Pahl and Beitz
June 28, 2019 | Author: Ikhsan Arif | Category: N/A
Short Description
metode peancangan pahl and beitz...
Description
MODUL 2 CARA MERANCANG PHAL AND BEITZ
Prosedur Perancangan oleh Pahl dan Beitz Prosedur perancangan yang diusulkan Pahl dan Beitz dalam bukunya : Engineering Design: A Systematic Approach terdiri dari 4 fase. Keempat fase tersebut adalah : 1. Perencanaan dan penjelasan tugas. 2. Perancangan konsep produk. 3. Perancangan bentuk produk (embodiment design) 4. Perancangan detail. Setiap fase proses perancangan berakhir pada akhir fase, misalnya fase pertama menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase tersebut kemudian menjadi masukan untuk fase yang mendahuluinya. Hasil fase itu sendiri setiap saat dapat berubah oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase-fase berikutnya. Diagram alir proses perancangan dapat dilihat pada gambar 1.2
Gambar: Diagram Alir Proses Perancangan cara Phal and Beitz
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
1
Dalam fase ini
disusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi khusus dan
karakteristik tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk tersebut merupakan hasil olahan hasil survei bagian pemasaran atau atas permintaan segmen masyarakat Perencanaan fase ini disusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi khusus dan karakteristik tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk tersebut merupakan hasil olahan hasil survei bagian pemasaran atau atas permintaan segmen masyarakat. Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang persyaratan atau requirements yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batasan-batasan produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam daftar persyaratan teknis (tabel 1). Pada tabel tersebut, D adalah Demands, sesuatu yang harus dipenuhi. Sedangkan W adalah Wishes, yang berupa harapan-harapan tambahan. Fase perencanaan produk tersebut baru dapat memberikan hasil yang baik jika fase tersebut memperhatikan kondisi pasar, keadaan pasar dan ekonomi negara. Pada perencanaan proyek dibuat jadwal kegiatan dan waktu penyelesaian setiap kegiatan dalam proses perancangan. Perancangan Konsep Produk Berdasarkan spesifikasi yang diperoleh dari fase pertama, dicarilah beberapa konsep produk produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus dipecahkan. Konsep produk biasanya berupa gambar sketsa atau gambar skema yang sederhana saja. Beberapa alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih lanjut. Setelah itu dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan berdasarkan beberapa kriteria khusus, seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan kriteria lainnya. Konsep produk yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi produk tidak diproses lagi dalam proses selanjutnya. Dari beberapa konsep produk yang tidak memenuhi kriteria, dapat dipilih solusi yang terbaik. Perancangan Bentuk (Embodiment Design) Pada fase ini konsep produk “diberi bentuk”, yaitu komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema hanya berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk produk, yang dalam gerakannya tidak saling bertabrakan sehingga
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
2
produk dapat menjalankan fungsinya. Konsep produk yang sudah diberi bentuk digambarkan pada layout awal (preliminary layout). Layout awal dikembangkan lagi menjadi layout yang lebih baik dengan memperbaiki berbagai kekurangan dan kelemahan. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap beberapa layout awal yang sudah dikembangkan berdasarkan kriteria teknis, ekonomis dan kriteria lainnya sehingga diperoleh layout yang terbaik yang disebut layout akhir (definitive layout). Perancangan detail Pada fase perancangan detail, ditetapkan susunan komponen, bentuk, dimensi, kehalusan permukaan dan material dari setiap komponen. Demikian juga kemungkinan cara pembuatan sudah dianalisa dan perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan. Kedua hal tersebut disebut dokumen untuk pembuatan produk.. Pada fase ini dibutuhkan pengetahuan tentang mekanika dan ilmu pengetahuan bahan. Mekanika meliputi pengetahuan tentang statika, dinamika dan mekanika kekuatan material PENGEMBANGAN KONSEP PRODUK Diagram alir yang lebih rinci pada fase perancangan konsep produk adalah seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1. Langkah-langkah perancangan konsep produk Persoalannya
adalah
membuat
sebuah
peralatan
pengujian
yang
mampu
membangkitkan impuls torsi (impuls torque) untuk menguji sambungan poros dan hub yang dipasak (keyed shaft-hub connections). Sebelum menggambarkan lebih jauh tentang torsi impuls, yang perlu dikaji adalah apa itu torsi impuls dan bagaimana menerapkannya pada mesin yang berputar. Pertanyaannya pertama penting untuk menganalisa perubahan beban torsi yang terjadi di dalam berbagai penerapan keseharian. Laju perubahan torsi untuk berbagai aplikasi, seperti mesin bubut, crane transmition, mesin-mesin pertanian dan mesin-mesin lainnya adalah sebesar 125x103 Nm/detik. Nilai ini akan dijadikan sebagai dasar untuk perancangan selanjutnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
3
Berdasarkan kajian tersebut, dikembangkan beberapa persyaratan yang menjadi spesifikasi alat uji seperti yang terdapat pada tabel 2.2. Spesikfikasi tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu Demand dan Wishes. Demand adalah permintaan yang sedapat mungkin dipenuhi karena akan mempengaruhi parameter yang essential yang menentukan performansi peralatan. Sedangkan wishes hanyalah keinginan tambahan yang akan memberi nilai tambah kepada peralatan.
Tabel 2.2 Spesifikasi Mesin Uji Impuls Torsi
Universitas Mercu Buana Revisi
D W
DAFTAR PERSYARATAN Alat Uji Beban Impuls Torsi
Persyaratan
D D D
Geometri Penempatan Spesimen harus benar Diameter poros (spesimen) < 100 mm Beban yang diterapkan bisa bervariasi
D D W W
Kinematik Beban diterapkan pada poros yang diam Arah beban hanya satu arah Arah beban „optional‟ Input torsi „optional‟
D D D W D D D D W
Hal. 1 Resp.
Gaya Beban yang diterapkan adalah torsi murni Saat torsi maksimum, dipertahankan selama tidak kurang dari 3 dt Frekuensi pembebanan kecil (alasan untuk pengukuran) Getaran pada spesimen sedapat mungkin diredam Torsi maksimum bisa diatur sampai 15.000 Nm untuk memuntir poros 100 mm Setelah torsi mencapai maksimum, harus dimungkinkan menurun lagi Laju perubahan torsi bisa diatur, maks dT/dt = 125x103 Nm/det Kurva Torsi-Waktu haruslah berulang Jika dibutuhkan, deformasi plastis dimungkinkan
D
Energi Daya yang dibutuhkan < 5kW/380 kV
D
Material Shaft & Hub : 45 C
D D W
Sinyal Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pengujian Hasil pengukuran bisa dicatat Titik pengukuran mudah dijangkau
W
Keamanan dan Ergonomi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
4
W
Pengoperasiannya tidak rumit Ramah Lingkungan
D D W W
Produksi dan kontrol kualitas Semua komponen diproduksi oleh industri perorangan Kualitas memenuhi standar DIN Dibuat di Workshop sendiri Memakai komponen standar
W W
Perakitan dan Transportasi Kecil dan Ringan Tidak membutuhkan pondasi khusus
W W
Pengoperasian dan Perawatan Pengoperasiannya sederhana Mudah dalam perawatan Biaya dan Jadwal -
Khusus dalam hal gaya (pada tebel 2.1), beberapa kategori demand yang penting yang akan menjadi penentu pola pembebanan diantaranya :
Torsi maksimum, dipertahankan selama tidak kurang dari 3 dt.
Torsi maksimum bisa diatur sampai 15 000.
Setelah torsi mencapai maksimum, harus dimungkinkan menurun lagi.
Laju perubahan torsi bisa diatur, maks dT/dt = 125x103
Kurva Torsi-Waktu haruslah berulang
Berdasarkan kriteria diatas, dengan asumsi torsi minimum berharga nol, ditentukan pola torsi yang ingin dihasilkan oleh alat uji seperti yang terlihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 : Impuls torsi maksimum yang berulang. Menentukan Persoalan Utama
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
5
Pada bagian ini dianalisa intisari langkah demi langkah untuk menyatakan aspek umum dan gambaran utama dari spesifikasi yang diberikan. Sedangkan hasil setiap langkah diberikan pada tabel 2.4. Langkah 1 dan 2. Menghilangkan persyaratan (Demand dan Wishes) yang tidak berpengaruh langsung terhadap batasan-batasan yang diajukan dalam daftar. Langkah 3. Mengubah data-data kuantitatif menjadi data-data kualitatif dan mengubah menjadi pernyataan pokok. Langkah 4. Hasil dari langkah-langkah sebelumnya dinyatakan menjadi kalimat umum. Langkah 5. Menformulasikan masalah menjadi pernyataan inti.
Tabel 2.4 : Menformulasikan masalah berdasarkan spesifikasi menjadi persoalan pokok Hasil dari langkah 1 dan 2 Diameter poros yang akan diuji < 100 mm Posisi beban bisa divariasikan searah alur hub Beban diterapkan pada poros yang diam Torsi bisa diatur (maksimum 15000 Nm Torsi dipertahankan pada posisi maksimum tidak kurang 3 dt Torsi harus dikurangi secara bertahap Laju perubahan torsi maksimum 125x103 Nm/s Kurva Torsi-Waktu berulang Besar Torsi sebelum dan sesudah penerapan serta tegangan yang terjadi diukur dan dicatat Hasil dari langkah 3 Mengadakan impuls torsi terhadap keyed shaft-hub, yang bisa diatur besarnya, laju perubahannya, dan durasinya. Pengujian torsi diterapkan pada posos uji yang diam. Hasil dari langkah 4 Mengadakan torsi dinamik yang sesuai untuk pengujian Beban input dan komponen tegangan bisa diukur. Hasil dari langkah 5 Menerapkan torsi dinamik yang bisa diubah dan sekaligus mengukur beban dan tegangan yang ditimbulkan pada komponen.
Membuat struktur fungsi Penggambaran fungsi struktur dimulai dengan formulasi fungsi secara keseluruhan, yang hasilnya diperoleh dari formulasi masalah (gambar 2.5)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
6
Gambar 2.5 : Fungsi keseluruhan Sub fungsi yang penting untuk memenuhi fungsi secara keseluruhan, diantaranya aliran energi, pengukuran dan aliran sinyal :
Mengubah energi input menjadi beban torsi
Mengubah energi input menjadi energi lainnya untuk mengontrol
Penyimpanan energi
Mengatur ukuran beban
Menvariasikan ukuran beban
Menghubungkan energi
Mengaplikasikan beban ke spesimen
Mengukur beban
Mengukur tegangan (regangan)
Setahap demi setahap dikembangkan. Dikombinasikan dan disempurnakan semua subfungsi ke dalam berbagai susunan fungsi (gambar 2.6)
Pemilihan kombinasi Pilihan –pilihan diatas akan diseleksi berdasarkan berbagai kriteria (gambar 2.9). Kriteria-kriteria yang dipakai adalah : A. Memenuhi fungsi keseluruhan B. Dapat memenuhi yang disyaratkan C. Secara prinsip dapat diwujudkan D. Masih dalam biaya yang diijinkan E. Keamanan terjamin F. Lebih disukai perancang G. Informasi memadai
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
7
TEKNIK MESIN –PKK UNIVERSITAS MERCU BUANA
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
+ + + + + + +
Gambar 2.9 : Formulir pemilihan
Menetapkan pilihan konsep produk Semua pilihan konsep produk yang mungkin (ditandai dengan „+‟). Seringkali diagram sket yang masih berupa garis tidak mencukupi untuk dijadikan dasar untuk menetapkan pilihan. Untuk itu diperlukan perhitungan-perhitungan awal untuk menjajaki kemungkinan apakah sebuah pilihan bisa digunakan. Sebagai contoh akan dihitung cam silinder yang ada pada pilihan V2. Langkah-langkah penghitungan :
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai torsi maksimum t =
15 x10 3 = 1,12 dt 125 x10 3
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
8
Gaya yang terjadi pada ujung tuas adalah
Fmaks
Tmaks 15 x10 3 17 ,6 x10 3 N l 0,85
Gaya ini diakibatkan oleh reaksi tuas lentur yang (dianggap) terpasang secara kantilever jika ujungnya diberi perpindahan tuas sebesar h = 30 mm.
Kecepatan tangensial silinder cam adalah
vx v y
Kecepatan sudutnya adalah
h 30 250 mm / dt t 0,12
0,25 60 2rad / dt; n 19 rpm 0,125 2
Perkiraan energi yang harus disimpan pada roda daya untuk menghasilkan impuls torsi maksimum
Emaks
1 Fmaks.h 260J 2
dimana energi ini dibutuhkan dalam selang waktu 0,12 dt.
Dimensi roda daya Kec. Maks :
nmaks 1200 rpm; 126 rad / dt
Jari – jari :
r 0,2m
Tebal :
w = 0,1 m
Massa :
m f 100kg
Momen inersia :
Jf
1 m f .r 2 2kgm2 2
Energi yang tersimpan adalah
Ef
1 J f . 2 159x102 J 2
Kecepatan putar setelah terjadi impuls
Eafter E f Emaks 15640 J
after
2 Eafter Jf
125 rad / dt; nafter 1190 rpm
Mengevaluasi pilihan konsep produk Parameter dan faktor pengali yang dipakai dalam memilih konsep-konsep tersebut adalah seperti yang diuraikan pada gambar 3.1. Penilaian diberikan dalam tabel 3.2.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
9
Dari seluruh langkah yang telah dilakukan, didapat konsep seperti yang diperlihatkan pada pilihan 2 ( V2 ). Konsep ini selanjutnya menjadi masukan dalam proses perancangan bentuk.
PERANCANGAN BENTUK (EMBODIMENT DESIGN) Jika pada proses perancangan konsep produk langkah-langkahnya difokuskan pada struktur fungsi dan struktur kerja, maka pada proses perancangan bentuk penekanannya adalah realisasi fisik dengan mengkombinasikan geometri dan material.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
10
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
11
1. Mengidentifikasi
persyaratan
untuk
menentukan
bentuk
yang
terbaik
dan
mempertimbangkan keterbatasan ruang. Poin-poin persyaratan untuk menentukan bentuk yang terbaik :
Menentukan layout
Posisi pemegang spesimen
Beban diterapkan pada poros diam dan hanya satu arah
Hubside load take-off variable
Momen puntir bisa diubah-ubah
Pondasi bebas
Menentukan dimensi
Diameter poros uji < 100 mm
Torsi bisa diatur, T < 15000 Nm (dipertahankan tidak kurang dari 3 detik)
Laju perubahan torsi bisa diatur, dT/dt = 1,25 x 10 3 Nm/dt
Daya < 5 kW
Menentukan material
Poros dan Hub : 45 C
Persyaratan lain
Bisa dibuat di bengkel
Adanya ketersediaan komponen-komponen
Mudah dirakit
2. Menyusun Fungsi utama Penyusunan ini didasarkan pada varian 4 (lihat gambar 2.2) dan solusi konsep adalah seperti yang terlihat pada gambar 3.10. Pada tabel 3.3 terdaftar solusi-solusi fungsi utama yang telah dipilih untuk memenuhi berbagai sub fungsi. Fungsi utama yang diperhitungkan untuk mewujudkan perancangan bentuk, diantaranya adalah :
Spesimen
Tuas
CAM Silinder
Solusi fungsi yang lain adalah :
Motor Listrik
Roda daya
Kopling
Gearbox ; dan
Frame
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
12
Tabel 3.3 : Fungsi-fungsi, peralatan yang sesuai dan karakteristiknya Fungsi
Function Carriers Motor Listrik
Sumber Daya
Karakteristik Daya, P M Kecepatan, n M Run-up time, t M
Penyimpanan Energi
Roda daya
Momen Inersia, I f Kecepatan, n f
Penyambung Energi
Kopling
Kapasitas Torsi, T CL Kecepatan maks, n CL Response time, t CL
Komponen Energi
pengubah Gearbox
Daya, P G Torsi keluar maks, T G Pada kecepatan keluar, n G Rasio kecepatan, R G
Pengubah bentuk/arah dan Cam Silinder waktu
Daya, P CAM Torsi, T CAM Kecepatan, n CAM Diameter, D CAM Sudut CAM,
CAM
Tinggi, h CAM Pengubah energi jadi Torsi
Tuas
Panjang, l t Kekakuan, S t
Beban Test Connection
Test Connection Rangka
Penyangga
Torsi, T Laju penurunan Torsi, dT/dt
3. Bentuk awal solusi fungsi utama Solusi fungsi utama dapat disusun menjadi layout awal (rough layout). Analisa yang telah dilakukan pada tahap perancangan konsep produk belumlah cukup untuk menggambarkan bentuk silinder cam. Untuk itu dianalisa lebih jauh seperti uraian berikut (arti simbol dapat dilihat pada tabel 3.3). Torsi yang ditimbulkan : T sL .hCAM .lL Perubahan Torsi dT
dt
DCAM .nCAM . tan CAM .sL .lL
Durasi penahanan (hold time) : t L
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
U CAM 1 2DCAM .nCAM 2nCAM
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
13
Persamaan untuk menentukan durasi penahanan (tL) benar jika lintasan ujung tuas paralel terhadap permukaan cam (cam track). Namun kenyataannya bukanlah demikian. Hal ini mengakibatkan laju perubahan torsi yang terjadi lebih kecil daripada yang dihitung dan lagipula nilainya bervariasi, tergantung kepada geometri cam. Kenyataann ini haruslah diatasi dengan memasukkan faktor koreksi K. Nilai K diturunkan.
hCAM tan CAM
x
x
K
d 1 cos CAM sin CAM 2 tan CAM Vx x Vx x x
Persamaan-persamaan diatas hanya berlaku jika
d
2
1 cosCAM hCAM
K
hCAM tan CAM hCAM d 1 cos CAM sin CAM tan CAM 2 tan CAM
Nilai K ditentukan dari perkiraan sebagai berikut :
Sudut CAM CAM 10 0... 45 0
Diameter roller follower d=60 mm
h CAM masing-masing 7.5 mm dan 30 mm
Tabel 3.4 : Nilai faktor K
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Ir. Jamiatul Akmal, MT.
CAD CAM
14
View more...
Comments