NKP 4 Rev
July 13, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download NKP 4 Rev...
Description
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN
Topik : TRANSPARANSI TERHADAP PENGELOLAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN POLRI
Judul : OPTIMALISASI APLIKASI E-BUDGETING POLRES BOJONEGORO GUNA MENINGKATKAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN ANGGARAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN ORGANISASI YANG AKUNTABEL BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Organisasi yang akuntabel adalah suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggung jawaban yang dilaksanakan secara periodik, sebagaimana yang tercantum di dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, dalam penjelasan Pasal 3; asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara. Demikian pula halnya bagi organisasi Polri yang dituntut untuk akuntabel dalam setiap penyelenggaraan fungsinya, terutama dalam pengelolaan anggaran yang dianggap rawan terhadap berbagai penyimpangan. Sejak tahun 2003 pemerintah telah memberlakukan 3 pilar undang-undang terkait keuangan
Negara
Perbendaharaan
antara
Negara,
lain dan
tentang tentang
Keuangan Pemeriksaan
Negara,
tentang
Pengelolaan
dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (kewenangan BPK). Ketentuan ini mengharuskan adanya pengelolaan keuangan secara transparan, akuntabel, terbuka dan dapat diukur kinerjanya. Sehingga antara keinginan masyarakat dan apa yang telah dilaksanakan. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, beberapa instansi pemerintah telah menggunakan aplikasi dalam pengelolaan keuangan berupa aplikasi E-budgeting. Aplikasi ini merupakan sebuah sistem 1
2
keuangan yang disimpan secara online dengan tujuan transparansi bagi setiap pihak. E-Budgeting adalah sistem saling mengawasi anggaran agar terciptanya transparansi dalam penyusunan anggaran suatu daerah. Adanya sistem ini masyarakat dapat melihat anggaran apa saja yang terdapat dalam 1 tahun. Demikian pula halnya yang telah dilaksanakan oleh Polres Bojonegoro melalui penggunaan aplikasi E-Budgeting sejak tahun 2016. E-budgeting atau pengelolaan anggaran secara elektronik dinilai efektif untuk menjaga akuntabilitas pengelolaan anggaran Polres Bojonegoro. Namun selama ini penggunaannya belum dirasa optimal, dimana masih terdapat kesalahan penginputan
oleh
operator
dari
Bagren
Polres
Bojonegoro,
sehingga
menghambat tranparansi pengelolaan anggaran yang tidak sejalan dengan tujuan Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), khususnya Pasal 3 yang berisi menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik. B.
Pokok Permasalahan Mendasari uraian latar belakang tersebut di atas, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan NKP ini adalah
“
Apakah
penerapan aplikasi E-Bud E-Budgeting geting Polres Boj Bojonegoro onegoro dapat meningkatkan transparansi pengelolaan anggaran sehingga organiasi yang akuntabel terwujud?”
C.
Pokok Persoalan Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka pokok-pokok persoalan dalam penulisan NKP ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana kemampuan penerapan aplikasi E-Budgeting terhadap transparansi pengelolaan anggaran?
2.
Bagaimana pengelolaan aplikasi E-Budgeting terhadap transparansi pengelolaan anggaran?
3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Analisis Judul 1.
Variabel Judul a.
Variabel 1
: Optimalisasi aplikasi E - Budgeting Polres Bojonegoro.
b.
Variabel 2
: Guna Meningkatkan transparansi pengelolaan anggaran.
c.
Variabel 3
: Dalam Rangka Mewujudkan organisasi yang akuntabel.
2.
3.
Kata Kunci Variabel a.
Kata kunci variabel 1: E-Budgeting.
b.
Kata kunci variabel 2: Transparansi.
c.
Kata kunci variabel 3: Akuntabel.
Kriteria Kata Kunci Variabel 1 Kata kunci Budgeting diuraikan dengan menggunakan konsep “
”
Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Adapun
pokok
persoalan
pertama
menggunakan
teori
kemampuan, sebagaimana Robbin (2007:57) menyatakan bahwa kemampuan berarti kapasitas/ kuantitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) berarti kapasitas/ kuantitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan,
dimana
seluruh
kemampuan
seorang
individu
pada
hakekatnya tersusun dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki. Sedangkan pengelolaan,
pokok
sebagaimana
persoalan Adisasmita
kedua
menggunakan
(2011:22)
teori
mengemukakan
bahwa, pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif3 dan efisien.
4
B.
Pokok Pembahasan 1.
Kondisi Faktual a.
Kondisi kemampuan penerapan aplikasi E-Budgeting terhadap transparansi pengelolaan anggaran Sistem
aplikasi
E-Budgeting
merupakan
sistem
penyusunan anggaran di lingkungan Polres Bojonegoro secara online yang digunakan sejak tahun 2016. Adapun pengelola
aplikasi e-budgeting e-budgeting iini ni
dikendalikan oleh Bagren dibantu oleh
Bensatker Polres Bojonegoro, dengan jumlah personil Bensat yaitu 3 (tiga) personil Bintara selaku pemandu penggunaan pengelolaan anggaran dan pendistribusian kepada pengelola anggaran (Kabag, Kasat dan Kapolsek jajaran) dibantu 1 (satu) orang pegawai harian lepas (PHL) sebagai operator E-Budgeting di Polres Bojonegoro. Dari 3 (tiga) Personil Bensat yang telah mendapatkan Program pelatihan keuangan hanya 2 (dua) personil yang berpangkat Briptu dan Bripda tentang operatir Sistem Manajemen Akuntansi Pemerintahan Pemerintahan (SMAP). Memperhatikan hal tersebut di atas menandakan adanya keterbatasan SDM untuk mengoperasikan aplikasi e-budgeting. Sedangkan
pemandu
(Kabag, Kasat dan
penggunaan Kapolsek
pengelolaan
anggaran
jajaran) belum memperoleh
pelatihan Operator SMAP, sehingga kemampuannya kurang optimal
dalam menggunakan aplikasi e-budgeting dengan
indikatornya : 1)
Terbatasnya pemahaman personil terkait pengelolaan aplikasi e-budgeting, selama ini hanya menggunakan sistem microsoft microsoft excel dalam mengelola agg aggaran. aran.
2)
Belum terampilnya personil mengkompulir dan menyusun data dan dokumen informasi penggunaan anggaran ke dalam database berdasarkan jenis kegiatan dan waktu.
3)
Personil
belum
sepenuhny sepenuhnya a
menyadari
tugas
dan
tanggung jawabnya dalam menerapkan teknologi e-
5
budgeting untuk mempermudah pengelolaan anggaran dengan alasan server mengalami gangguan. b.
Kondisi
Pengelola Pengelolaan an
Aplikasi
E-Bu E-Budgeting dgeting
Terhadap
Transparansi Pengelolaan Anggaran E-Budgeting merupakan sistem informasi berbasis web untuk memfasilitasi penyusunan DIPA dan RKA-KL yang dapat mengintegrasikan aplikasi perencanaan dan keuangan, namun masih ditemukan permasalahan yaitu sebagai berikut : 1)
Penyusunan rencana kerja dan anggaran/ dokumen pelaksanaan anggaran belum menyesuaikan tabulasi yang ada di dalam aplikasi e-budgeting.
2)
Tidak seragamnya pelaksanaan pelaporan penggunaan anggaran setiap Satfung untuk dimasukan data ke dalam aplikasi e-budgeting.
3)
Minimnya pengawasan para pimpinan untuk mengontrol dan mengecek dokumen penggunaan anggaran untuk diinput kedalam aplikasi e-budgeting.
c.
Implikasi dari kondisi faktual Belum optimalnya optimalnya pen penerapan erapan a aplikasi plikasi E-Bu E-Budgeting dgeting Polres Bojonegoro berimplikasi terhadap kurang adanya keterbukaan informasi
bagi
pihak
internal
maupun
eksternal
Polres
Bojonegoro, serta berimplikasi terhadap penilaian masyarakat yang menganggap organisasi Polres Bojonegoro belum akuntabel dalam mengelola anggaran. 2.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi a.
Faktor Internal kekuatan ( S treng ht ) 1)
Adanya
komitmen
pimpinan
untuk
menerapkan
e-
budgeting pada organisasinya. 2)
Adanya sistem pengawasan internal, khususnya yang diemban oleh fungsi Siwas dan propam.
3)
Adanya operator aplikasi e-budgeting untuk input data pengelolaan anggaran.
4)
Adanya database yang lengkap untuk mengintegrasikan aplikasi perencanaan dan keuangan.
6
5)
Adanya
kontrol
yang
efektif
dan
efisien
terhadap
pengelolaan anggaran di Polres Bojonegoro. b.
Faktor Internal kelemahan (Weakness) 1)
Belum adanya SOP penggunaan aplikasi e-budgeting bagi kepentingan pengelolaan anggaran seluruh Satfung.
2)
Terbatasnya dukungan anggaran bagi operasional aplikasi e-budgeting.
3)
Masih adanya budaya negatif dalam mengelola anggaran.
4)
Adanya resistensi personil terhadap penggunaan aplikasi e-budgeting.
5)
Minimnya kompetensi para Kabag, Kasat, dan Kapolsek terhadap penggunaan aplikasi e-budgeting.
c.
Faktor Eksternal peluang (Opportunities) 1)
Dukungan
Pemkab
Bojonegoro
terhadap
tranparansi
pengelolaan anggaran Polres Bojonegoro. 2)
Adanya
perkembangan IT
yang memudahkan kinerja
pengelola anggaran. 3)
Harapan
masyarakat
terhadap
akuntabilitas
dan
transparansi Polres Bojonegoro. 4)
Adanya koordinasi lintas sektoral untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penggunaan aplikasi.
5)
Adanya pengawasan eksternal terhadap kinerja Polres Bojonegoro.
d.
Faktor Eksternal Ancaman (Threats) 1)
Adanya intervensi dari luar dalam penyusunan anggaran Polres Bojonegoro.
2)
Kendala jaringan yang kerap terganggu.
3)
Opini negatif masyarakat terhadap pengelolaan anggaran Polri masih terdapat budaya KKN.
4)
Tingkat
edukasi
masyarakat
yang
rendah
terhadap
transparansi. 5)
Tidak adanya asistensi dari BPKP terhadap penggunaa penggunaan n aplikasi e-budgeting.
7
3.
Kondisi Ideal a.
Kondisi Ideal Kemampuan Penerapan Aplikasi E-Budgeting Terhadap Transparansi Pengelolaan Anggaran Agar terwujudnya penerapan aplikasi e-budgeting dalam mendukung pengelolaan anggaran terhadap tugas-tugas Polri, maka mutlak personil harus memiliki kapasitas dan kualitas mendalam terhadap Sistem Manajemen Akuntansi Pemerintahan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Stephen P Robbins (2007:56) bahwa kemampuan adalah kapasitas dan kualitas seorang individu untuk melakukan beragam pekerjaan. Oleh karena itu maka pelatihan peningkatan kemampuan operator bagi pelaksana level Brigadir sangat penting. Selain itu sosialisasi seluruh jajaran termasuk Kabag, Kasat, dan Kapolsek agar mampu memahami aplikasi e-budgeting dengan baik. Hal ini searah dengan pendapat Mangkuprawira (2002:35) tentang arti pelatihan sebagai sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai dengan standar, sehingga akan terbentuk : 1)
Pengetahuan penggunaan aplikasi e-budgeting dalam pengelolaan anggaran.
2)
Keterampilan personil dalam memasukan dan menyimpan data kedalam aplikasi e-budgeting sesuai kategori.
3)
Etos
kerja
dan
dedikasi
dalam
mengembangkan
kemampuannya sendiri dalam menerapkan aplikasi ebudgeting untuk mempermudah pengelolaan anggaran. b.
Kondisi
Ideal
Pengelolaan
Aplikasi
E-Budgeting
Terhadap
Transparansi Pengelolaan Anggaran Sistim
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengawasan
anggaran merupakan satu mekanisme yang sangat strategis dalam pengelolaan anggaran, sebagaimana Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, Pasal 1 angka 6, menjelaskan definisi pengelolaan keuangan yaitu berbagai kegiatan meliputi
8
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Oleh karena itu diharapkan dalam pengelolaan aplikasi e-budgeting lebih efektif dan efisien yang ditandai dengan : 1)
Adanya sinkronisasi dan analisa dalam penyusuna penyusunan n rencana kerja dan anggaran agar dapat menyesuaikan dengan tabulasi yang ada di dalam aplikasi e-budgeting.
2)
Seragamnya
pelaksanaan
pelaporan
penggunaan
anggaran setiap Satfung secara cepat dan tepat untuk dimasukan ke dalam aplikasi e-budgeting (Standarisasi). 3)
Adanya pengawasan dan pengendalian internal maupun eksternal untuk menjamin kepatuhan terhadap aturan.
c.
Kontribusi dari kondisi ideal Optimalnya penerapan aplikasi E-Budgeting
Polres
Bojonegoro berkontribusi terhadap adanya transparansi berupa keterbukaan informasi pengelolaan anggaran bagi pihak internal dan eksternal, serta berkontribusi terhadap citra organiasi organisasi Polres Bojonegoro yang akuntabel. 4.
Upaya Pemecahan Masalah Adapun upaya pemecahan masalah, masalah, maka sebelumnya dilakukan analisis IFAS dan EFAS, serta dianalisis ke dalam posisi organisasi (Terlampir), selanjutnya penulis menggunakan pendekatan manajemen strategik untuk menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan, meliputi : a.
Visi Terlaksananya penerapan aplikasi E-Budgeting Polres Bojonegoro
untuk
meningkatkan
transparansi
pengelolaan
anggaran sehingga terwujud organisasi yang akuntabel. b.
Misi 1)
Mewujudkan kemampuan penerapan aplikasi E-Budgeting terhadap transparansi pengelolaan anggaran.
2)
Mewujudkan pengelolaan aplikasi E-Budgeting terhadap transparansi pengelolaan anggaran.
9
c.
Tujuan 1)
Tercapainya kemampuan penerapan aplikasi E-Budgeting terhadap transparansi pengelolaan anggaran.
2)
Tercapainya pengelolaan aplikasi E-Budgeting terhadap transparansi pengelolaan anggaran.
d.
Sasaran Rumusan sasaran sebagai penjabaran terhadap tujuan yang telah
ditetapkan,
maka
dianalisis
melalui
SFAS
(terlampir),
sehingga dapat diketahui sasaran jangka waktu, sebagai berikut : 1)
Sasaran jangka pendek. a)
Meningkatkan asistensi dari BPKP;
b)
Meningkatkan
dukungan
anggaran
operasional
aplikasi e-budgeting;
2)
c)
Meningkatkan edukasi masyarakat;
d)
Mengeliminir opini negatif.
Sasaran jangka menengah. a)
Memanfaatkan perkembangan IT;
b)
Mewujudkan
hara harapan pan
masyara masyarakat kat
terhadap
akuntabilitas organisasi; c) 3)
e.
Meningkatkan koordinasi lintas sektoral.
Sasaran jangka panjang. a)
Mewujudkan komitmen pimpinan;
b)
Membuat SOP aplikasi e-budgeting;
c)
Meningkatkan sistem pengawasan internal.
Strategi Untuk
merumuskan
strategi,
maka
terlebih
dahulu
menentukan posisi organisasi yang kemudian diformulasikan dengan Matriks TOWS (Terlampir), meliputi: 1)
Strategi jangka pendek. (0 - 3 bulan). a)
Peningkatkan kemampuan operator serta sosialisasi seluruh jajaran melalui asistensi dari BPKP;
b)
Kerjasama dengan Pemkab untuk meningkatkan dukungan anggaran operasional aplikasi e-budgeting melalui hibah ;
10
c)
Kerjasama dengan lembaga pendidikan dan media massa
dalam
rangka
meningkatkan
edukasi
masyarakat; d)
Pemberdayaan
manajemen
media
guna
mengeliminir opini negatif. 2)
Strategi jangka menengah. (0 - 6 bulan). a) Kerjasama dengan pakar IT dalam memanfaatkan perkembangan IT untuk menigkatkan kemampuan anggota Polres Bojonegoro; b)
Pemberdayaan
masyarakat
sebagai
pengawas
eksternal dalam mewujudkan akuntabilitas organisasi; c)
Meningkatkan
koordinasi
lintas
sektoral
untuk
pengembangan sistem e-budgeting. 3)
Strategi jangka panjang. (0 - 12 bulan). a)
Peningkatan penggunaan aplikasi e-budgeting dalam rangka mewujudkan komitmen pimpinan;
b)
Pemberdayaan unsur pimpinan dan satker lain untuk membuat SOP aplikasi e-budgeting;
c)
Pemberdayaan
para
pimpinan
dalam
rangka
meningkatkan sistem pengawasan internal. f.
Kebijakan Meningkatkan transparansi pengelolaan anggaran dalam mewujudkan organisasi Porles Bojonegoro yang akuntabel melalui aplikasi e-budgeting.
g
Action Plan) Implementasi Strategi ( Action
1)
Strategi jangka pendek. (0 - 3 bulan). a)
Peningkatkan kemampuan operator serta sosialisasi seluruh jajaran melalui asistensi dari BPKP. (1)
Program
:
Peningkatan
kompetensi
dan
pemahaman. (2)
Indikator : Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan serta pemahaman personil.
(3)
Kegiatan :
11
(a)
Mengundang BPKP untuk memberikan Bimtek
dan sosialisasi aplikasi e-
budgeting. (b)
Melaksanakan penyusunan
pelatihan program
dan
terpadu kegiatan
terintegrasi dari tahapan perencanaan, penganggaran,
monitoring
evaluasi
sampai dengan pelaporan. b)
Kerjasama dengan Pemkab untuk meningkatkan dukungan anggaran operasional aplikasi e-budgeting melalui hibah. (1)
Program : Peningkatan aplikasi e-budgeting.
(2)
Indikator : Terwujudnya aplikasi e-budgeting yang transparan.
(3)
Kegiatan : (a) Mengundang membuat
pihak
Pemda
proposal
dan
pengajuan
kebutuhan anggaran. (b)
Mengadakan
rapat
koordinasi
untuk
melobi bantuan dana hibah. c)
Kerjasama dengan lembaga pendidikan dan media massa
dalam
rangka
meningkatkan
edukasi
masyarakat. (1)
Program : Meningkatkan edukasi masyarakat.
(2)
Indikator
:
Terciptanya
pemahaman
masyarakat terhadap pengelolaan anggaran Polres. (3)
Kegiatan : (a)
Mengundang
pihak
wartawan
untuk
senantiasa memberikan informasi terkait penggunaan
anggaran
Polri
yang
dikoordinir Sie Humas. (b)
Koordinasi
dengan
akademisi
dan
lembaga pendidikan untuk sosialisasi.
12
d)
Pemberdayaan
manajemen
media
guna
mengeliminir opini negatif. (1)
Program : Pencegahan opini negatif di media..
(2)
Indikator : Terlaksanany Terlaksananya a kontrol opini.
(3)
Kegiatan : (1)
Membentuk tim media sosial guna membentuk
opini
dan
sosialisasi
aplikasi e-budgeting melalui media sosial. 2)
Strategi jangka menengah. (0 - 6 bulan). a)
Kerjasama dengan pakar IT dalam memanfaatkan perkembangan IT untuk meningkatkan kemampuan anggota Polres Bojonegoro. (1)
Program : Peningkatan keterampilan personil.
(2)
Indikator : Meningkatnya kemampuan anggota dalam menggunakan aplikasi e-budgeting.
(3)
Kegiatan : (a)
Mengundang
pakar
IT
sebagai
konsultan, coaching dan dan mentoring . (b)
Memberikan pelatihan dalam mengatasi kendala teknis.
b)
Pemberdayaan
masyarakat
sebagai
pengawas
eksternal dalam mewujudkan akuntabilitas organisasi. (1)
Program
:
Penguatan
tranparansi
dan
akuntabilitas. (2)
Indikator : Terciptanya pengawasan eksternal pengelolaan anggaran.
(3)
Kegiatan : (a)
Mengundang
tokoh
masyarakat,
akademisi dan LSM untuk berpartisipasi dalam proses pengawasan anggaran. c)
Meningkatkan
koordinasi
lintas
pengembangan sistem e-budgeting.
sektoral
untuk
13
(1)
Program
:
Penyeragaman
penggunaan
aplikasi e-budgeting. (2)
Indikator
:
Terjalinnya
keseragaman
penggunaan aplikasi e-budgeting. (3)
Kegiatan : (a)
Membuat MoU pengembangan sistem e-budgeting.
(b)
Menyelenggarakan studi banding dan pelatihan bersama.
3)
Strategi jangka panjang. (0 - 12 bulan). a)
Peningkatan penggunaan aplikasi e-budgeting dalam rangka mewujudkan komitmen pimpinan. (1)
Program : Peningkatan disiplin penggunaan aplikasi e-budgeting.
(2)
Indikator : Tercapainya penggunaan budgeting secara komprehensif.
(3)
Kegiatan : (a)
e-
Menerapkan reward dan punishement untuk
para
personil
mengaplikasikan
yang
e-budgeting
mampu sesuai
tahapan dalam pengelolaan anggaran. (b)
Menggelar aplikasi
pelatihan
dan
e-budgeting
asistensi dengan
mengundang Rorena Polda dan instansi terkait. b)
Pemberdayaan unsur pimpinan dan satker lain untuk membuat SOP aplikasi e-budgeting. 1)
Program
:
Penyusunan
SOP
aplikasi
e-
budgeting. 2)
Indikator : Tersusunnya SOP e-budgeting.
3)
Kegiatan : (a)
Membentuk kelompok kerja (Pokja) penyusunan SOP aplikasi e-budgeting
14
melibatkan
perwakilan
Rorena,
Itwasda dan instansi terkait. (b)
Sosialisasi
SOP
kepada
seluruh
anggota. c)
Pemberdayaan
para
pimpinan
dalam
rangka
meningkatkan sistem pengawasan internal. (1) Program : Penguatan APIP. (2)
Indikator : Terwujudnya pengawasan secara berkelanjutan .
(3)
Kegiatan : (a)
Mengarahkan para pimpinan untuk mengaplikasikan dan mengendalikan pengelolaan anggaran
(b)
Melaksanakan monitoring dan Anev secara berkala.
15
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan Dari pembahasan permasalahan dan pokok-pokok persoalan di atas, maka penulis menarik beberapa kesimpulan: 1.
Kondisi
kemampuan
penerapan
aplikasi
E-Budgeting
terhadap
transparansi pengelolaan anggaran sejauh ini belum sepenuhnya memadai, ditandai dengan keterbatasan SDM untuk mengoperasikan aplikasi e-budgeting, serta belum pernah mengikuti pelatihan SMAP baik para Kabag, Kasat dan Kapolsek jajaran sebagai pemandu penggunaan pengelolaan anggaran. Maka sebagai upaya yang dilakukan adalah mengundang BPKP untuk memberikan Bimtek aplikasi e-budgeting, kerjasama dengan pakar IT dalam bidang penguatan keterampilan mengoprasionalkan penguatan
aplikasi,
kebutuhan
kerjasama
operasional
dengan
aplikasi
Pemda
untuk
e-budgeting,
serta
peningkatan disiplin penggunaan aplikasi e-budgeting, 2.
Kondisi
pengelolaan
aplikasi
E-Budgeting
terhadap
transparansi
pengelolaan anggaran sejauh ini belum optimal, hal ini terlihat dari penyusunan Renja dan anggaran belum menyesuaikan e-budgeting, tidak seragamnya pelaksanaan pelaporan penggunaan anggaran, serta minimnya pengawasan. Maka sebagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tesebut adalah membuat MoU pengembangan sistem ebudgeting, penyusunan SOP aplikasi e-budgeting, pemberdayaan manajemen media,
pemberdayaan masyarakat sebagai pengawas
eksternal, serta penguatan APIP. B.
Rekomendasi 1.
Mengajukan usulan kepada Kapolda Up. Itwasda, Kabidkum, dan Karorena, agar membentuk pokja penyusunan SOP penggunaan aplikasi e-budgeting sebagai standarisasi bagi seluruh jajaran.
2.
Mengajukan usulan kepada Kapolda Up Kabid TI untuk melakukan peningkatan kemampuan jaringan serta pelatihan operator aplikasi ebudgeting. budgeting. 15
View more...
Comments