Nutrisi Parenteral
November 30, 2018 | Author: Kristin Jones | Category: N/A
Short Description
nut par...
Description
1
BAB I PENDAHULUAN
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu membentuk energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur mengatur proses-proses proses-proses kehidupan. kehidupan. Nutrisi Nutrisi adalah proses dimana dimana tubuh tubuh manusia manusia menggunak menggunakan an makanan makanan untuk membentuk membentuk energi, energi, mempertahan mempertahankan kan kesehatan, kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh. Masalah nutrisi erat kaitannya dengan makanan dan metabolisme tubuh sert sertaa
fakt faktor or-f -fak akto torr
yang ang
memp mempen enga garu ruhi hiny nya. a.
Seca Secara ra
umum umum
fakt faktor or
yang yang
mempen mempengar garuhi uhi kebutu kebutuhan han nutrisi nutrisi adalah adalah faktor faktor fisiolo fisiologis gis untuk untuk kebutu kebutuhan han meta metabo bolis lisme me basal basal,, fakt faktor or pato patolo logi giss seper seperti ti adany adanyaa peny penyak akit it terte tertent ntu u yang yang mengan menganggu ggu pencern pencernaan aan atau mening meningkat katkan kan kebutu kebutuhan han nutrisi nutrisi,, faktor faktor sosiososioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung langsung melalui melalui pembuluh pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan. pencernakan. Nutrisi Nutrisi parenteral diberikan apabila pasien tidak dapat menelan atau karena sesuatu hal, misalnya: misalnya: Malform Malformasi asi Kongen Kongenital ital Intesti Intestinal nal,, ntero nterokol kolitis itis Nekrot Nekrotika ikans, ns, dan !istres "espirasi #erat. Malnutrisi dengan berbagai tingkatan sering terjadi pada pasien di rumah sakit. $al ini dapat menekan kekebalan, mempermudah terinfeksi, mengganggu proses penyembuhan luka, meningkatkan komplikasi, meningkatkan respon terhadap terapi medis, operasi yang kurang optimal, dan mengarah pada hasil
2
klinis yang jelek. #anyak penyakit yang menurunkan nafsu makan, meningkatkan kebutuhan nutrisi, menyebabkan obstruksi saluran pencernaan dan infeksi pada mulut mulut sehing sehingga ga makan makan menjad menjadii sulit sulit dan menyaki menyakitka tkan.. n.. Selain Selain itu obat obat dapat dapat menyebabkan kehilangan selera makan, mual dan muntah sehingga pemberian nutrisi nutrisi secara secara parent parenteral eral perlu perlu dilaku dilakukan kan untuk untuk mengat mengatasi asi masalah masalah-ma -masala salah h timbulnya malnutrisi pada pasien di rumah sakit.
BAB II
2
klinis yang jelek. #anyak penyakit yang menurunkan nafsu makan, meningkatkan kebutuhan nutrisi, menyebabkan obstruksi saluran pencernaan dan infeksi pada mulut mulut sehing sehingga ga makan makan menjad menjadii sulit sulit dan menyaki menyakitka tkan.. n.. Selain Selain itu obat obat dapat dapat menyebabkan kehilangan selera makan, mual dan muntah sehingga pemberian nutrisi nutrisi secara secara parent parenteral eral perlu perlu dilaku dilakukan kan untuk untuk mengat mengatasi asi masalah masalah-ma -masala salah h timbulnya malnutrisi pada pasien di rumah sakit.
BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1 Nutr Nutrisi isi Parent Parenteral eral
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk memb memben entu tuk k
ener energi gi,, mempe memperta rtaha hank nkan an keseh kesehat atan an,,
pert pertum umbu buha han n
dan dan untu untuk k
berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh . Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh . %erdapat %erdapat & pilihan pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteral dan nutrisi nutrisi parent parenteral eral.. !iet !iet oral oral diberi diberikan kan kepada kepada pender penderita ita yang yang masih masih bisa bisa menelan cukup makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik antara dokter, ahli gi'i,penderita dan keluarga. Nutrisi enteral bila penderita tidak bisa menelan dalam jumlah cukup, sedangkan fungsi pencernaan dan absorbsi usus masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih berfungsi atau berfungsi seb sebagia agian n
dan tida tidak k
ada ada
kontr ontrai ain ndika dikasi si maka aka
diet iet
ente entera rall
(N) (N) haru haruss
dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena meningkatkan aliran darah mukosa intestinal, mempertahankan aktivitas metabolik serta keseimbangan hormonal dan en'imatik antara traktus gastrointestinal dan liver. !iet !iet enter enteral al memp mempun unya yaii efek efek enter enterot otro ropi pik k tida tidak k lang langsu sung ng deng dengan an menstimulasi hormon usus seperti gastrin, neurotensin enteroglucagon. *astrin mempun mempunya yaii efek tropik tropik pada pada lambun lambung, g, duoden duodenum um dan colon colon sehing sehingga ga dapat dapat mempertahank mempertahankan an integritas integritas usus,mencega usus,mencegah h atrofi mukosa usus dan translokasi translokasi
4
bakteri, memelihara gut-associated lymphoid tissue (*+%) yang berperan dalam imunitas mukosa usus. Nutrisi arenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. ara peneliti sebelumnya menggunakan istilah hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan akhirnya diganti dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi arenteral %otal, namun demikian secara umum dipakai istilah Nutrisi arenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan melalui pembuluh darah.Nutrisi parenteral total (%N) diberikan pada penderita dengan gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi . emberian nutrisi parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan nutrisi bukan untuk penyebab penyakitnya. Status nutrisi basal dan berat ringannya penyakit memegang peranan penting dalam menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral. Sebagai contoh pada orang-orang dengan malnutrisi yang nyata lebih membutuhkan penanganan dini dibandingkan dengan orang-orang yang menderita kelaparan tanpa komplikasi. asien-pasien dengan kehilangan 'at nutrisi yang jelas seperti pada luka dan fistula juga sangat rentan terhadap defisit 'at nutrisi sehingga membutuhkan nutrisi parenteral lebih aal dibandingkan dengan pasien-pasien yang kebutuhan nutrisinya normal. #erdasarkan cara pemberian Nutrisi arenteral dibagi atas / 0.1.1 Nutrisi arenteral Sentral. a) !iberikan melalui central venous,bila konsentrasi 2 134 glukosa. b) Subclavian atau internal vena jugularis digunakan dalam aktu singkat sampai 5 6minggu.
5
c)
jika 2 6 minggu,diperlukan permanent cateter seperti implanted vascular
access device. 0.1.0 Nutrisi arenteral erifer. a) N diberikan melalui peripheral vena. b) N digunakan untuk jangka aktu singkat 7 -8 hari dan ketika pasien perlu konsentrasi kecil dari karbohidrat dan protein. c) N digunakan untuk mengalirkan isotonic atau mild hypertonic solution.$igh hypertonic solution dapat menyebabkan sclerosis,phlebitis dan bengkak. Tabel 1. Respon Oran A!"ir pa#a Malnutrisi OR$AN Komposisi tubuh
9antung
TAN$$APAN ANATOMI% eningkatan pada kompartemen air ekstraseluler, berkurangnya cadangan adiposa, berkurangnya massa tubuh tanpa lemak. elebaran (dilatasi) empat ruang: degenerasi athropic dengan nekrosis dan fibrosis: gangguan myofibrillar.
aru-paru
erubahan‐ perubahan emphysematous, infark pulmonary, penurunan bersihan bakteri, atropi otot, penurunan pada massa otot diafragma.
Sistem $ematologi
Kegagalan produksi sel puncak: sintesis eritropoietin yang tertekan: penurunan kemotaksis MN: penurunan hitung limfosit dengan berkurangnya sel helper T , dan peningkatan sel suppressor T dan killer : penurunan blastogenesis hingga phytohemagglutinin. embengkakan epitelial: atrophy: kalsifikasi kortikal sedang: penurunan sintesis eritropoietin.
Sistem *injal
TAN$$APAN &ISIOLO$IS -
rolongasi ;%, voltase rendah, bradikardia, hipotensi arteri, penurunan tekanan vena sentral, konsumsi oksigen, keluaran kardiak, volume stroke, dan kontraktibilitas: intoleransi preload , penurunan kemampuan merespons obat. neumonia, penurunan kapasitas residual fungsional, kapasitas vital, dan kapasitas maksimum bernapas, pergerakan hypoxic atau hypercarbic yang tertekan. +nemia: anergy: penurunan pembentukan granuloma: respons yang buruk terhadap kemoterapi: peningkatan laju infeksi.
enurunan laju filtrasi glomerular dan ketidakmampuan menangani muatan natrium: poliuri: asidosis metabolik.
6
Sistem *astrointestinal
Kehilangan massa yang tidak proporsional: perubahan-perubahan hypoplastic dan atropik: penurunan pada tinggi mukosa total.
$ati
Kehilangan massa dan akumulasi lemak periportal.
ankreas
, =!?>, dan T ‐helper / rasio suppresor, sekresi imunoglobulin, dan komplemen Serum.
+ktivitas en'imatik yang tertekan: aktu transit yang memendek: motilitas yang buruk: kecenderungan pertumbuhan bakteri yang berlebihan: maldigesti dan malabsorpsi. enurunan sintesis protein visceral : aktivitas mikrosomal yang tertekan: hepatik yang tidak memadai. %idak memadainya pankreatik eksokrin. enurunan delayed cutaneous hypersensitivity, transformasi limfosit, respons leukosit MN (fagositosis, metabolisme, kapasitas bakteri, kemotaksis).
%iga tipe dari malnutrisi protein-kalori adalah marasmus, kashiorkor, dan campuran marasmus-kashiorkor. @besitas juga dapat dianggap sebagai bentuk malnutrisi protein-kalori yang diakibatkan dari asupan mikronutrien yang berlebihan daripada defisiensi. Sebagai tambahan, anorexia nervosa dan bulimia merupakan kelainan makan yang dapat mengakibatkan konsekuensi medis yang serius, salah satunya adalah malnutrisi. 1. Maramus. Marasmus adalah kondisi kronik akibat dari defisiensi dalam asupan energi total. Kekurangan baik protein somatik (yaitu otot rangka) dan cadangan adiposa dapat diamati, tetapi produksi protein visceral (misalnya/ serum albumin dan konsentrasi transferrin) dipertahankan. ada marasmus yang parah, kekebalan termediasi sel (cell-mediated immunity) dan fungsi otot memburuk. asien dengan penyakit yang secara bertahap melemahkan (misalnya kanker) umumnya memiliki marasmus dan
7
penampilan yang kelaparan, cachectic, atau cadaverous (sangat kurus dan pucat). +mbang penurunan berat badan relatif untuk marasmus adalah ?74 dari berat badan ideal. 0. Kashiorkor. Kashiokor terjadi akibat defisiensi protein seaktu bayi atau masa kanak-kanak aal. $al ini umum pada pasien dengan asupan kalori yang cukup tetapi dengan defisiensi protein relatif. asien-pasien ini seringkali katabolik, biasanya terjadi setelah trauma, infeksi, atau luka bakar. Kashiorkor melibatkan deplesi kumpulan protein visceral (dan pada beberapa tingkatan, somatic), dengan preservasi relatif dari jaringan adiposa. $ipoalbuminemia dan edema secara klasik dikategorikan sebagai kashiorkor, yang dapat secara cepat terbentuk sebagai tanggapan terhadap kehilangan protein selama stress metabolik dan dapat disertai dengan kerusakan fungsi-fungsi imun. &. =ampuran Maramus-Kashiorkor. =ampuran marasmus-kashiorkor terjadi pada pasien yang sakit kronis dan kelaparan yang sedang mengalami stress hipermetabolik. $al ini dimanifestasikan sebagai berkurangnya sintesis protein visceral yang ditambahkan kepada penurunan protein somatic dan cadangan energi (yaitu jaringan adiposa). Kompetensi imun (immunocompetence) menurun, dan kejadian infeksi meningkat. enyembuhan luka yang buruk diamati pada pasien-pasien ini. 6. @besitas. #erlaanan dengan
marasmus,
marasmus-kashorkor, obesitas
kashiorkor,
dan
campuran
terjadi akibat asupan kalori yang
berlebihan. Aalaupun demikian, obesitas tetap dianggap sebagai bentuk
8
malnutrisi. @besitas tidak dapat digunakan saling menggantikan dengan istilah kelebihan berat badan (overweight ). #anyak atlit mungkin memiliki pembentukan otot di atas rata-rata dan memiliki berat lebih dari biasanya untuk tinggi badan mereka, tetapi mereka tidak memiliki kelebihan lemak. Seseorang yang kelebihan berat badan akan memiliki body mass index (#MI) 07.3 hingga 0B.B kgCm0. ada obesitas Kelas 1, #MI individu berkisar dari &3.3 hingga &6.B, Kelas 0 pada &7.3 hingga &B.B, dan obesitas ekstrim (Kelas &) didiagnosa ketika #MI lebih besar dari 63 kgCm0. +pakah obesitas merupakan gejala suatu penyakit atau merupakan penyakit itu sendiri masih menjadi perdebatan. Namun, obesitas tampaknya menjadi kelainan kompleks dari selera makan, pengaturan dan metabolisme energi. Konsekuensinya meliputi penderitaan psikologis dan sosial sebagaimana komplikasi-komplikasi medis. 7. +noreDia Nervosa dan #ulimia Nervosa. +noreDia nervosa dan bulimia nervosa merupakan kelainan makan yang terjadi umumnya pada perempuan. +noreDia nervosa dikarakterisasikan dengan membuat diri kelaparan, penurunan berat badan yang ekstrim, gangguan pada bentuk tubuh, dan rasa takut yang sangat akan gemuk. #ulimia nervosa dikarakterisasikan dengan makan yang terlalu banyak, yang biasanya diikuti dengan beberapa bentuk mencahar (misalnya/ muntah yang diinduksi sendiri, penyalahgunaan pencahar, atau tingkah laku berkaitan seperti penggunaan diuretik, penggunaan pil diet, atau olah raga yang tanpa batas). Mayoritas pasien dengan kelainankelainan ini, yang memiliki beberapa gejala yang saling tumpang tindih, terjadi selama akhir keremajaan dan aal kedeasaan. Sebagai tambahan,
9
pasien mungkin aalnya datang apakah dengan anoreDia nervosa atau bulimia nervosa tetapi kemudan berfluktuasi dari satu ke yang lain. +. !asar enyebab atologi !engan fek-efek Nutrisional. enyakit akut dan kronis mungkin memainkan peran dalam mengubah asupan atau penggunaan nutrien. Malnutrisi jarang terjadi sebagai keadaan penyakit yang terisolasi, biasanya ditemukan pada pasien dengan penyakit penyakit lain yang telah ada sebelumnya (%abel 1). Keadaan-keadaan penyakit yang spesifik terhadap anak-anak dapat menempatkan anak pada resiko tinggi defisiensi malnutrisi (%abel 0 dan %abel &).
Tabel. 2 De'isiensi Mi!ronutrien De'isiensi Mi!ronutrien Eitamin +
Eitamin #-kompleks Eitamin #
Eitamin # Eitamin #1
Tan#a %linis
Kulit kering, pecah‐ pecah, dan bersisik: $iperkeratosis folikuler (kulit kering, kasar): Bitot’s spots (plak berbusa pada mata): Ferophthalmia (mata kering): Keratomalacia (kornea melunak): G"abun senjaH. Kulit kering, pecah ‐ pecah, dan bersisik: *lossitis (lidah berarna merah daging). Nasolabial seborrhea: "uam pada kening seperti jeraat: Angular stomatitis (pecahan berarna merah pada sisi mulut): eripheral neuropathy: =onvulsive sei'ures: !epresi: +nemia mikrostik. !isorientasi: Irritabilitas. Nyeri pada betis dan paha: eripheral neuropathy: Sindrom Aernicke ‐Korsakoff: *agal jantung kongestif:
Te(uan Te(uan ob)e!ti' )an (en#u!un "asio %riene atau tetraene 23.6 dan enurunan retinol plasma. ‐
enurunan piridoksal dan fosfat: lasma.
enurunan "#=: transketolase.
10
Eitamin #0
Eitamin #7 Eitamin #&
+sam kcalCkg 3.?‐1.3 gramCkg 1.3‐1.0 gramCkg 1.&‐1.8 gramCkg 1.7‐0.7 gramCkg 3.‐1.3 gramCkg 1.0‐0.8 gramCkg 3.7‐1.7 gramCkg &3 mCkg atau 1 mCkcal kebutuhan cairan kebutuhan cairan
14
engkajian nutrisional didefinisikan oleh American $ociety of %nteral and
arenteral
&utrition
sebagai
Gevaluasi
komprehensif
untuk
mendefinisikan status nutrisi, termasuk riayat medis, riayat diet, pemeriksaan fisik, pengukuran-pengukuran anthropometric dan data-data laboratorium.H %ujuan-tujuan dari pangkajian nutrisional yaitu / '. Menyediakan data untuk mendesain rencana asuhan nutrisional yang akan mencegah dan atau mengurangi terbentuknya malnutrisi, (. menciptakan data patokan aal untuk mengevaluasi keberhasilan asuhan nutrisional, dan ). untuk mengidentifikasi individu-individu yang kurang teraat atau berada pada resiko terbentuknya malnutrisi. angkah pertama dalam mengevaluasi status nutrisional seorang pasien adalah penapisan ( screening ) untuk menentukan apakah terdapat potensi untuk resiko nutrisional. enapisan nutrisional yang minimum melibatkan pengambilan riayat kesehatan sehubungan dengan kondisi-kondisi yang mungkin mengganggu dengan asupan makanan yang cukup, pengukuran tinggi dan berat, dan tes-tes laboratorium rutin. %abel 6 menggambarkan tanda dan gejala-gejala spesifik dari pasien yang mungkin berada pada resiko tinggi untuk malnutrisi. enggunaan form standard dapat meminimalisir aktu yang diperlukan bagi anda untuk melengkapi suatu penapisan nutrisional. engkajian nutrisional yang komprehensif direkomendasikan untuk
semua individu dengan faktor-faktor
resiko nutrisional
terkonfirmasi. engkajian komprehensif seperti itu
yang
berkembang melebihi
informasi yang terkumpul selama penapisan dan meliputi riayati diet dan informasi asupan, pemeriksaan fisik atau tanda-tanda klinis, mengukur
15
anthropometrical, dan tes-tes laboratorium. %ingkatan pengkajian nutrisional ini tidak secara rutin dilakukan oleh farmasis, akan tetapi hasil umumnya diterjemahkan oleh farmasis rumah sakit dalam pelayanan nutrisional. engkajian diet yang lengkap terbentuk dari empat tahapan yaitu / 1. pengukuran konsumsi makanan, 0. kalkulasi kandungan nutrien dari makanan yang dimakan, &. pengkajian dari asupan yang diabsorpsi, dan 6. evaluasi asupan nutrien dalam hubungan dengan
rekomendasi-
rekomendasi. !ua tahapan terakhir paling baik diserahkan kepada ahli diet atau spesialis nutrisi yang telah disertifikasi oleh badan. Tabel -. Tan#a #an $eala $eala )an Menin#i!asi!an Pasien Bera#a pa#a Resi!o Malnutrisi ‐
Populasi Pasien !easa
Aanita hamil, pasca melahirkan, dan menyusui
Situasi Situasi #enan Resi!o Tini +nemia: !iabetes mellitus: @besitas: $iperlipidemia. Osia 518 tahun Kehilangan ekonomi: Kelainan‐kelainan makan, praktek ‐ praktek diet yang tidak sehat, vegetarian: !alam diet khusus untuk penyakit sistemik: $iperemesis gravidarum: reeklampsia: Kehamilan lebih dari satu: erokok berat: Eegetarian: enyalahgunaan alkohol: +nemia defisiensi besi: #erat badan 5?74 dari yang dianjurkan untuk tinggi badan: enurunan berat badan yang drastis: eningkatan berat badan yang rendah dengan kehamilan berakibat berat lahir bayi yang rendah: ‐
16
+nak ‐anak (bayi hingga usia sekolah)
"emaja
ansia
Kehamilan selama menyusui. @besitas: Kegagalan bertahan: +nak ‐anak vegetarian: +lergi makanan yang lebih dari satu: @rang tua dengan kelainan makan: enyakit tertentu (%abel 1). Kelainan‐kelainan makan: @besitas: Eegetarian: "emaja hamil. Skala mengukur: Kesedihan: Kolesterol: +lbumin: enurunan berat badan: ermasalahan makan: #elanja dan penyiapan makanan: Skala menentukan penyakit: Kurang makan: *igi yang tanggal atau nyeri pada mulut: Kesulitan ekonomi: #erkurangnya kontak sosial: engobatanCobat‐obatan: enurunanCpeningkatan berat badan yang mendadak: Membutuhkan bantuan dalam asuhan pribadi Osia 2?3 tahun.
