NOC dan NIC

June 17, 2019 | Author: Nurul Azizah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download NOC dan NIC...

Description

3.3 NOC dan NIC NIC

Hari  No

Tanggal/

Diagnosa

Tujuan/Kriteria Evaluasi

keperawatan

(NOC)

Tindakan/Intervensi (NIC)

Rasional

Waktu 1.

Minggu,

Ketidakefektifan

Pasien akan

 pola perrnafasan 1. Menunjukkan batuk   November   berhubungan yang efektif dan dengan 2011 suara napas yang 27

Pukul 09.00 WIB Pukul

gangguan

 bersih, tidak ada

  pertu pertukar karan an

gas

sianosis dan dyspneu

1. Manajemen Airway a. Buka jalan napas, menggunakan

Membuka jalan nafas

teknik mengangkat dagu atau dorong rahang jika perlu b. Posisi pasien untuk 

memaksimalkan ventilasi

terjaga

ditandai ditandai dengan dengan

(mampu

sesak

menghilangkan

 pasien untuk instalasi sebuah

nafas yang cocok bagi

dahak, bisa bernapas

 perangkat saluran napas buatan

 pasien

n af afas,

10.00 WIB  peningkatan frekuensi

dengan mudah, tidak 

 pernafasan,

mengerutkan bibir)

 batuk-batuk.

2. Menunjukkan jalan

napas paten (pasien tidak merasa tercekik, ritme napas, frekuensi pernapasan

c. Mengidentifikasi kebutuhan

Ventilasi pasien

d. Tempatkan Mayo jika

diperlukan e. Lakukan fisioterapi dada jika

Menentukan alat bantu

Menjaga lidah pasien tidak jatuh Memobilisasi sekret

diperlukan f. Keluarkan sekresi oleh batuk 

atau suction g. Auskultasi bunyi nafas, catat

adanya suara tambahan

Menjaga kepatenan  jalan nafas pasien Menentukan letak  secret

38

dalam rentang

h. Lakukan hisap pada Mayo

normal, tidak ada

i.

Berikan bronkodilator jika perlu

suara napas yang  j.

vita vitall

dalam dalam batas batas normal normal (tekanan (tekanan darah, darah, nadi, respirasi)

Membantu proses  pengeluaran secret

abnormal) Tand Tandaa-ta tand ndaa

Mengeluarkan sekret

Mengatur asupan untuk 

Menjaga pasien dari

mengoptimalkan keseimbangan

dehidrasi

cairan. 1. Terapi oksigen a. Bersihkan hidung, mulut dan

trakea pasien b. Mempertahankan jalan napas

 paten c. Atur peralatan oksigenasi

Menjaga kepatenan  jalan nafas Menjaga pasien tetap  bernafas Mempermudah  perawat melakukan tindakan

d. Monitor aliran oksigen

Menjaga aliran O2 tetap sesuai

e. Menjaga posisi pasien

Mencegah pasien dari  jatuh

f. Amati tanda-tanda

hipoventilasi

Mencegah hipoventilasi pada  pasien

38

g. Memantau kecemasan pasien

untuk oksigenasi

Mencegah turunnya koping pasien

1. Pemantauan Tanda Vital a. Memantau tekanan darah,

nadi, suhu, dan kecepatan

Mengetahui TTV  pasien

 pernapasan b. Perhatikan adanya fluktuasi

tekanan darah

Tekanan darah turun menyebabkan IABP terganggu

c. Memantau tekanan darah,

Perawat dapat

nadi, frekuensi pernapasan,

membandingkan

sebelum, selama, dan setelah

efektivitas tindakan

kegiatan

yang diberikan

d. Memantau kualitas denyut

nadi

Denyut nadi lemah menandakan  penurunan CO

e. Memantau tingkat

 pernapasan dan irama f. Memantau pola abnormal

 pernapasan

Mengetahui ventilasi  pasien Mengetahui efektivitas tindakan

38

g. Monitor suhu, warna, dan

kelembaban kulit

Turgor kulit buruk  menandakan cairan elektrolit sedikit

h. Memantau sianosis perifer 

CRT > 2 detik  menandakan perfusi  jaringan terganggu

2.

Minggu,

Tidak efektifnya

Pasien akan   jaringan perfusi 27 menunjukkan keefektifan  berhubungan  November    pompa jantung, perfusi dengan 2011   jaringan jantung, dan Pukul 15.00 WIB Pukul 15.20 WIB Pukul 15.40 WIB Pukul 16.10 WIB

gangguan aliran  perfusi jaringan perifer  darah sekunder  1. Setelah dilakukan akibat gangguan tindakan vaskuler  keperawatan ditandai dengan selama 2x24 jam nyeri, cardiac tidak ada out put gangguan pada menurun, status sirkulasi sianosis, edema   pasien dengan (vena). indikator: a. Tekanan

darah

1. PERAWATAN SIRKULASI

a. Kaji

secara

ko mp rehensif  

sirkulasi perifer (nadi perifer,

Mengetahui kondisi sirkulasi edema, kapillary refill, warna  perifer  dan temperatur ekstremitas)  b. Evaluasi nadi perifer dan edema

Hasil

evaluasi

menunjukkan

dapat penurunan

atau perkembangan sirkulasi  perifer  c. Inspeksi kulit adanya luka

Luka

dapat

menyebabkan

infeksi/kerusakan/ kehilangan jaringan d. Kaji tingkat nyeri

sensasi

nyeri

indikator 

trombosis e. Elevasi anggota badan 20 derajat

untuk meningkatkan venous

38

sistolik dbn

atau lebih tinggi dari jantung

b. Tekanan

darah

Ubah posisi pasien minimal

diastolik dbn c. Kekuatan

setiap 2 jam sekali nadi

f. Monitor status cairan masuk dan

dbn

keluar 

g. Gunakan therapeutic bed

Tekanan

vena

sentral dbn

memudahkan

perubahan

 posisi pasien h. Dorong latihan ROM selama

g. Tidak ada bunyi

 bedrest

menurunkan

stasis

vena,

meningkatkan aliran balik 

jantung

vena

abnormal

meningkatkan aliran balik 

h. Tidak ada angina i.

AGD dbn

 j.

Kesimbangan

i.

 j.

Dorong pasien latihan sesuai

vena dan sirkulasi perifer 

kemampuan

untuk

Jaga keadekuatan hidrasi

 peningkatan viskositas darah

intake dan output 24 jam

mencegah k. Kolaborasi

jaringan

 perifer  l.

dan

sirkulasi

e. Nadi dbn

k. Perfusi

intake

  berpengaruh pada volume

darah dbn

hipo

mengetahui

output cairan pasien yang

d. Rata-rata tekanan

f.

return

l.

pemberian

mencegah

penggumpalan

darah bila tirah baring lama

antiplatelet atau antikoagulan

memantau

Monitor laboratorium Hb, Hmt

lanjut pasien

kondisi

lebih

Kekuatan pulsasi

39

 perifer  m. Tidak

ada

 pelebaran vena n. Tidak

indikator

VITAL

 

vena

 jugularis

 perifer   p. Tidak ada asites

b. Monitor

jumlah

dan

irama

c. Monitor bunyi jantung suhu,

warna

dan

kelembaban kulit

1. Setelah dilakukan

a. Catat intake dan output cairan

keperawatan

 b. Monitor status hidrasi

selama

c. Monitor tanda-tanda vital

.......x24 tidak

 

perifer

ada

mengetahui

intake

dan

output cairan pasien yang   berpengaruh pada volume

1. MANAJEMEN CAIRAN

tindakan

  perfusi

kondisi

suhu dan RR 

d. Monitor

gangguan

perkembangan

atau

 jantung

o. Tidak ada edema

jam

penurunan

a. Monitor tekanan darah, nadi,  pasien

ada

distensi

1. MONITOR TANDA

sirkulasi

d. Monitor status nutrisi

pada jaringan

i.

pasien

dengan indikator: a. Pengisian kapiler  b. Warna

kulit

normal

38

c. Kekuatan fungsi otot d. Kekuatan kulit e. Suhu kulit hangat f.

Tid ak ada nyeri ekstremitas

3.

Senin, 28  November  2011 Pukul 10.00 WIB Pukul 10.00 WIB Pukul 10.30 WIB Pukul 11.00 WIB

Nyeri

akutPasien

akan ACTIONS/INTERVENTION 1. MANAJEMEN NYERI  berhubungan menunjukkan teknik  Intervensi : dengan trauma relaksasi secara a. lakukan pengkajian nyeri   jaringan dan individual yang efektif  secara komprehensif  spasme reflek  untuk mencapai termasuk lokasi, otot sekunder  kenyamanan karakteristik, durasi, akibat gangguan frekuensi, kualitas dan viseral jantung faktor presipitasi ditandai dengan  b. observasi reaksi non verbal nyeri dada, dari ketidaknyamanan dispnea, gelisah, c. gunakan teknik   meringis. komunikasi terapeutik  untuk

a.   berguna dalam pengawasan keefektifan

obat,

kemajuan

 penyembuhan mengetahui rasa nyeri yang dirasakan pasien   pasien merasa percaya dan mau

bercerita

mengenai

nyerinya pada perawat mengetahui riwayat kesehatan

mengetahui

38

1 . Setelah

 pengalaman nyeri pasien

dilakukan

d. evaluasi pengalaman nyeri

tindakan

mengurangi kecemasan pasien

masa lampau

keperawatan

pas ien

dan keluarga akan kondisi

e. bantu pasien dan keluarga

selama 1x24 jam

untuk

dapat

mengontrol nyeri

 pasien

dapat mempengaruhi nyeri seperti

a. Mengenali

suhu

  penanganan dan mempercepat

kebisingan g. pilih

 b. Mengenali

lakukan

penanganan (farmakologi,

sakit)

farmakologi

c. Menggunakan

nyeri non

dan

inter 

 personal)

untuk

d. Menggunakan

menentukan

intervensi i.

tepat

penyembuhan

menentukan intervensi yang tepat bagi pasien   pasien dapat mandiri untuk  merelaksasi rasa nyerinya

h. kaji tipe dan sumber nyeri

 pencegahan

yang

 pasien

dan

onset (lamanya

nonanalgetik 

ruangan,

pencahayaan

faktor 

metode

meningkatkan relaksasi pasien

f. kontrol lingkungan yang

indikator:

metode

 pasien

dan

menemukan dukungan

dengan

 penyebab

mencari

mengurangi rasa nyeri pasien meningkatkan relaksasi pasien

ajarkan tentang teknik non farmakologi

38

untuk 

  j.

mengurangi nyeri

berikan

analgetik

untuk 

mengurangi nyeri k. tingkatkan istirahat

e. Menggunakan analgetik 

  berguna dalam pengawasan

sesuai kebutuhan f.

Mencari

kesehatan

p ada

dan

derajat

kesehatan

obat   b. cek

n yeri

pemberian

instruksi jenis

menghindari pemberian obat yang merupakan alergen bagi  pasien indikator

obat,

 pemberian analgetik 

tentang

yang tersedia

dosis dan frekuensi c. cek riwayat alergi

obat

dokter 

sumber-sumber 

gejala-gejala

j.

lokasi,

karakteristik, kualitas,

sebelum

Mengenali

kemajuan

  prinsip 6 benar pemberian

tenaga

h. Menggunakan

i.

Intervensi : a. tentukan

g. Melaporkan

obat,

 penyembuhan

ADMINISTRATION

 bantuan tenaga

gejala

keefektifan

2. ANALGETIC

efektivitas

mengurangi rasa nyeri pasien dengan cepat

nyeri

mengetahui

Mencatat

efek samping analgetik 

efektivitas

dan

38

 pengalaman

d. monitor

vital

sign

nyeri

sebelum dan sesudah

sebelumnya

  pemberian

k. Melaporkan

 pertama kali

nyeri

sudah

e. berikan analgetik tepat

terkontrol

waktu

2. Setelah dilakukan tindakan

analgetik 

terutama

saat

nyeri hebat f.

ev aluasi

efektifitas

keperawatan selama

analgetik,

1 x24 jam pasien

gejala (efek samping)

dapat

tanda

dan

mengetahui

tingk atan

nyeri

dengan indikator: a. melaporkan adanya nyeri b. luas

a. Place

ice

bag

on

abdomen

 periodically during initial 24–48 hr, as appropriate.

bagian

tubuh

yang

terpengaruh c. frekuensi nyeri d. panjangnya

38

episode nyeri e. pernyataan nyeri f. ekspresi nyeri  pada wajah g. pos isi

tubuh

 protektif  h. kurangnya istirahat

39

4.

Senin, 28

Intoleransi

Pasien

 November 

aktivitas

  berpartisipasi

2011

 berhubungan

aktivitas

dengan

dibutuhkan

ketidakseimban

 

Pukul

akan

1. ACTIONS/INTE

dalam

fisik

RVENTION TE

yang

RAPI

dengan

AKTIVITAS

peningkatan

yang 15.00 WIB Intervensi : gan suplai memadai pada denyut a. Kaji tanda dan gejala Pukul oksigen dan   jantung, frekuensi yang menunjukan 15.30 WIB kebutuhan pernapasan, dan ketidaktoleransian (penurunan/terb tekanan darah dan pola terhadap aktivitas dan atasnya curah yang dipantau dalam memerlukan pelaporan  jantung)  batas normal terhadap perawat dan ditandai dengan 1. Setelah dilakukan dokter  kelelahan, tindakan   b. Tingkatkan pelaksanaan kelemahan, keperawatan ROM pasif sesuai pucat, tidak   selama 3x24 jam indikasi  bergairah. daya tahan pasien akan

meningkat

dengan indikator: a. Menun juk   kan kebiasaan rutin

Respon

pasien

terhadap

aktivitas

dapat

mengkaji

respon

terh adap

aktivitas

Penghematan menurunkan

jadwal

penggunaan

Penghematan menurunkan

energi penggunaan

energi tubuh, menghindari kerja jantung berlebihan

pasien

untuk 

latihan  beraktivitas

aktivitas secara bertahap Menghargai untuk pasien dan berikan pasien  periode istirahat

energi

energi tubuh

Memotivasi c. Buat

stres

pencapaian serta

lebih

memotivasinya 38

1.4 Discharge Planning

Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan pasien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada pasien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau. Tujuan utama adalah membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress. Rencana pulang yang dimulai pada saat  pasien masuk rumah sakit dan secara periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan, Periksa apakah pasien/orang terdekat telah mendapat instruksi tertulis atau instruksi verbal tentang penanganan, obat-obatan dan aktivitas yang boleh dilakukan di rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan perlunya kontak yang terus-menerus dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau. Manfaat Discharge Planning (Perencanaan Pulang) yaitu:

40

1. Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak   perlu kecuali untuk beberapa diagnosa. 2. Membantu pasien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan.

3. Bahan pendokumentasian keperawatan.

DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN SYOK KARDIOGENIK  Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Pengetahuan

Tindakan

Pencegahan berulang

Pertemuan keluarga

Rencana Tindak Lanjut

Objektif  Evaluasi

Objektif

Evaluasi

Objektif

Evaluasi

Objektif

Evaluasi

Objektif

Evaluasi

38

Pengertia Bagaimana anda n syok  mengetahui bahwa kardioge  penyakit yang anda nik  rasakan berulang ? Penyeba  b syok  kardioge nik 

Tanda & Gejala syok  kardioge nik  Penatala ksanaan

Kompli-

Apa yang anda lakukan bila mengalami batuk batuk, sesak nafas? Berapa lama anda akan minum obat dan memeriksakan kondisi ke pelayanan kesehatan jika mengalami sakit seperti ini? Apa yang akan terjadi bila anda

a. N a  p a s d a l a m b. B a t u k  e f  e k  t i f  c. R  e l a k  s a s

Apa yang  Nutrisi anda lakukan  bila anda merasakan  batuk batuk dan sesak  nafas ?

Makanan apa yang  bisa meningk  atkan daya tahan tubuh?

Apa Obat yang dan  pemeri anda ksaan lakukan ke  bila lupa  pelaya minum nan kesehat obat dan  jarang an memerik  sakan kondisi kesehata n Anda?

Pemantau Gaya Hidup

Support system

Siapa yang akan menjadi  pemantau gaya hidup  pasien?

Apa yang keluarga lakukan agar  mendapatk  an dukungan untuk  menyemb uhkan  pasien?

1. Menen Puskesm tukan as atau sarana rumah  pelaya sakit ? nan kesehat an yang Olahraga mudah teratur  dijangk  au Makan2. Menen tukan  peruba han gaya hidup  pasien

makanan  bergizi, rendah kolestero l jahat Tidak  merokok  dll.

Lingkun

38

kasi

tidak memeriksakan kondisi Anda?

Pencegahan

Bagaimana anda bisa terkena penyakit ini?

Apa yang anda Diagnosi lakukan untuk  s syok  memastikan bahwa kardioge anda terkena nik   penyakit syok  kardiogenik? EKG Rontgen dada

i d. P o s i s i

gan dan gaya hidup

Bagaima na upaya anda untuk  mencipta kan lingkung an dan gaya hidup yang sehat untuk  anda?

38

3.4 Evaluasi

 No.

Hari/Tanggal

Dx

Jam

1.

Evaluasi

Minggu, 27

S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas

 November 2011

Pasien mengatakan sudah tidak batuk-batuk 

Pukul 10.00 WIB

O : Frekuensi pernapasan 20x/menit Pasien tampak tidak batuk-batuk  A : Tujuan tercapai. P : Pertahankan kondisi pasien.

2.

Minggu, 27

S: pasien mengatakan badannya tidak terasa panas

 November 2011

lagi

Pukul 17.00

O: tekanan darah pasien 110/70 mmHg, suhu tubuh

WIB

37°C A: Tujuan tercapai P: pertahankan kondisi pasien

39

3.

Senin, 28

S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa nyeri pada

 November 2011

dadanya

Pukul 12.00

O : Tidak ada sianosis, cardiac output normal, tidak 

WIB

ada edema (vena) A : Tujuan tercapai P : Pertahankan kondisi pasien

4.

Senin, 28

S: Pasien mengatakan dirinya sudah bisa berjalan ke

 November 2011

kamar mandi

Pukul 16.00

O: Wajah pasien tampak tidak pucat lagi, pasien

WIB

sudah bisa beraktivitas ringan A: Tujuan tercapai P: Pertahankan kondisi pasien

40

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak  adekuat, seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung; manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan. Etiologi syok kardiogenik antara lain penyakit jantung iskemik, obatobatan yang mendepresi jantung, dan gangguan irama jantung.

4.2 Saran

Sebagai perawat, hendaknya kita harus mengetahui hal-hal yang bersifat memberikan perlindungan bagi pasien agar pasien merasa aman. Salah satu yang dilakukan perawat yaitu dengan mengetahui sebab-sebab terjadinya syok kardiogenik. Selain itu, perawat juga harus bisa untuk melakukan tindakan kolaboratif dengan cara melakukan pemberian tindakan dengan menggunakan alat IABP ( Intra Aortic Balloon

 Pump).

41

DAFTAR PUSTAKA

Craft-Rosernberg, Martha & Smith, Kelly. 2010.   NANDA Diagnosa Keperawatan. Yogyakarta: Digna Pustaka. Gruendemann, Barbara J. dan Fernsebner. 2006.  Buku Ajar Keperawatan Perioperatif.

Volume 2 Praktik. Jakarta:EGC. Permana, I Made Adi. 2010.  Intra Aortic Balloon Pump, Volume 28 Nomor 3 . Jakarta. Saunders, W.B. 1998.   Kamus Saku Kedokteran Dorland . Alih bahasa oleh Poppy Kumala. Jakarta: EGC. Schwartz, Seymour I. dkk. 2000.  Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta:

 EGC. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2002.  Buku Ajar Keperawatan Medikal 

 Bedah Brunner & Suddarth. Volume 1. Edisi 8.Jakarta: EGC. Price, Sylvia Anderson, & Wilson, Lorraine McCarty. 2006.   Patofisiologi: Konsep

 Klinis Proses-Proses Penyakit . Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC. Wilkinson, Judith M. 2007.  Buku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

 Kriteria Hasil NOC.Jakarta: EGC.

42

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF