PANDUAN CODE BLUE
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusunan Panduan
CODE BLUE RSUD
Bangkinang dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses penyusunan dokumen akreditasi diperlukan acuan tata naskah agar format yang dihasilkan seragam, sehingga perlu dibuat Panduan CODE BLUE RSUD
Bangkinang yang akan dijadikan sebagai acuan dan panduan
dalam pembuatan dokumen pada kegiatan akreditasi di rumah sakit. Dengan tersusunnya Panduan
CODE BLUE RSUD
Bangkinang ini, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan panduan ini. Kami sadari panduan ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua Bangkinang, 02 Januari 2018 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG
dr. ANDRI JUSTIAN, Sp. PD Penata Tk.I/NIP. 19800815 200605 1001
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... I DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. II
KEPUTUSAN DIREKTUR ...................................................................................................................... III BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 2
A. B. C.
L ATAR BELAKANG ............................................................................................................................... 2 DEFINISI .............................................................................................................................................. 2 TUJUAN ............................................................................................................................................... 3
BAB II. RUANG LINGKUP ............................................................................................................................. 4 BAB III. TATA LAKSANA ............................................................................................................................... 5 BAB IV. DOKUMENTASI............................................................................................................................. 11
iii
PEMERINTAH KABUPATEN KAMPAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG Jalan Lingkar Bangkinang - Batu Belah,Kampar,Riau (28461) Telepon. (0762) 323330 Faks. (0762) 20029 E-mail.
[email protected]
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG NOMOR : 445/RSUD/I-1/2018/018 TENTANG
TENTANG PANDUAN CODE BLUE RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG
Menimbang
:
a. bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi,
dan
efektif
dengan
mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit; b. bahwa kegiatan pelayanan rumah sakit bertujuan untuk mengutamakan
pemberian
pelayanan
dalam
hal
penyelamatan jiwa; c. bahwa agar pelayanan kejadian henti nafas dan atau henti jantung dapat terlaksana dengan baik, maka perlu adanya Keputusan Direktur tentang Panduan Code Blue Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan. d. Bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu menetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang tentang Panduan Code Blue pada Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang.
iv
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Keputusan Bupati Kampar Nomor SK 821.2.627XII/2017 tanggal 04 Desember 2017 tentang Pengangkatan PNS dr. Andri Justian, Sp.PD dalam Jabatan Struktural sebagai Direktur RSUD Bangkinang;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
KESATU
:
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANGTENTANG
PANDUAN
CODE
BLUE
RUMAH SAKIT UMUM KOTA TANGERANG SELATAN. KEDUA
:
Panduan
Code
Blue
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Bangkinang sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KETIGA
:
Direktur
Rumah
berpartisipasi
Sakit
dalam
Umum
Daerah
perencanaan,
Bangkinang
monitoring,
dan
pengawasan terhadap prosedur Code Blue di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang. KEEMPAT
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian
hari
ternyata
terdapat
kekeliruan
dalam
v
penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Bangkinang Pada Tanggal : 02 Januari 2018 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG
dr. ANDRI JUSTIAN, Sp. PD Penata Tk.I/NIP. 19800815 200605 1001
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ketika berbicara tentang cardiac arrest, ingatan kita tidak bisa lepas dari penyakit jantung dan pembuluh darah, karena penyebab tersering dari cardiac arrest adalah penyakit jantung koroner. WHO menerangkan bahwa penyakit jantung, bersama-sama dengan penyakit infeksi dan kanker masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia. Demikian halnya di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Nasional tahun 1986 dan 1991, penyakit jantung koroner bersamadengan penyakit infeksi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Cardiac
arrest
dapat dipulihkan jika tertangani segera dengan
cardiopulmonary resuscitation dan defibrilasi untuk mengembalikan denyut jantung normal. Kesempatan pasien untuk bisa bertahan hidup berkurang 7 sampai 10 persen pada tiap menit
yang berjalan tanpa cardiopulmonary resuscitation dan
defibrilasi. Inti dari penanganan cardiac arrest adalah kemampuan untuk bisa mendeteksi dan bereaksi secara cepat dan benar untuk sesegera mungkin mengembalikan denyut jantung ke kondisi normal untuk mencegah terjadinya kematian otak dan kematian permanen. Penanganan secara cepat dapat diwujudkan jika terdapat tenaga yang memiliki kemampuan dalam melakukan chain of survival saat cardiac arrest terjadi. Keberadaan tenaga inilah yang selama ini menjadi masalah/pertanyaan besar, bahkan di rumah sakit yang notabene banyak terdapat tenaga medis dan paramedis.Tenaga medis dan paramedis di Rumah Sakit sebenarnya sudah memiliki kemampuan dasar dalam melakukan life saving, akan tetapi belum semuanya dapat mengaplikasikannya secara maksimal. Dan seringkali belum terdapat pengorganisian yang baik dalam pelaksanaannya. Masalah inilah yang kemudian memunculkan terbentuknya tim reaksi cepat dalam penanganan arrest segera, yang disebut Code Blue.
B. DEFINISI 1. Code blue/kode biru:
2
Kondisi gawat darurat yang terjadi di rumah sakit atau suatu institusi dimana terdapat pasien yang mengalami cardiopulmonary arrest dan merupakan kata sandi yang digunakan untuk menyatakan bahwa pasien dalam kondisi gawat darurat. 2. Tim code blue : Tim yang terdiri dari dokter dan paramedis yang ditunjuk sebagai code-team, yang secara cepat ke pasien untuk melakukan tindakan penyelamatan 3. Pasien gawat darurat : Pasien yang berada dalam ancaman kematian dan memerlukan pertolongan RJP segera. 4. Pasien gawat : Pasien yang terancam jiwanya tetapi belum memerlukan pertolongan RJP. 5. Triage : Pemilahan kondisi pasien melalui penilaian klinis pasien. 6. Perawat terlatih Perawat yang telah mendapatkan pelatihan RJP / Blue Team.
C. TUJUAN 1. Untuk penyelamatan pasien, keluarga pasien, pengunjung, karyawan dan seluruh orang yang berada di dalam dan sekitar RSUD Bangkinang dalam kondisi darurat tertentu. 2. Untuk mempermudah penanganan kejadian henti jantung dan atau henti nafas di area RSUD Bangkinang. 3. Untuk mengidentifikasi (Triage) pasien-pasien yang ada di ruangan perawatan dan dalam keadaan gawat / gawat darurat pasien dapat lebih dini di ketahui dan ditanggulangi sehingga mencegah kematian dan kecacatan.
3
BAB II. RUANG LINGKUP 1. Instalasi Rawat Inap 2. Instalasi Maternal dan Perinatal a. Ruang Nifas b. Ruang Perinatologi 3. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 4. Pasien Rawat Inap 5. Perawat
4
BAB III. TATA LAKSANA 1. Tim Code Blue terdiri dari :
Koordinator Tim Dijabat oleh dokter spesialis anestesi.
Penanggung Jawab Medis
Penanggung Jawab Perawat
Dokter Pelaksana Code Blue
-
Dokter jaga
-
Dokter ruangan
Perawat Pelaksana Code Blue -
Perawat IGD
-
Perawat ICU
-
Perawat OK
-
Perawat Ranap
2. Uraian tugas :
Koordinator Tim -
Mengkoordinir segenap anggota tim.
-
Memberikan masukan kepada Direktur mengenai penyusunan kebijakan Code Blue di rumah sakit sesuai dengan standar akreditasi.
-
Melaksanakan monitoring dan evaluasi melalui pertemuan berkala.
-
Membuat laporan tahunan pelaksanaan code blue kepada Direktur.
-
Melaksanakan koordinasi dengan bidang Diklat untuk pelaksanaan pelatihan kegawatdaruratan yang dibutuhkan oleh anggota tim.
-
Menyusun perencanaan obat-obatan dan alat kesehatan yang dibutuhkan dalam kegiatan code blue di rumah sakit.
Penanggung Jawab Medis -
Melakukan koordinasi dengan Bidang Pelayanan Medis mengenai jadwal dokter pelaksana code blue.
-
Mendokumentasikan dokumen : laporan bulanan monitoring 5
pelaksanaan code blue di rumah sakit. -
Membuat konsep SPO yang terkait dengan pelaksanaan code blue.
-
Melakukan koordinasi dengan bagian farmasi untuk pengadaan obat dan alat kesehatan emergensi.
Membuat laporan kepada Koordinator Tim.
Penanggung Jawab Perawat -
Melakukan koordinasi dengan Bidang Keperawatan mengenai jadwal jaga perawat pelaksana code blue.
-
Mendokumentasikan dokumen : laporan bulanan pelaksanaan code blue di rumah sakit.
-
Melakukan koordinasi dengan bagian pemeliharaan sarana rumah sakit (IPSRS) untuk monitoring alat-alat yang tersedia agar selalu dapat berfungsi dengan baik.
Membuat laporan kepada Koordinator Tim.
Dokter Pelaksana Code Blue -
Dokter pelaksana code blue adalah dokter jaga dan ruangan yang bertugas pada hari itu sesuai dengan jadwal.
-
Mengidentifikasi awal/triage pasien.
-
Memimpin penanggulangan pasien saat terjadi kegawatdaruratan.
-
Memimpin pelaksanaan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
-
Menentukan tindak lanjut pasca resusitasi.
-
Melakukan
koordinasi
dengan
Dokter
Penanggung
Jawab
Pelayanan (DPJP). -
Mengambil keputusan dalam kondisi emergensi atau kondisi jika DPJP tidak ada di tempat atau sulit dihubungi.
Melakukan edukasi kepada keluarga pasien.
Perawat Pelaksana Code Blue -
Perawat pelaksana code blue adalah perawat yang bertugas pada hari itu sesuai jadwal, terdiri atas 4 perawat setiap shift.
-
Bertanggung jawab menyiapkan dan membawa resusitasi kit.
-
Memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien, dipimpin oleh dokter pelaksana code blue.
6
-
Melakukan persiapan pemasangan defibrilator.
-
Menyiapkan obat-obatan emergensi.
-
Mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan.
3. Perencanaan sumber daya manusia : Dalam satu shift harus ada satu tim code blue yang terdiri dari 1 dokter dan 3-4 orang perawat terlatih yang bertugas. Perencanaan SDM ditentukan berdasarkan kondisi kegawatdaruratan pasien, sebagai berikut : a) Dokter sebagai ketua tim mengkoordinir pelaksanaan resusitasi / Bantuan Hidup Dasar dan lanjut. b) Perawat 1 dan perawat 2 melakukan pijat jantung dan bantuan nafas secara bergantian. c) Perawat 3 menyiapkan obat-obatan dan peralatan. d) Perawat 4 bertugas mendokumentasikan semua tindakan.
4. Perencanaan komunikasi Komunikasi
dalam
penanganan
kegawatdaruratan
di
rumah
sakit
merupakan hal yang sangat penting, untuk itu ada hal-hal yang harus dipenuhi dalam berkomunikasi, yaitu : a) Komunikasi dilakukan dengan singkat, jelas dan benar. b) Menggunakan kata sandi Kode Biru dan menyebutkan lokasi ruangan
dan atau nomor kamar pasien dan di ucapkan secara
berulang sebanyak 3 kali. c) Tim code blue harus sudah sampai ke lokasi dalam waktu kurang dari 5 menit
5. Sistem Dan Alur Kerja Tim Code Blue a) Setiap shift, saat mulai bertugas sehari hari perawat pelaksana diruangan berkeliling mengunjungi pasien yang sedang dirawat. Hal ini untuk mengetahui ada tidaknya perburukan yang terjadi atau pasien dalam kondisi gawat darurat. Bilamana ditemukan pasien dalam keadaan tidak sadar, dokter jaga ruangan bersama perawat melakukan tindakan penanggulangan kegawatdaruratan sesuai 7
kebutuhan pasien. Bila tindakan berhasil dilakukan penilaian untuk tindakan selanjutnya. Tetapi bila pasien mengalami perburukan kondisi atau henti nafas dan henti jantung maka perawat segera memangil tim code blue. b) Tim Code Blue segera menuju ke ruangan terjadinya henti nafas dan atau henti jantung dengan membawa trolley emergency dalam waktu kurang dari 5 menit. Sebelum tim Code Blue tiba di lokasi petugas ruangan wajib melakukan resusitasi sesuai prosedur. Tim Code Blue terdiri dari satu orang dokter yang bersertifikat ACLS dan 4 orang perawat yang bersertifikat BTCLS. Dokter sebagai ketua tim mengkoordinir pelaksanaan resusitasi / Bantuan Hidup Dasar dan lanjut. Perawat 1 dan perawat 2 melakukan pijat jantung dan bantuan nafas secara bergantian. Perawat 3 menyiapkan obat-obatan dan peralatan ( Sirkulasi) Perawat 4 bertugas mendokumentasikan semua tindakan. Jika
resusitasi berhasil dan kondisi pasien stabil maka
pasien dipindahkan ke ICU. c) Jika kegawatan terjadi selain pada pasien rawat inap maka setelah kondisi pasien stabil setelah resusitasi maka akan ditransfer ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang untuk ditangani lebih lanjut.
6. Peralatan Tim Code Blue Personal Kit •
Defibrilator 1 bh
•
Stetoskope 1 bh
•
Tensimeter 1 bh
•
Senter Genggam 1 bh
Emergency Medical Kit Airway and Breathing Management Support ◦
Laringoskop set lengkap (untuk bayi, anak, dewasa) 1 set
◦
Suction 1 bh
◦
Ambubag (bayi, anak, dewasa)
◦
Endotracheal Tube 1 set (bayi, anak, dewasa)
◦
Orofaring tube
8
Circulation Support ◦
Set infus mikro 1 bh
◦
Set infus makro 1 bh
◦
Needle intraosseus 1 bh
◦
Venocath 1 bh
Minor Surgery Set ◦
1 set lengkap
Obat obatan –
◦
◦
Lidokain inj. 1 bh Adrenalin inj. 1 bh
◦
Phenobarbital inj. 1 bh
◦
Sulfas Atropin inj. 1 bh
◦
Diltiazem inj. 1 bh
◦
MgSO4 inj. 1 bh
◦
Amiodaron inj
◦
Dopamin inj
◦
Dobutamin inj
◦
Norepinephrine
7. Pelatihan dan Pendidikan Tim Code Blue Perencanaan kegiatan Tim Code Blue meliputi : a) Pelayanan Sehari-hari Merupakan kegiatan sehari-hari dalam rangka mengidentifikasi (Triage) pasien-pasien yang ada di ruangan perawatan. Sehingga keadaan gawat / gawat darurat pasien dapat lebih dini diketahui dan ditanggulangi sehingga mencegah kematian dan kecacatan yang tidak perlu terjadi. b) Pelayanan Kegawatdaruratan Pasien di Ruangan Merupakan kegiatan pelayanan dalam menangani pasien gawat darurat dengan memberikan pertolongan bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung dan paru (RJP). c) Pelatihan dan Peningkatan SDM d) Guna menjaga dan meningkatkan kualitas kemampuan anggota tim, maka dibuatkan suatu pendidikan dan pelatihan meliputi teori dan praktek sesuai kebutuhan tim 9
e) Evaluasi dan Kendali Mutu Pelaksanaan kegiatan penanggulangan dan penanganan pasien gawat / gawat darurat oleh Tim Code Blue harus dapat dievaluasi agar kesempurnaan kegiatan menjadi lebih baik.
10
BAB IV. DOKUMENTASI Semua kegiatan code blue dicatat dan didokumentasikan dalam catatan rekam medis dan digunakan sebagai bukti bilamana proses ini diperlukan.
Bangkinang, 02 Januari 2018 DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG
dr. ANDRI JUSTIAN, Sp. PD
Penata Tk.I/NIP. 19800815 200605 1001
11