Panduan Keselamatan Pasien
July 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Panduan Keselamatan Pasien...
Description
PANDUAN KESELAMATAN PASIEN RS GRAHA MEDIKA
Jln. Raya Yosomulyo, Gambiran Telp. 0333 - 848999
Banyuwangi 2018
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Keselamatan ( safety) safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan ( safety ( safety)) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien ( patient patient safety safety), ), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan ( green productivity productivity)) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan, dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu primum p rimum,, non nocere ( nocere ( first, do no ham). ham). Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan - khususnya di rumah sakit - menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan – KTD KTD (adverse (adverse event ) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan terjadinya KTD. Pada tahun 2000 Institute 2000 Institute of Medicine Medicine di di Amerika Serikat menerbitkan laporan yang mengagetkan banyak pihak: ‘TO ERR IS HUMAN”, Building a Safer Health System. Laporan itu mengemukakan penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York. Di Utah dan Colorado ditemukan KTD (adverse (adverse event ) sebesar 2,9 %, dimana 6,6 % diantaranya meninggal. Sedangkan di New York KTD adalah sebesar 3,7 % dengan angka kematian 13,6 %. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap diseluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000-98.000 per tahun. Publikasi WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan rentang 3,2-16,6 %. Dengan
data-data
tersebut,
berbagai
negara
segera
melakukan
penelitian
dan
mengembangkan Sistem Keselamatan Pasien. Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera (near ( near miss) miss) masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan “mal praktek”, yang belum tentu
sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) telah mengambil inisiatif membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah-langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium program program keselamatan pasien rumah sakit. sa kit. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di RS Graha Medika perlu dilakukan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan RS Graha Medika terutama didalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini sedini mungkin. 1.1 Tujuan Pedoman Keselamata Keselamatan n Pasien 1.1.1 Tujuan Umum :
Sebagai Pedoman bagi manajemen RS Graha Medika untuk dapat melaksanakan program keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. 1.1.2 Tujuan Khusus :
1. Sebagai acuan yang jelas bagi manajemen RS Graha Medika didalam mengambil keputusan terhadap keselamatan pasien. 2. Sebagai acuan bagi para dokter untuk dapat meningkatkan keselamatan pasien. 3. Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah. 1.2 Manfaat :
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang berkualitas dan citra yang baik bagi RS Graha Medika 2. Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggung jawab dan rasa nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien di RS Graha Medika. 3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara dokter dan pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan 4. Mengurangi terjadinya KTD di rumah sakit.
BAB II KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
1. Mengapa Keselamatan Pasien ?
Sejak awal tahun 1900 institusi rumah sakit selalu meningkatkan mutu pada 3 (tiga) elemen yaitu input, proses dan output sampai outcome dengan bermacam – macam macam konsep dasar, program regulasi yang berwenang misalnya antara lain penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit, Penerapan Quality Assurance, Assurance, Total Quality Management , Countinous Quality Improvement , Perizinan, Akreditasi, Kredensialing, Audit Medis, Indikator Klinis, Clinical Governance, Governance, ISO, dan lain sebagainya. Harus diakui program-program tersebut telah meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit baik pada aspek input, proses maupun output dan outcome. Namun harus diakui, pada pelayanan yang telah berkualitas tersebut masih terjadi KTD yang tidak jarang berakhir dengan tuntutan hukum. Oleh sebab itu perlu program untuk lebih memperbaiki proses pelayanan, karena KTD sebagian dapat merupakan kesalahan dalam proses pelayanan yang sebetulnya dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang komprehensif dengan melibatkan pasien berdasarkan haknya. Program tersebut yang kemudian dikenal dengan istilah keselamatan pasien (patient safety). Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat. Selain itu keselamatan pasien juga dapat mengurangi KTD, yang selain berdampak terhadap peningkatan biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke arena blamming , menimbulkan konflik antara dokter/petugas kesehatan dan pasien, menimbulkan sengketa medis, tuntutan dan proses hukum, tuduhan malpraktek, blow-up blow-up ke ke media massa yang akhirnya menimbulkan opini negatif terhadap pelayanan rumah sakit. Selain itu rumah sakit
dan dokter bersusah payah melindungi dirinya dengan asuransi,
pengacara dsb. Tetapi pada akhirnya tidak ada pihak yang menang, bahkan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit. 1. Pengertian Keselamatan pasien ( patient safety safety)) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. 2. Tujuan :
-
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat mas yarakat
-
Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
-
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi te rjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
3. Programme WHO, World Alliance for Patient Safety
Pada Januari 2002 Executive 2002 Executive Board WHO WHO menyusun usulan resolusi, dan kemudian diajukan pada World Health Assembly ke Assembly ke 55 Mei 2002, dan diterbitkan sebagai Resolusi WHA55.18. Selanjutnya pada World Health Assembly ke Assembly ke 57 Mei 2004, diputuskan membentuk aliansi International untuk peningkatan keselamatan pasien dengan sebutan World Alliance for Patient Safety, Safety, dan ditunjuk Sir Liam Donaldson sebagai Ketua. World Alliance for patient safety safet y pada tahun 2004 menerbitkan 6 program keselamatan pasien, dan tahun 2005 menambah menambah 4 program lagi, keseluruhan 10 10 program WHO untuk keselamatan pasien adalah sbb : 1. Global Patient Safety Challenge : Ist Challenge : 2005-2006 : Clean Care Care is Safer Care, 2nd Challenge : 2007-2008 : Safe Surgery Safe Lives 2. Patient for Patient Patient Safety Safety 3. Taxonomy for Patient Patient Safety 4. Research for Patient Safety 5. Solutions for Patient Safety 6. Reporting and Learning 7. Safety in action 8. Technology for Patient Safety 9. Care of acutely ill patients 10. Patient safety knowledge at your fingertips fingertips 4. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
WHO Collaborating Collaborating Centre for Patient Safety, Safety, dimotori oleh Joint oleh Joint Commission International , Suatu badan akreditasi dari Amerika Serikat, mulai tahun 2005 mengumpulkan pakar keselamatan pasien dari lebih 100 Negara, dengan kegiatan mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamtan pasien, dan mencari solusi berupa sistem atau intervensi sehingga mampu mencegah atau mengurangi cedera pasien dan meningkatkan keselamatan pasien. Pada tgl 2 Mei 2007 WHO Colaborating Centre for Patient Safety Safety resmi menerbitkan panduan “ Nine Life-Saving Patient Safety Solutions” Solutions” (“Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit”). Sakit”). Sembilan topik yang diberikan solusinya adalah sbb: 1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip ( Look-Alike, Sound-Alike Medication Names) Names)
2. Pastikan Identifikasi pasien 3. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien 4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated (concentrated ) 6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan 7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube ( tube)) 8. Gunakan alat injeksi sekali pakai 9. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi nosocomial
BAB III TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Mengacu kepada standar keselamatan pasien, maka RS Graha Medika harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja mutu serta keselamatan pasien. Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi,misi, dan tujuan RS Graha Medika, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor faktorfaktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “ Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit” Sakit” Berkaitan hal tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit tersebut Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut: 1.
BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. Langkah penerapan: A. Tingkat Rumah Sakit :
RS Graha Medika telah memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga
RS Graha Medika telah memiliki kebijakan dan prosedur yang menjabarkan peran
dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
RS Graha Medika telah berupaya menumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari
insiden yang terjadi di rumah sakit.
Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan pasien.
B. Tingkat Unit Kerja/Tim :
Pastikan semua rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara mengenai kepedulian
mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden
Demonstrasikan kepada seluruh personil ukuran-ukuran yang dipakai di RS Graha
Medika untuk memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang tepat 2.
PIMPIN DAN DUKUNG STAF RS
Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan Pasien di seluruh jajaran RS Graha Medika
Langkah penerapan : A. Tingkat Rumah Sakit :
Direksi bertanggung jawab atas keselamatan pasien
Telah dibentuk Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien yang ditugaskan untuk
menjadi “penggerak” dalam gerakan keselamatan pasien pasien
Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat jajaran Direksi maupun
rapat-rapat manajemen rumah sakit
Keselamatan Pasien menjadi materi dalam semua program orientasi dan pelatihan
di RS Graha Medika dan dilaksanakan evaluai dengan pre dan post test. B. Tingkat Unit Kerja/Tim :
Semua pimpinan unit kerja wajib memimpin gerakan Keselamatan Pasien
Selalu jelaskan kepada seluruh personil relevansi dan pentingnya serta manfaat
bagi mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien
Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan insiden
3.
INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO
Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi dan asesmen hal yang potensial bermasalah Langkah penerapan: A. Tingkat Rumah Sakit :
Telaah kembali input dan proses yang ada dalam manajemen risiko klinis dan non
klinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan Keselamatan Pasien dan staf
Kembangkan indikator-indikator kinerja mutu dan Insiden Keselamatan Pasien
(IKP) bagi sistem pengelolaan risiko yang dapat dimonitor oleh Direksi/Manajer RS Graha Medika
Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan
insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian terhadap pasien.
B. Tingkat Unit Kerja/Tim:
Dalam setiap rapat koordinasi selalu laksanakan diskusi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan Keselamatan Pasien guna memberikan umpan balik kepada Manajer terkait
Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses asesmen risiko
rumah sakit
Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan akseptabilitas
setiap risiko, dan ambilah langkah-langkah yang tepat untuk memperkecil risiko tersebut
Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke proses
asesmen dan pencatatan risiko rumah sakit. 4.
KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN
Pastikan staf anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) Langkah penerapan : A. Tingkat Rumah Sakit
Sistem pelaporan insiden ke dalam maupun keluar rumah sakit mengacu pada Pedoman Keselamatan Pasien RS Graha Medika. B. Tingkat Unit Kerja/Tim : Berikan semangat kepada seluruh personil untuk secara aktif melaporkan setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting. 5.
LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN
Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien Langkah penerapan : A. Tingkat Rumah Sakit :
RS Graha Medika memiliki kebijakan dan pedoman yang jelas tentang cara-cara
komunikasi terbuka selama proses asuhan tentang insiden dengan para pasien dan keluarganya.
Seluruh staf RS Graha Medika terkait harus mampu memastikan bahwa pasien
dan keluarga mendapat informasi yang benar dan jelas bilamana terjadi insiden. ins iden.
Seluruh jajaran manajerial harus mampu memberi dukungan, pelatihan dan
dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya. B. Tingkat Unit Kerja/Tim :
Pastikan seluruh personil menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan
keluarganya bila telah terjadi insiden.
Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana terjadi insiden,
dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas dan benar secara tepat.
Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada pasien dan
keluarganya. 6. BELAJAR DAN BERBAGI PENGALAMAN TENTANG KESELAMATAN PASIEN
Seluruh staf harus mampu untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa KTD itu timbul. Langkah penerapan: A. Tingkat Rumah Sakit:
Pastikan staf yang tekait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden secara
tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab pen yebab
Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria pelaksanaan
Analisis Akar Masalah ( Root Cause Analysis/RCA Analysis/RCA)) yang mencakup insiden yang terjadi dan minimum satu kali per tahun melakukan melakukan Failure Modes and Effects Analysis ( Analysis ( FMEA) FMEA) untuk proses risiko tinggi. B. Tingkat Unit Kerja/Tim:
Diskusikan dalam jajaran unit/tim pengalaman dari hasil analisis insiden.
Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di masa depan
dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas. 7.
CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KESELAMATAN
PASIEN
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan. Langkah Penerapan:
A. Tingkat Rumah Sakit :
Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan,
asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, untuk menentukan solusi.
Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (inputr dan proses),
penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis, termasuk penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien.
Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.
Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS-PERSI.
Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas insiden
yang dilaporkan.
B. Tingkat Unit Kerja/Tim :
Libatkan seluruh personil dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat
asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
Telaah
kembali
perubahan-perubahan
yang
telah
dibuat
dan
pastikan
pelaksanaannya.
Pastikan seluruh personil menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang
insiden yang dilaporkan. Tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit merupakan panduan yang komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap rumah sakit. Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus
berurutan dan tidak harus serentak. Dapat dipilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah dilaksanakan. Bila langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan langkah-langkah yang belum dilaksanakan Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik maka dapat menambah penggunaan metoda-metoda lainnya.
BAB IV PENCATATAN DAN PELAPORAN A. Rumah Sakit
1. Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera dan kejadian sentinel. 2. Pencatatan dan pelaporan insiden Keselamatan Pasien (IKP) mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Persi. 3. Pelaporan insiden terdiri dari : a. Pelaporan internal yaitu mekanisme/alur pelaporan KPRS di internal RS Graha Medika b. Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari RS Graha Medika ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 4. Panitia Mutu dan Kerja Keselamatan Pasien RS Graha Medika melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Direktur Rumah Sakit secara berkala.
BAB V MONITORING DAN EVALUASI 1. Seluruh jajaran manajemen RS Graha Medika secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi program keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien RS Graha Medika. 2. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien RS Graha Medika secara berkala (paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi pedoman, kebijakan dan prosedur keselamatan pasien yang dipergunakan di RS Graha Medika 3. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien RS Graha Medika melakukan evaluasi kegiatan setiap Semester dan membuat tindak lanjutnya
Lampiran 1
FORMULIR LAPORAN INSIDEN INTERNAL INTERNAL di RS Rumah Sakit ……………………… ……………………… RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAXIMAL 2 X 24
LAPORAN INSIDEN (INTERNAL)
I. DATA PASIEN
Nama
: ……………………………………………………………………... ……………………………………………………………………...
No MR
: …………………………… Ruangan : …………………………… ……………………………
Umur *
:
0-1 bulan
> 1 bulan bulan – – 1 1 tahun
> 1 tahun – tahun – 5 tahun
> 5 tahun tahun – – 15 15 tahun
> 15 tahun – tahun – 30 tahun
> 30 tahun tahun – – 65 65 tahun
> 65 tahun Jenis kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
Penanggung biaya pasien: Pribadi
Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah
Perusahaan *
JAMKESMAS Tangggal Masuk RS : ……………………………… ……………………………… Jam ……………………………. …………………………….
II. RINCIAN KEJADIAN 1.
Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal
:
………………………… …………………………
Jam ………………………. ……………………….
2.
Insiden
: ……………………………………………………………… ………………………………………………………………
3.
Kronologis Insiden : ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………..
4.
Jenis Insiden * :
Kejadian Nyaris Nyaris Cedera / KNC ( Near Near miss) miss) Kejadian Tidak diharapkan / KTD ( Adverse Adverse Event ) Kejadian Sentinel (Sentinel ( Sentinel Event ) 5.
Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping Pasien Pengunjung
Lain-lain …………………………………….………..……………… (sebutkan) (sebutkan) 6.
Insiden terjadi pada * :
Pasien
Lain-lain ……………………………………………………………… (sebutkan) (sebutkan) Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS 7.
Insiden menyangkut pasien
Pasien rawat inap Pasien rawat jalan Pasien UGD
Lain-lain 8.
Tempat Insiden
Lokasi kejadian ………………………………………………………… (sebutkan) (sebutkan) (Tempat pasien berada) 9.
Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Ginekologi dan Subspesialisasinya THT dan Subspesialisasinya Mata dan Subspesialisasinya Saraf dan Subspesialisasinya
Anestesi dan Subspesialisasinya
Kulit & kelamin dan Subspesialisasinya Jantung dan Subspesialisasinya Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya Lokasi kejadian ………………………………...................………… ………………………………...................……………… …… (sebutkan) (sebutkan) 10. Unit Kerja tempat terjadinya insiden
Unit kerja
………………………………....................……………… ………………………………............... .....……………… (sebutkan) (sebutkan)
11. Akibat Insiden Terhadap Pasien *
Kematian Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang Cedera Ringan
Tidak ada cedera 12. Tindakan yang dilakukan dilakukan segera setelah setelah kejadian, dan hasilnya hasilnya : ……..……………………………………………………………………. …..……..……………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. 13. Tindakan dilakukan oleh *
Tim : terdiri dari : ………..………….………………………………. ………..………….………………………………. Dokter Perawat Petugas lainnya : ……….……………………………………………… ……….……………………………………………… 14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi terjadi di Unit Kerja lain ? *
Ya
Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini. Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama ? ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. Pembuat Laporan
: ………………….. …………………..
Penerima Laporan
: ………………….. …………………..
Paraf
: …………………. ………………….
Paraf
: ………………….. …………………..
Tgl Terima
: …………………. ………………….
Tgl Lapor
: ………………….. …………………..
Grading Risiko Kejadian Kejadian * (Diisi oleh atasan pelapor) :
BIRU
HIJAU
NB.* = pilih satu jawaban.
KUNING
MERAH
Lampiran 2 : Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien ke KKP-RS
KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN KKP-RS tie ent Safety Safety I nci ncide dent nt Re R eport ) (P ati Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien. Laporan bersifat
anonim, tidak mencantumkan nama, hanya diperlukan rincian kejadian, analisa penyebab dan rekomendasi.
Untuk mengisi laporan ini sebaiknya dibaca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
(IKP), bila ada kerancuan persepsi, isilah sesuai dengan pemahaman yang ada.
Isilah semua data pada Laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan lengkap. Jangan
dikosongkan agar data dapat dianalisa.
Segera kirimkan laporan ini langsung ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS).
KODE RS : ………………………………
1. DATA RUMAH RUMAH SAKIT SAKIT :
Kepemilikan Rumah Sakit : Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah (Provinsi / Kab / Kota) TNI /POLRI Swasta
BUMN / BUMD
Jenis RS : RS Umum RS Khusus RSIA
RS Paru
RS Mata
RS Orthopedi
RS Jantung
RS Jiwa
RS Kusta RS Khusus lainnya ………………………………………… ………………………………………… Kelas RS A B C D Untuk RS Swasta menyesuaikan misal RS Pratama setara dengan RS kelas D, RS Madya setara dengan RS Kelas C dst. Kapasitas tempat tidur : ………..……………………………….....tempat tidur Propinsi (lokasi RS)
: .………………………………………………………. .……………………………………………………….
Tanggal Laporan Laporan Insiden di kirim ke ke KKP-RS KKP-RS : ……………...……………...... ……………...……………...... II. DATA PASIEN Umur *
:
0-1 bulan
> 1 bulan bulan – – 1 1 tahun
> 1 tahun – tahun – 5 tahun
> 5 tahun tahun – – 15 15 tahun
> 15 tahun – tahun – 30 tahun
> 30 tahun tahun – – 65 65 tahun
> 65 tahun Jenis kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
Pribadi
Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah
Perusahaan *
Penanggung biaya pasien :
JAMKESMAS Tanggal Masuk RS
:
............................................ ...................... ........................ Jam : ...................... .......................... ....
III. RINCIAN KEJADIAN 1. Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal
:
............................................ ...................... ........................ Jam : ...................... .......................... ....
2. insiden
:
..…………………………………………………..... ..………………………………………………….....
3. Kronologis Insiden ……………………………………………….…………………………………..... ……………………………………………….…………………………………..... ……………………………………………….……………………………………. ……………………………………………….……………………………………. ……………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………. 4. Jenis Insiden * :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC ( Near miss) miss) Kejadian Tidak Diharapkan / KTD ( Adverse Event ) / Kejadian Sentinel (Sentinel (Sentinel Event ) 5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya Pasien Keluarga / Pendamping Pasien Pengunjung
Lain-lain Lainlain …………………………………………………………………… (sebutkan) (sebutkan) 6. Insiden terjadi pada * :
Pasien Lain-lain …………………………………………………………………… (sebutkan) Lain-lain (sebutkan) Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS 7. Insiden menyangkut pasien
Pasien rawat inap Pasien rawat jalan Pasien UGD
Lain-lain 8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ……………………………………………………… (sebutkan) (sebutkan) (Tempat pasien berada) 9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi) Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya THT dan Subspesialisasinya Mata dan Subspesialisasinya Saraf dan Subspesialisasinya
Anastesi dan Subspesialisasinya Kulit & kelamin dan Subspesialisasinya Jantung dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya Subspesialisasi nya Jiwa dan Subspesialisasinya
Lain-lain Lainlain ………………………………………………………………. (sebutkan) (sebutkan) 10. Unit / Departeme Departemen n terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab …………………….....……………………………… (sebutkan) (sebutkan) 11. Akibat Insiden Terhadap Pasien *
Kematian Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Ringan Tidak ada cedera
12. Tindakan yang dilakukan dilakukan segera setelah setelah kejadian, dan hasilnya hasilnya : …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 13. Tindakan dilakukan oleh *
Tim : terdiri dari : …………………………………………………………………. …………………………………………………………………. Dokter Perawat Petugas lainnya : ………………………………………………………………….. ………………………………………………………………….. 14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain ? * Ya
Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini. Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama ? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… IV. TIPE INSIDEN
Tipe Insiden
: ……………………………………………………………………… ………………………………………………………………………
Sub Tipe Insiden : ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… V. ANALISA PENYEBAB INSIDEN
Dalam pengisian penyebab langsung atau akar penyebab masalah dapat menggunakan factor kontributor (bisa pilih lebih dari 1) a. Faktor Eksternal / di luar RS b Faktor Organisasi dan Manajemen c. Faktor Lingkungan kerja d. Faktor Tim e. Faktor Petugas dan Kinerja
f. Faktor Tugas g. Faktor Pasien h. Faktor Komunikasi
1. Penyebab langsung ( Direct / Proximate / Immediate Cause) Cause) ……………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………….. 2. Akar penyebab masalah (underlying (underlying → root cause) cause ) ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3. Rekomendasi / solusi No
NB * Saran
Akar Masalah
= :
Rekomendasi / Solusi
Pilih satu jawaban, kecuali bila berpendapat lain. Baca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
GLOSARIUM KKP-RS
No
Istilah
Definisi / Penjelasan
1
Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( Patient Patient safety) safety)
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk termasuk:: asesmen risiko; identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien; pelaporan dan analisis insiden; kemam kemampuan puan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
2
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) ( Adverse Adverse event )
Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengam mengambil bil tindakan yang seharusnya seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
3
KTD yang tidak dapat dicegah (Unpreventable adverse event )
Suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir. mutakhir.
4
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) ( Near Near miss) miss)
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission commission)) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission (omission), ), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena “keberuntungan” (mis, pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), karena “pencegahan“ (suatu obat obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), atau “peringanan“ (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya).
5
Kesalahan Medis ( Medical Medical errors errors)
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalaha Kesalahan n termasuk gagal melaksana melaksanakan kan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat melaksanakan suatu tindakan (commission (commission)) atau tidak mengambil mengam bil tindakan yang seharusnya diambil (omission (omission). ).
6
Insiden Keselamatan Pasien ( Patient Safety Incident )
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
7
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Suatu sistem untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Sistem ini juga mendokum mendokumentasikan entasikan kejadian-kejadian yang konsisten operasional rutin rumah sakit tidak atau asuhan pasien. dengan
8
Analisis Akar Masalah ( Root Cause Analysis)) Analysis
Suatu proses terstruktur untuk mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyimpangan kinerja, termasuk KTD.
9
Manajemen Risiko ( Risk Management )
Dalam hubungannya dengan operasional rumah sakit, istilah manajemen risiko dikaitkan kepada aktivitas perlindungan diri yang berarti menceg mencegah ah ancam ancaman an yang nyata atau berpotensi nyata terhadap kerugian keuangan akibat kecelakaan, cedera atau malpraktik medis.
10
Kejadian Sentinel (Sentinel Event )
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata “ sentinel “ terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (mis. amputasi pada kaki yang salah, dsb) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
View more...
Comments