P 3 G

July 26, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download P 3 G...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar belakang

Pada bebera beberapa pa dekade dekade terakh terakhir, ir, kemaju kemajuan an ilmu ilmu kedokt kedoktera eran n sangat sangat berpen berpengar garuh uh pada pada  perawatan kesehatan dan akan mempengaruhi pertumbuhan populasi lanjut usia. Menurut Lembagaa Demografi Lembag Demografi Universit Universitas as Indonesia, Indonesia, persentase persentase jumlah penduduk penduduk berusia berusia lanjut lanjut pada tahun ta hun 19 1985 85 ad adal alah ah 3,4% 3,4% da dari ri tota totall pe pendu ndudu duk k da dan n pa pada da ta tahu hun n 20 2000 00 menca mencapa paii 7,4%. 7,4%. Data Data Perserikat Perse rikatan an Bangsa-Bang Bangsa-Bangsa sa (PBB) (PBB) menyatakan menyatakan bahwa peningkatan peningkatan warga berusia lanjut di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia, yaitu 414% hanya dalam waktu 35 tahun (19902025), sedangkan tahun 2020 mencapai 25,5 juta jiwa. 1  Akibat populasi usia lanjut yang meningkat maka akan terjadi transisi epidemiologi yaitu  bergesernya pola penyakit dari penyakit infeksi dan gangguan gizi menjadi penyakit-penyakit degeneratif, diabetes, hipertensi, neoplasma, dan penyakit jantung koroner. Konsekuensi dari  peningkatan

warga

usia

lanjut

adalah

meningkatnya

jumlah

pasien

geriatri

dengan

kerakteristiknya yang berbeda dengan warga usia lanjut atau dewasa muda. Karakteristik pasien geriatrik adalah multipatologi, menurunnya daya cadangan faali, berubahnya gejala dan tanda  penyakit dari yang klasik, terganggunya status fungsional pasien geriatri, dan kerap terdapat gangguan nutrisi, gizi kurang atau buruk. 1  Jika karena sesuatu hal pasien geriatri mengalami kondisi akut seperti infeksi, maka seringkal sering kalii akan akan timbul timbul ganggua gangguan n fungsi fungsi kognit kognitif, if, dep depres resi, i, im imobi obilis lisasi asi,, instab instabil ilisa isasi, si, dan inkontinensia (atau lazim disebut sebagai geriatric giants). Keadaan akan semakin rumit jika secara sec ara psikos psikososi osial al terdapa terdapatt hendaya hendaya sepert sepertii neglect neglected ed atau atau miskin miskin (fi (finans nansial ial). ). Sehingg Sehinggaa  pendekatan untuk pasien geriatri harus bersifat holistik dan paripurna, yaitu bio-psiko-sosial,  juga dari sisi kuratif, reehabilitatif reehabilitatif , preventif, dan promotif. 1 

1.2 Tujuan Penulisan 1

 

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengkajian paripurna  pada pasien geriatri serta dapat melakukan pengelolaan yang tepat pada pasien geriatri. 1.3. Metode Penulisan Makalah ini disusun berdasarkan studi kepustakaan yang merujuk ke beberapa literatur.

BAB II 2

 

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pengkajian Paripurna pada Pasien Geriatri (P3G) adalah proses diagnotik multidimensi dan interdisiplin dalam menentukan kemampuan medis, psikologis dan fungsional orang tua untuk membangun rencana tatalaksana dan follow up jangka panjang yang terkoordinasi dan terintegrasi.2  Pen Pendeka dekatan tan paripu paripurna rna dimaks dimaksudk udkan an sebagai sebagai prosed prosedur ur evalua evaluasi si multi multi dimens dimensii dimana berbagai masalah pada pasien geriatri diungkap, diuraikan, semua asset pasien (berbagai sumber dan kekuatan yang dimiliki pasien) ditemu-kenali, jenis pelayanan yang dibutuhkan diidentifikasi, rencana asuhan dikembangkan secara terkoordinir, yang semua itu berorientasi kepada kepentin kepentingan gan pasien. pasien. Pendekatan Pendekatan klinik klinik ini bertuj bertujuan uan agar pasien pasien yang yang sudah berusia berusia lanjut tersebut dapat mencapai mencapai derajat kesehatan optimal serta serta mamiliki kemampuan fungsi fungsional onal tertinggi. 1 Batasa Bat asan n usia usia lanjut lanjut di Indones Indonesia ia Menuru Menurutt WHO WHO

South Sout h East East Asia Asia Region Regional al Office Office

(Organisasi Kesehatan Dunia untuk Regional Asia Selatan dan Timur) adalah usia 60 tahun ke atas. Di USA batasan usia lanjut adalah 70 tahun ke atas, sedangkan di Eropa batasan usia lanjut adalah 65 tahun ke atas. 3 2.2 Karakteristik Pasien Geriatri Karakteristik pasien geriatri yang pertama adalah multipatologi, yaitu pada satu pasien terdap terdapat at lebih lebih dari dari satu satu penyaki penyakitt yang yang umumny umumnyaa bersif bersifat at kronik kronik degener degenerati atif. f. Kedua Kedua adalah adalah menurunya daya cadangan faali, yang menyebabkan pasien geriatri amat mudah jatuh dalam kondisi gagal pulih (failure to thrive). Hal ini terjadi terjadi akibast penurunan fungsi barbagai oragan sesuai dengan bertambahnya usia, yang walaupun normal untuk usianya namun menandakan menipisnya daya cadang faali. Ketiga adalah penyimpangan gejala dan tanda penyakit dari yang klasik kla sik,, misaln misalnya ya pada pneumon pneumonia ia mungki mungkin n tidak tidak akan dij dijump umpai ai gejala gejala khas sepert sepertii batuk, batuk, demam, dem am, dan sesak sesak,, melain melainkan kan terdapa terdapatt perubah perubahan an kesadar kesadaran an atau atau jat jatuh. uh. Kee Keempa mpatt adalah adalah terganggunya status fungsional pasien geriatri. Status fungsional adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Status fungsional menggambarkan kemampuan umum umu m seseor seseorang ang dalam dalam memera memerankan nkan fungsi fungsinya nya sebagai sebagai manusi manusiaa yangt yangt mandir mandiri, i, sekali sekaligus gus menggambarka mengga mbarkan n kondisi kondisi kesehatan kesehatan secara secara umum. Kelima adalah adanya gangguan nutrisi, nutrisi, gizi 3

 

kurang,, atau gizi buruk. Gangguan kurang Gangguan nutrisi ini secara langsung langsung juga akan mempengaruhi mempengaruhi proses  penyembuhan dan pemulihan pasien geriatri. 1 2.3 Komponen Pengkajian Paripurna pada Pasien Geriatri Pendekatan dalam evaluasi medis bagi pasien geriatri mutlak harus bersifat holostik atau  paripurna yang tidak semata-mata dari sisi bio-psoko-sosial saja, namun juga harus senantiasa memperlihatkan aspek kuratif, rehabilitatif,promotif,dan preventif. Komponen dari pengkajian  paripurna pasien geriatri meliputi status fungsional, status kognitif, status emosional, dan status nutrisi. 1  Tabel.1. Komponen Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri 4 Komponen

Elemen

Pengkaj Pen gkajian ian masala masalah h medik medik

Daftar Daftar masala masalah h

Kondisi koomorbid dan keparahan penyakit

Review oabt-obatan

Status nutrisi Pengkajian status fungsional fungsional Aktivitas dasar dalam kehidupan sehari – hari

Status aktivitas/ olahraga Gaya berjalan dan keseimbangan Pengka kajjian ps psiko kollogis gis

Tes ssttatus me mental (k (kogni nittif) Tes depresi

Pengkajian sosial

Penyokong kebutuhan Pengkajian finansial dan sumber perawatan

Pengkajian lliingkungan

Keamanan ru rumah

4

 

Transportasi

2.3. 2.3.1 1

Pe Pengk ngkaj ajia ian n Masa Masala lah h Medi Medik  k 

Diagnosis medik ditegakkan setelah melakukan wawancara medik, pemeriksaan jasmani, serta pemeriksaan penunjang. Dalam anamnesis, pasien geriatri karena keterbatasannya sering sering lupaa apa yang lup yang dirasa dirasakan kan akhirakhir-akhi akhirr ini, ini, sering sering lupa lupa apa yang yang hendak hendak disamp disampaik aikan, an, sulit sulit mengek men gekspr spresi esikan kan perasa perasaan an serta serta adanya adanya demens demensia ia atau atau malu. malu.

Oleh Oleh karena karena it itu, u, diperl diperluka ukan n

anamnesis sistem, di mana dokter proaktif menggali riwayat keluhan subyektif dan sesuai sistem de demi mi sist sistem em orga organ n dan pe peme meri riks ksaa aan n fisi fisik k le leng ngkap kap ya yang ng menca mencang ngkup kup pu pula la pemer pemerik iksa saan an neurologis dan muskuloskeletal.

1

Ti Tidak dak ad adaa form format at ruti rutin n da dala lam m an anam amne nesi siss at atau au pu pun n pe peme meri riks ksaa aan n fi fisi sik: k: fo fokus kus ak akan an diarahkan dengan masukan dari pasien, keluarga, dan pengasuh pada keluhan utama serta temuan anggota tim lainnya mengenai kesehatan dan status fungsional dari pasien. Tujuan lain adalah konseling konsel ing untuk pencegahan penyakit dan promosi promosi kesehatan, kesehatan, penentuan imunisasi imunisasi,, skrining skrining untuk kondisi asimtomatik yang lazim pada pasien usia lanjut, menilai beban obat, skrining untuk penyalahgunaan zat lainnya, serta memastikan masalah sosial dan psikologis.

2

2.3.2 Status Fungsional Salah satu intisaari P3G adalah penilaian status fungsional pasien, sebagaimana tercermin dalam ukuran ADL ( Activities of Daily Living ) dan IADLs ( Instrumental Activities of Daily  Living ). ). Pokok ADL terdiri dari aktivitas perawatan diri seperti berpakaian, mandi, berpindah ke dan dari kursi, tempat tidur, dan posisi berdiri, pergi ke toilet, serta makan. IADLs, selain kegiatan sehari-hari yang diperlukan, mencakup kegiatan yang dapat dilakukan seseorang untuk  diri sendiri atau dapat dilakukan anggota rumah tangga lain (pekerjaan rumah tangga atau tugas rumah tangga lainnya, lainnya, seperti: seperti: mengelola uang, menggunakan menggunakan telepon, telepon, belanja). belanja). Dalam banyak  kasus, kas us, teruta terutama ma dalam dalam pengatu pengaturan ran klinis klinis rawat rawat jal jalan, an, pasien pasien dan keluar keluarga ga dimint dimintaa untuk  untuk  melaporkan item ini dengan mengisi kuesioner. Pasien dengan status fungsional tertentu akan memerlukan berbagai program untuk memperbaiki status fungsionalnya agar kondisi kesehatan 2,5

kembali pulih, mempersingkat lama rawat, meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan pasien. 5

 

Tabel 2. Indeks Barthel (activity (activity of daily  daily living  living // ADL)

Keterangan : Skor ADL BARTHEL BARTHEL 20

: mandiri

12 – 19

: ketergantungan ringan

9 – 11

: ketergantungan sedang

5–8

: ketergantungan berat

0–4

: ketergantungan total

2.3.3 Status kognitif  Penilaian kognitif merupakan kemampuan klinis dan dapat untuk mendiagnosis kelainan  berpikir, yang membuat estimasi kelainan fungsional lebih akurat. Penilaian kognisi dapat 6

 

memprediksi mortalitas selama perawatan di rumah sakit. Penilaian kognitif digunakan untuk  skrining kelainan kognitif, diagnosis banding faktor penyebab, dan derajat beratnya kelainan, atau monitoring laju penyakit.

6

Faal kognitif yang paling sering terganggu pada pasien geriatri yang dirawat inap antara lain memori segera dan jangka pendek, persepsi, proses pikir dan fungsi eksekutif. Gangguan tersebut dapat menyulitkan dokter dalam pengambilan data anamnesis, demikian pula dalam  pengobatan dan tindak lanjut adanya gangguan tentu akan mempengaruhi kepatuhan dan kemampuan pasien untuk melaksanakan program yang telah direncakan. Berbagai instrumen untuk mendiagnosis telah dikembangkan dengan variasi yang luas. Varias Var iasii terseb tersebut ut mulai mulai dari dari instru instrumen men yang singkat singkat dan dapat dapat dikerj dikerjaka akan n
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF