Panduan Icra
July 29, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Panduan Icra...
Description
PANDUAN ICRA
Jl. Tanjung Sari No. 481 Tiuh Balak Pasar Kec. Baradatu Kab. Way Kanan Telp./Hp 0723 4760 022 / 0812 7857 9322
| Rumah Sakit Bunda i
RUMAH SAKIT UMUM "BUNDA" Jl. Tanjung Sari No. 481 481 Kelurahan Tiuh Ba Balak lak Pasar Kec. Baradatu Kab. Way Way Kanan Telp./Hp.08234760022/081278579322 Izin Dinas Kesehatan Nomor.446/003/REK/III.03-WK/X1/2014 Nomor.446/003/REK/III.03-WK/X1/2014
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUNDA NO :
/
…
/ .../ DIR / VI / 2018
…
TENTANG KEBIJAKAN PANDUAN ICRA RUMAH SAKIT BUNDA MENIMBANG
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Bunda, maka diperlukan Panduan ICRA rumah sakit yang bermutu tinggi dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya panduan Direktur Rumah Sakit Bunda sebagai landasan bagi penyelenggaraan Panduan ICRA di Rumah Sakit Bunda. b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b , perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur rumah rumah Sakit Bunda. MENGINGAT
1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tentang Kesehatan. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Kesehata n Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda ii
RUMAH SAKIT UMUM "BUNDA" Jl. Tanjung Sari No. 481 481 Kelurahan Tiuh Ba Balak lak Pasar Kec. Baradatu Kab. Way Way Kanan Telp./Hp.08234760022/081278579322 Izin Dinas Kesehatan Nomor.446/003/REK/III.03-WK/X1/2014 Nomor.446/003/REK/III.03-WK/X1/2014
Menetapkan :
PERATURAN
DIREKTUR
RUMAH
SAKIT
BUNDA
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ICRA RUMAH SAKIT BUNDA
Kedua
: Memberlakukan Kebijakan Panduan ICRA Rumah Sakit
Bunda sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Ketiga
: Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur Rumah Sakit Bunda
ini, maka apabila terdapat peraturan yang bertentangan dengan peraturan Direktur Rumah Sakit Bunda, maka peraturan-peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku. Keempat
: Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan
dalam Peraturan Direktur Rumah Sakit Bunda ini maka akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Way Kanan Pada tanggal 30 Juni 2018 DIREKTUR RUMAH SAKIT BUNDA
dr. Meliza Agusti Artha
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya,
kami
dapat
menyusun
Panduan
ICRA
dengan
lancar.
Adapun maksud penyusunan Panduan ini untuk memenuhi syarat Akreditasi. Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada seluruh karyawan Rumah Sakit Bunda dalam pembuatan Panduan ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan Panduan Kebersihan
Tangan
ini
yang
tidak
bisa
kami
sebutkan
satu
persatu.
Harapan kami bahwa Panduan Kebersihan Tangan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah Mutu di Rumah Sakit Bunda Way Kanan. Kami menyadari bahwa Panduan ICRA ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan Panduan ICRA ini.
Ditetapkan di Baradatu Pada tanggal 30 Juni 2018
DIREKTUR RS BUNDA
dr. Meliza Agusti Artha
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda iv
BAB I DEFINISI Pengertian
akibat atau atau konsekuensi konsekuensi yang dapat terjadi akibat Risiko adalah adalah adalah bahaya, bahaya, akibat sebuah proses sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu s uatu kerugian. kerugian. Risiko Adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan dari proses kegiatan saat sekarang atau kejadian dimasa datang Suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun yang potensial berisiko ataupun kegagalan dan suatu yang rentan melalui proses
yang logis, dengan memprioritaskan area yang akan di
perbaiki berdasarkan dampak yang akan di timbulkan baik aktual maupun ma upun potensial dari suatu proses perawatan, pengobatan ataupun service yang diberikan. Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko. Harus dilakukan dilakukan oleh oleh seluruh staf dan semua pihak yg terlibat termasuk Pasien dan Publik dapat terlibat bila memungkinkan ICRA adalah proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan infeksi, pendokumentasian bahwa dengan program
yang
mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan berfokus
pada
:
• Pengurangan risiko infeksi, infeksi, • Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, Renovasi, Renovasi, pemeliharaan fasilitas •
Pengetahuan tentang tentang infeksi, agen infeksi, dan lingkungan perawatan, yang
memungkinkan organisasi untuk mengantisipasi dampak potensial.
