Osteomalasia Dan Riketsia
August 19, 2018 | Author: bang omar | Category: N/A
Short Description
osteomalasia...
Description
OSTEOMALASIA OSTEOMALASIA DAN RIKETSIA Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Sistem Muskulosekeletal Muskulosekeletal Tophan Heri Wibowo , S.Kep, Ns, MAN
Oleh : KELOMPOK 2 FAOJIAH LAELI MARTANTO ISMARTIWI ASIH
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2018
OSTEOMALASIA DAN RIKETSIA
I.
PENGERTIAN
Osteomalasia
adalah
penyakit
metabolisme
tulang
yang
dikarakteristik oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).( Smeltzer. 2001: 2339 ) Osteomalasia adalah manifestasi defisiensi vitamin D. Perubahan mendasar pada penyakti ini adalah gangguan mineralisasi tulang, disertai meningkatnya osteoid yang tidak mengalami mineralisasi.(Robins, 2007) Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis. Ricketsia
adalah
penyakit
metabolisme
tulang
yang
dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (pada orang dewasa, Ricketsia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal) terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). ( Smeltzer. 2001: 2339 ) Ricketsia (rakhitis) mineralisasi tulang yang
ialah perubahan patologik berupa hilangnya disebabkan
berkurangnya
kadar
kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang
II.
TANDA DAN GEJALA
Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah : 1. Nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyunghuyung atau cara berjalan loyo/lemah.. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan pa ha 2. Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis). 3. Penurunan berat badan 4. Nyeri tulang dan nyeri tekan tulang 5. Kelemahan otot 6. Cara berjalan seperti bebek atau pincang 7. Pada penyakit yang lebih lanjut, tungkai melengkung (karena berat tubuh dan tarikan otot) 8. Vertebra yang melunak mengalami kompresi, sehingga mengalami pemendekan tinggi badan dan merusak bentuk toraks (kifosis) 9. Sakrum terdorong ke bawah dan depan, pelvis tertekan ke lateral 10. Kelemahan dan ketidakseimbangan meningkatkan risiko jatuh dan fraktur Adapun tanda dan gejala untuk riketsia adalah : 1.
Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian dada.
2.
Tulang terasa lunak dan jika disentuh akan merasakan nyeri mengigit
3.
Sakit pada seluruh tulang tubuhnya
4.
Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.
5.
Merasakan sakit saat duduk & mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri.
6.
Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan atau tulang kaki.
III.
ETIOLOGI
Umumnya
penyebab
utama
Osteomalasia
adalah
tidak
cukupnya
mineralisasi tulang terutama kekurangan vitamin D. Ada berbagai kasus osteomalacia yang terjadi akibat gangguan umum metabolisme mineral, antara lain : Adanya malnutrisi Kekurangan vitamin D yang berhubungan dengan asupan kalsium yang jelek, terutama akibat kemiskinan, makanan kurang matang dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan salah satu faktor. Paling sering terjadi dimana vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan juga kekurangan dalam diet dan jauh dari sinar matahari.
IV.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko berkaitan dengan penyakit patologis. Penyakit-penyakit patologik yang dapat memicu terjadinya osteomalacia meliputi gagal ginjal kronik sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat. Penyakit hati karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga
fase
mineralisasi
tidak
terjadi.
terapi
antikonvulsan
berkepanjangan (fenitoin fenobarbital), dan gastrektomi. Osteomalacia dalam hal ini terjadi sebagai akibat kegagalan absorpsi kalsium ataupun kehilangan kalsium yang berlebihan dari tubuh.
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Foto Rontgen
Pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas.Pada radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang, terutama pada tangan, tengkorak, tulang iga dan tulang belakang. 2.
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine rendah serta biopsi tulang yang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid
VI.
PATHWAY GANGGUAN GIT
GAGAL GINJAL KRONIS
ABSORBSI LEMAK TERGANGGU ASIDOSIS
PEMBENTUKAN VIT. D TERGANGGU
ABSORBSI KALSIUM USUS MENURUN
KEKURANGAN VIT.D DAN KALSIUM DLM DIET
KALSIUM YANG TERDAPAT DALAM TUBUH DIGUNAKAN UTNUK MENETRALKAN ASIDOSIS
KALSIUM EKSTRASEL BERKURANG
TRANSPORT KALSIUM KE TULANG TERGANGGU
DEMINERALISASI TULANG
HARGA DIRI RENDAH PERLUNAKAN KERANGKA TUBUH
BERAT BADAN DAN TARIKAN
TULANG MELENGKUNG
KOMPRESI PADA VERTEBRATA
PENEKANAN SARAF VERTEBRATA
PEMENDEKAN TINGGI BADAN
DEFORMITAS
CARA BERJALAN PINCANG
BERAT BADAN DAN TARIKAN NYERI PUNGGUNG
RESIKO FRAKTUR MENINGKAT
GG. MOBILITAS FISIK
NYERI
RESIKO CEDERA
VII.
PENATALAKSANAAN
1. Medik a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D. 2. Penatalaksanan non medik a. Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk
tulang)
bisa
bekerja
lebih
keras
lagi.
Selain
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan. b. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.
View more...
Comments