No.21 Passage Planning

December 3, 2018 | Author: Bernard Mamora | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

No.21 Passage Planning...

Description











What is the two stage of passage planning. Please make of parallel indexing in Chart and Radar. Passage planning have four method, which of the method. What for you make of passage planning. What is method to taking bearing in coastal water, celestial water and ocean water.

Tingkatkan Kemampuan Berlayar

SASARAN 





 Memahami fungsi dan peranan sebagai seorang perwira.  Membuat dan merecord rencana pelayaran  Dapat melakukannya derngan baik rencana pelayaran yg sudah di buat

WHAT IS THE PASSAGE PLANNING



Rencana pelayaran yang harus dibuat sebelum kapal berlayar

WHAT TO AWARE Semua perwira deck harus PEDULI tentang passage Planning

WHAT FOR 



Untuk mengurangi KECELAKAAN dilaut.

Untuk Mengurangi KESALAHAN bernavigasi.

WHAT IS CHECKED 

Checked for chart correction up to date.



 Checked all Navigation Equipments Equipments



Checked all Publication up to date.

OBJECTIVE 



Passage plan adalah suatu cara untuk meminimumkan resiko kesalahan navigasi di laut. Passage plan di perlukan untuk mendukung bridge team dan untuk memastikan bahwa kapal dapat di layarkan dengan aman di antara pelabuhan atau berth to berth





Pelayaran yang akan ditempuh harus telah direncanakan sebelumnya dengan mempertimbangkan semua informasi penting , setiap garis haluan yang dibuat harus diperiksa sebelum memulai pelayaran. Jika ada perubahan selama pelayaran, tim anjungan pada tiap-tiap jaga harus diberitahu untuk memastikan bahwa rencana yang telah dirubah telah dimengerti.

PASSAGE PLANNING DIBAGI 2 BAGIAN

OCEAN & OPEN WATER.

COASTAL & ESTUARIAL WATER

TAHAPAN PASSAGE PLANNING

© TAHAP PERSIAPAN © TAHAP PEMILIHAN ROUTE © TAHAP PERENCANAAN NAVIGASI © TAHAP MONITORING

TAHAP PERSIAPAN © Kumpulkan data-data informasi tentang:

Ɵ Kapal

ƣ Alat komunikasi Ƃ Mesin-mesin ƃ Information navigation Ƅ Infomasi tentang route

TAHAP PEMILIHAN ROUTE

© Dengan memperhatikan faktor dari dalam dan dari luar kapal yang akan dipilih:

ƽ Ocean navigation Ɔ Coastal navigation

TAHAP PE RENCANAAN NAVIGASI

1.Ocean navigation Informasi utama yang harus diperhatikan antara lain:

Ƅ Ocean passage for the world. ƺ Routing charts Ƽ Tide table Ƅ Load line chart Ƽ Method to taking position. ȑ Meteorological and oceanography

TAHAP PERENCANAAN NAVIGATION

2. Coastal/Estuarial navigation

Ȑ Periksalah selalu posisi kapal selalu berada pada garis haluan terutama berlayar di selat – selat atau memasuki pelabuhan atau sedang menggunakan alur TSS.  pengaruh angin dan arus. Ƅ Periksalah  pengaruh





 

Waspadailah bahaya navigasi disekitar garis haluan. Perhatikan minimum Under Keel clearance Selalu berjalan dengan safe speed. Perhitungkan perubahan sarat akibat squat.



 

Jika perlu gunakan method parallel indexing. Perhatikan bridge note book. Perhatikan master order. Jika ada penyimpangan dari rencana catat dan memberitahukan anggota bridge team

MENYIAPKAN RENCANA PELAYARAN Dalam menyiapkan rencana pelayaran, perwira navigasi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

Ƣ UKC yang cukup sepanjang pelayaran. Ƈ Jarak aman dengan bahaya. Ɔ Melewati bagan pemisah lalulintas.



Posisi merubah haluan yang terkontrol(radar/ visual). Saat mengganti peta tidak di tempat kritis.



Jarak tampak lampu-lampu.



Ikut menjaga lingkungan laut.







Pemeliharaan route samudera untuk menghindarkan cuaca buruk/daerah es. Pemilihan route samudera(great circle, composite track/rhumbline.



Perlunya catatan chusus.



Garis batas kesalahan yang aman.



Keadaan peralatan yang ada.

 Adanya peta-peta peta-peta dan penerbitan penerbitan yang up to date.





Kemungkinan perlunya menggunakan peta electronic.



Sistim navigasi utama yang digunakan

dan cadangan.

TABLE 1 Informs Sources for passage planning include. 1.Chart catalog, 2.Navigation char t. 3.Ocean passage for the world, 4.Routing chart, Plot chart and Ships routing. 5.Sailing direction / Pilot book. 6.Admiralty list of light.

7.Tide teble, Tidal sream atlases. 8.NTM, Nav areas 9.Radio signal information(VTS and pilot service. 10.Climatic informasi, Meteorological, Oceanography data, Weather, sea state. 11.Loads line chart. 12.Distance table. 13.Maneuvering data.

14.Electronic navigational system information.

15.Radio and local warning. 16.Personal experience. 17.Mariners hand book. 18.Guide to port entry.

TABLE 2 Vessels status report needed for passage planning including: 1.Main propulsion system. 2.Steering gear. 3.Navigation equipments 4.Anchor. 5.Thruster.

6.Auxiliaries. 7.Transverse stability. 8.Availability man power. 9.Trim draft and Air draft.

PERSIAPAN PERENCANAAN

Pada saat persiapan perencanaan, perwira navigation wajib mempertimbangkan sebagai berikut. UKC yang cukup sepanjang waktu, termasuk toleransi kapal untuk keadaan sequat, pithing, rolling, perkiraan tinggi pasang surut dan kemungkinan kenaikan draft yang disebabkan oleh heel and trim. Posisi perubahan haluan yang dapat dimonitor setiap saat oleh radar atau baringan.











Jarak aman dari bahaya cuaca, arus pasang surut , alur pelayaran, perairan bebas dan sistim navigation yang di gunakan di atas kapal. Pengelolaan perubahan peta yang tidak boleh di lakukan pada saat kritis dalam pelayaran. Trafic separation schemes dan persyaratan pada atauran 10 (COLREG). Informasi pasang surut, kendala pasang surut mempengaruhi perkiraan ETA and ETD Kecepatan yang aman sepanjang route pelayaran yang akan berpengaruh pada rencana kecepatan yang









Pemilihan kedalaman dan bandingkan dengan echo sounder, perlu dicatat pula mengenai perkiraan tinggi pasang surut.

Posisi pada saat meninggalkan kapal(ABORT) dan contingency plan jika terjadi kecelakaan atau keadaan bahaya atau jarak pandang terbatas. Sistim navigasi utama dan cadangan yang digunakan. Jarak pandang lampu/suar .











Semua peta dan publication yang tersedia harus dalam kondisi terbaru. Kondisi peralatan. Rentang /selisih kesalahan yang dapat ditolerir, baringan jarak yang aman. Koordinasi di anjungan dan sistim komando serta catatan harian. Pemilihan route samudera untuk menghindari daerah cuaca buruk /gunung es.

Seorang nahkoda harus yakin bahwa rencana pelayaran yang telah dibuat sudah sesuai dengan persyaratan dan harus memastikan bahwa seluruh perwira jaga memahaminya. Dan bahwa rencana tetap akan ada penyempurnaan untuk pelayaran yang akan dlakukan.

MENJAGA ROUTE PELAYARAN Sudah menjadi kebiasaan pada kapal niaga untuk menentukan posisinya dan membuat jarak yang ditolerir, kapal kemungkinan bergerak dari haluan yang sudah direncanakan. Sistim navigasi ini bisa disebut pendekatan REACTIVE Karena pengamatannya menggunakan datahistoris. Walaupun dikatakan tidak tepat, tetapi semua perkiraan yang dibuat menggunakan data tersebut kemungkinan terjadi kesalahan. Sebaiknya dalam menggunakan pendekatan ini, posisi kapal harus ditentukan secara rutin, dan pengecekan dapat dilakukan dengan mempertimbangk mempertimbangkan an kecepatan kapal . Selain itu juga membantu perhitungan Estimate position(EP) dengan cepat dan



TINGKAT KESADARAN PERWIRA JAGA  AKAN TERGANGGU TERGANGGU ATAU DAPAT DAPAT HILANG ORIENTASI APBILA HARUS MENGECEK POSISI KAPAL DIMEJA PETA, SELAIN ITU JAGA PEMAMFAATAN WAKTU YANG TEREDIA MENJADI KURANG EFECTIF.



Harus selalu di ingat bahwa daratan terdekat selalu ada dibawah kapal sehinnga di anjurkan untuk mengawasi echo souder setiap saat karena dapat memberikan peringatan dini.



Dengan demikian rencana pelayaran adalah suatu persiapan untuk penggunaan ilmu pelayaran yang efektif dengan memilih, menilai, semua teknik naviagasi yang relevan dengan tujuan pengendalian kapal yang aman dan sesuai dengan perencanaan.

CATATAN 





˜Pernyatan” menentukan position kapal secara rutin” perlu pengkajian lebih lanjut, Penentuan posisi kapal harus diambil secara rutin, kapal selesai pindah haluan dan selanjutnya dihitung dalam interval waktu yang sama. Interval waktu penentuan posisi ditentukan sedemikian rupa dengan mempertimbangkan pasang surut, angin atau arus dan kecepatankapal sehingga kapal tidak mungkin keluar dari jalur yg ditenyukan terutama di alur pelayaran sempit





Ketika kapal memasuki perairan sempit, interval waktu penentuan position semakin pendek dan pada saat tanda navigation terindentifikasi maka metode navigation segera dipergunakan. Berikut ini adalah istilah-istilah yang sering digunakan dalam mempersiapkan rencana pelayaran.

NO GO AREA (NGA) 

Peta bagian coastal dan estuarial harus diperiksa dan seluruh areas dimana kapal tidak boleh berlayar harus diasir, namun harus diperhatikan pula untuk tidak menghapus informasi penting contoh,rambu navigation dan suar dll.



Pada perairan dengan tinggi pasang surut yang tidak begitu besar, NO GO AREA sudah termasuk kedalaman yang kurang dari draft kapal.

FIXING POSITION 

Setidaknya two method untuk menentukan position kapal yang harus dipetakan yakni , 1 VISUAL and 2. RADAR.

 ALTERATION COURSE AND  ALTERATION WHEEL OVER POINT 



Dilaut bebas dan perairan coastal, ketika berlayar pada peta skala KECIL(meliputi area yang luas) perubahan haluan/kemudi pada umumnya bertepatan dengan perpotongan jalur yang telah dibuat. Sebaiknya jika berlayar diperairan sempit dengan peta skala BESAR mengharuskan kapal untuk merubah haluan kemudi pada posisi WHEEL OVER POINT dengan jarak tertentu sebelum perpotongan jalur agar memperoleh haluan yang di inginkan.

 A B O R T S  Alasan untuk tidak meneruskan meneruskan pelayaran/ memutuskan untuk meninggalkan kapal akan bervariasi tergantung situasi dan kondisi

 A B O R T S     



Penyimpangan deviasi dari garis yang dituj Penyimpangan Kerusakan mesin / Engine failure .Kerusakan peralatan / Equipments failure. Tidak tersedianya TUG dan BER THED. Situasi di darat / dipelabuhan yang membahayakan kapal Situasi apapun yang dianggap tidak aman untuk meneruskan perjalanan.

CONTIGENCIES



Setelah melewati situasi meninggalka meninggalkan n kapal / ABOARTS POSITION dan POINT OF NO RETURN, kejadian yang tidak sesuai dengan yang direncanakan dan bahwa kapal mungkin harus mengambil tindakan penyelamatan sbb.

CONTONGENCIES 

Menyimpang arah haluan / altering route.



Berlabuh dengan aman / safe anchorage.



Daerah untuk menunggu / Waiting Areas.



Sandar dalam keadaan bahaya / unsafe berth.

SAFE ANCHORAGE

CHARTS 



Kumpulan data dan disusun kembali peta navigasi yang diperlukan sesuai dengan perjalanan yang akan dilakukan. Pastikan semua peta sudah dikoreksi berdasarkan NOTICE TO MARINER edisi terahkir.

SAFE WATER



Wilayah perairan dimana kapal masih dapat berdeviasi dengan AMAN / BEBAS bergerak

OCEAN AND OPEN WATER TRACKS 



Jalur samudera dan perairan terbuka harus dibuat pada peta skala kecil, sesuai pertimbangan jalur yang akan dilalui. Perhitungan GREAT SIRCLE dan kombinasinya diambil dari peta great sircle,loksodrom / Rumb line dapat ditarik langsung dipeta Merkator, namun semua jalur harus sesuai dengan batasan-batasan yang telah ditentukan sebelumnya.

COASTAL AND ESTUARIAL WATER 

Jalur coastal dan Estuarial harus dibatasi dib atasi dengan pelayaran yang akan dilalui dan harus ditarik pada peta berskala KECIL yang meliputi sebagian besar daerah garis pantai / Coastline dari pelabuhan berangkat hingga pelabuhan tiba, jalur ini akan sebagai bahan dari perencanaan pelayaran karena dapat menghitung jarak dan waktu. Jika waktu berangkat diketahui, maka kita dapat menghitung ETA

COASTAL AND ESTUARIAL WATER 





Sebaiknya haluan sejati ditarik di peta, namun bukan berarti sebagai haluan kemudi. Haluan kemudi akan tergantung dari beberapa faktor pada saat pelayaran. Setelah selesai di buat, jalur ini ditarik lagi pada peta skala besar untuk lebih melihat detailnya.

COASTAL AND ESTUARIAL WATER 



Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, kita harus mengecek ulang dengan menggunakan BARINGAN & JARAK dari objek navigasi dengan patokan sebagai contoh :

Menentukan posisi kapal(Latitude & Longitude) dengan menbaring lampu suar yang dikenal n dapat di lihat pada peta skala KECIL maupun skala BESAR.

CHART CHANGE



 Jika jalur pelayaran melewati batas skala peta yang ada, maka harus ditulis NOMOR peta berikut yang akan digunakan atau peta yang akan digunakan di tulis NOMOR peta yang sudah dilewati.

PARALLEL INDEXIGNG 



Salah satu method yang berguna untuk monitoring, kecendrungan terjadinya penyimpangan haluan baik dalam cuaca GOOD or BAD. Dibiasakan untuk membuat garis PARALLEL INDEXING pada saat membuat passage planning dan menggunaka menggunakan n radar.

PARALLEL INDEXING 



Method pengawasan parallel indexing ini dilakukan dengan mengamati pergerakan citra pantulan dari tanda navigasi yang nampak dilayar radar yang telah dipilih sebelumnya terhadap garis haluan kapal atau dengan menggunakan ARPA indexline. Pengamatan ini dapat dilakukan secara efectif  jika radar menunjukan menunjukan arah utara utara dan kapal kapal berlayar relatif.

PARALLEL INDEXING 



Benda navigasi yang menjadi patokan, seperti mercu suar, tanjung akan terlewati oleh kapal sebagai titik tengah pada layar radar dan membentuk sebuah garis yang PARALLEL dengan haluan kapal. Segala kecendrungan penyimpangan arah, oleh arus,pasang surut akan makin jelas / nampak  jika target keluar dari garis parallel.

PARALLEL INDEXING 



 Parallel index juga dapat dipakai untuk mengamati kapal lain misalnya : posisi WELL OVER POINT dimana jarak dan baringan well overpoint yang diinginkan diplot pada parallel index.  Hal ini juga memungkinkan menghitung seberapa jauh jarak misalnya ; hitungan mundur dari titik well over point.

PARALLEL INDEXING

WAYPOINT 



Suatu position(Latitude and Longitude) pada peta, dimana terjadi perubahan status Perubahan status ini dapat berupa haluan atau kejadian seperti :

WAYPOINT 1. Mulai dan berahkirnya jalur pelayaran. 2, Perubahan kecepatan. 3. Titik dimana pandu akan naik. 4. daerah berlabuh jangkar.

PRIMARY AND SECONDARI POSITION FIXING 



 Agar proses penentuan posisi kapal berjalan berjalan dengan lancar dan dimengerti oleh semua pihak, maka untuk membuat rencana pelayaran ditentukan terlebih dahulu mana yang menjadi METHOD utama ( PRIMER ) dan mana yang cadangan (SECUNDER ) sebagai contoh, Ketika kapal jauh dari daratan, maka GPS menjadi utama / primer. Pengambilan Benda anngkasa menjadi cadangan / sekunder.

PRIMARY AND SECONDARY POSITION FIXING 



Pada akhirnya penentuan posisi lebih tergantung pada RADAR dan peran VISUAL menjadi sistim cadangan di perairan tertutup, peran GPS menjadi tidak berarti karena diganti oleh RADAR Dan VISUAL.  Yang harus diingat diingat oleh semua pihak yang berkepentingan adalah semua sistim dapat digunakan dan dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang ada.

UNDER KEEL CLEARANCE 



Dalam situasi tertentu, kapal harus berlayar dengan mengurangi UKC. Seandainya UKC kurang dari 10% dari draft terendah, kosekuensinya draft kapal menjadi bertambah dan perwira jaga harus mengurangi kecepatan sehingga tidak terjadi SQUAT.

UNDER KEEL CLEARANCE UKC REQUISATION = M (10% max.draft) MAXIMUM DRAFT = M + WATER REQUIREMENT= M (A) CD = M LLW = M + (time and date) WATER AVAILABLE = M (time and date) CD = M HHW = M + (time and date) WATER AVAILABLE = M (time and date) WATER REQUIREMENT= M ( A ) CD = M  – TIDE TABLE = M at……hrs/date

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF