Panduan Code Blue Dan Red Code
July 25, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Panduan Code Blue Dan Red Code...
Description
Dalam telaah komplain pasien dan keluarga pasien, mayoritas akan teridentifikasi ada mis komunikasi antara staf rumah sakit dengan pasien dan keluarga pasien. Mari kita lihat lebih jauh tentang ini. ini. Komplain pasien dan keluarga pasien pada muaranya karena kenyataan pelayanan yang diterima tidak sesuai yang mereka harapkan. Semakin lebar gap antara kenyataan dan harapan pasien dan keluarga pasien, semakin besar pula tingkat komplain mereka. Cara paling efektif untuk mempersempit mempersempit gap antara kenyataan dan harapan dari pasien keluarga pasien adalah melalui komunikasi antara staf rumah sakit dengan pasien dan keluarga pasien. Problemnya adalah pada beberapa kondisi, staf rumah sakit gagal melakukan komunikasi yang efektif dengan pasien dan keluarga. Menurut saya, kegagalan komunikasi ini dipicu oleh diantaranya oleh sistem untuk menciptakan komunikasi komunikasi efektif ini belum terbagun dengan baik. Contoh sederhana, keluhan pasien atau keluarga pasien terkait dengan pelayanan rawat inap di rumah sakit. Ketika regulasi dan prosedur mengatur dengan jelas dan dikomunikasikan dengan baik kepada pasien dan keluarga, maka suasana pelayanan akan terbangun kondusif. Dari awal rawat inap, sistem sudah mengatur, memfasilitasi dan memastikan bahwa pasien dan kelurga sudah diberikan penjelasan tentang hak dan kewajiban dengan baik, sudah dilakukan orientasi ruangan, tata tertib, termasuk pelayanan yang diterima lengkap dengan tengat waktu dan sebagainya. Sistem sudah mengatur, memfasilitasi dan memastikan bahwa komunikasi efektif dilaksanakan apakah sudah cukup ? Belum. SDM adalah ujung tombak dalam pelayanan di rumah sakit. SDM adalah staf rumah sakit terdepan yang berjibaku dengan bermacam-macam karakter pasien dan keluarga. Bekal yang memadai terkait pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesional dari seluruh staf menjadi kebutuhan rumah sakit dalam mengurangi gap antara staf st af rumah sakit dan pasien dan keluarga seperti yang disebutkan di atas. Menurut saya, komunikasi efektif dalam persektif pelayanan di rumah sakit itu di atas komunikasi pada pelayanan publik lainnya. Beda dan sangat spesifik. Artinya jika bekal yang diberikan kepada para staf sebatas pada komunikasi ‘biasa’ maka jangan harap para staf akan berkontribusi positif dalam memenuhi hak dan kebutuhan pasien sekaligus kewajiban rumah sakit.
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi I, terkait komunikasi efektif ini sangat kompleks, yaitu berisi dan mengatur tentang : 1. Komunikasi dengan komunitas masyarakat 2. Komunikasi dengan pasien dan keluarganya 3. Komunikasi antar tenaga kesehatan di dalam dan luar RS Dari tiga hal ini saja, menunjukkan bahwa komunikasi di rumah sakit sangat berbeda dengan komunikasi biasa. Beberapa rumah sakit sering mengundang narasumber komunikasi ‘biasa’ untuk inhouse training di rumah sakit. Tidak salah. Untuk meningkatkan meningkatkan pemahaman dan ketrampilan komunikasi ‘biasa’. Tapi tidak cukup untuk membekali komunikasi efektif di rumah sakit. Staf rumah sakit itu berlatarbelakang pendidikan berbeda-beda, berprofesi berbeda bedabeda pula. Pasien sebagai penerima informasi sangat heterogen termasuk kemampuan menerima informasi dan latar belakang yang terkait dengan komunikasinya. Dan, yang sering tidak dibahas oleh para narasumber komunikasi ‘biasa’ adalah komunikasi tertulis yang ada di rekam medis pasien. Rekam medis pasien menjadi salah satu alat komunikasi vital bagi para Profesional Pemberi Asuhan dalam memberikan asuhan asuhan klinis. Sudahkah Sudahkah dilatih dilatih sampai kompeten kompeten sehingga para para profesional pemberi asuhan bisa secara terintegrasi memberikan asuhan klinis. Terkait dengan komunikasi antar tenaga kesehatan, berikut ini adalah sebagian kecil dari elemen-elemen komunikasi efektif di Rumah Sakit, saya adopsi dari berbagai sumber, untuk mendeskripsikan mendeskripsi kan bahwa komunikasi komunikasi efektif di rumah sakit bukan komunikasi komunikasi biasa : Daftar untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif, Kompetensi Budaya, dan Asuhan Berfokus Pasien dan Keluarga Selama Penerimaan Penerimaan
Menginformasikan pasien hak-hak mereka.
Mengenali bahasa pilihan pasien untuk mendiskusikan pengobatan kesehatan.
Mengenali apakah pasien memiliki kebutuhan sensorik atau komunikasi.
Tentukan apakah pasien perlu bantuan mengisi formulir pendaftaran.
Kumpulkan data ras dan etnis pasien dalam catatan medis.
Mengenali jika pasien menggunakan perangkat bantu.
Menanyakan pasien jika ada kebutuhan tambahan yang dapat mempengaruhinya atau pengobatannya. pengobatannya.
Komunikasikan informasi tentang kebutuhan pasien khusus untuk tim asuhan.
Daftar untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif, Kompetensi Budaya, dan Pengobatan Terpusat Pasien dan Keluarga Selama Asesmen Asesmen
Mengidentifikasi Mengiden tifikasi dan mengatasi kebutuhan komunikasi pasien selama asesmen.
Mulai penyedia hubungan pasien dengan pengenalan. Mendukung kemampuan pasien untuk memahami dan bertindak atas informasi
kesehatan.
Mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan mobilitas pasien selama asesmen.
Mengidentifikasi budaya, agama, atau keyakinan spritual pasien atau praktik yang
mempengaruhi pengobatan.
Mengidentifikasi kebutuhan makanan pasien atau pembatasan yang mempengaruhi pengobatan.
Minta pasien untuk mengidentifikasi pendamping.
Berkomunikasi informasi tentang kebutuhan pasien khusus pada tim asuhan.
Daftar untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif, Kompetensi Budaya, dan Pengobatan Terpusat Pasien dan Keluarga Selama Pengobatan Pengobatan
Mengatasi kebutuhan komunikasi pasien selama pengobatan.
Memantau perubahan status komunikasi pasien.
Libatkan pasien dan keluarga dalam proses pengobatan.
Sesuaikan arahan informasi untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Memberikan pendidikan pasien yang memenuhi kebutuhan pasien.
Mengatasi kebutuhan mobilitas pasien selama pengobatan.
Mengakomodasi kegiatan budaya, agama, atau keyakinan spiritual pasien. Memantau perubahan kebutuhan makanan atau pembatasan yang dapat mempengaruhi pengobatan pasien.
Minta pasien untuk memilih pendamping jika ada yang belum diidentifikasi.
Komunikasikan informasi informasi tentang kebutuhan pasien khusus pada tim asuhan.
Daftar untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif, Kompetensi Budaya, dan Pengobatan Terpusat Pasien dan Keluarga Selama Pengobatan Akhir
Mengatasi kebutuhan komunikasi pasien selama pengobatan akhir.
Memantau perubahan status komunikasi pasien selama pengobatan akhir.
Libatkan pengambil keputusan pengganti pasien dan keluarga selama pengobatan akhir.
Mengatasi kebutuhan mobilitas pasien selama pengobatan akhir.
Mengidentifikasi budaya, agama, atau keyakinan spiritual pasien selama pengobatan
akhir.
Pastikan pasien memiliki akses pada pendamping yang dipilihnya.
Daftar untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif, Kompetensi Budaya, dan Pengobatan Terpusat Pasien dan Keluarga Selama Pemulangan dan Transfer
Mengatasi kebutuhan komunikasi pasien selama pemulangan dan transfer.
Melibatkan pasien dan keluarga dalam rencana dan instruksi pemulangan dan
transfer.
Memberikan instruksi pemulangan yang memenuhi kebutuhan pasien.
Mengidentifikasi, Mengiden tifikasi, menindaklanjuti penyedia yang dapat memenuhi kebutuhan khusus
pasien. Dan, masih banyak yang lainnya. Mirip seperti pelayanan prima. Pelayanan prima di rumah sakit tidak bisa disamakan dengan pelayanan prima di unit pelayananan publik non rumah sakit. Demikian pula dengan Komuniksi di rumah sakit. Sangat jelas perbedaannya.
Kode atau sandi adalah suatu informasi yang tidak berupa kata melainkan bentuk representasi lain. Di era global saat ini ada alat pemberi kode yang dapat berfungsi meminta bantuan , mengevakuasi, dll. Alat ini terdiri beberapa jenis yaitu Code Blue , Code Red , Code Black, dan Code Brown Button, setiap Code memiliki maksud dan simbol tertentu. tertent u. Baik untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan.
CODE BLUE BLUE
Code Blue (Kode Biru) merupakan kode yang dimana menunjukkan pasien yang membutuhkan resusitasi atau membutuhkan pertolongan medis,paling sering sebagai akibat dari serangan pernapasan atau serangan jantung, jika tombol Code Blue di tekan maka muncul lampu berwarna biru, dan layar display akan menunjukan tulisan berwarna biru dan menunjukkan nomor kamar pasien. Di saat itu juga dokter atau suster terdekat akan melakukan pertolongan pertama ke pada pasien.
CODE RED RED
Selain Code Blue ada juga Code Red (Kode Merah) yang merupakan kode yang dimana menunjukkan adanya kebakaran , di saat code red di tekan maka akan menunjukan adanya kebakaran ,dan segera mungkin melakukan evakuasi dan pemadaman api, sehingga tidak melebar luas kobaran api tersebut. t ersebut.
Code Black
Code Black (Kode Hitam) berguna terhadap adanya Ancaman Bom yang terjadi di di suatu tempat. misalnya kita mendapatkan laporan bahwa lokasi ini bakal di bom , maka code black harus di tekan , bertujuan untuk melakukan evakuasi, evakuasi, dan tidak memakan korban.
Code Brown Button
Selain ke 3 di atas ada juga Code Brown Button yang berfungsi untuk meminta Bantuan Security, Kode di gunakan jika di lokasi adanya terjadi keributan, atau tamu tidak di undang.
Code Pink
Dan Terakhir Code Pink (Kode Pink), kode ini biasanya sangat berguna di Rumah Sakit, atau ruang penitipan Bayi, jika ada nya Bayi Hilang maka Code Pink harus di tekan , bertujuan untuk ada nya tim untuk mencari bayi yang hilang tersebut.
Selain administrasi, praktik pelayanan dan kebijakan, tim akreditasi rumah sakit juga menilai penerapan code blue system dan code red system.
PANDUAN IMPLEMENT IMPLEMENTASI ASI KODE- KODE EMERGENSI RSIA ARTHA MAHINRUS
RSIA ARTHA MAHINRUS JL. Pasar III No. 151 Terusan Tuasan Medan Perjuangan 20237 2018
PANDUAN PANDUA N IMPLEMENTASI KODE-KODE EMERGENSI DI RSIA ARTHA MAHINRUS I. DEFINISI Panduan implementasi kode-kode emegensi adalah acuan dalam menggunakan tanda-tanda atau kode tertentu yang menyatakan kondisi kedaruratan dalam upaya penyelamatan pasien, keluarga pasien, pengunjung, karyawan dan seluruh warga yang berada disekitar RSIA Artha Mahinrus.
II. TUJUAN a. Tujuan Tujuan Umum Untuk penyelamatan pasien, keluarga pasien, pengunjung, karyawan dan seluruh warga yang berada disekitar RSIA Artha Mahinrus dalam kondisi darurat tertentu. b. Tujuan Khusus 1. Untuk menyelamatkan setiap orang yang berada dalam area kebakaran dengan tanda peringatan “code red”. red”. 2. Untuk menyelamatkan setiap orang yang berada di area RSIA Artha Mahinrus dengan kondisi klinis compromise compromiseyang yang rentan terhadap infeksi maupun komplikasi serius yang membutuhkan pertolongan medis segera dengan tanda peringatan “code blue”. blue”. 3. Untuk Unt uk menyelamatkan bayi atau anak-anak yang hilang atau diculik di area RSIA Artha Mahinrus Mahinrus dengan tanda peringatan peringatan ‘ ’code ’code pink ””. . 4. Untuk menyelamatkan setiap orang dari ancaman orang yang membahyakan (bersenjata atau tidak bersenjata), bom, dan ancaman lain (penyanderaan) yang terjadi di area RSIA Artha Mahinrus dengan tanda peringatan “code black”. black”. 5. Untuk memindahkan korban dari daerah bahaya ke ruangan yang aman kemudian ke titik kumpul dengan tanda peringatan “code brown”. brown”. 6. Untuk menyelamatkan setiap orang dari kondisi bencana eksternal dengan tanda peringatan ”code orange”. orange”. 7. Untuk menyelamatkan setiap orang dari kondisi emergensi internal dengan tanda peringatan “code yellow” .
III. RUANG LINGKUP Setiap orang yang membutuhkan upaya penyelamatan dalam kondisi kedaruratan baik pasien, keluarga pasien, pengunjung, karyawan dan warga disekitar RSIA Artha Mahinrus.
IV. ISTILAH-ISTILAH 1. Code Red (Merah) (Merah) Code Red adalah kode yang mengumumkan adanya ancaman kebakaran di lingkungan rumah sakit (api maupun asap), sekaligus mengaktifkan tim siaga bencana rumah sakit untuk kasus kebakaran. Dimana tim ini terdiri dari seluruh personel rumah sakit, yang masing-masing memiliki peran spesifik yang harus dikerjakan sesuai panduan tanggap darurat bencana rumah sakit. Misalnya; petugas teknik segera mematikan listrik di area kebakaran, perawat segera memobilisasi pasien ke titik-titik evakuasi, dan sebagainya.
2. C ode B lue (B i ru ru)) Code Blue Blue adalah kode yang mengumumkan adanya pasien,keluarga pasien, pengunjung, dan karyawan
yang mengalami henti jantung dan membutuhkan membutuhk an
tindakan resusitasi segera. Pengumuman ini utamanya adalah untuk memanggil tim medis reaksi cepat atau tim code blue yang blue yang bertugas pada saat tersebut, untuk segera berlari secepat mungkin menuju ruangan yang diumumkan dan melakukan resusitasi jantung dan paru pada pasien. Tim medis reaksi cepat (tim code blue) blue) ini merupakan gabungan dari perawat dan dokter yang terlatih khusus untuk penanganan pasien henti jantung. Karena setiap shift memiliki anggota tim yang berbeda-beda, dan bertugas pada lokasi yang berbeda-beda pula (pada lantai yang berbeda atau bangsal/ruang
rawatan
yang
berbeda);
diperlukan
pengumuman
yang
dapat
memanggil mereka dengan cepat.
3. Code Pink (Merah muda) Code Pink adalah kode yang mengumumkan adanya penculikan bayi/ anak atau kehilangan bayi/ anak di lingkungan rumah sakit.Secara universal, pengumuman ini seharusnya diikuti dengan lock down (menutup akses keluar-masuk) rumah sakit secara serentak.Bahkan menghubungi bandar udara, terminal, stasiun dan pelabuhan terdekat untuk kewaspadaan terhadap bayi korban penculikan.
4. C ode B lack lack (Hi ta tam) m) Code black adalah kode yang mengumumkan adanya ancaman orang yang membahayakan (ancaman orang bersenjata atau tidak bersenjata yang mengancam akan melukai seseorang atau melukai diri sendiri), ancaman bom atau ditemukan ditemuka n benda yang dicurigai bom di lingkungan rumah sakit dan ancaman lain.
5. C ode B rown ro wn (C ok okla lat) t) Code Brown Brown adalah kode yang mengumumkan pengaktifan evakuasi pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit pada titik-titik yang telah ditentukan. Pada intinya, menginisiasi tim evakuasi untuk melaksanakan tugasnya.
6. C od ode e Ora Orang ng e (Oranye (Oranye)) Code Orange adalah kode yang mengumumkan adanya insiden yang terjadi di luar rumah sakit (emergensi eksternal) misalnya kecelakaan massal lalulintas darat, laut, dan udara; ledakan, banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, dll. Kode yang menggunakan warna-warna diatas adalah tanda peringatan terhadap suatu kondisi kegawat daruratan yang sifatnya universal. Khusus untuk lingkungan rumah sakit, kode-kode tersebut merupakan bagian dari kebijakan tanggap darurat bencana terkait keselamatan dan keamanan pasien, pengunjung,warga sekitar rumah sakit serta staf, yang harus dimiliki serta diketahui secara luas.
7. C od ode e Y ello ellow w (K uning ) Code Yellow adalah kode yang mengumumkan adanya situasi krisis internal (emergensi internal) rumah sakit yang meliputi: kebocoran atau dugaan kebocoran gas termasuk gas elpiji; kebocoran dan tumpahan bahan kimia dan atau bahan berbahaya; kegagalan sistem vital seperti kegagalan back-up back-up daya listrik; boks pembagi daya listrik;seseorang listrik;seseora ng terjebak/terjerat; banjir; insiden radiasi; dan lain-lain.
V. PENATALAKSANAAN
1. Api/Asap (Fire/Smoke) - Code Red 1) R
REMOVE/RESCUE/SELAMATKAN REMOVE/RESCUE/ SELAMATKAN
setiap orang yang berada dalam area
kebakaran, sambil meneriakkan : code red ---- code red . A ALERT/ALARM/SEBARLUASKAN 2) A
dengan
cara
menelpon
0
atau
262
(OPERATOR) selanjutnya operator menghubungi pihak yang terkait a.l. petugas
sekuriti,
selajutnya
beritahu kawan terdekat. Bila
api
membesar telpon 113
&(0751) 28558 Dinas Pemadam Kebakaran. 3) C CONFINE/ CONTAIN/SEKAT bila sekitar ruangan penuh api dan asap, bila memungkinkan tutup pintu dan jendela untuk mencegah api menjalar. EXTINGUI SH/PADAMKAN bila api masih memungkinkan/bila memungkinkan /bila api masih kecil. 4) E EXTINGUISH/PADAMKAN Jangan ambil resiko yang tidak perlu. 5) Bila cukup aman, matikan semua sarana seperti listrik, gas yang kemungkinan berkaitan dengan api, tapi tetap pertimbangkan dengan cermat bila pasien masih memerlukan. 6) Evakuasi pasien dan pengunjung ke daerah yang aman. 7) Tetap awasi pasien. Bila perlu dihitung per kepala atau absensi berurutan. 8) Kooperatif dengan semua intruksi yang diberikan oleh Staf Senior, Manajer on Duty (MOD), ataupun petugas pemadam kebakaran
2. Henti jantung Dewasa & Anak serta darurat darurat medis lainnya - C ode B lu lue e Darurat medis didefinisikan sebagai setiap situasi klinis dimana pasien dengan kondisi medik kompromais yang rentan terhadap infeksi maupun komplikasi serius dan memerlukan pertolongan medis segera. Dalam situasi darurat medis/henti jantung :
1) SEGERA EVALUASI SITUASI dengan :
2)
a.
Telaah bahaya yang dapat muncul segera. segera.
b.
Catat waktu. waktu.
c.
Periksa tanda-tanda tanda-ta nda kehidupan : i.
Tidak ada respon. respon.
ii.
Tidak bernafas normal. normal.
iii.
Tidak teraba nadi.
MINTA bantuan staf lainnya ( teriak minta bantuan “Code “Code Blue -- Code Blue” ; atau gunakan Bel yang tersedia).
3)
TELPON 0 atau 262 yang akan akan meneruskannya meneruskannya ke TIM CODE BLUE BLUE (IGD – (IGD – OK OK – – ICU – ICU – NICU). NICU). Jelaskan : Jenis emergensinya ( misal Henti Jantung). Jantung). Lokasi kejadian dengan tepat ( Ruangan apa/bed nomor berapa). berapa). Nama, tugas, dan tempat tugas Anda.
4)
TINDAK pasien dengan : a. Check pernafasan. pernafasan. b. Check nadi. nadi. c. Bebaskan jalan nafas. nafas. d. Lakukan tindakan emergensi sesuai yang diperlukan misalnya : CardioPulmonary Resuscitation (CPR). (CPR).
5)
DAMPINGI/JAGA terus pasien sampai bantuan datang.
3. Penculikan Bayi/Anak-anak Bayi/Anak-anak - C ode Pi nk Oleh karena beberapa jam pertama merupakan waktu kritis pada kasus hilangnya bayi/anak-anak, hal terpenting adalah menyediakan informasi akurat berkaitan dengan bayi/anak sesegera mungkin.
Apabila Bayi/Anak-Anak Bayi/Anak-Anak Diculik Diculik maka: 1) Petugas yang menemukan terjadinya penculikan bayi/anak, meneriakkan : “ Code Pink – Pink – Code Pink !!!!” dan dan segera menelpon :0 atau 262 (OPERATOR) ( OPERATOR) 2) Selanjutnya operator menghubungi pihak yang terkait di Rumah Sakit antara lain Sekuriti, Manager on Duty , Direksi, dan Staf Senior lainnya). 3) Sekuriti atas perintah perintah Pimpinan, menelepon0751-223 menelepon0751-223 17 PADANG); 0751-480 0751-480 954 954
(MAPOLRESTA
(POLSEK KOTO TANGAH); dan sebutkan : jenis
kejadian, lokasi kejadian dengan tepat, nama anda dan tugas/profesi Anda. 4) Petugas Kepolisian kemungkinan akan meminta gambar/foto bayi/anak yang diculik (kalau ada), dan menanyakan beberapa pertanyaan antara lain : kapan terjadinya, lokasi terakhir Anda masih melihat bayi/anak yang hilang, dan memakai pakaian apa bayi/anak tersebut. 5) Setelah menerangkan kepada yang berwajib, berupayalah untuk tetap tenang. Anda akan mampu mengingat mengingat detail bayi/anak yang diculik lebih mudah bi bila la Anda telah memperoleh kondisi rasional dan logisnya kembali.
4. Orang
yang
membahayakan, membahayakan,
Ancaman Ancaman
orang
bersenjata,
Penguasaan
ilegal/penyanderaan, ilegal/penyander aan, Ancaman bom& ancaman lain – C ode Bla Black ck Dalam hal adanya ancaman terhadap seseorang – – (orang bersenjata atau tidak bersenjata yang mengancam akan melukai seseorang atau melukai diri sendiri) yang dilakukan : : RRemain calmcalm- Tetap tenang. RRetreat - Mundur bila lebih aman. RRaise the alarmalarm- Bunyikan alarm. RRecord detailsdetails- Catat rincian kejadian.
1) Ambil
tindakan cepat untuk melindungi diri sendiri atau melindungi pasien yang
terancam. terancam. 2) Beri peringatan atau minta bantuan bantuan kepada sesama sesama teman, sambil sambil meneriakkan meneriakkan : ” Code Black - Code Black!!!!”. Black!!!!”. 3) Melangkah mundur bila lebih aman – aman – Hubungi Hubungi telpon 0 atau 262 ( OPERATOR). 4) Selanjutnya operator menghubungi pihak yang terkait a.l. Sekuriti, Manager on Duty, Direksi, dan Staf Staf Senior lainnya, lainnya, terangkan tentang:
i. Jenis kejadian. kejadian. ii. Lokasi kejadian. kejadian. iii. Nama dan tempat tugas Anda. Anda.
5) Bila tidak memungkinkan melangkah mundur : 6) Turuti perintah pengancam. pengancam. 7) Lakukan hanya yangdiminta. yangdiminta . 8) Bila bahaya sudah berlalu, telepon
0
atau 262 (OPERATOR), (OPERATO R), dan jelaskan
kejadiannya. kejadiannya. 9) Catat hasil hasil pengamatan pengamatan Anda secepatnya. (Misalnya : ciri penyerang, senjata, cara bicara/logat, tingkah laku, tato, ciri kendaraan, arah pelarian, dll-nya). dll-nya). 10) Amankan tempat kejadian perkara. perkara. 11) Bekerjasama dengan sekuriti sambil menunggu petugas kepolisian
Bila mendapatkan ancaman bom, yang perlu dilakukan adalah : 1. Tetap tenang sambil mendengarkan suara si penelepon, penelepon,
2. Jangan menutup telepon. telepon.
3. Gunakan telpon lain untuk menghubungi nomor : 0751-223 17 ( MAPOLRESTA PADANG); PADANG);
0751-480 954 (POLSEK KOTO TANGAH);
0 atau 262 (OPERATOR) (OPERATO R)
4. selanjutnya operator menghubungi menghubungi pihak yang yang terkait,dan sampaikan sampaikan : a.
Bahwa terdapat ancaman bom. bom.
b.
Lokasi ancaman bom secara tepat. tepat.
c.
Nama anda dan tempat tugas/profesi Anda.
5. Evakuasi Segera/Evacuation Segera/Evacuation – Code Brown Terdapat tiga tahap evakuasi : TAHAP 1 : Pindahkan korban dari daerah bahaya, misalnya dari ruangan ke koridor, sambil meneriakkan :”code :”code brown -- code brown”, untuk memberitahukan petugas lain. lain. TAHAP 2 : Bersama-sama petugas lain pindahkan korban ke ruangan yang aman pada lantai yang sama; lantai bawahbilabangunan bertingkat. bertingkat. TAHAP 3 : Selesaikan evakuasi dari bangunan melalui koridor atau tangga ke titik kumpul dan ikuti petunjuk dalam Emergency Plan RSIA Artha Mahinrus. Mahinrus.
Pada saat evakuasi : Bila diinstruksikan, evakuasikan ke area yang dialokasikan dalam urutan sbb : : a. Pasien yang mampu bergerak sendiri, sendiri, b. Pasien yang mampu bergerak dengan memerlukan bantuan, bantuan, c. Pasien yang tidak mampu bergerak. bergerak.
1) Periksa seluruh ruangan (termasuk kamar mandi dan toilet) untuk memastikan semua orang sudah dievakuasi. dievakuasi.
2) Lakukan penghitungan untuk memastikan semua orang sudah dievakuasi. dievakuasi.
3) Bila ada orang yang tidak diketemukan, laporkan ke Staf Senior, Manager on Duty (MOD), atau Petugas Emergensi. Emergensi. 4) Jangan meninggalkan area titik kumpul sampai Staf Senior,
Manager on Duty
(MOD), atau Petugas Penanggulangan Bencana mengizinkan. mengizinkan. 5) Staf
Senior, Senior,
atau
Manajer
on
Duty
memberitahuan memberitahuan
kepada kepada
Petugas Petugas
Penanggulangan Penanggu langan Bencana yang bertugas untuk mengumumkan “SEMUA AMAN” bila keadaan telah terkendali. terkendali.
Catatan : Rekam medik pasien harus selalu menyertai setiap pasien yang dievakuasi bila memungkinkan.
6. Bencana Eksternal : Kecelakaan Kecelakaan Massal Massal Lalin Lalin Darat, Laut, Udara, Gempa Bumi, Bumi, Tsunami, Banjir, Ledakan, Badai, Dll – Code Orange
1)
Pada saat menerima menerima pemberitahuan pemberitahuan terjadinya terjadinya darurat darurat eksternal, eksternal, petugas IGD dan atau operator akan menyampaikan kepada semua pejabat senior dan Tim Siaga Bencana RSIA Artha Mahinrus.
2)
Rekan
yang
berdekatan
sesudah
diberitahu
petugas IGD
atau
operator
meneriakkan :“Code :“Code Orange – Code – Code Orange !!! 3)
Setiap staf akan merespon sesuai dengan Panduan Siaga Bencana RSIA Artha Mahinrus.Respon dapat meliputi salah satu atau lebih langkah berikut ini: ini:
a. Bila memungkinkan sediakan tempat tidur untuk menampung korban, bila perlu
dengan cara memulangkan sebagaian pasien rawat inap atau
mengirimkannya mengirimk annya ke RS lain. lain. b. Sediakan fasilitas fasilita s penerimaan dan perawatan pasien secukupnya. secukupnya. c. Bila diminta oleh Manajer Senior atau Direksi ataupun utusan dari lokasi bencana, sediakan bantuan yang dapat dikirim ke lokasi bencana. bencana. 4)
Semua personil lainnya merespon sesuai arahan supervisornya. supervisorn ya.
5)
Bila kondisi bencana memberikan dampak kepada RSIA Artha Mahinrus (misalnya serbuan asap, huru-hara sipil), pengisolasian / penyekatan mungkin di perlukan.
6)
Tunggu sampai ada pemberitahuan bahwa “ SITUASI TELAH TERKENDALI”. TERKENDALI”.
7. Emergensi Internal -C ode Yell Yellow ow Selain KEBAKARAN dan atau ASAP, emergensi internal meliputi: kebocoran atau dugaan kebocoran gas termasuk gas elpiji; kebocoran dan tumpahan bahan kimia dan atau bahan berbahaya; kegagalan sistem vital seperti kegagalan back-up back-up daya daya listrik; boks pembagi daya listrik;seseorang terjebak/terjerat; banjir; insiden radiasi; dan lainlain. 1) Pada saat menemukan kejadian emergensi internal petugas meneriakkan :” Code Yellow – Yellow – Code Yellow !!!!” 2) Hubungi nomor telepon : 0 atau262 (OPERATOR selanjutnya operatormenghubungi pihak yang terkait a.l kepadaSekuriti,Manager kepadaSekuriti, Manager on Duty , Direksi, dan Staf Senior lainnya.dan sebutkan : Jenis Emergensi, Lokasi Emergensi dengan tepat.Nama Anda dan tugas/profesi tugas/profesi Anda. Anda. 3) Jauhkan orang dari lokasi bahaya. bahaya. 4) Apabila evakuasi diperlukan, diperlukan, ikuti prosedur evakuasi, seperti
pada panduan
CODEBROWN . 5) Tunggu instruksi dari Staf Senior, Manager on Duty (MOD) (MOD) atau Petugas Emergensi. Emergensi. 6) Stanby untuk untuk membantu bila diperlukan. diperlukan. 7) Jangan kembali ketempat semula sampai Staf Senior, M MOD, OD, atau yang bertanggung jawab dalam dalam keamanan fasilitas fasilitas menyatakan menyatakan “ SEMUA TELAH AMAN”. AMAN”.
Dalam hal insiden kimia, biologis atau radiasi: radiasi: a. Pakailah masker dan atau tutup mulut. mulut. b. Buka pakaian yang terkontaminasi, dan cuci kulit dengan air mengalir. mengalir. c. Jauhi zona berbahaya. berbahaya.
VI. PENDOKUMENTASIAN Pendokumentasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
View more...
Comments