=. Informasi @byektif 1. emeriksaan *isik emeriksaan fisik yang terfokus untuk pengkajian nutrisional harus berkonsentrasi pada mengukur massa tubuh tanpa lemak dan distribusi jaringan adiposa sebagaimana juga dengan temuan-temuan fisik dari defisiensi vitamin, mineral runut, dan asam lemak esensial. %emuantemuan fisik umum yang mengarahkan kepada malnutrisi meliputi pucat, edema, kakeksia, obesitas, asitesCbusung, dan dehidrasi. (. engukuran-engukuran Antropometrik engukuran-pengukuran antropometrik adalah pengukuran kasar dari massa sel tubuh dan meliputi ukuran-ukuran pertumbuhan dan komposisi
17
tubuh. #obot, tinggi, dan rasio bobot-tinggi merupakan yang paling sering digunakan untuk mengkaji pertumbuhan. Okuran-ukuran tambahan untuk pertumbuhan meliputi lingkar kepala sebagaimana juga dengan panjang posisi telentang dan berdiri (pada anak-anak), tinggi lutut, dan lebar siku dan indeks rangka (yaitu ukuran rangka tubuh). ). Bobot valuasi bobot badan merupakan langkah aal dalam pengkajian antropometrik orang deasa. Sebagai tambahan, setiap tanda-tanda edema yang terlihat harus direkam untuk membantu mengkaji status cairan pasien. #erat #adan Ideal erhitungan dan enilaian persamaan, ria / I#A (kg) P 73 kg > Q0,& R (inci lebih dari 7 kaki) Aanita/ I#A (kg) P 67,7 kg > Q0,& R (inci lebih dari 7 kaki) +nak-anak (1-1? tahun)/ I#A (kg) P Q(tinggi dalam cm) 0 R 1,7 C 1333 #erat badan disesuaikan untuk obesitas P Q(+#A -I#A) R 3,07 > I#A
+. Body ,ass ndex #ody Mass IndeD
(#MI)
merupakan
cara alternatif untuk
menentukan kesesuaian rasio bobot / tinggi seorang individu. #MI mungkin lebih obyektif dalam keadaan obesitas, tetapi tidak dapat membedakan antara bobot berlebih yang diproduksi oleh jaringan adiposa, muskularitas, atau edema. #MI dapat dikalkulasikan dengan membagi bobot individu (kg) dengan tinggi mereka (m0).
18
. Tinggi %inggi (atau peraakan) umumnya diukur dalam posisi berdiri untuk anak-anak berusia lebih dari 0 tahun dan orang deasa. /. 0ebar $iku engukuran lebar siku dapat digunakan sebagai indeks dari ukuran rangka. %eknik pengukuran lebar siku yaitu / #erdiri di depan subyek • +ngkat tangan kanan subyek ke depan ke posisi horisontal • %ekuk siku subyek sebesar B3 derajat, dengan bagian belakang tangan • menghadap pemeriksa
19
•
%emukan lokasi epikondilus lateral dan medikal dari tulang lengan atasChumeri. %empatkan bilah-bilah dari jangka sorong berbilah datar pada
epikondilus, dengan bilah-bilah menunjuk ke atas untuk membagi dua sudut tepat yang terbentuk pada siku yakni / #aca jarak antara kondilus • "ekam pengukuran (cm) hingga milimeter terdekat • #andingkan nilai dengan yang normal • Ontuk laki-laki, lebar siku normal berkisar mulai dari kurang dari . hingga .8 cm untuk rangka yang kecil, .8 hingga ?.1 cm untuk rangka sedang, dan mulai dari 8.? hingga ?.1 cm atau lebih untuk rangka yang besar. Ontuk perempuan, lebar siku normal berkisar dari kurang dari 7. hingga 7.? cm untuk rangka yang kecil, 7.8 hingga 8.1 cm untuk rangka medium, dan dari . hingga 8.0 cm atau lebih untuk rangka besar. 1. #etebalan 0ipatan #ulit Kebalikan dari pengukuran-pengukuran antropometrikal pertumbuhan yang telah didiskusikan sebelumnya, pengukuran ketebalan lipatan kulit memberikan perkiraan cadangan lemak tubuh. ipatan kulit yang dapat diukur untuk pengkajian nutrisional meliputi bisep, trisep, lipatan subkapsular dan suprailiak. Kemudahan diakses cenderung membuat triceps skinfold (%Salb?F+7 kalsium terkorelasi >"a? - 7(
D+ - >alb?Emmol8l
D>alb? - +Emmol8l
49
$ebagai contoh7 >"a? (7' mmo8l >alb? ) g8l #alsium koreksi (7' C 57(x'6
". Mineral #an Unsur Hara
+dalah komponen en'im dan ko-en'im esensial dalam berbagai proses biokimia dalam tubuh (misalnya, sintesa, asam nukleat, transport membran dan pencegahan kerusakan radikal bebas oleh bahan-bahan oksigen aktif). emberian mineral biasanya dimulai sejak aal pemberian N% untuk mencegah dan mungkin juga untuk mengobati defesiensi yang ada. 9umlah mineral yang diberikan secara intravena harus lebih sedikit dari pada yang diberikan per oral karena bila diberikan per oral hanya sebagian yang dapat diabsorpsi oleh usus.
50
di anj ur k an1:1. Manesiu(
Z
Magnesium mengaktivasi banyak sistem en'im (misalnya alkali fosfatase, leusin aminopeptidase) dan merupakan kofaktor yang penting pada fosforilasi oksidatif, pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot dan kepekaan saraf.
Z
$ipomagnesemia
meningkatkan
kepekaan
saraf
dan
transmisi
neuromuskuler. ada keadaan defisiensi berat mengakibatkan tetani dan konvulsi. %aliu(
Z
erbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan natrium (kation utama dalam cairan ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan volume cairan tubuh.
Z
$ipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak mengandung protein. enyebab hipokalemia yang paling sering adalah terapi diuretik terutama tia'id.
Z
enyebab hipokalemia lain adalah diare yang berkepanjangan terutama pada anak, hiperaldosteronisme, terapi cairan parenteral yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan kortikosteroid atau laksan jangka lama.
Z
$iperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks adrenal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal, suplementasi vitamin K yang tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan
51
antagonis aldosteron Natriu(
Z
Natrium
penting
untuk
membantu
mempertahankan
volume
dan
keseimbangan cairan tubuh. Z
Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh mekanisme homeostatik.
Z
embatasan natrium seringkali dianjurkan pada pasien gagal jantung kongestif, sirosis hati dan hipertensi. %lori#a
Z
Klorida merupakan anion yang paling penting dalam mempertahankan keseimbangan elektrolit.
Z
+lkalosis metabolik hipokloremik dapat terjadi setelah muntah yang lama atau penggunaan diuretik berlebihan.
Z
Kehilangan klorida berlebihan dapat menyertai kehilangan berlebihan natrium. Sul'ur
Z
#eberapa asam amino, tiamin dan biotin mengandung sulfur. &luor
Z
View more...
Comments