%
belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan 61 - 80%
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu
81 - 100%
sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan lebih Pada contoh di atas, pendidik hanya menggunakan rubrik dan diambil kesimpulan bahwa peserta didik di atas sudah menuntaskan tujuan pembelajaran, karena sebagian besar kriteria sudah tercapai.
36
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
4
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya Kurikulum keterpaduan pembelajaran dengan asesmen, terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus belajar.. Prinsip Pembelaj belajar Pembelajaran aran dan Asesmen (Bab II) mengindikasikan pentingnya pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar peserta didik atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level (TaRL). Pembelajaran ini dilakukan dengan memberikan materi pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan pemahaman peserta didik. Tujuan dari diferensiasi ini
• Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.
adalah agar setiap anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi membutuhkan asesmen yang bervariasi dan berkala. Pendekatan pembelajaran seperti inilah yang sangat dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka.
bukanlah hal yang sederhana untuk dilakukan. Sebagian pendidik mengalami tantangan karena keterbatasan waktu untuk merancang pembelajaran yang berbeda-bed berbeda-beda a berdasarkan kebutuhan individu peserta didik. Sebagian yang lain mengalami kesulitan untuk mengelompokkan mengelompokka n peserta didik berdasarkan kesiapan karena jumlah peserta didik yang banyak dan ruangan kelas yang terbatas.
Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen: • Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen di akhir pembelajaran • Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang • Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/ atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik • Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar
Berdasarkan hasil asesmen di awal pembelajaran, pendidik perlu berupaya untuk menyesuaikan strategi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Namun demikian, bagi sebagian pendidik melakukan pembelajaran terdiferensi terdiferensiasi asi
Memahami adanya tantangan-tantangan tersebut, maka pendidik sebaiknya menyesuaikan dengan kesiapan pendidik serta kondisi yang dihadapi pendidik. Beberapa alternatif pendekatan pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik yang dapat dilakukan pendidik adalah sebagai berikut: ■
Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang
dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru pendamping/asisten. Selain itu, satuan pendidikan juga menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk peserta didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan fase di kelasnya.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
37
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
■
Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang
dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di kelas sama dibagi menjadi dua atau lebihyang kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru pendamping/asisten. ■
Alternatif 3: Berdasarkan asesmen
yang dilakukan di awal pembelajaran pembelajaran,, pendidik mengajar seluruh peserta didik di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik yang belum siap, pendidik memberikan pendampingan setelah jam pelajaran berakhir. Pendidik dan satuan pendidikan dapat memilih Pendidik strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian peserta didik dari tiga alternatif pilihan di atas maupun merancang sendiri pendekatan yang akan digunakannya. Namun demikian, hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi terdiferensi asi menurut kesiapan peserta didik tersebut adalah bahwa pengelompokan peserta didik berdasarkan capaian atau hasil asesmen tidak mengarah pada terbentuknya persepsi tentang pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak. Terbentuknya kelompok “unggulan” hingga kelompok yang dinilai paling rendah kemampuannya kemampuanny a dapat menyebabkan diskriminasi terhadap peserta didik. Mereka yang ditempatkan pada kelompok yang paling marginal akan cenderung menilai diri mereka sebagai individu yang tidak memiliki kemampuan untuk belajar sebagaimana temantemannya yang lain. Demikian pula pendidik sering tanpa sadar memiliki harapan atau ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik yang sudah dianggap kurang berbakat atau kurang mampu secara akademik. Akibatnya, mereka akan terus terpinggirkan.
38
Untuk menghindari dampak negatif sebagaimana dijelaskan di atas, hal yang dapat dilakukan ketika mengelompokkan peserta didik untuk keperluan pembelajaran terdiferensiasi terdiferensi asi sesuai dengan tahap capaian peserta didik, antara lain sebagai berikut. • Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah metode yang biasa dilakukan peserta didik. Ada kalanya pendidik membagi kelompok berdasarkan minat (misalnya, kesamaan minat permainan olahraga dalam mata pelajaran PJOK), melakukan pengamatan atau eksperimen dalam mapel IPA secara berkelompok yang ditetapkan secara acak oleh pendidik, dan sebagainya sehingga pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik dalam suatu pertemuan adalah hal yang biasa. • Pengelompokan Pengelompokan berdasarkan berdasarkan kemampuan berubah sesuai dengan kompetensi yang menjadi kekuatan peserta didik, tidak permanen sepanjang tahun atau semester, dan tidak berlaku di semua mata pelajaran. Misalnya, di mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik A tergabung dalam kelompok yang masih butuh bimbingan, tetapi pada pelajaran IPA peserta didik A tergabung dalam kelompok yang sudah mahir. • Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu dipikirkan bentuk-bentuk bentuk-bentuk tantangan yang lebih beragam, menjadi tutor sebaya bisa menjadi salah satu opsi, namun perlu dipikirkan bahwa tidak semua siswa memiliki kompetensi mengajar dan tanggung jawab memfasilitasi memfasili tasi tetap sepenuhnya ada di pendidik. • Perlu ada ada peran-peran peran-peran beragam yang bisa dipilih oleh peserta didik untuk memperkaya atau mendalami kompetensi yang dibangun. Misalnya, di awal tahun ajaran pendidik mengajak peserta didik berdiskusi mengenai peran-peran apa yang dibutuhkan, setiap peran bisa diambil oleh peserta didik secara bergantian.
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
Dalam proses pembelajaran, salah satu diferensiasi yang dapat dilakukan pendidik adalah berdasarkan materi, diferensiasi proses, dan/atau produkkonten/ yang dihasilkan peserta didik. Sebagai contoh, ketika mengajarkan materi tertentu, peserta didik yang perlu bimbingan dapat difokuskan hanya pada 3 (tiga) poin penting saja, sementara untuk peserta didik yang sudah cukup memahami materi dapat mempelajari seluruh topik; dan peserta didik yang mahir dapat melakukan pendalaman materi di luar materi yang diajarkan. Begitu juga dengan tagihan atau produk, peserta didik yang perlu bimbingan dapat bekerja kelompok dengan mengumpulkan satu lembar hasil kerja, sementara untuk peserta didik yang cukup mahir dapat mengumpulkan 5 (lima) lembar hasil kerja mandiri, dan peserta didik yang sudah mahir dapat mempresentasikan hasil kerja menggunakan power point dengan dilengkapi gambar dan grafis.
Contoh diferensiasi pembelajaran 1
Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi pendidik dapat memilih salah satu atau kombinasi ketiga cara di bawah ini. ■
■
Proses (cara mengajarkan). Proses
pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik, bagi siswa yang membutuhkan bimbingan pendidik perlu mengajarkan secara langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir dapat diawali dengan Modeling yang dikombinasi dengan kerja mandiri, praktik, dan peninjauan ulang (review ), ), bagi peserta didik yang sangat mahir dapat diberikan beberapa pemantik untuk tugas mandiri kepada peserta didik yang sangat mahir. ■
Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan). Diferensiasi pembelajaran
juga dapat dilakukan dilakukan melalui produk produk yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai konten inti materi, sedangkan bagi peserta didik yang cukup mahir dapat membuat presentasi yang menjelaskan penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta yang sangat mahir bisa membuat sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih kompleks.
Konten (materi yang akan diajarkan) . Bagi
peserta didik yang memerlukan bimbingan dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan materi dan bagi peserta didik yang sudah sangat mahir dapat diberikan pengayaan.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
39
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 4.1. contoh diferensiasi pembelajaran 2
Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu: 1.
Mayoritas peserta didik telah memahami memahami konsep keliling keliling dan dapat dapat menghitung menghitung keliling keliling bangun datar.
2.
Beberapa peserta didik didik dapat memahami konsep keliling, keliling, namun belum belum lancar lancar dalam menghitung keliling bangun datar.
3.
Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.
Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut: Kesiapan
Mayoritas peserta
Beberapa peserta didik
Beberapa peserta
Belajar
didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar.
dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar.
didik belum memahami konsep keliling.
Pembelajaran terdiferensiasi
• Peserta didik mengerjakan soalsoal yang lebih menantang yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari.
• Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar
• Peserta didik bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing.
• Peserta didik didik diberi diberi latihan untuk berkelompok berkelompok menghitung keliling bangun datar dengan menggunakan bantuan benda-benda konkret.
• Jika mengalami kesulian, peserta didik diminta mengajukan pertanyaan kepada 3 teman sebelum bertanya langsung kepada pendidik. Pendidik akan sesekali mendampingi kelompok untuk memastikan agar tidak terjadi miskonsepsi.
*Sumber: Diadaptasi dari LMS/Materi Guru Penggerak
40
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
5
Pengol engolahan ahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Ringkasan Bab Pengolahan Hasil Asesmen Pelaporan Hasil belajar
A. Pengolahan Hasil Asesmen Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran Pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya.
1. Mengolah hasil hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran Asesmen sumatif dilaksanakan secara
yang dapat dimanfaatkan di di lingkungan sekitar, sekitar,
periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan pembelajaran setiap peserta didik. Pendidik dapat menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan pemeblajaran peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data kuantitaif dan mendsikripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional.
dengan indikator terdiri atas: 1) mampu menguraikan manfaat sumber energi; dan 2) mampu melakukan pengamatan sesuai prosedur.. Indikator 1 menggunakan teknik prosedur tes tertulis pilihan ganda atau essay, indikator 2 menggunakan unjuk kerja. Hasil asesmen sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4 kualitas, yaitu: 1) perlu bimbingan, 2) cukup, 3) baik, dan 4) sangat baik. Pendidik juga dapat menentukan angka kuantitatif pada setiap kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria perlu bimbingan antara 0-60, kriteria cukup antara 61-70, kriteria baik antara 71-80, dan sangat antara 81-100.Maka rubrik penilaiannya dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Contoh: Pendidikk telah melaksanakan asesmen untuk Pendidi salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi energi
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
41
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Tabel 5.1. Rubrik tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan
sekitar
Bukti (evidence) Tujuan Pembelajaran
Perlu Bimbingan (0 - 60)
Cukup
Baik
Sangat Baik
(61 - 70)
(71 - 80)
(81 - 100)
1.
Mampu menguraikan manfaat sumber energi
Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi
Menguraikan 1 contoh manfaat sumber energi
Menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi
Menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber energi
2.
Mampu melakukan pengamatan sesuai prosedur
Memerlukan bimbingan dalam melakukan prosedur pengamatan
Melakukan prosedur pengamatan secara mandiri, namun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan
Melakukan prosedur pengamatan secara mandiri dengan tepat
Mampu mengarahkan teman yang lain dalam melakukan prosedur pengamatan
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian Pendidik tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/ esai untuk indikator 1 dan dan unjuk kerja untuk untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini.
Tabel 5.1. Hasil asesmen tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar
Nama
Kualitas Bukti
Kualitas Kualitas Bukti
(evidence) 1
(evidence)
Deskripsi
Nilai
Indikator 2
Amar
Baik (75)
Cukup (69)
Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi dan dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan
72
Badu
Perlu bimbingan (55)
Cuku Cu kup p (6 (63) 3)
Belum Belu m ma mamp mpu u me meng ngur urai aika kan n ma manf nfaa aatt sumber energi tetapi dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan
(59)*
42
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Kualitas Nama
Kualitas Bukti
Kualitas Bukti
(evidence) 1
(evidence) Indikator 2
Deskripsi
Nilai
Candra
Sangat Baik (95)
Baik (8 (80)
Mampu me menguraikan le lebih da dari 2 contoh manfaat sumber energi serta dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri dengan tepat
87,5
…
…
…
…
…
Zakariya
Cukup (65)
Baik (75)
Mampu menguraikan 1 contoh manfaat sumber energi serta dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri dengan tepat
(70)
* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. Mengolah capaian capaian tujuan tujuan pembelajaran pembelajaran menjadi nilai akhir Capaian tujuan pembelajaran pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi nilai akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu semester). Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah, sedangkan
untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada.
Penting diperhatikan pendidik tidak penghitungan dari hasil asesmen formatifuntuk dan sumatif karenabahwa asesmen formatif danmencampur sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir. Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat). Untuk situasi s ituasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
43
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Contoh proses pengolahan tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir
1) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran pembelajara n dengan data kuantitatif (angka pencapaian) ■
Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan pembelajaran untuk untuk B. Indonesia, dan 5 tujuan pembelajaran untuk mapel Agama (contoh hanya 3 mapel, namun cara ini dapat berlaku untuk semua mapel).
■
Asumsi: satuan pendidikan menggunakan rentang nilai untuk ketercapaian tujuan pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung kesepakatan para pendidik di satuan pendidikan.
Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan nilai sumatif per mata pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada orang tua dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran mana yang belum dituntaskan oleh peserta didik.
■
Contoh: Para pendidik pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0 -55 belum mencapai ketuntasan dan 5656 100 sudah mencapai ketuntasan.
Nama Peserta Didik
: Didi
Kelas/Fase
TP 1 TP 2
TP 3
TP 4
75
90
83
67
85
53*
68
80
60
60
87
No.
Mata Pelajaran
1
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
55*
2
Bahasa Indonesia
3
Agama
...
...
...
...
...
...
TP 5
: 7/C
TP 6
TP 7
Hasil Akhir 75,75
90 55* 88
*Belum mencapai kriteria ketuntasan
44
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
2) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor) a.
Perlu bimbingan : peserta didik didik masih
Cukup: peserta didik masih kesulitan dalam
b.
kesulitan dan sangat bergantung pada bimbingan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan belum siap memasuki pembelajaran lebih lanjut. Perlu direkomendasikan direkomen dasikan untuk menguatkan tujuan pembelajaran dengan mengikuti remedial.
mencapai sebagian tujuan pembelajaran dan perlu menguatkan menguatkan tujuan tujuan pembelajaran yang dipelajari sebelum mengikuti pembelajaran selanjutnya dengan penekanan pada aspek-aspek yang belum dikuasai.
Baik: peserta didik sudah menuntaskan menuntaskan sebagian besar besar indikator tujuan pembelajaran pembelajaran dan perlu siap mengikuti pembelajaran selanjutnya. c.
Sangat baik: pesert peserta a didik mengikuti
pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan diberikan pengayaan atau tantangan lebih.
Nama Peserta Didik Kelas/Fase
: Didi : 7/C
1
2
3
4
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Tujuan Pembelajaran 1 Tujuan Pembelajaran 2 Tujuan Pembelajaran 3 ...
Bahasa Indonesia Tujuan Pembelajaran 1 Tujuan Pembelajaran 2 Tujuan Pembelajaran 3 ...
[Mata Pelajaran Lainnya] Tujuan Pembelajaran 1 Tujuan Pembelajaran 2 Tujuan Pembelajaran 3 ...
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
45
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada pada masing-masing tujuan pembelajaran. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini bukan berupa angka, melainkan kalimat yang
menjelaskan penguasaan kompetensi pada tujuan pembelajaran. Misalnya, “Peserta didik menguasai semua indikator tanpa banyak menghadapi kesulitan.”
Contoh asesmen formatif dengan teknik observasi Tujuan pembelajaran yang diukur Asesmen formatif Instrumen
: Mengukur panjang dengan satuan baku : Observasi pengukuran benda dengan menggunakan penggaris : Lembar observasi pengukuran benda di sekitarku
Lembar observasi kegiatan Pengukuran Benda di Sekitarku Nama Peserta Didik Tanggal Pengamatan No.
: : Aspek yang diamati
Teramati
Tidak teramati
Tujuan pembelajaran mapel Matematika 1.
Dapat me menggunakan al alat uk ukur ya yang se sessuai secara mandiri
2.
Mampu mengidentifikasi ukuran benda berdasarkan hasil pengukuran
3.
Men enua uang ngkkan ha hasi sill pe peng nguk ukur uran an dal alam am lem emb bar kerja
Dengan menggunakan lembar observasi tersebut, pendidik dapat memantau perkembangan dan memberikan umpan balik. Misalnya, untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran, diberikan umpan balik seketika dengan memberikan motivasi dan informasi tambahan atau memberikan arahan secara bertahap. Untuk
46
peserta yang telah mencapai atau melebihi pencapaian, dapat diberikan apresiasi atau tantangan pembelajaran yang lebih tinggi. Namun demikian, pendidik dapat memberikan umpan balik lain di luar tujuan pembelajaran yang membangun peserta didik secara utuh, bisa perilaku maupun kompetensi lain di luar mapel yang disasar.
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Contoh asesmen formatif dengan rubrik Penilaian Kinerja Kinerja Tujuan pembelajaran Instrumen Instrumen
: “Ayo Ukur Tinggi Badan Temanmu” : Mengukur tinggi badan dengan menggunakan menggunakan satuan baku (cm) : Rubrik penilaian kinerja pengukuran tinggi badan dengan satuan baku Skor
Indikator 1
2
3
4
Melakukan pengukuran
Kesulitan untuk memilih dan menggunakan alat ukur
Dapat memilih alat ukur yang sesuai, namun masih kesulitan dalam menggunakan alat ukur
Dapat memilih alat ukur yang sesuai, namun masih kesulitan dalam mengukur beberapa objek dengan bentuk yang sulit
Dapat memilih dan menggunakan alat ukur secara mandiri
Hasil Pengukuran
Kesulitan mengidentifikasi hasil pengukuran
Hasil pengukuran sebagian besar belum akurat
Hasil pengukuran sebagian kecil belum akurat (untuk objekobjek dengan bentuk yang sulit)
Dapat mengidentifikasi hasil pengukuran secara akurat
Pendidik menggunakan rubrik untuk mengukur Pendidik ketercapaian peserta didik. Karena asesmen ini merupakan asesmen formatif sehingga rubrik ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik. Pendidik juga dapat memberikan rubrik ini sebagai asesmen diri dan
Pendidik dapat memberikan umpan balik sesuai Pendidik dengan kesulitan yang diamati. Peserta didik juga dapat diajak berdiskusi tentang tentang apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki prosesnya. Pendidik dapat memberikan rekomendasi yang perlu dilakukan peserta didik untuk dapat
mengajak peserta didik untuk merefleksik merefleksikan an prosesnya.
meningkatkan skornya. Bagi peserta didik yang sudah terlatih, mereka dapat menilai diri dan menentukan langkah tindak lanjut atau tantangan lebih.
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif). Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka
asesmen sumatif, sementara asesmen formatif sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa data atau informasi yang bersifat kualitatif, digunakan sebagai sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai bahan pertimbangan menyusun deskripsi capaian kompetensi.
(kuantitatif) didasarkan hanya pada hasil
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
47
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Contoh Pengolahan Nilai Rapor: Contoh data kuantitatif
Contoh Pengolahan Data Kualitatif ►
SMP
Contoh di bawah ini adalah pada mata pelajaran Informatika SMP (Fase D) elemen teknologi informasi dan komunikasi komunikasi,, selama satu semester peserta didik mempelajari materi
capaian peserta didik. Nilai akhir semester menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian peserta didik yang menunjukkan adanya hal-hal yang belum tercapai dan sudah tercapai oleh
tentang antarmuka grafis, surat elektronik, peramban web dan mesin telusur, manajemen folder dan file, membuat dokumen dengan aplikasi perkantoran. Guru telah melakukan lima kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai pada semester tersebut dan satu kali sumatif akhir semester. Nilai yang diberikan dalam bentuk deskripsi kualitatif sesuai
peserta didik.
48
Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan data untuk mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester berdasarkan indikator-indikator indikator-in dikator yang dicapai oleh setiap peserta didik.
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
r r i h e k t s A e i a m l i e N S
n s u i a r l n n s a r e a e m t a n a b m l o a a b a g k l p r l l n m r n e n a a e a n n r a a n a o u b u d a n a d k g t k k r i a a u d n k a m n a i l n a n t a e a g k a n n g r a n e l n a n p e k i k i u a g g u p a r i i l n u p o p r u s e m , n s s n d g l g i i g p a a a s h r o g k p m m g k i b g b p a fi a n n s n l m i a i k a l n l r n t r e e a a a k a e m m e e i p n r i k p e e i T m p a d d a g b s p t m b m a b
i , s s s , i a a l u k n n s i k a l r r m a a n p e e a b a g b n m r n r n a b p l e i a a a o a n n h i d k u b s t k k a s r i a n a a k t a a a n a e a g k i n l n k a l l n u p a k i a n i o m g u p r i l l p r u s e m a b n e n i g a p m r s m u b g k m p g g g a fi r a i n l a t a n n m m n l r m e e r e p a a n a e e e a i T m p p n b m a d d a g p
) r i r i h o k e T ( A r f i t e a t s m e u m S e S
s , i n n s a a n a b b r a g r n e m o u b i n k a r t a a n m a e a g k n a n p i u r l i k h u s m a g a e p m r s k m g i n l a a l t fi a e n e p a a n r M p a d d a g
n n s , i a a n n s a k l a t a a n o a b r l a g b r e n k n e o g u g n n m u b t a i n n a n m i a a r n k a m a e a n a e a g k n n p a n p n e m k i u a i l , u h u i m s r m e s h a g s g a a s a a p m r u g k k k l m g i r r m n l i n l a a l t fi e n e p e e e e p a a n a r M p a b p p p a d d a g
) k i t n i t a a s a k u g k a i r b n n n l P k m a e a p ( i e d d k a n a a i 5 d i r s n r a f d m n a i s o e t t u t u a a a n g t d n r p m g a e u n r k m e m k s r u e u s a e o r t e e S P m d p m fi p
n i e s k a u t m k i n u i n l s u k p a o a t k a n d a r a r t n e n a l o a s i u s t p g a n u e r b a p m g d k m n a n r r r u e e t e a e T m fi p m d
i s a n t k a i a u l n g b n a p n a k a n i d a r a b m e i s n a r o m m n e a i t u s a t n b m n g d g a u e u m s n r k l a k r l u e e t r e e a o r P d d p m fi p
u ) a s p k g e i t m r g s k a a l e n i n k a r m d a h n P k n e o g a a n ( s i d f n k 4 d a e r e i t h l i u f t a s d a l o d k i t fi u d e a e l a t r u e r b g fi u g m e m n n t s m s u e e e a r e n a e S P m m d t m y
a r a c a u e s b n u l e m u p fi e m m a r u m a a l t o k m u n l , e p r m g u e u n r t m s d l a l e e r o m f b m e t
e t l a u fi a a r b l c o e m l e e s r r m g e u t n d u e l k p m o r f u m n n t s a a a r M d d e t
u . p i m k s a a u r m n t m a n f o k i k u n a n d i i a n d n , h d u a i r b l a g a a t r g m c i a e n m s e r n e e e e P m p m m
n a s n i k u a u k n m i m a a a a r l o e k n , d f n i n n m n a n l a a a u b h i i p l a p r g m m i m a c g a n u a r l m r n e e e e e e t p m p b m
n n a a k n u a g k n i a k a b l e n n n a m a u b i m i g b r a g m u m l a c n n a r r l e a e e e P d p m p
n . i a a k u p a i n a n s e r d a s e s a g g k i n k k i d i m e k u i a d n a e n t n d u b , y u n m n n a t u o a a r p l u s a k g e m n t h s a e r r a e u e e n a P m s b d s b
t a u m b l u m e m e b i a s a m p l d a u a h t n p l , u a t b m e a r n r e m u s a s b
l i e r s a u s k i n n a u n k u a k m n o t n r a s u u g e p g b a r m n n a a e a c M m d e s
a s i d s a a u p p b m n r a e a b a n y k m a - n a a k n n n n k n e e i l i u u a s a a n n l d l p g m o e o r s j p p g m g n a fi n m m n a r e t r e o o a r n a e t m a g m k k o
a s i d s a a u p p b m n r a e a b a n y k m a - n a a k n n n n k n e e i l i u u a s a a n n l d l p g m o e o r s j p p g m g n a fi n m m n a r e t r e o o a r n a e t m a g m k k o
d a m h A
m i a B
n a r a j a l e b ) m k e i t P k n a a r P u j ( u 3 T f i / t i r a e t m a u M S p u k ) g k i n t i k L a r P ( 2 f i t a m u S
n ) a k i k t s k - . a l a r e s n j e a y P fi ( k i n a n e a r o n 1 d i m g p n e f d k i u s m n i t u a s o a m t p r a k o r p m e m a t b r n m u s e a n e a o S P m a b d k a a t r k i m e d a s i e N P D
t
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
49
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
r i r h e k t s A e i a m l i e N S
n u a l n n a r m l a n a e o a l n b a g , p l r n s a n e a h o a k n m fi g u a i a k s d k n r t k a r i a e t a g k g a n a e n a n k a l p k i p n i a n i i l u s i m g u p r u s r g s s e m s n n g i p a a a a r u g m g k p m a b b k i n l a t r m n l i k a r n l r m e e m p e e e p a a n e a i T m p a d d a b n b m a b
n s i a , a n n s l a a a n b n o g r b a a n l r e n g a g m o u e i b s n a t a i k n r n k a k b a e g i n a n k l n p e k p m i u p a i u i r l , s e m a b b g s a r g a p m s m u m l a n k i k a a l r n l t fi a r r l e r e e a p e a a n a P d m a b d d a g p
) i r i r h o k e T ( A r f i t e a t s m e u m S e S
s , i n n s a a n a b b a r r g n e m o u b t a i n a r n k a m a e a g k n a n p k i u r l h u i m s e a g a p m r s k a fi m g i n l a t l e n e p a a n a r M p a d d a g
n n s , i a a n n s a k l a t a a n o a b b a l r r g e n k n e o g u g n n m u b t a i n n a a r n k a n m i a m a e a n a e a g k n n p a n p n e m k i u a r i l , u h u i m h s m a g s a s a e a u a g p m r s g k k l a fi m g i k i n l a t l r l n r m n e e p e e e e p a a n a r M p a b p p p a d d a g
n i e s k a u t m k i n u i n l s u k a p o a t k a n d a r a r t n n a l o a e s i u s t p g a n u e b r a p m g d r k a r m n r n u e e e t e a T m fi p m d
i s a t n a k i a u l g b n n p a n a k a n i d i a r a b m e n s n a r o m e a i m t u s a t n b m n g d g a m e u a u s n r k l r l k e e u r e a o r t e P d d p m fi p
) k i t n i t a a s a k u g k a i r b n n n l P k m a e a p ( i e d d k a n a a i 5 d i r s n r a f o d m n a i s t e t u t u a a a n g t d n r p m g a e u n r k m e m k s r u e u s a e t e e o r S P m d p m fi p
u ) a s p k g e i t m r g s k a a d e n i n k a r m l a h n P k n o g e a f a ( s i d k n 4 d a n e e r i t l h i u f s d t d a l o k a fi i t u d e a e l u u e a t b r g fi r g m e m n n t s m u s e e n e e a r a e S P m m d t m y
n a r a j a l e b ) m k e i t P k n a a r P u ( j u 3 T f i / t i r a e t m a u M S p u k ) g k i n t i k L a r P ( 2 f i t a m u S
e l fi
a b u e l o e b n g m u n e m e r a t u m a m r a k u n , u u p r p c e m e t s r m d r a l a l e s o m f m fi e t
n l l a a r a o g e c n g e s i b n r r e e u t m d i m l k b k u o u u f r t l r t n s e n a r P u d e t
u . p i m k s a u a m m n t r a n f o k i k u n a n d i i a d n , h a i d n u b r l a g a a t r g m c i a e n m s e r n e e e e P m p m m
n a k u h k n n l a a a a i l e k d m e m n a n n i l a u a m s i i a p r g b i a m m g m a c n a d r a r n o r n e e e a f e t p m p p n i
n n a a k n u a g k n i l a k b e n a n n a m m i a u b i g b r a m c g u m a l a r r l n n e a e e e P d p m p
n . i a a k u p n s a a n e r i a s d e s a k g g k n i k i d i e k u i b a e n a n m t n d u d , y u n m n n a t u o a a r p l u s a k g e m n t h s a e r r a e u e e n P m s b d a s b
m a t l a a u b i s d a n m k u e k u i n t a s m t n u a a u n m s h u o a a p l r k a b m e r a r r e c e u m s b e s b
l i e r s a u s k i n n a u n k u a o m n t n k r a s u u g e p g b a r m n n a a e a c M m d e s
a s i d s u a a p p b m n r a e a y a b k m n a n n a a k n n k n e e n i l i u u a s n n a a d l o o l p g m e s r j p p g m g n a fi n m m n a a r e t r e o o a r e m n t a g m k k o
a s i d s u a a p p b m n r a e a y a b k m n a n n a a k n n k n e e n i l i u u a s n n a a d l o o l p g m e s r j p p g m g n a fi n m m n a a r e t r e o o a r e m n t a g m k k o
n ) a k i k t s k - . a l a r s n e j fi e a P k n y ( i n n e a a r 1 d i k g o p n e f d m i s m n t u u i a s o o a t r a k p r p m m e m a b t r n m u s e a n e a o S P m a b d k a a t r k i m e d a s i D N e P
50
m a u l t l
y p e C
…
i n o … Z
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
h e l o i a p g a n c r a e y t k i h a d i d d u s a t r e n a s d e i p a n p a a c i a r t p e a c m i u r l a e d b s g a t i n l a y a l u a k i s h l p a i r h k s a e y d n a n d a a k r n . a a k i b k d k m i a u a g j n d r g u t n n e e e s e m m p
k u t n u a t a d n a h r . a e l t o s g e n e m p e s h r i o t h n k a o c a n d a a k p k f u i t j n a t i u l n a e u m k i i a n i i l h n a n a w k a t a b i p d a l d e n b e a T m
r r i e s t t m e a l n s a s e e a a l t a m r k s i m d u e e n t k e I n s a a s k a a r i i m l h n i e d k i a k r k r m p e a e j i T a h i b i l a a a a d l l n i p e e a i t a N g l p c . i n k h m u r d a i a e u g y e d i k m G n i a d i . a l s k r i i a y a a t r r i k n N . t d r e g d n a s e n r e r s a s t a a a e j t p s e n l m n o e r e o k s e t b e a i s a K p o r m i r p r M s a i e S e t p h k c s i a e n a e a j n d f a u a m a u i s t e s j p s a e a s h u f u t m f a t u i u i l a s t a a t a u l i a t d s s i a a k s a l e i m i s k a u n f a r i l t i u s t k i t h e l a a i s a s , r m s i p o w k r n k t u a i r s a o i t s b l d i s e i , d a t K d L m i k u k a s M h a t l u a b S o t g t a a p e s t n n n r o e s e m ► C T n i e e t b
r e t s e m e S r i h k A i a l i N
1 k i r i k t i s r a t l i m k a a r k h r o g a p t n a m n o s e a m r o d i m t i s a r o h r l a e a d t t a u m a i s f n s a S
n d a r g a n a k i u w t r b s a n f o f i m u i s r b l a 1 a n a k i e u a i k l l r r t g a s t s s n d r e n i e p i l a v r s n e h r m o r g e i s l a t o n n a d a m o r t p o e d a M
r e t s e m e S ) r i r i h o k e T ( A f i t a m u S
r o t i o m m r a i o t h s a o r a l a m a t e s s a f n r m i i 1 a h r k k a e i r g d t n s u a t i a S m l s
k n i r n t n u m s a a i a l l t m r d a a a u i r s n o k r , d d a n m t a o a g g a n a w n h m a n i g r a k s e c n o r p n i f m i t b u o s t n g n e i o a i a i n m i . m r e r a e b a e t s h k k a r u k a a s g p l e a n n r g d r f n u a a a e a v S k 1 r d p r e r
n r a a l e n r g o s e k i a r t i t n k , e a o e n e d a v a s n n k m e a g a t g n r n n s u , n a d a a a s n k n m a i f r l a a o r a t a u a i d t a d t g , n o n c u t u t u n a d n e s g r b e p u a g b k a w e s n m n g k i u r r n g r n h t e t e s t e o u o i fi M p l p f m p k
n n r u a a d a . p r l n o g e k d a n r t m i t k i e e a a a o d a s n n k m n n m w a a n a g r u g n a i s t o c a d a m u p n f a a s a u k i f a n n m l r m r l a u o e u r a t a u n t t b t d t g n g t fi n u u o m a u n a e s e g k e a b e p g b a n u k s s n r y n m n g k i u r r n p n h t m t u e a e e t t a e u o a n v s i fi H m p l d m p k N u e r
n a a d j r n k e i t k o t t e a r u n g a a c b i h s m m u r a p o t h r k a l a a m e t e k n o M a s k
n a a d j r n k e i t k o t t e a r u n g a a c b i h s m m u r a p o t h r k a l a a m e t e k n o M a s k
k i , r t n s a d i i r l a a r k o w g r t n o o f a n , , m r a i l i n n e a m a a i s r a d t u c e a s v e h a e n s a n u a r f g g g m n n n n u e e e e a t M p p p d a s
k u h i i r n t t s k a n u s a i a t d s a l i n k i r m a , u d k o n r r t s n g n t a i l n a o u a w a n d m m g r r r a i o o i l t i n n a n b f a m a a i N . n o t a d u c a m a s i i m e h a e n s a n u f b a s r u k g g a l m g e a n n u r g t e n n s e e e a e a v a M p p p s p r e r f
k i t s i a r s e a t f k u a r t a a s r k k a i i k g m r t a s i n a h l a r s r o m t o e o t o M m r
k i t s i a r s e a t f k u a r t a a s r k k a i i k g m r t a s i n a h l a r s r o m t o e o t o M m r
i k k t r ) r i i e t k u s s i i n a l t d l g e k s a r a n t a o r o s t m a t P r u i o o ( p n r s t a 4 n n m i k a l i a f e g k i g a l n r t t k e s n d e l a p a a n n p i r s m e a e a k r u e S n m n g n g t u t o e e e n o r M p p d u m a k g n a j i a r l S ) e a i r r k d o p n t o i s e o e T n g R ( i n s 3 r i p e f n i i p k t n i r e J a m e t s a i n l a h m s u a o r a S p F t m m o e o o u t M k m a S k i r t s i ) L i - i l r r o m a o a t e d T c o ( a n M 2 m e g i i i n k i s f e r a t t a m l s p a i a l t s m u h a m r n I S m a t c o i e a o r e M m m t a M ) i r n a r o d e s o t T o ( i n m 1 e j k f i i t t m i s a a i r m h e t u a k S m a k i r e r a t s i M k l a a t r k i m e d a s i D N e P
l u d b A
a r a B
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
51
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
r e t s e m e S r i h k A i a l i N r e t s e m e S ) r i r i h o k e T ( A f i t a m u S
k k i i t ) r i r e t k u s s n i d i a t l g l k e r a s t o a n a r o s m a t t P r o u i o r ( p n s t a k 4 n n m i k g i a a l f e l i g a e n r t t k s p n d a a a n n e i p l r s m e a e a k r u e S n m n g n g t u t o e e e n o r M p p d u m a k g n a j i a r l S ) e a i r r k d o p n t o i s e o e T n g R ( i r n s 3 i f p e n i i p k t n i r e J a m e t s a n a l h o i s m a p r a u F S m o t e m u o o t M k m a S k i r t s i ) L i - i l r r m a o o e a d t T c o ( a n M 2 m e i i g k i i s f t m n e r a t a l s p a l i a t s m u h a m r a n S I t m c o i e a o r e M m m t a M ) i r n a r o d e s o t T o ( i n m 1 e j f i k i t t m i a a s i r m h e t u a k S m a k i r e r a t s i M k l a a t r k i m e d a s i D N e P
52
i m a h r a o r m t t e o o m m o r k a u i l t r i s s a e r f p e 1 r a t k h k k i i g s a r r a k a l t s s i n a M
1 k i r i k t i s r a t i m l a k r k h a o g n a r p t a m n o s e a m r i d s o m i a t o h r l a e a r d t t a u m a i s f n s a S
k i r m t s o r u i t l i o e e t r k b m m o a a i t n r h s a a o r u k a l m a a m t s a i e s a n m a a y i f r h m n i 1 a a n r h r k a e k i g m o t r d t n t a e o u s i a S m l s m m
r o t i o m m r a i o t h s a o r a l a m a t e s s a f n r m i i 1 a h r k k a e i g r d t n s u a t i a S m l s
n r a a k e n r l o g s a t n e i r i , k t e e a o e n a d a v k m n s n e a g g a t n r n n s u , n a n d a a a s n k a a i f i n m r l a a n l a t a u a a o i d t r n e d a d t g , c o n n d u n n t u t u n a e s g r o b e p u a g a b k a w e s n m n g k i u r r n g r n m p n g h t e e t t e e u s o o o m i fi p f M p l k p p k
n r a a k e n r l o g s a t n e i r i , k t e e a o e n a d a v k m n s n e a g g a t n r n n s u , n a n d a a a s n k a a i f i n m r l a a n l a t a u a a o i d t r n e d a d t g , c o n n d u n n t u t u n a e s g r o b e p u a g a b k a w e s n m n g k i u r r n g r n m p n g h t e e t t e e u s o o o m i fi p f M p l k p p k
n a a d j r n k e i t k o t t e a r u n g a a c b i h s m m u r a p o t h r k a l a a m e t e k n o M a s k
n a a d j r n k e i t k o t t e a r u n g a a c b i h s m m u r a p o t h r k a l a a m e t e k n o M a s k
k i , r t n s a d i i r l a a r k w o g t r n o o f a n r a , , m i l i n n e a m a a i s r a d t u c e a v h a e n a s n s a r f g u g e m g n n n u e n e e e a t M p p p d a s
k i , r t n s a d i i r l a a r k w o g t r n o o f a n r a , , m i l i n n e a m a a i s r a d t u c e a v h a e n a s n s a r f g u g e m g n n n u e n e e e a t M p p p d a s
r o i r t o t m o o a r h m a a k s a f m i s e t i u t r r m a a e t s k m k k i g u a l r r n e a t s i a B k l s
k i t s i r a s e a t f k u a r t a a s r k k a i i k g m r t a s i n a h l a r s t r m o t e o o M m o r
l i r i o h C
…
r a k fi l u … Z
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
D. Pelaporan Hasil Belajar Pelaporan hasil penilaian atau asesmen dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar,, yang berupa laporan hasil belajar belajar belajar,, yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian. Laporan hasil belajar paling paling sedikit memberikan informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada PAUD, selain memuat informasi tersebut, laporan hasil belajar juga memuat informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak.
Rapor peserta didik PAUD PAUD minimal meliputi komponen:
Satuan pendidikan pendidikan perlu melaporkan hasil belajar dalam bentuk rapor.
1.
Identitas peserta Didik,
2.
Nama satuan pendidikan,
3.
Kelompok usia,
4.
Semester,
5.
perkembangan dan pertumbuhan anak, anak,
6.
Deskripsi perkembangan capaian pembelajaran, dan
7.
Refleksi orang tua.
Komponen rapor peserta didik SD/MI, SMP/ Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesmen di atas, laporan hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan informatif, dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan orang tua untuk mendukung capaian pembelajaran.
MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat minimal memuat informasi mengenai:
Pada PAUD, laporan hasil belajar dapat juga ditambahkan informasi tentang tumbuh kembang anak. Dalam format laporan terakhir terakhir,, selain laporan ketercapaian CP, ada juga informasi tentang tinggi dan berat badan anak, kepemilikan kepemilik an NIK serta refleksi orang tua tentang perkembangan anak.
1.
Identitas peserta didik,
2.
Nama satuan pendidikan,
3.
Kelas,
4.
Semester,
5.
Mata pelajaran,
6.
Nilai,
7.
Deskripsi,
8.
Catatan guru,
9.
Presensi, dan
10. Kegiatan ekstrakuri ekstrakurikuler. kuler.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
53
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat, satuan pendidikan dan pendidik
mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang tua/wali. Pelaporan hasil hasil
memiliki keleluasaan untuk menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang diperoleh peserta didik. didik. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan
belajar disampaikan sekurang-kurangnya pada setiap akhir semester. Di samping itu, satuan pendidikan menyampaikan menyampaikan rapor peserta didik secara berkala melalui e-rapor /dapodik. /dapodik.
Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi tersebut sebagai berikut. Dalam penyusunan deskripsi capaian kompetensi, pendidik harus mengidentifikasi capaian kompetensi tertinggi dan terendah. Untuk melihat capaian kompetensi tertinggi ditandai dengan warna hijau dan capaian kompetensi terendah ditantai dengan warna merah.
Capaian tertinggi
Capaian terendah
1) Penysunan deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajar Pembelajaran an D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Kimia SMA/MA/Program Paket C Setiap Fase 1. Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA/MA/Program Paket C) Pada akhir fase E, peserta didik memliki kemampuan untuk merespon isu-isu global dan berperan aktif dalam memberikan penyelesaian masalah. Kemampuan tersebut antara lain mengidentifik mengidentifikasi, asi, mengajukan gagasan, merancang solusi, mengambil keputusan, dan mengkomunikasikan dalam bentuk projek sederhana atau simulasi visual menggunaka menggunakan n aplikasi teknologi yang tersedia terkait ...
Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)
Fase E Berdasarkan Elemen Elemen
Capaian Pembelajaran
Pemahaman Pada akhir Fase E, peserta didik memiliki Biologi kemampuan menciptakan menciptakan solusi atas permasalahan-permasalahan berdasarkan berdasarka n isu lokal, nasional atau global terkait pemahaman keanekaragaman makhluk hidup dan peranannya, virus dan peranannya, inovasi teknologi biologi, komponen ekosistem, dan interaksi antarkomponen, serta perubahan lingkungan.
Nama NISN Sekolah Alamat
: : : :
No.
Mata Pelajaran
Kelas Fase Semester Tahun Pelajaran Pelajaran
Nilai Akhir
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
...
...
...
...
...
...
5.
Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Kimia, Biologi)
80
Menunjukkan kemampuan dalam mengidentifikasi, berkomunikasi dan mengajukan gagasan, terkait dengan inovasi teknologi biologi, komponen ekosistem, interaksi antarkomponen, dan perubahan lingkungan; menjelaskan fenomena pemanasan global; menuliskan reaksi kimia, perubahan iklim dan pemanasan global, serta pencemaran lingkungan. Perlu bimbingan dalam kemampuan merancang solusi, dan mengambil keputusan serta penguatan dalam menerapkan hukum-hukum dasar kimia.
...
aplikasinya dalam nanoteknologi.
54
Capaian Kompetensi
1.
Pemahaman Peserta didik mampu mendeskripsikan Fisika gejala alam dalam cakupan keterampilan proses dalam pengukuran, perubahan iklim dan pemanasan global, pencemaran lingkungan, energi alternatif, dan pemanfaa pemanfaatannya. tannya. Pemahaman Peserta didik mampu mengamati, Kimia menyelidiki dan menjelaskan fenomena sesuai kaidah kerja ilmiah dalam menjelaskan konsep kimia dalam kehidupan sehari hari; menerapkan konsep kimia dalam pengelolaan lingkungan termasuk menjelaskan fenomena pemanasan global; menuliskan reaksi kimia dan menerapkan hukum-hukum dasar kimia; memahami struktur atom dan
:X :E :2 :
...
...
...
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
2) Penyusunan deskripsi berdasarkan alur tujuan pembelajar pembelajaran an ATP Fisika Fase E Semester 2 5. Menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak, dan solusi atas perubahan iklim, serta pemanasan global dalam kehidupan sehari-hari.
ATP Kimia Fase E Semester 2 9. Menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang berkaitan dengan sumber dan/atau solusi permasalahan isu global. 10. Menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari atau isu global.
Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Nama NISN Sekolah Alamat
: : : :
No.
Mata Pelajaran
Kelas Fase Semester Tahun Pelajaran
Nilai Akhir
:X :E :2 :
Capaian Kompetensi
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
...
...
...
...
...
...
5.
Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Kimia, Biologi)
80
Fisika: Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak, dan solusi atas perubahan iklim, serta pemanasan global dalam kehidupan sehari-hari. Kimia: Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
11. Menganalisis suatu fenomena alam secara kuantitatif berdasarkan hukum dasar kimia. 12. Merancang, melaksanakan serta mempresentasikan percobaan kimia dalam penerapan hukum-hukum dasar kimia.
- menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang berkaitan dengan sumber dan/atau solusi permasalahan isu global; dan - menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari atau isu global. Perlu penguatan dalam Menganalisis suatu
ATP Biologi Fase E Semester 2
fenomena alam secara kuantitatif berdasarkan serta hukum dasar kimia, merancang, melaksanakan mempresentasikan percobaan kimia dalam penerapan hukum-hukum dasar kimia. Biologi: Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
10. Menganalisis bioteknologi yang dapat diterapkan dalam pelestarian keanekaragam hayati, khususnya mengatasi kelangkaan keanekaragaman hayati dengan hayati dengan menyajikan bagan proses bioteknologi dari hasil telaah artikel. 11. Mengidentifikasi komponen ekosistem dengan menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem di ekosistem di lingkungan sekitarnya. 12. Menyusun jaring-jaring makanan atau rantai makanan dari hasil pengamatan ekosistem yang ada di lingkungan sekitar. 13. Menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen ekosistem dengan menyajikan data hasil pengamatan di lingkungan sekitar. 14. Mengidentifikasi perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya dengan menyajikan laporan hasil pengamatan.
- menganalisis bioteknologi yang dapat diterapkan dalam pelestarian keanekaragaman hayati; - mengidentifikasi komponen ekosistem dengan menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem di lingkungan sekitarnya; - menyusun jaring-jaring makanan atau rantai makanan dan hasil pengamatan ekosistem yang ada di lingkungan sekitar; - menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen ekosistem dengan menyajikan data hasil pengamatan di lingkungan sekitar; - mengidentifikasi perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya dengan menyajikan laporan hasil pengamatan; dan - mendeskripsikan bioteknologi yang dapat diterapkan dalam mengatasi perubahan lingkungan dengan menyajikan diagram dari hasil kajian literatur atau wawancara. Perlu bimbingan dalam kemampuan menciptakan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang ada di sekitarnya dengan melakukan projek sederhana.
15. Menganalisis penyebab dan dampak negatif dari perubahan lingkungan dengan menyajikan data hasil kajian literatur atau literatur atau pengamatan atau wawancara. 16. Mendeskripsikan bioteknologi yang dapat diterapkan dalam mengatasi perubahan lingkungan dengan menyajikan diagram dari hasil kajian literatur atau wawancara.
17. Menciptakan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang ada di sekitarnya dengan melakukan projek sederhana.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
55
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
3) Penyusunan deskripsi mengambil mengambil dari poin-poin penting dari materi yang sudah diberikan
Sumatif Lingkup Materi Cuaca di Nama-nama Konsep Nama Sekitarku Hari dan Bulan Waktu Murid
Edo
Nama
Sumatif Akhir Semester*
Membedakan Siang-malam
Sumatif 1
Sumatif 2
Sumatif 3
Sumatif 4
85
76
60
83
NA Non Sumatif Tes (S)
76t
-
Tes
75
NA Sumatif Akhir Semester (AS)
Nilai Rapor (Rerata S + AS)
75
75,5
*pembulatan normal
: Edo
Ilmu Pengetahuan Alam
Menunjukkan penguasaan yang baik dalam memprediksi kondisi cuaca 75,5
dan membedakan siang-malam. Perlu pendampingan dalam memahami konsep waktu jam, menit, detik, perlu pembimbingan lebih lanjut agar kemampuan tersebut dikuasai secara konsisten.
56
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Contoh Rapor SD
Gambar 5.1. Contoh format rapor SD
Catatan :
1.
Format rapor rapor di atas dapat disesuaikan berdasarkan struktur kurikulum kurikulum masing-masing jenjang.
2.
Deskripsi capaian capaian kompetensi kompetensi peserta didik didik berisi informasi tentang kompetensi kompetensi yang yang sudah dicapai dan kompetensi yang perlu ditingkatkan. Deskripsi ditulis menggunakan kalimat positif dan memotivasi.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
57
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Untuk melengkapi pelaporan, satuan pendidikan dapat juga menambahkan bentuk laporan lainnya, seperti portofolio, diskusi/konferensi, pameran karya, dan skill passport .
a. Portofolio Portofolio bertujuan bertujuan untuk melihat perkembangan belajar peserta didik melalui dokumentasi dokumentasi hasil karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya yang dipilih oleh peserta didik berdasarkan hasil diskusi dengan pendidik. Portofolio juga perlu dilengkapi refleksi pendidik dan peserta didik terhadap pencapaian pembelajaran selama ini.
Gambar 5.2. Contoh Portofolio (Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta dan SD Negeri Mampang Prapatan 02 Pagi, Jakarta)
58
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
b. Diskusi/Konferensi Diskusi/konferensi bertujuan untuk berbagi informasi capaian hasil belajar antara pendidik, peserta Diskusi/konferensi didik, dan orang tua. Diskusi/ko Diskusi/konferensi nferensi dapat dilakukan dalam suasana formal maupun informal.
Gambar 5.3. Contoh Kegiatan Diskusi/ Konferensi (Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta)
c. Pameran Karya Pameran karya berperan sebagai bentuk perayaan proses belajar dan juga sebagai asesmen sumatif. Dalam pelaksanaan pameran karya, orang tua, komunitas sekolah, peserta didik, dan pendidik dari sekolah lain dapat diundang untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang lebih luas.
Gambar 5.4. Contoh Kegiatan Pameran Karya (Sumber foto: SDN 164 Karangpawulang, Bandung, Jawa Barat)
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
59
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
d. Skill Pasport Skill passport merupakan merupakan catatan kompetensi yang dikuasai selama peserta didik belajar di SMK dan dunia kerja. Skill passport memudahkan memudahkan peserta didik, pendidik, dan dunia kerja untuk menerapkan
pengendalian berbasis identitas melalui catatan uji kompetensi yang dapat diverifikasi.
Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan Satuan pendidikan memiliki keleluasaan
Pembelajaran Pembelaj aran terdiferensiasi sesuai tahap
untuk menentukan kriteria kenaikan kelas. Penentuan kenaikan kenaikan kelas dilakukan dengan dengan mempertimbangkan mempertimban gkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.
capaian peserta didik menjadi salah satu praktik yang dianjurkan dalam Kurikul Kurikulum um Merdeka. Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama temanteman sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut. Ilustrasi berikut diharapkan dapat menjelaskan bagaimana proses belajar dalam suatu fase dan lintas fase dapat berjalan seiring dengan kenaikan kelas.
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan membandingkan membandin gkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
60
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Ilustrasi 1: kenaikan kelas dalam fase yang sama. Sebagaimana dijelaskan dalam Bab III,
Ilustrasi 2: kenaikan kelas antara dua fase yang berbeda. Contoh lain adalah kenaikan
pendidik menyusun alur tujuan pembelajaran dalam satu fase secara kolaboratif. Sebagai contoh, guru Kelas III perlu berkolaborasi dengan guru Kelas IV dalam menyepakati alur tujuan pembelajaran yang akan digunakan. Mereka kemudian menyepakati tujuan-tujuan pembelajaran mana yang perlu dicapai di Kelas III, dan tujuan pembelajaran mana yang akan dipelajari di Kelas IV.
kelas dari Kelas Kelas IV (Fase B) ke Kelas V (Fase C). Apabila terdapat peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Fase B, hal ini perlu diidentifikasi oleh guru Kelas V sejak awal tahun t ahun ajaran. Informasi tentang tahap capaian peserta didik ini perlu dikomunikasikan oleh guru Kelas IV, dan juga diidentifikasi diidentifikasi melalui asesmen asesmen di awal pembelajaran Kelas V. V. Untuk peserta didik yang belum menuntaskan Fase B, pendidik dapat mengulang konsep atau materi pelajaran yang belum dikuasai peserta didik sebelum peserta didik tersebut mempelajari materi yang terkandung dalam Capaian Pembelaj Pembelajaran aran Fase C. Dengan demikian, peserta didik dapat terus naik kelas.
Ketika ada peserta didik yang tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu hingga akhir tahun ajaran di Kelas III, maka guru kelas III perlu menyampaikan hal tersebut kepada guru Kelas IV agar pembelajaran di kelas IV tersebut dapat menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu, pada awal tahun ajaran guru pun dianjurkan untuk melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk mengidentifikasi kesiapan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik tadi dapat terus naik kelas, tidak perlu tinggal kelas di Kelas III.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme kenaikan kelas. Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic promotion). Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level ). ). Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran pembelajaran yang sama dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.
Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya.
Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah dilaksanakan. Banyak penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan cenderung memberikan dampak buruk
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
61
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
terhadap persepsi diri peserta didik (Jacobs & Mantiri, 2022; OECD, 2020; Powell, 2010). Di
untuk menetapkan peserta didik tidak naik kelas. Namun demikian, keputusan ini sebaiknya
berbagai negara, kebijakan tinggal kelas secara empiris tidak meningkatkan prestasi akademik peserta didik, terutama yang mengalami kesulitan belajar. belajar. Dalam survei PISA 2018, skor capaian kognitif peserta didik yang pernah tinggal kelas secara statistik lebih rendah dibandingkan dibandingk an mereka yang tidak pernah tinggal kelas (OECD, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa mengulang pelajaran yang sama selama satu tahun tidak membuat peserta didik memiliki kemampuan akademik yang setara dengan teman-temannya, melainkan tetap lebih rendah. Hal ini dimungkink dimungkinkan an karena yang dibutuhkan oleh peserta didik tersebut adalah pendekatan atau strategi belajar yang berbeda, bantuan belajar yang lebih intensif, waktu yang sedikit lebih panjang, namun bukan mengulang seluruh pelajaran selama setahun.
dipertimbangkan dengan sangat hati-hati dipertimbangkan mengingat dampaknya terhadap kondisi psikologis peserta didik. Selain itu, tinggal kelas juga memberatkan memberatkan secara ekonomi. ekonomi. Hasil tes PISA 2018 menunjukkan bahwa di berbagai negara, mayoritas siswa yang pernah tidak naik kelas adalah siswa dari keluarga kelas menengah ke bawah (OECD, 2020). Ketika mereka tinggal kelas, biaya untuk mengulang satu tahun belajar memberatkan keluarga sehingga mereka semakin rentan putus sekolah.
Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat banyak mata pelajaran yang tidak tercapai oleh peserta didik dan/atau terkait isu sikap dan karakter peserta didik, maka satuan pendidikan dapat menetapkan mekanisme
Dengan demikian, kebijakan tidak naik kelas adalah kebijakan yang tidak efisien. Peserta didik harus mengulang semua mata pelajaran untuk jangka waktu satu tahun penuh, padahal mungkin bukan itu yang menjadi kebutuhan belajar mereka. Berikut ini adalah contohcontoh isu yang biasanya menjadi faktor pendorong keputusan tidak naik kelas, serta alternatif solusi yang lebih sesuai dengan perkembangan dan kesejahteraan (well-being) peserta didik.
Contoh isu
Pertimbangan yang bisa diambil sekolah
Peserta didik mempunyai tujuan
Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya
pembelajaran yang belum tuntas (ada tujuan-tujuan pembelajaran yang hasilnya belum memenuhi pencapaian minimum).
dengan pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran yang belum tercapai/tuntas.
62
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Contoh isu
Pertimbangan yang bisa diambil sekolah
Peserta didik mempunyai masalah absen/ketidak absen/ketidakhadiran hadiran yang banyak (Banyaknya jumlah ketidakhadiran ketidakhadi ran disepakati oleh satuan pendidikan)
Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. ketidakhadi ran. Jika peserta didik tidak hadir karena kondisi keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja karena alasan ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik, maka maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus. Jika alasan ketidakhadiran karena “malas” “malas”,, meskipun kecil kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat dipertimbangkan dipertimbangka n naik dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu ditindaklanj ditindaklanjuti uti di kelas berikutnya. Misalnya, permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun dengan dengan cara konseling konseling atau behavior treatment lain. lain. Khusus permasalahan ketidakhadiran, ketidakhadiran, wali kelas harus dapat mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir semester.
Keterlambatan psikologis, perkembangan, dan/atau kognitif
Peserta didi bisa dipertimbangkan untuk naik kelas dengan catatan peserta didik perlu mendapat bimbingan bimbingan dalam memahami pelajaran dan/ atau mendapatkan layanan konseling
Mekanisme Kelulusan Untuk menilai pencapaian hasil belajar
Seperti halnya kenaikan kelas, penentuan
peserta didik sebagai dasar kelulusan dapat berdasarkan penilaian sumatif, yang dapat dialkukan dalam bentuk tes tulis, tugas untuk performa, portofolio, atau kombinasi kombinasi.. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kelulusandilakukan kelulusandi lakukan dengan membandin membandingkan gkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
kelulusan ditentukan oleh satuan pendidikan. Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan dengan mempertimban mempertimbangkan gkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada:
Penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada akhir jenjang dengan mempertimbangkan mempertimbangkan capaian capaian kompetensi lulusan.
a.
kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang sederajat; dan
b.
setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang sederajat.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
63
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/ program pendidikan setelah:
Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan/ program pendidikan pendidikan yang bersangkutan.
a.
menyelesaikan seluruh program pembelajaran; dan
b.
mengikuti penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan/ program pendidikan diberikan diberikan ijazah. Ijazah diberikan pada akhir semester semester genap pada setiap akhir jenjang. jenjang. Ketentuan mengenai mengenai ijazah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Catatan:
• Untuk PAUD PAUD tidak memiliki evaluasi untuk kelulusan, tetapi diharapkan anak anak yang telah menyelesaikan fase pondasi (PAUD) (PAUD) dapat mencapai profil peserta didik yang tergambar dalam STPPA. • Pendidik Pendidik perlu memonitor dan dan mengkomunikasikan mengkomunikasikan sepanjang proses proses pembelajaran pembelajaran dan bukan hanya di akhir semester/tahun, misalnya terhadap permasalahan kehadiran, seharusnya tidak diketahui di akhir tahun; namun sudah ada intervensi sebelumnya. • Kenaikan kelas/kelulusan kelas/kelulusan bukan bukan menjadi hukuman hukuman bagi siswa. Pendidik Pendidik bekerja sama dengan orangtua untuk mendeteksi permasalahan di sepanjang proses pembelajaran. Dengan demikian jika ditemui permasalahan, maka dapat segera diatasi dan diberikan intervensi. • Pendidik Pendidik menggunakan umpan umpan balik/refleksi untuk mengetahui dan menentukan strategi untuk membantu peserta didik yang mengalami ketertinggalan pada sepanjang proses pembelajaran.
64
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen
6
Ref Refleksi leksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen
Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data administratif yang kurang bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan asesmen. Hasil asesmen peserta didik pada periode waktu tertentu dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk melakukan refleksi dan evaluasi.
Asesmen terhadap perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara (Permendikbud Nomor 16 Tahun 2022) sebagai berikut. 1.
Refleksi diri terhadap perencanaan dan proses pembelajaran pembelajaran..
2.
Refleksi diri terhadap hasil asesmen yang dilakukan oleh sesama Pendidik Pendidik,, kepala Satuan Pendidikan, dan/atau Peserta Didik.
3.
Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang berhasil?
4.
Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang perlu peningkatan?
5.
Apa yang perlu saya lakukan tahun ini untuk hal yang lebih baik tahun depan?
6.
Apa saja tantangan terbesar yang saya hadapi dalam semester/tahun ini?
7.
Bagaimana cara saya mengatasi tantangantantangan tersebut?
Refleksi Diri Pendidik perlu melakukan refleksi diri terhadap Pendidik perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan. Pendidik yang bersangkutan perlu melakukan refleksi paling sedikit satu kali dalam satu semester. Dalam melakukan refleksi diri terhadap proses perencanaan dan proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pertanyaanpertanyaan berikut untuk membantu melakukan proses refleksi. 1.
Apa tujuan saya mengajar semester/tahun ini?
2.
Apa yang saya sukai dari proses belajar mengajar semester/tahun ini?
Pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditambah dan dikembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan. Selain untuk refleksi diri, pertanyaan ini juga dapat digunakan oleh sesama pendidik dan kepala sekolah.
Refleksi Sesama Pendidik Penilaian oleh sesama pendidik merupakan asesmen oleh sesama pendidik atas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk membangun budaya saling belajar, kerja sama
dan saling mendukung. Sebagaimana refleksi diri, refleksi sesama pendidik dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu semester. Berikut adalah tiga hal yang dapat dilakukan oleh sesama peserta didik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
65
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen
1.
Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran (dapat menggunakan/ menggunakan/ menyesuaikan pertanyaan untuk refleksi diri).
2. 3.
Mengamati proses pelaksanaan pembelajaran. Melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Refleksi oleh Kepala Sekolah Penilaian oleh kepala sekolah bertujuan sebagai berikut: Membangun budaya reflektif, merupakan
1.
2.
kegiatan yang dilakukan untuk mendorong terjadinya refleksi atas proses pembelajaran secara terus menerus dan menjadi bagian yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran itu sendiri.
Memberi umpan balik yang konstrukti konstruktif, f,
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kepala Satuan Pendidikan untuk memberi masukan, saran, dan keteladanan kepada pendidik untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Untuk Kepala Sekolah:
Kepala sekolah dapat memfasilitasi pendidik dalam proses refleksi. Dengan mengadakan diskusi tentang apa yang perlu dilakukan sekolah untuk membantu proses pembelajaran. Kepala Sekolah dapat pula memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan asesmen. Kepala sekolah dapat juga secara acak masuk untuk observasi untuk melihat langsung proses pembelajaran di dalam kelas. Untuk Pengawas:
Pada saat Pengawas melakukan kunjungan, diharapkan dapat mendampingi Pendidik dalam melakukan refleksi. Refleksi ini bisa dalam bentuk refleksi dialogis dan bersifat nonjudgmental. Dengan kata lain, guru diajak berdialog dan berpikir terbuka namun tanpa harus menghakimi atau menyalahkan. Dalam proses refleksi, pengawas tidak dianjurkan meminta laporan administrasi yang membebani Pendidik.
Refleksi oleh Peserta Didik Penilaian oleh peserta didik bertujuan sebagai berikut. 1.
Membangun kemandiri kemandirian an dan tanggung jawab dalam proses proses pembelajaran pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
3.
Membangun suasana pembelajaran yang partisipatif dan untuk memberi umpan balik kepada pendidik dan peserta didik.
2.
Membangun budaya transparansi, objektivitas, saling menghargai, dan mengapresiasi keragaman pendapat dalam
4.
Melatih peserta didik untuk mampu berpikir kritis.
menilai proses pembelajaran.
66
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen
Dalam pelaksanaannya pendidik dapat membuat questioner yang dapat memberikan
Setelah pendidik melakukan refleksi dan mendapatkan masukan dari sesama pendidik,
informasi tentang evaluasi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan refleksi ini paling sedikit dilakukan satu kali dalam satu semester.
kepala sekolah, pengawas/penilik, dan peserta didik; pendidik kemudian menyusun rencana perbaikan-perbaikan perbaikan-perbai kan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, pendidik akan terus meningkatkan kualitas pengajaran yang bermuara pada kualitas/mutu peserta didik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
67
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
7
Tahapan Imple Implementasi mentasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
Implementasi perubahan kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, adalah suatu proses yang kompleks. Pemerintah memandang bahwa implementasi kurikulum adalah suatu proses pembelajaran yang panjang sehingga pendidik dan satuan pendidikan diberikan kesempatan untuk mengimpleme mengimplementasikan ntasikan Kurikulum Kurikul um Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing. Seperti halnya peserta didik belajar sesuai dengan tahap kesiapan dan tahap capaian mereka, pendidik dan satuan pendidikan juga perlu belajar mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing, dan berangsur-angsur semakin mahir dalam menggunakannya. Seperti halnya Capaian Pembelaj Pembelajaran aran (CP) yang dirancang per fase dan dimulai dari kompetensi yang paling sederhana, tahapantahapan implementasi kurikulum juga dikembangkan untuk membantu pendidik dan satuan pendidikan dalam menetapkan target implementasi Kurikulu Kurikulum m Merdeka. Kesiapan pendidik dan satuan pendidikan tentu berbeda-beda, oleh karena itu tahapan implementasi ini dirancang agar setiap pendidik dapat dengan percaya diri mencoba mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Rasa percaya diri yang dimaksud merupakan keyakinan bahwa pendidik dapat terus belajar dan mengembangka mengembangkan n kemampuan dirinya untuk melakukan yang terbaik
68
dalam mengimplem mengimplementasikan entasikan kurikulum. Kemampuan untuk terus belajar merupakan modal penting bagi pendidik, termasuk dalam mengimplementasikan mengimplem entasikan kurikulum. Ia tidak harus langsung fasih dalam menerapkannya, melainkan melalui tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan ini dikembangkan sebagai langkah atau proses belajar untuk melakukan perubahan atas praktik pembelajaran dan asesmen yang perlu dilakukan pendidik saat mereka menggunakan Kurikulum Merdeka. Secara teknis pendidik dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahap yang berbeda. Namun demikian, secara filosofis setiap tahapan dirancang agar pendidik tetap mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen (Bab II). Sebagai contoh yang diperlihatkan dalam Tabel 7.1, pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik perlu dilakukan. Namun demikian, implementasinya implementasiny a tidak harus langsung pada pengelompokkan peserta didik. Sebagian pendidik yang kesulitan untuk melakukan pengelompokan, dapat mempelajarinya dengan menerapkan model yang paling sederhana, yaitu dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran dan kemudian menjadi peka akan adanya kebutuhan belajar yang berbeda-bed berbeda-beda. a. Tabel 7.1 memperlihatkan bagaimana aspekaspek dalam Kurikulum Merdeka dapat diterapkan secara bertahap. Tabel ini dapat
Tah Tahapan apan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
digunakan oleh satuan pendidikan dan/atau pemerintah serta organisasi atau lembaga yang berperan dalam mendukung implementasi kurikulum di satuan pendidikan dan daerah. Adanya pentahapan ini menunjukkan bahwa satuan pendidikan dapat mulai mengimplementasikan mengimplemen tasikan pada tahap yang lebih rendah dibandingkan dengan satuan pendidikan lain, namun pelaksanaannya tetap berpegang pada prinsip-prinsip perancangan kurikulum yang berlandaskan pada filosofi Merdeka Belajar dan mengarah pada penguatan kompetensi dan karakter yang telah ditetapkan.
■
pendidik dan/atau satuan pendidikan sehingga tidak digunakan sebagai alat/ instrumen untuk mengukur kinerja pendidik dan/atau satuan pendidikan yang membawa dampak pada karier atau kesejahteraan mereka. Implementasi sesuai tahapan yang disepakati bersama tidak seharusnya memberikan dampak apapun terhadap penilaian kinerja pendidik atau satuan pendidikan. ■
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan tahapan-tahapan implementasi dalam Tabel 7.1: ■
Tahapan-tahapan dalam Tabel 7.1 bukanlah suatu ketetapan yang baku atau terstandarisasi. Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengembangkan tahapan-tahapan implementasi yang lebih sesuai dengan kondisi dan kekhasan masing-masing.
Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai Tahapan-tahapan bahan refleksi diri tentang kesiapan
Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai Tahapan-tahapan bahan diskusi antar pendidik dalam satuan pendidikan dan dalam komunitas belajar di mana pendidik menjadi bagiannya. Diskusi tersebut membahas hal-hal teknis apa yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahap masing-masing.
■
Pimpinan satuan pendidikan serta pemerintah daerah perlu mendukung pendidik dalam mengimplementasi mengimplementasikan kan Kurikulum Merdeka Merdeka sesuai dengan tahap kesiapan pendidik, serta memberikan dukungan agar berangsur-angsur pendidik meningkatkan tahap implementasinya.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
69
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
a n r a a c k r a e u j r s j a l u ” r u e i l r n a a e b h “ a n r a m m a j M k a n e l p g e a P a n b g n h a a m n a e i e d T b p m p i a e n r i C g a d a n u n d e j a a M u t m p
a k e d r e M m u l u k i r u K i s a t n e m e l p m I n a p a h a T . 1 . 7 l e b a T
p a i S p a h a T
n i p r i m m o t u i m l m n e u n u o l a m k i u k m n r s i k e i a u r d i e m d k u d s , i s n , i k n o r n a a s r r p o p e n a g a t l u a j t a a v l a n i n n p e e e a n a i m m s p u i c d t n e e a r a m a l t o s e r p s o i e m o r a K d m p i p m
i s n r a a o n t u r i a l m k n j a a n a n u v l a o l a e b a g k u m k e n u n i s e a s e k t p m j i e s d a r o u i i e s s a d m r t y h r u d o , i t , o e d k e r n l r n s r a n p l u a u r p p o e a a t m b o n a r t p n i g i m k j n n n a p a i a a n n a k d n a p a e p u k a l l u a n i u m e i c m m k d u b d e d t i n l e i k a r a l h m e m o a m a m i r p r s e r e s o i e e m e u i e M e t p d K K d m p i m k
t a u k a k g p n u i s b n a a a r n a a k r e t i n e r u r b a a a p a s r e u v k a u a n d b m r i / e n a r g i d n b u d e s g n g n b n a r o , l g a a a r r r a a n j a a y a l a j e j n n j a a a m l a e l s l i u e p e a e n a r p b a b a l t s r u m t m t p a j e e a e n k P m p a e t a k
n , a i h f g n a t n a b a a i a h m r n b u a a o k g f e m s b u n t e e u n y j s a u i k e y h n t r g r e r n l d n e e m e p s u a o u B l r e b m a a s n p n a p j a k i a a a k a , y k d l h u a e a n n n a k d b i e l a T a a a a ) . l h m d i c b m s e r e e s e i a s e m M t p d K ( b d
n a h u u t r n k a u u j a b a i b d i t a e u h r a s k a k a d e l i i g s n a a d n m r e y l e t a r a a m a e p k p u l o m a s n s s i h i a a y k b l i d e t a u s n r m n w n i u e k o s i a k G m e t l s
” n g a r n a a h j y a h l o l l a t b e l e a a i g n e w a o k w n t i s o s y a i n s c A m n i s m e r e a d i r s a y a p n j n a a p k a k h e s a n u a i h a n i b a s a i a a n a d k u r k m n i e i T u u k e t e j e i s t d a a i d p g u n e m s d e g t m m p r u g i u n u n m r m r r a e l a e i o a a s a y K u M “ G k h d d
n a n a * y h s a n a k i r a i n b e j t a g a l a m k u b a g n a t a u e e r j i s b s a p t n n r a a a e a j a m k r k l e g f a u a n e n d t r u u o r a r i a g e e g m b p g a n n b e a m n a M d u s d e s
n r a a s h k i a a n d d n i a g n g a n r d n a n g a a e j n a a j k n u l e i a i n s a n j p e d c u e k u e i m n t b u k j d , a t a i n n r r u m e n n n i e a e l P a p u a d p d
70
t u a m a r p y u k u o k g h a e g n m n r l n t f t u n l i a a a a e a l o a a s b a r y n j k u r u a a a m j n e i r t n e r a t s a a P e k u r u r u i b t a k p p a k y d m r r a n v d e s u a u k a a r a n j t n r l a g d a g g e n a g m j a a n a u s n a r i b u d n s d a g k d r o i l a k n a i e g p n a n g s r g e g n e o k a g a y a e r n r a a y g b i , l u j r a b e p g n b a b s n i r M a n a t s a u j j e j a a a n a a a n b a t a r m a m l y s i l r l d a u i e n e d k e e i e i e i u e t m b a b l g b r i m n r p l u a b a r d a u a d a i s m a r m b e n n m c r m t k a r v p n e a o e n e j a r e a e e e P a t a d t k d p S m e s d k e s M r a i a y r j h n r a i n a a a b a d g n u j a n m l e i r p t a e l a M a n b e m k e a a s g , k m m m n i u e s s a u u d a r r i r r d e e u r i u a l g d g p a M t v n i a r m n a s a u i e i i n t r g e g b r i o r f a e g t a d b f n a b m e e e n a l S e r y P S m e s
k u j u r . e u m r s u k e n t g a u u k d u n b a , p D u U k A u P b k 6 u t a n d U a * p
n r n a a a n r k s h d a a i a a j d d i n g g g n a a a t d n n a b a n a n a e a j k n k e i i n n d u m g p s e i m g e n k u e j d , g g a u k i n n r t a n n n e e e n n i e a P p p u a d p d
Tah Tahapan apan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
a n i . a , a s h k g d r n a i e n a t s j a w i b u t b a s l a r i c a h s i e n l l s e h , t a u r i e u a i b b t t l n r a k i a f n i r i n b h u a a b s e g e d a e a r a m b n m k i i t n a l n w e e e r m a a h M e a e p a p k m a m y u m b a p n n n n k m j r w t n a a u m a a a a k g j s r t a a i a s m e h a k a g n d , a n u r a a s a i e s e j a n u l j k n T d e a u o b e g a a d r m k l n l e g b e d m u e n p e k g e b t r n s b i a r m u a b a e a o g m g y a a s t m u f n s m a r o n n r r t l w o e s e e e u s e e a e r s n e M e s p M a p a k G d b i s b p
p a i S p a h a T
t a h i g n i n k b s a a e n n l a m a g y t n a y n , n n a a i a e a g n a r e n k i n d g n a d a d b k d b e a o n e r r r a r h n k t e d a n w e e o i u a t a e d i j a p b t a a r a e n m j m n m a l h e i e u t l u r g r u n u b t a b l s g k n a j i a u i r a s a n j n g y a e a a m s l a u b k a a t l f i n n j l , e e l g e a r a i e a l u i e p e g b p k , . b m b e p n u m a s g b m a n b e a a a j m u u h a s t e m r i m a r u u r w s w j o b r e t u b e e u i s u s e r e e p t t d i G l s G e s m k i s b p
g n a g y t n n a a s b n a r u a a m k j p r a e e a l k b n e r e u b n B g m a a e d p g p i s w a n e h e a s r i s a m d i T u o a a v r t d u e r e a G m b p i s a i i r r i e a t v a d s d l o r u a a y e t b e r p w e A c r m g b n e n p p a a y m a k n l h a a a u a r e a T a r b w c n u s a i e n s s g j a g g u a u n r e n m d u e a a G m p n p
n a r n j a a a p l e a r b e n m e e P p
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
71
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
n n a n a a . j r u n d k n n h a u e n u t a u t a g g i t a g r n r m a a k a u t n n j r s a u a i u j a p a a n k b k j n y h e a e p l s a n l a n a u e a r c a a l k a b l a a n e k k t i a e e j a n s d v M n b a m p a e a m n e n u a a l e l m e . p k s m e u n k g i n a u e u p u b g fi a h a p g n i g m p i n m w a a r a g m e n i i t g d n r a l l n a d s j a T k e i j e h a e w a a a a e s e s u l p . e a ” c d s e s i m a y n m s m s i a g a g e e a n b a n u l l a a i r u u u i n s r d r y m r w e u u a s u n u s e o r m e a e a e s m s e G p h m G p p s p G h m i s “ e s
p a i S p a h a T
n u a k . i r d n k n k l a u e n u g k u t a r t a b a k d r n j m a n s a n u u j u a t i n a e l i a s l t e s p n a e n a b u g n m n b k a u n m n a m a k u a k e n e f n u u p u p r a d e k a k g k l a i g l t a a d n b a w e l s n p i e w a a e a s m . m a y c n k h t n a m a l u s d u u i r n r d t a j s e n u a a e s e n d a G p h m A m u u s l
g n m n n e l u a o u k r m k i g o s e n d s r u a n a k b e l i n m m s a i a e g h s . g n n e i n e y a d n s u e k m n a r a n h k u m t a a g k s n l i g u i o j t n n k b e n a e e S k p u d
k n u n a t k n a u a u j j i u n e u b r t e u m s k g e n n a a n g s a n a g k i k n . e n d i g o r n a d d n o k i a n a d a a r a e b n n u j a p m e a s l c e n e m n e s a g g e g b u t n n r n m a e a e a e S m y m y p
. t u u k j i r n k l n g a u g e n g u a n n n t b k l n m a a a r e n k k a s j y a a u n l a u n m t b e a a s i a n s l d a n a i s p n e m a e u g a u j t s s r i g m u n e n b g n u d t n a e n i n t k u i s e a m d a . r k u n a a s n n s c f e u e n d n a d a e r i a n a a a a B k p a k r e k a r g r i a y a a l r t b a a s p l a n j n . n e j m n v w a a e a l r s e i n p i l a a e u u e d l t m w s m l h e s g b i e e a e a e a m a a k b k b g m d b T u a h u p g a n g n u u r d n t m s t i m r e m a n s p e e u a a n e s n a a e e o e G p d u p A m u t M y s p k b n k i i a l n k a i k a l i e n n u i r t n n t a b a a r a a e n m n n e d s k a h u l j u j l a e l s a a i p s a r e u m k s m i a t e s p a e n w a u g s g m r n n * u b i a g n A n n m a t u a e n a t a . . u n e n n d c n f p k m g n n n a u s e a r a u e . r m n k a a a k i i p a a a e k a i r r a h k l e s j a a r a t n b a a a l a a d d l a j a n u n i e j a w l T e s i e t n a a s u n l u e t e p i w n m l a e s e g s e p e a e m a m u b m d k s m b g g p a a u k u u s u u s e n r d r t m e e t m n m t s e n u a m s a n e n u e e s e a o a G p n u p A m u G k a p M y k m m a n n l a a a d r a u j d n l a a a i e p a b r l i e t n m e e e K p p
72
. ) n r a j m a a a l , l a e b D d m U l a e A i p P s n s e n k s i a e t e a s p n i o n a c k e k t e n e u p t n m m e U o l * k e
Tah Tahapan apan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
n a , d n a u t , h u a e a l r k r m a t r n a o i a u j a e s n e r n h a a e l e a m e g u a s . d m m k M e b n r a a i r k s a y j m p a m s d o a e a a p j i a a a h a k n l a p l e a j n m l e d s g e T r a k o b a y n i m l w a e n a s a d i k a n y a a a g h i a u a u d a i r d w b p d r b i e a s e a e c k u B p i s d l g
p a i S p a h a T
k n n a u a t n t k i i a g r n a a k m e r u h n u u a p l s n u a t g e e e n s a t g s n b a u n m h g r d b a t a e a a j a l n y m r a n e u e g b a l a t y y a n o m e s e p r a t a b l a m g n e k w a m i n i k s u a t n n a a h a s y r g n y a a . a l a j k u g a a g h u o b a i t p r n l n k e e w e b n a e s e e S b p u i s d i s p l
a n a d a i , r r g n a i a w g j a a n a p s a p k j a a a i l a y y k i o l a n i s b e e , d p e n u i b c a n b a m u r m t e m s a o n d u e a s r a m l e f a e a s j a i e g d p a n a l a s k a k h n d e a a a p n l n e g a g . u a a b n a o g c n a n a k d n e w s e y r m y d i t , a i a e u d a k D s i n s p s r k a d . p a r a r a a a l l j u j e a e a d n r j a u i l r a k n m t s e e e a i a e e e e w i B a d m m m d s s s b
g n n a a r . k y a a a r a j a y a l n w g e i b s g n s a n a s k l e k e r l u k u e a t t n y j a n n n l u a u e e p g n n m p e a a i s m d h a h a a l r b m i a o g l u u k o m e s e r S p a t b e s
g n n a i a n r a g a a n n y a a n u j y p a n a a n a s a w g i a w k a b e g l a c s t l i i r a s n e e s n e s m m s e e k a s d h e s r p p i a e f k m e t s n p a n . d n i r r a a u d e a a a a n a k d B n r u w g o y d h a e h a a r u b s a p k g i k i , s n e a r f r e m y t r t n i e h a e s u b t h d r s i a s a b b a l u T a a u j a r e m s m g d a k u u r m u l s l e i e h e n e r a o e B f s e s b d m k m y n i a d i r a a a y a j n p w a a s s n l i a e g n l a c e e m w s e k s s a i a t A e s m d f i r p a u n a n r a a o y h a u w g a a k g s n . , i T r f s e m a i * a d y h s t i r n a a u j s r a a d a l a u u r m l r l s e o e e e e B f s s b k
i d k a n g a n s a a y n : t i r a D p o U a y A h a P a m s t k n n a e g t a g n n n o e a . k d b a k i m y u e n s t a k a r l n u s u e e e * s p k
r a j n a k i a l r p a e d i a h b j d a a l t n e i a a t r b a i a e m u p s s e e a e P s c p
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
73
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
k u t l m n fi l u r i u o u r k h i n p i a s a a k r M r u u o e t j k p b o a a a r n s h a l o p d a l a n . a T k r n a n l o k i e a i i u s s d b l i r a a u c r d r e n e n u p e a p e G k P o p
p a i S p a h a T
. i b s s a k r , i o d r u g f r , o t l b e ) t a n i a n fi a j s b n i l u o a e r r o n i e g a a a m b s p k a t r a a n e i b k a r k r j e s u r g o e a a c g l e j b l b o n e n l b n n a a r a b e , a l e r r a i e o p d m e j m k n k a n p r a l a e ( a a b p e u i g l p y k s p b l n i r a m a e t n s l a u c e w a r p n l n a s k t u e a a a i a i a r n G k P d d d m p e t
i s a n k n i a . g u t d n n l r a m fi a o n l u o b u r o a i c u p k m s n k i e e a r k r e r r k o e j b e u r b k e a o n p t i B l r a p o d a s a p k u a r n l a p l a i r h e a a u s v a b l a T u r m c a e r e n l n u p e a a a G k P d d
k u t l n fi l u o a i p r w s a k A r o e p b j a o r a l h o p a k n . T r a l a e u i s b l r a u e r p c u e n a G k P r a t n n n a a a k d r i a s u n m j a a a u l r t n u l e o u l u r b u e k b a r p i l r m o u e u e K g k k p
74
k r e a j o j a r l k i e p i n i a t , s b a t u k g l n a a a i a r n j u l a r r o a p n b t n e g a e j i a g a a k m i a a d n l g d a s , l g a o e r y a e b n a k l k e n b r a y k g k l u l a e m b e . a e s k j e i m n i t k i i o u s n b b s i r n r m a p s i a d e n o u u l s v , r k t k a d k a , fi e e i n u k a k r r a s fl i o e e t d u n r b e g e a A m m g i p o r k b
Tah Tahapan apan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
. n . a k n g r n u a n g a n a r j t t a n a / a n k u a l n u n c a n l s r j r g fi j k a n u a n a p e n r a a a l u r n o o t i i k a b r a p a n u h n s e . i a g r t r t a l a g h i u a r d p i n a b a n k k . t a a r d j n a e a m a k u n r u h r m n d k e u a a e u h a b a j n a t a t r a e e M r p a k w a m d b l t a t l i a a e e a b a s k o i k n d n u p m n a s b n l t , p e e i t i i k a t a y a a a u a i t k n s / h a m l k i g n c l e a s i s g k i n s b a t s u n b a m d i a u u n i a e a d a n l a d l T a u d m m k m e a a s d e d n r t u n e k r k i a i s p t b l u p P a e a n n o s r r n c i r k s a p b m r t t - d a a a g n u k a a u a r s e n j g d a n j g m u y e t e n p k s e j e i u s a a r m n l l s a r n w n a o e e a e u a d o r e r r m u o e r e e u o s i n O u k P p d t K s m b y m G m i k p p p
p a i S p a h a T
g n a b m e k r e B p a h a T
a l i u s w r a s e i k a n i s p a h u n r i t k k g i a i . u t j n n r b g u s r r a e n t e a e l e m l a s e b o k y n b e a i p i a s b t u o r e m k a u d u r o s u t p a j , u n u g t n n k g k s a n s g n i a n t m a a a u a n l a n d a l a r r d g b a n a y a . p k l n r a r a i i j n m o e a a n s o a m d l b a i e a d t a a e e t e d m n k s a m n a k m a m u b d e j e i t k r d b g u a n k l i m n r n u k o t r r n a p f e e e r e e u e n e a l i n I k m b e t p m G d u p d d
n n n a k r a a d u e t k t d l s s a m a a e m p u w r m a l a i d u d e s t e i n k r d i e r n e t l u a m k r s fi a i a j e o . r t s l u m a p u t a e e s k b g m b r e e i n r s o m h j a r f e r r k o O n i p a p e t
, i k s a a n k k a a i g n a r d n n k i a n u a s j i a t m r u l o o k e n k n s i b a t a a d a k g n n k a u n e a g b e m n p d m k a e s b e e h u t k a . m r n m a t e a u u k p j r a u r n n u u a e a G d u t p a t l
i s m a u i m n l u r m a k o i k a f l t r l a p a k u * . n i a i n d w a r n a a g A d a t r k i u a r n j p n e p l e a a a y b h m e e u a a s b i m s i T u s e t a m g e . g m p m n a a u n r r t o n a r f a u n w s O n i d G e t i s
g a n g a r i s r o a a u r n l o a e b g k a n / l o e a K d u t
i s a n m a , o r d n D f a k n h U i i u a n A t P u b a s p i m n k l a e e u t t r g n m e n o i p a b k s k a g m n m u e t r a k o t r n f n u n e e * i t p
t n a f a i s u / r s a e a k a b t t i g m r a h n n l e s i u a a n s a e a n m j t d p a o n a s i m a k g n n t k g a u a e a / l t n k r u . b i a e h j m l l i a a k a a a e a d b t i p l r e a n e n m r t l a s r b , e y e k u g d u i s r a i b m n u d a e e d i s n y b p d n G m i i / s a . t i n n a a r t u a u m k c a j o n t u l k u a t e n n a u k a u k s r t a e y a n g b b k i a n l u a e h k i d u i m r t t s d u g r u n u d e n a n G i m y m m a u g / l l n t a e d a c k a i r n a b r n n a r t a a j u r a s u a e y m s d l e a m a n i b n , . h m / m a a a n s r a e d a t a n i p a u s s t s c a k a n u e u b s a u i r l l u e m r a t r o o G p k p a e t
/ t i a s k a r n a r i r o a t s b a y g a n s u l a d o e K d m n i
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
75
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
r o h p . a a a r n y i n d R a a a n a i u k r k i s a k r r a r d i i d k u e s a i d t h a l i s t p i a d a u a a a d n s d e M l r p n b a a p n y e a a p v a e a b d i d a p n h n d u n , d n a u a a a g a m T d b u t a i k n k i i i s d d a d n s i y i a a k a e j d a d g g fl n n t n n r e e e a e e a R m p d P d w
p a i S p a h a T
. u r a u r y a g a o a t p k r a a r i e a s d R n p a i p i u a r d n i n l a a g k a n a v a r d a m e b a a s t d l n e a a p n a a s d a g r a k d n a e d i i i n e s k b k u , d d i p e k u g d h fl l a r n e e i u n a e l R d g y P o
k i d i d g n n a i e b s p r n o m a u a i p e l a g a k r v a R e e b a d . B n e s n p a n a p a a d k a k i h s k u i a k u j d i T e k u d fl l a r n e i e e R d m P
n n a a . n k r i a s u a r l j k k i a e j a c a l a fl e l e l e k e m b e r l p i m m i s k t a t u e a p t a h m n n a m u a n l a a k ) a k n r d o e s a p a a s c a j r m F n a e l o u e d k e a r r e k t e e B ( a p b
n a j . a r k r i o s e p a k k n j a e e a l b m o u k e fl l u b e r k e a i k t k m l i a ( a d l e s i l a e n d i p h a n c m r n e e k a k a n p j u a a a t n k l r n m a i t e n a i s c a p u g m a ) n a a a t e e d b l s r r e a a a e e S d m F p b
n u t a u a m s t i a u l a a s n s l e w l u a b n A a i n p a . p v a e m d , a t i n h n a a a p a d T d i k r s i s a i i i s k d d a e d b fl h n r a e r e e R a p b i s n a a t i u a l s k a g a t v n m e n i , i u s e l s n m u a k e t e p i l k e l fl n a p i r e a u m u R d k i k
76
n n a a . n k r i a s u a r l j k k i a j a c a l a l e e l e e fl k e m b e r l i m m p i s k t a t u e a t p h a m n n l a k m ) u a k n a r d o e s n p a a a a s c j r m F n a e l o u e d k e a r r e k t e e B ( a p b
i s n k i e t . n fl a e u r ) a u r t i m n w a a a u u s i s n l s n e u m k i a g k l k n i r e t a r a u j i e k e b b m i p n e n s a a k p a a u y t k n m a i l a h u p d i v , e o t u a d n d n o r r n e e a c u T p d ( g
n a u , t i a u a y r . s a n i n u ) n e s h g a a g a u k n l o w i a t n a i t s j i e v n s u b m e o r k c i e n n ( n l k a a a a m t k a i d u u b i l s u m n p d i k a a d e t e k p i d n r r r e fl u e m e e T p r k p u
Tah Tahapan apan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
Catatan untuk pengawas/penilik:
Sebagai fasilitator, pengawas/penilik mendukung satuan pendidikan dalam mengimplementasikan mengimplemen tasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan mereka. Saat berdiskusi dengan kepala satuan pendidikan dan/atau pendidik, pengawas/penilik perlu bertanya target dan rencana implementasi yang akan dilakukan pada semester atau tahun ajaran tersebut. Implementasi setiap pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat beragam, sesuai dengan kesiapan dan rasa percaya diri pendidik/satuan pendidikan.
• Apa yang menjadi pertimbangan pendidik dan/atau kepala satuan pendidikan untuk mengimplementasikan mengimplementasi kan aspek-aspek Kurikulum Merdeka Merdeka pada tahap yang dipilihnya?
Apabila implementasi aspek-aspek Kurikulum
• Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik
Merdeka masih pada tahap awal, tidak apa-apa karena seiring waktu mereka akan semakin mahir dan bergerak ke tahap berikutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk memantik diskusi bersama kepala satuan pendidikan dan/atau pendidik, antara lain:
• Strategi apa yang disepakati oleh pendidik pendidik dalam satuan pendidikan tersebut untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahapnya? • Strategi apa yang akan digunakan digunakan satuan satuan pendidikan untuk meningkatkan tahap implementasi di masa yang akan datang?
dan/atau kepala satuan pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai tahapnya? • Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik dan/atau kepala satuan pendidikan untuk dapat mengimplemen mengimplementasikan tasikan Kurikul Kurikulum um Merdeka pada tahap berikutnya atau yang lebih mahir?
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
77
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Daftar Pustaka
Anderson, L.W., L.W., & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy Ta xonomy for learning, teaching, and asessing: A Revision of Bloom’ Bloom’ss taxonomy of educational Objectives. A Bridged Edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Creating Learning Materials for Open and Distance Learning (2005). Retrieved December 6, 2016, fromhttp://www fromhttp://www.. oerafrica.org/system/files/7824/creatinglerarning-materials-handbook-authorsand-instructional-designers.114f5f851baf-42dd-8e37-d195c2565255_0. pdf?file=1&type=node&id=7824 Doolittle, P. E. (2001). Instructional design for web-based instruction. Retrieved from http://staff.washington.edu/rel2/geog100UW/Archive/instructionalsequence.pdf Jacobs, J., & Mantiri, O. (2022). Grade Retention and Social Promotion Dichotomy. 8ISC Abstract Proceedings, Proceedings, , 59. Retrieved from http://ejournal.unklab.ac.id/index. php/8ISCABS/article/view/752 Marzano, R. J. (2000). Designing a new taxonomy of educational objectives.
Thousand Oaks, CA: Corwin Press. Morrison, G. R., Ross, & Kemp, J. E. (2007). Designing Effective Instruction (5th Edition). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons. ISBN13: ISBN 13: 978-0- 470-07426-8 Nordlund, M. (2003). Differentiated instruction: Meeting the educational needs of all students in your classroom. The Scarecrow Press, Oxford.
78
OECD (2020). PISA 2018 results (Volume V): Effective policies, successful schools. PISA, OECD Publishing, Paris, https:// doi.org/10.1787/ca768d40-en Powell, P. P. J. (2010). Repeating views on grade retention. Childhood Education. 87:2, 9093, DOI: 10.1080/00094056.2011.105214 10.1080/00094056.2011.10521451 51 Reigeluth, C. M., & Keller Keller,, J. B. (2009). Understanding instruction. In C. M. Reigeluth & A. A. Carr-Chellman (Eds.), Instructional-design theories and models: Building a common knowledge base (pp. 27-39). New York, NY: Taylor & Francis. Wiggins, G. dan McTighe, J (2005). Understanding
by Design” (UbD). US: Association for
Supervision and Curriculum Development
Lampiran-lampiran
Lampiran-Lampiran
1
2
3
4
5
6
Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta Pelaporan Hasil Asesmen PA PAUD/RA UD/RA
Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta Pelaporan Hasil Asesmen SD/MI/Paket A
Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta Pelaporan Hasil Asesmen SMP/MTs/Pak SMP/MTs/Paket et B
Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta Pelaporan Hasil Asesmen SMA/MA/Paket C
Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta Pelaporan Hasil Asesmen SMK/MAK
Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta Pelaporan Hasil Asesmen SDLB, SMPLB, dan SMALB
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
79
Lampiran-lampiran
Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP Alternatif 1 Menganalisis Capaian Pembelajaran Elemen Bilangan
Pada akhir Fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, serta melakukan komposisi dan dekomposisi
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
• Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000. • Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1.000.
→
• Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan.
bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dan seterusnya. Elemen Aljabar
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100 (contoh: 10 + … = 19, 19 - … = 10). Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana dan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.
• Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan pada bilangan cacah sampai 100. • Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.
→
• Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana pada bilangan cacah sampai 100. • Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.
80
Lampiran-lampiran
Menganalisis Capaian Pembelajaran Elemen Pengukuran
Elemen Geometri
Elemen Analisis Data dan Peluang
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah. Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan. Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan.
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
• Mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.
→
• Menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). • Mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah. • Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak).
→
• Menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan. • Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak).
→
• Menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup materi’ pada CP Alternatif 2 ►
Contoh: Matematika Fase B Elemen
Kompetensi
Bilangan
1.
Memahami
Pada akhir Fase B, peserta didik menunjukkan
2.
Menentukan
3.
pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi, dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dan seterusnya.
Lingkup Materi
1.
Bilangan cacah sampai 10.000
Membandingkan
2.
Nilai tempat
4. 5.
Mengurutkan Mengidentifikasi
3.
Komposisi dan dekomposisi bilangan
6.
Melakukan
4.
7.
Menyelesaikan masalah
Menggunakan ribuan sebagai satuan
5.
Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000
Tujuan Pembelajaran: B1.1
Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000.
B1.2
Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1.000.
B1.3
Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan
Dan seterusnya.
81
82
Lampiran-lampiran
Elemen
Kompetensi
Aljabar
1.
Mengisi
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100 (contoh: 10 + … = 19, 19 - … = 10). Peserta didik dapat mengidentifikasi, mengidentifik asi, meniru, dan mengembangk mengembangkan an
2.
Mengidentifikasi
Lingkup Materi
1.
Penjumlahan dan Penjumlahan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100 (contoh: 10 + … = 19, 19 - … = 10).
2.
Pola gambar atau obyek sederhana dan pola bilangan membesar dan mengecil melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.
pola gambar atau obyek sederhana dan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100. Tujuan Pembelajaran: A1.1
Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan pada bilangan cacah sampai 100.
A1.2
Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.
A1.3
Mengidentifikasi, Mengidentifik asi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana
A1.4
pada bilangan cacah sampai 100. Mengidentifikasi, Mengidentifik asi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
Elemen
Kompetensi
Pengukuran
1.
Mengukur
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.
2.
Menentukan hubungan
3.
Mengukur dan mengestimasi
Lingkup Materi
1.
Menggunakan satuan baku.
2.
Hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m).
3.
Luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.
Tujuan Pembelajaran: P1.1
Mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.
P1.2
Menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m).
P1.3
Mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.
Geometri
1.
Mendeskripsikan
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi (dekomposisi)) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan. memungkinkan.
2.
Menyusun
1.
Ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak).
2.
Komposisi) dan dekomposisi berbagai bangun datar
Tujuan Pembelajaran: G1.1
Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak).
G1.2
Menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan.
83
84
Lampiran-lampiran
Elemen
Kompetensi
Lingkup Materi
Analisis Data dan Peluang
1.
Mengurutkan
1.
Data
Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan
2.
Membandingkan
2.
Tabel
3.
Menyajikan
3.
Diagram gambar
4.
Menganalisis
4.
Piktogram
5.
Menginterpretasi
5.
Diagram batang (skala satu satuan
Tujuan Pembelajaran: -ADP1. .. -ADP2…
Dan seterusnya.
Catatan: Penomoran pada tujuan pembelajaran tidak ada ketentuan baku, lebih diarahkan Penomoran di arahkan untuk memudahkan pendidik dalam membaca membaca dan menggunakan alur tujuan pembelajaran. pembelajaran.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
Merumuskan tujuan pembelajaran lintas elemen CP Alternatif 3 ►
Contoh Matematika Fase B
(dalam contoh ini diambil 2 Elemen: Pengukuran dan Geometri) Capaian Pembelajaran Elemen Pengukuran
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah. Elemen Geometri
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan
Tujuan Pembelajaran
1. Menentukan hubungan antarsatuan baku panjang (cm, m). 2. Menjelaskan cara mengukur panjang benda menggunakan satuan baku. 3. Menjelaskan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak). 4. Menentukan ciri bagian-bagian dari bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak). 5. Mengukur bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak) menggunakan satuan baku
Penting untuk diperhatikan: dapat mengembangkan dengan cara lain selama Capaian Pembelajaran di akhir fase tercapai.
►
Contoh RPPM/RPPH untuk PA PAUD UD
Modul ajar ini terdiri dari 3 komponen yaitu Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah Pembelajaran dan Asesmen. Contoh modul ajar dapat diakses di platform merdeka belajar. belajar.
85
86
Lampiran-lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAUD …… Kelompok/Usia
: B/ 55-6 6 Tahun
Topik
: Banten tempat tinggalku
Semester/Minggu Semester /Minggu
: …… / ……
Hari/Tanggal
: …………………………
Tujuan Pembelajaran:
• • • • • •
Anak menghargai ciptaan Allah Anak menghargai orang orang lain dan menyayangi menyayangi makhluk hidup hidup ciptaan Tuhan Tuhan Menunjukkan kemampuan yang bersifat eksploratif dan dan menyelidik menyelidik Menunjukkan sikap sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah masalah (ide, gagasan di luar luar kebiasaan) Memiliki lebih lebih banyak kata-kata kata-kata untuk mengekspresikan mengekspresikan ide pada orang orang lain Memahami hubungan antara antara bunyi dan bentuk huruf
Kegiatan Pembelajaran: A. Pembukaan
• Kegiatan bercakap-cak bercakap-cakap ap tentang Banten • Diskusi tentang alam di Banten • Membaca cerita Banten B. Kegiatan Inti
• Membuat hasil karya yang menggambarkan lingkungan di Banten • Membuat buku tentang Banten • Melukis
• Bermain peran sesuai kondisi lingkungan di Banten • dll
C. Penutupan
• Menguatkan pengetahuan/keteram pengetahuan/keterampilan pilan yang telah dibangun anak selama bermain. • Memberikan apresiasi atas perilaku positif yang telah dilakukan anak.
• Membuat refleksi bersama anak mengenai keberhasilan atau hal positif yang telah • dilakukan oleh dirinya atau teman lain. • Mendiskusik Mendiskusikan an ide bermain mereka esok hari
Penilaian:
Dilakukan dengan cara sebagai berikut. • Mengobservasi anak selama selama proses proses kegiatan kegiatan bermain-belajar.
• Melakukan pencatatan dengan berbagai teknik.
• Mendokumentasikan Mendokumen tasikan proses kegiatan bermain-belajar bermain-belaj ar dan hasil karya anak.
• Melakukan terhad terhadap hasil observasi, pencatatan analisa dan hasil karyaapanak.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
►
Contoh RPP SD (FASE A)
Sekolah
: SDN Jagakarsa 09
Kelas /Semester
:1/1 (Satu)
Mata Pelajaran
: Pendidikan Pancasila
Elemen
: Pancasila
Alokasi Waktu
: 2 JP
A. Tujuan Pembelajaran
1. 2.
Menemukan informasi mengenai simbol-sim simbol-simbol bol Pancasila. Menyebutkan simbol-sim simbol-simbol bol Pancasila dan Lambang Negara Garuda Pancasila.
3.
Memahami hubungan simbol-sim simbol-simbol bol Pancasila Pancasila dengan dengan sila-sila sila-sila Pancasila Pancasila dari dari sila ke-1 sampai dengan sila ke-5.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran KEGIATAN Pendahuluan
DESKRIPSI
1.
Melakukan pembukaan dengan salam dan membaca doa dipimpin seorang peserta didik.
2.
Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan pengalaman peserta didik .
3.
Memberikan gambaran tentang tujuan pembelajaran, dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
ALOKASI WAKTU
10 menit
87
88
Lampiran-lampiran
KEGIATAN Kegiatan Inti
DESKRIPSI
1.
Pendidik bersama peserta didik membaca Pendidik bersama teks Pancasila.
2.
Mendiskusikan makna setiap sila dan Mendiskusikan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari (penguatan elemen akhlak kepada manusia dan elemen kepedulian).
3.
Pendidik memberikan penjelasan akan Pendidik pentingnya menghafal, memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Pendidik mengajak peserta didik bermain Pendidik kartu “Mencari Kata untuk Pancasila”. Kartu ini ini dapat didesain sendiri oleh Pendidik sesuai kreativitas untuk mempermudah mengenalkan kata pada setiap sila Pancasila (penguatan elemen berpikir kritis).
5.
Pendidik membagi peserta didik menjadi Pendidik beberapa kelompok dan menerapkan metode jigsaw . Setiap kelompok akan mencari kata dan menyusun setiap sila Pancasila (penguatan elemen kolaborasi).
6.
Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai panduan aktivitas pembelajaran pembelajara n menyusun kalimat sila Pancasila.
7.
Pendidik memandu setiap kelompok yang Pendidik sudah mampu menyusun untuk dapat bergabung membentuk sila yang utuh (penguatan elemen berbagi). Dipandu oleh pendidik, peserta didik membacakan kalimat kalimat sila yang telah disusun.
8. 9.
Pendidik memfasilitasi dan memotivasi peserta Pendidik didik untuk membaca dan menghafal sila Pancasila kembali.
ALOKASI WAKTU
50 menit
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
KEGIATAN Penutup
DESKRIPSI
1.
Pendidik memberikan penguatan dengan pertanyaan “Bagaimana anak-anak, dapatkah anak-anak menghafal sila Pancasila?”. Guru meminta peserta didik untuk terus berlatih menyusun kalimat sila Pancasila di rumah.
2.
Pendidik meminta peserta didik untuk membawa LKPD ke rumah masing-masing, dan meminta peserta didik untuk berlatih membaca teks Pancasila di rumah bersama orang tua/keluarga.
3.
Ditutup dengan doa secara mandiri dan motivasi untuk bersemangat dalam belajar
ALOKASI WAKTU
10 menit
C. Asesmen
1.
Asesmen Awal Awal Pembelajaran: Pembelajaran: Menyebutkan simbol-sim simbol-simbol bol Pancasila Pancasila sesuai kartu simbol Pancasila
2.
Asesmen formatif: formatif: Observasi kelas atas partisipasi peserta peserta didik didik dalam kerja kelompok.
3.
Asesmen sumatif: Presentasi tugas
►
CONTOH RPP SMP
Nama Sekolah
: SMP ……………
Kelas/Sem
: VII/1
Mata Pelajaran
: Pendidikan Pancasila
Tahun Pelajaran
: 2021/202 2021/2022 2
Materi Pokok
: Bentuk-bentu Bentuk-bentukk praktik ideal Pancasila
Alokasi Waktu
: 4JP/2 Minggu
A. Tujuan Pembelajaran
• Menelaah, mempraktikkan, mempraktikkan, dan meneladani meneladani sikap positif para pendiri bangsa dalam perumusan perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.
89
90
Lampiran-lampiran
B. Langkah Pembelajaran Pendahuluan • Pendidik melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
• Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan dan manfaat) dengan mempelajari materi meneladani sikap positif para pendiri bangsa.
• Pendidik memastikan tugas sebelumnya sebelumnya sudah selesai untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi peserta didik tentang materi sebelumnya yaitu menghargai usulan konsep rumusan dasar negara yang disampaikan para pendiri negara. Kegiatan Inti
• Peserta Didik dibagi menjadi 8 kelompok untuk melakukan telaah video (https://www. (https://www. youtube.com/watch?v=5l5lNHaJbvk)) dan youtube.com/watch?v=5l5lNHaJbvk atau materi tentang sikap positif para pendiri bangsa dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. • Peserta didik didik memastikan diri sudah sudah menerima LKPD yang berisi grafik tentang kasus Covid-19.
• Peserta didik didik mengamati grafik, dan memperoleh informasi tentang persentase kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. • Peserta didik didik menganalisis kasus Covid-19 Covid-19 dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam lembar kerja. • Peserta didik didik membuat membuat laporan hasil tugas.
Penutup
• Peserta didik melakukan refleksi refleksi diri tentang sikap sikap positif para pendiri pendiri bangsa dalam perumusan perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.
C. Asesmen Formatif Formatif dan Sumatif
• Melalui pengamatan terhadap respon, respon, dan dan sikap yang teramati selama berinteraksi baik dalam proses telaah video/materi, diskusi, maupun dalam proses penyelesaian tugas.
• Tes tertulis tentang kebenaran konsep dan hasil tugas analisis kasus penderita Covid-19. • Produk/hasil penugasan dengan kriteria kriteria atau rubrik penilaian yang sesuai.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
►
CONTOH RPP SMK
Bidang Keahlian
: Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
Program Keahlian
: Teknik Mesin
Mata Pelajaran
: Dasar-das Dasar-dasar ar Teknik Mesin
Disusun oleh
Fendy Wijarwanto
Kompetensi awal
-
Sarana Prasarana
•
Peralatan gambar : penggaris segitiga (set), pensil 2H, kertas gambar
• •
Laptop dan Proyektor Video tutorial
Target peserta didik
Siswa Fase E
Model pembelajaran
Project Based Learning atau Teaching Factory
Tujuan Pembelajaran
3.4 Peserta didik memahami memahami pembuatan gambar kerja
Alokasi Waktu
6 JP
91
92
Lampiran-lampiran
Kegiatan Pe Pembelajaran
Pendahuluan (1 (15 me menit)
•
Peserta didik berdoa dan menyiapkan diri serta peralatan yang diperlukan, termasuk melakukan kegiatan cleaning meja kerja.
•
Guru memberikan pertanyaan pemantik atau pertanyaan kunci tentang materi yang akan dipelajari oleh siswa.
Apersepsi (30 menit)
Guru memberikan apersepsi tentang materi pembuatan gambar kerja, serta kaitan dengan materi-materi sebelumnya, yaitu membuat garis, gambar proyeksi tunggal, dan proyeksi majemuk. Kegiatan Inti (195 menit)
•
Guru memberikan penjelasan tentang pembuatan gambar kerja dan hal penting yang harus diperhatikan, penjelasan dapat dilakukan kurang lebih selama 45 menit.
•
Peserta didik akan melakukan praktikum dengan membuat kerja berupa komponen dan juga gambar rakitan. Produk yang akan digambar digambar,, yaitu ragum.
Kegiatan Penutup (30 menit)
Asesmen
•
Guru memberikan evaluasi atas proses pekerjaan siswa yang telah dilakukan. Selain itu, guru memberikan hal-hal yang sudah dicapai dan yang harus ditingkatkan.
•
Siswa melakukan refleksi atas proses pembelajaran praktik.
•
Menutup dengan doa.
1.
Asesmen awal pembelajaran non kognitif: memberikan pertanyaan kepada siswa tentang dukungan yang diperlukan supaya dapat berkembang dalam tahap capaian pembelajaran ini.
2.
Asesmen Formatif: memantau perkembangan siswa dalam mengerjakan tugas
3.
Asesmen sumatif: penilaian produk (portofolio). Kriteria yang dinilai: • Kesesuaian gambar dengan dengan standar yang digunakan digunakan • Waktu pengerjaan gambar
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
Refleksi
Peserta didik dan pendidik merefleksikan kegiatan pembelajaran pada materi ini tentang kendala yang dihadapi, kesulitan yang dihadapi, dan perkembangan peserta didik
Lampiran 1.
Job sheet kerja kerja praktik gambar 1
2.
Daftar Bacaa : • Sato, G. Takeshi. Takeshi. 2000. Menggambar Mesin: menurut standar ISO. Jakarta: PT. PT. Pradnya Paramita
LAMPIRAN 1.
JOB SHEET (GAMBAR (GAMBAR LATIHAN) Tugas siswa.
Buatlah gambar kerja (seperti pada contoh). Silakan melakukan pengukuran pada ragum yang ada di bengkel, kemudian dibuat gambar kerja seperti contoh
93
94
Lampiran-lampiran
LEMBAR PENILAIAN (asesmen sumatif)
Nama Nomor Siswa Estimasi
4 jp (180 menit)
Aspek Hasil (60%) (60%)
Hal yang dinilai
Bobot
Kesesuaian pandangan
30%
Kesesuaian penggunaan garis
30%
Kesesuaian pemberian ukuran
20%
Kesesuain penentuan potongan
20%
Nilai
Nilai x Bobot
Nilai
Nilai x Bobot
Total Nilai Aspek Hasil Total Nilai Aspek Hasil x Bobot (70%) Aspek Proses Proses (40%)
Hal yang dinilai
Bobot
Kerapian gambar
20%
Keterbacaan gambar
20%
Gambar tafsir tidak menimbulkan multi
20%
Kreativitas dalam proses pengerjaan
10%
Sikap kerja selama proses pengerjaan
30%
Total Nilai Aspek Proses Nilai Aspek Proses x Bobot (30%) Nilai total (Aspek Hasil + Aspek Proses)
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA
Nama Penyusun
: Taman Firdaus, M.Pd
Mata Pelajaran
: PPKn
Fase/Kelas/SMT Fase/Kelas/S MT
: E / 10 / Genap
Alokasi Waktu
: 4 JP (4 X 45 = 180 Menit)
Materi
: Mengenali, Menyadari dan Menghargai Keragaman Identitas
Tujuan Pembelajaran
10.11. Mengidentifikasi pengaruh keanggotaan keanggotaan kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap pembentukan identitas
Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN 1 (2 JP) Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
1.
Peserta didik mempersiapkan kelas agar lebih lebih kondusif untuk proses belajar mengajar, kerapian dan kebersihan ruang kelas.
2.
Peserta didik memimpin doa bersama yang dilanjutkan dilanjutkan dengan membaca Al-quran secara bersama selama 5 menit.
3.
Peserta didik memperhatikan penjelasan tujuan yang harus dikuasi dikuasi di akhir pembelajaran dan sekenario penilaian selama proses pembelajaran
4.
Pendidik meminta Pendidik meminta peserta pendidik pendidik untuk mengisi grafik TIK atau tabel KWL dengan pertanyaan sebagai panduan. a. Apa yang kalian ketahui tentang interaksi dan sosialisasi identias budaya sebagai salah satu cara untuk mengenali dan menghargai keragaman identitas? b. Tuliskan Tuliskan apa yang ingin kalian ketahui tentang mengenali, menyadari dan menghargai keragaman identitas.
5.
Pendidikk menyajikan pertanyaan kunci terkait materi sebagai berikut: Pendidi
95
96
Lampiran-lampiran
Kegiatan Inti (60 Menit)
1.
Pendidik menyajikan Pendidik menyajikan secara singkat materi pembelajaran dan meminta peserta didik yang kompetensi awalnya masih kurang untuk untuk membaca lebih lanjut materi melalui buku guru maupun melalui internet dengan pendampingan intensif guru. Sementara siswa lain yang kompetensi awalnya sudah optimal diminta untuk menjadi tutor sebaya selama proses belajar mandiri. Peserta didik diberikan keleluasaan untuk memilih materi yang diminati untuk didalami dan berbagi informasi dalam mendalami materi tersebut dan materi lainnya dengan tutor sebaya.
2.
Pendidik meminta Pendidik meminta peserta didik untuk menonton video tentang “Gus Dur-Keragaman Dur-Kera gaman Bangsa melalui link https://www.youtube.com/ watch?v=ESNyoOUrq_o
3.
Setelah menonton video siswa diminta untuk memberikan pendapat dan jawaban terkait dengan dengan pertanyaan pemantik diskusi, diskusi, yaitu: a. Apakah ad a dariatau peserta didik yang bertetangga dengan didik dengan mereka mereka yang berbedaada agama suku? b. Bagaimana kehidupan keseharian dijalani? c. Bagaimana tanggapan kalian kalian terhadap pelabelan pelabelan terhadap kelompok tertentu?
4.
Pendidik membagi Pendidik membagi kelas menjadi tiga sampai sampai empat empat kelompok kelompok besar yang yang terdiri atas 5 sampai s ampai dengan 7 peserta didik berdasarkan kesamaan minat.
5.
Pendidik meminta Pendidik meminta setiap kelompok memberi nama pada kelompok berdasarkan minatnya pada etnik tertentu.
6.
Pendidik meminta setiap kelompok membuat simbol kelompok.
7.
Pendidik meminta Pendidik meminta peserta peserta didik didik mendiskusikan mendiskusikan filosofi dari gambar yang menjadi lambang atau simbol bagi kelompok tersebut.
8.
Pendidikk meminta Pendidi meminta setiap kelompok untuk membuat presentasi kerja kelompok (Presentasi kerja kelompok dapat berupa PPT PPT,, video animasi, atau simulasi drama atau media presentasi lain).
9.
Sebelum presentasi tugas kelompok, ruang kelas kelas ditata dengan model kelas U.
10. Mempresentasikan hasil diskusinya diskusinya secara bergantian bergantian di depan depan kelas. 11. Pendidik Pendidik menjelaskan maksud maksud dari aktivitas aktivitas yang telah dilakukan dilakukan oleh peserta didik yang merupakan gambaran dari wajah Indonesia yang beragam, kemudian kemudian disatukan dalam satu wadah negara bangsa yang bernama Indonesia.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
Penutup (15)
Asesmen (Instrumen Terlampir)
1.
Sebelum mengakhiri pelajaran, pendidik bersama siswa menyimpulkan materi.
2.
Pendidik meminta siswa untuk menyampaikan lesson learned dari proses Pendidik pembelajaran yang telah dilakukan dengan memeriksa pemahaman peserta didik dengan meminta mereka menjawab pertanyaan kunci pada awal diskusi dengan menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami. Peserta didik dapat menuliskannya di kolom refleksi (buku siswa) atau menyampaikannya secara lisan. a.
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami pahami adalah ...
b.
Dari proses belajar belajar hari ini, ini, hal yang belum belum saya pahami pahami adalah/saya adalah/saya ingin menge tahui lebih dalam tentang ...
c.
Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari ...
3.
Pendidik meminta peserta didik untuk mengekspresikan perasaannya Pendidik selama proses pembelajaran dengan mencentang emoji sesuai dengan perasaan yang dirasakan.
4.
Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa Pendidik syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.
1.
Asesmen di awal pembelajaran: Meminta peserta didik didik untuk mengisi tabel KWL.
2.
Asesmen Formatif: Observasi kelas, penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi, mengobervasi efektivitas penyajian presentasi dalam kelas, partisipasi dalam diskusi, mengobservasi partisipasi dalam diskusi, dan uji pemahaman.
3.
Asesment Sumatif: Presentasi tugas dan tes tertulis.
97
98
Lampiran-lampiran
►
Contoh cara merumuskan CP menjadi tujuan tu juan pembelajaran pada jenjang PAUD PAUD
Pada Fase Pondasi (PAUD) cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran dengan cara memetakan CP ke dalam tujuan pembelajaran dengan memperhatikan visi, misi, dan karakteristik satuan PAUD, serta laju perkembangan anak. Elemen
Capaian Pembelajaran
Contoh Tujuan Pembelajaran
Nilai Agama dan Budi Pekerti
Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulai mengenal dan mempraktikkan ajaran pokok sesuai dengan agama dan kepercayaanNya.. Anak berpartisipasi kepercayaanNya aktif dalam menjaga kebersihan, kesehatan dan keselamatan diri sebagai bentuk rasa sayang terhadap dirinya dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Anak menghargai sesama manusia dengan berbagai perbedaannya dan mempraktikkan mempraktikk an perilaku baik dan berakhlak mulia. Anak menghargai alam dengan cara merawatnya dan menunjukkan rasa sayang terhadap makhluk hidup yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
1.
Mengenali kewajiban agamanya.
2.
Mempraktikkan kewajiban Mempraktikkan agamanya.
3.
Mengenali perintah agama untuk memelihara alam
4. 5.
dan seterusnya. dst…
Anak mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi diri serta membangun hubungan sosial secara sehat. Anak mengenal dan memiliki perilaku positif
1.
Menjaga kebersihan diri.
2.
Menunjukkan sikap positif dalam berbagai kegiatan fisik.
terhadap diri dan lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat, negara, dan dunia) serta rasa bangga sebagai anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan, aturan, dan norma yang berlaku. Anak menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus, dan taktil) untuk mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar sebagai bentuk pengembangan diri.
3.
Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan fisik.
4.
dst……..
Jati Diri
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
Dasar-dasar
Anak mengenali dan memahami
Contoh tujuan pembelajaran
Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni
berbagai informasi, mengomunikasi mengomunikasikan kan perasaan dan pikiran secara lisan, tulisan, atau menggunakan berbagai media serta membangun percakapan. Anak menunjukkan minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca dan pramenulis. Anak mengenali dan menggunakan konsep pramatematika untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Anak menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, dan kolaborati kolaboratif. f. Anak menunjukkan rasa ingin tahu melalui observasi, eksplorasi, dan
untuk membangun literasi, antara lain:
eksperimen dengandan menggunakan lingkungan sekitar media sebagai sumber belajar, untuk mendapatkan gagasan mengenai fenomena alam dan sosial. Anak menunjukkan kemampuan awal menggunakan dan merekayasa teknologi serta untuk mencari informasi, gagasan, dan keterampil keterampilan an secara aman dan bertanggung jawab. Anak mengeksplorasi berbagai proses seni, mengekspresikannya mengekspresikan nya serta mengapresiasi karya seni.
1.
Membangun percakapan, mendengarkan dan menanggapi sesuai konteks pembicaraan;
2.
Mengkomunikasikan pikiran Mengkomunikasikan secara lisan;
3.
tertulis, atau menggunakan berbagai media;
4.
Mengkomunikasikan perasaan secara lisan;
5.
tertulis, atau menggunakan berbagai media;
6.
dst.
Contoh tujuan pembelajaran untuk membangun dasar matematika, sains, teknologi, rekayasa dan seni, antara lain:
1.
Mengenal konsep bilangan dan waktu, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari;
2.
Mengenal konsep banjir, termasuk sebab akibatnya dan membangun perilaku menjaga lingkungan;
3.
dst.
99
100 10 0
Lampiran-lampiran
►
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajar Pembelajaran an (RPP) untuk jenjang SD/MI, Matematika Fase B
RPP ini terdiri atas 3 komponen yaitu tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan asesmen. Contoh modul ajar dapat diakses di Platform Merdeka Belajar.
I.
RPP ini dikemb dikembangkan angkan berdasarkan teknik menganalisis capaian pembelajaran menuju tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran pada bab sebelumnya.
Tujuan Pembelajaran
1.8 Mengukur bangun datar datar (segiempat, segitiga, segi banyak) menggunakan menggunakan satuan baku. baku.
II.
Langkah-langkah Pembelajaran
■
Pendidik memberikan pertanyaan pemantik:
■
■
•
Apakah peserta didik pernah mengukur sesuatu dengan menggunakan jengkal?
•
Apakah ukuran jengkal setiap orang itu sama?
•
Alat apakah yang dapat digunakan untuk mengukur panjang benda dengan ukuran yang sama?
Untuk menjawab pertanyaan pemantik di atas, pendidik mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan secara langsung dengan mengukur sesuatu menggunakan jengkal masing-masing. masing-masing. Setelah peserta didik melihat bahwa hasil pengukuran menggunakan jengkal menghasilkan ukuran yang berbeda-bed berbeda-beda, a, pendidik menunjukan satu buah penggaris dan memberikan pemahaman bahwa benda yang dapat mengukur sebuah benda dengan tepat dan tidak berbeda-beda hasilnya adalah dengan menggunakan penggaris. Penggaris disebut dengan pengukur panjang satuan baku karena dalam penggaris terdapat satuan baku yang sama yaitu cm.
■
Peserta didik melakukan praktik pengukuran. Adapun benda yang diukur adalah benda-benda berupa bangun datar yang terdapat di sekitar peserta didik. Pengukuran menggunakan alat dengan satuan baku cm, yaitu penggaris.
■
Pendidik menjelaskan menjelaskan ragam bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak) yang dapat ditemukan siswa di sekitar ruangan kelas.
■
Peserta didik dengan kecepatan belajar yang lebih tinggi dapat diberikan penugasan mengukur beberapa bangun datar dengan ukuran yang lebih panjang, misalnya ukuran pintu dan jendela kelas, sedangkan siswa dengan kecepatan belajar rendah cukup mengukur satu atau 2 benda berukuran sedang/pendek di sekitar mereka, misalnya kursi dan meja.
■
Peserta didik diminta menuliskan hasil praktek pengukuran pada lembar kerja yang telah disediakan. Pendidik Pendidik menilai kegiatan berdasarkan rubrik penilaian berupa observasi dan tes hasil lembar kerja siswa.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
101 10 1
Lampiran-lampiran
III. Asesmen ■
Penilaian formatif berupa penilaian performa dengan mengisi lembar kerja praktik pengukuran benda dengan menggunakan penggaris.
■
Disediakan rubrik untuk menilai.
►
Contoh alternatif 1. Rubrik ketercapaian tujuan pembelajaran pembelajaran (umum)
Tujuan Pembelajaran
Perlu Bimbingan
Tuliskan tujuan pembelajaran pembelajara n di sini
Belum menunjukkan penguasaan
Menunjukkan sebagian kecil penguasaan
Menunjukkan sebagian besar penguasaan
Menunjukkan penguasaan pada semua
kompetensi dan lingkup materi yang ada pada tujuan pembelajaran
kompetensi dan lingkup materi yang ada pada tujuan pembelajaran
kompetensi dan lingkup materi yang ada pada tujuan pembelajaran
(atau melebihi) kompetensi dan lingkup materi yang ada pada tujuan pembelajaran
Cukup
Baik
Sangat Baik
Catatan: ■
Rubrik ini sangat sederhana dan bersifat umum. Disarankan hanya digunakan bagi pendidik untuk berlatih memahami, menyusun dan menerapkan rubrik kriteria
■
Hasil yang diperoleh dari rubrik ini digunakan untuk melakukan pembelajaran terdiferensiasi, terdiferensia si, misalnya: •
ketercapaian . ■ Pada tahap selanjutnya, diharapkan pendidik berlatih menggunakan rubrik yang terinci. ■
■
Penamaan kriteria di atas (perlu bimbingan, cukup, baik, atau sangat baik) dapat diubah atau diadaptasi sesuai kebutuhan. Dalam memetakan peserta didik ke dalam 4 kriteria tersebut, pendidik diharapkan melakukannya dengan penuh pertimbangan yang dilengkapi dengan bukti berupa kinerja dan/atau ada produk yang dihasilkan peserta didik.
Perlu bimbingan : peserta didik
mengikuti remedial pada keseluruhan materi sebelum memasuki pembelajaran lebih lanjut, atau mempelajari tujuan pembelajaran yang lebih rendah. •
Cukup: peserta mengikuti remedial
sebelum mengikuti pembelajaran selanjutnya dengan penekanan pada aspek-aspek yang belum dikuasai. •
Baik: peserta didik mengikuti
pembelajaran selanjutnya. •
Sangat baik: peserta didik didik mengikuti mengikuti
pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan menjadi tutor sebaya atau diberikan pengayaan.
102 10 2
Lampiran-lampiran
►
Contoh alternatif alternatif 2. Lembar ceklis
Tujuan Pembelajaran Kelas X (Fase E) Menguraikan tentang identitas pada aspek jenis dan pembentukannya, serta mampu memberikan contoh masing-masing jenis identitas dan mengaitkan konsep identitas tersebut dengan Pancasila. Indikator Tujuan Pembelajaran
Ya
Tidak
1. Menguraikan tentang identitas 2. Memberikan contoh tentang identitas 3. Menghubungkan konsep identitas dengan Pancasila
Catatan :
• Rubrik ini lebih rinci rinci dibanding dibanding alternatif 1, dapat menjadi alternatif bagi pendidik yang telah lancar dalam menggunakan alternatif 1. • Penamaan dan banyaknya banyaknya 2 kriteria kriteria di atas (Ya/Tidak) dapat diubah atau diadaptasi sesuai kebutuhan. Misalnya, dengan menggunakan 3 kriteria (Perlu peningkatan, cukup, baik). • Banyaknya indikator tujuan pembelajaran, menyesuaikan dengan kompetensi dan ruang lingkup materi pada tujuan pembelajaran.
• Dalam memetakan memetakan peserta didik ke ke dalam 2 kriteria tersebut, pendidik diharapkan diharapkan melakukannya dengan penuh pertimbangan yang dilengkapi dengan bukti berupa kinerja dan atau ada produk yang dihasilkan peserta didik. • Hasil yang diperoleh dari rubrik rubrik ini digunakan untuk melakukan diferensiasi pembelajaran. Misalnya, peserta didik dengan kriteria (Ya) dapat melanjutkan pada tujuan pembelajaran berikutnya, sementara peserta didik dengan kriteria (Tidak) dapat diberikan remedial sesuai dengan indikator yang belum dikuasai.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
►
Contoh alternatif 3 A. Rubrik terinci
Tujuan Pembelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar. sekitar. Indikator Tujuan Pembelajaran
Perlu Bimbingan
Cukup
Baik
Sangat Baik
1. Mampu menguraikan manfaat sumber energi
Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi
Menguraikan 1 contoh manfaat sumber energi
Menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi
Menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber energi
2. Mampu melakukan
Memerlukan bimbingan
Melakukan prosedur
Melakukan prosedur
Mampu mengarahkan
dalam melakukan prosedur pengamatan
pengamatan secara mandiri, namun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan
pengamatan secara mandiri dengan tepat
teman yang lain dalam melakukan prosedur pengamatan.
pengamatan sesuai prosedur
Catatan : ■
■
■
■
Rubrik ini lebih lebih rinci dibanding alternatif 1 dan 2, dapat digunakan bagi pendidik yang telah terbiasa menggunakan rubrik.
■
Hasil yang diperoleh dari rubrik ini digunakan untuk melakukan pembelajaran terdiferensiasi,, misalnya: terdiferensiasi •
Perlu bimbingan: peserta didik
Banyaknya indikator tujuan pembelajaran
mengikuti remedial pada keseluruhan
menyesuaikan dengan kompetensi dan ruang lingkup materi pada tujuan pembelajaran.
materi sebelumlebih memasuki pembelajaran lanjut, atau mempelajari tujuan pembelajaran yang lebih rendah.
Penamaan dan banyaknya 4 kriteria di atas (perlu bimbingan, cukup, baik, atau sangat baik) dapat diubah atau diadaptasi sesuai kebutuhan. Jumlah jenis kriteria juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan; misalnya, dapat menggunakan 5 jenis kriteria. Dalam memetakan peserta didik ke dalam jenis kriteria tersebut, pendidik diharapkan melakukannya dengan penuh pertimbangan yang dilengkapi dengan bukti berupa kinerja dan atau ada produk yang dihasilkan peserta didik.
•
Cukup: peserta mengikuti remedial
sebelum mengikuti pembelajaran selanjutnya dengan penekanan pada aspek-aspek yang belum dikuasai. •
Baik: peserta didik mengikuti
pembelajaran selanjutnya. •
Sangat baik: peserta didik mengikuti
pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan menjadi menjadi tutor sebaya atau diberikan pengayaan.
103 10 3
104 10 4
Lampiran-lampiran
►
Contoh alternatif 3 B. Rubrik terinci
Tujuan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas X (Fase E) Menguraikan tentang identitas pada aspek jenis dan pembentukannya, serta mampu memberikan contoh masing-masing jenis identitas dan mengaitkan konsep identitas tersebut dengan Pancasila.
Indikator Tujuan Pembelajaran
Kriteria Ketercapaian Intervensi Khusus
Dasar
Cakap Mampu menguraikan identitas yang berasal dari beberapa sumber dengan
1. Menguraikan tentang identitas
Tidak tepat menguraikan tentang identitas
Mampu menguraikan tentang identitas dengan bimbingan
2. Memberikan contoh tentang identitas
Tidak mampu memberikan contoh tentang identitas
Hanya mampu memberikan 2 contoh tentang identitas
bimbingan Mampu memberikan 3-4 contoh tentang identitas
3. Menghubungkan konsep identitas dengan Pancasila
Tidak dapat membuat hubungan antara konsep identitas dengan Pancasila
Mampu membuat 1 hubungan antara konsep identitas dengan Pancasila
Mampu membuat 2-3 hubungaan antara konsep identitas dengan Pancasila
Mahir Mampu menguraikan identitas dari berbagai sumber tanpa bimbingan Mampu memberikan lebih dari 5 contoh tentang identitas Mampu membuat lebih dari 3 hubungan antara konsep identitas dengan Pancasila
Catatan : ■
Rubrik ini lebih rinci dibanding alternatif 1 dan 2, dapat digunakan bagi pendidik yang telah terbiasa menggunakan rubrik.
■
Banyaknya indikator tujuan pembelajaran pembelajaran,, menyesuaikan dengan kompetensi dan ruang lingkup materi pada tujuan pembelajaran.
■
Penamaan dan banyaknya 4 kriteria di atas (intervensi khusus, dasar, cakap, atau mahir) dapat diubah atau diadaptasi sesuai kebutuhan. Jumlah jenis kriteria juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya dapat menggunakan 5 jenis kriteria.
■
Dalam memetakan peserta didik ke dalam jenis kriteria tersebut, pendidik diharapkan melakukannya dengan penuh pertimbangan yang dilengkapi dengan bukti berupa kinerja dan atau ada produk yang dihasilkan peserta didik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
■
Hasil yang diperoleh dari rubrik ini digunakan untuk melakukan pembelajaran terdiferensiasi,, misalnya: terdiferensiasi •
•
Intervensi Khusus Khusus:: peserta didik mengikuti pembelajaran ulang secara mandiri dengan bantuan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) dan tutor sebaya pada keseluruhan materi pembelajaran.
Dasar: mempelajari beberapa materi
melalui diskusi terfokus dengan tutor sebaya
•
Cakap: diberikan materi pembelajaran
selanjutnya dan pendampingan secara berkelompok untuk memperkuat penguasaan terhadap materi pembelajaran •
Mahir: mengikuti pembelajaran
selanjutnya, diberikan materi pengayaan dan dilibatkan secara aktif sebagai tutor sebaya.
105 10 5
106 10 6
Lampiran-lampiran
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
107 10 7
108 10 8
Lampiran-lampiran
:
: IV
:
:
:
:
:
:
1
Pen endi didi dik kan Ag Agam ama a dan dan Bu Budi di Pek eker erti ti
2
Pen end didikan Pa Pancasila
3
Bahasa In Indonesia
4
Matematika
5 6
Ilmu Pe Ilmu Peng nget etah ahua uan n Ala Alam m dan dan So Sosi sial al Pend Pe ndid idik ikan an Ja Jasm sman ani, i, Ol Olah ahra raga ga,, da dan n Kesehatan
7
Senin Musik
8
Bahasa Inggris
9
Muatan Lokal
1
Pramuka
2
Silat
dst.
Sakit
. . . hari
Izin
. . . hari
Tanpa Keterangan
. . . hari
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Lampiran-lampiran
:
: VII
:
:
:
:
:
:
1
Pen endi didi dik kan Ag Agam ama a dan dan Bu Budi di Pe Pek ker erti ti
2
Pendidikan Pancasila
3
Bahasa In Indonesia
4
Matematika
5 6
Ilmu Pengetahuan Alam Ilm Il mu Pen enge geta tahu huan an So Sossia iall
7
Bahasa Inggris
8
Pen endi didi dik kan Jas Jasma mani ni,, Olah Olahra raga ga,, dan dan Kesehatan
9
Informatika
10
Senin Tari
1
Pramuka
2
Paskibra
dst.
Sakit
. . . hari
Izin
. . . hari
Tanpa Keterangan
. . . hari
109 10 9
110 11 0
Lampiran-lampiran
:
:X
:
:
:
:
:
:
1
Pen endi didi dik kan Ag Agam ama a dan dan Bu Budi di Pek eker erti ti
2
Pen end didikan Pa Pancasila
3
Bahasa In Indonesia
4
Matematika
5
Ilmu Pe Ilmu Peng nget etah ahua uan n Ala Alam m (Fi (Fisi sik ka, Kimia, Biologi)
6
Ilmu Pe Ilmu Peng nget etah ahua uan n So Sosi sial al (S (Sos osio iolo logi gi,, Ekonomi, Sejarah, Geografi)
7
Bahasa Inggris
8
Pendid Pend idik ikan an Ja Jasm sman ani, i, Ol Olah ahra raga ga,, da dan n Kesehatan
9
Informatika
10
Prak Pr akar ary ya dan dan Kew Kewir irau ausa saha haan an
1
Pramuka
2
Jurnalistik
dst.
Sakit
. . . hari
Izin
. . . hari
Tanpa Keterangan
. . . hari
View more...
Comments