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda v
BAB II RUANG LINGKUP
A. Menentukan Risiko atau Sasaran
Setiap kegiatan yang dilakukan berdampak atau berisiko menimbulkan penularan infeksi ke pasien, antar pasien, ke petugas, atau ata u antar petugas serta lingkungan. Oleh karena itu penilaian risiko infeksi ( infection control risk assessment ) dilakukan ) dilakukan pada : a. Seluruh fasilitas rumah sakit ( facility wide ), ), contohnya pengadaan fasilitas kebersihan tangan. b. Instalasi atau bangsal perawatan ( ward or department based ) , ) , contohnya area penyiapan makanan, linen kamar operasi, operasi, area kamar operasi, CSSD c. Individu / perseorangan ( Individual ), contohnya Infeksi saluran Kemih pada pasien yang menggunakan kateter
B . Menyusun Daftar Risiko ( R isk R egist gi ste er ) C. Penentuan Skor Dalam menentukan skor dan tingkat risiko, digunakan quantitative quantitative risk assessment tool yang terdiri dari kemungkinan terjadinya ( probability ), ), dampak yang ditimbulkan ( severity ), ) , potensial perubahan yang diharapkan ( potensial respons required ) serta ) serta kesiapan organisasi / rumah sakit ( organizational preparedness ), seperti penjelasan di bawah ini : : 1. Kemungkinan terjadinya ( probability ): a. Tinggi (Score 4): Kekerapan hampir pasti / sangat mungkin akan terjadi /hampir dipastikan akan terjadi pada semua kesempatan. Terjadi beberapa kali dalam sehari/ minimal sekali dalam dalam sehari ( ≥1x/ hr ) )
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda vi
b. Sedang (Score 3): Mungkin akan terjadi atau bukan sesuatu hal yang aneh untuk terjadi ( 50 – 50 kesempatan) Terjadi seminggu sekali atau antara seminggu sampai sebulan (1x/ minggu - ≥1x/ bulan ) c. Rendah ( Score 2): Kecil kemungkinannya untuk terjadi / sesuatu yang kebetulan . Terjadi beberapa kali dalam setahun atau minimal terjadi sekali dalam setahun ( . ≥1x/ tahun ) d. Tidak ada (Score 1): Belum pernah terjadi sebelumnya di manapun / merupakan sesuatu yang tidak mungkin untuk terjadi. 2. Dampak / potensial keparahan ( severity ) a. Ancaman hidup ( Score 4): Insiden infeksi, ketidak patuhan serta masalah keterbatasan fasilitas mengakibatkan: / bencana Disaster /
Kematian
Menyebabkan penyakit yang bersifat komunitas/endemik pada karyawan atau
pasien
Menyebabkan terhambatnya pelayanan hingga lebih dari 1 hari
Sebagian proses berhenti
berat – sangat sangat berat. Kerugian keuangan berat –
b. Cacat permanen / kehilangan fungsi tubuh (Score 3): Insiden infeksi, ketidak patuhan serta masalah keterbatasan fasilitas mengakibatkan :
Memperberat atau menambah penyakit pada beberapa pasien atau karyawan
Menyebabkan penyakit yang bersifat permanen atau kronis (HIV / AIDS,
hepatitis, keganasan, tuli, gangguan fungsi organ menetap).
Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan anggota tubuh
permanen
Menyebabkan terhambatnya pelayanan lebih dari 30 menit hingga 1 hari
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda vii
Perawatan sangat serius / prolong / prolonged ed length of stay
sedang – berat. berat. Kerugian keuangan sedang –
c. Cacat sementara (Score 2): Insiden infeksi, ketidak patuhan serta masalah keterbatasan fasilitas mengakibatkan :
Menyebabkan kecacatan dalam kurun waktu tertentu atau penyakit yang
memerlukan perawatan medis lebih dari 7 hari dan dapat disembuhkan. Menyebabkan terhambatnya pelayanan kurang dari 30 menit
Kerugian keuangan ringan - sedang
d. Tidak ada ( Score 1): Insiden infeksi, ketidak patuhan serta masalah keterbatasan fasilitas tidak mengakibatkan dampak yang fatal , seperti :
Cidera tidak serius seperti lecet, l ecet, luka kecil yang hanya perlu penanganan P3K
Kerugian keuangan sangat ringan
3. Potensial tanggapan yang dibutuhkan ( perubahan dalam perawatan, perlakuan ) a. Tinggi ( Score 4): Bila kejadian infeksi ataupun masalah sangat sulit untuk ditangani, memerlukan tanggapan atau respon segera ,memerlukan perhatian sampai ke tingkat direktur ( top managemen). managemen ). Masalah memerlukan investigasi dan kajian secara detail ( RCA ). b. Sedang ( Score 3): Bila kejadian infeksi ataupun masalah perlu ditangani segera serta membutuhkan tanggapan dari middle - top mangemen top mangemen dan perlu mendapat pengawasan/monitoring. Masalah memerlukan investigasi sederhana. c. Rendah ( Score 2): Bila kejadian infeksi ataupun masalah memerlukan tindaklanjut, dengan melakukan investigasi sederhana dan penanganannya cukup dengan melaksanakan prosedur rutin. d. Tidak perlu ( Score 1): Bila kejadian infeksi atau masalah dapat dengan mudah ditangani, dan ditindaklanjuti serta tingkat keberhasilannya tinggi. 4. Kesiapan rumah sakit / unit. a. Rendah (3): Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda viii
Rumah Sakit tidak/belum memiliki standar (SPO), pedoman atau kebijakan tentang penatalaksanaan pencegahan dan pengendalin infeksi serta tidak ada prasarana pendukung untuk menerapkan pencegahan dan pengendalian pengendalian infeksi. b. Sedang (2): Rumah
sakit
penatalaksanaan
memilki
standar
(SPO),
pencegahan dan
pedoman
pengendalian
atau
infeksi,
kebijakan tetapi
tidak/
tentang belum
disosialisasikan, tidak/ belum diterapkan di tiap-tiap unit, atau ada prasarana pendukung tetapi tidak lengkap. c. Baik (1): Rumah Sakit telah memiliki standar (SPO), pedoman atau kebijakan tentang penatalaksanaan pencegahan dan pengendalin infeksi, prasarana pendukung yang memadai dan ada dukungan dari menejemen rumah sakit (direktur). D. Menetukan Prioritas Masalah
Daftar risiko di atas merupakan acuan dalam menyusun fokus program PPI tahunan, berdasarkan tinggi rendahnya skor. E. Analisa Risiko
Berdasarkan beberapa hasil penilaian risiko infeksi di atas, maka dapat dilakukan analisa sebagai berikut : Sumber Daya Manusia (Man) (Man) Kegiatan PPI di RS Kartika Husada Jatiasih selama tahun 2017 dikelola oleh Komite PPI dengan pelaksana harian adalah 1 orang perawat PPI (IPCN) yang purna waktu, sesuai dengan Kebijakan Kementerian Kesehatan tentang Pedoman Menejerial PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya yaitu setiap 100-150 tempat tidur harus memiliki 1 orang IPCN. Mengingat cakupan kegiatan PPI yang sangat luas mencakup hampir seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan dan perawatan pasien di rumah sakit, sehingga perlu dilakukan focus program berdasarkan prioritas risiko yang ditetapkan oleh komite PPI RS Kartika Husada Jatiasih Peran tenaga IPCLN yang ada di setiap unit yang telah mendapat pelatihan PPI dasar belum maksimal karena IPCLN juga harus mengerjakan tugas tugas utamanya dalam Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda ix
mengelola pasien di unitnya masing-masing. Diharapkan IPCLN berkoordinasi dengan Kepala Ruangan dan bekerjasama dengan IPCN dalam pelaksanaan program PPI di setiap unit. Pada staf RS Kartika Husada Jatiasih telah dilakukan pelatihan PPI ( inhouse training ) yang diselenggarakan oleh diklat RS Kartika Husada Jatiasih setiap tahunnya, namun dalam praktek sehari – sehari – hari hari kepatuhan staf dalam mengaplikasikan kewaspadaan standar masih belum optimal karena ketidak tahuan ataupun ketidakmauan staf. Sehingga memerlukan monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan dari petugas IPCN. Petugas kebersihan (CS) juga perlu mendapat pelatihan lebih intensive tentang pembersihan lingkungan dan alat serta monitoring secara berkesinambungan, untuk menekan laju transmisi kuman MDRO terutama di area beresiko tinggi seperti ICU, bangsal perawatan dan kamar operasi. 1. Kebijakan dan prosedur (Method) (Method) Kebijakan dan prosedur yang terkait tentang PPI sudah ada dan beberapa diantaranya perlu mendapat revisi atau dibuatkan yang baru sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, seperti SPO surveilans HAIs HAIs,, pemantauan alat single use reuse, reuse, pemantauan bundle HAIs bundle HAIs,, managemen data, dll. Serta perlu diadakan sosialisasi tentang SPO tersebut. Program surveilans perlu dilakukan revisi pada bagian difinisi operasional untuk lebih mempertajam data yang akan diperoleh sehingga menggambarkan mutu pelayanan yang sesungguhnya. Kegiatan audit, edukasi perlu ditingkatkan lagi agar data yang diperoleh lebih aktual dan tajam, serta unit yang terkait mendapatkan sosialisasi tentang hasil kegiatan tersebut. Kebijakan yang mengatur tentang renovasi dan rekonstruksi bangunan di area RS Kartika Husada Jatiasih juga perlu disosialisasikan ulang kepada vendor ataupun pihak ketiga yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan gedung , renovasi ataupun rekonsturksi bangunan. 2. Alat dan peralatan (Materials) (Materials) Peralatan yang digunakan untuk lebih mendekatkan program PPI kepada petugas, pasien dan pengunjung seperti leaflet, poster, spanduk, atau text reading sudah sudah ada tetapi perlu diperbanyak dan penempatannya disesuaikan dise suaikan dengan kebutuhan. Namun peralatan Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda x
yang mendukung pelayanan pasien dan berhubungan dengan pengendalian infeksi seperti set rawat luka, instrument bedah serta alat pendukung kebersihan perlu ditambah jumlah dan jenisnya. 3. Sumber daya Keuangan (Money) (Money) Cakupan kegiatan PPI tahun 2017 telah dibuat dalam RAB (Rencana Anggaran Biaya) rumah sakit untuk mendukung mendukung kegiatan PPI seperti sarana kebersihan tangan, alat pelindung diri, edukasi staf dan pelatihan IPCN serta kegiatan lainnya. 4. Mesin (Machine) Kebutuhan mesin untuk mendukung pengendalian infeksi seperti mesin ventilator, mesin cuci untuk laundry, mesin washer dan dryer untuk di CSSD juga diperlukan. Termasuk pula penambahan fasilitas pendukung ventilasi udara di kamar operasi gawat darurat. F. Kesimpulan
1. Penyusunan Program PPI RS didasarkan pada pengkajian risiko infeksi yang dilakukan pada akhir tahun 2017 2017 , dengan acuan masalah yang didapatkan pada tahun 201 2017 7 2. Setiap risiko infeksi harus dilakukan pengkajian, analisa dan tindak lanjut dengan sebaik baiknya untuk mencegah penularan penularan infeksi. 3. Pengkajian risiko infeksi RS menetapkan kejadian infeksi kuman multi multi drug resisten (MDR) sebagai masalah paling prioritas untuk segera ditangani dibandingkan risiko (MDR) lainnya. 4. Melihat dampak dari permasalahan atau risiko yang ada , maka dukungan dari managemen rumah sakit sangat dibutuhkan demi berjalannya program pencegahan dan pengendalian infeksi di tahun 2017 2017 dan tahun mendatang.
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xi
BAB III TATA LAKSANA
A. Penilaian Risiko Infeksi HAIs
Suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun yang potensial berisiko ataupun kegagalan dan suatu yang rentan rentan melalui proses yang logis, logis, dengan memprioritaskan area yang akan di perbaiki berdasarkan
dampak yang yang akan di timbulkan baik aktual aktual maupun
potensial dari suatu proses perawatan, pengobatan ataupun service yang diberikan Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko.” risiko .” Harus dilakukan dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yg yg terlibat termasuk Pasien dan Publik dapat terlibat bila memungkinkan Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAIs pada pasien, petugas dan pengunjung di rumah sakit dengan cara : 1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko terhadap : a. Paparan k kuman uman patogen melalui petugas, pasien dan pengunjung b. Penularan melalui tindakan /prosedur invasif yang dilakukan baik melalui peralatan, tehnik pemasangan, ataupun perawatan terhadap risiko infeksi (HAIs). 2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak lanjuti berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xii
Infection Control Program Risk Assesment External
Terkait dengan komunitas Terkait dengan bencana
Persyaratan peraturan dan akreditasi
Internal
Terkait pasien
Terkait petugas
Terkait prosedur
Peralatan
Lingkungan
Pengobatan
Sumber daya
Risiko External
Bencana alam : tornado, banjir, gempa, dll
Kecelakaan massal : pesawat, bus, dll
Kejadian KLB dikomunitas yg berhubungan dengan penyakit menular :
1. Influenza, meningitis 2. Penyakit lain yg berhubungan dengan kontaminasi pada makanan, air seperti hep A dan salmonella Risiko Internal
1. Pasien a. Karakteristik Karakteristik pasien
Perempuan, anak-anak
Perawatan akut pada pasien dewasa
Populasi kebutuhan khusus
Perawatan jangka panjang
Rehabilitasi
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xiii
b. Usia pasien :
- Anak-anak, dewasa dan lansia
status imunologi
•
penyakit yg berhubungan berhubungan dengan isu-isu gaya hidup
•
manula yang sakit cendrung akan mengalami perubahan
•
pola pikir dan kemudian sakit-sakitan 2. Risiko terkait peralatan
Pembersihan, desinfektan dan dan sterilisasi untuk proses peralatan :
Instrumen bedah
Prostesa
Pemrosesan alat sekali pakai
Pembungkusan kembali alat
Peralatan yang dipakai
3. Risiko terhadap petugas kesehatan
Kebiasaan kesehatan perorangan.
Budaya keyakinan tentang penyakit menular
Pemahaman tentang pencegahan dan penularan penyakit
Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi (HH, pemakaian APD,
penanganan peralatan pasien, tehnik isolasi, dll)
Skrening yg tidak adekuat terhadap penyakit menular
Kejadian Needle Stick Injury
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xiv
PENILAIAN PROBABILITAS/FREKUENSI PROBABILITAS/FREKUENSI
TINGKAT
Deskripsi
Frekuensi kejadian
0
Never
Tidak pernah
1
Rare
Jarang (Frekuensi
RIsK
1- 2 x/tahun)
2
Maybe
Kadang (Frekuensi
3-4
x/tahun )
3
likely
Agak
sering
Frekuensi
( 4-6
x/tahun )
4
Expect it
Sering ( Frekuensi > 6 - 12 x/tahun )
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xv
PENILAIAN DAMPAK RISIKO
TINGKAT
Deskripsi
Dampak
1
Minimal clinical
Tidak ada cedera
2
Moderate
•
RIKS
Cedera ringan , mis luka lecet
clinical
Dapat diatasi dng P3K
•
3
Cedera sedang, mis : luka robek
Prolonged
•
length of stay
Berkurangnya
fungsi
•
motorik/sensorik/psikologis
atau
intelektual
Tdk
(reversibel
).
berhubungan dg penyakit
Setiap kasus yg meperpanjang
•
perawatan
4
Temporer
loss
Cedera luas/berat, mis : cacat,
•
lumpuh
of function
Kehilangan
fungsi
•
motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual
(irreversibel),
tdk
berhubungan dng penyakit
5
Katatropik
Kematian yg tdk berhubungan dg perjalanan penyakit
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xvi
Sistem yang ada TK RISK
Deskripsi
Kegiatan
1
Solid
Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan
2
Good
Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu dilaksanakan
3
Peraturan
Fair
ada,
fasilitas
ada,
tidak
dilaksanakan
4
Poor
Peraturan yang ada, fasilitas tidak ada, tidak dilaksanakan
5
Tidak ada peraturan
None
SKOR : Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X Nilai Sistem yang ada
Untuk kasus yang membutuhkan penanganan segera Tindakan sesuai Tingkat & Band Risiko
LEVEL/BANDS
TINDAKAN
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xvii
EKSTREM (SANGAT TINGGI)
Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari, membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke Direktur Direktur RS
: perlu perlu pengkajian pengkajian yang sangat sangat
dalam
HIGH
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari,
(TINGGI)
kaji dng detail & perlu tindakan segera, serta membutuhkan membutuhka n tindakan top manajemen :
perlu
penanganan segera
MODERATE (SEDANG)
Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan klinis sebaiknnya menilai dampak terhadap bahaya & kelola risiko : menggunakan monitoring / audit spesifik
LOW
Risiko
(RENDAH)
rendah
dilakukan investigasi sederhana lama
1
paling minggu
diselesaikan
dng
prosedur rutin
B.
Penilaian Risiko (ICRA) Rekonstruksi Rekonstruksi Bangunan
a d a l a h p e n i l a i a n ya n g d i l a k u k a n t e r h a d a p k o n t r o l i n f e k s i o l e h k o m i t e PPI bila adarencana perbaikan, renovasi , dan pembangunan baru a t a u pembangunan kembali bangunan yang ada di ruma h sakit, yang mem memun ung gkin ink kan terjadinya infeksi bagi pasien, bekerja dan orangyang beraktivitas di rumah sakit. Rekomendasi dari komite PPIsangat diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xviii
LANGKAH 1 Tipe kegiatan renovasi Tipe
PEMERIKSAAN DAN KEGIATAN PEMELIHARAA PEMELIHARAAN N UMUM
A
Termasuk namun tidak terbatas pada: • Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual ( terbatas untuk 1 ubin per 5m2); • pengecatan (tetapi bukan pengamplasan); • Instalansi penutup dinding • Pekerjaan listrik; Pekerjaan pipa saluran air yang ringan; • Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau perlu memotong dinding atau akses ke langit-langit, selain untuk pemeriksaan visual.
Tipe B
SKALA KECIL, KEGIATAN JANGKA PENDEK, YANG MENGHASILKAN DEBU SEDIKIT
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada, instalasi pemasangan kabel telepon dan komputer, akses ke ruang chase chase,, memotong dinding atau langit-langit di mana migrasi debu dapat dikendalikan. Tipe C
KERJA
APAPUN
YANG
MENGHASILKAN
DEBU
SEDANG
ATAU
TINGKAT TINGGI
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada: •
Pembongkaran atau pengangkatan komponen bangunan built-in built-in atau atau rakitan,
•
Pengamplasan dinding untuk mengecat atau memasang lapisan dinding,
•
Pengangkatan lapisan lantai/wallpaper lantai/wallpaper , plafon, dan casework
•
Konstruksi dinding baru,
•
Pekerjaan ringan saluran dan listrik di plafon
•
Kegiatan perkabelan yang banyak.
Tipe
PENGHANCURAN BESAR DAN PROYEK KONSTRUKSI
D
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada, penghancuran berat, penghapusan sistem plafon Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xix
yang lengkap, dan konstruksi baru.
LANGKAH 2 IDENTIFIKASI PENGENDALIAN PENGENDALIAN RISIKO INFEKSI BERDASARKAN LOKASI KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
KELOMPOK 3
KELOMPOK 4
SEDANG
SEDANG
TINGGI
RENDAH
- Area kantor - Tanpa pasien/ area rendah
resiko
TINGGI
- Perawatan pasien dan tidak tercakup dalam Grup 3 atau 4
yang - Laundry
tidak terdaftar - Cafeteria dimanapun
- UGD
- Unit Onkologi
- Radiology
- Terapi Radiasi
- Recovery Rooms
- Area klinis
Ruang - Chemo Infusion Maternitas / VK - Transplant
- Dietary
-
High
- Manajemen Material
Dependency Unit
- PT/OT/Speech
- Kamar bayi
-Penerimaan/Pemulangan
- Pediatrik
- MRI
- Lab Microbiologi
- Obat-obatan nuklir
-
Laboratorium
tidak
spesifik seperti Grup 3 - Koridor Umum (yang dilewati dan linen)
pasien,
- Ruang bersih - Kamar Operasi - Departemen Proses
suplai,
Sterilisasi
sub-akut - Kateterisasi Jantung
jangka panjang
- Echocardiography -
Unit
- Pharmacy Admixture
-
invasif
- Farmasi
Panduan ICR
pasien
rawat
- Area Anastessi &
- Endoskopi
Bronchoskopi
prosedur
jalan
- Dialisis
-
Kamar
pompa jantung Area
-
Newborn
Intensive
Care Unit (NICU)
| Rumah Sakit Bunda xx
- Semua Intensive Care Unit
LANGKAH 3
MATRIKS AKTIFITAS KONSTRUKSI LEVEL RESIKO
TIPE A
TIPE B
TIPE C
TIPE D
GRUP 1
Kelas I
Kelas II
Kelas II
Kelas III/IV
GRUP 2
Kelas I
Kelas II
Kelas II
Kelas IV
GRUP 3
Kelas I
Kelas II
Kelas III/IV
Kelas IV
GRUP 4
Kelas II
Kelas III/IV
Kelas III/IV
Kelas IV
AKTIFITAS KONSTRUKSI
LANGKAH 4 PEDOMAN PENCEGAHAN DARI INFEKSI KONTROL KELAS •
Melaksanakan pekerjaan dengan metode yang meminimalkan debu dari
I
lokasi konstruksi. •
Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi visual sesegera mungkin.
