Panduan Pelayanan Populasi Khusus

June 10, 2019 | Author: Va Syantik | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

panduan...

Description

PANDUAN PELAYANAN PASIEN USIA LANJUT, PASIEN CACAT ATAU DENGAN KETERGANTUNGAN BANTUAN, PASIEN ANAK, DAN POPULASI PASIEN YANG BERESIKO KEKERASAN

BAB I DEFINISI

Pelayanan pasien populasi khusus yang beresiko tinggi kekerasan merupakan  pelayanan khusus yang harus disediakan oleh suatu rumah sakit guna melindungi dan menjaga pasien agar selalu dalam keadaan yang aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumah sakit memberi pelayanan bagi berbagai macam pasien dengan  berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan. Beberapa populasi khusus pasien yang digolongkan digolongkan pada risiko kekerasan / disiksa dapat dapat dikarenakan faktor usia, keterbatasan fisik, atau suatu kondisi yang bersifat kriminal. Kelompok pelayanan pasien populasi khusus yang berisiko tinggi kekerasan antara lain: 1. Pasien usia lanjut adalah pasien yang berusia 60 tahun keatas yang dirawat di rumah sakit. 2. Pasien yang cacat atau dengan ketergantungan bantuan adalah pasien yang mempunyai keterbatasan fisik atau mental yang dirawat di rumah sakit. 3. Pasien anak adalah pasien yang berusia 18 tahun ke bawah dan belum menikah yang dirawat di rumah sakit. 4. Populasi pasien yang berisiko kekerasan (napi, korban dan tersangka tindak  pidana, korban kekerasan kekerasan dalam rumah tangga serta pasien dengan risiko bunuh bunuh diri).

USER

1

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

BAB II RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari pelayanan pasien dengan resiko kekerasan meliputi : a.

Instalasi Gawat Darurat

 b.

Instalasi Rawat Inap

c.

Instalasi Rawat Jalan

d.

ICU

e.  NICU

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

BAB III TATA LAKSANA

A. Pasien usia lanjut dan lemah, pasien cacat atau dengan ketergantungan bantuan, pasien anak dan populasi pasien yang beresiko kekerasan.

1. Tata laksana pelayanan terhadap pasien usia lanjut dan lemah.

a.

Pasien Rawat Jalan 1.

Pendampingan

oleh

petugas

penerimaan

pasien

dan

mengantarkan sampai tempat periksa yang dituju dengan memakai alat bantu bila diperlukan 2.

Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi  pasien untuk dilakukan pemeriksaan sampai selesai.

3.

Pasien usia lanjut harus didampingi oleh keluarganya setiap saat termasuk pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan tentang

kondisi

penyakit

pasien

pada

saat

dilakukan

tindakan/prosedur, dan lain-lain. 4.

Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat  pasien apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi dan keluarga

pasien

memberikan

persetujuan

dengan

menandatangani lembar informed consent.  b.

Pasien Rawat Inap 1. Penempatan pasien di kamar rawat inap sedekat mungkin dengan ruangan perawat 2. Perawat memastikan dan memasang pengaman tempat tidur 3. Perawat memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat digunakan. 4. Jika diruangan tersebut tidak memiliki bel, pastikan ada salah satu keluarga yang menjaga pasien. 5. Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga at au

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

2. Tata laksana pelayanan terhadap pasien cacat atau dengan ketergantungan bantuan.

a.

Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien  penderita cacat baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu serta menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang sampai proses selesai dilakukan.

 b.

Pasien yang cacat harus didampingi keluarganya setiap saat termasuk  pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan tentang kondisi  penyakit pasien, pada saat dilakukan tindakan/prosedur, dan dan lain-lain.

c.

Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi dan keluarga pasien memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar informed consent .

d.

Memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan memastikan  pasien dapat menggunakan bel tersebut.

e.

Jika diruangan tersebut tidak memiliki bel, pastikan ada salah satu keluarga yang menjaga pasien.

f.

Perawat memasang dan memastikan pengaman tempat tidur pasien.

3. Tata laksana pelayanan terhadap pasien anak

a.

Ruang NICU harus dijaga minimal satu orang perawat, ruangan tidak  boleh ditinggalkan tanpa ada perawat yang menjaga. menjaga.

 b.

Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien anak  baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu serta menolong sesuai dengan kebutuhan sampai proses selesai dilakukan.

c.

Pasien anak harus didampingi keluarganya setiap saat termasuk pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan tentang kondisi penyakit  pasien, pada saat dilakukan tindakan/prosedur, dan lain-lain.

d.

Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi dan keluarga pasien memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar informed

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

e.

Memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan memastikan  pasien dapat menggunakan bel tersebut.

f.

Jika diruangan tersebut tidak memiliki bel, pastikan ada salah satu keluarga yang menjaga pasien.

g.

Perawat memasang dan memastikan pengaman tempat tidur pasien.

h.

Modifikasi lingkungan yang bernuansa anak-anak dapat menciptakan keceriaan dan rasa nyaman bagi pasien

i.

Keluarga bayi yang bisa memasuki ruangan NICU hanya orang tua  bayi. Dan orang tua bayi yang yang ingin melihat harus seizin petugas

 j.

Closed Circuit Television (CCTV) terpasang di unit perawatan anak dan kamar bayi guna untuk pengawasan.

4. Tata laksana pelayanan terhadap populasi pasien yang berisiko kekerasan (napi, korban dan tersangka tindak pidana, korban kekerasan dalam rumah tangga serta pasien dengan risiko bunuh diri).

a.

Pasien ditempatkan di kamar perawatan sedekat mungkin dengan ruangan perawat.

 b.

Pasien dengan resiko kekerasan harus selalu didampingi oleh keluarganya.

c.

Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan mencatat identitas di ruangan perawat, berikut dengan penjaga maupun pengunjung pasien lain yang satu kamar perawatan dengan pasien beresiko.

d.

Perawat berkoordinasi dengan satuan pengamanan untuk memantau lokasi perawatan pasien, penjaga maupun pengunjung pasien.

e.

Koordinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

BAB IV DOKUMENTASI

Seluruh informasi yang diberikan/dijelaskan kepada pasi en maupun keluarga, seluruh tindakan yang dilakukan kepada pasien, seluruh persetujuan maupun  penolakan terhadap tindakan atau prosedur yang akan diberikan ke pasien tercatat dalam status rekam medis pasien dan tersimpan sebagai seb agai berkas rekam medis pasien. Hal tersebut merupakan bukti telah memberikan pelayanan catatan perkembangan  pasien secara terintegrasi, terintegrasi , dan berkas tersebut akan menjadi bukti legal le gal jika terjadi kasus hukum. Pencatatan tersebut dapat dilakukan pada formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dan formulir observasi pasien. Semua catatan tersebut akan menjadi bukti semua asuhan pelayanan yang telah diberikan oleh Profesional Pemberi Asuhan kepada pasien Rumah Sakit Bakti Timah Karimun .

Karimun, 01 Maret 2019 Disahkan oleh RUMAH SAKIT BAKTI TIMAH KARIMUN

dr. Firmansyah, MARS Direktur

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF