Naskah Publikasi Hasil Penelitian Uji Bioassay 2014 sesuai petunjuk - PDF.pdf

August 2, 2018 | Author: Soeparman HM | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Naskah Publikasi Hasil Penelitian Uji Bioassay 2014 sesuai petunjuk - PDF.pdf...

Description

1

Bidang Kajian : Kesehatan Lingkungan

NASKAH PUBLIKASI PUBLIKASI HASIL RISET PEMBINAAN

UJI BIOASSAY PADA HASIL H ASIL PELAKSANAAN INDOOR RESIDUAL SPRAYING (IRS) DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT MALARIA DI DESA BOGANGIN KECAMATAN SUMPYUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2014

Oleh: Mawaddah Marsum Dwi Bayu Karti Utami

Alamat E_mail Ketua Peneliti : [email protected]

Dibiayai DIPA Poltekkes Kemenkes Semarang Tahun Anggaran 2014

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN 2014

2

UJI BIOASSAY PADA HASIL PELAKSANAAN INDOOR RESIDUAL SPRAYING (IRS) DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT MALARIA DI DESA BOGANGIN KECAMATAN SUMPYUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2014

Mawaddah, Marsum, Dwi Bayu Karti Utami*) INTISARI

Di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas pada tahun 2013 terjadi kasus malaria positip sebanyak 6 kasus. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perkembangan jumlah kasus malaria selama 5 tahun terakhir, hasil pelaksanaan IRS tahun 2014, dan persentase nyamuk  Anopheles spp yang spp  yang mati setelah berkontak selama 1 jam dengan Icon 100 CS di desa tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimental, dengan pendekatan separate sample pretest posttest control group,  group,   dan menghitung persentase nyamuk  Anopheles spp yang mati setelah berkontak dengan insektisida Icon 100 CS selama 1 jam, baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok control. Analisis data dilakukan secara deskriptip dan statistik dengan uji Anova dan LSD menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Bogangin selama periode waktu antara tahun 2011-2014 terjadi penurunan jumlah kasus malaria sebesar 97,4%; pelaksanaan IRS tahun 2014 berhasil menyemprot 273 rumah (100%) di wilayah sasaran; rata-rata persentase jumlah nyamuk Anopheles nyamuk Anopheles spp yang spp yang mati setelah berkontak selama 1 jam dengan Icon 100 CS secara berturut-turut pada dinding tembok, kayu, dan bambu adalah 37,66%, 86,63%, dan 79,96%. Jenis dinding yang disemprot berpengaruh secara signifikan terhadap persentase jumlah nyamuk Anopheles nyamuk Anopheles spp yang spp yang mati, dengan nilai Sig = 0,007 pada derajat kemaknaan 95%. Disarankan kepada Ditjen PPM & PL Kemenkes RI agar meninjau kembali penggunaan insektisida Icon 100 CS untuk untuk pelaksanaan pelaksanaan IRS dan Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Banyumas agar lebih mengintensifkan kegiatan pencegahan dan pemberantasan malaria serta melaksanakan uji bioassay setiap bulan atau sekurangkurangnya setiap dua bulan selama periode waktu 3-6 bulan dalam rangka pelaksanaan IRS.. Kata Kunci : Uji bioassay hasil IRS *) Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Poltekkes Kemenkes Semarang

3

BIOASSAY TEST ON THE RESULT OF INDOOR RESIDUAL SPRAYING (IRS) APPLICATION IN MALARIA DISEASE CONTROL IN THE VILLAGE OF BOGANGIN THE SUBDISTRICT OF SUMPYUH THE REGENCY OF BANYUMAS IN THE YEAR OF 2014

Mawaddah, Marsum, Dwi Bayu Karti Utami*) ABSTRACT

In the Village of Bogangin, the Subdistrct of Sumpyuh, the Regency of Banyumas in the year of 2013 there were 6 positive malaria cases. This research proposes to know the development of the total of malaria cases along the last 5 years, the result of IRS application in the year of 2014, and the percentage of  Anopheles spp mosquitoes which were dead after contacted for 1 hour with Icon 100 CS in the Village. This research was conducted by quasi experimental method, with separate sample pretest posttest control group approach ,   ,  and counting of the percentage of dead Anopheles dead Anopheles spp after contacted for 1 hour with Icon 100 100 CS insecticide, both for the treatment and the control group. Data analysis was conducted descriptively and statistically by the Anova dan LSD test using the software of of SPSS version 17. The result of this research shows that in the Village of Bogangin along the time period of the year of 2011-2014 2011-2014 occurred the decrease of the number of positive malaria cases of 97,4%; IRS application application in the year of 2014 got success success to spray 273 273 houses (100%) at the target area; the average of the number of dead  Anopheles spp mosquitoes after contacted for 1 hour with Icon 100 CS chronolgically at the kind of wall of masonry, wood, and bamboo were 37,66%, 37,66%, 86,63%, and 79,96%. The kind of the sprayed partition effects effects significantly the percentage percentage of the number of dead Anopheles dead Anopheles number of Sig = 0,007 at level of significant significant of 95%. spp mosquitoes, spp mosquitoes, with number To be suggested to The Ditjen PPM & PL of The Ministry of Health of The Republic of Indonesia to review the use of insecticide of Icon 100 CS in the application of IRS, and the Health Service of the Regency of Banyumas to more intensify the activities of malaria prevention and control and the apply the Bioassay test monthly or at least once every two months along the time period of 3-6 months at the IRS application. . Key word : Bioassay test on the result of IRS *) Lecturer of Purwokerto Environmental Health Department, Semarang Health Ministry Polytechnic of Health

4

Pendahuluan

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu hamil. Setiap tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari 1.000.000 orang meninggal dunia. Kasus terbanyak terdapat di Afrika dan beberapa negara Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa bagian negara Eropa (Indonesia, Depkes, 2009). Uji bioassay adalah metode yang digunakan untuk mengetahui efektif atau tidaknya insektisida yang digunakan terhadap vektor malaria dalam program pengendalian vektor. Tujuannya adalah untuk mengetahui daya bunuh insektisida dan menganalisis efek residu, kualitas insektisida yang digunakan. Indoor Residual Spraying (IRS) adalah teknik penyeprotan (spraying ( spraying)) insektisida yang dilakukan pada dinding rumah atau bangunan bagian dalam ((indoor  indoor ) dengan harapan vector malaria yang hinggap atau beristirahat pada dinding tersebut akan berkontak dengan sisa/endapan (residu (residu)) insektisida yang ada padanya selama beberapa beberapa waktu, waktu, dan kemudian mati. Di wilayah Kabupaten Banyumas dari tahun ke tahun sejak 2008 sampai dengan 2013 masih terjadi insidensi malaria dengan jumlah kasus tertinggi pada tahun 2010 (623 kasus), kasus), dan penurunan yang cukup tajam pada tahun 2013 2013 (40 kasus).

Pada

tahun 2013 insidensi malaria terjadi pada 12 wilayah Puskesmas dari 39 wilayah Puskesmas yang ada, dan angka jumlah kasus yang tertinggi ada di wilayah Puskesmas II Sumpyuh (12 kasus). Salah Salah satu desa di wilayah wilayah kerja Puskesmas Puskesmas II Sumpyuh

dengan jumlah jumlah kasus enam orang yang telah dilakukan kegiatan kegiatan IRS

menggunakan insektisida Icon 100 CS oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas adalah Desa Bogangin.

5

Penulis tertarik untuk mengetahui apakah jenis insektisida dan dalam dosis yang digunakan dalam kegiatan IRS itu cukup efektif untuk membunuh vector malaria di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas. Tiga spesies vector utama malaria di Desa Bogangin yang diketahui adalah  Anopheles balabacencis balabacencis,,  Anopheles maculatus, maculatus, dan  Anopheles aconitus. aconitus. Untuk itulah maka penulis mengajukan usulan penelitian ini yang berjudul

”  Uji Bioassay Pada Hasil Pelaksanaan Indoor

Residual Spraying (IRS) dalam Pengendalian Penyakit Malaria di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas Tahun 2014” Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan Puskesmas-puskesmas yang ada di bawahnya dalam perencanaan serta pelaksanaan pelaksanaan IRS pada waktu-waktu selanjutnya. selanjutnya.

Metoda Penelitian

Subyek penelitian penelitian ini adalah

Uji Bioassay pada Hasil Hasil Pelaksanaan Pelaksanaan Indoor

Residual Spraying (IRS) dalam pengendalian penyakit malaria di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas Tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental, dengan pendekatan separate sample pretest posttest control group,  group,  dan menghitung persentase nyamuk  Anopheles spp yang mati setelah berkontak dengan insektisida Icon 100 CS selama 1 jam, baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok control. Penelitian dilaksanakan pada akhir bulan Agustus –  awal Nopember 2014, berlokasi di wilayah Desa Bogangin, Kecamatan Sumpyuh, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, variabel kendali, dan variabel pengganggu seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1. Pemaparan insektisida adalah peristiwa berkontaknya nyamuk selama ½-1  jam dengan insektisida in sektisida Icon 100 CS dengan dosis sesuai pedoman/ manual. Ukuran,

6

bentuk dan jenis alat adalah ukuran, bentuk, dan jenis alat yang digunakan dalam uji bioassay. Spesies nyamuk nyamuk adalah spesies nyamuk yang digunakan digunakan dalam penelitian, yakni Anopheles yakni Anopheles spp. Pemaparan insektisida (Variabel bebas) Temperatur dan kelembaban udara, umur nyamuk (Variabel pengganggu)

Ukuran, bentuk dan jenis alat, spesies nyamuk (Variabel kendali) Kematian nyamuk (Variabel terikat)

