Oftalmologi
September 16, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Oftalmologi...
Description
Kelas Penalaran Klinis Agustus 2021 T A W A J E S K U T N U T A W A J E S I R A D
OFTALMOLOGI
Daftar Isi Anatomi
Mata dan Bola Mata
Otot Ekstraokula Ekstraokularr
Orbita
Perdarahan Mata
Persarafan Mata
Fisiologi
Aqueous Humor Outflow Tear Film Pathway of Tears
Akomodasi Lensa Retina Fototransduksi Visual Pathway Refleks Cahaya Pupil
Daftar Isi Pemeriksaan Pemeriksa an Fisik
Visual Acuity Test Pemeriksaan Refraksi External Eye Examination Tes Hirschberg Eversi Kelopak Mata Pemeriksaan Pupil dan Refleks Cahaya RAPD Pemeriksaan BMD Shadow Test Extraocular Movement Cover Test Tes Konfrontasi Tes Buta Warna Tonometri Schiotz Funduskopi Schirmer Test
Penalaran Klinis Klinis
Mata Merah Visus Normal
Mata Merah Visus Turun Mata Tenang Visus Turun Mendadak Mata Tenang Visus Turun Perlahan
Gangguan Kelopak Mata Trauma Mata
Diplopia Strabismus
I
ANATOMI DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Anatomi Mata
Anatomi Mata
Posterior
Anterior
Anatomi Mata
Anatomi Mata
"#$%&'( )"* "#$%+ '- )* .#/ 121$# "* 314# 567 3'8' 1 1& %:$1-+%-% #7 181&$1? 31/14 6=4=&@#$ ABCDE FGA7 B14(8#Y( P-#4#P1- %,V$V1-+%-%;0* Z$V =/7 L V#41? [-(=K#=&E FGFG7
Fisiologi Fototransduksi
"V=&2%%/ W7 _'+14 ,V0(#%-%;0 :&%+ P=--( $% (0($=+(7 Z $V =/7 L141/1? L=4;1;= W=1&4#4;E FG50% +1 huruf dapat terbaca) " Visus pasien adalah baris terakhir pasien dapat membaca " Bila visus tidak mencapai 6/6 lakukan pemeriksaan dengan pinhole Bila pasien tidak dapat membaca huruf terbesar, lakukan pemeriksaan hitung jari " Lakukan pemeriksaan yang serupa pada mata kontralateral "
Interpretasi
• 6/x (6 6/x (6 jarak pasien dapat membaca, x jarak orang normal dapat membaca)
• Visus normal 6/6
"#$%&'( )"* "#$%+,'- )* .#/0121$# "* 314# 567 3'8' 191& %:$1-+%-%;#7 181&$1? 31/14 6=4=&@#$ ABCDE FG>) karena dilatasi vasa episklera, nyeri ringan saat penekanan di atas injeksi episklera atau nodul yang dapat sedikit digerakan
"
Manifestasi klinis
Tatalaksana
"
Pembuluh darah mengecil jika diberi fenilefrin 2,5% topikal (menyingkirkan dd skleritis)
"
Relatif ringan, self-limiting
"
Kompres air dingin (agar nyaman)
"
Tata laksana penyakit sistemik mendasar jika episkleritis sekunder
"
Kortikosteroid topikal (Lebih efektif terutama episkleritis sederhana; Deksametas Deksametason on 0,1%; Prednisolone)
"
NSAID (Kurang efektif; Biasanya diberikan untuk kasus rekuren; Flurbiprofen oral 300 mg sehari; Indometasin 25 mg 3 x sehari)
Skleritis "
Etiologi Manifestasi klinis Tatalaksana
"
" "
"
Penyakit sistemik. RA, S LE, ankylosing spondylitis, IBD, herpes zoster, gout, sifilis, post ocular surgery. Lebih jarang ditemukan pada infeksi TB, infeksi bakteri lain ( pseudomonas pseudomonas dengan ulkus, proteus ulkus, proteus dengan scleral buckle, lyme disease, hipertensi, foreign body, parasite dll. dll. Anterior necrotizing scleritis scleritis ! lebih banyak pada wanita Mata merah gradual, nyeri hingga kepala dan wajah yang seringkali membangunkan pasien ((boring boring )), fotofobia, , fotofobia, lakrimasi, pembuluh darah tidak mengecil meskipun diberi vasokonstrktor seperti fenilefrin 2,5% NSAID, steroid sistemik , imunosupresive therapy, antibiotic (jika etiologi infeksi), kacamata atau eye shield (apabila ada resiko penipisan dan perforasi).
