Nutrisi Pada Luka Bakar
October 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Nutrisi Pada Luka Bakar...
Description
NUTRISI PADA PADA LUKA LUKA BAKAR
Luka
baka r bakar
merupaka erupa kan n
be bentuk ntuk
ke kerusak rusakan an
da dan/atau n/atau
ke kehi hilang langan an
disebabk diseba bkan an kontak dengan de ngan sumbe sumberr dengan suhu yang sangat tingg tinggii
jaringan jaringan
yang
ata atau u suhu yang sangat
rendah, renda h, misalnya isalnya ap apii atau benda bend a pa panas, nas, minyak inyak pa panas, nas, air pa panas nas ( scald scald ), ), ba bahan han kimia kimia (asam (asa m atau basa ba sa
kuat),
listrik listrik dan
pe petir, tir, radiasi rad iasi,,
led edak akan an (misalny (misalnyaa bom, bo m, tabung tab ung gas, da dan n lainnya), ainnya),
dan da n trauma karena kar ena suhu rendah ( frost bite). bite). Luka bakar dapat di diklasifi klasifikasikan kasikan berdasarka berdas arkan n dera derajat, jat, kedalaman dan luasnya luk lukaa bakar. bakar . 7,10-12
Berdasark Berdasarkan an
derajat dan
5-
kedalam ked alamanny annya, a, luka luka bakar bak ar diklasif diklasifiikasikan seperti pada pad a tabel 1
dibawah ini: Tabel 1. De Deraj rajat at dan ke kedalam dalaman an luka bakar Derajat Kedalam Ke dalaman an Kerusakan Ke rusakan
Karakteristi Ka rakteristik k
Satu Sa tu
Superfi Supe rficc ial
Epidermis
Kulit Kulit ke kerin ring, g, hiperemis, nyeri bagian Bula, nyeri
Dua dangkal Dua dalam
Superficial dermal Deep Deep dermal
Tiga Tiga
Full thick thickness ness
Epidermis dan sepertiga superfisial dermis Kerusakan Ke rusakan duapertiga duapertiga bagian bagian Seperti marbel, putih superficial dermis, dan jaringan dan keras dibawahnya K erusakan erusak an seluruh lap apisan isan kulit kulit Luka berbatas tegas, serta lap lapiisan yang leb lebih ih dalam
Empa Em patt
Sangat Sa ngat da dalam lam
Berdasa Berd asarka rkan n
luasnya,
tidak ditemukan bula, berwarn berw arnaa kecoklatan kecoklatan,, kasar, tidak nyeri
Sel Se luruh lapisan kulit kuli t da dan n struktur sekitarnya struktur disekitarnya seperti lemak Mengenai subkutan, subk utan, fasia, fasia, otot oto t da dan n tul tulang ang
terdap terd apat at
tiga tiga
metode
yang
serin se ring g
digunaka digunakan n
di
untuk untuk
mengkalkulasi total luas permukaan tubuh yang terkena. Metode pertama adalah metode permukaa perm ukaan n telapak telapak tang tangan. Area Area permukaan permukaan tangan tangan pasien pasien (te (term rmasu asuk k jar jarii tangan) tangan) adalah adalah sekitar sekitar 1% total luas permukaan permukaan tubuh. tubuh. Metode Metod e ini biasanya biasanya digun digunakan akan pada pad a luka bakar bak ar kecil. kecil. Metode Metod e kedua adalah rule of nine. nine. Metode Meto de ini ini ada adalah lah metode yang ba baiik dan ce cepa patt untuk untuk menilai menilai luka bakar meneng enengah ah dan berat pada penderi penderita ta yang yang berusi berusiaa di diatas atas 10 tahun tahun.. Tubu Tubuh h di dibagi bagi menjadi enjadi
area 9%. Metode Metod e ini tidak akurat pada pad a anak karena k arena adanya ad anya perbedaa perb edaan n proporsi prop orsi tubuh tubuh anak dengan dewasa.5,7,13
Gambar Gam bar 1. Me tode telapak tangan dan dan R ule of ni ne
Metode Meto de ketiga k etiga adalah diagram oleh Lund Lund dan
Browder. Browd er. Metode Meto de ini ini mengka mengkallkulasi total tota l
are a tubuh yang terkena area terk ena berdasa berd asarka rkan n lokasi ok asi da dan n usia. usia. Metod Me todee ini ini merupakan merupaka n metode yang paling paling 5,13 akurat pada pad a anak bil bila digun digunaka aka n dengan benar.
Gambar 2. Lund Lund dan Browde Browde r
Patofisiologi Respon lokal
Segera Se gera setel sete lah kontak ko ntak
pe permu rmuka kaan an kulit kulit de dengan ngan sumbe sumberr
pa panas, nas, terjadi terja di nekrosis nekro sis kulit kulit
yang terkena. Menurut Menurut Jackson, Jacks on, ada tiga tiga zona konsekutif pada pad a luka bakar bak ar yaitu: yaitu: koagulasi, koagulasi, stasis, dan da n hiper hiperemi emis. s. Zona koagul ko agulasi asi menggambarka menggambarkan n area are a yang terkena ter kena kontak ko ntak erat era t de dengan ngan sumbe sum berr panas. pa nas. Sel S el pa pada da area are a ini ini meng mengalami alami nekrosis nekro sis koagul ko agulasi asi dan tida tidak k membaik. membaik. Pada P ada ini terjadi terja di
kehi ke hilang langan an
kerusaka ke rusakan n jaringannya jaringannya pada zona
jaringan jaringan
yang ireversibel.
lebih sediki sed ikit, t, ditandai
ini berpotens berpotensii
Zona
stasis ada a dalah lah area konsentri ko nsentriss yang
de dengan ngan pe penuru nurunan nan
untu untuk k disel diselam amatkan atkan.. Zona Zona
zona
pe perfu rfusi si jaringan. jaringan. Jaringan Jaringan
hiperemi peremis adalah adalah zona
ter terlluar uar di dim mana
perfus perf usii jari jaringan gan meni eningkat. gkat. Sel pada area ini menga engallami ami traum trauma mini nim mal al,, dan pada sebagi sebagian besar kasus kasus akan membai embaik k dalam dalam 7-10 7- 10 hari hari..7,10-12,14
Gambar Gam bar 3. Zona Zona luka bakar oleh ole h Jacks on
Respon sistemik
Respon Resp on metabol metabo lik tergantung pa pada da luasnya luasnya luka luka ba bakar kar.. 3,6,8 Bi Bila la lu luas as luka ba baka karr meleb melebih ihii 20% 20 % total permukaan permukaan tubuh, maka akan ak an terjadi respon respo n si sistem stemiik. Terdapat Terda pat dua fase fase yang terjadi pada pad a penderi pen derita ta luka bakar, b akar, yai yaitu fase fase ebb dan fase flow flow.. Fase ebb terjadi pada pad a 24 jam pertama, dan fase flow berl berlan angs gsun ung g setel setelahny ahnya. a. Pada fase ebb
terjadi terja di kondisi ko ndisi hi hipo pom meta etabo boli lisme, sme, se sementara mentara
pada
fase flow
hipermetaboli hipermetabolik k 3,5,6,9,10,15
terjadi terja di pe peni ningkatan ngkatan konsentrasi ko nsentrasi
menyebabkan enyebabka n
ka katab taboli olik. k. 4,8,10,11
insulin.8,9,11,16 Pada
yang terjadi terja di be berupa rupa peningk peningk atan glukoneo glukoneogenesis genesis da dan n
metabolisme
protein,
terjadi
peningkatan
proteolisis,
berlan berl angs gsun ung g hingga gga 40 - 90 hari hari paska luka bakar. Penuru Penurun nan lean body mass setahun seta hun paska pa ska setelah sete lah
luka
mikro mikronutri nutrien en pemakai pem akaian an
luka luka ba baka kar, r, sedangkan sed angkan pe pertumbuhan rtumbuhan baka ba kar. r. Gangguan Gangguan juga
terganggu
yang yang meni eningkat
Kondisi Ko ndisi tersebut terse but
Kondisi
perubahan pada pad a metabol etabo lisme sme karbohi karbo hidrat, drat, protein dan lemak.
Gangguan Gangguan metabol metabo lisme isme glukosa glukosa
resistensi
hormon
metaboli metabo lisme sme pa paska ska
pada
luka luka
berupa ber upa
zat
tahun
pe peni ningkatan ngkatan lipolisis. ipolisis. Kada Ka darr
kare k arena na ada a danya nya ke kehi hilang langan an melalui melalui lu luka ka,,
kondisi kondisi hipermetabol permetaboliik
menyeb menyebab abka kan n pe penuru nurunan nan
retinol,, vitam retinol vitamin in A da dan n peningka peningkatan tan
ba baka karr
terjadi hingga
lin inear ear da dapa patt terganggu hi hingg nggaa dua
lemak lemak
dan
dan kurang kurangny nyaa asupan asupan
pengg penggant antii.
be besi, si, seng, selenium selenium,, vi vitami tamin n C,
tokoferol, tok oferol,
tembaga. 4,9 Keadaan tersebut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar Gam bar 4. Respon Re spon me tabolik terh te rhadap adap luka bakar
PENILAIAN NUTRISI
Metode Meto de yang dig d igunakan unakan dalam d alam menilai enilai status nutrisi nutrisi pe penderita nderita
lu luka ka bakar ba kar meliputi meliputi
antropometri. antrop ometri. Pada Pa da saat saa t pe penderita nderita masuk ke rumah rumah saki sak it, sangat pe penti nting ng untuk untuk menilai enilai status gizi gizi
penderita. pe nderita. Bi Billa terjadi terja di
refeeding syndrome. syndrome.
kesalahan kes alahan penilaian penilaian da dan n
Skrin Sk rinin ing g
pe pemberian mberian nutrisi nutrisi
maka da dapa patt terjadi terja di
risiko risiko nutrisi nutrisi saat awal masuk be berupa rupa be bebe berap rapaa pertanyaan per tanyaan
dilanjutkan dengan skrining lanjutan seperti tampak pada lampiran. Risiko nutrisi berkaitan tidak hanya dengan de ngan status nutrisi nutrisi sebelum seb elumnya, nya, namun namun dengan de ngan
kemampuan
pa pasien sien
untuk untuk
juga dengan
faktorfaktor - faktor
yang be berka rkaitan itan
menerima menerima da dan n menggun menggunak akan an zat gi gizi zi selama pe perawa rawatan tan
seperti sep erti beratnya bera tnya luka luka bakar, bak ar, usia, usia, dan da n kom ko mplika plikass i seperti sep erti luka luka inhal inhalaa s i dan d an disfungsi disfungsi organ. 6 Kebutuhan cairan
Resusitasi cairan diberikan pa pada da anak yang menderita lu luka ka ba bakar kar de dengan ngan total tota l lu luas as area yang terkena terk ena leb ebih ih da dari ri 10%. 10 %. 24
jam
pertama
Juml Jumlah ca caiiran terbesa terb esarr yang hi hillang pa pada da luka luka baka bak a r ad adalah alah pa pada da
paska pask a
luka
bakar. bak ar.
Tu Tujuan juan
utama utama
resusitasi resusitasi
cai ca iran
adalah a dalah
mempe mem pertahanka rtahankan n perfu pe rfusi si jaringan jaringan ke da daera erah h stasis sehingga sehingga mencegah ence gah luka ba baka karr lebih da dalam lam.. Pada saat ini, perhitungan pemberian cairan resusitasi yang paling sering digunakan adalah 5,9,10,13
rumus rum us Parkland, Pa rkland, menggu menggunaka naka n cairan c airan kristaloid sep s eperti erti tampak diba dibawah wah ini: ini:
Total cairan yang diperlukan da dalam lam 24 jam ad adalah alah = 4 ml x (total area tubuh tubuh yang terkena luka bakar bak ar (%)) x berat badan bad an (kg) + maintenance Pad a 8 jam pertama diberikan Pada diberikan 50% cairan dan 50% si sisanya sanya diberikan diberikan dalam 16 jam selanjutnya. Perhitungan cairan maintenance pada anak anak adalah adalah 4 ml/kg unt ntuk uk 10 kgBB kgBB pertama, pertama, 2 ml/kg ml/kg untuk untuk 10 kgBB ke kedua dua dan 1 ml ml/kg untuk untuk BB BB > 20 kg. Setelah Se telah 24 jam, in infu fuss kol ko loid diberikan diberi kan dengan kecepata kec epatan n 0,5 ml x (total burn burn surface surface area (%)) (%)) x (berat badan bad an (kg)), dan kristaloid maintenance maintenance dilanjutkan dilanjutkan de dengan ngan ke kecep cepatan atan 1,5 1, 5 ml x (burn Parameter Pa rameter yang dipantau
area) x (berat badan). area)
ad adalah alah pe pengel ngeluara uaran n urin urin 11-1, 1,5 5 ml/kg/jam.5,9,10,13
Pada kasus, saat awal datang anak dilakukan resusitasi dengan menggunakan rumus
Parkland. Kebutuhan energi
Berbagai Berb agai
formul formulaa telah
penderi pen derita ta luka bakar.
dikembangkan dikembangka n
Pada tahu tahun 1970,
untuk untuk
memper memperkiraka kirakan n
ke kebutuhan butuhan nutrisi nutrisi pa pada da
formul ormulaa yang yang pali paling sering sering di dig gunakan unakan yai aitu tu persamaan persamaan
Curreri. Pada tahun 1976, dikembangkan formula Pennisi yang memperkirakan energi yang diperlukan dalam be bentuk ntuk ka kalori lori dan protein pro tein da dalam lam sering
digunaka digunakan n
ad adalah alah
Harris-Benedict, Harris- Benedict,
gram. Formu Fo rmulla untuk untuk anak yang
Mayes
da dan n
World
pa pali ling ng
Health Organization Health Organization..
Berbagai Berb agai formul formulaa untuk menghitu menghitung ng kebutuh keb utuhan an kalori da dapa patt dil diliiha hatt pa pada da tab tabel el dibawah dibawa h in ini: i: Tabel 2. Be rbaga rbagaii formula formula untuk untuk me me nghitung nghitung ke kebutu butuhan han kalori k alori pada pada luka bakar
M e nentukan ke kebu butuh tuhan an karbohid karbohidrat rat
Kom Ko mposisi karbohi karbo hidrat drat adalah parenter paren teral al
tidak tidak
mel elebi ebih hi
5-7 5- 7
50-6 50 -60% 0% dari total kalori. kalori. Pemberian gl glukosa ukosa
mg/kg/ g/kg/m meni enit.
Bil Bila
glukos ukosaa
di diberi berikan kan
berlebi berlebih han
secara dapat
menyeba meny ebabk bkan an
intoleransi intoleransi
glukosa glukosa,,
peni pen ingkatan
produks pro duksii
ka karbo rbondioksida, ndioksida,
peningka peningkatan tan
sintesis sin tesis lemak, dan d an terjadiny terja dinyaa infiltras infiltras i lemak lemak di d i hepar. hepa r. 6,9
M e netukan ke kebu butuh tuhan an pr prote otein in
Jumlah Jum lah protein pro tein yang diperlukan
dipengaruhi oleh be beber berap apaa hal, hal, antara lain lain
derajat der ajat
kerusakan jaringan yang, ekskresi nitrogen melalui urin dan eksudat luka, kemampuan hati untuk mensintesis protein, dan kecukupan terapi nutrisi. 1,9 Pada penderita luka bakar, kebutuhan akan protein protei n meni eningkat ngkat akibat akibat proteol proteoliisi siss dan untu untuk k perbaikan perbaikan jaring jaringan an.. direkomendasikan direkomen dasikan adalah 23 23-- 25% dari total kalori nitrogen nitrogen
sebesar sebe sar 80:1
menurut menu rut usia usia
atau 2,52,5 - 4
dengan
Pemberi Pemberian an protein protein yang
perbandi perba nding ngan an kalori
berbandi berb anding ng
g protein/kg. protein/kg. Pendapat Pendap at lain membagi kebutu keb utuhan han protein
yaitu 2- 3 g/kg/hari g/kg/hari untuk untuk usia usia 0-2 0- 2 tahun, tahun,
1,51, 5-2 2 g/kg/hari g/kg/hari untuk untuk usia usia 2- 13 tahun, tahun,
dan 1,5 g/kg/h g/kg/har arii untuk untuk usia usia 13- 18 tahun tahun..16
Menentukan kebutuhan lemak Kebutuh Ke butuhan an lemak adalah 1.51. 5-2.5 2.5
g/kg/hari g/kg/hari dengan komposisi 20% atau
kurang dari
total kalori.1,9
Kebutuhan mikronutrien
Pem Pe mberian be rian temba tembaga, ga, seleni se lenium um,, dan seng telah terbukti terb ukti aman da dan n bakar dalam dalam menur enuru unkan perawatan peraw atan
di
ruan ruang g
risi risiko ko infeksi, eksi, penye penyem mbuhan buhan intensi tensiff
yang yang
lebih ebih
pendek. pendek.
luka yang ang lebih ebih Pemberi Pemberian an
direkomendas direkomen das ika kan n seperti sepe rti tampak pada tabel dibawah ini ini:
Tabel 3. Kebu Ke butuhan tuhan mikronutrie mikronutrien n yang dis disarankan arankan pada luka bakar9
be bergun rgunaa pada luka luka cepat, dan lama ama mikronut kronutri rien en
yang
Imunonutrien
Imunonut Imu nonutrr ie n saat saa t ini ini telah te lah diberikan untuk untuk luka bakar, bak ar, seperti sep erti gl glutami utamin n da dan n arginin. arginin. Beberap Bebe rapaa
peneli pe nelitian tian
menunjukkan menunjukkan
ba bahwa hwa
pe pem mbe berian rian
gl glutami utamin n
dapat dapa t
menurun menurunka kan n
kerusakan oksidatif, mengurangi proteolisis dan mempercepat penyembuhan luka, dengan dosis 0,35-0,57 g/kg/hari selama 7-14 hari. Arginin merupakan prekursor poliamin untuk sintesis kolagen ko lagen dal da lam penyem pe nyembuhan buhan luka dan
merangsang pengeluaran hormon anaboli anab olik k seperti sepe rti
insuli nsulin, glukagon, glukagon, da dan n hormon pe pertum rtumbuhan.1 buhan.1,6 ,6,9 ,9 Suplementasi LL-argin arginin in melalui melalui enteral entera l (200-4 (200 -400 00 mg/kg/hari g/kg/hari)) pada pad a penderita luka bakar bak ar terbukti mengurang engurangii kadar kad ar ni nitri tritt oksida, meningka eningkatka tkan n al a liran darah ke jaring jaringan, an, meningka eningkatka tkan n metabol etabo lisme dan transport oksi ok sigen. gen.6,9 Jalur pemberian nutrisi
Jalur pemberian nutrisi yang dianjurkan adalah melalui oral atau enteral. Penderita luka bakar minor yang mampu ampu makan mel elal alui ui oral sebaikny sebaiknyaa mendapatkan endapatkan nutri nutrisi si mel elal alui ui oral, oral, sedangkan pasien luka bakar minor yang tidak mampu makan karena usia, rasa nyeri, atau tidak patuh, patu h, sebaikny sebaiknyaa
diberi diberikan kan mel elal alui ui entera enterall. Pemberi Pemberian an
nut utri risi si mel elal alui ui enteral enteral dapat menceg encegah ah
atropi atro pi muko mukosa sa salu saluran ran ce cerna rna dan translok translokasi asi ba bakte kteri ri da dallam lambung. ambung. Indikasi parenter paren teral al
pada
luka
bakar
adalah adalah bil bila
pe pemberian mberian nutrisi nutrisi
ter terjadi jadi ketidakstabi ketidakstabillan hemodi emodin nami amik, resusi resusitasi tasi,,
pemakai pem akaian an vasopress vasopressor, or, disten distensi si abdomen abdomen atau cairan cairan lambun ambung g >200 >20 0 cc/hari cc/hari.. Jeni Jenis dan ju jum mlah yang diberikan tampak pa pada da tabel tab el dibawah dibawa h ini: ini:
Tabel 4. Petun Pet unju juk k pemberian nutrisi parenteral pare nteral total to tal 6
Bi Bila la hemodinami hemodinamik k stabil, stabil, kebutuh keb utuhan an ak akan an
vasopress vasop ressor or mul ulai ai diturunkan, diturunkan, ab abdo domen men
lembut dan tidak distensi, dan cairan lambung berkurang, maka segera dimulai pemberian nutrisi melalui enteral. Pemberian nutrisi parenteral tidak fisiologis, tidak memberikan nutrisi yang adekuat adek uat untu untuk k saluran saluran cerna, dan d an dapat dap at meni meningkatk ngkatkaa n ri risi siko ko kompli komplikas i. 1,6,7
Komplikasi
Padaa Pad onkotik onko tik terjadi terja di
tahap
merupakan merupaka n
faktor
akibat ak ibat hil hilangnya angnya
kristaloid selama respons resp ons
awal pasca p asca
inflam nflamasi asi
luka
utama
protein pro tein plasma
be bebe berap rapaa
bakar, bak ar, terjadiny terja dinyaa
da dan n
ek ekstravas stravasasi asi
melalui melalui luka luka
jam pe pertama rtama
sistemik. sistemik. Usus
hipop hipoprotein roteinemi emiaa dan efeknya efeknya pada pad a tekanan cairan
ke jaringan. jaringan. Hal ini
ba baka karr da dan n ba banyaknya nyaknya pe pem mbe berian rian cairan
resusitasi. Sel Se lain
itu, lu luka ka
pa paru ru merupakan merupaka n organ
ba baka karr
menyeb menyebab abka kan n
yang paling paling sering dipengaruhi
oleh respons inf inflamasi si sistemi stemik k aki ak ibat luka luka bakar ba kar berat. be rat. Kadar Ka dar TNF α di sirkulasi meningkat dan paru meru merupakan pakan sum sumber pelepasan pelepasan TNF α utama setelah luka bakar berat. Tumor necrosis factor α diperkirakan diperk irakan da dapa patt
meningkatk eningkatkan an
permeabil per meabiliitas mikrovaskular
secara
langsung
dengan de ngan mengubah mengubah morfologi morfologi sel endotel endo tel dan da n intercel intercellular lular junction j unction.. Neutrophil-mediated lung injury terjadi hanya hanya jika jika TNF α meningkatkan adherence neutrofil pada sel endotel dengan cara upregulation ekspresi molekul adhesi. K omplika omplikasi si saluran
nafas pa pada da luka ba baka karr salah satunya adal ada lah trauma inhalasi yang
akan menyebabkan hipoksemia sebagai efek dari pajanan termal dan kimiawi. Pada 24 – 72 72 jam setelah luka bakar dengan trauma inhalasi dapat terjadi hipertensi arteri pulmoner, obstruksi bronkhi bron khial al,, pening peningkatan katan resisten resistensi si jal jalan an dan
peningkatan pulmonary
asam asa m arakhidonat ara khidonat
naf afas, as, penu penuru run nan pulmonary
compliance, compliance, atelektasis,
shunt fraction fraction.. Trauma menyeba menyebabk bkan an membra membran n sel melep melepask askan an
yang selanjutknya diubah oleh siklooksigenasi menjadi endoperoksidase
siklik, trombok tromboksan san A (TXA), dan prostasikli pros tasiklin n (PGI)
yang selanjutnya selanjutnya ak akan an mem memed ediasi iasi hipertensi
pulm pul monal, onal,
ganggu angguan an venti entilasi
dan perfu perfusi
sehi sehingg ngga ter terjadi jadi hipoksemi poksemia prog progresi resiff dan ganggu angguan an
pertukar pert ukaran an gas yang yang berat. Sal Sa lah
satu
penanganan pena nganan trauma trauma inhalasi inhalasi
pengg pen ggu unaan naan vent ventiilator
ad adalah alah intubasi intubasi dan ventilator. ventilator. Kompl Ko mplikasi ikasi
jangka jangka panjan panjang g adalah adalah infeksi nfeksi,, yang yang kerap kali kali di disebu sebutt dengan dengan Ventilator
Associated Associ ated Pneumonia (VAP). VAP adalah ad alah pneumonia pneumonia atau
lebih setelah sete lah intubas intubasii endotrak endo trakeal. eal. Insidensi
adalah 10- 20% VAP
adalah ad alah
saluran
dengan dengan angka mortalitas ortalitas
ba bawah, wah, dan
VAP pasien pas ien dengan ventilasi ventilasi mekanik
15-5 15 -50%. 0%. Tiga faktor penting pada patogenesis
gangguan gangguan mekanisme mekanisme
akan ak an menjadi jalan
cedera ced era muko mukosa sa selanjutnya selanjutn ya
saat
aka a kan n
pe pertahanan rtahanan tubuh
masuk ba bakte kteri ri secara sec ara
dilak dilakukannya ukannya menstimu menstimulasi lasi
intubasi intubasi
pe peni ningkatan ngkatan
menghangatkan menghangatkan refeks batuk.
udara, udara , luka luka
gangguan gangguan
menjadi
tempat
produksi pro duksi
da dan n
ba baka karr
be berat rat
be bersih rsihan an
normal.
Intubasi
langsung ke saluran nafas ba bawah wah da dan n
saluran nafas bagi ba gian an atas menyeb menyebab abka kan n penurunan ke kemam mampuan puan
Pasien Pa sien
jam
koloni ko lonisasi sasi orofari oro faring ng oleh mikroorgani ikroor ganisme sme pa patogen, togen, aspirasi asp irasi patoge p atogen n ke da dalam lam
nafas
endotrak endo trakeal eal
yang terjadi terja di dalam waktu wak tu 48
koloni ko lonisasi sasi sekresi sek resi
tubuh untuk untuk
bakteri bak teri
yang
sekret. sek ret. Terbukanya Terb ukanya menyaring menyaring
da dan n
saluran muko mukosil siliari iariss saluran nafas, pe penuru nurunan nan
m mengakibatk engakibatkan an
gangguan gangguan
morfologi morfologi da dan n
fu fungsi ngsional. onal.
Gangguan Ganggu an ginjal ginjal pada pa da pa pasien sien luka bakar bak ar dapat dap at be berupa rupa pe perubahan rubahan aliran aliran darah dara h gi ginjal njal dan fi filtrasi ltrasi
glomerulus, glomerulus,
gl glikos ikosuria, uria,
pe peni ningkat ngkatan an
ke kehi hilangan langan natrium,
aliran
ka kali lium, um,
da dara rah h
gi ginjal, njal,
ab abnormalitas normalitas tubulus
proks pro ksim imal, al,
ka kalsi lsium, um, magnesium da dan n fosfat. Retensi Rete nsi natrium da dan n
cairan, proteinuria, hematuri, gagal ginjal akut dan end stage renal f ail ailure ure (ESRD).21 Aliran
darah
ginjal
klirens klirens
kre kreatini atinin n
akan
klirens
krea kr eatini tinin n
meningkat meningkat
dan glomerular
menurun menurun pa pada da de dengan ngan
fase fungsi fungsi
filtration rate (GFR) yang diukur de dengan ngan akut, ak ut, tubulus tubulus
sedangkan sed angkan
pada pad a
fase hi hipe permetabo rmetabollik,
terganggu. te rganggu. Menurunny Menurunnyaa volume volume
ali a liran ran
darah dan cardiac output meny menyeb ebabk abkan an aliran aliran da darah rah gi ginjal njal dan d an GFR menurun menurun yang
jika
ti tidak dak segera diatasi, diatasi, akan menyebabk menyebabkan an terjadinya terjadinya oligu oliguria ria dan acute kidney injury (AKI). Pengaruh Pe ngaruh
luka
ba baka karr
peniingkatan pen ngkatan sekresi sekresi gaster gaster
pa pada da
sistem gastroi gastro intestin ntes tinal al
meliputi meliputi
adynamic
ileus, ileus,
dan ins nsiidensi densi ulkus ulkus,, perdarahan perdarahan salur saluran an cerna cerna serta serta penur penurun unan an
aliran aliran darah da rah mesenterik. Erosi permukaan p ermukaan lambung lambung dan da n duodenum duod enum dapat dap at terjadi terjad i pa pada da 72 jam setelah setelah
tra traum uma. a.
Selai Selain n
itu
ter terjadi jadi
iskemi skemia
intesti testinal nal akibat akibat
penuru penurun nan al aliiran darah
sp splanknik lanknik yang mengakivasi netro ne trofi fill da dan n tissuetissue- bound enzyme seperti xantin oksidase yang dapat dap at merusak sawar mukosa usus usus sehing sehingga ga terjadi transloka translokasi si bakteri bak teri dan endotoksin endoto ksin dalam
sirkulasi. sirkul asi.
Endotoksin Endoto ksin da dan n lipopol ipopo lisakarida
da dari ri membran
lu luar ar
ba bakte kteri ri gram gra m negati nega tif, f, akan aka n
melewati sawar saluran cerna dalam waktu satu jam setelah luka bakar. Walaupun luka pada awalnya steril, steril, namun namun ka kada darr endotok endo toksin sin plasma
mencapai mencapa i puncaknya puncak nya pa pada da 12 jam da dan n
empat
hari pasc p ascaa luka luka bakar. bak ar. Endotoksin Endoto ksin merupaka merupa kan n aktiv ak tivato atorr poten pote n dari makrofag da dan n neutrofi neutrofill yang selanjutn selanjutnya ya akan a kan menyebabkan enyebabka n pelepasan oksidan, metabol etabo lit protease protea se
yang yang
masif asif
sehi sehingga
Luka bak b akar ar juga
asam
arakhidonat,
dan
akan meny menyebabkan ebabkan inf nfllamasi amas i lokal dan sistem sistemiik.
menimbul menimbulka kan n ke kerusaka rusakan n organ seperti sep erti hati dan lambung lambung ak akibat ibat inhi inhibisi bisi
nitric oxide synthase (NO (NOS). S). Peneli Pe neliti tian an menunjukkan menunjukkan luka ba baka karr de dermal rmal yang ke kecil cil da dan n lokal ok al dapa da patt menim menimbulkan trauma
ak akibat ibat oksidan ok sidan pada pad a hati yang
da dapa patt
terlihat terlihat sampai
li lim ma
hari
pasca luka bakar. Traum Trauma lokal ini akan menur enuru unkan nka n cadang cadangan gl glu utatio tatio n hati hati dan in intestin testinaa l. Luka
baka ba karr
bera b eratt
aka a kan n
mengin menginduksi duksi
pe peneka nekanan nan
sistem im imun un melalui melalui
ak akti tivasi vasi
proinflammatory cascade sehin sehingga gga pa pasien sien luka ba baka karr be berisi risiko ko menderita sepsis sep sis da dan n gagal organ
multi multipe pell.
Luka
ba baka karr
meningkatka meningkatkan n
aktivi a ktivitas tas
makrofag
yang kemudian
aka a kan n
meningkatkan meningkatka n kapasitas kap asitas produks pro duksii med ediator iator proi pro inflam nflamasi asi seperti sep erti in interleukin terleukin (IL)-1β, (IL)- 1β, IL-6, IL-6, dan TNF-α. TNFα. Kerusakan Ke rusakan epidermis epidermis kuli kulit memudahkan emudahkan invasi mikro mikroba ba;; koagul ko agulasi asi da dan n ek eksudat sudat pada
kuli kulit
merupakan erupakan
menyeba meny ebabk bkan an depresi dep resi fagositik fagosi tik dari da ri sistemik sistem ik
lingkun gkungan
yang baik baik unt ntuk uk pertum pertumbuh buhan an mikroba. Luka Luka bakar
resp r espons ons imun mun seluler seluler
mak akrofag rofag da dan n neutrofil. neutrofil.
yang mempro memproduksi duksi
da dan n
Luka
toksin tok sin
humora humoral, l,
bakar bak ar
da dan n
ak akan an
oksig ok sigen en
serta se rta
pe penuru nurunan nan
meng mengin iniisiasi
radi rad ika kall
yang yang
reak re aksi si
aktivitas aktivitas inf nflam lamasi asi
selanjutnya selanjutnya akan aka n
menyebabkan enyebabka n kerusakan kerusaka n membran membran sel se l akibat peroksi perok sidasi dasi lipid. lipid. Disfung Disf ungsi si imun imun pa pada da luka luka ba baka karr dipengaruhi ad adanya anya mak akrofag rofag sebagai seb agai faktor utama produksi produ ksi mediator ediator Pelepasa Pe lepasan n
sitokin proin pro infl flamasi amasi
mekanismee penti mekanism pe nting ng kaska ka skade de merupakan merupaka n
proinf proinfllamasi amasi,, disf disfu ungsi ngsi sel T, glukokortikoi kokortikoid, d, dan si sitoki tokin n T-helper T-helper
sitokin
Tumor necrosis necrosis
da dallam regulasi regulasi yang
be berpe rperan ran
factor - α (TNF)-α, (TNF)- α, IL-1, IL-1,
respons resp ons fase ak akut. ut.
Tumor
da dalla m respons resp ons inf nflam lamasi asi lokal
necrosis
(Th)-2.
IL-6 merupakan factor - α
memicu
da dan n sistemik. sistemik. InterleukinInterleukin-1 1
sitokin pleiotropi pleiotrop ik yang be berpe rperan ran da dalam lam regulasi regulasi respons resp ons inf nflm lmasi asi dengan be beke kerja rja
sebagai seb agai pirogen, memil memiliki iki ak aktiv tiviitas granulosit, granul osit, sel T, akut, ak ut, dan da n regulasi regulasi
ke kemotaktik motaktik da dan n mengin menginduks duksii
maturasi dan ak akti tivasi vasi
da dan n B. InterleukinInterleukin-6 6 be berpe rperan ran da dalam lam maturasi sel B, induksi prote pro tein in fase sel T. Aspek Aspe k imun mun pa pada da
luka luka bakar baka r lai lainny nnyaa ad adalah alah pe peni ningkatan ngkatan produksi prod uksi
eikosanoat eikosa noat yang merupakan merupaka n meta etabo boli litt asam arakhidonat. ara khidonat.
Panduan pemantauan pemantauan pada pad a pasien luka luka bakar Tabel 5. Pe Pe mantauan antauan nu nutri triss i s e lama lama pe pe raw rawatan atan
Tabel 6. Pemantauan biokim biok imia ia pada pas pasie ien n dengan denga n nutris nutrisii parenteral parente ral total tota l
Pada kasus , dilakukan pemantauan rutin elektrolit, albumin serta pertanda infeksi secara
berkala. berkal a. Hal ini dil dilakukan akukan untu untuk k monitori onitoring ng pemberi pemberian an nutri nutrisi si parenter parenteral al total total serta serta menjaga enjaga hemodinam hem odinamiik tetap stabil stabil.
DAFTAR PUSTAKA 1. Moenadj Moenadjat at Y. Luka bakar masalah dan tatalaksana. Jakarta: Jakar ta: Balai penerbi penerbitt FKUI; 2009. 2009. 2. Pe Peden den M, Oyegbite Oyegbite K, OzanneOzanne-Smi Smith th J, Hyder AA, Branche C, Rahman AF,dkk. AF,dkk. 3. World report on child child injury injury preventio preve ntion. n. World Wor ld Health Hea lth Orga Organi nization. zation. 2008: 2008:79-94. 79-94. 4. Vijfhuize S, Verburg M, Marino L, Dijk Mv, Rode H. An evaluation of nutritional practice in a paediatri paedi atricc bu burns rns uni unit. S Afr Med J. 2010 2010;10 ;100: 0:38 383-6. 3-6. 5. Mehta NM, Duggan CP. Nutritional deficiencies during critical illness. Pediatr Clin N Am. 2009;56:1143-60. 6. Grun Grunwald wald TB, Garner WL. Acute Burns. Plast P last Reconstr Rec onstr Surg. 2008;12 2008;121: 1:311 311ee -9e. 7. P relack relac k K,
Dylewski Dylews ki M, Sheridan RL. Pr Prac actical tical gui guideli delines nes for nutritional nutritional management manage ment of
burn bu rn inj injury and recovery. recovery. Burns. Burns. 2007;33 2007;33::14 14-24 -24.. 8. Cox S, Rode H. Modern management of pediatric burns. CME. 2010;28(3):113-8.
9. Mac Machado hado NM, Gragnani Gra gnani A, Ferreira Ferr eira LM. Burns, meta metabol bolism ism and nutritional nutritional requirements. requirements . Nutr Hosp. Hosp. 2011;2 2011;26: 6:69 692-7 2-700 00.. 10 10.. P rins. Nutritional Nutritional management manage ment of the burn burn patient. S Afr J cli c lin n Nutr. 2009;22(1):9-15 2009;22(1):9-15 11 11.. Yurt RW, Howell Howe ll JD, Greenwald Gree nwald BM. Burns, electrical electr ical inju injuries, ries, and smoke smoke inhalation. inhalation. Dalam: Nichols DG, penyunting. Roger's textbook of pediatric intensive care. Edisi ke- 4. P hil hilade adelphi lphia: a: Lippi L ippincot ncottt Williams& Williams&Wil Wilk k ins ins;; 2008. hlm. 414-25. 12 12.. Car Carvajal vajal HF, Griffith Griffith JA. Burn and inhalation inhalation
inju injury. ry. Dalam: Da lam: Fuhrman BP, Zimmerman Zimmerman
JJ JJ,, penyunting. penyunting. Pedi Pe diatr atric ic critical ca care re.. Edisi ke - 3. Phi P hiladelphi ladelphia: a: Mosby Elsevier; 2006. hlm. hlm. 1565-74. 13 13.. Xu RX. Burns regenerative re generative medicine medicine and therapy. Basel: Ba sel: Karger; 2004. 14 14.. Hettiaratc Hettiaratchy hy S, Pa Papi pini ni R. Initial Initial management of a major major burn: burn: II-ass II -assesment esment and resusci resusc itation. tation. BMJ. 2004;329: 2004;329:101-3. 101-3. 15 15.. He Hettiara ttiaratchy tchy S, Dziewulski P. P . ABC of burns Introduction. Introduction. BMJ. 2004;329:504-6. 2004;329:504-6. 16 16.. Berger MM, Beines M, Raffoul W, Benathan M, Chi Chiol olero ero RL, Ree Reeves ves C, dkk. dkk. Trace element supplementation aft after er major burns modul modulate atess antioxidant antioxidant status sta tus and clinical clinical course by wa way y of in increa creased sed tissue trace trac e eelem lement ent concentratio conce ntration. n. Am J Clin Clin Nutr. 200 2007;85 7;85::129 1293-30 3-300. 0. 17 17.. Mehta NM, Compher C. A.S.P .E.N. .E. N. Clinical Clinical guideli guidelines: nes: Nutrition support of the cr criti itica call lly y ill ill child. chil d. Journal of parentera pare nterall and enteral enter al nutritio nutrition. n. 2009;33(3):260-76. 2009;33(3):260-76.
View more...
Comments