Oral Fisioterapi (Bu Emini)

August 26, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Oral Fisioterapi (Bu Emini)...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN 1.1. 

Latar Belakang Teknik menyikat

gigi

adalah

cara

yang

umum

dianjurkan

untuk

membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan tindakan  preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal. Oleh karena itu teknik menyikat gigi harus dimengerti dan dilaksanakan secara aktif dan teratur. Terdapat teknik-teknik yang berbeda-beda untuk membersihkan gigi dan memijat gusi dengan sikat gigi. Cara yang terbaik untuk seorang pasien dapat ditentukan oleh dokter gigi atau perawat gigi setelah pemeriksaan mulut pasien dengan teliti. Tidak semua alat cocok untuk setiap orang dan penggunaan alat yang tidak sesuai justru dapat mengakibatkan kerugian-kerugian yang tidak diharapkan. Diakui bahwa sampai saat ini belum ada teknik atau metode universal yang cocok bagi semua orang dan untuk semua pasien. Maka harus dibuat suatu program  pemeliharaan oral hygiene h ygiene yang spesifik, misalnya pemilihan macam sikat gigi yang harus digunakan, teknik menggosok gigi, frekuensi, lamanya penggosokan gigi dan lain sebagainya. Oleh karena itu pendidikan mengenai kesehatan gigi dan instruksi oral hygiene sangat penting.

1.2. 

Rumusan Masalah

1.  Apa pengertian teknik menyikat gigi? 2.  Apa saja alat-alat oral fisioterapi? 3.  Apa saja bahan-bahan oral fisioterapi? 4.  Jelaskan teknik-teknik menyikat gigi ? 5.  Apa saja factor dan kesahalan dari teknik menyikat gigi? 6.  Bagaimana cara mengunakan alat bantu untuk kebersihan mulut?

 

  1.3. 

Tujuan Penulisan

1.  Mengetahui pengertian dari teknik menyikat gigi. 2.  Mengetahui apa saja alat-alat oral fisiterapi. 3.  Mengetahui apa saja bahan-bahan oral o ral fisioterapi.

4.  Mengetahui teknik menyikat gigi.

5.  Mengetahu apa saja faktor dan kesahalan dari teknik menyikat gigi. 6.  Mengetahui cara menggunakan alat bantu untuk kebersihan mulut.

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1. 

Pengertian Teknik Menyikat Gigi

Teknik

menyikat

gigi

adalah

cara

yang

umum

dianjurkan

untuk

membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan tindakan  preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal. Dalam penyikatan gigi harus diperhatikan hal-hal berikut : a.  Teknik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi dan gusi secara efisien terutama daerah saku gusi dan daerah interdental.  b.  Pegerakan dari sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi atau abrasi. c.  Teknik penyikatan harus sederhana, tepat, dan efisien dalam waktu. Mengenai frekuensi penyikatan gigi telah disetujui bahwa gigi sebaiknya dibersihkan 3 kali sehari, setiap kali sesudah makan dan sebelum tidur. Manson (1971) berpendapat bahwa penyikatan gigi sebaiknya dua kali sehari, yaitu setiap kali setelah makan pagi dan sebelum tidur. Meskipun demikian, Loe (1965) telah menunjukan dengan suatu percobaan bahwa dengan frekuensi penyikatan gigi satu kali sehari, secara teliti sehingga semua plak hilang, gusi dapat dipertahankan dalam keadaan sehat. Lamanya penyikatan gigi dianjurkan minimal 5 menit, tetapi sesungguhnya ini terlalu lama, umumnya orang melakukan penyikatan gigi maksimum 2 menit. Cara penyikatan gigi harus sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya.

 

2.2.

Alat-alat Oral Fisioterapi 

Alat

oral

fisioterapi

adalah

alat

yang

digunakan

untuk

membantu

membersihkan gigi dan mulut dari sisa sisa makanan dan debris yang melekat pada  permukaan gigi. 2.2.1.

Sikat Gigi

Sikat gigi merupakan salah satu alat oral fisioterapi yang digunakan secara luas untuk membersihkan gigi dan mulut. Sikat gig yang efektif untuk membersihkan gigi dan mulut, seperti :   1)  Kenyamanan bagi setiap individu meliputi ukuran, u kuran, tekstur dari bulu sikat; 2)  Mudah digunakan; 3)  Mudah dibersihkan dan cepat kering sehingga tidak lembab; 4)  Awet dan tidak mahal; 5)  Bulu sikat lembut tetapi cukut kuat dan tangkainya ringan; 6)  Ujung bulu sikat membulat. Syarat sikat gigi yang ideal secara umum mencakup : a.  Tangkai : yangkainya harus enak dipegang dan stabil, pegangan sikat harus cukup lebar dan cukup tebal.  b.  Kepala sikat : jangan terlalu besar, untuk orang dewasa maksimal 25-29 mm x 10 mm; untuk anak-anak 15-24 mm x 8 mm ; mila gigi molar ke dua sudah erupsi maksimal 20 mm x 7 mm ; untuk anak balita 18 mm x 7 mm. c.  Tekstur harus memungkinkan sikat digunakan deangan efektif tanpa merusak  jaringan lunak maupun jaringan keras. Kekauan tergantung pada diameter dan  panjang

filament

dan

elastisitasnya. Sikat

yang

lunak

tidak

dapat

membersihkan plak dengan efektif, kekauan medium adalah yang biasa dianjurkan. Sikat gigi biasanya mempunyai 1600 bulu, panjangnya 11 mm dan diameternya 0,008 mm yang tersusun menjadi 40 rangkaian bulu dalam 3 atau 4 deretan.

 

  Gambar 1.A. Macam-macam tangkai sikat gigi yang berada dipasaran. Perhatikan macam-macam kepala dan tangkainya.

Gambar 1.B Kepala sikat gigi, menunjukan macam-macam susunan bulu sikat gigi

2.2.2.

Alat Bantu Sikat Gigi

Macam-macam alat bantu yang bantu dapat digunakan antara lain :  benang gigi (dental floss), tusuk gigi, sikat interdental, sikat dengan berkas  bulu tunggal, Rubber tip dan water irrigation.

2.3. 

Bahan Oral Fisioterapi

2.3.1. 

Bahan Disclosing

Istilah Disclosing Istilah  Disclosing Agent  berarti   berarti zat/bahan untuk mengungkapkan atau memperlihatkan

dalam

hal

ini

adalah

zat

yang

digunakan

untuk

memperlihatkan plak agar lebih jelas terlihat oleh mata. Zat yang digunakan

 

 biasanya mempunyai warna yang kontras dengan warna gigi, biasnya digunakan warna merah. Syarat disclosing agent sebagai zat pewarna plak adalah : a)  Warnanya harus kontras dengan warna gigi di dalam mulut.  b)  Dengan kumur-kumur ringan warnanya tidak hilang. c)  Rasanya cukup enak, sehingga disukai anak-anak.

d)  Tidak menimbulkan alergi pada mukosa mulut, misal gatal, dan rasa panas  berlebihan e)  Sebaiknya mengandung bahan lain, selain memberikan rasa enak juga mempunyai daya kerja yang efesien dalam pencegahan pembentukan plak seperti mengandung bahan anti bakteri, bahan antiseptic, bahan astringen. Berikut ini digambarkan contoh formula disclosing solution (Esther M Wilkins) : 1.  Dengan bahan dasar zat warna mercurochrome -  Mercurochrome

13,5 gram

-  Gula saccharine

30 tablet

-  Air destilata

3 liter

-  Minyak permen piperment olit

3 tetes

2.  Dengan bahan dasar zat pewarna eritrosin

2.3.2. 

-  Eritrosin

0,8 gram

-  Air destilata

100 liter

-  Alcohol

10 mililiter

-  Minyak Permen

2 tetes

Pasta Gigi

Pasta gigi biasanya digunakan bersama-sama dengan sikat gigi untuk membersihkan dan menghaluskan permukaan gigi geligi, serta memberikan rasa nyaman dalam rongga mulut, karena aroma yang terkandung didalam  pasta tersebut nyaman dan menyegarkan.

 

 

Pasta gigi biasanya mengandung bahan-bahan abrasive , pembersih,

 bahan penambah rasa dan warna, serta pemanis, selain itu dapat juga ditambah  bahan pengikat, pelembab, pengawet, slour dan air.

2.4. 

Teknik Menyikat Gigi

Teknik

menyikat

gigi

adalah

cara

yang

umum

dianjurkan

untuk

membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan tindakan  preventif dalam menuju kebersihan dan kesehatan rongga mulut yang optimal. Dalam penyikatan gigi harus diperhatikan hal-hal berikut : 1.  Teknik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi dan gusi secara efisien terutama daerah saku gusi dan daerah interdental 2.  Pergerakan dari sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi atau abrasi gigi. 3.  Teknik penyikatan harus sederhana, tepat dan efisien dalam waktu. Manson, 1971 berpendapat bahwa penyikatan gigi sebaiknya dua kali sehari, yaitu setiap kali setelah makan pagi dan sebelum tidur. Lama menyikat gigi dianjurkan minimal 5 menit, tetapi ini terlalu lama, umumnya orang melakukan  penyikatan gigi maksimum 2 menit. Teknik penyikatan gigi dapat digolongkan kedalam enam golongan atas dasar macam gerakan yang dilakukan, yaitu :

1.  Teknik Vertikal Teknik vertikal dilakukan dengan kedua rahang tertutup, kemudian  permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan keatas dan kebawah. Untuk  permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan mulut terbuka. 

 2.  Te Tekni knikk H or i sont sonta al Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan kedepan dan ke  belakang. Untuk permukaan oklusal gerakan horizontal yang sering disebut “ scrub brush  brush  technic” dapat dilakukan dan terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal. 

 

 3.  Tekni Teknikk R oll a attau M Mo odi fikasi fi kasi S Stillm tillma an Teknik ini disebut “ADA“ADA-roll Technic” dan merupakan cara yang  paling sering dianjurkan karena sederhana tetapi efisien dan dapat digunakan diseluruh bagian mulut. Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan sisi bulu sikat digerakan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang dari kepala sikat bergerak dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota klinis, kedudukannya hampir tegak lurus permukaan email. Gerakan ini diulang 8-12 kali setiap daerah dengan sistimatis sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini terutama sekali menghasilkan pemijatan gusi dan juga diharapkan membersihkan sisa makanan dari daerah interproksimal.

4.  V i br ato torr y Te Technic chnic Vibratory technic diantaranya adalah :

a. 

Charter’s technic 

Pada permukaan bukal dan labial, sikat dipegang dengan tangkai dalam

kedudukan

horizontal.  Ujung-ujung

bulu

diletakan

pada

 permukaan gigi membentuk sudut 45° terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke oklusal, hati-hati jangan sampai menusuk gusi. Dalam posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak dengan tepi gusi, sedangkan ujung dari  bulu-bulu sikat berada pada permukaan gigi. Kemudian sikat ditekan sedemikian

rupa

sehingga

ujung-ujung

bulu

sikat

masuk

ke

interproksimal dan sisi-sisi bulu sikat menekan tepi gusi. Sikat digetarkan dalam lingkungan-lingkungan kecil sehingga kepala sikat bergerak secara sirkulasi, tetapi ujung-ujung bulu sikat harus tetap di tempat semula, setiap kali dapat dibersihkan dua atau tiga gigi. Setelah tiga atau empat lingkaran kecil, sikat diangkat, lalau ditempatkan lagi pada posisi yang sama, setiap daerah dilakukan tiga atau empat kali. Jadi pada teknik itu tidak dilakukan gerakan oklusal maupun ke apical. Dengan demikian

 

ujung-ujung bulu sikat akan melepaskan debris dari permukaan gigi dan disisi bulu sikat memijat tepi gusi dan gusi interdental.   Permukaan oklusal disikat dengan gerakan yang sama, hanya ujungujung bulu sikat ditekan kedalam pits dan fissures. Permukaan lingual dan  palatinal akan sukar dibersihkan karena bentuk lengkungan dari barisan gigi. Biasanya kepala sikat tidak dipegang secara horizontal, jadi hanya  bulu-bulu sikat pada bagian ujung dari kepala sikat yang dapat digunakan. Metode Charter’s mer upakan upakan cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan tetapi keterampilan yang dibutuhkan cukup tinggi, sehingga jarang pasien dapat melakukannya dengan sempurna.  

b.   Stillm  Stillma an-Mc C all Te Tech chnic nic Posisi dari bulu- bulu  bulu sikat berlawanan dengan Charter’s, sikat gigi ditempatkan sebagian pada gigi dan sebagian pada gusi, membentuk sudut 45° terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apikal. Kemudian sikat gigi ditekankan sehingga gusi memucat dan dilakukan gerakan rotasi kecil tanpa merubah kedudukan ujung bulu sikat. Penekanan dilakukan

dengan

cara

sedikit

menekuk

bulu-bulu

sikat

tanpa

mengakibatkan friksi atau trauma terhadap gusi. Bulu-bulu sikat dapat ditekuk ketiga jurusan, tetapi ujung-ujung bulu sikat harus pada tempatnya.  Metode Stillman-Mc Call ini telah diubah sedikit oleh beberapa ahli yaitu ditambah dengan gerakan ke oklusal dari ujung-ujung bulu sikat tetap mengarah ke apikal. Dengan demikian setiap gerakan berakhir dibawah ujung incisal dari mahkota, sedangkan pada metode yang asli,  penyikatannya hanya terbatas pada daerah servikal gigi dan gusi.

c.  B ass Tec Techni hnicc Pegang sikat gigi secara horisontal dan letakkan kepala sikat gigi pada  permukaan gigi, lebih tepatnya di tepi gusi  (batas gigi dengan gusi),

 

karena disinilah banyak plak menumpuk. Miringkan kepala sikat gigi kira-kira sebesar 45 derajat menghadap permukaan gigi. Tujuannya agar  bulu sikat dapat masuk ke celah antara gigi dengan gusi yang disebut saku gusi, dan membersihkan plak yang ada di dalamnya. Di sebelah ini adalah gambar saku gusi. Gerakan sikat secara horisontal dengan jarak yang sangat pendek atau kecil seperti suatu getaran dan dengan tekanan yang lembut. Sikatlah dengan gerakan sebanyak 10-20 kali gosokan  baru  berpindah ke gigi-gigi di sebelahnya.  Gerakan sikat

dalam teknik Bass

memang dilakukan secara

horisontal . Namun, Anda juga dapat menggantinya dengan gerakan melingkar  dengan

sudut

dan

letak

bulu

sikat

yang

sama.

Bagian yang kita fokuskan memang bagian tepi gusi, karena banyak plak menumpuk di daerah ini. Bagian mahkota yang belum tersikat, dapat Anda bersihkan dengan berbagai gerakan misalnya, gerakan melingkar atau vertikal dengan cara menarik bulu sikat dari gusi kearah mahkota.  Bersihkan semua bagian gigi Anda dengan langkah sebagai berikut: 

1. Bersihkan permukaan gigi bagian luar yang menghadap ke bibir dan  pipi dengan menggunakan teknik Bass. Mulai pada rahang atas terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan yang rahang bawah.

2.  Bersihkan permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur, atau mungkin boleh

 

 juga dengan sedikit diputar sebanyak 10-20 kali gosokan juga. Lakukan pada rahang atas terlebih dulu lalu dilanjutkan dengan rahang bawah. Bulu sikat gigi diletakkan tegak lurus menghadap  permukaan gigi kunyah.

3.  Bersihkan permukaan dalam gigi yang menghadap ke lidah dan langit-langit dengan menggunakan teknik Bass untuk lengkung gigi sebelah kanan dan kiri. Untuk lengkung gigi bagian depan dapat Anda bersihkan dengan cara memegang sikat gigi secara vertikal menghadap ke depan. Lalu gunakan ujung sikat dengan gerakan menarik dari gusi ke arah mahkota gigi. Lakukanlah pada rahang atas

terlebih

dulu

dilanjutkan

kerahang

bawah.

4.  Terakhir, sikat pula permukaan lidah untuk membersihkan bakteri yang berada di permukaan lidah.Permukaan lidah yang kasar dan  berpapil membuat bakteri mudah menempel di sana. Selain dengan sikat gigi, Anda juga bisa membersihkan lidah menggunakan sikat

 

lidah. Lidah yang bersih juga akan membuat mulut Anda terasa lebih segar.

 5.  F one ness Te Technic chnic a ata tau u Te Tekni knikk S Sii r kule kulerr Bulu-bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan labial dengan gigi dalam keadaan oklusi. Sikat digerakan dalam lingkaranlingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas dan rahang bawah disikat sekaligus. Daerah interproksimal tidak diberi perhatian khusus. Setelah semua  permukaan bukal bu kal dan labial disikat, mulut dibuka lalu permukaan lingual dan  palatinal disikat dengan gerakan sama, hanya han ya dalam lingkaran-lingkaran yang yan g lebih kecil. Karena cara ini agak sukar dilakukan gerakan maju mundur untuk daerah ini.  Teknik ini dilakukan untuk meniru jalannya makanan didalam mulut waktu mengunyah. Fones technic dianjurkan untuk anak kecil karena mudah dilakukan. 

6.  Physi Physio olo logi gi c Te Technic chnic Untuk teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu yang lunak. Tangkai sikat gigi dipegang secara horizontal dengan bulu-bulu sikat tegak lurus dengan permukaan gigi. Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa  penyikatan gigi harus menyerupai jalannya makanan, yaitu dari mahkota kearah gusi. Setiap kali dilakukan gerakan sebelum berpindah ke daerah selanjutnya. Teknik ini sukar dilakukan pada permukaan lingual dari premolar dan molar rahang bawah, sehingga dapat diganti gerakan getaran dalam lingkaran kecil. 

Cara yang lebih efektif adalah metode penyikat gigi dalam arah vertical  pada semua permukaan dan hanya kurang lebih setengah keliling gigi dibersihkan. Tidak mengherankan bahwa pada kebanyakan pasien deposit lunak maupun keras di regio inter dental dan lingual tidak terbersihkan. Oleh

 

karena itu pasien-pasien perlu diberi intruksi dan pendidikan-pendidikan khusus mengenai cara-cara pemeliharaan kebersihan mulut dan giginya yang termasuk dalam tindakan oral fisioterapi. Tindakan oral fisioterpi ini harus mengerti dan dilakukan sendiri secara aktif oleh pasien dan harus dianggap sebagai tindakan preventif dan terapeutik bukan hanya sebagai cara atau latihan untuk membersihkan mulut. Diantara sekian banyak teknik penyikatan gigi yang dilakukan pada pembersihan interdental, metode Charters (1928) masih paling efisien menurut para ahli. Bulu-bulu sikat gigi ditempatkan pada sudut kurang lebih 45 terhadap sumbu panjang gigi ke arah oklusal, kemudian dengan menggunakan tekanan bulu-bulu sikat digetarkan di antara gigi-gigi disertai gerakan-gerakan rotasi kecil. Dengan demikian sisi dari bulu-bulu sikat berkontak dengan pinggiran gusi dan menghasilkan pemijatan yang ideal. Setelah 3 atau 4 lingkaran kecil tanpa merubah posisi bulu-bulu sikat di angkat dan diletakan kembali posisi yang sama. Prosedur ini dilakukan sampai seluruh permukaan bukal, labial dan lingual serta interproksimal  bersih. Permukaan oklusal dibersihkan dengan cara menekan bulu sikat kedalam pit dan fissure-fissure kemudian dilakukan gerakanrotasi kecil, sikat diangkat dan diletakan kembali. Prosedur ini harus dilakukan berulang kali sampai seluruh permukaan kunyah menjadi bersih.  Namun metode ini dan juga metode lain yang serupa memakan waktu yang agak lama dan sulit dilaksanakan oleh kebanyakan pasien tanpa  pengawasan khusus, sehingga disamping pengguna penggun a sikat gigi perlu ditambah  pula teknik-teknik lain seperti pen penggunaan ggunaan dental flos, dental tape, interdental stimulator untuk menyempurnakan pembersihan seluruh permukaan gigi. Diakui bahwa sampai saat ini belum terdapat sesuatu teknik atau metode universal yang cocok bagi semua orang dan untuk semua pasien. Harus dibuat suatu program pemeliharaan oral hygiene yang spesifik, misalnya pemilihan macam sikat gigi yang harus digunakan, teknik menggosok gigi, frekuensi, lamanya penggosokan gigi dan lain sebagainya. Oleh karena itu pendidikan mengenai kesehatan gigi dan instruksi oral hygiene sangat penting. Dalam

 

memberi pendidikan kesehatan gigi pada pasien seharusnya juga digunakan disclosing solution/ tablet untuk membantu memperhatikan pada pasien pasien tersebut mengenai keadaan kebersihan giginya serta kemajuan yang telah dicapai setelah melakukan prosedur pemeliharaan yang diinstruksikan. Laporan-laporan mengenai percobaan-percobaan tentang hubungan antara  prekuensi penyikatan gigi dengan keadaan oral hygiene sangat bervariasi. Loe dan kawan-kawan (1965) meneliti efek terhadap giginya yang tercapai dengan cara menyikat gigi 2 hari sekali dengan teliti. Penelitian ini didasarkan didasarkan pada observasi bahwa timbulnya gingivitis mempunyai hubungan erat dengan umr  plak. Ternyata bahwa dengan frekunsi penyikatan gigi 2 hari sekali tersebut gingival nya tetap sehat. Meskipun telah dibuktikan bahwa perubahan sub klinis pada gingiva erjadi 2 sampai 3 hari setelah plak terbentuk, tetapi belum diketahui dengan pasti pada tingkatan mana suatu plak mulai bersifat kariogenik. Oleh karena itu sebaiknya harus diusahakan agar semua  permukaan gigi selalu bebas dari dental plak. Observasi klinis menunjukan  bahwa keadaan ini dapat dicapai dengan menyikat 2 kali sehari. Sebenarnya  bila diinginkan untuk mencapai hasil kebersihan semaksimal mungkin  penyikatan gigi setiap kali setelah makan, sebelum tidur disertai dengan  penggunaan alat-alat pembantu lain, dan dengan teknik yang sempurna. sempu rna. Pada  pasien-pasien yang telah diberi instruksi mengenai cara-cara pemeliharaan oral hygiene yang baik, yang mau berusaha dan menyediakan waktu serta tenaga, cara-cara mekanis yang dilakukan ternyata cukup efektif untuk mencegah pembentukan dental plak (Lovdal et al , 1967:Lighter et al , 1968:Suomi et al , 1969). Tetapi juga terdapat bukti-bukti di dalam praktek dan di dalam percobaan (Dahl dan Davis, 1954, Massler, 1957; Lindle dan Koch, 1967; Anerud, 1970) bahwa keterampilan teknis, waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk mempertahankan kebersihan ulu dan gigi dalam suatu standar yang tinggi, ternyata berada diatas kemampuan rata-rata manusia. Oleh

karena

memecahkan

itu

produer-produser

problema

mengenai

mekans

tidak

pencegahan

dan

dapat

sepenuhnya

kontrol

terhadap

 

 pembentukan dental plak bagi masyarakat. Usaha-usaha lain yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah pembentukan plak adalah memperbaiki susunan gigi yang tidak rata, memperbaiki pinggiran restorasi yang buruk, menghaluskan permukaan gigi yang kasar dansebagainya dengan tujuan mengurangi meng urangi “plak traps”, tempat-tempat plak mudah terbentuk. Ditinjau dari sudut bakteriologis, tidak dapat dijamin bahwa tindakantindakan mekanis seperti penyikatan gigi dan flossing yang baik akan dapat menghilangkan semua plak dari permukaan gigi, tetapi mengingat cara-cara lain untuk mengontrol atau mencegah pembentukan dental plak secara efektif  belum ditemukan, maka sampai saat ini pembersihan gigi secara mekanis masih tetap merupakan cara yang paling efektif. Meskipun terdapat banyak macam tekhnik yang dianjurkan, hanya sedikit  penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai efektivitas

masing-

masing tekhnik penelitian-penelitian untuk membandingkan efektivitas relative dari tekhnik-tekhnik penyikatan tersebut menghadapi berbagai  problem yang sulit yaitu: 1.  Cara yang digunakan untuk menentukan atau mengukur efektivitas masingmasing teknik. 2.  Keterampilan masing-masing individu dalam menggunakan sikat gigi. 3.  Bentuk barisan bulu sikat yang sering tidak memenuhi syarat untuk  penerapan tekhnik yang bersangkutan. 4.  Kesukaran dalam mengajarkan teknik penyikatan secara seragam. Faktor-faktor lain yang juga harus dipikirkan dalam mengevaluasi efektivitas suatu tekhnik penyikatan adalah: 1.  Efek jangka pendek dan panjang terhadap jaringan. 2.  Kemampuan untuk membersihkan saku gusi. 3.  Kesenangan tiap individu. 4.  Pendidikan dan motivasi individu. 5.  Tipe geligi pasien.

 

6. Tingkatan penyembuhan gusi pasien.

 

Hanya sedikit laporan-laporan mengenai penelitian yang ditujukan untuk mengevaluasi efektivitas dari barbagai tekhnik penyikatan yang dianjurkan, tetapi tekhnik roll merupakan merupakan tekhnik yang yang paling sering dianjurkan, oleh karena sederhana dan mudah dilakukan oleh pasien. Meskipun kita dapat mendidik pasien dalam satu tekhnik yang kita anggap baik, kadang-kadang kita harus menghindarkan suatu disiplin yang terlalu ketat.

2.5. 

Faktor-faktor dan Kesalahan dari Teknik Menyikat Gigi   10  kesalahan Umum Cara Sikat Gigi : 1.  Tidak Menggunakan Sikat Gigi yang Tepat  

Richard H Price, DMD, penasihat American Dental Association (ADA) mengatakan, “Jika Anda harus h arus membuka rahang cukup besar untuk membiarkan gagang sikat masuk ke dalam mulut, bisa jadi sikat gigi terlalu  besar untuk Anda. Gagangnya pun harus nyaman digenggam, sensasinya harus senyaman saat Anda memegang garpu saat makan. Semakin nyaman sikat gigi gigi Anda, makin sering Anda akan menggunakannya dengan benar.”  benar.”   2.  Memilih Bulu Sikat yang Salah  

Menurut para dokter gigi di WebMD, jenis bulu sikat tidak terlalu penting dan tak ada pengaruh lebih. Tampaknya, yang lebih penting adalah teknik membersihkannya ketimbang bentuk sikatnya. Para dokter gigi ADA menyarankan agar memilih sikat yang lembut, jangan yang kasar atau kaku karena bisa merusak/menyakiti gusi. Carilah bulu sikat yang cukup kaku untuk mengangkat plak, tetapi tidak cukup kuat untuk merusak gigi. 3.  Kurang

Sering

atau

Kurang

Lama  

Menurut ahli kesehatan gigi di WebMD, frekwensi sikat gigi tiga kali dalam sehari adalah yang terbaik. Ketika jarak waktu menyikat gigi terlalu  jauh, plak bakteri akan menumpuk, bisa membuat radang gusi dan masalah lain pada mulut. Disarankan untuk menyikat gigi setidaknya 2 menit setiap kali, akan lebih baik lagi jika dilakukan selama 3 menit. Angka waktu tersebut

 

sebenarnya tidak terlalu penting, namun dipatok agar kita bisa mempunyai waktu yang cukup untuk membersihkan permukaan gigi. 4.  Menyikat

Gigi

Terlalu

Sering atau

Terlalu

Keras 

Terlalu sering menyikat gigi, misal 4 kali dalam sehari, bisa membuat akar gigi teriritasi dan menyakiti gusi. Menyikat terlalu keras juga bisa merusak enamel (lapisan teratas gigi). Cara terbaik adalah menyikat gigi secara perlahan dan lembut selama 2-3 menit. 5.  Tidak Menyikat dengan Cara yang Benar 

Buat sudut 45 derajat dari garis gusi dan buat gerakan pendek-pendek saat menyikat. Gerakan menyikat panjang di sepanjang garis gusi bisa menyebabkan abrasi pada gusi. Sikatlah perlahan ke arah atas dan bawah dari gigi, jangan dengan gerakan menyamping pada gigi. Buat gerakan sirkular vertikal, jangan horizontal. Lakukan pada bagian permukaan gigi bagian depan, belakang, atas dan bawah serta pada lidah. 6.  Selalu Memulai Pada tempat yang Sama 

Kebanyakan orang akan memulai pada titik yang sama setiap kali akan mulai menyikat gigi. “Mulailah di tempat-tempat tempat -tempat yang berbeda supaya Anda tidak menjadi ‘malas’ untuk membersihkan titik yang lainnya.  lainnya.   Jika Anda memulai di titik yang sama, Anda cenderung semangat di titik tersebut, kemudian malas membersihkan di titik yang terakhir,” jelas Price.  Price.   7.  Mengabaikan Bagian Dalam Gigi 

Kebanyakan orang ternyata sering kali lupa membersihkan bagian dalam gigi, bagian yang bersentuhan dengan lidah. Plak yang tersembunyi sama  pentingnya untuk dibersihkan seperti plak yang terlihat. Titik yang paling sering dilupakan untuk dibersihkan adalah pada bagian dalam gigi depan. 8.  Kurang Bersih Membilas 

Bakteri bisa tumbuh pada sikat gigi yang lupa dibersihkan. Jika ini terjadi, bakteri tersebut bisa tumbuh dan kembali hinggap pada mulut Anda di sesi

penyikatan

berikutnya.

Bersihkan

sikat

gigi

setelah

Anda

 

menggunakannya dan pastikan tak ada yang menyangkut atau pasta gigi yang tersisa. 9.  Membiarkan Sikat Gigi dalam Keadaan Basah  

Sikat gigi yang basah dan lembab pun akan menjadi tempat favorit  bakteri. Tak hanya itu, sikat gigi yang lembab akan merusak bulu sikatnya jika dibiarkan begitu saja. Akan lebih baik jika sikat gigi disimpan tertutup dalam keadaan kering. Biarkan kering, baru tutup dengan tutupnya. 10.  Tidak Mengganti Sikat Gigi Cukup Sering  

Rekomendasi ADA untuk mengganti sikat gigi setelah 3-4 bulan  pemakaian atau langsung ganti ketika bulu sikatnya terlihat mulai rusak. Ketimbang Anda mematok waktu, perhatikan sikat gigi Anda. Saat ini sudah ada sikat gigi yang bulunya diberikan penanda warna. Saat warna memudar, maka sudah waktunya sikat tersebut diganti. Atau ketika Anda menemukan sudah ada bulu sikat gigi yang rontok, atau fleksibilitasnya mulai berkurang, segera ganti. Adapun faktor-faktor lain yang juga harus dipikirkan dalam mengevaluasi efektivitas suatu teknik penyikatan adalah : a.  Efek jangka pendek dan panjang terhadap jaringan  b.  Kemampuan untuk membersihkan saku gusi c.  Kesenangan tiap individu d.  Pendidikan dan motivasi individu e.  Tipe geligi pasien f.  Tingkatan penyembuhan gusi pasien 2.6. 

Cara-cara menggunakan alat-alat bantu untuk kebersihan mulut

Yang termasuk cara-cara menggunakan alat-alat pembantu untuk kebersihan mulut, adalah cara menggunakan bahan-bahan disclosing, dental floss dan dental tape, interdental stimulator dan alat-alat bantu lainnya.

 

2.6.4. 

Cara menggunakan Bahan Disclosing

1.  Cara menggunakan disclosing solution di klinik

a.  Bibir pasien diusap dengan vaselin.  b.  10 tetes disclosing solution ditempatkan pada deppen dish. c.  Dengan cotton pellet yang telah dicelupkan kedalam disclosing solution tersebut gigi-gigi dibasahi. d.  Pasien disuruh berkumur dengan air. Zat pewarnaan yang terlihat pada gigi menunjukan adanya plak. Kemudian gigi disikat, terutama diperhatikan daerah-daerah yang menunjukan warna yang jelas. Setelah penyikatan disclosing solution diaplikasikan sekali lagi untuk mengetahui apakah semua plak telah dibersihkan. Daerah-daerah yang masih memperhatikan zat warna disikat sekali lagi dengan deng an teliti. Dirumah pasien tidak perlu menggunakan vaselin dan cotton pellet. Disclosing solution langsung diteteskan dibawah lidah, dicampurkan dengan ludah, disebarkan pada seluruh permukaan gigi dengan  bantuan lidah atau dikumurkan pada permukaan gigi. 2.  Cara menggunakan tablet disclosing 

Tablet disclosing dikunyah sampai halus, lalu dicampurkan dengan ludah dan dikumurkan pada permukaan gigi. Setelah itu pasien disuruh  berkumur dengan air. Juga ada tablet disclosing yang harus dilarutkan dahulu dengan alkohol dan akuades, lalu diulaskan pada permukaan gigi.

2.6.2.  

Cara menggunakan dental floss dan dental tape

Ada beberapa cara untuk menggunakan dental floss dan dental tape, tanpa atau dengan pemegang khusus.   a.  Flosing tanpa pemegang khusus

Dental floss atau tape yang dipergunakan kurang lebih sepanjang 30 cm, kemudian kedua ujungnya dilingkarkan kepada kedua jari tengah, atau hanya satu ujungnya ditingkatkan, sedangkan ujung lainnya dipegang dengan kuat. Jarak antara kedua jari tersebut kurang lebih 7,5 cm, dengan

 

telunjuk floss ditempatkan pada saku gusi di distal molar terakhir rahang  bawah. Jari telunjuk diletakan dekat pada gigi supaya dapat mengontrol gerakan yang dilakukan,. Kemudian permukaan gigi tersebut digosok dengan gerakan gergaji turun naik enam atau tujuh kali . floss harus mencapai  gingival attachment tanpa melukai jaringan lunak tersebut. Prosedur ini biasanya menyebabkan rasa sakit bila ada inflamasi gusi dan kemungkinan bahwa pasien ingin muntah pada waktu melakukannya  pertama kali. Setelah daerah tersebut dibersihkan, floss diangkat kemudian  bagian floss yang telah dipakai digulungkan pada satu jari, sedangkan ujung lainnya diulur sehingga jarak antara dua jari ini tetap 7,5 cm. Lalu daerah interdental selanjutnya

(permukaan mesio molar terakhir dan

 permukaan distal molar didepannya) di bersihkan. Dengan gerakan gergaji, floss dimasukan diantara gigi melalui titik kontak. Mula-mula  permukaan mesial gigi molar terakhir dibersihkan, dengan kedua jari telunjuk ditekankan ke distal agar floss mengelilingi permukaan mesial gigi tersebut. Setelah itu permukaan distal molar didepannya digosok 6-7 gerakan turun naik dengan gerakan gergaji. Pasien harus diingatkan bahwa tujuan flosing adalah untuk membersihkan dan memoles permukaan gigi sehingga floss harus ditekankan pada gigi dan tidak boleh melukai  jaringan gusi interdental. Setelah melewati garis tengah jari yang terjadinya di lingual dipindahkan ke labial dan sebaliknya. Untuk rahang atas, floss dipegang adalah ibu jari tangan kiri dan kanan. Penggunaan dental floss atau tape juga dapat dengan cara lain, yaitu ke dua ujungnya diikat satu sama lain sehingga membentuk suatu lingkaran  bediameter kurang lebih 7,5 cm. Jadi tidak dilingkarkan pada jari. Setelah itu jari-jari dari kedua tangan memegang lingkaran ini sedemikian rupa sehingga ujung jari yang digunakan untuk menempatkan floss diantara gigi berjarak 3,75 cm satu sma lain. Dengan demikian floss akan terkontrol masuknya melalui titik kontak.