Konjungtivits, Episkleritis, dan Skleritis Konjungtivitis • Anamnesis •
•
Rasa tidak nyaman/ sensasi benda asing, rasa terbakar dan gatal
•
Injeksi konjungtiva (+)
•
Pemeriksaan swab konjungtiva ! gram atau giemsa
•
Imunokromatografi
Rasa nyeri
Reaksi radang
Keluar kotoran mata saat bangun tidur Kelopak mata bengkak
Pemeriksaan penunjang
Episkleritis Episkleritis • •
Mata merah Sembuh sendiri dalam beberapa hari-minggu
Skleritis •
Mata merah
•
Nyeri berat (boring (boring ) terutama malam hari, menjalar sampai kepala, hingga mengganggu tidur, nyeri saat menggerakkan bola mata
•
Rasa tidak nyaman/sensasi nyaman/sensasi benda asing, nyeri ringan ringan
•
Injeksi episklera (+) ! Kongesti pleksus episklera superfisial
•
Injeksi sklera (+) ! kongesti pleksus episklera profunda
•
Darah perifer lengkap, CRP, fungsi hati & ginjal, asam urat, foto thorax, ANA, anti dsDNA, faktor rheumatoid, VDRL/TPHA
•
Darah perifer lengkap, CRP, fungsi hati & ginjal, asam urat, foto thorax, ANA, anti dsDNA, faktor rheumatoid, VDRL/TPHA, USG B Scan
Perdarahan Subkonjungtiva Definisi
Ekstravasasi darah akibat robekan pembuluh darah, terlokalisir pada subkonjungtiva subkonjungtiva
Etiologi
Trauma minor, riwayat pengobatan antikoagulan, riwayat hipertensi tidak terkontrol, manuver Valsava, batuk dan muntah terus menerus, spontan, gangguan perdarahan (SLE), antibiotik, operasi mata mata
Manifestasi klinis
"
Mata merah pada sklera, berbatas tegas, tanpa proses inflamasi inflamasi
"
Diagnosis
TTV, pemeriksaan visus Pemeriksaan reaktivitas pupil dan mencari apakah ada defek pupil " Pemeriksaan DPL ! jika berulang (PT, aPTT, tromboplastin parsial,
"
jumlah trombosit)
Tatalaksana
Resolusi spontan dalam 7-10 hari; Resolusi hari ; kompres dingin. Tanda bahaya " Penurunan visus "
Perdarahan subkonjungtiva luas yang meliputi 360º Perdarahan berulang " Menetap "
Pterigium Definisi
Pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga pada Pertumbuhan jaringan limbus kornea (dari temporal ke nasal) nasal)
Klasifikasi Youngson
"
Etiologi
Patofisiologi
Pajanan kronik terhadap sinar matahari Degeneratif " Iritasi kronik, debu
"
Jaringan ikat fibroblast dan pembuluh darah berproliferasi dari limbus ke kornea akibat kerusakan sel punca limbus limbus "
Manifestasi klinis
Asimtomatik, rasa mengganjal, kosmetik kosmetik Visus dapat turun jika pterigium menutupi pupil atau mengubah lapisan kornea ! astigmatisme " Stocker’s line " Tes sonde (-) ! membedakan dengan pseudopterygium "
"
Grade 1 dan 2 2 ! konservatif Grade 3 dan 4 ! Eksisi pterigium dengan conjungtival autograft atau atau conjungtivolimbal autograft " Farmakologi % Aritificial tears tears % NSAID 4x1 tetes jika meradang " Mengurangi pajanan sinar matahari, menggunakan "
Tatalaksana
pelindung (kacamata, topi)
Pseudopterygium Pseudopterygium " proses inflamasi " dapat terjadi pada segala usia, di manapun
" "
Tidak progresif Tes sondase (+)
Pinguekula Definisi
Etiologi
Manifestasi klinis
Penebalan meninggi berwarna putih hingga kuning pada konjungtiva bulbi yang bulbi yang merupakan kolagen dengan hialinisasi stroma konjungtiva • Pajanan UV • Degeneratif (70–80 tahun) • Nodul kekuningan bilateral, bilateral, statis, tidak melibatkan kornea, lebih banyak di sisi nasal dibandingkan temporal • Dapat menyebabkan mata merah jika inflamasi ! pinguekulitis
Tatalaksana
• Konservatif • Eksisi pinguekula
Pinguekulitis
Keratoconjunctivitis Keratoconjun ctivitis Sicca (Dry Eyes Syndrome) Definisi
Kelainan tirai air mata dan mata dan lapisan permukaan mata mata yang menyebabkan keluhan rasa tidak nyaman, gangguan penglihatan dan instabilitas tirai air mata dalam segi kualitas dan kuantitas "
Aqueous deficient % Akibat atrofi atau fibrosis jaringan lakrimal !
Sjogren syndrome Sumbatan duktus sekretorius % Kerusakan glandula lakrimalis akibat inflamasi atau neoplasma " Evaporatif % Disfungsi kelenjar meibom/blefaritis posterior % Defisiensi vitamin A ! defisiensi musin % Lensa kontak %
Terminologi
"
"
Rasa tidak nyaman Mata kering, gatal Rasa seperti terbakar Silau, buram Nyeri
"
Tak nyaman mengenakan lensa kontak
" "
Gejala dan Tanda
"
Obat tetes dan gel
" Turunan selulosa ! first line untuk kasus ringan " Gel karbomer ! jangka panjang, mata kabur " Polyvinyl alcohol ! untuk defisiensi musin
Diquafosol ! secretagogue untuk tear deficiency
Tak nyaman mengenakan lensa kontak
"
Gangguan tajam penglihatan " Epifora
" Diquafosol
secretagogue untuk tear deficiency
Keratoconjunctivitis Keratoconjun ctivitis Sicca (Dry Eyes Syndrome) "
Schirmer test
Menggunakan strip Schirmer/kertas saring pada forniks inferior mata (& lateral tepi kelopak mata), 5 menit % Tekuk sekitar 5 mm, sangkutkan pada palpebra inferior, tidak menyentuh kornea % Ukur perubahan kertas saring dalam (mm) " Metode: % Schirmer 1 ! tanpa anestesi, untuk menilai fungsi kelenjar lakrimal utama ' Abnormal: A7 B14(8#Y( P-#4#P1- %,V$V1-+%-%;0* Z$V =/7 L V#41? [-(=K#=&E FGFG7
Glaukoma Glauko ma Sudut T Terbuka erbuka Analog prostagrandin
Penyekat beta (lini pertama)
Agonis alfa adrenergik
"
Latanoprost 0,005% 1x1 tetes/ hari " Bimatoprost 0,003% 1x1 tetes/ hari
"
Timolol 0,5% 2x1 tetes/hari Betaxolol 0,25% 2 kali/hari " Levobunolol 0,25%-0,5% 1-2 kali/hari
Menurunkan sekresi aqueous humor melalui stimulasi reseptor beta di prosesus siliaris
"
Meningkatkan outflow aqueous humor melalui stimulasi reseptor alfa dan beta; melalui stimulasi
"
"
Apraklondin 0,5% 3x1 tetes/hari tetes/hari Brimonidine 2% 2 kali/hari
reseptor alfa di corpus siliaris
