Panduan Assesmen Khusus
July 18, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Panduan Assesmen Khusus...
Description
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PESANGGRAHAN DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUD PESANGGRAHAN NOMOR 283 TAHUN 2018
TENTANG TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN ASSESMEN PASIEN PASIEN DENGAN RAHMA RAH MAT T TUHAN YANG MAHAA ESA ESA DIREKTUR RSUD PESANGGRAHAN PESANGGRAHAN Menimbang Menimbang
: a. Bahwa untuk mendukung keberhasilan pengobatan pasien perlu proses assesmen pasien yang harus segera dilakukan dan berkelanjutan serta pelayanan yang terencana terkait kondisi pasien berubah. berubah. b. Bahwa untuk proses assesmen pasien perlu pengumpulkan informasi data pasien, menganalisa informasi dan mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien. c. Bahwa untuk proses assesmen pasien yang efektif guna menghasilkan keputusan kebutuhan pelayanan pasien perlu dikeluarkan Keputusan tentang Kebijakan Asesmen Pasien di RSUD Pesanggrahan Pesanggrahan
Mengingat Mengingat
: 1. UndangUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 nomor 144 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063) 5063) 2. Undang Undang--Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 nomor 153 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072) 5072)
MEMUTUSKAN
Menetapkan Menetapkan Kesatu Kesatu
: : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH DAERAHPESANGGRAHAN TENTANG
SAKIT UMUM PEMBERLAKUAN
PEDOMAN ASSESMEN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PESANGGRAHAN PESANGGRAHAN i
Kedua Kedua
Ketiga Ketiga
: Bahwa segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan Assesmen Pasien yang berkaitan ttg Assesmen tambahan/khusus mengacu pada panduan Assesmen tambahan di Rumah Sakit Umum Daerah Pesanggrahan. : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, Bila dikemudian hari di temukan kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. mestinya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal, 8 Maret 2018 Direktur RSUD Pesanggrahan Pesanggrahan
drg . Endah Kartika Dewi. MARS NIP. 196712071994032004
ii
DAFTAR ISI
KEBIJAKAN ......... .........…………………………………………………………………………………………i …………………………………………………………………………………………i DAFTAR ISI ....... ISI ....... ………………………………………………………………………………………….iii ………………………………………………………………………………………….iii I BAB I BAB II II
DEFINISI .....…………………………………………………………………………………..2 ..... …………………………………………………………………………………..2 RUANG LINGKUP ………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………........5 .....5
BAB III TA TATALAKSANA TALAKSANA .............. ................... .....…………………………………………………………………....6 …………………………………………………………………....6 DOKUMENTASI………………………………………………………………............................14 BAB IV DOKUMENTASI………………………………………………………………............................14 BAB V PENUTUP PENUTUP……………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………......15 ......15
iii
BAB I DEFINISI
A. LATAR BELAKANG BELAKANG Rumah
sakit
merupakan
tempat
pelayanan
kesehatan
secara
bio,psiko,sosial bio,psiko,s osial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan memperhatik an pasien dengan dengan kebutuhan khusus dengan melakukan penilaian secara individual serta harus dapat mewakili semua populasi yang ada diantara nya pada pasien anak-anak, dewasa muda, lanjut usia yang lemah, dengan nyeri yang kronis dan intens, infeksi atau penyakit
menular.
pada
semua
kasus
ini
pasien
dan
keluarga
sangat
ketergantuangan bantuan pada pemberi pelayanan kesehatan khusus nya rumah sakit. Pelayanan kesehatan dengan kelompok khusus ini memerlukan penangan yang tepat dan efektif dalam mengurangi risiko, serta perlu mendokumentasikan pelayanan secara tim untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif. Dengan disusun buku pedoman ini maka diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pelayanan di seluruh aspek rumah sakit sampai pada tingkat manajemen dan dapat mengurangi kesalahan dalam meningkatkan kepuasan bagi pasien dan keluarga yang mendapatkan pelayanan.
B. TUJUAN Rumah sakit dapat melakukan assesmen atau penilaian awal pada pasien dengan tipe-tipe tertentu. Tanpa bermaksud untuk menemukan kasus secara proaktif.
C. PENGERTIAN PENGERTIAN 1. Pasien adalah seseorang medis yang mencari perawatan medis 2. Dewasa muda adalah seseornag individunyang masih produktif 3. Rentan adalah suatu keadaan diman individu mudah terjangkit atau terkena penyakit yang di sebabkan oleh menurunnya daya imun seseorang 4. Lanjut usia adalah seseorang wanita maupun laki-lali yang telah berusia 60 tahun ke atas 5. Pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens adalah suatu keadaan dimana pasien merasakan sakit yang hebat secara terus menerus 6. Pasien dengan infeksi atau penyakit menular adalah pasien memiliki penyakit infeksi yang bisa menularkan pada orang lain 7.
anak dengan ketergantungan obat adalah anak yang memerlukan bantuan dalam
memenuhi
kehidupan
sehari-harinya.
Pelayanan
anak
dengan
ketergantungan bantuan adalah melayani anak yang memerlukan bantuan dalam kehidupan sehari – sehari – harinya harinya
1
8. Pasien dengan risiko kekerasan adalah pelayanana terhadap pasien yang da;am keadaan bahaya atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat kekerasan yang sedang berlangsung atau kekerasan yang akan datang
2
BAB II RUANG LINGKUP
Assesmen tambahan untuk pasien tertentu atau untuk populasi populasi pasien khusus mengharuskan proses assesmen perlu di ubah. Tambahan ini di sesuaikan dengan keunikan dan kebutuhan setiap populasi tertentu, di RSUD Pesanggrahan menentukan kelompok pasien tambahan/khusus , meliputi : 1. Neonatus Anak-anak k 2. Anak-ana 3. Remaja (usia produktif) 4. Obstetric atau maternitas 5. Geriatri 6. Pasien dengan kebutuhan untuk P3(Perencanaan pemulangan pasien 7. Sakit terminal/ menghadapi kematian 8. Pasien dengan rasa kronik atau nyeri(intens) 9. Pasien dengan gangguan emosional dan kejiwaan 10. Pasien dengan kecanduan obat terlarang dan alkohol 11. Korban kekerasan atau terlantar 12. Pasien dengan penyakit menular seksual atau infeksius 13. Pasien yang menerima kemoterapi atau radiasi 14. Pasien dengan sistem imunologi menurun 15. Pasien hemodialisis 16. Pasien dengan risiko nutrisional
3
BAB III TATA LAKSANA
Rumah sakit menetapkan kriteria tertulis tentang asesmen tambahan, khusus atau lebih mendalam perlu dilaksanan populasinya seperti pasien anak-anak, dewasa muda, lanjut usia yang lemah, pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens, pasien dengan infeksi atau penyakit menular.Kriteria tentang asesmen tambahan, khusus atau lebih mendalam disusun oleh Kelompok Staf Medis Rumah Sakit. Proses asesmen untuk populasi pasien dengan kebutuhan khususnya dapat dimodifikasi secara tepat sehingga mencerminkan kebutuhannya, dengan melibatkan keluarga bila perlu sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dapat diterima oleh budaya dan diperlakukan secara konfidensial Bila
Pasien yang teridentifikasi teridentifik asi kebutuhan tambahan asesmen khusus seperti
kebutuhan khusus akan jantung, hipertensi, diabetes mellitus dan lain-lain dirujuk ke pemberi pelayanan kesehatan yang berkompeten baik di internal rumah sakit maupun eksternal rumah sakit apabila pelayanan yang dibutuhkan tidak tersedia di dalam rumah sakit pasien dirujuk keluar rumah sakit. Asesmen khusus yang dilakukan dilengkapi dan dicatat dalam rekam medis pasien. Berikut ini adalah panduan tatalaksana pelayanan Asesmen tambahan / khusus: 1. Neonatus Neonatus Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia 0 sampai dengan 28 hari (4 minggu). Pengkajian neonatus meliputi: a. Tanggal masuk dan jam b. Status obstetri ibu c. Status neonatus (pemeriksaan antropometri) d. Penilaian apgare score e. Pemeriksaan fisik f.
Keadaan umum, kesadaran
g. Pemeriksaan TTV h. Reflek i.
Diagnose
j.
Rencana asuhan
2. Anak - Anak Penting untuk melakukan pemeriksaan karena anak atau bayi sering tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal dan amati adanya pergerakan spontan anak atau bayi terhadap area tertentu yang dilindungi.Tahapan asesmen keperawatan anak dan neonatus : A.
Identitas meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal dirawat tanggal pengkajian dan diagnose
B.
Identitas orang tua
C.
Riwayat kesehatan meliputi : riwayat kesehatan sekarang,keluhan utama, 4
D.
Riwayat kesehatan lalu (prenatal care, Natal dan post natal) natal)
E. F.
Riwayat imunisasi lengkap Riwayat tumbuh kembang
G. Riwayat nutrisi H.
Riwayat psikososial
I.
Riwayat spiritual
J.
Aktivitas sehari-hari
K.
Pemeriksaan fisik : a)
Keadaan umum
b)
Kesadaran
c)
TTV (Tekanan darah , nadi , suhu dan respirasi)
d)
Berat badan
e) f)
Tinggi badan Pemeriksaan fisik (kepala, muka , mata , hidung, telinga,mulut, telinga,mul ut, dll
L.
Pemeriksaan penunjang(laboratorium, penunjang(laborat orium, rongten)
M.
Terapi
3. Asuhan pasien lanjut usia (geriatri) (geriatri) Dengan ketergantungan bantuan diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh RSUD Pesanggrahan. Pemberian asuhan untuk pasien yang rentan dan lanjut usia dengan ketergantungan sesuai dengan kebijakan dan prosedur meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Pasien yang rentan, lanjut usia yang tidak mandiri menerima asuhan sesuai kebijakan dan prosedur dengan tujuan untuk menghasilkan proses asuhan yang efisien dan lebih efektif dalam bentuk pelayanan dan didokumentasikan dalam rekam medis.
4. Pasien Tahap Terminal
A.
Kepada pasien yang akan meninggal dan keluarganya, keluarganya, dilakukan assesmen dan assesmen lanjut sesuai kebutuhan individual mereka
B.
Assesmen lanjut pasien tahap terminal bersifat khusus karena pasien
tahap
terminal memiliki kebutuhan yang khusus pula, C. Assesmen lanjut perlu dilaksanakan secara individual untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga apabila pasien mendekati kematian. D. Assesmen lanjut, sesuai kondisi pasien, harus mengevaluasi : 1) Gejala seperti mau muntah dari kesulitan pernapasan 2) Faktor-faktor Faktor-f aktor yang meningkatkan dan membangkitkan gejala fisik 3) Manajemen gejala saat ini dan hasil respon pasien 4) Orientasi spritual pasien dan keluarga dan kalau perlu keterlibatan kelompok agama 5) Urusan dan kebutuhan spiritual pasien dan keluarga, seperti putus asa, penderitaan, rasa bersalah atau pengampunan 5
6) Status psikososial pasien dan keluarga seperti hubungan keluarga, lingkungan rumah yang memadai apabila diperlukan perawatan di rumah, cara mengatasi dan reaksi pasien dan keluarga atas penyakit pasien 7) Kebutuhan dukungan atau kelonggaran pelayanan (respite services) services) bagi pasien, keluarga dan pemberi pelayanan lain 8) Kebutuhan akan akan alternatif atau tingkat pelayanan lain 9) Faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi patologis atas kesedihan. E. Assesmen awal pasien tahap terminal meliputi: 1) assesmen dokter, terdiri dari: tanggal assesmen dan asal informasi, anamnesa, pemeriksaan umum/fisik, diagnosa, penatalaksanaan 2) penilaian pemberi asuhan lainnya 3) Assesmen perawat, terdiri dari: tanggal assesmen dan asal informasi, assesmen,
masalah,
perencanaan
keperawatan
dan
keluarga
yang
diinformasikan tentang perencanan pelayanan disertai dengan tanda tangan petugas dan keluarga tersebut
5.
Pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens intens A. Asesmen nyeri nyeri dapat dapat menggunakan menggunakan Num Numeric eric R ating S cale cale Gambar NRS (Numerical Rating Scale)
B. Indikasi: digunakan digunaka n pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya C. Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 0 – 10 10 0 = tidak nyeri
1 – – 3 = nyeri ringan (sedikit menganggu aktivitas sehari-hari).
4 – – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari). sehari-hari ).
7 – 10 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari).
D. Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen Wong Baker FACES Pain S cale cale sebagai berikut:
E. Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat dan memperingan nyeri kepada pasien. F. Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri : 1.
Lokasi nyeri 6
2.
Kualitas dan atau pola penjalaran / penyebaran
3.
Onset, durasi, dan faktor pemicu
4.
Riwayat penanganan nyeri sebelumnya dan efektifitasnya
5.
Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari sehari-har i
6.
Obat-obatan yang dikonsumsi pasien
G. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri H. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan menunjukkan menunjukkan adanya adanya rasa nyeri, nyeri, sebagai sebagai berikut: Asesmen ulang nyeri adalah adalah prosedur menilai ulang derajat nyeri pada pasien pasien yang bertujuan untukmengevaluasi
intervensi yang telah dilakukan terkait
penatalaksanaan nyeri yang telah diberikan, dengan interval waktu kriteria sebagai berikut : 1.
menit setelah intervensi obat oba t injeksi
2.
1 jam setelah intervensi obat oral atau lainnya
3.
1 x / shift bila skor nyeri 1 – 3 – 3
4.
Setiap 3 jam bila skor 4 -6
5.
Setiap 1 jam bila skor nyeri 7 – 10 – 10
6.
Dihentikan bila skor nyeri 0
sesuai
I.
Tatalaksana nyeri: 1. Berikan analgesik sesuai dengan anjuran dokter 2. Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi tatalaksana tatalaksa na nyeri kepada pasien yang sadar / bangun 3. Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri ≥4. Asesmen ≥4. Asesmen dilakukan 1 jam setelah setelah tatalaksana tatalaksana nye nyeri ri sampai intensitas intensitas nyeri nyeri ≤ 3 3 4. Sebisa mungkin, mungk in, berikan
analgesik melalui m elalui jalur j alur yang paling tidak
menimbulkan nyeri 5. Nilai ulang efektifitas pengobatan 6. Tatalaksana non-farmakologi : a)
Berikan heat / cold pack
b)
Lakukan reposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh pasien
c)
Latihan relaksasi, seperti tarik napas dalam, bernapas dengan irama / pola teratur, dan atau meditasi pernapasan yang menenangkan
d)
Distraksi Distraks i / pengalih perhatian
J. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai: a) Faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri b) Menenangkan ketakutan pasien c) Tatalaksana nyeri d) Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas petugas jika merasa nyeri sebelum rasa nyeri tersebut bertambah parah
7
7. Assesmen Maternitas/ obstetri A. Perlunya dilakukan assesmen penyakit kebidanan kebidanan untuk mendukung mendukung diagnosa kebidanan sebelum dilakukan tindakan pengobatan oleh tim medis dirumah sakit B. Pengambilan data subjektif yang meluputi : :
1. Anamnesa 2. Riwayat obstretic 3. Riwayat kehamilan ,persalinan dan nifas Riwayat penyakit yang lalu, penyakit sekarang dan riwayat penyakit keluarga.
4. 5. Riwayat ginekologi
6. Riwayat penggunaan KB 7. Riwayat psikososial dan ekonomi, dan fungsional 8. Skrinning nutrisi 9. Riwayat alergi dan asesmen nyeri, assesmen resiko jatuh C. Pengambilan data obyektif meliputi :
1. Pemeriksaan umum meliputi keadaan umum pasien , tingkat kesadaran , TTV dll. 2. Pemeriksaan Pe meriksaan fisik yang meliputi kepala, leher, thorax, abdomen, genetalia dan ekstrimitas. 3. Pemeriksaan khusus dan nifas yang meliputi obstetric,taksiran berat janin, ginekologi, nifas. D. Pemeriksaan penunjang ( hasil laboratorium, radiologi, USG, EKG dll ) E. Menentukan masalah / diagnosa penyakit kebidanan dan rencana tindak lanjut pasien kebidanan. 8. Pasien dengan kelainan emosional dan gangguan kejiwaan Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan mental yang di anggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia . 9. Pasien di duga ketergantungan obat atau alkohol Ketergantungan obat dapat di artikan sebagai proses konsumsi obat yang di lakukan di luar aturan penggunaanya. ketergantunngan obat atau alkohol bisa menjadi awal penyalahagunaan obat dan kecanduan .orang yang memiliki kecanduan tidak memiliki kuasa untuk mengendalikan apa yang mereka lakukan 10. Korban kekerasan atau terlantar Pelayanan pasien resiko kekerasan adalah pelayanan terhadap pasien yang dalam keadaan bahaya atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat kekerasan yang sedang berlangsung atau kekerasan yang akan datang. 11. Pasien yang mendapat kemoterapi atau radiasi Pelayanan Pasien Kemoterapi dilakukan di Ruang Rawat Inap terutama di Ruang Kemoterapi dan wajib diketahui oleh dokter, perawat dan ahli farmasi yang berkompeten dalam memberikan asuhan kepada pasien yang menjalani kemoterapi. 8
Cara Pemberian Obat Kemoterapi : : a. intra vena pemberian
intravena
untuk
terapi
sistemik,
dimana
obat
setelah
melalui
jantung dan hati baru sampai ke tumor primer. cara intravena ini yang paling banyak
digunakan
untuk khemoterapi. dalam pemberian intravena usahakan
jangan ada ada ekstravasasi ekstravasasi obat. obat. b. intra arterial pemberian intra arteri adalah terapi regional melalui arteri yang memasok darah ke daerah tumor dengan cara car a infus inf us intra arteri menggunakan catheter dan pompa arteri. infus intra arteri art eri digunakan digun akan untuk memberikan m emberikan obat selama beberapa beber apa
jam atau hari. c. intra oral d. intra i ntra cavitas/intra cavitas/intr a peritoneal obat disuntikkan atau di instalasi ke dalam rongga tubuh, seperti intra: pleura, peritoneum, pericardial, vesikal atau tekal. e. sub kutan f. topikal
Adapun pasien yang yang diindikasikan diindikasikan mendapat mendapat kemoterapi, kemoterapi, yaitu : 1.
Ajuvan : kanker stadium awal atau stadium lanjut lokal setelah pembedahan.
2.
Neo ajuvan (induction chemotherapy) : kanker stadium lanjut lokal
3.
Paliatif : kanker stadium lanjut jauh
4.
Sensitisizer : kemoterapi yang dilakukan bersama-sama radioterapi
Sedangkan pasien yang merupakan kontra indikasi dalam mendapat kemopterapi : 1.
Kontra Indikasi Absolut a. penyakit stadium terminal. b. hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan. c. septokemia. d. koma.
2.
Kontra Indikasi Relatif. a. usia lanjut, terutama untuk tumor yang pertumbuhannya lambat dan sensitivitasnya rendah. b. status performance yang jelek. c. gangguan fungsi organ vital yang berat, spt : hati, ginjal, jantung, sumsum tulang, dll. d. dementia. e. penderita tidak dapat datang ke klinik secara teratur. f.
pasien tidak kooperatif.
9
Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan, yang apabila diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect . sebelum memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sebagai berikut : a. menggunakan kriteria eastern cooperative oncology group (ecog) yaitu status penampilan ≤ 2 2 b. jumlah lekosit lekosit ≥ 4000/ml. 4000/ml. c. jumlah trombosit trombosit ≥ 100.000/ul. 100.000/ul. d. cadangan sumsum tulang masih adekuat, misal hb ≥ 10ml/dl. 10ml/dl.
e. creatinin clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) f.
tes
faal ginjal
bilirubin < 2 mg/dl, sgot dan sgpt dalam batas normal (test faal hepar).
g. elektrolit dalam batas normal. h. tidak diberikan pada usia diatas 70 tahun. Pasien
yang
akan
mendapatkan
perawatan
kemoterapi
wajib
menjalani
pemeriksaan penunjang : 1.
diagnosa dan stadium a) diagnosa keganasan harus sudah confirmed (tripple ( tripple diagnostic ) yang terdiri dari : pemeriksaan fisik, imaging dan patologi atau sitologi. b) penentuan stadium : foto thorax, usg abdomen, mamografi kontra lateral, bone scan dan lain-lain sesuai dengan jenis kankernya. c) laboratorium dasar : darah darah lengkap (dl), sgot,sgpt, bun. d) tinggi badan dan berat badan bad an : mengukur luas permukaan tubuh untuk menentukan dosis obat.
2.
pemeriksaan tambahan creatinin clearence, ekg ataupun echocardiografi, asam urat, serum elektrolit, tumor marker. persiapan dan syarat kemoterapi 1) persiapan persiapan sebelum pengobatan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi: a) darah lengkap b) fungsi hepar; bilirubin, sgot, sgpt, alkali phosphat. c) fungsi ginjal; ureum, creatinin dan creatinin clearance test bila serim creatinin meningkat. d) audiogram (terutama pada pemberian cis-pl cis-plastinum) astinum) e) ekg (terutama pemberian adriamycin, epirubicin). 2) syarat a) keadaan umum cukup baik. b) penderita mengerti tujuan dan efek efek samping yang akan terjadi c) informed concent. d) faal ginjal dan hati baik. e) diagnosis patologik f)
jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
g) riwayat pengobatan (radioterapi (radioterapi/kemoterapi) /kemoterapi) sebelumnya. 10
h) pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10 gram %, leukosit > 5000/mm³, trombosit > 150 000/mm³. i)
menggunakan kriteri kriteria a eastern cooperative oncology group (ecog) yaitu status penampilan < 2
12. Pasien dengan Infeksi atau Penyakit Menular dan Pasien dengan Sistem
Imunologi Terganggu Terganggu pasien dengan penyakit menular dan sistem imunologi terganggu, pengkajian meliputi : 1. kapan diagnosa di tegakkan 2. sejak kapan mengetahui penyakit tersebut 3. dari mana sumber informasi di peroleh 4. pengobatan dan pemeriksan rutin yang di lakukan 5. cara perolehan penyakit , penyakit penyerta lainnya 6. analisa masalah 7.
tindakan
11
BAB IV
DOKUMENTASI
Semua asesmen tambahan didokumentasikan direkam medis meliputi: 1. Pengkajian secara keseluruhan terhadap pasien, menegakkan diagnosa, menyusun intervensi, melakukan implementasi dan membuat evaluasi akhir dari pelayanan yang telah kita berikan kepadan pasien tersebut. 2. Pembuatan asuhan pasien secara tim yang berkesinambungan antara dokter, perawat, PPK lain yang memberikan asuhan pasien serta staf rehabilitasi medik pasien. 3. Melakukan ronde pasien dengan multi departemen agar dapat mengetahui keadaan pasien serta dapat membuat asuhan yang berkesinambungan. 4. Membuat dokumentasi dalam bentuk rekam medis terhadap pelayanan yang telah diberikan kepada pasien baik secara verbal maupun nonverbal.
12
View more...
Comments