Osteoporosis
July 21, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Osteoporosis...
Description
OSTEOPOROSIS Sheila Dwiyani AIsha
Definisi
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingg tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tahun 2001, National Institute of Health (NIH) mengajukan definisitulang baru sistemik osteoporosis sebagai penyakit yang ditandai oleh compromised bone strength strength sehingga tulang mudah patah.
Epidemiologi Pada survey kependudukan tahun 1990, ternyata jumlah penduduk berusia 55 tahun atau lebih mencapai 9,2%, meningkat 50% dibandingkan survey tahun 1971. Penelitian Roeshadi di Jawa Timur,
mendapatkan puncak tulang dicapai bahwa pada usia 30-34 massa tahun dan rata-rata kehilangan massa tulang pasca monopose adalah 1,4%.
Faktor Risiko dan Etiologi
Faktor Risiko Klinis
Sampai saat ini, telah diketahui berbagai faktor risiko fraktur osteoporotik selain umur dan densitas massa tulang. Beberapa faktor risiko bervariasi tergantung pada umur. Misalnya risiko terjatuh pada gangguan penglihatan, imobilisasi dan penggunaan sedatif akan menjadi risiko terjadinya fraktur panggul, walaupun demikian, banyak dokter dan pasien tidak menyadarinya. Glukokortikoid menurunnya formasi tulang oleh osteoblas, makan akan terjadinya osteoporosis yang progresif. Riwayat fraktur merupakan faktor risiko timbulnya fraktur osteoporosis dikemudian hari dengan risiko 2 kali. Indeks massa tubuh rendah juga merupakan faktor risiko untuk terjadinya faktor risiko osteoporotik fraktur. Risiko ini tampak nyata pada orang dengan 2
indeks tubuh merupakan 20 kg/m . risiko yang penting terhadap kejadian fraktur Faktor massa osteoporotik pada masa yang akan datang. Demikian juga fraktur osteoporotik dalam keluarga, terutama riwayat fraktur pinggul dalam keluarga. Peminum alkohol dan merokok Beberapa penyakit kronik yang berhubungan dengan densitas tulang yang rendah, apalagi bila harus diterapi di terapi dengan glukokortikoid jangka panjng.
Klasifikasi
Patogenesis
Tipe I Setelah monopouse, maka reabsorpsi tulang akan meningkat, terutama pada dekade awal setelah monopouse, sehingga insidens fraktur, terutama fraktur vertebre dan radius dapat meningkat. Penurunan densitas tulang terutama paa tulang trabekular, karena memiliki permukaan yang luas. Petanda menunjukkan adanya peningkatan bone turnover . Estrogen juga berperan menurunkan produksi berbagai sitokin oleh bone marrow stromal cells dan cells dan sel-sel mononuklear, seperti IL-1, IL-6 dan TNF-a yang berperan meningkatkan kerja osteoklas. Dengan demikian penurunan kadar estrogen akibat monopouse akan meningkatkan produksi berbagai sitokin tersebutsehingga aktifitas osteoklas meningkat.
Patogenesis
Tipe II Pada dekade ke delapan dan sembilan kehidupannya terjadi ketidakseimbangan remodeling tulang, dimana resorpsi tulang meningkat, sedangkan formasi tulang tidak berubah atau menurun. Hal ini akan menyebabkan kehilangan massa tulang, perubahan mikroarsitektur tulang dan peningkatan resiko fraktur. pada peningkatan osteokalsin seringkali didapatkan orang tua, tetapi hal ini lebih menunjukkan peningkatan turnover tulang dan bukan peningkatan formasi tulang.
Pemeriksaan (Anamnesis)
Faktor yang harus ditanyakan juga adalah fraktur trauma minimal, imobilissi lama, penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan kalsium, fosfor vitamin D, latihan yang teratur yang bersifat weight-bearing. weight-bearing. Obat-obat yang diminum dalam jangka panjang Alkohol dan merokok yang merupakan faktor risiko osteoporosis. Penyakit-penyakit lain yang harus ditanyakan juga berhubungan dengan osteoporosisyang adalah penyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin dan insufisiensi pankreas. Riwayat haid, umur menarke, dan monopouse, penggunaan obatobat kontraseptif juga harus diperhatikan.
Pemeriksaan (Fisik)
Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita osteoporosis Gaya berjalan penderita Deformitas tulang Leg-length inequality inequality Nyeri spinal Jaringan parut di leher (bekas operasi tiroid?) Skelera yang biru biasanya terdapat pada penderita osteogenesis imperfekta, biasanya penderita juga akan mengalami ketulian, hiperlaksitas ligamen dan hipermobilitassendi dan kelainan gigi Hipokalsemia ditandai iritasi muskuloskeletal, yang berupa tetani. Penderita osteoporosis sering menunjukan kifosis dorsal atau gibbus dan penurunan tinggi badan, selain itu juga terdapat protuberansia abdomen, spasme otot paravertebral dan kulit yang tipis
Pemeriksaan (Biokimia Tulang)
Pemeriksaan biokimia tulang terdiri dari kalsium total dalam serum, ion i on kalsium, kadar fosfat di dalam serum, kalsium urin, fosfat urin, osteokalsin serum, piridinolin urin dan bila perlu hormon paratiroid dan vitamin D.
Pemeriksaan Radiologi
Gambaran
khas
pada
penderita
osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerah trabekuler yang lebih lusen. Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebre yang memberikan gambaran picture-frame vertebra. vertebra.
Sonodensitometri
Dilakukan oengukuran densitas tulang berdasarkan dari kecepatan gelombang suara tanpa adanya risiko radiasi. Dilakukan pengukuran densitas tulang berdasarkan dari kecepatan gelombang suara, atenusi ultrasound ultrasound broadband dan kekakuan.
MRI Elemen
mineral
tulang
dapat
dinilai
melalui gambaran karateristik T2 decay decay berupa inhomogenitas yang disebabkan oleh pengaruh perbedaan sumsum tulangnya. 2 langkah pertama yaitu : T2 sumsum tulang dapat digunakan untuk menilai densitas serta kualitas jaringan tulang trabekula Untuk menilai arsitektur trabekula
Biopsi Tulang dan Histomorfometri
Merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk menilai kelainan metabolisme tulang. Biopsi biasanya dilakukan didaerah transiliakal, yaitu 2 cm posterior SIAS dan sedikit inferior kristal iliakal. Alat yang dgunakan adalah jarum Bordier-Maunier.
Edukasi dan Pencegahan
Edukasi dan Pencegahan Anjurkan penderita untuk melakukan aktivitas fisik yang teratur untuk memelihara kekuatan, kelenturan dan oordinasi sistem neuromuskular serta kebugaran, dapat mencegah risikoberenang. terjatuh. Kegiatannya berupa bejalan 30-60sehingga menit/hari, bersepeda maupun Jaga asupan kalsium 1000-1500 mg/hari, baik melalui makanan atau suplementasi Hindari merokok dan alkohol Diagnosis dini dan terapi tepat terhadap defisiensi testosteron pada laki-laki dan menopouse pada wanita Kenali penyakit dan obat-obatan yang dapat menyebabkan osteoporosis Hindari mengankat barang-barang yang berat Hindari berbagai hal yang dapat menyebabkan penderita jatuh Hindari defisiensi vitamin D, terutama pada orang-orang yang kurang terpajan sinar matahari atau pada penderita dengan fotosensitofitas
Cont...
Hindari peningkatan ekskresi kasium lewat ginjal dengn membatsi asupan natrium sampai 3 gram/hari untuk meningkatkan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal Pada penderita yang memerlukam glukokortikoid dosis tinggi dan jangka panjang, usahakan pemberian dosisnya serendah mungkin dan sesingkat mungkin Pada penderita artritis reumatoid dan artritis inflamasi lainnya sangat penting mengatas aktifitas penyakitnya, karena hal ini akan mengurangi nyeri dan penurunan densitas massa tulang akibat artrituis inflamatif yang aktif
Rehabilitasi
Tujunnya penderita akan lebih lincah, tangkas dan kuat ototototnya sehingga tidak mudah terjatuh dan mencegah perburukan osteoporosis karena terdapat rangsangan biofisikoelekrokemikal yang akan meningkatkan remodelling tulang, Pada penderita yang belum mengalami osteoporosis, maka sifat latihan adalah pembebanan terhadap tulang, sedangkan pada penderita yag sudah osteoporosis, maka latihan dimulai dengan latihan tanpa beban, kemudian ditingkatkan secara bertahap sehingga latihan beban yang adekuat Selain latihan, bila dibutuhkan maka diberikan alat bantu (ortosis), misalnya korset lumbal untuk penderita yang mengalami fraktur korpus vertebralis, tongkat atau alat bantu jalan lainnya, terutama pada orang tua yang terganggu keseimbangannya.
Pengobatan
Terimakasih
View more...
Comments