Panduan Code Red
May 11, 2019 | Author: Muazis Subiyanto | Category: N/A
Short Description
Code red...
Description
PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN RUMAH SAKIT ISLAM LUMAJANG
Jalan Kyai Muksin 19 Lumajang, 67312 Kecamatan Lumajang
PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN RUMAH SAKIT ISLAM LUMAJANG BAB I : DEFINISI 1. Pencegahan adalah proses, cara, perbuatan mencegah, penegahan, penolakan. 2. Penanggulangan adalah proses, cara, perbuatan menanggulangi 3. Kebakaran adalah api yang tak terkendalikan / peristiwa terbakarnya sesuatu. 4. Faktor penyebab kebakaran :
a. Alam : gunung meletus, gempa bumi, petir, sinar matahari yang mengenai lensa, dan sebagainya. b. Manusia : karena disengaja (balas dendam, menutupi kejahatan, penggantian asuransi, dan sebagainya ); kelalaian (konsluiting listrik, kompor bocor dan meledak, kebocoran gas, dan sebagainya). 5. Teori terjadinya api : api adalah merupakan suatu reaksi kimia (reaksioksidasi) yang bersifat
oksotermis dan diikuti pengeluaran cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala, asap dan bara. Terjadinya api disebabkan oleh bersatunya tiga unsur yaitu bahan bakar yang mudah terbakar, udara dan panas (disebut SEGITA API). Api dapat dipadamkan dengan cara menghilangkan salah satu unsur tersebut. 6. Menurut NFPA (National Fire Protection Association) api di bagi menurut kelasnya menjadi :
a. Kebakaran pada benda yang mudah terbakar yang menimbulkan arang/karbon (contoh: kayu, kertas, kardus, kain, kulit, plastic). b. Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar contoh: bahan bakar, bensin, lilin, gemuk, minyak tanah, thinner). c. Kebakaran pada listrik atau yang mengandung aliran listrik. d. Kebakaran pada logam mudah terbakar (contoh: sodium, lithium, radium). 7. Kebakaran dibagi menjadi :
a. Bahaya kebakaran ringan adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai nilai dan kemudahan terbakar rendah, apabila kebakaran melepaskan panas rendah, sehingga perjalanan api lambat. b. Bahaya kebakaran sedang I adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang; penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi
tidak lebih dari 2,5 (dua setengah) meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga perjalanan api sedang. c. Bahaya kebakaran sedang II adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang; penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 (empat) meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga perjalanan api sedang. d. Bahaya kebakaran sedang III adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar agak tinggi, menimbulkan panas agak tinggi serta penjalaran api agak cepat apabila terjadi kebakaran. e. Bahaya kebakaran berat I adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menimbulkan panas tinggi serta penjalaran api cepat apabila terjadi kebakaran. f.
Bahaya kebakaran berat II adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sangat tinggi, menimbulkan panas tinggi serta penjalaran api cepat apabila terjadi kebakaran.
BAB II : RUANG LINGKUP
1. Identifikasi daerah paling beresiko terjadi bahaya kebakaran di rumah sakit 2. Pencegahan bahaya kebakaran 3. Penanggulangan jika terjadi kebakaran 4. Standart Prosedur Pemakaian APAR BAB III : TATA LAKSANA 1. Identifikasi daerah paling beresiko terjadi bahaya kebakaran di rumah sakit, yaitu :
a. Instalasi Gizi.
h. Instalasi Kamar Operasi.
b. Tempat penyimpanan O².
i. Instalasi Pusat Sterilisasi
c. Ruang Server.
j. Instalasi Radiologi.
d. Ruang Genset.
k.Ruang Administrasi 3
e. Ruang Pompa Air
l. Gudang B3
f. Instalasi Farmasi.
m. TPS B3
g. Instalasi Laboratorium.
Daerah/tempat beresiko tersebut perlu mendapatkan tanda / rambu sebagai kawasan beresiko/ mudah meledak / mudah terbakar. Sehingga pegawai & orang yang melihat, mengetahui bahwa tempat tersebut rawan/berbahaya. 2. Pencegahan Bahaya Kebakaran
a. Adanya Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG). b. Melakukan pengecekan rutin dan teliti pada instalasi dan peralatan listrik, regulator dan tabung LPG. c. Jangan membebani listrik terlalu berlebihan / melebihi kapasitas yang ada (contoh: stop kontak isi 3 sudah terisi semua masih ditambahi sambungan T listrik hingga bertumpuk
– tumpuk). d. Tidak melakukan penggantian sekering arus induk tanpa sepengetahuan petugas yang berwenang. e. Cabut kabel peralatan elektronik jika tidak dipakai / hendak ditinggal pulang, jangan dibiarkan terus menancap di stop kontak (contoh: computer, printer,dll). f.
Pastikan seluruh jaringan kabel dan peralatan elektronik tidak ada yang rusak/terkelupas kabelnya.
g. Pastikan agar semua pintu keluar bebas dari bahan – bahan mudah terbakar. h. Simpan cairan yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh dari nyala api atau aktivitas manusia yang padat, gudang penyimpanan logistic, dll. i.
Tabung LPG / O²/ gas yang mudah meledak dari nyala api / listrik sebaiknya ditempatkan di ruangan terbuka / memiliki ventilasi lebar & banyak.
j.
Gunakan wadah yang tepat untuk menyimpan atau menuangkan bahan cair mudah terbakar.
k. Jangan menempatkan tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang telah terpakai/kosong pada tempat semula. Segera laporkan tabung APAR yang telah terpakai kepada petugas terkait untuk dilakukan pengisian. l.
Jika terlihat puntung rokok yang masih ada apinya segera matikan dan pastikan tidak ada puntung rokok di ruangan/area yang mudah terbakar.
3. Penanggulangan Jika Terjadi Kebakaran.
a.
Jangan panik
b. Sesuai dengan MKKG (Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung) maka untuk penanggulangan jika terjadi kebakaran di rumah sakit harus ada ketua pemadam kebakaran, petugas P3K dan regu evakuasi (regu evakuasi dibagi menjadi petugas evakuasi pasien, petugas pengaman alat medis serta petugas pengaman dokumen penting). Di RS Islam Lumajang yang bertugas sebagai ketua pemadam kebakaran adalah satpam 1, yang bertugas sebagai teknisi dan operator adalah satpam 2, yang bertugas menjadi petugas P3K adalah petugas IGD, yang bertugas mengevakuasi pasien adalah petugas Nurse Station 1 dan 2, yang bertugas menyelamatkan dokumen penting adalah petugas Rekam Medik, dan yang bertugas menyelamatkan alat medis adalah petugas Laboratorium. Adapun rincian tugas dari masing – masing peran adalah sbb: 1) Ketua Pemadam Kebakaran. a) Berusaha mengetahui dengan pasti lokasi terjadinya kebakaran b) Memimpin operasional. c) Memadamkan kebakaran dengan menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) 2) Operator Telepon/Informasi dan Teknisi a) Mematikan panel listrik agar kebakaran tidak semakin parah b) Secepatnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan Instansi terkait. c) Mengendalikan sistem pemberitahuan umum. d) Tetap siaga untuk menerima status laporan e) Memberi informasi yang diperlukan oleh petugas bantuan yang datang. f)
Sebagai penunjuk jalan bagi bantuan luar yang datang.
g) Mengatur tersedianya jalan masuk bagi bantuan luar yang datang. h) Selalu berkoordinasi denga petugas pemadam kebakaran yang lain. 3) Petugas P3K a) Melaksanakan pertolongan pertama seperlunya dengan cepat dan tepat apabila ditemukan korban yang mengalami gangguan kesehatan. b) Selalu berkoordinasi dengan petugas pemadam kebakaran yang lain.
4) Petugas Evakuasi Pasien a) Petugas Evakuasi Pasien Mengevakuasikan pasien ke titik berkumpul terdekat. b) Memberi petunjuk,mengarahkan dan mencarikan jalan keluar kepada pasien ataupun pengunjung pasien. c) Selalu mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai sepatu berhak tinggi harap dilepas. d) Menginformasikan ke regu P3K apabila ditemukan pasien yang perlu mendapatkan pertolongan. e) Selalu berkoordinasi dengan petugas pemadam kebakaran yang lain. 5) Petugas Pengaman Dokumen Penting a) Menyelamatkan dokumen penting ketempat lain yang aman b) Berkoordinasi dengan unit lain untuk menyelamatkan dokumen penting c) Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran. d) Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting dari harta benda. e) Selalu berkoordinasi dengan petugas pemadam kebakaran yang lain. 6) Petugas Pengaman Alat Medis a) Menyelamatkan alat medis ketempat lain yang aman b) Berkoordinasi dengan unit lain untuk menyelamatkan alat medis c) Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran. d) Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting dari harta benda. e) Selalu berkoordinasi dengan petugas pemadam kebakaran yang lain.
.
c. Alur Penanggulangan Kebakaran
KEBAKARAN
Hubungi Ext 150 CODE RED
Operator mengumumkan CODE RED
Evakuasi pasien, alat medis dan dokumen penting
Api tidak padam, Lapor Ext 150
Ketua Pemadam Kebakaran memadamkan api dengan APAR
Api Padam, Lapor Ext 150
Petugas Operator meminta bantuan pemadaman ke Petugas Pemadam Kebakaran Kota
Jika terjadi kebakaran, maka segera laporkan ke Ext 150 dengan menyebutkan nama pelapor, jenis yang terbakar, lokasi kebakaran serta situasi terakhir. Kemudian Ketua Pemadam Kebakaran mengonfirmasi kebenaran dari pelaporan. Jika iya maka Ketua Pemadam Kebakaran berkoordinasi dengan Petugas
Operator untuk
mengumumkan CODE RED melalui speaker. Selanjutnya Ketua Pemadam Kebakaran memberikan arahan kepada Petugas P3K, Petugas Evakuasi Pasien, Petugas Pengaman Dokumen Penting dan Petugas Pengaman Alat Medis untuk melakukan tugasnya. Ketua Pemadam Kebakaran kemudian segera memadamkan api dengan Alat Pemadam Api Ringan. Jika api berhasil di padamkan, Ketua Pemadam Kebakaran melaporkan kepada Petugas Operator yang bersiaga di pos satpam (Ext.150) bahwa api sudah berhasil dipadamkan, jika api tidak berhasil dipadamkan maka Ketua Pemadam Kebakaran melaporkan kepada Petugas Operator (Ext.150) bahwa api tidak berhasil dipadamkan dan perlu dilakukan penanggulangan lebih lanjut. Petugas Operator kemudian menghubungi Pemadam Kebakaran Kota untuk meminta bantuan pemadaman api. 4. Standart Prosedur Pemakaian APAR
a. Cek tabung pemadam b. Tarik pin yang terdapat pada tabung pemadam c. Arahkan selang tabung pemadam ke sumber api d. Remas tuas tabung pemadam e. Ratakan semprotan APAR ke sumber api dengan cara di sapu atau di sisir dari kiri ke kanan atau sebaliknya
AB IV : DOKUMENTASI
1. Jalur Evakuasi dan Letak APAR
2. Kartu Pemeriksaan APAR
RS ISLAM LUMAJANG
KARTU PEMERIKSAAN APAR NO APAR :…..………………. TAHUN :………………… AREA Tgl
:…………………... Bln
JENIS
:………………...
pengecekan Tabung
Selang
Press
Breket
Paraf petugas
KET
View more...
Comments