KELAS II
Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke dalam atmosfer. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan.
Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA.
Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau
dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan.
Pembersihan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian
proyek.. proyek Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxi
KELAS •
Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk
III
mencegah kontaminasi sistem saluran. •
Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai.
•
Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit ventilasi dengan filter HEPA atau metode lain untuk mempertahankan tekanan negatif. Keamanan publik akan memonitor tekanan udara.
•
Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dibersihkan secara menyeluruh.
•
Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan konstruksi, atau sebagaimana diharuskan untuk meminimalkan pelacakan.
•
Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debris yang terkait dengan konstruksi. Material barier harus diseka basah, divacum dengan HEPA atau disemprot air sebelum dibuang.
•
Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan
•
Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
•
Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.
KELAS •
Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk
IV
mencegah kontaminasi sistem saluran. •
Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai.
•
Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit ventilasi dengan filter HEPA atau metode lain untuk mempertahankan tekanan Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxii
negatif. Keselamatan publik akan memonitor tekanan udara. •
Segel lubang, pipa, saluran, atau tusukan untuk mencegah migrasi debu
•
Buat ruang serambi/anteroom dan pastikan semua personil untuk melewati ruangan ini. Pel basah atau vacuum dengan HEPA setiap hari.
•
Selama pembongkaran, pembongkaran, untuk kerja yang menghasilkan debu atau pekerjaan
di
langit-langit,
sepatu
sekali
pakai
baju harus dipakai dan dibuang di Serambi/anteroom ketika meninggalkan area kerja. •
Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dibersihkan secara menyeluruh.
•
Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debris yang terkait dengan konstruksi
•
Material barier harus diseka, divacum dengan HEPA atau disemprot air sebelum dibuang.
•
Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan
•
Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
•
Pertahankan lokasi kerja tetap bersih dengan menyapu dan membersihkan debris setiap hari.
•
Pel basah seluruh area keras dengan disinfektan setelah proyek selesai.
•
Vacuum seluruh area berkarpet dengan HEPA seletah proyek
•
Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxiii
dan
FORMULIR PEMANTAUAN PEMANTAUAN SELAMA SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN BANGUNAN
Area Renovasi
:
Tanggal pemantauan :
KELAS III NO KEGIATAN
YA
TIDAK NA
KETERANGAN
1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem saluran. 2 Siapkan
pembatas
terapkan
metode
area
kerja
kontrol
atau kubus
(menutup area kerja dengan plastik dan menyegel dengan vakum HEPA untuk menyedot
debu
keluar)
sebelum
konstruksi dimulai. 3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja dengan menggunakan unit penyaringan udara HEPA. 4 Letakkan
limbah
kontruksi
dalam
wadah yang tertutup rapat sebelum dibuang. 5 Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxiv
KELAS IV NO KEGIATAN
YA
TIDAK NA
KETERANGAN
1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem saluran. 2 Siapkan
pembatas
terapkan
metode
area
kerja
kontrol
atau kubus
(menutup area kerja dengan plastik dan menyegel dengan vakum HEPA untuk menyedot
debu
keluar)
sebelum
konstruksi dimulai. 3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja dengan menggunakan unit penyaringan udara HEPA. 4 Menyegel lubang, pipa, dan saluran. 5 Membuat anteroom dan mewajibkan semua personel untuk melewati ruangan ini sehingga mereka dapat disedot menggunakan vacuum cleaner HEPA sebelum meninggalkan tempat kerja atau mereka bisa memakai pakaian kerja yang lepas setiap kali meninggalkan tempat kerja.
mereka
6 Semua personil memasuki tempat kerja diwajibkan untuk memakai penutup sepatu. Sepatu harus diganti setiap kali keluar dari area kerja.
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxv
Petugas yang mengobservasi
(…………………………………….) (…………………………………….)
Izin Konstruksi Pengendalian Infeksi
No Izin: Lokasi Konstruksi:
Tanggal Mulai Proyek:
Koordinator Proyek:
Perkiraan Durasi:
Kontraktor Kerja
Tanggal Izin Kadaluarsa:
Supervisor:
Telepon:
YA
TIDAK
AKTIVITAS KONSTRUKSI
YA
TIDAK
KELOMPOK RISIKO PENGENDALI AN INFEKSI
TIPE A: Inspeksi, aktivitas non-
KELOMPOK 1:
invasif
Risiko Rendah
TIPE
B:
Skala
kecil,
durasi
singkat, tingkat sedang sampai
KELOMPOK 2: Risiko Sedang
tinggi TIPE C: Aktivitas menghasilkan
GROUP
debu
Risiko Medium /
tingkat
sedang
sampai
tinggi, memerlukan lebih dari 1
3:
Tinggi
shift kerja untuk penyelesaian
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxvi
V
TIPE
D:
Durasi
aktivitas
lama
dan V
GROUP
konstruksi
Risiko
membutuhkan shift kerja yang
Tinggi
4: Paling
berturutan. KELAS I
1. Melaksanakan kerja dengan metode yang meminimalkan debu dari lokasi konstruksi. 2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi sesegera sese gera mungkin. 3. Pembongkaran minor untuk perombakan ulang.
KELAS
1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke atmosfer.
II
2. Basahi permukaan kerja untuk mengontrol debu saat pemotongan. 3. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban. 4. Tutup dan segel ventilasi udara. 5. Seka permukaan dengan pembersih/disinfektan. 6. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan. 7. Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA sebelum meninggalkan area kerja. 8. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar area kerja. 9. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan; kembalikan seperti semula saat pekerjaan selesai.
KELAS
1. Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai.
III
2. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah kontaminasi sistem saluran.
Tanggal
3. Lengkapi
semua
barier
kritis
atau
implementasikan
metode
pengontrolan kubus sebelum konstruksi konstruksi dimulai. 4. Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit filtrasi udara dengan filter HEPA. 5. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dan Paraf
diperiksa oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta dibersihkan secara menyeluruh oleh Layanan La yanan Lingkungan. 6. Vakum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA. 7. Pel basah dengan pembersih/disinfektan. Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxvii
8. Buang
material
barier
dengan
hati-hati
untuk
meminimalkan
penyebaran kotoran dan debris yang yang terkait dengan konstruksi. 9. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan. 10. Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi. Plester penutupnya. 11. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi pekerjaan.
KELAS
1. Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai.
IV
2. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah kontaminasi sistem saluran. 3. Lengkapi
Tanggal
semua
barier
kritis
atau
implementasikan
metode
pengontrolan kubus sebelum konstruksi konstruksi dimulai. 4. Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit filtrasi udara dengan filter HEPA.
Paraf
5. Segel lubang, pipa, saluran, atau tusukan dengan benar. 6. Buat ruang serambi/anteroom serambi/anteroom dan pastikan semua personil untuk melewati ruangan ini sehingga mereka dapat divakum menggunakan alat vakum dengan filter HEPA sebelum meninggalkan area kerja atau mereka dapat memakai baju kerja dari kain atau kertas yang dilepaskan setiap kali meninggalkan area kerja. 7. Semua personil yang memasukki area kerja diwajibkan untuk memakai penutup sepatu. 8. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dan diperiksa oleh Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta dibersihkan secara menyeluruh oleh Layanan La yanan Lingkungan. 9. Vakum area kerja dengan alat vakum dengan filter HEPA. 10. Pel basah dengan disinfektan. 11. Buang
material
barier
dengan
hati-hati
untuk
meminimalkan
penyebaran kotoran dan debris yang yang terkait dengan konstruksi. 12. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan. Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxviii
13. Tutupi tempat sampah atau troli yang dipakai untuk transportasi. Plester penutupnya. 14. Setelah selesai, kembalikan sistem HVAC seperti semula pada lokasi pekerjaan.
Persyaratan Tambahan:
Pimpinan Proyek
Komite PPIRS/ IPCN
________________ ___________ _____
_____________ __________ ___
Tanggal
Tanggal
Paraf
Paraf
Pengecualian/Tambahan terhadap izin ini tercantum pada memorandum yang dilampirkan.
Tanggal/Waktu Survey Area Proyek Izin diminta oleh:
Izin disahkan oleh:
Tanggal:
Tanggal:
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxix
CHECK LIST PRE KONSTRUKSI KRITERIA
YA TIDAK NA
A. Apakah konstruksi dapat mempengaruhi akses keluar dari area perawatan yang yang berbatasan dengan dengan lokasi pembangunan? pembangunan? B. Apakah terdapat salah satu dari bahaya lingkungan di bawah ini?
1) Asbes 2) Bahan kimia berbahaya 3) Ruang sempit j4) Lainnya (misalnya masalah pengendalian infeksi) C. Apakah salah satu dari sistem berikut ini dapat berdampak 1) Alarm Kebakaran 2) Sprinkler/Penyemprot air 3) Listrik 4) Air Domestik 5) Oksigen 6) Limbah 7) Heating Ventilation Air Conditioner ( HVAC ) D. Pengendalian Infeksi Melakukan edukasi kepada manajer, staf medis, petugas kesehatan lingkungan, dan staf lain tentang risiko pasien immuno-supresi
1) Kontraktor diberikan salinan, pengelolaan bahan berbahaya, definisi kode darurat , dan dokumentasi lainnya yang harus dikaji untuk 2) Dokumen tersebut dikaji bersama kontraktor beserta pertanyaan dan 3) Pengkajian lokasi dan metode pemasangan barrier debu sementara Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxx
KRITERIA
YA TIDAK NA
4) Menilai efisiensi yang berkaitan dengan kemampuan penghambat 5) Menilai efektifitas ventilasi aliran udara negatif dan sistem filtrasi 6) Terdapat peralatan untuk menangkap partikulat seperti vakum dan 7) Evaluasi rencana pembersihan dan pengendalian 8) Pengkajian dan evaluasi pola kontrol sirkulasi dan lalu lintas 9) Pengkajian pembatasan / larangan untuk kegiatan konstruksi / 10) Terdapat exhaust fan dan berfungsi dengan baik. 11) Terdapat unit filtrasi HEPA di daerah perawatan pasien yang berdekatan dengan area konstruksi dan berfungsi berfungsi dengan baik. 12) Tersedianya ruang isolasi yang memadai. 13) Pembahasan permasalahan rumah tangga 14) Matras rekat yang tersedia di lokasi. E. Keselamatan Jiwa
1) Apakah ada jalan keluar yang disetujui diblokir?
2) Apakah lalu lintas ke Emergency Room diblokir? Jika ya, apakah itu 3) Apakah renovasi mempengaruhi area yang digunakan? 4) Apakah modifikasi signifikan terjadi untuk asap atau api dinding 5) Apakah proyek menambahkan selain struktur yang ada?
Ka. IPSRS _____________________ ________________________________ ________________ _____ Tanggal ____________________ ____________________
Ka. KPPI____________________ KPPI_______________________________ ___________________ ________ Bag. Sanitasi ________________________ ___________________________________ ___________
Tanggal___________________ Tanggal____________________ _ Tanggal ____________________ ____________________
Petugas K3 ______________ _________________________ ______________________ _____________ __ Tanggal ____________________ ____________________
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxxi
CHECK LIST POST KONSTRUKSI
Tangga/Time
of
Survey Facility Engineer Area supervisi Proyek
Kegiatan
YA
Tdk
Ket
A. Penyelesaian Proyek
1) Pembilasan sistem air utama untuk membersihkan debu pada pipa 2) Pembersihan zona konstruksi sebelum memindahkan barrier konstruksi . 3) Pemeriksaan jamur dan lumut. Bila ditemukan lakukan pembersihan. 4 Verifikasi Verifikasi arameter arameter ventilasi ventilasi ada area baru sesuai kebutuhan kebutuhan.. 5) Jangan menerima apabila terdapat kekurangan ventilasi terutama di daerah 6) Bersihkan atau ganti filter HVAC sesuai prosedur penahanan debu yang 7) Pindahkan barrier dan bersihkan daerah dari semua debu yang dihasilkan 8) Pastikan bahwa keseimbangan tekanan udara di kamar operasi dan 9) Kondisi ruang sesuai indikasi terutama di kamar operasi dan lingkungan Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxxii
Kegiatan
YA
Tdk
Ket
B. Apakah system berikut ini diuji dan berfungsi berfungsi baik? 1) Alarm kebakaran – kebakaran – lepaskan penutup detektor & lakukan pengujian dari
2) Sprinkler/Penyemprot air - terhubung ke saluran utama dan betekanan 3) Listrik – Listrik – pengujian pengujian switch/tombol dan pengontrolan 4) Sumber air buka, dan cek suhu 5) Gas Medis 6) Limbah – Limbah – hilangkan hilangkan sumbatan 7) HVAC -
pemasangan filter,
menghilangkan penyumbatan, uji
C. Lingkungan 1) Bersihkan
puing-puing, peralatan, perlengkapan, & bahan-bahan
2) Vacuum & bersihkan permukaan di semua area konstruksi untuk D. Isolation barriers 1) Pelindung harus di lap basah, disedot dengan hepa, atau diberi uap 2) Pelindung harus dipindahkan dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran penyebara n kotoran & puing-puing E. Pengendalian infeksi Tinjau indikasi untuk melakukan kultur lingkungan dengan satker Periksa daerah konstruksi setelah pembersihan akhir dan menyetujui F. Keamanan Kebakaran Tersedianya peralatan pemadam kebakaran G. Keselamatan Jiwa 1) Pintu keluar & rute ke UGD dibuat kembali 2) Penempatan tanda pintu keluar dengan tepat
Ka. IPSRS__________________ IPSRS_____________________________ ___________________Tangg ________Tanggal____________ al____________________ ________ Petugas K3______________________ K3_________________________________ ______________Tanggal____ ___Tanggal_________________ ________________ ___
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxxiii
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda xxxiv
Panduan ICR
| Rumah Sakit Bunda 1
View more...
Comments