Panduan ICRA

April 18, 2017 | Author: Avida Isworowati | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Panduan ICRA...

Description

PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT (ICRA) RUMAH SAKIT WILUJENG KABUPATEN KEDIRI

Disusun Oleh :

Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

RUMAH SAKIT WILUJENG

Jln Joyoboyo No. 04 Padangan- Kayen Kidul- Kediri Kode Pos 64183 Telp. 0354- 528559/ 081235846900 Email : [email protected] Website: www.rswilujeng.com

BAB I PENGERTIAN

Lampiran

:

Nomor

:

Tanggal

:

Tentang

:

1

Infection Control Risk Assessment ( ICRA ) dibagi menjadi 2, yaitu ICRA untuk kontruksi bangunan dan ICRA untuk pencegahan infeksi di rumah sakit. ICRA untuk pencegahan infeksi di rumah sakit merupakan bagian dari proses perencanaan PPI, sebagai langkah awal untuk mengembangkan rencana dengan baik. Perencanaan yang dilakukan secara bersama, merupakan bentuk dasar dari program. Membantu melakukan fokus surveilance

dan kegiatan program lainnya dan

merupakan ketentuan persyaratan yang harus dipenuhi. Infection Control Assegment melakukan identifikasi risiko untuk infeksi yang diperoleh dan di transmisikan berdasarkan : -

Lokasi geografi, community dan populasi yang dilayani Asuhan, pengobatan dan pelayanan yang disediakan Analisis dari kegiatan surveilance dan data infeksi lainnya. Identifikasi risiko setiap atau dan bila terjadi perubahan yang significant ICRA untuk kontruksi pembangunan merupakan proses menetapkan risiko

potensial dari transmisi udara yg bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas selama konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance. Kegiatan tersebut merupakan multidisiplin, proses mengevaluasi

jenis/macam

kolaborasi

yg

kegiatan kontruksi dan kelompok risiko untuk

klasifikasi penetapan tingkat.

BAB II RUANG LINGKUP Ruang lingkup ICRA untuk pencegahan infeksi di rumah sakit adalah seluruh bagian ruang keperawatan di rumah sakit. Kelompok resikonya yaitu, antibiotic – resistant organisms, kegagalan dari kegiatan/tindakan pencegahan, kegiatan isolasi, kebijakan dan prosedur, kesiapan, HAIs, environment, serta kesehatan karyawan. Risk Assessment didapatkan dengan masukan interdisciplinary : 1. Infection prevention personel (Komite/Panitia/Tim PPIRS, IPCN) 2. Staf medis 3. Perawat 4. Pegawai rumah sakit 5. Prioritas dan dokumen risiko Sedangkan ruang lingkup ICRA untuk rekontruksi pembangunan dijelaskan sebagai berikut : 1. Komite PPI membuat ICRA dan memberikan pendidikan dan pelatihan 2

2. Bagian teknik memfasilitasi dengan memberikan peraturan perundangan dan perijinan. 3. Sanitasi lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutu limbah) 4. Tim K-3 RS melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan keselamatan 5. Bagian keamanan è penjagaan keamanan ( Security)

BAB III TATA LAKSANA 3.1 ICRA untuk Rekonstruksi Pembangunan 1.) Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi type/jenis kontruksi kegiatan proyek (type a-d) Type A

Kriteria Inspeksi dan Kegiatan Non-Invasive. Termasuk tetapi tidak terbatas pada : 1. Mengganti ubin langit-2 (plafon) untuk inspeksi visual saja. Misalnya : terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi. 2. Pengecatan (tetapi tidak pengamplasan) 3. wallcovering, pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding atau akses ke langit-langit selain untuk

B

pemeriksaan yang

kelihatan Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menciptakan debu minimal. Termasuk, tetapi tidak terbatas pada : 1. Instalasi telepon dan perkabelan komputer. 2. Akses ke ruang terbuka. 3. Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi debu

C

dapat di kontrol Pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang hingga tinggi atau memerlukan pembongkaran atau pemindahan/penghapusan/

3

pembersihan komponen bangunan tetap atau rakitan. Termasuk tetapi tidak terbatas pada : 1. Pengampalasan dinding untuk pengecatan atau penutup 2.

dinding pemindahan/penghapusan/pembersihan

penutup

lantai,

plafon langit-2 dan pekerjaan khusus. 3. Kontruksi dinding baru. 4. Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di atas langitlangit 5. Kegiatan kabel utama 6. Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift D

kerja tunggal. Pembongkaran dan kontruksi proyek-2 besar. Termasuk tetapi tidak terbatas pada : 1. Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut 2. Memerlukan pembongkaran berat atau pemindahan / 3.

Table 3.1 :

penghapusan sistem perkabelan lengkap. Kontruksi baru Tabel untuk melakukan identifikasi type/jenis kontruksi kegiatan proyek (type a-d)

2.) Identify the Patient Risk Groups Low

Medium Risk

Risk Office 1. areas

Cardiolog

1. 2.

Echocardi

Room 3. Labor

y 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Hight Risk

ography Endoscop

Hightest Risk

CCU Emergency

1. for &

Delivery 2. 4. Laboratories y 3. Nuclear (specimen) 5. Medical Medicine 4. Physical Units 6. Newborn Therapy 5. Radiology Nursery 7. Outpatient /MRI 6. Respirator Surgery 8. Pediatrics y Therapy 9. Pharmacy 10. Post 7. 8. Anesthesia Care Unit 11. Surgical Units

4

Any area caring immunocompromise d patients Burn Unit Cardiac Cath Lab Central

Sterile

Supply Intensive

Care

Units Negative pressure

isolation

rooms Oncology Operating rooms including Csection rooms

Table 3.2 : Tabel Identify the Patient Risk Groups

3.) IC Matrix - Class of Precautions: Construction Project by Patient Risk Patient Risk

Construction Project Type Type B Type C

Type A

Group Low Risk

Type D

I

II

II

III/IV

Group Medium Risk

I

II

III

IV

Group High

Risk

I

II

III/IV

IV

Group Highest Risk

II

III/IV

III/V

IV

Group Table 3.3 : Tabel IC Matrix - Class of Precautions: Construction Project by Patient Risk 4.) Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas Clas s I

Selama Pembangunan Proyek 1.

Laksanakan

pekerjaan 1. Bersihkan area kerja setelah

dengan

metode

meminimalisasi debu 2.

dari

Setelah penyelesaian proyek

menyelesaikan tugas.

timbulnya pelaksanaan

kegiatan kontruksi. Segera meletakan kembali

ketempat

semula

plafon atap yg diganti untuk pemeriksaan yg kelihatan . Clas s II

Selama Pembangunan Proyek 1.

Setelah penyelesaian proyek

Menyediakan sarana aktif 1. Lap permukaan kerja dengan utk mencegah debu udara dari

penyebaran ke atmosfer. 2. Air kabut permukaan kerja utk mengendalikan debu pada 5

pembersih/desinfektan. 2. Wadah yg berisi limbah kontruksi

sebelum

di

transportasi harus tertutup

3.

waktu pemotongan Seal pintu yang

rapat. tidak 3. Pel basah dan/atau vakum

terpakai dengan lakban. 4. Blokir dan tutup ventilasi udara. 5. Tempatkan tirai debu di

dengan HEPA filter, vakum sebelum meninggalkan area kerja. 4. Setelah

pintu masuk dan keluar area 6.

kerja. Hilangkan sistem

atau

HVAC

ventilation, conditioning)

mengembalikan dilakukan

("heating, air-

yang

sedang

sistem

HVAC di mana pekerjaan

isolasi

dan

selesai,

dilaksanakan. III

1.

Untuk

mencegah 1.

kontaminasi

dari

saluran

barier dari area kerja sampai

maka

proyek selesai diperiksa oleh

atau

Komite/Panitia

isolasi sistem HVAC di area, pekerjaan

penting plywood,

Dibersihkan

sedang 2.

dilakukan.. 2. Lengkapi

semua

yaitu

menghilangkan

sistem

hilangkan/lepaskan dimana

Jangan

PIRS. oleh

kebersihan RS Hilangkan

bagin barier

barier

material dengan hati-2 untuk

sheetrock,

meminimalisasi penyebaran

untuk

dari kotoran dan puing-2 yg

plastic

menutup area dari area yg tdk untuk kerja atau menerapkan metode pengendalian kubus (gerobak dng penutup plastik

3.

terkait dng kontruksi. Vacuum area kerja area

4.

dng HEPA filtered vacuums. Area untuk lap basah dng

& koneksi disegel ke tempat

pembersih/disinfeksi/cleaner bekerja dng HEPA vakum utk 5. Setelah selesai, menyedot keluar)

debu

sebelum

sebelum

kontruksi

dimulai. 3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam tempat kerja dengan menggunakan HEPA unit yang dilengkapi dengan 4.

penyaringan udara. Wadah tempat kontruksi

limbah

sebelum

di 6

mengembalikan HVAC)..

sistem

transportasi 5.

harus

tertutup

rapat. Tutup wadah transportasi atau gerobak. Pita penutup jika tidak tutup yang kuat Selama Pembangunan Proyek

Clas

Setelah penyelesaian proyek

s IV

1.

Untuk

mencegah 1.

kontaminasi

2.

sistem

saluran

Jangan menghilangkan barier

dari

area

maka isolasi sistem HVAC di

sampai

area, dimana pekerjaan sedang

diperiksa

dilakukan Lengkapi

Komite/Panitia

penting

semua

yaitu

plywood,

barier

proyek

kerja selesai oleh

Dibersihkan

PPIRS. oleh

bagin

sheetrock,

kebersihan RS.. untuk 2. Hilangkan

plastic

barier

menutup area dari area yg tdk

material

dengan

untuk kerja atau menerapkan

untuk

meminimalisasi

metode

penyebaran

pengendalian

kubus

(gerobak dng penutup plastik & koneksi

disegel

ke

tempat

bekerja dng HEPA vakum utk menyedot keluar)

debu

sebelum

sebelum

kontruksi

dimulai. 3. Menjaga

tekanan

udara

dari

hati-2 kotoran

dan puing-2 yg terkait dng kontruksi. 3. Wadah untuk limbah kontruksi

harus

ditutup

rapat sebelum kontruksi. 4. Wadah transportasi atau gerobak agar ditutup rapat. 5. Vakum area kerja dengan

negatif di dalam tempat kerja

vakum HEPA filter. dengan menggunakan HEPA 6. Area di pel dengan pel unit yang dilengkapi dengan

basah

dengan

penyaringan udara. pembersih/desinfektan. 4. Segel lubang, pipa, saluran 7. Setelah selesai

5.

& lubang-2 kecil yg bisa

mengembalikan

menyebabkan kebocoran Membangun

HVAC dimana pekerjaan

serambi/ruangan

dan

dilakukan semua

personil melewati ruangan ini sehingga dapat disedot debunya dengan vakum cleaner HEPA sebelum meninggalkan tempat kerja

atau

mereka

bisa

7

sistem

memakai kain atau baju kertas yg di lepas setiap kali mereka meninggalkan tempat kerja 6. Semua personil memasuki tempat kerja diwajibkan untuk mengenakan penutup sepatu. Penutup sepatu harus diganti setiap kali pekerja keluar dari area kerja Table 3.4 : Tabel deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas 5.) Identifikasi kegiatan di tempat khusus misalnya ruang perawatan, ruang farmasi/obat dst 6.) Identifikasi masalah yg berkaitan dengan : ventilasi, pipa ledeng, listrik dalam hal terjadinya kemungkinan pemadaman. 7.) IdentifIkasi langkah - langkah pencegahan , menggunakan penilaian sebelumnya, apa jenis bariernya (misalnya bariernya dinding yang tertutup rapat). Apakah HEPA filter diperlukan.? (Catatan : Selama dilakukan kontruksi maka Area yang di renovasi/kontruksi seharusnya diisolasi dari area yang dipergunakan dan merupakan area negatif terhadap daerah sekitarnya.) 8.) Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah ada risiko akibat merusak kesatuan struktur (misal : dinding, atap, plafon) 9.) Jam Kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan selama bukan jam pelayanan pasien. 10.) Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang aliran udara negatif yang memadai 11.) Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak cuci tangan. 12.) Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan jumlah minimum bak/tempat cuci tangan tersebut. 13.) Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan rencana relatif terhadap utilitas ruangan bersih dan kotor

8

14.) Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan tim proyek (misalnya arus lalu lintas, rumah tangga, pembersihan puing (bagaimana dan kapan) 3.2 ICRA untuk pencegahan Infeksi di Rumah Sakit 1. Risk assessment proces 1.) Persiapan dan perencanaan a. Formulir  Formulir evaluasi pengorganisasian PPI  Formulir persiapan risk assessmen 2.) Standard 3.) Laporan 4.) Pengetahuan tentang Issue yang terjadi saat ini 2. Rekruitment Tim 1.) Undangan 2.) Minta informasi dan usulan-2 peningkatan 3.) Masalah PPI apa yang paling penting 4.) Penyebab apa yang sering ditemukan pada waktu visit, admission, pelaksanaan prosedur, dll 3. Risk Assessment Team a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k)

Komite/Panitia/Tim PPIRS & IPCN Staf medis Laboratorium Farmasi Nursing Surgery Rawat Jalan Sanitasi RS Engineering CSSD Komite Mutu RS

4. Risk Assessment Meeting 1.) Komitmen peserta rapat 2.) Waktu diskusi banyak masukan dari peserta 3.) Prioritas risiko 4.) Tentukan Rencana PPI 5. Evaluasi Organisasi 1.) Diskripsikan faktor-2 2.) Karateristik yang meningkatkan risiko infeksi 3.) Karateristik yang menurunkan risiko infeksi 4.) Masukan dari rapat, form isian yang sudah dilengkapi 5.) Temuan dari risk asesmen 6.) Faktor-faktor yang termasuk : a) Geografi dan environmental b) Karateristik populasi c) Area endemik infeksi d) Area lainnya yang terkait infeksi e) Karateristik asuhan medis f) Pelayanan yang disediakan 6. Geografi dan populasi risk assessment

9

Faktor

Karateristik yang

Karateristik yang

Meningkatkan Risiko

Meningkatkan Risiko

Geografi & lingkungan RS Karateristik populasi Area lainnya – terkait risiko Tabel 3.5 : Tabel Geografi dan populasi risk assessment

10

7. Risk Assessment Kelompok kerja/Tim mulai bekerja melakukan risk assessmen à Melakukan evaluasi potensial risiko utk infeksi/kontaminasi/ terpapar di setiap 3 kategori dari probability, impact dan current systems. POTENSIAL

POTENSIAL

PROBABILITY

RISK/ PROBLEM

4

3

2

1

PROBABILITY

RISK/PROBLEM

0

5

4

3

2

1

5

4

3

2

SCORE

1

Tabel 3.6 : Tabel Risk Assessment Menetapkan tiga nilai untuk setiap risiko 1.) Probability TINGKAT DESKRIPSI RISIKO 1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali) 2 Jarang/unlikey (> 2 – 5 tahun/kali) 3 Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali) 4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun) 5 Sangat sering/ almost certain (tiap minggu/ bulan) Tabel 3.7 : Tabel Probability 2.) Risk/impact Impact considerations • Mengancam jiwa dan atau kesehatan • Disruption of services • Kehilangan fungsi • Kehilangan kepercayaan komunikasi • Dampak keuangan • Legal issues • Dampak regulatory • Standard/persyarat Risk/Impact 5 = Catastrophic Loss (Life/Limb/function/financial) 4 = Serious Loss (Function/Financial/Legal) 3 = Prolonged Length of Stay 2 = Moderate Clinical/Financial 1 = Minimal Clinical Financial Tingkat Resiko 1 2 3

Deskripsi

Dampak

Tidak significant Minor • • Moderat •

Tidak ada cedera Cedera ringan , misal luka lecet Dapat diatasi dengan P3K Cedera sedang, misal : luka robek 11



Berkurangnya

fungsi

motorik/sensorik/psikologis intelektual

4

Mayor

(reversibel.

Tidak



berhubungan dengan penyakit Setiap kasus yg meperpanjang



perawatan Cedera luas/berat, misal : cacat,



lumpuh Kehilangan motorik/sensorik/ intelektual

5

atau

fungsi psikologis

(ireversibel),

atau tidak

berhubungan dengan penyakit Kematian yang tdk berhubungan dengan

Katatropik

perjalanan penyakit Tabel 3.8 : Tabel Risk / Impact 3.) Current system/Preparedness a. Kebijakan dan prosedur saat ini b. Implementasi dari rencana c. Status training d. Indikator outcome atau proses e. Tersedianya backup sistem f. Community/public health resources

Current system 5 = None 4 = Poor 3 = Fair 2 = Good 1 = Solid 4.) Penilaian Dampak Klinis/Konsekuensi/Severity Tingkat

Deskripsi

Dampak

Resiko 1

Tdk

Tidak ada cedera

significant 2 3

Minor

• •

Cedera ringan , mis luka lecet Dapat diatasi dng P3K

Moderat • •

Cedera sedang, mis : luka robek Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau intelektual



(reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit Setiap kasus yg meperpanjang

12

perawatan

4

Mayor

• •

Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual (ireversibel), tdk berhubungan dng penyakit

5

Katatropik

Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan penyakit

Tabel 3.9 : Tabel Penilaian Dampak Klinis/Konsekuensi/Severity 5 = None 4 = Poor 3 = Fair 2 = Good 1 = Solid

13

BAB IV DOKUMENTASI 1. Pendokumentasian ICRA Rekonstruksi Pembangunan a. Bagian IPS / bagian Ketua Pembangunan Rekonstruksi pembangunan b. c. d.

mengajukan permohonan usulan ke PPI KPPI member Permit ICRA untuk Konstruksi Pembangunan Permit tersebut diisi dan ditandatangi oleh pengaju Selanjutnya pengisian permit ( rekomendasi dari tim PPI ) serta tanda

e. f.

tangan dari ketua PPI Setelah itu permit diajukan kepada direktur untuk mendapat persetujuan Setelah persetujuan direktur di dapat selanjutnya pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rekomendasi PPI

2. Pendokumentasian ICRA Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit a. Formulir ICRA Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit diisi oleh tim PPI RS b. Selanjutnya formulir diajukan kepada direktur untuk mendapatkan c.

persetujuan Setelah mendapat persetujuan dari direktur, tim PPI RS mengadakan rapat ulang untuk menindaklanjuti.

DAFTAR PUSTAKA Kepmenkes 1335/Menkes/SK/X/2002 tentang Standar Operasional Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara Ruangan Rumah Sakit Kepmenkes 875/Menkes/SK/VII/2001 tentang Penyusunan upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan LIngkungan Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial di RS, Depkes, 2001 Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, 2009

Ditetapkan di : Kediri Pada Tanggal :

14

Direktur Rumah Sakit Wilujeng Kabupaten Kediri

dr. Rhama Kurniawan, MMRS NIK. 01 24 07 1981 08 10 01

15

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF