Panduan Clinical Pathway
April 29, 2019 | Author: yustiar | Category: N/A
Short Description
MMNNN...
Description
FASHARKAN TNI AL MANOKWARI RUMKITAL dr. AZHAR ZAHIR
Lampiran Surat Keputusan Keputusan Karumkital dr. Azhar Azhar Zahir Nomor SK / KPS / 71 / XII / 2016 Tanggal 05 Dessember 2016
BAB I DEFINISI
Clinical pathway adalah alur yang menunjukkan secara detail tahap-tahap penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan. Secara sederhana dapat dibilang bahwa clinical pathway adalah sebuah alur yang menggambarkan proses mulai saat penerimaan pasien hingga pemulangan pasien. Clinical pathway menyediakan standar pelayanan minimal dan memastikan bahwa pelayanan tersebut tidak terlupakan dan dilaksanakan tepat waktu. atau alur klinis adalah suatu konsep perencanaan pelayanan Clinical pathway atau terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan, standar asuhan keperawatan dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya, yang berbasis bukti dengan hasil yang dapat diukur dan dalam jangka waktu tertentu selama selama pasien dirawat di rumah sakit. Clinical pathway merupakan rencana multidisiplin yang memerlukan praktik kolaborasi dengan pendekatan team, melalui kegiatan day to day , berfokus pada pasien
dengan
kegiatan
yang
sistematik
memasukkan
standar
outcome
(Adisasmito, 2008). Istilah clinical pathways pathways ada berbagai macam, dan yang paling sering digunakan adalah Critical Critical care pathway, Integrated care pathway, Coordinated care pathway, Caremaps, Caremaps, atau Anticipated atau Anticipated recovery pathway (Vanhaecht K, 2006). Pelaksanaan clinical pathway di rumah sakit bertujuan untuk menghindari variasi yang tidak diperlukan atau yang tidak berdasarkan bukti ilmiah. Bahkan yang berisiko membebani pasien, baik yang berhubungan dengan biaya mau pun keselamatan pasien. Variasi yang dimaksud, dapat berupa pemeriksaan penunjang, pemberian obat-obatan, nutrisi, rehabilitasi medis, lama dirawat, atau pemberian pelayanan kesehatan lain. Berbagai manfaat dari implementasi Clinical Pathway adalah adalah : 1. Sebagai instrumen pelayanan kesehatan yang berfokus kepada pasien ( patient-focused patient-focused care), care),
2. Menjaga pelayanan yang terintegrasi dan berkesinambungan dari pasien masuk dirawat sampai pulang sembuh (continuous care), 3. Memperjelas akan peran dokter
dan
perawat penanggung jawab pasien
(duty of care), 4. Meningkatkan efisiensi utilitas pemeriksaan penunjang, 5. Meningkatkan ketepatan pemakaian obat-obatan termasuk antibiotika, 6. Secara langsung menilai pengelolaan obat dan bahan habis pakai (drugs and laboratory reagents management). Apakah
efisien melalui kebijakan unit
daily dosage, stop ordering, monitoring efek samping obat (MESO), klasifikasi penggunaan obat yang bersifat fast-moving, slow-moving dan stagnan sehingga mencegah penumpukan obat/reagens di depo/gudang obat instalasi farmasi, 7. Meningkatkan keamanan prosedur tindakan operasi, 8. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya medical errors (baik yang laten maupun aktif. Baik yang nyaris terjadi, kejadian tidak diharapkan / KTD, maupun kejadian sentinel), 9. Mencegah kemungkinan cedera (harms), 10. Mencegah infeksi nosokomial, 11. Mendeteksi dini titik-titik potensial berisiko selama proses layanan perawatan pasien
(tracers
methodology )
dalam
rangka
keselamatan
pasien
( patient safety ) 12. Meningkatkan manajemen risiko (risks management ), 13. Memastikan rencana pemulangan pasien ( patient discharge) 14. Meningkatkan
mutu
layanan
berkesinambungan
(continuous
quality improvement ) 15. Meningkatkan sistem maupun mutu profesi melalui penulusuran kinerja individu profesi (key performance indicator ) maupun kelompok (team-work ).
Dengan kata lain, implementasi Clinical Pathway bertujuan untuk kendali mutu pelayanan / mutu profesi dan kendali biaya.
Kata kunci dalam Clinical Pathway adalah : 1. Alur klinis atau integrated care pathway atau care map atau coordinated care pathway, caremaps, atau anticipated recovery pathway.
2. Memuat detail dan tahap-tahap penting 3. Dari asuhan kesehatan yang multi disiplin 4. Berbasis bukti 5. Ada unsur kolaborasi / pendekatan tim 6. Melalui kegiatan day by day 7. Berfokus pada pasien sejak masuk sampai dengan pasien pulang, a) Memastikan tak ada yang terlupakan b) Dilaksanakan tepat waktu c)
Hasil dapat diukur & dianalisa
d) Penting untuk kendali mutu dan kendali biaya
BAB II RUANG LINGKUP
Seluruh
kegiatan
pelayanan
yang
diberikan
harus
secara
terpadu/integrasi, berorientasi fokus terhadap pasien ( patient focused care), berkesinambungan (continuing of care), maka akan melibatkan seluruh profesi (dokter, perawat/bidan, radiografer, laboratoris, fisioterapis, ahli gizi dan farmasis). Dalam batasan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan perjalanan penyakit pasien dan dicatat dalam bentuk periode harian (untuk kasus rawat inap) atau jam (untuk kasus gawat darurat di unit emergensi). Clinical Pathway tersebut dapat merupakan suatu lembar matrix yang merangkum: 1.
Profesi medis: Asuhan Medis dengan mengacu pada Panduan Praktek Klinis dan SPO dari setiap KSM,
2.
Profesi keperawatan: Asuhan Keperawatan
3.
Profesi farmasi: Unit Dose Daily dan Stop Ordering
4.
Bidang Pelayanan Medis : Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap
5.
Instalasi Rekam Medis : Kode diagnosa (ICD-10) dan kode tindakan (ICD-9 CM)
6.
Bidang Keuangan : Unit Cost
7.
Sistem Manajemen Informasi : Analisa data Dengan demikian ruang lingkup implementasi Clinical Pathway di rumah
sakit adalah : 1. Manajemen Rumah Sakit 2. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit 3. Komite Medis 4. Bidang Pelayanan Medis 5. Bidang Penunjang Medis 6. Bidang Keperawatan 7. Instalasi Rekam Medis 8. Bidang Keuangan 9. Bidang Pengembangan Sistem Informasi
BAB III TATA LAKSANA
1. Persiapan penyusunan Clinical Pathways : Setiap tahun Direksi, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP) dan Komite Medis : a. Membuat perencanaan peningkatan mutu & keselamatan pasien b. Menetapkan prioritas apa yang harus diukur, yaitu yang bersifat :
high
volume, high risk, high cost, problem prone. Data dapat diperoleh dari Morning Report, Pertemuan Kasus Sulit, Death Case, 10 besar penyakit, 10 penyebab utama kematian, dll. c. Menetapkan indikator-indikator kunci yang meliputi area klinis & area manajerial, yaitu :
Indikator terkait area / upaya klinis : 1) Assessmen pasien 2) Pelayanan laboratorium 3) Pelayanan radiologi & diagnostic imaging 4) Prosedur bedah 5) Penggunaan antibiotika & obat lain, 6) Kesalahan medikasi (medication error) dan KNC, 7) Penggunaan anesthesi & sedasi, 8) Penggunaan darah & produk darah 9) Ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis pasien, 10) Pencegahan & pengendalian infeksi, surveilans & pelaporan, 11) Riset klinis.
Indikator terkait area / upaya manajerial : 1) Pengadaan rutin peralatan kesehatan & obat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien; 2) Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan; 3) Manajemen risiko; 4) Manajemen penggunaan sumber daya; 5) Harapan & kepuasan pasien & keluarga;
6) Harapan & kepuasan staf; 7) Demografi pasien & diagnosa klinis 8) Manajemen keuangan; 9) Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah pada pasien, keluarga pasien dan staf RS.
d. Komite Medis mengkoordinir staf medis dari setiap KSM untuk membuat atau merevisi Panduan Praktek Klinis (PPK), dan Standar Prosedur Operasional (SPO) tindakan medis sesuai dengan bidang keahliannya, dan membuat draft Clinical Pathway sesuai area yang telah ditetapkan, dengan mengacu pada Panduan Praktek Klinik.
e. Direktur rumah sakit menetapkan
dan melatih Tim Implementasi Clinical
Pathways di rumah sakit yang terdiri dari : 1) Bidang Pelayanan Medis 2) Bidang Penunjang Medis 3) Bidang Keperawatan 4) Instalasi Rekam Medis 5) Bidang Keuangan 6) Pengembangan Sistem Informasi (PSI)
2. Persiapan Pelaksanaan C linical Pathways : Tim Clinical Pathway memfinalisasi lembar Clinical Pathway . Lembar Clinical Pathway dibuat bentuk matrix, dan meliputi : a. penetapan judul / topik Clinical Pathway yang akan dibuat b. penetapan lama hari rawat c.
memilih pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan,
d. menentukan obat-obatan yang akan diberikan, e. asuhan keperawatan : pemantauan tanda-tanda vital termasuk nyeri, diet / nutrisi, mobilisasi, edukasi dan rencana pemulangan f.
ada tidaknya penyakit penyerta, komplikasi, dan KTD,
g. kode ICD-10 untuk diagnosa, dan ICD-9 CM untuk tindakan, h. rincian biaya dan total biaya
Untuk itu diperlukan koordinasi dengan bidang-bidang terkait, yaitu : a. Profesi medis di bawah koordinasi Bidang Pelayanan Medis mempersiapkan asuhan medis b. Profesi Perawat di bawah koordinasi bidang Keperawatan, mempersiapkan asuhan keperawatan, c. Profesi Farmasi, mempersiapkan Daftar Formularium, sistem unit dose dan stop ordering . d. Petugas Rekam Medis/Koder, mempersiapkan buku ICD 10 dan ICD 9 CM, Laporan RL1 sampai dengan 6 (terutama RL2). Profesi Rekam Medis membuat daftar 5 - 10 penyakit utama dan tersering dari setiap KSM/Instalasi dengan kode ICD 10 serta rerata lama hari rawat berdasarkan data laporan morbiditas RL2 e. Profesi Akuntasi/Keuangan, mempersiapkan Daftar Tarif rumah sakit dan menghitung unit cost .
3. Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi Clinical Pathway Tim Implementasi Clinical Pathway : a. Menetapkan mekanisme / proses pelaksanaan, dengan : 1) membuat Panduan Implementasi Clinical Pathway di rumah sakit, 2) membuat petunjuk teknis pengisian lembar Clinical Pathway, 3) menyiapkan lembar Clinical Pathway sesuai area yang telah ditetapkan, dan memintakan persetujuan ketua KSM dan pengesahan oleh Direktur, 4) menggandakan dan mendistribusikan lembar Clinical Pathway ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Ruang Persiapan Opname (Transit), 5) melakukan sosialisasi kepada semua unit / bidang terkait : staf medis, perawat, petugas Rekam Medis, dan petugas Keuangan. b. Menetapkan mekanisme / proses pengawasan, dengan bekerja sama dengan dokter IGD dan Dokter Jaga Bangsal untuk melakukan ronde / bimbingan teknis di ruangan, c. Pencatatan Clinical Pathway meliputi seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien secara terpadu dan berkesinambungan serta berbentuk dokumen yang merupakan bagian dari Rekam Medis. d. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan Clinical Pathway dicatat sebagai varians dan dilakukan kajian analisis dalam bentuk audit.Varians
tersebut dapat karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit penyerta atau komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors). Varians tersebut dipergunakan sebagai salah satu parameter dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan e. Menetapkan cara pengumpulan data, analisa data, dan format laporan, f. Menyerahkan laporan hasil Clinical Pathway setiap bulan kepada KMKP, yang akan melaporkannya kepada Direktur Rumah Sakit setiap 3 bulan.
BAB IV DOKUMENTASI
1. Lembar Clinical Pathway 2. Petunjuk teknis cara pengisian lembar Clinical Pathway 3. Lembar pencatatan, pengumpulan dan pengukuran data Clinical Pathway , 4. Laporan hasil analisa data Clinical Pathway ke Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP).
View more...
Comments