 

  b.  Flosing dengan pemegang khusus

Dental floss atau dental tape yang menggunaka pegangan lebih praktis karena dapat langsung dimasukan kedalam daerah interproksimal melalui titik kontak, perlahan-lahan dengan gerakan gergaji. Lalu dilakukan dengan gerakan keatas kebawah dengan gerakan gergaji sambil menekan ke permukaan aproksimal dari gigi yang sedang dibersihkan. Cara-cara selanjutnya sama seperti diatas, dimulai dari distal molar terakhir sampai seluruh permukaan interproksimal bersih.

2.6.3. 

Cara penggunaan interdental stimulator  

1.  Cara menggunakan interdental tip

Interdental tip dimasukan ke dalam ruang interproksimal dari arah  bukal dengan den gan sudut kurang lebih l ebih 45° diamana ujung uju ng dari tip mengarah men garah ke oklusal dan bagian lateralnya mengnai gusi. Kemudian permukaan lateral

 

dari tip ditekan pada gusi dengan gerakan rotasi, kurang lebih 10 lingkaran setiap daerah papil interdental, sesudah dilakukan pada bagian bukal,  prosedur ini diulangi di bagian palatinal pada ruangan yang sama, lalu dipindahkan keruang interproksimal gigi tetangga lainnya sehinnga semuanya terpijat. 2.  Cara penggunaan tusuk gigi

Tusuk gigi harus digunakan dengan sudut yang tepat sesuai dengan kontur yang normal dari papila interdental. Tusuk gigi harus digerakan ke dalam dan keluar dengan menggosokan permukaan interproksimal dari gigi, setiap kali dilakukan 8-12 gerakan. Dengan cara ini gusi mendapat tekanan dan pemijatan ringan, dan sisi interproksimal gigi menjadi bersih. Sering

kali

tusuk

gigi

digunakan

secara

horizontal,

sehingga

mengakibatkan atrofi dari papilla dan membesarkan ruangan interdental sehingga makanan lebih mudah lagi tertimbun ditempat yang lain. Kesalahan-kesalahan lain yang umum dilakukan oleh pasien dalam menggunakan stimulator adalah: a.  Pasien menempatkan interdental stimulator tegak lurus pada sumbu  panjang gigi  b.  Pasien hanya menggunaka ujung dari interdental stimulator untuk menghilangkan sisa-sisa makanan diruang interdental, tanpa memijat gusi. c.  Kadang-kadang pasien mencoba untuk menekan atau memaksa stimulator kedalam ruangan yang tidak ada.

2.6.4. 

Cara menggunakan alat-alat bantu lain a.  Cara menggunakan alat irigasi dengan air

Arah dari semprotan air harus tegak lurus permukaan gigi untuk mengurangi kemungkinan rusaknya gusi dan terdorongya benda asing ke dalam saku gusi.

 

  b.  Cara menggunakan sikat interproksimal 1.  Interspace brush

Cara menggunaanya adalah sama dengan sikat gigi biasa, hanya diutamakan untuk membersihkan daerah-daerah lingual dan interproksimal yang sukar dicapai oleh sikat gigi biasa, misalnya  pada susunan geligi yang tidak teratur dan d an pada daerah pontik dari suatu bridge.

2.  Proxabrush

Sikat ini digunakan pada daerah interproksimal yang terbuka, dengan cara dikeluar masukan pada daerah tersebut, sehingga  permukaan mesial dan distal gigi yang bersangkutan dapat dibersihkan.

 

c.  Cara penggunaan kain gusi

Sepotong kain dibungkuskan mengelilingi jari atau dapat juga dijahit dalam bentuk jari, lalu dibasahi dengan air hangat dan dipijatkan pada gusi dan leher gigi. Kain ini dapat dikontrol tekananya karena terlokalisir di jari. Kain kemudian dicelupkan lagi kedalam air hangat dan pemijatan gusi diulangi sampai seluruh gusi bersih dan terpijat. d.  Cara menggunakan bahan kumur-kumur

Pasien disuruh berkumur-kumur secara kuat dan menghisaphisap cairan tersebut diantara gigi, disekeliling mulut dengan gerakan otot-otot bibir, lidah dan pipi pada waktu gigi dalam keadaan tertutup, selama waktu yang, cukup lama, minimal 30 detik. Dengan demikian, debris yang lepas dapat dibersihkan dengan baik, setelah penyikatan gigi dilakukan.

 

BAB III PENUTUP 3.1. 

Kesimpulan

Teknik menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan tindakan preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal.  Teknik menyikat gigi dapat digolongkan kedalam 6 golongan atas dasar macam gerakan, yaitu :  1.  Teknik Vertikal 2.  Teknik Horizontal 3.  Teknik Roll / Modifikasi Stillman

 

4. Vibratory Technic   Charter’s Technic  Technic  

  Stillman-Mc Call Technic



  Bass Technic



5.  Fones Technic / Teknik Sirkuler 6.  Physiologic Technic

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF