June 24, 2019 | Author: Bintang Vernanda | Category: N/A
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA DINAS KESEHATAN UPTD. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH Jalan Yetro Sinseng Nomor 2, Telepon (0519) 21051-21528, Faximile (0519) 21528 Muara Teweh, Provinsi Kalimantan Tengah – 73812, 73812, email:
[email protected]
PROGRAM MANAJEMEN R IS ISIK O
ATORIUM ABOR INSTALASI LAB OR ATORIU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH 1. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat cepat berkembangnya. Di US terdapat 18 juta pekerja terlibat didalamnya, dan wanita merupakan 80% darinya. Bahaya (Hazard) (Hazard) dan insiden yang terlibat dalam aktifitas ini sangat beragam, seperti needlestick injuries, back injuries, latex allergy, violence, dan stres. Walaupun hal ini sangat mungkin dicegah, namun kejadian injury maupun infeksi
Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilaksanakan, seperti misalnya : •
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
•
penanganan limbah medis,
•
penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah
sakit, kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit juga “ concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety . Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang : mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10
klinik)
tidak
dapat
dihindari
dari
setiap
aktivitas
kegiatan
perumahsakitan, oleh karenanya diperlukan suatu manajemen risiko yang cukup komprehensif untuk mengelolanya karena Rumah Sakit sebagai corporat dan sebagai pengelola pasien, penuh dengan r isiko. Oleh karena itu Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh melaksanakan program manajemen risiko di tiap unit dilingkup rumah sakit melalui tahapan : Identifikasi Daftar Risiko, Penyusunan Prioritas Risiko, Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi, Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP dan Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko di rumah sakit. 3. TUJUAN A. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh melalui pendekatan proaktif dan pengendalian
Proses identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara finansial. Identifikasi akan membantu langkah-langkah yang akan diambil manajemen terhadap risiko tersebut. Identifikasi risiko bisa diperoleh dari : a.
Laporan Kejadian (KTD, KNC, Kejadian Sentinel, dan lain-lain)
b.
Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa dan mencari penyimpangan-penyimpangan pada praktik dan prosedur)
c.
Pengaduan (Complaint ) pelanggan
d. Survey atau Self Assesment , dan lain-lain
Penilaian risiko (Risk Assesment) merupakan proses untuk membantu unit di rumah sakit menilai tentang luasnya risiko yang dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak dari risiko. Semua risiko yang telah diidentifikasi unit-unit rumah sakit akan dimasukan oleh komite PMKP RS dalam Program Risk Assessment tahunan, yakni Risk Register:
Keseluruhan tahapan manajemen risiko ini dilaksanakan paling sedikit satu kali dalam satu tahun disertai dengan pendokumentasian kegiatan yang baik. 5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Identifikasi Daftar Risiko 2. Penyusunan Prioritas Risiko 3. Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi 4. Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP 5. Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai
risiko di rumah sakit
6. SASARAN DAN TARGET
Sasaran kegiatan program
managemen risiko meliputi : seluruh
unit di lingkup RSUD Muara Teweh tahun 2016. Tercapainya >80% program managemen risiko dalam tiap waktu 1 tahun