Inhibitor karbonat anhidrase
Asetazolamid 125-250 mg mg PO 4x/ hari
"
Pilocarpine 1, 2, 4% 3-4 kali/
Kelompok Usia
Meningkatkan uveoscleral outflow
Menurunkan produksi aqueous humor melalui inhibisi enzim karbonik anhidrase
Memiliki faktor risiko
Tanpa faktor risiko
65 tahun
Tiap 1-2 tahun
Tiap 1-2 tahun
Target penurunan TIO sebesar 20% (mild to moderate 16-18 mmHg; severe 12-14 mmHg) "
Tidak tercapai target? target? Diganti dengan analog prostaglandin " Menurun sebesar minimal 20% tetapi 20% tetapi belum mencapai target yang diharapkan? diharapkan ? Dapat dikombinasikan dengan 1 jenis obat tetes mata lain lain dengan dengan mekanisme kerja berbeda " Obat tetes mata tidak efektif? % Tindakan laser trabekulopasti ! meningkatkan
Parasimpatomi metik
hari " Cabachol 0.75 3% 2-3 kali sehari " Physostigminei (Eserine) 0,5% 2 kali/hari
Meningkatkan outflow aquous humor melalui kontraksi musculus longitudinalis corpus ciliaris yang membuka trabecular meshwork
"1-+%4 >A7 B14(8#Y( P-#4#P1- %,V$V1-+%-%;0* Z$V =/7 L V#41? [-(=K#=&E FGFG7
Retinopati Diabetika Definisi
Mikroangiopati progresif yang ditandai dengan adanya oklusi serta kerusakan pembuluh darah kecil pada retina
Faktor Risiko
• •
Gejala
• • • •
" " "
Kontrol glikemik buruk Tekanan darah tinggi Lipid tinggi
"
kehamilan
Visus ! menurun, tidak maju dengan pinhole Lapang pandang ! menurun TIO ! meningkat atau tetap Iris ! rubeosis iridis BMD ! dangkal atau normal Lensa ! keruh
•
Hiperglikemia ! stress oksidatif ! inflamasi: • Peningkatan permeabilitas vaskular • Leukostasis ! hipoperfusi ! iskemia ! peningkatan VEGF ! neovaskularisasi
•
DM tipe 1 skrining saat pasien beruisa 10 tahun, 3-5 tahun sekali
Patogenesis
aliran keluar aqueous humor Tindakan bedah trabekulektomi ! pembuatan saluran baru yang mengalirkan aqueous humor dari intraokular menuju ruang subkonjungtiva % Pemasangan glaucoma drainage device
%
Pencegahan
•
DM tipe 2 skrining segera pada saat awal diagnosis
•
Pemeriksaan ulang: • Kendali gula darah buruk 1 tahun sekali • Kendali gula darah baik, retina normal 2-3 tahun sekali
"1-+%4 >A7 B14(8#Y( P-#4#P1- %,V$V1-+%-%;0* Z$V =/7 L V#41? [-(=K#=&E FGFG7
Retinopati Diabetika Edema retina
Kebocoran kapiler terutama pada makula (macular edema)
Hard exudate
Kuning, transudasi plasma kronis
Perdarahan retina
Pecahnya mikroaneurisma, dapat berbentuk blot dot atau atau flamed shaped
Cotton wool spots
Berwarna putih, tidak berbatas tegas, disebabkan oleh iskemia retina
Neovaskularisasi
Iskemia menyebabkan peningkatan VEGF Neovaskularisasi Neovaskularis asi yang pecah ! perdarahan vitreus vitreus ! sikatriks ablasio retina traksional traksional Neovaskularisasi Neovaskularis asi pada anterior ! rubeosis iridis iridis ! pecah ! glaukoma
!
Mikroaneurisma
IRMA
Venous beading
Cotton wool spot
New vessel on the disc
"1-+%4 >A7 B14(8#Y( P-#4#P1- %,V$V1-+%-%;0* Z$V =/7 L V#41? [-(=K#=&E FGFG7
Retinopati Hipertensi Definisi
Perubahan retina dan nervus optikus karena adanya peningkatan tekanan darah arteri sistemik "
Faktor Risiko
"
Hipertensi kronis tidak terkontrol Krisis hipertensi
Hipertensi kronis ! peningkatan aktivitas nervus simpatis serta RAAS ! peningkatan tonus otot
Etiologi
pembuluh darah pada retina ! kerusakan pembuluh darah retina dan nervus optikus "
TTV: tekanan darah tinggi TTV: tekanan Visus: turun, Visus: turun, tidak maju dengan pinhole " Lapang pandang: skotoma pandang: skotoma " Funduskopi Funduskopi % Akut/maligna Akut/maligna ! hard exudate ( exudate (macular macular star )),, retinal edema, cotton wool , flame-shaped hemorrhage, papilledema papilledema % Kronik Kronik ! AV nicking, arteriosclerosis (copper/silver wiring ), ), cotton wool, flameshaped hemorrhage, macroaneurysm, retinal vessel occlusion
"
Gejala dan Tanda
Macular star
Silver wiring wiring white, occluded arterioles
New vessel elsewhere
%
"
Terapi
Moderate to severe hypertension hypertension ! edema of the optic nerve head
Pengendalian tekanan darah dan pencegahan krisis hipertensi
nicking AV nicking where arterioles cross veins, the vein appear kinked
Copper wiring wiring yellow arterioles instead of red
"1-+%4 >A7 B14(8#Y( P-#4#P1- %,V$V1-+%-%;0* Z$V =/7 L V#41? [-(=K#=&E FGFG7
Age Ag e-re rela late ted d Macu Macula larr De Dege gene nera rati tion on Definisi
Degenerasi makula (area sentral pada retina) bilateral yang dipengaruhi usia, umumnya terjadi pada individu >50 tahun. Faktor Risiko: herediter, nutrisi, merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia, obesitas, diet rendah zinc "
Penurunan tajam penglihatan secara gradual Metamorphopsia = distorsi penglihatan, melihat garis lurus seperti bergelombang " Mikropsia " Skotoma " Gangguan membedakan warna "
Manifestasi klinis
"
Dry AMD (noneksudatif, AMD (noneksudatif, >80%) % Tanda: Tanda: deposisi deposisi matriks ekstraselular (Drusen) (Drusen) di antara membran Bruch dan RPE ' Drusen awalnya tampak seperti spot berwarna putih-kekuningan diskret ! meluas + pembuluh darah ! geography atrophy %
Klasifikasi "
' soft drusen vs hard drusen Gejala: asimtomatik, penglihatan sentral turun, sulit membaca karena Gejala: asimtomatik, skotoma parasentral, sensitivitas terhadap gelap-terang berkurang
Wet AMD (exudative, 10-15%) % Tanda: Tanda: drusen drusen dan cairan subretinal atau pelepasan RPE; vaskularisasi baru (CNV)! pecah pecah ! rapid loss of vision vision
L$2'#" 8 P%--%#/ @%/#=(* 1&=1 ,'P1$ 18#@1$ 1$&%:# )6[
AMSLER GRID
%
Gejala: penurunan Gejala: penurunan penglihatan sentral mendadak mendadak,, visus turun, mikropsia, skotoma sentral
"
Tatalaksana
Mengontrol faktor risiko risiko ! berhenti merokok, kardiovaskular, kardiovaskular, obesitas AREDS (Vitamin AREDS (Vitamin C 500 mg, Vitamin E 400 IU, beta karoten 15 mg, zinc oksida 80 mg dan 2 mg cupric oksida) ! mencegah Dry AMD jadi Wet AMD " anti-VEGF intravitreal untuk intravitreal untuk Wet AMD "
Gangguan Kelopak Mata
3"&-"#'('
L(&F"0'('
;: /&" ;;
Gangguan Kelopak Mata
Trichiasis
Definisi
Etiologi
Distichiasis
Tumbuhnya bulu mata ke arah dalam, dalam, dengan posisi palpebra normal. Bulu mata tumbuh pada
Bulu mata tambahan yang tumbuh pada selain margo palpebra yang palpebra yang dapat menekuk ke arah
margo palpebra
bola mata
Trachoma, blefaritis ulseratif, hordeolum eksterna
Kongenital, riwayat trauma
Entropion
Ektropion
Berputarnya margo palpebra ke arah dalam bola mata
Berputarnya margo palpebra ke arah luar menjauhi bola mata mata sehingga permukaan
Sikatriks: Infeksi (65%), Sikatriks: Infeksi trauma (19%), Imunologi (17%) Involusional:: usia tua Involusional
mata tidak terlindungi Involusional (usia tua), Parese N VII, kongenital (Down Syndrome), trauma
Manifestasi
Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, lakrimasi, dapat menyebabkan keratitis
klinis Terapi
Rekonstruksi palpebra Artificial tears
epilasi bulu mata, dapat diulang 4–6 minggu; operasi
"1-+%4 >A7 B14(8#Y( P-#4#P1- %,V$V1-+%-%;0* Z$V =/7 L V#41? [-(=K#=&E FGFG7
Gangguan Kelopak Mata
Lagoftalmos Definisi
Etiologi
• Kelopak mata tidak dapat menutup sempurna
• Kelopak mata atas turun, sulit diangkat
• Kelumpuhan N VII, pasca trauma/ • Kelemahan, peregangan yang operasi, retraksi palpebra akibat berlebihan, dan disinsersi dari oftalmopati Graves, dan tumor
Manifestasi klinis
Ptosis
• • • •
Dry eyes eyes Injeksi konjungtiva Keratopati kornea Epifora
Blefarospasme • Kelopak mata berkedip, twitching , kontraksi tidak terkontrol • Idiopatik
levator aponeurosis • Kelopak mata turun, sulit dibuka, • Kontraksi otot orbicularis oculi involunter bilateral mengecilnya celah mata • Pegal pada area sekitar alis mata • Dahi tampak berkerut saat usaha membuka mata.
Keratitis exposure exposure
Terapi
• Artifi cial tears, tears , salep mata, dan • Operasi taping kelopak • dan/ atau pembedahan pembedahan
• Atasi penyebab • Injeksi botulinum • Operasi
"1-+%4 >A7 B14(8#Y( P-#4#P1- %,V$V1-+%-%;0* Z$V =/7 L V#41? [-(=K#=&E FGFG7
Selulitis Selulitis Periorbital (Preseptal) Definisi
•
Infeksi jaringan lunak di depan (anterior) septum orbita
Selulitis Orbital •
Infeksi jaringan di belakang (posterior) septum orbita
•
Etiologi
•
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes pyogenes
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Moraxella catarrhalis • Anaerob : Peptostre ptococcus (infeksi gigi), Bacteroide s, Fusobacterium •
Manifestasi klinis
• •
Inflamasi lokal (hangat, nyeri palpasi, edema, indurasi) Komplikasi : menjadi selulitis orbita
Terapi
•
Antibiotik co-amoxicalv 250-500 mg/125 mg, 2-3x/hari
Imunokompromais Imunokomprom ais : Aspergillosis, mucormyc mucormycosis osis • • • • • • •
Inflamasi lokal (hangat, nyeri palpasi, edema, indurasi) Conjunctival chemosis (edema) Proptosis Pergerakan bola mata terbatas / nyeri Afferent pupillary defect Penurunan tajam penglihatan Penyebaran ke struktur sekitar (panoftalmitis, brain abscess, meningitis, kebutaan)
• Rawat inap, monitor visus tiap 4 jam • Antibiotik IV
"1-+%4 >A7 B14(8#Y( P-#4#P1- %,V$V1-+%-%;0* Z$V =/7 L V#41? [-(=K#=&E FGFG7
Dakriosistitis dan Dakrioaden Dakrioadenitis itis Dakriosistitis "
Infeksi sakus lakrimal, disebabkan oleh infeksi Staphylococcus sp. atau Streptococcus sp. sp. " Gejala: epifora, nyeri subakut, pembengkakan, kemerahan di
Tes Anel Anel Uji pantesi saluran lakrimal. Anel (+) ! asin; Anel (-) ! gangguan patensi
kantus medial, sekret purulen pada punctum lakrimalis, uji regurgitasi (+); (+); dakrosistitis kronik tidak nyeri, sekret "
mukopurulen Tatalaksana: % %
Tetes mata kloramfenikol 0,5% tiap 6 jam 5-7 hari Jika ada abses ! insisi drainase abses
%
Klinis berat ! cefazolin 3x1 g IV (anak 25-50 mg/kgBBB/ hari dibagi 3 dosis)
%
Dakriosistorinostomi
Dakrioadenitis " "
Radang pada glandula lakrimalis Etiologi: idiopatik, infeksi virus Mumps, Epstein-Barr atau CMV, atau infeksi bakteri (jarang terjadi).
Tes Regurgitasi Regurgitasi Menekan saccus lakrimal ! sekret keluar (+) ! dakriosistitis
"
Manifestasi klinis: nyeri klinis: nyeri dan bengkak pada orbital bag temporal superior , sekresi cairan lakrimal berkurang/meningkat " Tatalaksana: sesuai etiologi
"1-+%4 >A7 B14(8#Y( P-#4#P1- %,V$V1-+%-%;0* Z$V =/7 L V#41? [-(=K#=&E FGFG7
No. 9 "=%&14; 214#$1 @=&'(#1 dG $1V'4 /1$14; /=4;14 8=-'V14 ,14/14;14 81@'& ,=&-1V147 61(#=4 +=+#-#8# ࠵$ UO $#/18 $=&8%4$&%-7 61/1 ,=+=(114 (=;+=4 ,%($=%& /#/1,1$814 P%$$%4 2%%- ,1/1 &=$#41* (%:$ /14 V1&/ =a'/1$=* $#/18 /#/1,1$814 4=%K1(8'-1(1(#7 3*&1&5 /(&F"0'(' *&'(#" ("(P 57 37 L7 U7 [7
UO &=$#4%,1$# ,&%-#:=&1$#: UO &=$#4%,1$# 4%4R,&%-#:=&1$#: _S &=$#4%,1$# ,&%-#:=&1$#: _S &=$#4%,1$# 4%4R,&%-#:=&1$#: 5@-1(#% &=$#41
No. 10 Seorang bayi usia 2 bulan datang diantar ibunya karena terdapat benjolan kemerahan disebelah kelopak mata bawah mata kanan. Dokter curiga adanya sumbatan pada saluran air mata. Pemeriksaan lanjutan yang tepat pada pasien ini adalah...
A. Schirmer test B. Anel test C. Fluorescein test D. Uji fistel
E. Amsler grid
Trauma Mata
3"&-"#'('
L(&F"0'('
;: /&" ;;
Trauma Kimia Bo Bola la Mata Definisi
Kegawatdaruratan akibat pajanan zat kimia ke jaringan mata dan/atau Kegawatdaruratan adneksa sekitarnya adneksa sekitarnya "
Etiologi
"
"
Patofisiologi
Zat asam (pH
View more...
Comments