Panduan ICRA Konstruksi 2014
April 18, 2017 | Author: Erma Rahma | Category: N/A
Short Description
Download Panduan ICRA Konstruksi 2014...
Description
PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014
RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO – BATU
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................
i
Daftar Isi .........................................................................................................................
ii
Lembar Pengesahan ........................................................................................................
iii
1. DEFINISI ............................................................................................................
1
2. RUANG LINGKUP ............................................................................................
1
2.1. Desain ..........................................................................................................
2
2.2. Konstruksi ....................................................................................................
2
2.3. Pembahasan Rekomendasi Dari ICRA ........................................................
3
2.4. Pemantauan ..................................................................................................
3
3. TATA LAKSANA ..............................................................................................
2
4. DOKUMENTASI ...............................................................................................
7
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGESAHAN DOKUMEN RS. BAPTIS BATU NAMA
KETERANGAN
Kurnia Puji Astuti,A.Md.Kep.
Pembuat Dokumen
Dr. Imanuel Eka Tantaputra
Authorized Person
Dr. Arhwinda PA,Sp.KFR.,MARS.
Direktur RS. Baptis Batu
iii
TANDA TANGAN
TANGGAL
BAB I DEFINISI
Infection Control Risk Assesment (ICRA) untuk kontruksi pembangunan merupakan proses menetapkan risiko potensial dari transmisi udara yg bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas selama konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance. Kegiatan tersebut merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang mengevaluasi jenis/macam kegiatan kontruksi dan kelompok risiko untuk klasifikasi penetapan tingkat resiko penyebaran infeksi dari kegiatan konstruksi tersebut. Fokus dari kegiatan tersebut pada pengurangan resiko dari infeksi, melalui tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan fasilitas.
1
BAB II RUANG LINGKUP
2.1.
DESAIN. Desain membutuhkan "perencanaan jangka panjang" untuk bangunan baru atau direnovasi dan menambahkan fasilitas baru dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut : a. Jumlah, lokasi, dan jenis ventilasi dan ruang lingkungan yang aman. b. Ventilasi khusus misalnya kamar operasi, isolasi untuk airborne disease, ruang mikrobiologi. c. Pembuangan bahan-bahan infeksius. d. Sistem air untuk membatasi Legionella sp . dan patogen oportunistik ditularkan melalui air lainnya. e. Permukaan yang aman dan mudah dibersihkan.
2.2.
KONSTRUKSI. Bangunan dan daerah sekitar bangunan diperkirakan akan dipengaruhi oleh konstruksi harus mencakup pertimbangan berikut : a. Apakah dampak bangunan mengganggu layanan penting untuk pasien dan petugas. b. Penentuan bahaya tertentu dan tingkat perlindungan bagi pasien dengan kerentanan terhadap infeksi. c. Dampak pemadaman potensial atau keadaan darurat dan perlindungan pasien selama direncanakan atau tidak direncanakan mis : pemadaman listrik, pembuangan material/puing, arus lalu lintas, pembersihan. d. Lokasi yang beresiko terkena dampak pembangunan harus diketahui dan dilakukan tindakan.
2
2.3.
PEMBAHASAN REKOMENDASI DARI ICRA. Meliputi hal-hal berikut : a. Penempatan pasien dan relokasi pasien bila diperlukan. b. Barrier/perlindungan yang diperlukan untuk melindungi daerah-daerah yang berdekatan dan pasien rentan dari kontaminan udara. c. Perlindungan system
ventilasi dari
resiko
kontaminasi selama
proyek
berlangsung. d. Edukasi petugas rumah sakit, pengunjung dan pekerja konstruksi.
2.4.
PEMANTAUAN. Pemantauan tindakan pengendalian infeksi dengan pemantauan terus menerus dari efektivitas mereka sepanjang proyek. Pemantauan dapat dilakukan oleh pengendalian infeksi di rumah atau petugas lain yang sudah dilatih.
3
BAB III TATA LAKSANA
LANGKAH PERTAMA : Identifikasi Tipe Aktifitas Proyek Konstruksi (Tipe A-D) Tipe A
Aktifitas inspeksi dan non-invasif. Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) : •
Pelepasan atau pemasangan plafon untuk pemeriksaan visual saja, maksimal 1 plafon per 50 m2
•
Pengecatan (tanpa proses penggosokan)
•
Pemasangan wallpaper, pekerjaan trim listrik, perbaikan ledeng ringan, dan aktifitas yang tidak menyebabkan debu atau membutuhkan pembongkaran dinding atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan visual
Tipe B
Skala kecil, durasi aktifitas tidak lama yang menghasilkan debu minimal. Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
Tipe C
•
Instalasi kabel telepone dan komputer
•
Pembongkaran dinding atau langit2 dimana perpindahan debu dapat dikontrol
Pekerjaan yang menyebabkan timbulnya debu dalam jumlah sedang dan besar atau membutuhkan pembongkaran terhadap komponen gedung yang tetap atau telah dirakit. Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
Tipe D
•
Pengampelasan dinding untuk pengecatan atau pemasangan wallpaper
•
Pembongkaran lantai, langit-langit (plafon) dan kusen
•
Pembangunan dinding baru
•
Pembuatan saluran atau instalasi listik diatas plafon
•
Pekerjaan pemasangan kabel dalam jumlah besar
•
Semua aktifitas yang tidak dapat diselesaikan dalam 1 shift jam kerja
Proyek pembongkaran dan konstruksi mayor. Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) : •
Aktifitas yang membutuhkan lebih dari 1 shift jam kerja
4
•
Membutuhkan pembongkaran berat atau pembuangan seluruh sistem kabel
•
Konstruksi baru
LANGKAH KEDUA : Identifikasi Kelompok Resiko Pasien yang akan terpengaruh. Apabila lebih dari 1 kelompok resiko, pilih kelompok dengan resiko terbesar : Resiko Rendah
Resiko Sedang
Resiko Tinggi
Resiko Sangat Tinggi
Area perkantoran
Instalasi Gawat Darurat Kamar bersalin Laboratorium Kamar perawatan Perinatologi Poli bedah Poli anak Farmasi Kamar pemulihan (recovery room)
Cardiology Echocardiography Endoscopy Fisioterapi Radiologi
Area dengan pasien immunocompromised Perawatan luka bakar Cath lab jantung CSSD ICU Kamar isolasi bertekanan negatif Perawatan onkologi Kamar operasi
LANGKAH KETIGA : Padankan antara Kelompok Resiko Pasien dengan Tipe Proyek Konstruksi pada matrix berikut, untuk mendapatkan Kelas Pencegahan atau Level Aktifitas Pencegahan Infeksi yang diperlukan. Tipe Proyek Konstruksi
Kelompok Resiko Pasien
Tipe A
Tipe B
Tipe C
Tipe D
Resiko Rendah
I
II
II
III / IV
Resiko Sedang
I
II
III
IV
Resiko Tinggi
I
II
III / IV
IV
Resiko Sangat Tinggi
II
III / IV
III / IV
IV
Persetujuan dari Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi diperlukan bila aktifitas konstruksi dan level resiko mencapai Kelas III atau Kelas IV dan membutuhkan prosedur pencegahan infeksi.
5
AKTIFITAS PENCEGAHAN INFEKSI YANG DIBUTUHKAN BERDASARKAN KELAS Selama Proyek Konstruksi Kelas I
Setelah Proyek Konstruksi Selesai
1. Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalisir timbulnya debu dari
1. Bersihkan
area
kerja
setelah
kerja
dengan
pekerjaan selesai
pekerjaan konstruksi 2. Segera mengganti plaforn yang diambil untuk pemeriksaan visual Kelas II
1. Lakukan
tindakan
aktif
debu
terdispersi
mencegah
untuk ke
atmosfer
permukaan
cairan pembersih / desinfektan 2. Sebelum ditransportasikan,
2. Lakukan
penguapan
pada
permukaan kerja untuk mengontrol debu
1. Usap
pada
saat
memotong
/
membongkar
dalam wadah tertutup rapat 3. Lap dengan lap basah permukaan atau sedot dengan HEPA filter
3. Segel pintu yang tidak digunakan dengan tape
vacum sebelum meninggalkan area kerja 4. Setelah selesai, perbaiki sistem
4. Segel dan tutup ventilasi udara 5. Pindahkan
tempat-kan sampah konstruksi
atau
isolasi
sistem
HVAC di area kerja
HVAC di area kerja Kelas
1. Pindahkan
III
HVAC
isolasi
sistem
1. Jangan melepas penghalang dari
kerja
untuk
area kerja sampai dengan proyek
mencegah kontaminasi pada sistem
yang sudah selesai diinspeksi oleh
saluran
Panitia K3 dan Panitia PPI, serta
di
atau area
2. Lengkapi semua barier kritikal seperti gipsum, triplek, plastik, untuk menyegel area kerja dari area
telah dibersihkan seluruhnya oleh Unit Kebersihan 2. Lepaskan bahan penghalang secara
perawatan atau gunakan metode
hati-hati
kubik kontrol (keranjang dilapisi
penyebaran
plastik dan disegel koneksinya
sehubungan
dengan area kerja menggunakan
konstruksi
6
untuk debu
meminimalisir dan
dengan
debris proyek
Selama Proyek Konstruksi
Setelah Proyek Konstruksi Selesai
HEPA vacum untuk memvacum bila keluar) sebelum konstruksi dimulai
3. Sedot area kerja dengan HEPA filter vacum 4. Usap
permukaan
kerja
dengan
3. Pertahankan tekanan udara negatif
cairan pembersih / desinfektan
didalam area kerja menggunakan
5. Setelah selesai, perbaiki sistem
unit filtrasi udara dengan HEPA
HVAC di area kerja
4. Angkut sampah konstruksi di dalam kontainer tertutup rapat 5. Pada
saat
pemindahan,
tutupi
wadah atau troli, segel dengan tape kecuali memiliki tutup yang solid. Kelas IV
1. Isolasi sistem HVAC di area kerja
1. Jangan melepas penghalang dari
untuk mencegah kontaminasi pada
area kerja sampai dengan proyek
sistem saluran
yang sudah selesai diinspeksi oleh
2. Lengkapi semua barier kritikal
Panitia K3 dan Panitia PPI, serta
seperti gipsum, triplek, plastik,
telah dibersihkan seluruhnya oleh
untuk menyegel area kerja dari area
Unit Kebersihan
perawatan atau gunakan metode
2. Lepaskan bahan penghalang secara
kubik kontrol (keranjang dilapisi
hati-hati
plastik dan disegel koneksinya
penyebaran
dengan area kerja menggunakan
sehubungan
HEPA vacum untuk memvacum
konstruksi
bila keluar) sebelum konstruksi dimulai
untuk
3. Sebelum tempat-kan
3. Pertahankan tekanan udara negatif didalam area kerja menggunakan unit filtrasi udara dengan HEPA 4. Segel lubang, pipa, saluran dan tusukan
meminimalisir
debu
dan
dengan
debris proyek
ditransportasikan, sampah
konstruksi
dalam wadah tertutup rapat 4. Pada
saat
pemindahan,
tutupi
wadah atau troli, segel dengan tape kecuali memiliki tutup yang solid. 5. Sedot area kerja dengan HEPA
5. Bangun anteroom (ruang antara)
7
filter vacum
Selama Proyek Konstruksi
Setelah Proyek Konstruksi Selesai
dan minta semua personil untuk melewati ruangan ini sehingga bisa divacum
dengan
HEPA
filter
sebelum meninggalkan area kerja
6. Usap
permukaan
kerja
dengan
cairan pembersih / desinfektan 7. Setelah selesai, perbaiki sistem HVAC di area kerja
atau mereka dapat menggunakan baju kerja yang dilepas setiap meninggalkan area kerja 6. Semua personil yang memasuki area
kerja
diminta
untuk
menggunakan sepatu kerja. Sepatu kerja harus dilepas setiap kali pekerja meninggalkan area kerja
LANGKAH KEEMPAT Identifikasi hal-hal lain terkait proyek konstruksi, antara lain : 1. Identifikasi area sekeliling area proyek, kaji potensi akibat yang dapat timbul akibat proyek konstruksi. Unit di Bawah
Unit di Atas
Samping Kiri
Samping
Belakang
Depan
Kanan
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Resiko
Resiko
Resiko
Resiko
Resiko
Resiko
2. Identifikasi lokasi aktifitas spesifik, contoh kamar pasien, ruangan obat, dll 3. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan : •
Ventilasi
•
Pipa air
•
Instalasi listrik dengan kemungkinan terjadinya pemadaman listrik
8
4. Identifikasi penghalang yang diperlukan dengan menggunakan kajian pencegahan infeksi sebelumnya. Tipe penghalang apa yang diperlukan (gipsum, plastik, triplek, tembok, dll), perlukan penggunaan HEPA filter? 5. Pertimbangkan potensial resiko kerusakan akibat air. Apakah ada resiko terkait dengan ketahanan struktur (dinding, atap, langit-langit) 6. Jam kerja : Apakah pekerjaan konstruksi dikerjakan diluar jam pelayanan pasien? 7. Lakukan perencanaan terkait kebutuhan jumlah kamar isolasi atau kamar dengan tekanan udara negatif 8. Lakukan perencanaan terkait dengan jumlah dan tipe wastafel sarana cuci tangan 9. Apakah panitia PPI setuju dengan jumlah minimal wastafel pada proyek ini? 10. Apakah panitia PPI setuju dengan rencana pembersihan area kerja 11. Lakukan perencanaan pembuangan limbah konstruksi dengan tim proyek, seperti jalur keluar-masuk, pembersihan, pembuangan debris, dll.
9
BAB IV DOKUMENTASI
IJIN KONSTRUKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DAFTAR TILIK KAJIAN AWAL RESIKO
Tanggal Mulai
:
Nama Proyek
:
Lokasi Proyek
:
Lingkup Kerja
:
Dikaji Oleh
:
...........................
Tanggal : ...................... Selesai ................................................................................................................. ............ ................................................................................................................. ............ ................................................................................................................. ............ ................................................................................................................. ............
Matrix Pencegahan Infeksi : Kelompok Tipe A
Resiko
Tipe B
Tipe C
Tipe D
Tipe Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Kelas Pencegahan Infeksi : ....................... Durasi Proyek : Proyek jangka
:
Durasi proyek selama 1 shift atau kurang dari 24 jam
:
Durasi proyek lebih dari 24 jam
pendek Proyek jangka panjang
10
Proyek skala besar
:
Proyek yang menimbulkan gangguan yang signifikan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Berdasarkan kelas : Koordinasi aktifitas pada area ini harus dilakukan sebelum proyek dimulai. Manager proyek bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan aktifitas di area proyek dengan kepala unit Pelayanan dan tim PPI. Kelas I Area proyek harus kosong Tutup pintu area lain & kamar pasien yang berdekatan dengan aktifitas proyek Segera ganti plafon yang dipotong untuk inspeksi visual Penghalang plastik ditempelkan / disegel ketat pada langit-langit, dinding & lantai. Segel pintu yang tidak dipakai dengan tape atau plastik Debris dan debu dibersihkan dan dibuang dengan segera Lembabkan atau vacum permukaan area saat melakukan pemotongan untuk meminimalisir debu Kelas II Persyaratan Kelas I ditambah : Bila penghalang keras diperlukan, lengkapi penghalang sebelum pekerjaan dimulai Tutup atau segel ventilasi udara dan lubang pintu Bila membuang udara menggunakan exhaust fansaring udara terlebih dahulu Angkut debris konstruksi menggunakan kontainer yang tertutup rapat. Rencanakan jalur dan waktu pembuangan Keset ditempatkan didalam dan diluar area kerja Lap / pel atau vacum debu pada akhir shift kerja Kelas III Persyaratan Kelas II ditambah : Penghalang dari lantai ke langit-langit diperlukan dengan menyegel engselnya Isolasi sistem HVAC Semua personil yang memasuki area kerja harus menggunakan baju & sepatu kerja Segel lubang, pipa, saluran dan tusukan
11
Pada akhir proyek, pasang penghalang plastik untuk memindahkan material konstruksi dan penghalang keras, untuk meminimalisir penyebaran debu Kelas IV Persyaratan Kelas III ditambah : Bangun anteroom Semua personil yang memasuki area kerja harus menggunakan baju dan sepatu kerja, masker dan penutup rambut untuk memasuki atau melewati area bersih / steril. (pakaian pekerja sebelumnya diletakkan di anteroom dan dipakai lagi bila pekerja meninggalkan area kerja) Bila memasuki area prosedur steril / invasive, peralatan harus dilap dengan lap basah atau diletakkan di kontainer saat memasuki dan keluar dari area kerja. Troli debris harus dilap dengan lap basah saat memasuki dan keluar dari area kerja Catatan tambahan : Dibutuhkan pengendalian infeksi tambahan yang terkait pelatihan Kajian infeksi disekitar area kerja .............................................................................................................................................. ..............................................................................................................................................
Tanggal : ............................................. Tim PPI
Kepala Unit
Kepala Proyek
Pelayanan
(...........................................)
(..............................)
12
(...........................................)
View more...
Comments