Panduan Kebersihan Lingkungan
August 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Panduan Kebersihan Lingkungan...
Description
PANDUAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN
1
PENDAHULUAN
Penularan penyakit dapat dengan mudah ditularkan melalui petugas medis dan peralatan yang digunakan. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa laporan hasil pola kuman di RS Khusus Paru. dan beberapa contoh kasus dari hasil penelitian menyatakan bahwa wabah penyakit tersebut terkait antara kondisi lingkungan yang buruk dan petugas yang tidak dibekali dengan pendidikan penanganan infeksi. Penularan infeksi dapat terjadi karena kontak langsung dengan lingkungan yang terkontaminasi melalui tangan ataupun peralatan setelah menyentuh pasien. Tingkat pembersihan yang diperlukan tergantung pada obyek yang terlibat dan
tingkat
resiko
kontaminasi,
contohnya
permukaan
yang
mungkin
terkontaminasi dengan infeksi atau peralatan medis membutuhkan penanganan pembersihan yang berbeda terutama pada setiap peralatan yang digunakan dan lingkungan pasien. Semua peralatan yang berada di lingkungan pasien harus dibersihkan secara teratur. Pembersihan secara detail (general cleaning) wajib dilakukan terutama pada saat terjadi tumpahan cairan tubuh pasien dan penggunaan peralatan pasien yang digunakan bergantian (reusable), terutama pasien perawatan khusus.
2
BAB I DEFINISI
Pengendalian lingkungan rumah sakit termasuk upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu dengan melakukan pembersihan li lingkungan, ngkungan, disinfeksi permukaan lingkungan yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien, melakukan pemeliharaan peralatan medik. Pembersihan lingkungan adalah proses membuang semua atau sebagian besar patogen dari permukaan dan benda benda yang terkontaminasi. Tujuan pengendalian lingkungan rumah sakit adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman sehingga dapat meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit sehingga infeksi rumah sakit dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
3
BAB II RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kebersihan lingkungan rumah sakit yaitu 1. Prinsip dasar pembersihan lingkungan li ngkungan 2. Disinfeksi 3. Teknologi baru 4. Alat Pelindung Diri untuk pembersihan lingkungan 5. Faktor-faktor pembersihan lingkungan 6. Frekuensi pembersihan dan disinfeksi ruangan 7. Pembersihan rutin 8. Kewaspadaan transmisi pada pembersihan lingkungan 9. Tahap-tahap pembersihan tumpahan 10. Pewarnaan peralatan pembersih 11. Pengendalian infeksi selama konstruksi atau renovasi 12. Pengawasan dan pemeriksaan rutin 13. Pelaksaan dan pelatihan
4
BAB III TATALAKSANA
A. Prinsip Dasar Pembersihan Lingkungan
1. Semua permukaan horizontal di tempat dimana pelayanan yang disediakan untuk pasien harus dibersihkan setiap hari dan bila terlihat kotor. Permukaan tersebut juga harus dibersihkan bila pasien sedang keluar dan sebelum pasien baru masuk. 2. Bila permukaan tersebut, meja pemeriksaan atau peralatan lainnya pernah bersentuhan langsung dengan pasien, permukaan tersebut harus dibersihkan dan didisinfeksi diantara pasien yang berbeda. 3. Semua kain lap yang digunakan harus dibasahi sebelum digunakan. Membersihkan debu dengan kain kering atau sapu dapat menimbulkan aerosolisasi dan harus dihindari. 4. Larutan, kain lap dan kain pel harus diganti secar berkala sesuai dengan peraturan setempat. 5. Semua peralatan kebersihan harus dibersihkan dan dikeringkan setelah digunakan. 6. Tempat-tempat di sekitar pasien harus harus dari peralatan serta perlengkapan yang tidak perlu sehingga memudahkan pembersihan menyeluruh setiap hari. 7. Meja pemeriksaan dan peralatan disekitar pasien yang telah digunakan pasien yang diketahui atau suspek terinfeksi ISPA yang dapat menimbulkan menimbulkan kekhawatiran
harus
dibersihkan
dengan
disinfektan
segera
setelah
digunakan.
Hal penting mengenai pembersihan dan disinfeksi: 1. Lingkungan yang digunakan digunakan oleh pasien harus dibersihkan secara teratur teratur.. 2. Pembersihan harus menggunakan teknik yang benar untuk menghindari aerosolisasi debu.
5
3. Hanya permukaan yang bersentuhan dengan kulit/mukosa pasien dan permukaan yang sering disentuh oleh petugas kesehatan yang memerlukan disinfeksi setelah dibersihkan. 4. Petugas kesehatan harus menggunakan APD untuk melakukan pembersihan dan disinfeksi peralatan pernapasan dan harus membersihkan tangan setelah sete lah APD dilepas. 5. Ventilasi ruangan yang baik diperlukan selama dan segera setelah proses disinfeksi, apapun jenis disinfeksi yang digunakan. 6. Poin
penting
pada
pembersihan
adalah
gosok
permukaan
untuk
menghilangkan mikroorganisme dan debris dengan detergen atau surfaktan dilanjutkan dengan bilas dengan air. Melalui pembersihan peralatan maka peralatan
baru
dapat
didisinfeksi
karena
material
organik
dapat
menginaktivasi disinfektan. Pembersihan harus dilakukan secepat mungkin setelah peralatan digunakan dan produk pembersih digunakan sesuai dengan instruksi dari manufaktur.
B. Disinfeksi
Disinfektan standar rumah sakit yang dibuat dengan larutan yang dianjurkan dan digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik dapat mengurangi tingkat kontaminasi permukaan lingkungan. Pembersihan harus dilakukan sebelum proses disinfeksi.
Rekomendasi disinfektan yang dapat digunakan di fasilitas kesehatan: 1. klorin: sodium hypochlorite (bleach) – digunakan pada permukaan atau peralatan bukan logam 2. alkohol alkohol – – digunakan digunakan pada permukaan yang lebih kecil. Alkohol tidak boleh digunakan untuk membersihkan ruangan yang luas hal ini berakibat kepada resiko mudah terbakar 3. senyawa fenol 4. senyawa amonium quaterner / quaternary ammonium compounds (QUATs) compounds (QUATs) 5. senyawa peroksida/ accelerated hydrogen peroxide (AHP) 6. Iodophors
6
Penggunaan disinfekstan: 1. Permukaan alat sudah bersih dari kotoran dan organic material yang tampak sebelum didisinfeksi, karena kotoran ini dapat mengurangi efektivitas disinfektan. 2. Penggunaan sesuai rekomendasi instruksi manufaktur untuk cara dilusi dan waktu kontak dengan alat. 3. Disinfektan lingkungan juga dapat digunakan untuk peralatan pasien yang mengenai kulit intak seperti infus pump atau syring pump, manset tekanan darah, monitor pasien, EKG, dst. 4. Minimalisasi kontaminasi disinfektan dengan dilusi yang sesuai, jangan mengubah solusi dilusi disinfektan dan tidak mencelupkan kain kotor ke dalam solusi disinfektan. 5. Alat pelindung diri harus dikenakan sesuai dengan produk yang digunakan dan juga dilakukan monitoring kualitas untuk memastikan efisiensi disinfektan secara rutin.
C. Teknologi baru
1. Mikrofiber a. Pel mikrofiber/ microfiber (MF) mops terdiri dari serat poliester dan polyamide (nylon) yaitu sekitar 1/16 ketebalan rambut manusia. Pel mikrofiber dapat membersihkan permukaan 40 x lebih baik dari pel biasa. Pel mikrofiber menghilangkan mikrobial lebih baik daripada pel biasa dengan detergen. Mikrofiber dapat rusak akibat pelembut kain, minyak, produk alkali seperti bleach, beberapa surfaktan dan panas tinggi (suhu pencucian tidak lebih dari 93oC dan suhu pengeringan tidak mencapai 60oC. b. Kain mikrofiber dan ultramikrofiber (UMF) Ultrmikrofiber lebih tipis dari MF biasa. UMF digunakan menjadi kain pembersih dengan kering atau dibasahkan lebih baik dari kain lain .
7
2. Hidrogen peroksida Hidrogen peroksida dapat digunakan dengan sistem distribusi melalui komputer sehingga distribusi dalam ruangan dapat termonitor konsentrasi gas, temperatur dan kelembapannya. Hidrogen peroksida dapat digunakan dalam bentuk aerosol (35%) atau asap (5%).
Kegunaan: a. Aman, setelah dekontaminasi hidrogen peroksida akan terkonvert menjadi air dan oksigen b. Efketif untuk dekontaminasi furnitur dan peralatan yang sulit untuk dibersihkan manual. c. Dapat mendekontaminasi seluruh unit/bangsal saat terjadi KLB d. Efektif melawan mikroorganisme secara luas termasuk bakteri, virus dan spora termasuk Clostridium difficile, MRSA, Serratia marcescens, dan VRE.
Kekurangan: a. Butuh waktu b. Kotoran biologis mengurangi efektivitas gas hydrogen peroksida c. Saluran udara ruangan perlu ditutup sebelum dekontaminasi d. Biaya tambahan
3. Gas ozon Gas ozon bersifat bakterisidal dengan biaya lebih murah dan dengan cepat berdisosiasi menjadi oksigen.
Kegunaan: a. Efektif penetrasi ke seluruh ruangan termasuk area yang sulit untuk diakses dan dibersihkan dengan metode konvensional (seperti kain, dibawah ranjang) b. Pemberian gas dapat dikontrol dari luar ruangan c. Mudah dan ekonomis
8
d. Aman lingkungan e. Dapat dekontaminasi permukaan walaupun terdapat material biologis f. Dekontaminasi area luas secara cepat (kurang dari 1 jam untuk seluruh ruangan)
Kekurangan: a. Beracun jika dalam konsentrasi tinggi b. Hanya untuk area yang dapat ditutup tidak digunakan dan boleh digunakan lagi setelah konsentrasi turun ke level aman. Gas ozon 50-500ppm memberikan efek sinergis jika dikombinasikan dengan 3% hidrogen peroksida.
4. Ultraviolet Irradiation (UVI) Digunakan terbatas untuk destruksi organisme airborne atau inaktivasi organisme dipermukaan. UVI digunakan dengan panjang gelombang 240280nm. Efektivitas germisidal UVI dipengaruhi: a. Jumlah dan tipe material organik b. Panjang gelompang lampu UV c. Campuran udara dan aliran udara d. Suhu dan kelembapan e. Tipe mikroorganisme f. Intensitas lampu UV yang dipengaruhi jarak dan kejernihan pipa lampu.
UVI saat ini tersedia juga yang portable. Jadwal penggantian lampu perlu diperhatikan sesuai rekomendasi manufaktur dan intensitas UVI juga perlu dimonitor. a. UVI disinfeksi udara Dapat digunakan diruangan isolasi airborne untuk disinfeksi M. tuberculosis, tetapi tidak berguna sebagai substitusi HEPA filter dalam ruangan isolasi ariborne. b. UVI disinfeksi permukaan
9
Dapat mendisinfeksi ruangan isolasi pasien infeksi. Bersihkan dahulu permukaan peralatan dan ruangan sebelum menggunakan UVI, karena kar ena sinar UV dapat terabsorbsi oleh material organik dan penetrasinya menjadi rendah. UVI tidak dapat digunakan sendiri, tetapi dapat berguna baik untuk tambahan disinfeksi chemical untuk menghilangkan mukroorganisme dalam ruangan isolasi atau jika terjadi KLB
UVI memiliki kelebihan yaitu waktu penggunaan yang dibutuhkan lebih singkat tanpa residual, tetapi juga memiliki kekurangan: a. Efek destruksi pada penggunaan jangka panjang pada peralatan plastik dan vinyl, membuat kusam cat dan kain b. Efek penetrasi yang rendah c. Ffektivitas yang berkurang jika terdapat material organik d. Disinfeksi tidak terjadi pada area yang tidak dipenetrasi sinar UV e. Biaya tambahan
5. Peralatan dengan lapisan antimikroba Linen dan permukaan peralatan dengan lapisan antimikroba yang dapat mengelimasi pertumbuhan bakteri (seperti linen antimikroba, stainless steel dengan lapisan titanium dioxide, kasa dengan lapisan xerogel, permukaan peralatan dengan lapisan surfacine). Peralatan ini belum diteliti lebih lanjut untuk pencegahan transmisi patogen.
D. Alat Pelindung Diri untuk pembersihan pembersihan lingkungan
Kegiatan pembersihan di lingkungan tertentu risiko terpajan benda-benda tajam sangat tinggi. Petugas kesehatan harus mengenakan: 1. Sarung tangan karet ( rumah tangga ) 2. Gaun pelindung dan celemek karet 3. Sepatu yang rapat dan kuat seperti sepatu bot
10
E. Faktor-faktor Pembersihan Lingkungan
Menjaga lingkungan bersih dan aman merupakan komponen penting dalam
PPI. Hanya karena karena tampak bersih tidak berarti tidak terkontaminasi
bakteri atau virus. 1. Permukaan lingkungan Permukaan lingkungan dibagi menjadi 2 yaitu permukaan peralatan medis ( mesin Xray) dan permukaan housekeeping (dinding, lantai, permukaan meja). Hampir seluruh permukaan lingkungan cukup dibersihkan dibersihkan dengan sabun dan air atau detergen/disinfektan yang dipengaruhi bahan permukaan dan tipe/derajat kontaminasi. Produk yang digunakan harus sesuai dengan permukaan/peralatan.
2. Frekuensi pembersihan rutin Frekuensi pembersihan rutin dipengaruhi a. Frekuensi kontak dengan permukaan 1) High touch touch (sering kontak dengan tangan) seperti gagang pintu, telepon, pelang bed, tombol kontak lampu, keyboard komputer, monitor pasiendinding toilet, tepi samping tirai.
Permukaan high touch touch perlu lebih sering dibersihkan dan didisinfeksi dari pada permukaan minimal kontak. Pembersihan dan disinfeksi
minimal
dilakukan
1x/hari
atau
lebih
bila
risiko
kontaminasi lebih tinggi
2) Low touch (seperti lantai, dinding, langit-langit, cermin, ambang jendela) Permukaan low touch perlu dibersihkan secara rutin (tetapi tidak perlu setiap hari), seperti bila kotor ada terdapat tumpahan, bila pasien pulang/pindah. Beberapa permukaan low touch perlu dibersihkan bila tampak kotor secara periodik dibandingkan harian.
11
b. Aktivitas yang dilakukan di dalam dalam ruangan tersebut ruangan meeting c. Kerentanan pasien, 1) Kerentanan tinggi yaitu pasien dengan imumokompromise (seperti pasien onkologi 2) Kerentanan rendah yaitu individu lainnya.
d. Kemungkinan kontaminasi berdasarkan jumlah kontaminasi cairan tubuh yang dapat terjadi 1) Kontaminasi tinggi Peralatan atau permukaan yang terekpos darah atau cairan tubuh lain jumlah besar, seperti ruang tindakan,toilet pasien diare/inkontinensia 2) Kontaminasi sedang Peralatan atau permukaan yang terekspos darah atau cairan tubuh dalam aktivitas rutin, seperti ruang rawat pasien, toilet dan peralatan kontaminasi yang dapat diganti, seperti sprei/kain basah 3) Kontaminasi ringan Peralatan atau permukaan yang tidak terkontaminasi darah atau cairan tubuh, seperti perkantoran, perpustakaan, kantin
3. Peralatan pasien Peralatan non kritikal pasien dan lingkungan dibagi menjadi perlu dibersihkan saja dan perlu di disinfeksi tingkat rendah.
F. Frekuensi pembersihan dan disinfeksi ruangan
Frekuensi pembersihan disinfeksi ruangan disesuaikan dengan risiko yang dinilai dari kemungkinan probabilitas kontaminasi, potensi eksposur, risiko populasi, yaitu: 1. Risiko tinggi butuh pembersihan pada setiap kasus/prosedur dan minimum 2 kali/hari atau bila dibutuhkan, yaitu IGD, ruang isolasi 2. Risiko sedang butuh pembersihan minimal 1 kali/hari atau bila dibutuhkan (kotor), yaitu ruang perawatan biasa, laboratorium, poli klinik, farmasi
12
3. Risiko rendah butuh pembersihan sesuai dengan jadwal yang ditentukan atau bila dibutuhkan (kotor), yaitu yaitu koridor, perkantoran
Tabel 1. Stratifikasi risiko ruangan dihubungkan dengan kebutuhan frekuensi
pembersihan Unit
Probabilitas
Potensial
Populasi
kontaminasi
eksposur
Ringan = 1
High touch = Risiko rendah
Sedang = 2
1
Berat = 3
Low touch = Risiko tinggi
Skor total
=0
2
=1
Renal
2
3
1
6
Luka bakar
2
3
1
6
Respirasi 2 General/umum 2
3 3
0 1
5 6
Colorectal
2
3
0
5
Onkologi
2
3
1
6
Neurologi dan 2
3
0
5
Neurosurgery SICU
3
3
1
7
MICU
3
3
1
7
Interpretasi skor total: 7 = risiko tinggi = pembersihan setiap setelah prosedur/kasus dan paling sedikit 2x/hari, pembersihan tambahan sesuai kebutuhan (seperti tampak kotor); 4-6 = risiko sedang = pembersihan minimal 1x/hari, pembersihan tambahan sesuai kebutuhan; 2-3 = risiko ringan = pembersihan sesuai jadwal pasti, pembersihan tambahan sesuai kebutuhan.
13
Tabel 2. Rekomendasi frekuensi pembersihan dan disinfeksi minimum lingkungan dan peralatan pasien non kritikal No
Peralatan
Dekontaminasi
Minimum
Keterangan
frekuensi 1.
Monitor cardiac
2.
Toilet seat
3.
Cleaning
Antar pasien
Satu pasien
LLD
Jika kotor
Beberapa pasien
LLD
Antar pasien
Plang tempat tidur
LLD
Setiap hari
Matras
LLD
Tempat tidur
Antar pasien dan jika kotor
4.
Urinal dan pispot BAB Satu pasien
Cleaning
Setiap setelah
Hilangkan
pakai
cairan dan kotoran dulu baru dibersihkan
Beberapa pasien
LLD
Antar pasien
Hilangkan cairan dan kotoran dulu baru dibersihkan
5.
Manset tekanan
LLD
Antar pasien dan bila tampak
darah
kotor 6.
Kursi
Satu pasien
LLD
Setiap hari dan jika kotor
Beberapa pasien
LLD
Jika kotor antar
Hilangkan
pasien
cairan dan
14
kotoran dulu baru dibersihkan 7.
Binder catatan
Cleaning
Jika kotor
Bila tidak dibawa masuk ke ruang perawatan
8.
Radiologi diagnostik
Mesin portable
Cleaning
Jika kotor dan jika setelah ruang infeksi kontak
Kaset portable
LLD
Antar pasien jika tanpa cover
Idealnya dilapisi (seperti sarung bantal)
Paddles
LLD
Antar pasien
Cleaning
Antar pasien
LLD
Antar pasien
mammography 9.
EKG
Mesin dan kabel 10. Tempat tidur PF
dan jika kotor G. Pembersihan rutin
1. Tipe general cleaning Sesuai area dibedakan menjadi Hotel cleaning dan Hospital cleaning sesuai populasi pasien a. Hotel a. Hotel Cleaning Penilaian kebersihan dengan visual yaitu membersihkan debu, sampah serta membersihkan jendela dan permukaan. Hotel cleaning dilakukan di seluruh area fasilitas kesehatan.
15
Komponen hotel cleaning: - Lantai/papan - Dinding, langit-langit dan pintu - Seluruh permukaan - Toliet dan peralatannya - Cermin dan jendela - Dispenser - Peralatan - Sampah - Penggantian peralatan yang rusak, robek, atau malfungsi.
b. Hospital b. Hospital cleaning Pembersihan rutin yaitu hotel cleaning ditambah disinfeksi, peningkatan frekuensi pembersihan, audit dan penilaian kontrol infeksi lain pada area perawatan pasien/klien. Poin penting dalam pembersihan dan disinfeksi yaitu gosok untuk menghilangkan
mikroorganisme
dan
debris.
Permukaan
harus
dibersihkan dari kotoran yang tampak sebelum kemudian didisinfeksi karena material organik dapat menginaktivasi disinfektan.
2. Pelaksanaan general cleaning a. Sebelum pembersihan: 1) Letakkan tanda waspada pembersihan 2) Hilangkan/ pindahkan keramaian/gangguan sebelum membersihkan 3) Ikuti instruksi manufaktur untuk dilusi yang sesuai dan waktu kontak solusi pembersih dan disinfektan yang dibutuhkan 4) Bawa seluruh peralatan yang dibutuhkan sebelum memasukin area yang akan dibersihkan 5) Bersihkan tangan saat memasuki area b. Saat pembersihan: 1) Dimulai dari area low touch ke high touch dan dari area permukaan tinggi ke rendah
16
2) Hilangkan kotoran dulu sebelum pembersihan dan disinfeksi 3) Gunakan pel kering dulu baru selanjutnya pel basah 4) Minimalisasi turbulensi untuk mencegah penyebaran debu yang dapat membawa mikroorganisme 5) Jangan menggoyang-goyangkan/menebar-nebarkan pel 6) Jangan dua kali mecelupkan kain ( ke cairan pembersih/disinfektan yang telah kotor) 7) Ganti kain/pel 8) Ganti solusi yang bersih sesuai instruksi manufaktur, lebih sering untuk area kontaminasi yang tinggi, jika tambah kotor, dan segera setelah membersihkan tumpahan darah atau cairan tubuh 9) Karpet divakum dengan HEPA filter 10) Waspada/hati-hati dengan jarum atau benda tajam lain, ambil benda tajam dengan alat mekanik dan buang di tempat sampah benda tajam, laporkan insiden tersebut ke supervisor 11) Buang sampah pada plastik dan genggam pada bagian atas (tidak memadatkan plastik sampah dengan tangan) 12) Bersihkan tangan saat meninggalkan ruangan
c. Setelah pembersihan: 1) Peralatan untuk pembersihan dan disinfeksi dibersihkan dan dikeringkan setiap kali digunakan 2) Cuci kepala pel setiap hari dan kepala pel harus dikeringkan sebelum digunakan 3) Dorongan alat pembersih dibersihkan setiap hari dan sampah dalam dorongan kontainer harus dibuang setiap hari.
3. Metode pembersihan Metode pembersihan bervariasi sesuai area yang dibersihkan. Ketika pasien keluar/pindah, ruangan harus dibersihkan dan didisinfeksi sebelum pasien selanjutnya masuk. Toilet harus dibersihkan paling akhir setelah selesai membersihkan ruangan. Dalam situasi normal, disinfektan tidak
17
harus digunakan untuk membersihkan lantai perawatan. Peralatan non kritikal dibersihkan hanya dengan pembersih air dan detergen atau dengan disinfeksi tingkat rendah. Untuk peralatan elektronik, pembersihan sesuai instruksi manufaktur dan dilakukan petugas yang terlatih. Buang peralatan yang tidak dapat dibersihkan.
H. Kewaspadaan transmisi pada pembersihan lingkungan
Pada beberapa kondisi pembersihan rutin perlu disertai tambahan dan penggunaan APD. Sebelum memasuki ruangan pasien, peralatan pembersihan sudah disiapkan sebelum menggunakan APD. APD harus dilepaskan setelah selesai dan petugas harus membersihkan tangan sebelum berpindah ke ruangan yang lain. APD tidak boleh digunakan diluar ruangan pasien. Protokol pembersihan harus meliputi dorongan peralatan untuk ruang ruang isolasi.
1. Pembersihan ruangan infeksius dengan transmisi kontak Penggunaan APD sesuai transmisi kontak (C. difficile, VRE, novovirus) yaitu, gaun dan sarung tangan saat memasuki ruangan dan harus melepaskan setelah selesai dan menjaga kebersihan tangan ketika keluar ruangan. Pembersihan dan disinfeksi harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. a. MRSA 1) Pembersihan rutin a) Cek APD sesuai tanda kewaspadaan transmisi diluar ruangan b) Nilai peralatan yang perlu diganti (tisu toilet, handuk,sabun, alcohol-based handrub, handrub, sarung tangan, tempat sampah benda tajam), dilakukan sebelum atau saat pembersihan ruangan c) Siapkan kain bersih sesuai yang yang dibutuhkan dibutuhkan d) Persiapkan solusi disinfektan sesuai instruksi manufaktur e) Bersihkan tangan dengan handrub handrub dan dan gunakan sarung tangan f) Bersihkan ruangan, mulai dari yang bersih ke yang kotor, dari area atas ke bawah
18
Gunakan kain bersih untuk membersihkan area tempat tidur pasien o
Jika menggunakan ember, jangan mencelupkan kain 2x setelah pakai
o
Jangan menggoyang-goyangkan kain
o
Ganti kain pembersih bila sudah tidak tersaturasi/tercampur
baik dengan disinfektan atau setelah membersihkan area yang sangat kotor seperti toilet dan papan pembersih tempat tidur (penuh kotoran) o
Jika dalam ruangan terdapat tempat tidur lebih dari satu, selalu gunakan kain bersih setiap membersihkan tempat tidur hingga bersih sebelum berpindah ke tempat tidur selanjutnya.
Mulai dari pintu, pegangan pintu, area pegangan/dorongan pintu
Cek dinding adanya kotoran yang tampak, bersihkan bila perlu Bersihkan tombol lampu dan temperatur ruangan
Bersihkan peralatan yang menempel pada dinding seperti
dispenser handrub handrub dan dan kotak penyimpanan sarung tangan
Cek dan bersihkan tapak tangan dan kotoran pada kaca partisi, kaca panel pintu, cermin, jendela menggunakan pembersih kaca
Cek tirai pasien adanya kotoran yang tampak, ganti/bersihkan bila perlu
Bersihkan seluruh peralatan dan permukaan horizontal seperti kursi, pembatas jendela, TV, telepon, computer keypads. Angkat barang-barang untuk membersihkan meja. Lebih bersih/teliti pada permukaan high touch
Lap peralatan pada dinding seperti botol suction, intercom, manometer tekanan darah.
Bersihkan plang tempat tidur, tombol kontrol tempat tidur, bel tempat tidur
Bersihkan
toilet/kamar
mandi
(prosedur
pembersihan
toilet/kamar mandi)
Bersihkan lantai (prosedur pembersihan lantai)
19
g) Buang
Letakkan kain kotor ke dalam kontainer kotor untuk laundry
Cek tempat sampah benda tajam dan ganti yang baru bila telah
¾ penuh
Bawa tumpukan linen kotor bila sudah s udah penuh Buang sampah sesuai jenisnya
h) Lepaskan sarung tangan dan bersihkan tangan dengan handrub handrub,, jika tangan tampak kotor cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Jangan meninggalkan ruangan dengan sarung tangan.
i) Isi ulang perlengkapan yang dibutuhkan (sarung tangan/APD, handrub,, sabun, tisu) handrub j) Bersihkan tangan dengan handrub handrub
2) Pembersihan terminal/saat pasien keluar a) Peralatan berlebih dalam ruangan akan terkontaminasi/terinfeksi, kirim direproses b) Lantai harus dibersihkan c) Seluruh permukaan horizontal dan high touch dalam ruangan dan kamar mandi harus didisinfeksi setelah dibersihkan d) Seluruh tirai (tempat tidur, jendela dan kamar mandi) harus diganti dan dilaundry setelah pasien keluar/pindah
e) Seluruh peralatan dalam ruangan harus didisinfeksi sebelum dikeluarkan dari ruangan, dan seluruh kain, pel yang digunakan untuk membersihkan ruangan harus dilaundry/dibuang, dan tidak digunakan untuk membersihkan ruangan/tempat tidur pasien lain
b. Clostridium difficille difficille Pembersihan dan disinfeksi spesial perlu dikerjakan untuk kontaminasi C. difficile karena sporanya yang dapat bertahan dalam ruangan selama berbulan-bulan. Spora C. difficile hanya dapat dibasmi dengan agen sporisidal yaitu:
20
1) Sodium hipoklorit (1000/1000.000-ppm; 0,1%) 2) Accelerated hydrogen peroxide (4,5%) 3) Percetic acid (1,6%) 208
Kontaminasi lingkungan C.difficile paling utama di dalam ruangan perawatan pasien, sehingga rekomendasi pembersihan yang perlu dilakukan: 1) Pembersihan ruang rawat 2x/hari dengan disinfektan RS 2) Pembersihan kamar mandi pasien 2x/hari dengan agen sporisidal 3) Jika pembersihan lingkungan menggunakan QUAT, pembilasan perlu dilakukan dengan AHP.
Prosedur pembersihan: 1) Pembersihan harian – harian – 2x/hari 2x/hari 2) Pembersihan terminal/saat pasien keluar – keluar – double double cleaning
Tambahan selain prosedusr rutin pembersihan terminal: 1) Ganti seluruh peralatan kotor/yang telah digunakan ( kontainer suction, barang disposable) 2) Lepaskan tirai (tempat tidur, jendela, kamar mandi) sebelum memulai pembersihan 3) Buang dan ganti:
Sabun
Tissue
Handuk
Sarung tangan
Sikat toilet
4) Gunakan kain, pel, peralatan pembersih lain yang baru/bersih 5) Gunakan beberapa kain untuk pembersihan ruangan. Gunakan satu kain yang baru/bersih untuk satu kali, tidak mencelupkan kembali kain ke disinfektan setelah digunakan. Tidak ada kain re-use
21
6) Bersihkan dan disinfeksi seluruh permukaan dan tunggu hingga waktu kontak yang cukup untuk disinfeksi 7) Gunakan kain, pel, peralatan pembersih lain yang baru/bersih untuk pembersihan dan disinfeksi seperti prosedur diatas (double cleaning) 8) Pasang tirai baru/bersih.
c. Novovirus Novovirus adalah non-enveloped virus yang menyebabkan GEA dan sangat menular melalui kontak manusia-manusia yaitu berpindah melalui hand yang mengandung virus setelah sentuhan dengan material atau permukaan lingkungan yang terkontaminasi atau melalui droplet muntahan. Novovirus dapatmengakibatkan KLB di RS dan perawatan rumah jangka panjang karena berpotensial mengakibatkan kontaminasi tinggi dan dapat bertahan dalam lingkungan selama 12 hari. Beberapa produk disinfektan harus virusidal terhadap novovirus. Hampir
semua
QUAT
tidak
signifikan
membasmi
novovirus,
rekomendasi yang dapat digunakan adalah sodium hipoklorit 1000ppm (0,1%). Novovirus juga dapat diinaktivasi pada suhu 60 oC. Memvakum karpet
saat
KLB
tidak
direkomendasikan
karena
berpotensial
menresirkulasi novovirus. Pembersihan novovirus meliputi: 1) Pembersihan muntahan dan feses, termasuk peralatan sekitar pasien dilanjutkan dengan disinfektan yang virusidal 2) Meningkatkan
frekuensi
pembersihan
dan
disinfeksi
kamar
mandi/toilet pasien 3) Ganti tirai saat pasien keluar/pindah 4) Panaskan karpet yang telah dibersihkan dan hangatkan ruangan minimal 60oC
Harus patuh menjaga kebersihan tangan.
22
2. Pembersihan ruangan infeksius dengan transmisi droplet Petugas kebersihan yang memasuki ruangan menggunakan pelindung wajah ( masker dan kacamata/pelindung mata) dengan jarak area kerja 2 meter sekitar pasien. a. Pembersihan rutin Pembersihan rutin setiap hari sesuai prosedur pembersihan harian. Karena mikroorganisme transmisi droplet dapat bertahan dilingkungan, maka penting diperhatikan pembersihan peralatan high touch seperti peralatan yang berada disekitar pasien. b. Pembersihan terminal Sesuai dengan prosedur pembersihan terminal ruang perawatan pasien.
3. Pembersihan ruangan ruangan infeksi transmisi udara Petugas kebersihan yang memasuki ruangan harus menggunakan masker N95. Hanya petugas p etugas dengan telah memiliki imun (cacar dan campak) yang dapat memasuki ruangan pasien cacar dan campak tanpa menggunakan N95. Pintu ruangan harus tertutup menjaga tekanan negatif, walau ketika ruangan tanpa pasien. a. Pembersihan rutin Sesuai prosedur pembersihan rutin ruang perawatan pasien b. Pembersihan terminal Sesuai
prosedur
pembersihan
terminal
ruang
perawatan
pasien.
Pembersihan tambahan yang dilakukan adalah: 1) Setelah pasien pindah/keluar, pintu harus tetap tertutup dan tanda kewaspadaan transmisi airborne harus tetap diletakkan di pintu selama waktu yang dibutuhkan untuk pembasmian mikroorganisme airborne (dipengaruhi air change per hour /ACH) /ACH) 2) Lebih disarankan pembersihan dilakukan setelah waktu yang cukup untuk pergantian udara bersih 3) Jika ruangan urgen untuk digunakan sebelum udara dibersihkan dari droplet nuclei TB, masker N95 harus digunakan saat pembersihan
23
4) Lepas/buang masker N95 setelah pembersihan selesai dan pintu perawatan tertutup.
I. Tahap-tahap pembersihan tumpahan:
1. Pasang gaun pelindung/apro, sarung tangan karet serta sepatu pelindung 2. Bersihkan tumpahan darah, cairan, muntahan dll dengan kain atau tisu dengan cara memutar kea rah dalam 3. Buang kain pembersih atau tisu ke wadah limbah tahan bocor (infeksius) 4. Lakkukan disinfeksi pada bagian permukaan yang terkena tumpahan. Sodium hipoklorit dapat digunakan untuk disinfeksi dengan konsentrasi berkisar 0,5-1% 5. Lepaskan segera APD 6. Lakukan kebersihan tangan
J. Pewarnaan peralatan pembersih (yang dapat digunakan kembali)
1. Identifikasi peralatan pembersih harus dilakukan dengan menggunakan kode warna pada setiap area yang berbeda hal ini wajib di lakukan pada bangunan klinis / rumah sakit. 2. Identifikasi yang tegas berupa kode warna yang ditempelkan pada berbagai peralatan pembersih, merupakan metode yang paling efektif untuk membatasi peralatan hanya digunakan untuk daerah masing-masing di setiap area Rumah Sakit. 3. Coding warna harus ditempelkan atau direkatkan pada semua permukaan peralatan (dengan sifat dapat digunakan kembali) di antaranya : tangkai pel, ember, lap. 4. Penyedia layanan Outsorce Cleaning service harus menyediakan kode warna alat-alat kebersihannya yang meliputi hal berikut : a. Instalasi Rawat Inap & IGD – IGD – KUNING KUNING b. Toilet Toilet – – MERAH MERAH c. Dapur / Kantin – Kantin – HIJAU HIJAU d. Area Publik – Publik – BIRU BIRU
24
Pemberian label pada tempat bahan pembersih (deterjen ( deterjen atau desinfektan) desinfektan) 1. Standarisasi label pada setiap bahan pembersih yang dibawa oleh petugas kebersihan akan dapat membantu untuk menentukan jenis bahan pembersih yang tepat, sehingga dapat meningkatkan performa kebersihan. 2. Setiap Chemical Cleaning yang yang digunakan harus diberikan label yang sesuai dengan jenis chemical tersebut, kaitannya dengan Hazard Materials atau MSDS MSDS Pencampuran
chemical dilakukan setiap hari dan didistribusikan hari itu
juga Data-data
chemical cleaning yang digunakan oleh petugas kebersihan
dicatat setiap hari dan diketahui oleh Pengawas Out sourching
K. Pengendalian infeksi selama konstruksi atau renovasi
Pembersihan merupakan komponen penting selama proyek konstruksi dan renovasi. Pembersihan konstruksi/ construction clean adalah pembersihan yang dilakukan petugas konstruksi menghilangkan kotoran, debu dan material konstruksi serta lingkungan area zona konstruksi. Pembersihan ini dilakukan pada akhir hari/kegiatan harian dan dilakukan lebih sering jika diperlukan untuk membersihkan akumulasi debu yang ada. Hotel clean dan hospital clean mulai dikerjakan setelah konstruksi selesai dan dilakukan oleh petugas kebersihan RS. Aktivitas konstruksi dan renovasi juda berhubungan dengan berbagai risiko terhadap pasien. Aktivitas dengan banyak debu dapat meningkatkan risiko terhadap pasien dengan imunokompromise. Proyek konstruksi baru dan meruntuhkan bangunan akan menghasilkan banyak debu yang dapat membawa spora Aspergillus. Debu sedang dapat dihasilkan aktivitas seperti menyemen dinding sebelum dicat, konstruksi dinding baru dan pemasangan kabel. Aktivitas inspeksi dan noninvasif seperti pelepasan langit-langit untuk inspeksi visual merupakan risiko ringan atau yang menimbulkan sedikit debu. Pasien yang berisiko akibat kegiatan konstruksi dan renovasi juga perlu diidentifikasi. Pasien imunokompromise dan pasien dengan ventilator berisiko tinggi terkait Aspergillus. Pasien risiko sedang meliputi pasien endoskopi,
25
kardiologi, radiologi dan fisioterapi. Konstruksi area perkantoran merupakan risiko ringan terhadap pasien. Pengukuran isolat fungi Aspergillus dapat digunakan sebagai monitoring untuk pengendalian infeksi. Prosedur untuk meminimalisasi penyebaran debu selama konstruksi meliputi gunakan partisi fisikal, ganti rute alur pasien dari area konstruksi, pel basah dan letakkan keset/penutup lubang pintu diarea masuk, hilangkan debu secara tepat, tutup/plester ventilasi udara bila perlu, dan gunakan tekanan negatif pada area konstruksi. Sebelum aktivitas konstruksi dan renovasi, Infection Control Risk Assessment (ICRA) harus dilengkapi, meliputi: - Identifikasi tipe proyek konstruksi - Identifikasi risiko pasien akibat area tersebut - Sesuaikan tipe konstruksi dengan kelompok risiko pasien
Proyek konstruksi harus disesuaikan dengan PPI dahulu sebelum dikerjakan. Setelah proyek dimulai PPI perlu memverifikasi kepatuhan sesuai pengendalian infeksi. Jika terjadi terj adi ketidaksesuaian, maka manaje manajerr proyek harus mengoreksi kegiatan tersebut dan jika koreksi kegiatan tetap tidak memenuhi kriteria maka ketua komite PPI dapat menghentikan proyek dulu hingga koreksi sesuai.
L. Pengawasan dan Pemeriksaan Rutin
Kepatuhan kebijakan ini adalah wajib ;. 1.
Audit lingkungan dan ronde rutin selalu dilakukan oleh Rumah Sakit Khusus Paru bagian Kesling bersama dengan Out Sourcing, setiap temuan akan segera di laporkan kepada IPCN, IPCLN, Divisi terkait dan Kepala Rumah Sakit.
2.
Untuk pembersihan rutin ; pengambilan sampel kultur dengan cara swabbing tidak di rekomendasikan.
3.
Swabbing lingkungan hanya disarankan terdapat wabah (Kejadian Luar Biasa 2 pasien atau lebih) atas permintaan dari Panitia Pengendalian dan Pencegahan Infeksi.
26
4.
Petugas layanan kebersihan akan dipantau oleh Bagian Kesling sesuai dengan standar, secara teratur di laporkan l aporkan kepada Kepala Divisi Umum
5.
Pemantauan kebersihan tiap unit perawatan merupakan tanggung jawab Ka. Urs. Perawat dan dibuatkan Action Plan agar dapat memenuhi standar.
M. Pelaksanaan dan Pelatihan
Semua karyawan Rumah Sakit Khusus Paru akan menerima pelatihan sesuai kebijakan berikut: 1.
Setiap karyawan baru wajib diberikan pengenalan dan pengetahuan sebelum melakukan aktivitas kerja dilakukan penyegaran tiap 3 bulan.
2.
Pelatihan berkenaan dengan teknik pekerjaan akan dilaksanakan oleh pihak Out Source dilakukan untuk memastikan petugas kebersihan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan SPO yang berlaku.
27
BAB IV DOKUMENTASI
Dokumentasi pembersihan lingkungan terdapat pada a. Laporan monitoring pembersihan lingkungan b. Laporan pembersihan toilet c. Laporan kegiatan pembersihan lingkungan setiap hari d. Audit kebersihan lingkungan
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Infeksi Pengendalian Kebijakan, Kesehatan NSW Australia 2. Kebijakan untuk Pembersihan Rumah Sakit, Rumah Sakit Milton Keynes, NHS Foundation Percaya 3. Australia Komisi Keselamatan dan Kualitas dalam Health Care (2010) 4. Australia Pedoman untuk Pencegahan dan Pengendalian di Kesehatan” Kesehatan” 5. URL:http:www.nhmrc.gov.au/australian-guidelines-prevention-and-control URL:http:www.nhmrc.gov.au/australian-guidelines-prevention-and-control infeksi kesehatan di akses 20/10/2010 6. Keputusan Menkes no.270/MENKES/111/2007 Tentang Pedoman manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah sakit dan fasilitas Kesehatan. 7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. Edisi ke-tiga. Jakarta. 2011 8. Komite
PPIRS
RSUPN
dr.
Cipto
Mangunkusumo.
Buku
Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit di RSUPN dr. Cipto Manugnkusumo. Edisi ke-empat. Jakarta. 2011 9. Asia Pacific society of Infection Control Guidelines for Environmental Cleaning and Decontamination.
29
Lampiran : Cairan Desinfektan Yang Digunakan Digunakan Di RS Khusus Khusus Paru CAIRAN DISINFEKTAN RS KHUSUS PARU
No.
Kandungan
Merk
Kegunaan
1.
Alkohol 70%
Aseptic gel
Cuci tangan area publik dan perkantoran
2.
Chlorhexidine 2% dalam alcohol 70%
Aseptan
Cuci tangan area pelayanan pasien
4.
Sabun chlorhexidine 2%
Onescrub
Handwash area pelayanan pasien
5.
Chlorin
Bayclin
Spillkit
Havox
Disinfeksi lingkungan dan alat ruang
Oneclean
rawat Tumpahan darah OK dan Kenari
6.
8.
Quaternary Ammonium
Century Q256
ISS
Compounds
Surfanios
Disinfeksi lingkungan dan alat berbahan
Glutaraldehyde +
Lysol Alkacide +
metal termasuk OK dan CSSD CSSD
enzymatic
alkazyme Gludex + Ozym Update, Juli 2016
30
View more...
Comments