Gambar 3.1 : STRUKTUR HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

Temperatur udara adalah temperatur maksimum dan minimum udara di lokasi penelitian. Kelembaban udara adalah kelembaban udara di lokasi penelitian. Umur nyamuk adalah lamanya waktu dari saat telur nyamuk menetas sampai dengan saat nyamuk digunakan sebagai bahan dalam penelitian. Kematian nyamuk adalah persentase jumlah nyamuk yang sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan (tidak bergerak).yang dinyatakan dalam persen (%). Sebagai kontrol dalam penelitian ini adalah kelompok nyamuk  Anopheles spp yang tidak terpapar insektisida. Populasi penelitian ini adalah kumpulan dari seluruh :nyamuk  Anopheles spp yang hidup di wilayah Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh, Kabupaten Banyumas dan insektisida Icon 100 CS. Sebagai sampel dalam penelitian ini i ni adalah sebagian dari populasi :nyamuk  Anopheles spp, spp, dan insektisida Icon 100 CS, yang digunakan dalam penelitian/uji bioassay. Pengumpulan data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. Pada tanggal 16 – 29 September 2014 dilakukan penangkapan nyamuk  Anopheles  Anopheles spp  spp  pada waktu malam hari. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan bantuan/kerjasama petugas dari Balibang P2B2 di Banjarnegara di Desa Bogangin dan lokasi lain di

7

Banjarnegara yang mempunyai kondisi ekologis sama dengan Desa Bogangin sampai diperoleh jumlah yang dibutuhkan (180 ekor). Kemudian ditentukan rumah yang telah disemprot dalam pelaksanaan IRS yang telah dilakukan (untuk kelompok perlakuan), dan rumah lainnya yang tidak disemprot dan yang jenis dindingnya sama dengan rumah yang telah disemprot (untuk kelompok kontrol).. Pada tanggal 30 - 31 September 2014 dilakukan Uji Bioassay sebagai berikut : (1) Menempelkan kerucut-kerucut (cone (cone)) pada dinding yang telah disemprot insektisida dengan menggunakan cellophane. Jumlah kerucut yang ditempelkan sebanyak 3 buah untuk tiap jenis permukaan dinding yang disemprot (tembok, kayu, bambu).. (2) Memasukkan ke dalam tiap-tiap kerucut sebanyak 15 ekor nyamuk anopheles dengan kondisi yang sama, dalam keadaan kenyang (perut terisi darah). Nyamuk-nyamuk dalam kerucut itu dibiarkan berkontak dengan dengan dinding yang telah disemprot selama 1  jam. (3) Untuk kontrol diperlukan 1 kerucut untuk tiap jenis dinding (tembok, kayu, bambu), ditempelkan pada dinding/dasar yang tidak disemprot insektisida. Pada kontrol ini juga dimasukkan 15 ekor nyamuk. Lama kontak nyamuk kontrol pada dinding sama seperti nyamuk uji yaitu 1 jam. (4) Setelah nyamuk uji dan nyamuk kontrol kontak selama 1 jam, kemudian nyamuk dipindahkan ke dalam paper cup dan disimpan selama 24 jam dalam kotak nyamuk yang bebas dari insektisida. Selama penyimpanan dicatat temperatur dan kelembaban nisbi udara. Agar nyamuk-nyamuk itu tidak kering maka diberikan daun pelepah pisang selama pengamatan 24 jam. Selanjutnya dilakukan interpretasi hasil Uji Bioassay sebagai berikut. Selama 24  jam pengamatan, nyamuk yang disimpan di gelas-gelas kertas diperiksa dan dihitung berapa yang mati dan berapa yang masih hidup. Dalam pengujian ini tidak terjadi kematian pada kontrol (kematian 0% < 5%) aehingga tidak perlu dilakukan koreksi dengan rumus ABBOT’S. Sesuai ABBOT’S. Sesuai ketentuan, uji Bioassay ini dapat dinyatakan berhasil

8

dan tidak perlu dilakukan pengulangan. Sebagai cacatan, penyemprotan IRS dengan insektisida Icon 100 CS dilakukan pada tanggal 18 – 20 September 2014. Pengolahan data dilakukan dengan tabulasi.dan tabulasi.dan pembuatan pembuatan grafik. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan metode perbandingan efektifitas insektisida terhadap nyamuk  Anopheles   Anopheles  spp antar/pada berbagai jenis dinding (tembok, kayu, bambu) dan analisis statistik dengan uji One Way Anova untuk Anova untuk mengetahui kemaknaan pengaruh jenis dinding yang disemprot terhadap tingkat kematian nyamuk  Anopheles spp, spp, dilanjutkan dengan uji Least Square Difference (LSD) (LSD) untuk mengetahui kemaknaan perbedaan pengaruh antar jenis-jenis dinding yang ada (tembok, kayu, bambu) terhadap tingkat kematian nyamuk Anopheles nyamuk Anopheles spp. spp. Alat bioassay,

yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

1 set peralatan peralatan untuk uji

aspirator bengkok (sucking tube) tube) untuk menangkap nyamuk, kerucut

bioassay/cone bioassay/cone (WHO  (WHO bioassay test kit), cellophane cellophane untuk  untuk meletakkan kerucut bioassay pada dinding, kotak nyamuk untuk menyimpan nyamuk hidup, pengukur waktu (timer), larutan air gula dan kapas, karet gelang, .kain kasa dan kapas, sling hygrometer, termometer maxmin, kain untuk pelembab/handuk/pelepah pelembab/handuk/pelepah pisang, pisang, dan gelas kertas (paper (paper cup). Sedangkan Sedangkan bahan yang digunakan digunakan adalah : Insectisida Icon 100 CS, Premium, dan nyamuk Anopheles nyamuk Anopheles spp dewasa spp dewasa sejumlah 180 ekor. Kelemahan penelitian ini adalah : (1) Uji Bioassay untuk perlakuan dilakukan hanya dengan menggunakan menggunakan replikasi replikasi 3 (tiga) (tiga) dan tanpa replikasi untuk kontrol untuk setiap jenis dinding (tembok, kayu dan bambu), karena kesulitan memperoleh nyamuk sampai lebih dari 180 ekor, (2) Nyamuk Anopheles Nyamuk  Anopheles spp yang spp yang digunakan untuk Uji Bioassay tidak hanya ditangkap di lokasi penelitian (Desa Bogangin), tetapi juga dilakukan di lokasi lain yang mempunyai kondisi ekologis sama dengan di daerah lokasi penelitian di wil wilayah ayah Kabupaten Banjarnegara.

9

Hasil Dan Pembahasan Pembahasan Hasil. Data perkembangan kasus malaria di Desa Bogangin selama lima tahun terakhir (tahun2010-2014)

Perkembangan jumlah kasus malaria di Desa Bogangin selama lima tahun terakhir (tahun2010-2014) berdasarkan berdasarkan data laporan pada Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Banyumas sampai dengan bulan September 2014 dapat dilihat pada grafik di Gambar 2 di bawah ini.

350 350

300

250

224

   S    U    S    A 200    K    H    A    L 150    M    U    J

143

100

91

78

67 50

MALARIA KLINIS MALARIA POSITIP

28

20

6

2

0

2010

2011

2012

2013

2014

TAHUN

Gambar 2. Grafik Perkembangan Jumlah Kasus Malaria Klinis Dan Malaria Positip Di Desa Bogangin Kec. Sumpyuh Kab. Banyumas Tahun 2010-2014

Penurunan jumlah kasus malaria positip dari tahun 2011-2014 adalah sebesar 97,43%. Perkembangan jumlah kasus malaria positip menurut jenis parasitnya di Desa Bogangin selama lima tahun terakhir (tahun2010-2014) berdasarkan berdasarkan data laporan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas sampai dengan bulan September 2014 dapat dilihat pada grafik di Gambar 3 di bawah ini.

10

75

80

70

60

   S    U 50    S    A    K    H 40    A    L    M    U 30    J

PLASMODIU M FALCIPARUM

27

PLASMODIU M VIVAX

20

11

9

10

3

0

6 0

10

00

2

0 0

0

2010

2011

2012

2013

2014

TAHUN

Gambar 3. Grafik Perkembangan Jumlah Kasus Malaria Positip Menurut Jenis Parasitnya Di Desa Bogangin Kec.Sumpyuh Kab. Banyumas Tahun 2010-2014

Perkembangan jumlah kasus malaria positip menurut asalnya di Desa Bogangin selama lima tahun terakhir

(tahun2010-2014) berdasarkan data

laporan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas sampai dengan bulan September 2014 dapat dilihat pada grafik di Gambar 4 di bawah ini.

11

66

70

60

50

   S    U    S    A 40    K    H    A    L 30    M    U    J

28

IMPORT INDIGENUS

20

20

12 6

10

0

0

0

2012

2013

1 1

0

2010

2011

2014

TAHUN

Gambar 4. Grafik Perkembangan Jumlah Kasus Malaria Positip Menurut Asalnya Di Desa Bogangin Kec.Sumpyuh Kab. Banyumas Tahun 2010-2014

Perkembangan jumlah kasus malaria positip dibandingkan dengan jumlah penduduk (Annual Parasit Incidence) di Desa Bogangin selama lima tahun terakhir (tahun2010-2014) berdasarkan data data laporan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas sampai dengan bulan September 2014 dapat dilihat pada grafik di Gambar 5 di bawah ini

12

1.40     )    %     (    E    C    N    E    D    I    C    N    I    T    I    S    A    R    A    P    L    A    U    N    N    A

1.25

1.20 1.00 0.80 0.60

API (%)

0.46 0.32

0.40

0.11

0.20

0.04

0.00 2010

2011

2012

2013

2014

TAHUN

Gambar 5. Grafik Perkembangan Jumlah Kasus Malaria Positip Dibandingkan Dengan Jumlah Penduduk (Api) Di Desa Bogangin Kec.Sumpyuh Kab. Banyumas Tahun 2010-2014

Data hasil pelaksanaan Indoor Residual Spraying (IRS) di Desa Bogangin tahun 2014

Data hasil pelaksanaan Indoor Residual Spraying (IRS) di Desa Bogangin tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Hasil Pelaksanaan Indoor Residual Spraying (IRS) Di Desa Bogangin Kec. Sumpyuh Kab. Banyumas Tahun 2014 Rumah disemprot

Rumah Tidak disemprot

Siklu s

Sempurna

Sebagian

 Jiwa dilindungi

1

227

46

857

Racun Serangga dipakai 18

2

227

46

857

17

Menolak

Tutup

Lainlain

 Jiwa Tak dilindungi

TT U

Lokasi

0

0

0

0

0

RW VII

0

0

0

0

0

RW VII

IRS siklus kedua tahun 2014 dilaksanakan di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas pada tanggal tanggal 18-20 September 2014 di wilayah RW VII.

13

Data hasil pelaksanaan pelaksanaan uji bioassay pada pada hasil IRS di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas tahun 2014

Data hasil pelaksanaan pelaksanaan uji bioassay pada pada hasil IRS siklus kedua tahun tahun 2014 di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas yang dilaksanakan pada tanggal 30 September – 31 Oktober 2014 dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Pelaksanaan Uji Bioassay Pada Hasil IRS Siklus Kedua Tahun 2014 Di Desa Bogangin Kec. Sumpyuh Kab. Banyumas

 Jumlah Nyamuk Anopheles Nyamuk Anopheles Spp Spp Yang Mati Setelah Periode Penyimpanan 24 Jam Pada Dinding

 Jumlah Nyamuk Yang DimasukKan

 Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

1

15

6

40

15

100

9

60

2

15

5

33

11

73,3

14

93,3

3

15

6

40

13

86,6

13

86,6

No. Paper Cup

Tembok

Rata-Rata Kontrol

Kayu

37,66 15

0

0

Bambu

86,63 0

0

79,96 0

0

Uji Bioassay dilaksanakan pada suhu 29,1 o C dan kelembaban udara 79% . Hasil analisis statistik dengan uji Anova untuk mengetahui kemaknaan pengaruh jenis dinding yang disemprot dengan insektisida Icon 100 CS terhadap persentase jumlah nyamuk  Anopheles spp  spp  yang mati setelah berkontak selama 1 jam dengan insektisida tersebut menggunakan table analisis berikut :

14

Tabel 3. Tabel Analisis Anova Hasil Uji Bioassay Pada Hasil IRS Siklus Kedua Tahun Tahun 2014 Di Desa Bogangin Bogangin Kec. Sumpyuh Kab. Banyumas

Nomor Replikasi

Persentase Jumlah Nyamuk Anopheles Nyamuk Anopheles Spp Yang Spp Yang Mati Setelah Berkontak Dengan Insektisida Icon 100 Cs Dan Setelah Periode Penyimpanan 24 Jam Pada Jenis Dinding Tembok

Kayu

Bambu

1

40

100

60

2

33

73,3

93,3

3

40

86,6

86,6

Memberikan hasil sebagai berikut : Anova

Persentase Kematian Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups

4231.469

2

2115.734

Within Groups

1009.560

6

168.260

Total

5241.029

8

F 12.574

Sig. .007

Yang memberikan kesimpulan bahwa secara umum terdapat pengaruh yang signifikan dari jenis dinding yang disemprot terhadap persentase jumlah nyamuk  Anopheles spp yang spp yang mati setelah berkontak dengan insektisida Icon 100 CS selama satu  jam, dengan nilai Sig = 0,007 0,007 yang < 0,05 0,05 pada derajat kemaknaan kemaknaan 95%. Analisis statistik lebih lanjut dengan uji Least Square Difference (LSD) untuk mengetahui kemaknaan perbedaan pengaruh masing-masing jenis dinding terhadap persentase jumlah nyamuk Anopheles nyamuk Anopheles spp yang spp yang mati memberikan hasil sebagai berikut :

15

Multiple Comparisons

Persentase Kematian Lsd (I) Jenis (J) Jenis Mean Dinding Dinding Difference (I-J) Std. Error Tembok Kayu

Kayu

Sig.

Lower Bound Upper Bound

-48.96667*

10.59119

.004

-74.8824

-23.0510

Bambu

-42.30000*

10.59119

.007

-68.2157

-16.3843

Tembok

48.96667*

10.59119

.004

23.0510

74.8824

6.66667

10.59119

.552

-19.2490

32.5824

42.30000*

10.59119

.007

16.3843

68.2157

-6.66667

10.59119

.552

-32.5824

19.2490

Bambu Bambu

95% Confidence Interval

Tembok Kayu

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

yang memberikan kesimpulan bahwa perbedaan pengaruh jenis dinding terhadap persentase jumlah nyamuk Anopheles nyamuk Anopheles spp yang spp yang mati pada derajat kemaknaan 95% : a) Antara jenis dinding tembok dan kayu berbeda secara signifikan dengan nilai Sig = 0,004 < 0,05 b) Antara jenis dinding tembok dan bambu berbeda secara signifikan dengan nilai Sig = 0,007 < 0,05 c) Antara jenis dinding kayu dan bambu berbeda secara tidak signifikan dengan nilai Sig = 0,552 > 0,05

Pembahasan Perkembangan Perkembangan kasus malaria di Desa Bogangin selama lima tahun terakhir (th 20102014)

Dari data perkembangan jumlah kasus malaria di Desa Bogangin selama lima tahun terakhir (tahun2010-2014) yang yang berdasarkan data laporan pada Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Banyumas sampai dengan bulan September 2014 yang tertera pada grafik di Gambar 2 menunjukkan adanya penurunan terus-menerus jumlah kasus malaria

16

positip dari 78 kasus pada tahun 2011 menjadi 28 kasus pada tahun 2012, selanjutnya menjadi 8 kasus pada tahun 2013 dan pada akhirnya menjadi 2 kasus pada tahun 2014. Penurunan jumlah kasus malaria prositip dari tahun 2011 sampai dengan akhir tahun 2014 adalah sebanyak 76 kasus atau sebesar 97,43%. Berdasarkan data yang dapat dilihat pada grafik di Gambar 3, dapat diketahui bahwa sebagian besar penderita malaria positip yang ada di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas sebagian besar adalah penderita malaria  falciparum,  falciparum, yakni 11 kasus (55%) pada tahun 2010, 75 kasus (96,15%) pada tahun 2011, 27 kasus (96,42% ) pada tahun 2012, 6 kasus (100%) pada tahun 2013, dan 2 kasus (100%) pada yahun 2014. Sebagaimana dinyatakan pada tinjauan pustaka, malaria yang disebabkan oleh  plasmodium falciparum  falciparum  ini merupakan bentuk malaria yang paling berat, dapat menimbulkan keadaan darurat medik dan dapat menimbulkan resistensi terhadap obat chloroquine. Dari data yang dapat dilihat pada grafik di Gambar 4, dapat diketahui bahwa sebagian besar penderita malaria positip yang ada di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Kabupaten Banyumas sebagian sebagian besar adalah penderita indigenous, indigenous, yakni 20 kasus (100%) pada tahun 2010, 66 kasus (84,66%) pada tahun 2011, 28 kasus (100% ) pada tahun 2012, 6 kasus (100%) pada tahun 2013, dan 1 kasus (50%) pada yahun 2014. Ini menunjukkan bahwa penularan penyakit malaria di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas sebagian besar terjadi di dalam wilayah Desa Bogangin itu sendiri. Ini dimungkinkan karena di wilayah ini terdapat vector penularnya yaitu Anopheles yaitu  Anopheles maculatus, maculatus,  Anopheles aconitus, aconitus, dan Anopheles dan  Anopheles balacencis, balacencis, dan sumber penularannya yaitu penderita malaria falciparum dan vivax. Dari data perkembangan jumlah kasus malaria positip per tahun dibandingkan dengan jumlah penduduk (Annual Parasit Incidence = API) di Desa Bogangin selama lima tahun terakhir (tahun2010-2014) berdasarkan berdasarkan data laporan pada pada Dinas Kesehatan

17

Kabupaten Banyumas sampai dengan bulan September 2014 sebagaimana yang dapat dilihat pada grafik di Gambar 5, pada akhir tahun 2014 sudah mencapai angka API 0,04% atau 0,4 per 1000 penduduk berisiko. Ini menunjukkan bahwa berdasarkan Kepmenkes RI No. 293/MENKES/SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia, pada akhir tahun 2014 upaya pemberantasan malaria di Desa Bogangin sudah mencapai tahap Eliminasi yang mensyaratkan mensyaratkan API harus sudah sudah mencapai < 1 per 1000 penduduk berisiko. Untuk bisa mencapai tahap eliminasi berikutnya, yaitu tahap pemeliharaan, angka kasus malaria positip indigenous harus ditekan sampai mencapai nol, atau tidak terdapat lagi penderita indigenous yang dipertahankan sampai selama 3 (tiga) tahun. Untuk mencapai kondisi ini, semua upaya pengendalian malaria di Desa Bogangin yang meliputi kegiatan pencarian dan pengobatan penderita, penyehatan lingkungan dengan peniadaan sarang-sarang nyamuk Anopheles, pemberantasan vektor antara lain dengan pelaksanaan IRS, pemasangan kawat kasa pada lubanglubang ventilasi rumah, penggunaan kelambu, serta penyuluhan kesehatan kepada penduduk khususnya tentang malaria, harus dilaksanakan secara lebih intensif. Hasil pelaksanaan Indoor Residual Spraying (IRS) di Desa Bogangin tahun 2014

Berdasarkan data hasil pelaksanaan Indoor Residual Spraying (IRS) di Desa Bogangin tahun 2014 yang dapat dilihat pada pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa pada kedua siklus penyemprotan seluruh rumah (100%) yang ada di wilayah sasaran penyemprotan, yakni RW VII, berhasil disemprot, dengan rincian 227 rumah disemprot sempurna dan 46 rumah disemprot sebagian, dengan jumlah penduduk yang terlindungi sebanyak 857 jiwa. Diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan IRS ini populasi nyamuk vector malaria dapat diturunkan, sedemikan sehingga proses penularan malaria dari penderita kepada penduduk yang sehat dapat dikurangi. Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui sejauh mana efektifitas

18

insektisida Icon 100 CS yang digunakan dalam IRS didalam membunuh nyamuk  Anopheles spp spp.. Hasil pelaksanaan uji bioassay pada hasil

IRS di Desa Bogangin Kecamatan

Sumpyuh Kabupaten Banyumas tahun 2014

Dari data yang tertera pada tabel 2 dapat dapat diketahui secara sekilas sekilas bahwa ratarata persentase jumlah nyamuk  Anopheles spp  spp  yang mati setelah berkontak dengan insektisida Icon 100 CS selama 1 jam dan setelah periode penyimpanan 24 jam pada dinding tembok adalah sebesar 37,66%, pada dinding kayu 86,63%, dan pada dinding bambu 79,96%. Ini menunjukkan bahwa efektifitas dari residu atau sisa insektisida Icon 100 CS yang melekat di dinding dalam membunuh nyamuk  Anopheles spp tertinggi adalah pada dinding kayu (86,63%), agak efektif pada dinding bambu (79,96%), dan kurang efektif pada dinding tembok (37,66%). Menurut J.A. Najera dan dan M. Zaim (2002, h.53) efek residu dari insektisida disamping dipengaruhi oleh dosis juga dipengaruhi oleh adanya radiasi sinar ultra violet, adanya proses absorpsi dan adsorpsi pada permukaan yang disemprot, serta perubahan yang terjadi pada permukaan yang disemprot (misalnya terjadinya penutupan/pelapisan ulang pada dinding). Efektifitas insektisida Icon 100 CS yang rendah yakni hanya 37,66%, khususnya pada jenis dinding tembok, dapat disebabkan oleh : [1] Pencampuran larutan bahan penyemprot menggunakan konsentrasi insektisida yang kurang tepat. [2] Kecepatan menyemprot tidak sesuai prosedur teknis. [3]  Jarak penyemprotan penyemprotan tidak sesuai prosedur prosedur teknis. [4] Degradasi racun insektisida oleh lingkungan. l ingkungan. [5] Insektisida Icon 100 CS tidak cocok untuk media tembok.

19

Untuk meningkatkan efektifitas insektisida pada pelaksanaan IRS yang akan datang, penggunaan penggunaan insektisida Icon 100 CS disarankan agar sesuai dengan dosis yang tertera pada manual, dan sesuai anjuran WHO untuk insektisida kelompok Pyrethroid 10-50 mg/m2, atau untuk senyawa insektisida lambda-cyhalothrin 0.02-0,03 g/m2. Disamping itu, sesuai dengan teknik pelaksanaan IRS, sasaran penyemprotan adalah dinding rumah bagian dalam, dimana nyamuk biasanya hinggap untuk beristirahat sebelum atau setelah selesai menggigit. Penyemprotan dinding rumah bagian dalam juga akan mengurangi radiasi sinar ultra violet yang dapat menurunkan efektifitas dari insektisida. Hasil analisis statistik dengan uji  Anova memberikan  Anova memberikan kesimpulan bahwa secara umum terdapat pengaruh yang signifikan dari jenis dinding yang disemprot terhadap persentase jumlah nyamuk  Anopheles spp  spp  yang mati setelah berkontak dengan insektisida Icon 100 CS selama satu jam, dengan nilai Sig = 0,007 yang < 0,05 pada derajat kemaknaan 95%. Hubungannya dengan ini, maka penyemprotan insektisida dalam rangka IRS harus benar-benar memperhatikan dosis yang seharusnya diterapkan untuk semua jenis dinding sesuai pedoman, dan dilakukan pada dinding rumah bagian dalam untuk mengurangi radiasi sinar ultra violet. Hasil analisis statistik lanjutan dengan uji LSD memberikan LSD memberikan kesimpulan bahwa perbedaan pengaruh jenis dinding antara dinding tembok dan dinding kayu serta antara dinding tembok dan dinding bambu terhadap persentase jumlah nyamuk  Anopheles spp yang spp  yang mati adalah signifikan masing-masing berturut-turut dengan nilai Sig = 0,004 dan Sig = 0,007; antara dinding kayu dan dinding bambu tidak signifikan dengan nilai Sig Sig = 0,552 pada derajat kemaknaan 95%. 95%. Ini memberikan implikasi bahwa perhatian perhatian besar dalam pelaksanaan pelaksanaan penyemprotan insektisida dalam rangka rangka IRS terutama harus ditujukan terhadap jenis dinding tembok, dengan cara memperhatikan dosis insektisida dan sasaran penyemprotannya yaitu dinding bagian

20

dalam rumah untuk mengurangi semaksimal mungkin radiasi sinar ultra violet dari sinar matahari. Sudah barang tentu dengan tidak mengurangi perhatian dalam penyemprotan terhadap jenis dinding kayu dan dinding bambu yang juga harus dilakukan terhadap dinding rumah bagian dalam dengan dosis yang sesuai pedoman. Untuk memberikan keyakinan tentang tingginya efektifitas penyemprotan insektisida dalam rangka IRS, khususnya dalam hal digunakan Icon 100 CS, disarankan agar uji bioassay dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas setiap bulan atau sekurang-kurangnya setiap dua bulan selama periode waktu 3-6 bulan. Disamping itu, disarankan kepada Direktorat Jenderal PPM & PL Kementerian Kesehatan RI agar meninjau ulang penggunaan insektisida Icon 100 CS dalam pelaksanaan IRS, dan bila perlu dilakukan penelitian ulang untuk mengetahui efektifitas

insektisida

tersebut

dalam

hal

digunakan

pada

berbagai

jenis

media/dinding dari bahan tembok, kayu serta bambu.

Simpulan Dan Saran Simpulan

Berdasar uraian yang telah disampaikan pada bab-bab yang terdahulu, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : (1) Perkembangan jumlah kasus malaria di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas selama lima tahun terakhir (2010-2014) menunjukkan penurunan selama periode waktu antara tahun 2011-2014 dari 78 kasus pada tahun 2011 menjadi 2 kasus,pada tahun 2014 atau sebesar 97,4%, (2) Pelaksanaan Pelaksanaan Indoor Residual Residual Spraying (IRS) di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas tahun 2014.menunjukkan hasil baik dengan cakupan 273 rumah (100%) di wilayah sasaran (RW VII) berhasil disemprot, dengan perincian 227 (83,1%) disemprot sempurna dan 46 (16,9%) disemprot sebagian dan jumlah jiwa terlindungi sebanyak 857 orang, (3) Rata-rata persentase nyamuk

21

 Anopheles spp  spp  yang mati setelah berkontak selama 1 jam dengan Icon 100 CS yang digunakan untuk kegiatan IRS di Desa Bogangin Kecamatan Sumpyuh Kabupaten Banyumas Tahun 2014 dan setelah periode waktu penyimpanan 24 jam adalah 37,66% pada jenis dinding tembok, 86,63% pada jenis dinding kayu, dan 79,96% pada jenis dinding bambu. Secara umum, jenis dinding yang disemprot berpengaruh secara signifikan terhadap persentase jumlah nyamuk  Anopheles spp  spp  yang mati setelah berkontak selama 1 jam dengan insektisida Icon 100 CS dan setelah periode waktu penyimpanan 24 jam, dengan nilai Sig = 0,007 pada derajat kemaknaan 95%. Saran

Disarankan kepada : (1) Direktorat Jenderal PPM & PL Kementerian Kesehatan RI agar meninjau ulang penggunaan insektisida Icon 100 CS untuk pelaksanaan IRS, bila perlu dilakukan penelitian ulang tentang efektifitas insektisida tersebut dalam penggunaannya pada berbagai jenis dinding tembok, kayu dan bamboo; (2) Dinas Kesehatan kabupaten Banyumas c/q Puskesmas II Sumpiuh agar : Lebih mengintensifkan semua upaya pencegahan dan pemberantasan malaria di wilayah kerja Puskesmas II Sumpiuh yang mencakup pelaksanaan kegiatan-kegiatan : pencarian dan pengobatan penderita, penyehatan lingkungan dengan peniadaan sarang-sarang nyamuk Anopheles, pemberantasan vektor dengan pelaksanaan IRS, pemasangan kawat kasa pada lubang-lubang ventilasi rumah, penggunaan kelambu berinsektisida, dan penyuluhan kesehatan kepada penduduk khususnya tentang malaria; dan melaksanakan uji bioassay setiap bulan atau sekurang-kurangnya setiap dua bulan selama periode waktu 3-6 bulan dalam rangka pelaksanaan IRS.

22

Daftar Pustaka

Indonesia, Depkes, 1987, Pemberantasan Vector dan Cara-Cara Evaluasinya, Jakarta: Ditjen PPM & PLP Depkes RI Indonesia, Depkes, 2006, Modul Entomologi Malaria, Jakarta: Dit P2B2 Ditjen PP & PL Depkes RI Indonesia, Kemkes,2009,

Kepmenkes RI No. No. 293/MENKES/SK/IV/ 293/MENKES/SK/IV/2009 2009 tentang tentang

Eliminasi Malaria di Indonesia Najera, J.A. and M. Zaim, 2002, Malaria Vector Control, Geneva : WHOPES, CDC, WHO Woodley, Michele & Alison Whelan, 1992, Pedoman Pengobatan, Yogyakarta: Andi Offset

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF