Natural Law
February 15, 2017 | Author: Indah Nurhamidah | Category: N/A
Short Description
Download Natural Law...
Description
Nama
: Indah Nurhamidah
NPM
: 0906490185
Mata Kuliah
: Filsafat Hukum
TUGAS RESUME NATURAL LAW (Hukum Kodrat / Hukum Alam)
Pemikiran mengenai Hukum Kodrat telah lahir dan berkembang semenjak masa Yunani. Pada periode tertentu Hukum Kodrat berakar pada ide yang religius atau supernatural, namun di masa modern Hukum Kodrat telah dijadikan landasan ideologis dan moral dalam membenarkan setiap sistem hukum, ekonomi maupun sosial yang ada. 1 Gagasan Hukum Kodrat pada mulanya berasal dari kekuatan konserfatif yang ingin melindungi propertiproperti tertentu dengan selimut kesucian sebagai simbol dari adanya tata kehidupan. Motif tersebut diakui sebagai hak fundamental dari setiap individu dalam hidupnya.2 Doktrin mengenai Hukum Kodrat berbeda-beda. Walaupun terkadang prinsip-prinsip Hukum Kodrat menyimpang, namun esensi dari Hukum Kodrat terletak pada pernyataan konstan bahwa ada prinsip-prinsip moral obyektif yang dapat ditemukan dengan alasan. Hukum Kodrat diyakini menjadi dasar rasional dalam pertimbangan moral. 3 Bangsa Yunani meskipun relatif tidak tertarik dalam pengembangan teknis hukum dan lebih berkonsentrasi dalam mengeksplorasi landasan filosofisnya serta mengembangkan konsep-konsep fundamental, dimana hukum alam adalah salah satu yang paling penting. 4 Dengan runtuhnya negara kota dan membangkitkan kerajaan dan wilayah dari dunia Yunani, dikaitkan dengan penaklukan Alexander, bahwa Hukum Kodrat sebagai sistem universal menjadi di depan, dan menjadi tanggung jawab filsuf yang tabah.5 Cicero adalah ahli Hukum Kodrat pertama yang meletakan hukum positif di bawah hukum alam. Beliau menyatakan bahwa Hukum Kodrat adalah “alasan yang tepat sesuai dengan alam”. Pendapat ini telah banyak berpengaruh.6
1
Hans Kelsen, What is Justice?, hal, 137. Lihat juga V. Gordon Childe, What Happened in History, hal. 211217 dan Ross, on Law and Justice (1958), hal. 258-262 2 Lihat R.Tuck, Natural Rights Theories (1979), Bab I : For a particularly trenchant attack on this aspect of naturalism. Lihat juga Ross, On Law and Justice (1958), Bab 10 dan 11 3 Leo Strauss, Natural Right and History (1953), hal.9 4 Aristotle, Politics, ed. E Burker, hal. 127-128 5 Finnis, Natural Law and Natural Rights (1980), hal. 374-377 6 Post, 130
Gagasan Thomas Aquinas tentang hukum, dimulai dari asal muasal hukum, yang pada dasarnya bersumber dari 2 tempat : dari wahyu dan dari akal budi manusia. Hukum yang berasal dari wahyu dari wahyu Ilahi merupakan aturan alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan, dalam hukum abadinya (lex aeterna) serta hukum tuhan dalam kitan suci (lex divina). Sementara yang berasal dari akal manusia terdiri dari beberapa macam, diantaranya lex naturalis yang terdiri dari hukum kekal yang rasional7, lex humana atau hukum positif dan hukum bangsa-bangsa atau ius gentium.8 Menurut Aquinas, Hukum Kodrat sebagai norma yang abstrak harus dimanifestasikan dalam peraturan yang lebih konkret seperti undangundang. Aturan yang konkret ini disebut hukum positif. Thomas Aquinas melihat hubungannya bersifat hierarkis, dimana hukum kodrat berkedudukan lebih tinggi daripada hukum positif dan yang tertinggi adalah hukum abadi yang berasal dari Tuhan.9 Sekularisasi Hukum Kodrat pertama kali dimulai oleh Grotius. Beliau menyatakan bahwa harus membuka sesuatu yang baru atau era modern dalam pemikiran Hukum Kodrat dengan pernyataan tegasnya yaitu Hukum Kodrat akan tetap hidup walaupun Tuhan tidak ada (etiamsi daermus non esse Deum).10 Menurut Lon Fuller, hubungan antara hukum dan moralitas adalah hal penting. Bagi Fuller, ajaran paling fundamental dari Hukum Kodrat adalah penegasan dari peran pertimbangan dalam pesan hukum. 11 Sedangkan, Hart mencoba untuk mengemukakan kembali sebuah posisi Hukum Kodrat dari pandangan semi-sosiologis. Hart meletakan penekanan pertama pada asumsi bahwa “kelangsungan hidup manusia sebagai keutamaan yang utama”.12 Di lain pihak, Finnis menyatakan bahwa Hukum Kodrat adalah seperangkat prinsip-prinsip praktek yang bijaksana dalam mengatur kehidupan dan komunitas manusia.13 Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Hukum Kodrat membuat kita berpikir tentang kenapa kita mempunyai hukum, apa yang dapat hukum capai dan apa yang harus kita lakukan ketika kita berpikir jika hukum tidak berhasil. Jika melihat pandanganpandangan tokoh-tokoh di atas mengenai Hukum Kodrat, saya lebih sependapat dengan pandangan dari Thomas Aquinas yang menyatakan bahwa hukum kodrat berkedudukan lebih tinggi daripada hukum positif dan yang tertinggi adalah hukum abadi yang berasal dari
7
Finnis, op.cit, hal. 398-403 Ibid, hal.28 9 Ante, 96 10 De Jure Belli ac Pacis, Prolegomena, paragraf 11 11 Anatomy of The Law (1968), hal.163 12 The Concept of Law, hal.189-195 dan Essays in Jurisprudence and Philosophy (1983), hal.111-116 13 Finnis, op.cit, hal.280 8
Tuhan. 14 Sebab, menurut saya hukum positif yang berasal dari akal manusia tidak boleh bertentangan dengan hukum kodrat dan hukum abadi yang diciptakan Tuhan. Sebaliknya, saya tidak setuju dengan pandangan Grotius yang menyatakan bahwa Hukum Kodrat akan tetap hidup walaupun Tuhan tidak ada sebab menurut saya, asal mula adanya hukum adalah hukum yang diciptakan oleh Tuhan melalui wahyu-Nya, sebagai seorang yang religius saya meyakini bahwa Tuhan adalah yang menciptakan alam semesta, seiring dengan diciptakannya alam semesta beserta isisnya Tuhan pun menciptakan hukum abadi yang mengatur seluruh aspek di alam semesta ini. Oleh karena itu, menurut saya tidaklah mungkin jika suatu hukum akan hidup tanpa adanya hukum abadi yang diciptakan Tuhan terlebih dahulu.
14
Ante, loc.cit
View more...
Comments