Naskah Buku Stat New.doc

November 15, 2017 | Author: Ezra Rheinsky Tiarsa | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Naskah Buku Stat New.doc...

Description

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

I

1

Pendahuluan

1.1. Pengertian Statistik dan Statistika Statistik merupakan kumpulan angka yang bermakna. Statistika merupakan suatu

ilmu pengetahuan pembantu yang berhubungan dengan cara

pengumpulan data, penyajian data dan penganalisisan data, dan dari analisis tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan dan dari kesimpulan dapat dibuat suatu keputusan,

yang mana

keputusan yang diambil sebenarnya dalam suasana ketidakpastian dan adanya variasi. 1.2. Data Data bentuk jamak dari datum yang berarti keterangan atau ilustrasi. Berdasarkan bentuknya data terdiri dari a. berupa angka/bilangan b. berupa simbul/lambang Berdasarkan sifatnya data terdiri a. data kualitatif yaitu berupa simbul atau lambang , misalnya Si A orangnya pintar. Si B orangnya cantik, dan sebagainya. b. data kuantitatif yaitu berupa angka atau bilangan, misalnya Si A nilai ujiannya 75, Si B tinggi badannya 167 cm, dan sebagainya. Data kuantitatif harganya berubah-ubah atau bersifat peubah (variable) Berdasarkan kejadiannya atau jenisnya data terdiri dari: a. Data diskrit yaitu data hasil perhitungan b. Data kontinu yaitu data hasil pengukuran Berdasarkan sumbernya data terdiri dari: a. data intern b. data ekstern

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

2

Untuk apa dan buat apa data tersebut ? Sesuai dengan pengertiannya yaitu keterangan atau ilustrasi maka data merupakan kumpulan angka/lambang yang bermakna. Selanjutnya mau diapakan data tersebut ? Karena merupakan angka/lambang yang bermakna, selanjutnya akan disajikan agar lebih jelas maknanya. Banyak cara, dalam menyajikan data yaitu: dengan 1. Tabel atau Daftar 2. Grafik atau Diagram. Macam-macam Tabel atau Daftar a. Daftar baris kolom b. Daftar kontingensi c. Daftar sebaran frekuensi Macam-macam Grafik atau Diagram a. Diagram Garis b. Diagram Batang c. Diagram Lambang atau Simbol d. Diagram Lingkaran atau Pastel e. Diagram Peta atau Kartogram f. Diagram Pencar atau Diagram Titik.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

3

Contoh Grafik atau Diagram Garis

Data dari ketiga mahasiswa ( A, B dan C ) Tentang Indeks Prestasi Semester 1 sampai dengan 6.

Eri Setiawan

Contoh Grafik atau Diagam Batang

Pengantar Statistika

4

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

5

Data Persentase Perolehan SMS dari Keempat Kontestan ( A, B, C dan D ) KDI Star Pada Minggu 1 s.d 4 Tahun 2010.Propinsi Lampung Lampung Timur Lamping Barat Lampung Utara Lampung Selatan

Minggu 1 24.5 30.4 28.7 16.4

No Jenis Kelamin 1 Laki-laki

Minggu 2 21.4 27.8 24.4 26.4

Frekuensi 332

Minggu 3 19.7 23.5 27.1 29.7

Minggu 4 18 25 30 27

Persentase ( % ) 68,60

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

2

Perempuan Total

152 484

6

31,40 100,00

Contoh: Grafik atau Diagram Lingkaran atau Pastel

Usia Responden

Sex Responden Category Perempuan Laki-laki

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

7

Usia Responden No

Usia

frek

%

1

16 – 20

28

8,54

2

21 – 30

72

21,95

3

31 – 40

112

34,15

4

41 – 60

109

33,23

5

> 60

7

2,13

Total

328

100,00

Usia Responden Category > 60 16 - 20 Tahun 41 - 60 21 - 30 31 - 40

Usia Responden ( Dalam Persen )

Jenis Pekerjaan Responden

Jenis Pekerjaan Utama Responden Jenis Pekerjaan No Utama

frek

%

Category Pensiunan Pelajar/mahasiswa Pekerja mandiri/sektor informal Tidak bekerja Lain-Lain Pegawai swasta Ibu rumah tangga Pegawai negeri/TNI/Polri Wiraswasta/Pengusaha Petani/peternak

Eri Setiawan

1 PNS/TNI/Polri 2 Pegawai swasta Wiraswasta/ 3 Pengusaha Pekerja mandiri/ 4 sektor informal 5 Petani/peternak 6 Pelajar/mahasiswa 7 Ibu rumah tangga 8 Pensiunan 9 Tidak bekerja 10 Lain-Lain Total

Pengantar Statistika

58 36

15,10 9,38

62

16,15

24 82 17 45 5 26 29 384

6,25 21,35 4,43 11,72 1,30 6,77 7,55 100,00

8

Jenis Pekerjaan Utama Responden

Hasil Kerja Kelompok A, B, C, D dan E Dari Tahun 1 sampai dengan 3.

Komposisi Mahasiswa Komputer pada Perguruan Tinggi di Kota Bandar Lampung Th. 2010

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

9

Komposisi Mahasiswa Kedokteran pada Perguruan Tinggi di Kota Bandar Lampung Th. 2010

Data Penjualan Sepeda Motor di Dealer ABC Selama 1 Tahun Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septembe

Motor 750 800 675 725 700 650 800 750

r Oktober November Desember

650 650 600 575

Grafik Penjualan Sepeda Motor di Dealer ABC Selama 1 Tahun

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

10

Trend Penjualan Motor

Banyaknya Motor

800

750

700

650

600

i i ar ar u u r n b Ja Pe

et ar M

ril Ap

M

ei

ni Ju

li Ju

r r r r s tu be be be be s o u t em em em Ag Ok pt ov es e N D S Bulan Penjualan

Moving Average Plot for Penjualan Motor Variable Actual Fits

Penjualan Motor

800

750

Moving Average Length 2

700

Accuracy Measures MAPE 3.93 MAD 27.27 MSD 1015.63

650

600

1

2

3

4

5

6 7 Bulan

8

9

10

11

12

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Contoh lain Pembuatan Histogram dan Poligon Kelas Interval 23 - 31 32 - 40 41 - 49 50 - 58 59 - 67 68 - 76 77 - 85 86 - 94 Jumlah

Xi 27 36 45 54 63 73 81 90 -

fi 4 9 15 22 19 16 10 5 100

11

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

12

Poligon 25

Frekuensi

20

15

10

5

0

22.5

31.5

40.5

49.5

58.5

67.5

76.5

85.5

Xi

1.3. Pengukuran Data Ada empat jenis pengukuran berdasarkan tingkat pengukuran ( level of measurement ) terhadap data. 1. Data Nominal Merupakan data kualitatif yang bersifat setara atau sama antar data yang satu dengan yang lain. Jadi hanya diberikan nama. Contoh : Jenis kelamin, dsb. 2.

Data Ordinal

Merupakan data kualitatif yang bersifat tidak setara setara atau tidak sama antar data yang satu dengan yang lain. Jadi diberikan nama dan urutan. Contoh.Sikap Seseorang, Jenjang Pendidikan, Rating acara Televisi, dsb. 3. Data Interval

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

13

Merupakan data kuantitatif yang mempunyai perbedaan antar data yang satu dengan yang lainnya dan perbedaannya jelas terukur. Jadi berikan nama

, urutan.dan jarak dan

tidak

mempunyai titik nol murni Contoh: Temperatur Suhu, dsb. 4.

Data Rasio

Merupakan data kuantitatif yang mempunyai perbedaan antar data yang satu dengan yang lainnya diukur dengan jelas dan mempunyai harga nol mutlak. Jadi berikan nama , urutan, jarak.dan perbandingan. Contoh : Berat Badan, Produksi. Secara garis besarnya Statistika dibagi menjadi dua bagian, yaitu Statistik Deskriptif dan Induktif. Statistik Deskriptif ( Eksplorasi ) merupakan penyajian dan analisis data, sedangkan Statistik Induktif atau Inferensial atau Konfirmasi merupakan penarikan kesimpulan dari hasil analisis data.

DATA

DATA KUALITATIF

DATA NOMINAL

DATA ORDINAL

DATA KUANTITATIF

DATA INTERVAL

DATA RASIO

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

14

DATA RASIO

DATA INTERVAL

DATA ORDINAL

DATA NOMINAL

DATA INPUT

Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif

METODE STATISTIKA

Penyajian Data

DATA OUTPUT

Grafik

Tabel

Sari Numerik Data

Ukuran Pemusatan Data Ukuran Letak Data Ukuran Penyimpangan Data

Dimensi Waktu

Deret Waktu Angka Indeks

Eri Setiawan

Jenis Data

Pengantar Statistika

Data Kualitatif

15

Grafik Bar ( Batang ) Grafik Pie ( Lingkaran ) Tabel Kontingensi

Data Kuantitatif

Grafik Line (Garis ) Steam and Leaf Distribusi Frekuensi

Distribusi Frekuensi

Histogram Poligon Pareto

Ukuran Pemusatan Data

Rata-rata

Rata-rata Hitung

Rata-rata Ukur

Rata-rata Harmonik Modus

Ukuran Letak

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Ukuran Letak Data

16

Median Kuartil Desil Persentil

Ukuran Penyimpangan Data

Range ( Rank ) Variance ( Ragam )

Simpangan Baku

Koefisien Keragaman

Mengukur Angka Indeks Indeks

Tak Tertimbang

Sederhana

Agregatif Sederhana

Tertimbang

Relatif Sederhana Laspeyre s Paasche Drobisch Fisher Marshall-Edgeworth

Bentuk ( Shape ) Data

Rantai

Eri Setiawan

Bentuk Data

Pengantar Statistika

Kemiringan

Koefisien Pearson Momen Kemiringan

Keruncingan

Uji Bentuk Data

Momen Keruncingan

Boxplot Histogram

Data Deret Waktu

Trend

Free Hand Moving Average Least Square

Siklus Musim Irreguler

Indeks

Harga Kuantitas Nilai

17

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

18

1.4. Populasi dan Sampel Populasi merupakan kumpulan dari suatu obyek dengan ciri tertentu yang karakteristiknya akan diukur, atau populasi adalah totalitas semua nilai yang karakteristiknya akan diukur, sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi.

POPULASI Berukuran N

Sampel n

1.5. Parameter dan Statistik Parameter adalah besaran-besaran atau ukuran dari populasi Statistk adalah besaran-besaran atau ukuran dari sampel. Dalam prakteknya ukuran atau besaran parameter dinotasikan atau dilambangkan dengan huruf Yunani, seperti , , ,  dan seterusnya, sedangkan ukuran atau besaran statistik dinotasikan dengan huruf Latin, seperti x, y, t, z dan seterusnya. Yang utama dalam mempelajari statistika adalah memahami dua besaran atau perumusan yang memegang peranan penting, yaitu Rata-rata dan Ragam atau Simpangan Baku, yaitu: Nama Besaran Rata-rata (Nilai Tengah) ( Mean = Average) Ragam (Variansi ) ( Variance ) Simpangan baku ( Standard Deviation )

Parameter

Statistik

N



n

 Xi

 x

i 1

N

 Xi i 1

n

N

  2

 ( X i   )2 i 1

N

n

s  2

N



 ( X i  )2 i 1

N



 ( X i  X )2 i 1

n 1

n

s



 ( X i  X )2 i 1

n 1

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

19

Contoh Misalkan diketahui data populasi sebagai berikut: N = { 1, 2, 3, 4, 5 }. Hitung rata-rata dan simpangan baku. Jawab N

Rata-rata populasi



 Xi = X1  X 2  X 3  X 4  X 5 = i 1 N

N

1 2  3  4  5 15 = =3 5 5

N

Simpangan baku populasi

N

  2

 ( X i   )2 = i 1 N



 ( X i    ) 2 atau cari melalui ragam yaitu i 1 N

N

 ( X i   )2

 2  i 1

N

(1  4  0  4  1) (1  3) 2  ( 2  3) 2  (3  3) 2  (4  3) 2  (5  3) 2 = =2 5 5

Setelah ragam diperoleh tinggal diakarkan, maka diperoleh simpangan baku atau  =

2 = 1,414

Ada cara lain dalam menghitung ragam populasi jika tidak mencari dulu rata-rata, yaitu

N ( X i )  ( X i ) 2 2

  2

N2

Data ke1 2 3 4 5 Jumlah

X2 1 4 9 16 25 Xi 2= 55

X 1 2 3 4 5  Xi=15

N ( X i )  ( X i ) 2 2

  2

N2

=

275  225 50 5(55)  (15) 2 = = =2 2 25 25 5

Ternyata hasilnya sama, yaitu 2 = 2. Kalau diketahui data itu sampel, yakni n = { 1, 2, 3, 4, 5 } ditanyakan hitung rata-rata dan simpangan baku n

Rata-rata sampel 

x

 Xi = X1  X 2  X 3  X 4  X 5 = i 1 n

n

1 2  3  4  5 15 = =3 5 5

Eri Setiawan

Pengantar Statistika n

Simpangan baku sampel

n

s  2



 ( X i  X )2 = i 1 n 1

s

20 n



 ( X i  X ) 2 atau cari melalui ragam yaitu i 1 n 1

s2 



 ( X i  X )2 i 1

n 1

10 (1  3) 2  (2  3) 2  (3  3) 2  (4  3) 2  (5  3) 2 = = 2,5 4 5 1

Setelah ragam diperoleh tinggal diakarkan, maka s =

2,5

= 1,581

Ada cara lain dalam menghitung ragam sampel jika tidak mencari dulu rata-rata, yaitu

n(  X i )  (  X i ) 2 2

s  2

n(n  1)

=

275  225 50 5(55)  (15) 2  2,5 = = 20 20 5(5  1)

Ternyata hasilnya sama, yaitu s 2 = 2,5 Apabila dilihat hasil normalitas dengan bantuan paket diperoleh: Contoh lainnya C1 10 20 30 40 50

C2 1 2 3 4 5

C3 11 12 13 14 15

C4 101 102 103 104 105

Descriptive Statistics: C1, C2, C3, C4 Variable

N

Mean

St-Dev

C1

5

30.00

C2

5

3.00

1.581

2.50

C3

5

13.00

1.581

2.50

C4

5

103.00

1.581

2.50

15.81

Variance 250.00

s=

2,5

= 1,581

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

21

Empirical CDF of C1 Normal Mean 30 StDev 15.81 N 5

100

Percent

80

60 40

20

0 -10

0

10

20

30 C1

40

50

60

70

Empirical CDF of C2, C3 Normal Variable C2 C3

100

Mean StDev N 3 1.581 5 13 1.581 5

Percent

80

60 40

20

0 0

2

4

6

8 10 Data

II .

12

14

16

18

SARI NUMERIK DATA

Ukuran Pemusatan, Ukuran Letak dan Ukuran Penyimpangan Data 2.1. Bagi data mentah atau data tidak berkelompok 2.1.1 Ukuran Pemusatan Data

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

22

2.1.1.1 Rata-rata Hitung Jika data populasi, misalkan N = {1, 2, 3, 4, 5}, maka N



 Xi = i 1 N

1 2  3 4  5 3 5

Jika data sampel, misalkan n = {1, 2, 3, 4, 5}, maka n

X

 Xi = i 1 n

1 2  3 4  5 3 5

2.1.1.2. Rata-rata Ukur ( Rata-rata Geometrik ) Digunakan untuk menghitung rata-rata laju kenaikan atau laju penurunan dari sekelompok data pada peridr tertentu, yang mempunyai perubahan angka secara mencolok. Dengan notasi sebagai G

n

X 1 . X 2 ....... X n

Contoh Tingkat penjualan motor PT Adira selama empat tahun terakhir adalah 1000, 3000, 5000, 9000 Jawab n

Kalau dengan rata-rata hitung adalah G

n

X

 Xi = i 1 n

1000  3000  5000  9000  4500 4

X 1 . X 2 ....... X n

G  4 1000 x3000 x5000 x9000.

= 3408,66 atau 3409. Ditinjau dari trend penjualan sampai tahun ke empat.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

23

Trend Penjualan Motor dari Dealer Adira

Banyaknya Motor yang Terjual

9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 1

2

3

4

Tahun Penjualan

Ditinjau dari prakiraan penjualan sampai tahun ke sembilan. Plot Analisis Penjualan Motor

Banyaknya Motor yang Terjual

Linear Trend Model Yt = -2000 + 2600* t Variable Actual Fits Forecasts

20000

Accuracy Measures MAPE 17 MAD 500 MSD 300000

15000

10000

5000

0 1

2

3

4 5 6 Tahun Penjualan

7

8

9

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

24

Moving Average Motor yang terjual Variable Actual Fits

9000 8000

Moving Average Length 2

7000

Accuracy Measures MAPE 16 MAD 1333 MSD 4166667

c1

6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 1

2

3

4

Tahun Penjualan

Pareto Chart untuk Penjualan Motor 100 80

3

60 2 40 1

0 c1 Count Percent Cum %

20

1000 1 25.0 25.0

3000 1 25.0 50.0

Cara lainnya Gn

X X1 X 2 . ..... n X 0 X1 X n 1

=

n

Xn X0

5000 1 25.0 75.0

9000 1 25.0 100.0

0

Percent

Tahun Penjualan

4

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

25

dengan G = rata-rata geometrik X0 = Data awal Xn = Data yang ke-n n = banyaknya data Gn

G

4

X X1 X 2 . ..... n X 0 X1 X n 1

3000 5000 9000 . . = 1000 3000 5000

4

9000 = 1,73 1000

Berarti rata-rata laju kenaikan penjualan motor secara rasio adalah 1,73 dari tahun ke tahun. Rata-rata Geometrik ( Rasio 1,73 ) 1.000 x 1,73 = 1.730 1,730 x 1,73 = 2.993 2.993 x 1,73 = 5.178 5.178 x 1,73 = 8.958 Kalau diperhatikan hasil 8 958 hampir sama dengan 9 000 ( karena pembulatan hasil 1,73 )

2.1.1.3. Rata-rata Harmonik ( Harmonic Mean )

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

26

Dalam rata-rata hitung secara matematis merupakan sebuah rasio atau proses pembagian antara pembilang dengan penyebut, sedangkan dalam rata-rata harmonik akan digunakan bila

pembilang tetap sedangkan penyebut bervariasi. Dengan perumusan sebagai

H 

n 1

X

i

dengan H = rata-rata harmonik Xi = data ke-i. n = banyaknya data Contoh: bila digunakan data di atas, maka : H 

n



4 4 1 = 1 1 1 1 = 148 = 2857 (    Xi 90000 1000 3000 5000 9000

Bila diperhatikan contoh di atas antara rata-rata hitung, rata-rata geometrik dan rata-rata harmonik maka : hasilnya adalah 2857 < 3409 < 4500 atau H < G < X . n

H

w i 1 n

i

wi

X i 1

i

dengan H = rata-rata harmonik Xi = data ke-i. n = banyaknya data w = bobot dari data

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

27

Contoh Sebuah mobil menempuh perjalanan dari kota A ke kota B, C dan D. Jarak antar kota sebagai berikut: Kota A ke Kota B = 900 kilo meter Kota A ke Kota C = 800 kilo meter Kota A ke Kota D = 700 kilo meter Untuk menempuh kota tersebut digunakan mobil dengan tiga kecepatan yang berbeda, yaitu: Kota A ke Kota B dengan kecepatan 45 km perjam Kota A ke Kota C dengan kecepatan 50 km perjam Kota A ke Kota D dengan kecepatan 70 km perjam Berapakah rata-rata kecepatan mobil tersebut. Jawab n

Jika menggunakan rata-rata hitung, maka rata-rata kecepatan

X

 Xi = i 1 n

45  50  70  55 3

n

H

w i 1 n

i

wi  i 1 X i

=

H 

900  800  700 900 800 700 = 52,174 (   ) 45 50 70

Berarti rata-rata kecepatan harmonik adalah 52,174 km perjam

2.1.2. Modus ( Mode = Mo ) Modus adalah suatu fenomena yang sering muncul, atau suatu kejadian yang sering terjadi. Contoh: misalkan datanya. 1, 3, 2, 4, 5, 3 Jawab: Urutkan datanya dari kecil ke besar,sehingga:

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

28

1, 2, 3, 3, 4, 5 Maka Mo = 3 2.2. Ukuran Letak Data 2.2.1. Median ( Me ) Median adalah membagi data menjadi dua bagian yang sama. Caranya: Untuk data ganjil: Misalnya: 2, 1, 3, 5, 6, 4, 2 1. Urutkan data tersebut dari kecil ke besar, sehingga: 1, 2, 2, 3, 4, 5, 6 2. Letak Median adalah data keempat 3. Nilai Mediannya adalah 3 atau Me = 3 Untuk data genap Misalnya: 2, 1, 3, 5, 5, 6, 4, 2 1. Urutkan data tersebut dari kecil ke besar, sehingga: 1, 2, 2, 3, 4, 5, 5, 6 2. Tentukan Letak Median, yaitu :

( n  1) 2

Berhubung banyaknya data delapan,

( n  1) (8  1) = = 4,5 adalah data ke 4,5 ( empat koma 2 2

lima ) 3. Nilai Mediannya adalah Me = Data ke-4 + ½ (Data ke-5 – Data ke-4) = 3 + ½ (4 –3) = 3,5 Misalnya: 2, 5, 7, 6, 9, 7, 8, 4 Urutkan data tersebut dari kecil ke besar, sehingga: 2, 4, 5, 6, 7, 7, 8, 9 Letak Median adalah data keempat dan data kelima atau data ke 4,5 ( empat koma lima ) Nilai Mediannya adalah

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

29

Me = Data ke-4 + ½ (Data ke-5 – Data ke-4) = 6 + ½ ( 7 – 6 ) = 6,5

2.2.2. Kuartil ( Ki ) Kuartil adalah membagi data menjadi empat bagian yang sama. Jadi Ki , di mana i = 1, 2, 3. Caranya: 1.

Susun data tersebut dari kecil ke besar

2.

Tentukan letak Kuartil yang diinginkan, yaitu dengan K i 

3.

Tentukan nilai Kuartil yang diinginkan.

i ( n 1) 4

Contoh: Data sebagai berikut: 75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70 Setelah disusun menjadi: 52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94 Maka letak untuk K1 =

1(12 1) 4

 3 14

Jadi nilai K1 = Data ke-3 + ¼ ( Data ke-4 – Data ke-3 ) = 57 + ¼ ( 60 – 57 ) = 57 ¾ = 57,75 Untuk K3 =

3(12 1) 4

 9 43

Jadi nilai K3 = Data ke-9 + ¾ ( Data ke-10 – Data ke-9 ) = 82 + ¾ ( 86 – 82 ) = 85 Untuk K2 = Me atau K2 =

2 (12 1) 4

= 6,5

Jadi nilai K2 = Data ke-6 + ½ ( Data ke-7 – Data ke-6 ) = 66 + ½ ( 70 – 66 ) = 68 K2 = Me, Jadi Median sama dengan nilai K2

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

30

2.2.3. Desil ( Di ) Desil adalah membagi data menjadi 10 bagian yang sama. Jadi, Di , di mana i = 1, 2, . . . , 9. Caranya: 1. Susun data tersebut dari kecil ke besar 2. Tentukan letak Desil yang diinginkan, yaitu dengan Di 

i (n  1) 10

3. Tentukan nilai Di yang diinginkan. Contoh: Tentukan D3 ? dari data 52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94 Letak D3 =

3(12  1) = 3,9 10

Nilai D3 = Data ke-3 + 0,9 (data ke-4 – data ke-3) = 57 + 0,9 (60 – 57) = 57 + 2,7 = 59,7

2.2.4. Persentil ( Pi ) Persentil adalah membagi data menjadi seratus bagian yang sama. Jadi, P i , di mana i = 1, 2, . . , 99 Caranya: 1. Susun data tersebut dari kecil ke besar 2. Tentukan letak Desil yang diinginkan, yaitu dengan Pi  3. Tentukan nilai Di yang diinginkan. Contoh:

i ( n  1) 100

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

31

Tentukan nilai P10 ? dari data 52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94 Letak P10 adalah P10 

10(12  1) = 1,3 100

= 52 + 0,3 (56 – 52) = 52 + 1,2 = 53,2 2.3.

Ukuran Penyimpangan Data

2.3.1. Simpangan Baku ( Standard Deviation ) n

Jika data sampel, maka

s



 ( X i  X )2 i 1

n 1

Contoh Diketahui data sampel sebagai berikut : 52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94 Dari data tersebut diperoleh harga-harga n = 12,  Xi = 854,  Xi2 = 63 086, K1 = 57,75 dan K3 = 85,0 X = 71,17

n( X i )  ( X i ) 2 2

2

S =

n(n  1)

=

12(63086)  (854) 2 = 209,97 maka s = 14,49 12(12  1)

2.3.2. Rentang Antar Kuartil ( RAK ) RAK = K3 – K1 Untuk data tersebut di atas, maka RAK = 85,00 – 57,75 = 27,25

2.3.3. Koefisien Keragaman ( KK atau Coeffition of Variation ) KK =

s x 100 % x 14,49

Untuk data tersebut di atas, maka KK = 71,17 x100% = 20,36 Jika dihitung dengan paket program diperoleh: Descriptive Statistics: C1 Variable

N

Mean St-Dev

Variance Coef-Var

Q1

Q3

IQR

Eri Setiawan

C1

Pengantar Statistika

12 71,17 14,49

209,97

20,36

32

57,75 85,00

27,25

Contoh Latihan Diketahui data sampel mengenai nilai Quis dari 2 kelompok mahasiswa Unila, sebagai berikut: I 40 41 42 42 43 43 45 45 45 45 47 47 48 48 49 50 II 35 36 36 37 37 38 40 40 40 40 42 43 43 44 44 45 a. Hitung Rata-rata, Modus , Median, Kuartil 1 dan Kuartil 3 untuk Mahasiswa Kelompok I b. Hitung Rata-rata, Modus , Median, Kuartil 1 dan Kuartil 3 untuk Mahasiswa Kelompok II c. Hitung Ragam dan Simpangan baku untuk kelompok I dan II d. Hitung RAK dan KK untuk kelompok I dan II e. Buatlah Boxplot dari kedua kelompok mahasiswa tersebut? Jawab a. Untuk Data Kelompok I X 

X

i

=

n

40  41  ......  50 720 = = 45 , 16 16

Mo = 45 Letak Me =

( n  1) (16  1) = = 8,5 2 2

Nilai Me = Data ke-8 + 0,5 ( Data ke-9 – Data ke-8 ) = 45 + 0,5 ( 45 – 45 ) = 45 , Letak Ki atau Qi = Letak K1 =

i ( n  1) 4

1(16  1) = 4,25 4

Nilai K1 = Data ke-4 + 0,25 ( Data ke-5 – Data ke-4 ) = 42 + 0,25 ( 43 – 42 ) = 42, 25 atau Q1 = 42,25

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

33

3(16  1) 51 Letak K3 = = = 12,75 4 4

Nilai K3 = Data ke-12 + 0,75 ( Data ke-13 – Data ke-12 ) = 47 + 0,75 ( 48 – 47 ) = 47 + 0,75 = 47,75 atau Q 3 = 47,75 b. Untuk Data Kelompok II X 

X

i

=

n

35  36  ......  45 640 = = 40 , 16 16

Mo = 40 Letak Me =

( n  1) (16  1) = = 8,5 2 2

Nilai Me = Data ke-8 + 0,5 ( Data ke-9 – Data ke-8 ) = 40 + 0,5 ( 40 – 40 ) = 40 , Letak Ki atau Qi = Letak K1 =

i ( n  1) 4

1(16  1) = 4,25 4

Nilai K1 = Data ke-4 + 0,25 ( Data ke-5 – Data ke-4 ) = 37 + 0,25 ( 37 – 37 ) = 37 atau Q1 = 37 Letak K3 =

3(16  1) 51 = = 12,75 4 4

Nilai K3 = Data ke-12 + 0,75 ( Data ke-13 – Data ke-12 ) = 43 + 0,75 ( 43 – 43 ) = 43 + 0 = 43 atau Q3 = 43

n( X i )  ( X i ) 2 2

c. Ragam untuk Klp I adalah

2

s =

n(n  1)

simpangan baku untuk klp I adalah s =

S2

=

=

8,989

n( X i )  ( X i ) 2 2

2

Ragam untuk Klp II adalah s =

n(n  1)

simpangan baku untuk klp II adalah s =

S2

=

=

16(32534)  (720) 2 = 8,933 16(16  1)

= 2,989 16( 25758)  (640) 2 = 10,533 16(16  1)

10,533

= 3,246

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

34

d. RAK( IQR = Inter Quartile Range ) untuk KLP I = Q3 – Q1 = 47,75 – 42,25 = 5,5 RAK( IQR = Inter Quartile Range ) untuk KLP II = Q3 – Q1 = 43,0 – 37,0 = 6,0 KK ( CV = Coefficient of Variation ) untuk Klp I =

s 2,989 x 100 % = x 100 % = 6,64 % X 45

KK ( CV = Coefficient of Variation ) untuk Klp II =

s 3,246 x 100 % = x 100 % = 8,11 % X 40

e. Boxplot untuk Klp I dan II Boxplot of Klp I 50

48

Klp I

46

44

42

40

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

35

Boxplot of Klp II 45,0

Klp II

42,5

40,0

37,5

35,0

Boxplot of Klp I; Klp II 50,0 47,5

Data

45,0 42,5 40,0 37,5 35,0 Klp I

Klp II

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

36

Jika dikerjakan dengan paket program statistik, yaitu Minitab, diperoleh sebagai berikut Descriptive Statistics: Klp I; Klp II Variable N

Mean St-Dev

Variance

Coef-Var Q1

Median Q3

RAK=IQR

Mode Klp I

16 45,0

2,989

8,933

6,64

42,25

45,0

47,75

5,5

16 40,0

3,246

10,533

8,11

37,00

40,0

43,00

6,0

45 Klp II 40

Diagram Batang dan Daun Untuk Data Klp I dan II ( Stem-and-Leaf Display: Klp I; Klp II ) Stem-and-leaf of Klp I N = 16 Leaf Unit = 0,10 1 40 0 2 41 0 4 42 00 6 43 00 6 44 (4) 45 0000 6 46 6 47 00 4 48 00 2 49 0 1 50 0 Stem-and-leaf of Klp II N = 16 Leaf Unit = 0,10 1 35 0 3 36 00 5 37 00 6 38 0 6 39 (4) 40 0000 6 41 6 42 0 5 43 00 3 44 00 1 45 0

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

37

Dotplot Data Klp I dan II

Klp I

Klp II

36

38

40

42 Data

44

46

Each symbol represents up to 7 observations.

Individual Value Plot of Klp I; Klp II 50,0 47,5

Data

45,0 42,5 40,0 37,5 35,0 Klp I

Klp II

48

50

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

38

Boxplot Dari C1 C2 C3 50.0 47.5

Data

45.0 42.5 40.0 37.5 35.0 Kelompok I

Kelompok II

Probability Plot of Klp I Normal - 95% CI 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

35

40

45 Klp I

50

55

45 2,989 16 0,288 0,570

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

39

Probability Plot of Klp II Normal - 95% CI 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

40 3,246 16 0,422 0,283

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

30

35

40 Klp II

45

50

Trend Data Kelompok I dan II Variable Klp I Klp I I

50.0 47.5

Data

45.0 42.5 40.0 37.5 35.0 2

4

6

8 10 Banyaknya Data

12

14

16

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

40

b. Bagi Data Berkelompok Bagi data cukup banyak atau disebut data berkelompok sebaiknya dibuat dalam tabulasi. Membuat Tabulasi Data Tabulasi data dapat dikerjakan dengan menggunakan komputer, tabulasi data dengan komputer dapat menghemat waktu dan efisien. Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi data tidak lain dari memasukan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka, sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori. Bagian dari Tabel Tabel terdiri dari baris dan kolom, tabel yang sederhana mempunyai 4 (empat) bagian penting, yaitu: 1. membuat nomor dan judul tabel , 2. stub (potongan) , 3. box head ( ) dan 4. body (badan) Tabel Judul Box head (Judul Kolom) Stub (Judul Baris) body ( badan )

Jenis-jenis Tabel Ada beberapa jenis tabel yang sering digunakan, antara lain: a. Tabel induk (master table) b. Tabel teks (text table) c. Tabel frekuensi (frequention table) Tabel Induk

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

41

Tabel induk adalah tabel yang berisi semua data yang tersedia secara terperinci. Tabel ini biasa dibuat untuk melihat kategori data secara keseluruhan. Tabel tersebut tidak pernah dimasukan ke dalam penjelasan keterangan, tetapi digunakan sebagai dasar tabel untuk membuat tabel lain yang lebih singkat. Jika sangat diperlukan, tabel ini diletakan pada apendiks. Tabel induk berisi semua informasi atau keterangan yang diperlukan. Tabel Teks Tabel teks adalah tabel yang telah diringkaskan untuk suatu keperluan tertentu. Tabel ini biasanya diletakan dalam teks keterangan yang dibuat. Tabel teks digunakan ketika membuat penafsiran. Tabel teks lebih pendek dan lebih padat serta tidak mengandung banyak baris dan kolom. Tabel Frekuensi Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali sesuatu hal terjadi. Kategori dinyatakan dalam kelas tertentu dan terdapat dalam stub. Kelas atau kelompok diletakan dalam kolom kedua dan jika diinginkan suatu persentase diletakan pada kolom ketiga. Tabel frekuensi yang menyatakan persentase dinamakan tabel frekuensi relatif, sedangkan jika angka angka kumulatif yang digunakan, maka tabel tersebut dinamakan tabel frekuensi kumulatif. Untuk data yang berukuran cukup banyak sebaiknya dibuat dalam bentuk kelompok sebut saja dibuat dalam bentuk sebaran (distribusi) frekuensi. Dari kelompok tersebut baru dianalisis secara deskripsi.

2.2.1. Sebaran (distribusi) Frekuensi Caranya? Dari kelompok data yang masih mentah tersebut, susun atau urutkan terlebih dahulu dari data terkecil ke data terbesar. 1. Tentukan Rank atau Range atau Rentang atau R, yaitu: R = Data terbesar – Data terkecil 2. Tentukan banyak kelas interval ( b ) dengan aturan Strugess, yaitu: b = 1 + 3,3 log n

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

42

n = banyaknya data. 3. Tentukan panjang kelas interval ( p ), yaitu: p =

R b

4. Tentukan nilai ujung kiri kelas interval pertama ( biasanya nilai data terkecil ). Contoh 1: Hasil ujian Statistika dari 100 mahasiswa Jurusan Manajemen , Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Ruwa Jurai, Bandar Lampung. Semerter Genap 2005/2006, sebagai berikut: 36 40 41 43 44 37 40 42 43 44 37 40 42 43 44 38 40 42 43 44 38 40 42 43 44 38 41 42 43 45 39 41 42 44 45 39 41 42 44 45 39 41 43 44 45 39 41 43 44 45 Histogram berdasarkan data

45 45 45 45 45 46 46 46 46 46

46 46 46 46 47 47 47 47 47 47

47 47 48 48 48 48 48 48 48 49

49 49 49 49 49 50 50 50 50 50

51 51 51 51 52 52 52 53 53 54

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

43

1. Tentukan rentang atau range/rank (R) ialah data terbesar, yaitu 95 dikurangi data terkecil, yaitu 34, maka R = 54 – 36 = 18 2. Tentukan banyak kelas interval (b) dengan aturan Strurgess, yaitu: b = 1 + (3,3) log n di mana n = banyaknya data =  fi b = 1 + 3,3 log 100 = 1 + 3,3 (2) = 7,6  8 3. Tentukan panjang kelas interval (p), yaitu: p

R 18 =  3 b 8

4. Tentukan ujung kiri kelas interval pertama, biasanya diambil sama dengan data terkecil, yakni 36. Selanjutnya sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: NILAI UJIAN 36 38 39 41 42 44 45 47 48 50 51 53 54 56 JUMLAH

TABULASI IIIII I IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II IIIII IIIII IIIII III IIII III I

FREKUENSI 6 15 24 27 18 9 1 100

Tabel Sebaran Frekuensi, sebagai berikut: NILAI UJIAN 36 38 39 41 42 44 45 47 48 50 51 53 54 56 JUMLAH Contoh 2.

NILAI TENGAH (XI) 37 40 43 46 49 51 54 -

FREKUENSI ( fi ) 6 15 24 27 18 9 1 100

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

44

Hasil ujian Statistika dari 80 mahasiswa Program Studi Biologi, Jurusan MIPA FKIP Universitas Ruwa Jurai, Bandar Lampung. Semerter Genap 2001/2002, sebagai berikut: 66. 41. 73. 57. 36. 65. 66. 81. 95. 37. 52. 73. 82. 61. 54. 63. Prosedurnya:

69. 53. 87. 48. 68. 80. 77. 85.

46. 65. 63. 64. 56. 74. 64. 59.

61. 74. 72. 45. 58. 67. 68. 75.

67. 34. 93. 74. 65. 56. 55. 62.

70. 79. 47. 67. 44. 51. 64. 71.

76. 55. 66. 60. 57. 49. 59. 50.

84. 62. 75. 54. 78. 86. 76. 55.

56. 43. 90. 64. 39. 47. 58. 72.

Urutkan data dari kecil ke besar, maka: 34 36 37 39 41 43 44 45 46 47 47 48 49 50 51 52 53 54 54 55 55 55 55 56 56 56 57 57 58 58 59 59 60 61 61 62 62 63 63 64 64 64 65 65 65 66 66 66 67 67 67 68 68 69 70 71 72 72 73 73 74 74 74 75 75 76 76 77 78 79 80 81 82 84 85 86 87 90 93 95 1. Tentukan rentang atau range/rank (R) ialah data terbesar, yaitu 95 dikurangi data terkecil, yaitu 34, maka R = 95 – 34 = 61 2. Tentukan banyak kelas interval (b) dengan aturan Strurgess, yaitu: b = 1 + (3,3) log n di mana n = banyaknya data =  fi b = 1 + 3,3 log 80 = 1 + 3,3 (1,903) = 7,28  7 3. Tentukan panjang kelas interval (p), yaitu: p

R 61 =  9 b 7

4. Tentukan ujung kiri kelas interval pertama, biasanya diambil sama dengan data terkecil, yakni 34. Selanjutnya sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

NILAI UJIAN 34 42 43 51 52 60 61 69 70 78

TABULASI IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III IIIII IIIII IIIII IIIII I IIIII IIIII IIIII

FREKUENSI 5 10 18 21 15

Eri Setiawan

79 88 JUMLAH

Pengantar Statistika

87 96

IIII III III

45

8 3 80

Tabel Sebaran Frekuensi, sebagai berikut: NILAI UJIAN 34 - 42 43 - 51 52 - 60 61 - 69 70 - 78 79 - 87 88 - 96 JUMLAH

NILAI TENGAH (XI) 38 47 56 65 74 83 92 -

FREKUENSI ( fi ) 5 10 18 21 15 8 3 80

Histogram of Nilai Ujian 14 12

Frequency

10 8 6 4 2 0

40

50

60 70 Nilai Ujian

80

90

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

46

Nilai Ujian

Banyaknya Mahasiswa

4

3

2

1

0 34 36 37 39 41 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 84 85 86 87 90 93 95

Nilai Ujian

Individual Nilai Ujian

30

40

50

60 70 Nilai Ujian

80

90

100

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

47

Boxplot of Nilai Ujian 100 90

Nilai Ujian

80 70 60 50 40 30

Nilai UAS Mahasiswa Biologi FMIPA Unila 250

Frequency

200

150

100

50

0

40

48

56 64 72 Nilai Ujian Mahasiswa

80

88

96

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

48

Empirical CDF ( Cumulaive Density of Function ) Nilai Ujian Normal Mean StDev N

100

Persetase Nilai

80

60 40

20

0 30

40

50

60 70 Nilai Ujian

80

90

100

63.51 13.70 80

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

49

2.2.1.1. Rata-rata Hitung Bagaimana cara menghitung rata-rata untuk data dalam sebaran frekuensi ? Ada dua cara menghitung rata-rata untuk data dalam sebaran frekuensi, yaitu: Cara biasa adalah X 

fX f i

i

i

Dengan fi = frekuensi kelas interval dan Xi = nilai tengah kelas interval Untuk contoh data tersebut di atas adalah Kelas Interval 34 - 42 43 - 51 52 - 60 61 - 69 70 - 78 79 - 87 88 - 96 JUMLAH  Jadi, X   fi = fiXi

Cara coding

Nilai tengah ( Xi ) 38 47 56 65 74 83 92

Frekuensi( fi ) 5 10 18 21 15 8 3 80

fiXi 190 470 1 008 1 365 1 110 664 276 5 083

5083 = 63,5375 80

fici X  X 0  p  fi    

dengan X0 = rata-rata sementara di mana coding ditetapkan p = panjang kelas interval ci = coding ( pemberian kode ) fi = frekuensi kelas interval. Kelas Interval 34 - 42 43 - 51 52 - 60 61 - 69 70 - 78 79 - 87 88 - 96 JUMLAH

Nilai tengah ( Xi ) 38 47 56 65 74 83 92

Frekuensi ( fi ) Coding ( ci ) fici 5 -3 - 15 10 -2 - 20 18 -1 - 18 21 0 0 15 1 15 8 2 16 3 3 9 80 -13 fici ( 13 ) 117 X  X 0  p  fi  = 65 + 9 = 65 = 65 – 1,4625 = 63,5375    80 80

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

50

Jika dihitung secara langsung tanpa dibuat sebaran frekuensi terlebih dulu dengan bantuan paket program diperoleh hasinya sebagai berikut: Descriptive Statistics: Nilai Variable N Nilai

Mean

StDev Variance

80 63,61 13,72

188,11

N for Q1 Median

Q3

Mode Mode

54,25 64,00

73,75

64; 65

4

Histogram of Nilai 18 16 14

Frequency

12 10 8 6 4 2 0

40

50

60

70 Nilai

80

90

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

51

Histogram (with Normal Curve) of Nilai 18

Mean 63,61 StDev 13,72 N 80

16 14

Frequency

12 10 8 6 4 2 0

40

50

60

70 Nilai

Boxplot of Nilai 100 90 80

Nilai

70 60 50 40 30

80

90

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

52

Jika dikerjakan dengan paket program SPSS Statistics 17.0 sebagai berikut:

Descriptives Descriptive Statistics N

Minimum

X

80

Valid N (listwise)

80

Frequencies Statistics X N

Valid Missing

80 0

34

Maximum 95

Mean 63.62

Std. Deviation 13.671

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

53

X Frequency Percent Valid

Valid Percent

Cumulative Percent

34

1

1.3

1.3

1.3

36

1

1.3

1.3

2.5

37

1

1.3

1.3

3.8

39

1

1.3

1.3

5.0

41

1

1.3

1.3

6.3

43

1

1.3

1.3

7.5

44

1

1.3

1.3

8.8

45

1

1.3

1.3

10.0

46

1

1.3

1.3

11.3

47

2

2.5

2.5

13.8

48

1

1.3

1.3

15.0

49

1

1.3

1.3

16.3

50

1

1.3

1.3

17.5

51

1

1.3

1.3

18.8

52

1

1.3

1.3

20.0

53

1

1.3

1.3

21.3

54

2

2.5

2.5

23.8

55

3

3.8

3.8

27.5

56

3

3.8

3.8

31.3

57

2

2.5

2.5

33.8

58

2

2.5

2.5

36.3

59

2

2.5

2.5

38.8

60

1

1.3

1.3

40.0

61

2

2.5

2.5

42.5

62

2

2.5

2.5

45.0

63

2

2.5

2.5

47.5

64

4

5.0

5.0

52.5

65

3

3.8

3.8

56.3

66

3

3.8

3.8

60.0

67

3

3.8

3.8

63.8

68

2

2.5

2.5

66.3

69

1

1.3

1.3

67.5

70

1

1.3

1.3

68.8

71

1

1.3

1.3

70.0

72

2

2.5

2.5

72.5

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

54

Explore Case Processing Summary Cases Valid N

Percent 80

X

100.0%

Missing N

Total

Percent 0

.0%

N

Percent 80

100.0%

Descriptives Statistic Std. Error X

Mean 95% Confidence Interval for Mean

63.63 Lower Bound

60.58

Upper Bound

66.67

5% Trimmed Mean

63.60

Median

64.00

Variance Std. Deviation

186.896 13.671

Minimum

34

Maximum

95

Range

61

Interquartile Range

19

Skewness Kurtosis

1.528

.027

.269

-.336

.532

Contoh lainnya Diketahui data hasil Quis Statistika pada 80 mahasiswa yang sudah disajikan dalam bentuk Sebaran atau distribusi frekuensi, namun sesuatu hal data tersebut hilang namun masih ingat “Nilai Tengah atau Tanda Kelas” ( Xi ) dan “Frekuensi” ( fi ) untuk masing-masing kelas interval sebagai berikut:

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

55

65 dan 21, 38 dan 5, 92 dan 3, 47 dan 10, 74 dan 15, 56 dan 18 serta 83 dan 8 Pertanyaannya Buatlah Tabel sebaran frekuensi Jawab Untuk mendapatkan kelas interval, maka urutkan atau susun nilai X i dan fi dari kecil ke besar. Selanjutnya lihat selisihnya berapa ? Dari 38 ke 47 selisihnya 9 dan dari 47 ke 56 juga 9, maka pamjang kelas (p) adalah 9. Selanjutnya cari lebar kelas ( jika panjang kelas interval 9, maka lebarnya adalah 8 ). Bila lebar dibagi dua atau 8 dibagi 2 adalah 4. Dari nilai tengah kelas interval pertama, yaitu 38 dikurangi 4, maka didapat ujung kiri kelas interval pertama yaitu 34. Dari nilai tengah kelas interval pertama, yaitu 38 ditambah 4, maka didapat ujung kanan kelas interval pertama yaitu 42. dan seterusnya, sehingga diperoleh sebaran frekuensi dan dihitung untuk keperluan lainnya sebagai berikut Kelas Interval 34 - 42 43 - 51 52 - 60 61 - 69 70 - 78 79 - 87 88 - 96 Jumlah

Xi 38 47 56 65 74 83 92

fi 5 10 18 21 15 8 3 80

f i Xi 190 470 1 008 1 365 1 110 664 276 5 083

ci -3 -2 -1 0 1 2 3

 2.2.1.1. a. Rata-rata cara biasa, X   fi = fiXi

f i ci -15 -20 -18 0 15 16 9 -13

fi Xi2 7 220 22 090 56 448 88 725 82 140 55 112 25 392 337 127

fi ci2 45 40 18 0 15 32 27 177

5083 = 63,5375 80

 fici 2.2.1.1.b. Rata-rata cara coding, X  X 0  p  fi 

  13    80 

= 65 + 9 

= 65 – 1,4625 = 63,5375

hasilnya sama

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

2.2.1.2. Modus Bagaimana cara menghitung Modus ( Mo ) untuk data dalam sebaran frekuensi ?  b1   Mo = b + p  b  b  1 2

dengan b = batas bawah dari kelas interval di mana Modus berada p = panjang kelas interval b1 = selisih frekuensi kelas Modus dengan sebelum kelas Modus b2 = selisih frekuensi kelas Modus dengan sesudah kelas Modus.  b1   Jadi, Mo = b + p   b1  b2  

3    36

= 60,5 + 9 

= 60,5 + 3 = 63,5

2.2.1.3. Median ( Me ) Bagaimana cara menghitung Median ( Me ) untuk data dalam sebaran frekuensi?

Me =

 n F  b  p 2 f   

     

dengan n = banyaknya data b = batas bawah dari kelas interval di mana Median berada p = panjang kelas interval F = jumlah frekuensi sebelum frekuensi kelas yang ada Median f = frekuensi yang ada Median

56

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

 80  33    2 60 , 5  9 Jadi, Me = = 60,5 + 3 = 63,5  21   

2.2.1.4. Kuartil ( Ki ) Bagaimana cara menghitung Kuartil (Ki ) untuk data dalam sebaran frekuensi? Ki = b + p

(

in  F) 4 f

Contoh Hitung K1  80  15    4 K1 = 51,5 + 9   18   

= 51,5 + 2,5 = 54,0 Hitung K3  240  54    4 K3 = 69,5 + 9   15   

= 69,5 + 3,6 = 73,1

2.2.1.5. Desil ( Di )  in  F   4  Di = b + p   f     240  15    10 D3 = 51,5 + 9   18   

= 51,5 + 4,5 = 56,00  560 

D7 = 69,5 + 9   

10 15

 54  



57

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

58

= 69,5 + 1,2 = 70,7

2.2.1.6. Persentil ( Pi )  in 

Pi = b + p   

100 f

 F   

 800 

P10 = 42,5 + 9   

100 10

 5   

= 42,5 + 2,7 = 45,2  7200 

P90 = 78,5 + 9   

100 8

 69   

= 78,5 + 3,375 = 81,875

2.2.1.7. Ragam ( S2 ) dan Simpangan Baku ( S ) Untuk data dalam Sebaran Frekuensi

 fi( fiXi )  ( fiXi) ( fi ) 2

cara biasa s2 =

2

2

2

2

cara coding s = p (

( fidi 2 )

 fi

s2 = 177,0741



 



 fidi   fi 

=

80(337127)  (5083) 2 = 177,0736 6400

2

) = 92 (

177   13    80  80 

s = 13,307

2

) = 81( 2,2125 – 0,0264)

s = 13,307

sama

Terlihat nilai rata-rata, yaitu 63,5375 adalah sama antara cara biasa dan cara coding, begitu juga nilai simpangan baku cara biasa dan cara coding adalah sama yaitu 13,307.

2.2.1.8. Ukuran Kemiringan Ukuran kemiringan merupakan ukuran yang menyatakan sebuah model sebaran atau distribusi yang mempunyai kemiringan tertentu. Jika diketahui besarnya nilai ukuran kemiringan, maka

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

59

dapat diketahui bagaimana model distribusinya. Apakah distribusi tersebut simetris, positif atau negatif, dengan melihat nilai dari koefisien kemiringan. Ada empat jenis Koefisien Kemiringan, yaitu: ( x  Mo) s 3( x  Mo) 2. K untuk Pearson 2 adalah k  s ( K 3  2 K 2  K1 ) 3. K untuk Kuartil adalah k = K 3  K1 ( P90  2 P50  P10 ) 4. K untuk Persentil adalah k = P90  P10

1. K untuk Pearson 1 adalah k 

Ada tiga kriteria untuk mengetahui model distribusi dari sekumpulan data, yaitu: 1. Jika koefisien kemiringan lebih kecil dari nol, maka bentuk distribusinya negatif. 2. Jika koefisien kemiringan lebih besar dari nol, maka bentuk distribusinya positif. 3.

Jika koefisien kemiringan sama dengan nol, maka bentuk distribusinya simetris.

2.2.1.9. Kurtosis Kurtosis merupakan derajat kepuncakan dari suatu distribusi, biasanya diambil relatif terhadap distribusi normal. Koefisien Kurtosis ( K ) dengan perumusan : K=

0,5( K 3  K 1 ) P90  P10

a. Suatu distribusi yang mempunyai puncak relatif tinggi dinamakan leptokurtik. b. Suatu distribusi yang mempunyai puncak relatif mendatar dinamakan platikurtik. c. Suatu distribusi yang mempunyai puncak tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu mendatar dinamakan mesokurtik. Ada tiga kriteria untuk mengetahui derajat kepuncakan dari suatu distribusi, yaitu: Jika koefisien kurtosis kurang dari 0,263, maka distribusinya disebut

1. platikurtik.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

60

Jika koefisien kurtosis sama dengan 0,263, maka distribusinya disebut

2. mesokurtik.

Jika koefisien kurtosis lebih dari 0,263, maka distribusinya disebut

3. leptokurtik.

Distribution Plot Normal 0.09

Mean StDev 30 5 60 20

0.08

Fungsi Padat

0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00

0

20

40

60 X

80

100

120

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

61

Distribution Plot Normal 0.09

Mean StDev 30 5 50 10

0.08

Fungsi Padat

0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00

10

20

30

40

50

60

70

80

X

Untuk lebih jelasnya diberikan contoh data sebagai berikut: Diketahui data sebagai berikut: Kelas Interval 61 - 65 66 - 70 71 - 75 76 - 80 81 - 85 86 - 90 91 - 95 Jumlah

Xi 63 68 73 78 83 88 93

fi 4 9 11 2 4 7 3 40

fi Xi Xi2 fi Xi2 ci ci2 fi ci2 252 3 969 15 876 -3 -12 36 612 4 624 41 616 -2 -18 36 803 5 329 58 619 -1 -11 11 156 6 084 12 168 0 0 0 332 6 889 27 556 1 4 4 616 7 744 54 208 2 14 28 279 8 649 25 947 3 9 27 3 050 43 288 235 990 0 -14 142

Pertanyaannya a. Hitunglah rata-rata x ( baik cara biasa maupun cara coding ) b. Hitung Modus ( Mo ) dan Median ( Me ) c. Hitung Kuartil 1 ( K1 ) dan Kuartil 3 ( K3 )

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

d. Hitung Desil 3 ( D3 ) dan Desil 7 ( D7 ) e. Hitung Persentil 10 ( P10 ) dan Persentil 90 ( P90 ) f. Hitung simpangan baku ( s ) cara biasa maupun cara coding g. Hitung Koefisien Kemiringan ( k ) h. Hitung Koefisien Keruncingan K ( Kurtosis ) Jawab x

a. cara biasa

 fiXi  fi

=

3050 = 76,25 40

 fici   fi  

cara coding x  x0  p 

  14   = 78 – 1,75 = 76,25  40 

= 78 + 5 

 b1  2   = 70,5 + 5   = 70,5 + 0,91 = 71,41 b. Mo = b + p   29  b1  b2 

 2   F 

 n 

Me = b + p  

f 



 in  F  4   f  

c. Ki = b + p 

= 



 20  13   = 70,5 + 3,18 = 73,68 11 

 = 70,5 + 5 





K1 = 65,5 + 5   

K3 = 80,5 + 5  

(10  4   = 65,5 + 3,33 = 68,83 9  30  28   = 80,5 + 2,5 = 83,00 4 

d. Di = b + p

 in  F  10   f   

= 





 30  28   = 65,5 + 2,5 = 68,00 4    28  26   = 80,5 + 5 = 85,50 D7 = 80,5 + 5  4  

D3 = 65,5 + 5 

e. Pi = b + p

 in  F   10  f   



= 



62

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

63

 40  = 60,5 + 5 = 65,50  4   36  30   = 85,5 + 4,29 = 89,79 = 85,5 + 5  7  

P10 = 60,5 + 5  P90

 fi( fiXi )  ( fiXi) ( fi ) 2

f.

cara biasa s2 =

=

2

=

2

137100 = 85,6875 1600 2

2

cara coding s = p (

( fici 2 )

 fi



 



9439600  9302500 40(235990)  (3050) 2 = 1600 1600

s = 9,257

 fici   fi 

= 25 (3,4275) = 85,6875

2

) = 52 (

142   14    40  40 

2

)

s = 9,257

g. Koefisien Kemiringan (76,25  71,41) ( x  Mo) = = 0,523 9,257 s 3(76,25  71,41) 3( x  Mo) k untuk Pearson 2 adalah k  = = 1,569 9,257 s

k untuk Pearson 1 adalah k 

(K 3  2K 2  K1 ) [83,00  2(73,68)  68,83] = = 0,315 83,00  68,83 K 3  K1 ( P90  2 P50  P10 ) [89,79  2(73,68)  65,50] k untuk Persentil adalah k = = = 0,326 89,79  65,50 P90  P10

k untuk Kuartil adalah k =

Karena keempat nilai k  0, maka bentuk distribusinya adalah positif ( miring ke kanan ) h. Kurtosis K =

0,5( K 3  K 1 ) 0,5(83,00  68,83)) = = 0,338 89,79  65,50 P90  P10

Karena nilai K  0,263 , maka bentuk distribusinya adalah leptokurtik

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

64

Distribusi Normal Miring ke kanan ( Leptokurtik ) 0.08 0.07

Density

0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00

0

10

20 X

30

40

Contoh soal 1. Diketahui data sampel mengenai nilai Quis dari 2 kelompok mahasiswa, sebagai berikut: I II

60 55

61 57

62 57

62 58

63 58

63 59

65 60

65 60

65 60

65 60

67 61

67 62

68 62

68 63

69 63

70 65

a. Hitung Rata-rata, Modus , Median, Kuartil 1 dan Kuartil 3 untuk Mahasiswa Kelompok I b. Hitung Rata-rata, Modus , Median, Kuartil 1 dan Kuartil 3 untuk Mahasiswa Kelompok II c. Buatlah Boxplot dari kedua kelompok mahasiswa tersebut? d. Hitung Simpangan baku untuk kelompok II (sampai 3 desimal atau 3 angka dibelakang koma.). 2. Diketahui informasi mengenai Sebaran Frekuensi namun hanya “Nilai Tengah” dan “Frekuensi” untuk masing-masing kelas interval sebagai berikut: 60,0 dan 15; 65,3 dan 11; 54,7 dan 12;

70,6 dan 7

44,1 dan 3.

a. Lengkapilah tabel sebaran frekuensi.tersebut. b. Hitunglah rata-rata dengan cara biasa dan cara coding

49,4 dan 8;

75,9 dan 4;

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

65

c. Hitunglah Modus dan Median d. Hitunglah K1 dan K3 e. Buat Histogram dan Poligon Jawab 1. Descriptive Statistics: Klp I; Klp II Variable

Mean StDev Variance Q1

Median

Q3

Mode

Klp I

65,000 2,989

8,933 62,25 65,0 67,75

65

Klp II

60,000 3,246 10,533 57,00 60,0 63,00

60

n

1.a. X 

 Xi = i 1 n

n

1.b.

1040 = 65, Mo = 65 , Me = 65 , K1 = 62,25 , K3 = 67,75 16

 Xi = i 1

X 

n

960 = 60, Mo = 60 , Me = 60 , K1 = 57 , K3 = 63 16

1.c. BOXPLOT Klp I dan Klp II 70,0 67,5

Data

65,0 62,5 60,0 57,5 55,0 Klp I

n

1.d.

s



 ( X i  X ) 2 = 2,989 i 1 n 1

Klp II

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

66

2.a Kelas Interval 41,5 - 46,7 46,8 - 51,1 51,2 - 57,3 57,4 - 62,6 62,7 - 67,9 68,0 - 73,2 73,3 - 78,5 Jumlah

Xi 44,1 49,4 54,7 60,0 65,3 70,6 75,9

2b. Rata-rata cara biasa,

fi 3 8 12 15 11 7 4 60

Xi2 1 944,81 2 440,36 2 992,09 3 600,00 4 264,09 4 984,36 5 760,81 25 986,52

f i Xi 132,3 395,2 656,4 900,0 718,3 494,2 303,6 3600,0

fi Xi2 5 834,43 19 522,88 35 905,08 54 000,00 46 904,99 34 890,52 23 043,24 220 101,14

fiXi 3600 X   fi = = 60,0  60

 fici Rata-rata cara coding, X  X 0  p  fi 

 0   = 60  60 

= 60,0 + 5,3   b1   2.c. Mo = b + p   b1  b2  

3    3 4

= 57,35 + 5,3 

= 57,35 + 2,27 = 59,62

Me =

 n F  b  p 2 f   

     

 60  23    2 Me = 57,35  5,3  = 57,35 + 2,47 = 59,82 15   

2d.

Ki = b + p

(

in  F) 4 f

 60  11    4 K1 = 51,15 + 5,3  = 51,15 + 1,77 = 52,92 12      60  38    4 K3 = 62,65 + 5,3   = 62,65 + 3,37 = 66,02 11   

ci -3 -2 -1 0 1 2 3

fi ci -9 -16 -12 0 11 14 12 0

ci2 9 4 1 0 1 4 9

fi ci 2 27 32 12 0 11 28 36 146

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

67

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

68

Histogram 16 14

Frek ( fi )

12 10 8 6 4 2 0

44.1

49.4

54.7

60.0 Xi

65.3

70.6

75.9

70,6

75,9

Histogram dan Poligon 16 14

Frekuensi

12 10 8 6 4 2 0

44,1

49,4

54,7

60,0 Xi

65,3

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

69

III PENGANTAR TEORI PELUANG

3.1. Pendahuluan Dalam Teori Peluang kita sebenarnya ingin mengukur derajat ketidakpastian dari suatu kejadian, apalagi kejadian tersebut belum terjadi. Contoh: 1. Berapa peluang besok akan hujan? Jawabnya adalah

1 = 0,5 mengapa ? 2

Perhatikan kemungkinan terjadi kejadiannya (outcame) adalah hujan atau tidak hujan. Jadi hujan dan tidak hujan merupakan anggota dari ruang sampel (S) atau S = { hujan, tidak hujan } Anggota dari ruang sampel merupakan titik sampel. Jadi kalau ditanya berapa peluang besok akan hujan

adalah ada satu diantara dua atau satu per dua atau 0,5.

2. Pelantunan sebuah mata uang ( koin ) yang homogen, maka peluangnya adalah 0,5, karena kemungkinan hasil dari pelantunan mata uang adalah muncul H (huruf) atau G (Gambar) Jadi S = { H, G }. Peluang munculnya H pada pelantunan sebuah mata uang yang homogen adalah P(H) = 0,5 3. Pelantunan sebuah dadu yang homogen. Hasil dari pelantunan dadu adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Jika ditanya berapa peluang muncul mata dadu genap pada pelantunan tersebut? Jawabnya adalah 3 diantara 6 atau

3 = 0,5. 6

4. Pelantunan sebuah dadu yang homogen dan kejadian A adalah mata dadu kurang dari 3 dan kejadian B adalah mata dadu ganjil, ditanyakan berapa P(A) dan P(B)

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

70

Jawab Diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} A = {1, 2} B = {1, 3, 5}, maka P(A) = P(B) =

1 2 = dan 6 3

3 = 0,5. 6

Definisi: Peluang adalah banyaknya titik sampel dari suatu kejadian sebut saja n dibagi dengan

banyaknya titik sampel yang harus terjadi.sebut saja N, makapeluang kejadian adalah

n N

Jadi nilai peluang terletak antara 0 sampai dengan 1 atau 0 ≤ P( sesuatu kejadian ) ≤ 1 Berarti peluang suatu kejadian benar-benar tidak terjadi, maka peluangnya adalah 0 dan peluang suatu kejadian benar-benar terjadi sepenuhnya adalah 1. Jadi yang namanya peluang tidak mungkin kurang dari 0 atau negatif dan tidak mungkin lebih dari 1, karena n  N dan n  N. Selanjutnya untuk itu perlu diketahui istilah-istilah dan definisi dalam mempelajari peluang seperti: Ruang Sampel ( S ) adalah himpunan semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan. Kejadian adalah suatu himpunan bagian (sub himpunan) dari ruang sampel. Kejadian sederhana adalah suatu kejadian yang hanya mempunyai satu titik sampel. Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang hanya mempunyai lebih dari satu titik sampel. Ruang nol (Ruang kosong) atau Ø adalah himpunan bagian (sub himpunan) dari ruang sampel yang tidak mengandung satupun titik sampel. 3.2. Pengolahan Terhadap Kejadian 3.2.1. Irisan Dua Kejadian Irisan dua kejadian A dan B dilambangkan dengan A  B adalah kejadian yang mengandung semua unsur unsur persekutuan kejadian A dan B. Contoh:

S

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

71

A

B

3.2.2. Gabungan (Paduan) Dua Kejadian Gabungan atau paduan dua kejadian A dan B, dilambangkan A  B, adalah kejadian yang mencakup semua unsur atau anggota A atau anggota B atau keduanya. Contoh

S

B

A A

B

B B

A

3.2.3. Komplemen Suatu Kejadian Komplemen suatu kejadian A relatif terhadap S, adalah himpunan semua anggota S yang bukan anggota A, dilambangkan dengan A = A ' Contoh

S

A

3.3. Kaidah Penjumlahan Bila A dan B adalah dua kejadian sembarang, maka

3.3.1. Kejadian Saling Terpisah Dua kejadian A dan B dikatakan saling terpisah, bila A  B = Ø Contoh

S A

B

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

72

Akibat dari definisi-definisi tersebut di atas diperoleh dalil sebagai berikut: 1. A  = Ø 5. S = Ø

2. A  Ø = A 6. Ø’ = S

3. 7.

A A =Ø

. 4. . A  A = S

( A )’ = A

3.4. Mencacah Titik Sampel Dalam mencacah titik sampel ada 3 jenis, yaitu: Kaidah Penggandaan, Permutasi dan Kombinasi. 3.4.1. Kaidah Penggandaan Bila suatu operasi dapat dilakukan dalam n 1 cara, dan bila untuk setiap cara tersebut operasi kedua dapat dilakukan dalam n2 cara, maka kedua operasi itu secara bersama-sama dapat dilakukan dalam n1. n2 cara. 3.4.2. Permutasi Permutasi adalah suatu susunan yang dibentuk oleh keseluruhan atau sebagian dari sekumpulan benda. 3.4.2.1. Permutasi Penuh Banyaknya permutasi n benda yang berbeda ada n! Ada enam orang duduk berbaris untuk difoto, ada berapa susunan mereka berbaris ? Jawab n ! = 6 ! = 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 = 720 3.4.2.2. Permutasi Sebagian Banyaknya permutasi akibat pengambilan r unsur dari n benda yang berbeda adalah: nPr=

n! (n  r )!

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

73

contoh Diketahui data n = 1, 2, 3, 4, 5 diambil disusun r =2 , maka: 5P2=

5! 1x 2 x3 x 4 x5 = = 20 (5  2)! 1x 2 x3

3.4.2.3. Permutasi Melingkar Banyaknya permutasi n benda yang berbeda yang disusun dalam suatu lingkaran adalah: (n – 1)! contoh Empat buah lilin yang berbeda warna sebut saja putih, kuning, merah dan hijau akan ditaruh di atas kue yang bentuk melingkar. Ada berapa susunan yang berbeda ? Jawab (n – 1)! = ( 4 – 1 )! = 3 ! = 1 x 2 x 3 = 6

3.4.2.4.

Permutasi Bagian-Bagian

Banyaknya permutasi n benda yang berbeda dari n benda yang n 1 diantaranya berjenis pertama,

n2

diantaranya berjenis kedua,

n!

…. , nk berjenis ke-k adalah: n !n .!,...n ! 1 2 k

contoh Pelantunan sebuah dadu yang homogen sebanyak 12 kali dan muncul mata 1 sebanyak 2 kali, muncul mata 2 sebanyak 2 kali, muncul mata 3 sebanyak 2 kali, muncul mata 4 sebanyak 2 kali, muncul mata 5 sebanyak 2 kali, muncul mata 6 sebanyak 2 kali. Jawab 12 P ( 2.2.2.2.2.2 ) =

n! 12! = 2!!2!,2!.2!.2!.2! = 7.484.400 n1 ! n 2 .!,...n k !

3.4.3. Kombinasi

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Banyaknya kombinasi r unsur yang berbeda dari n benda adalah:

74

 n n!     r (  !rrn !)

contoh Kasus yang sama pada permutasi sebagian, yaitu n = 5 dan r =2 dengan cara kombinasi. Jawab

 n n!     r (  !rrn !)

=

 5 5!     2 (52)!2

=

1x 2 X 3 x 4 x5 = 10 1x 2 x3 x1x1x 2

3.5. Peluang Suatu Kejadian Peluang suatu Kejadian A adalah jumlah semua titik sampel di A di bagi dengan semua titik sampel yang mesti terjadi di S. Dengan demikian 0 ≤ P( A ) ≤ 1,

P(Ø ) = 0,

P( S ) = 1

3.5.1. Kaidah Penjumlahan 3.5.1.1. Bila A dan B adalah dua kejadian sembarang, maka: P(A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B) Bukti Perhatikan Gambar sebagai berikut:

A

AB

B

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

I

II

75

III

P(A  B) = I + II + III = AB + A saja + Bsaja = AB + A B – A B = AB + A( 1 – B ) + ( 1 – A)B = AB + A – AB + B – AB = A + B – AB = A + B – (A  B), maka P(A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B) terbukti. Contoh Suatu sampel acak berukuran 100 responden yang ditanya mengenai musik gemarannya dari hasil survei yang ditanya ternyata ada 70 responden senang musik pop ( P ) dan 65 responden senang musik dangdut ( D ). a. Buatlah permasalahan tersebut dalam bentuk diagram venn. b. Berapa peluang yang menyukai kedua jenis musik tersebut. c. Berapa peluang yang menyukai musik pop saja dan musik dangdut saja. Jawab a.

S

P

PD 

D

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

76

b. P(P  D) = P(P) + P(D) – P(P  D) (P  D) = P + D – (P  D) (P  D) = P + D – (P  D) (P  D) = 70 + 65 – 100 (P  D) = 35, jadi P(P  D) = c.

35 = 0,35 100

P( P  D ) =

P( P ) – P(P  D)

= P ( P  D)

70 35 35  = = 0,35 100 100 100

= P( D ) – P(P  D) =

65 35 30 – = = 0,30 100 100 100

3.5.1.2. Bila A dan B saling terpisah, maka P(A  B) = P(A) + P(B) Bila A dan A adalah dua kejadian yang satu merupakan komplemen lainnya, maka P(A) +

P( A ) =

1

3.45.1.3. Bila A dan B dan C adalah tiga kejadian sembarang, maka: P(A  B  C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A  B) - P(A  C) - P(B  C) + P(A  B  C) Bukti (A  B  C) = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 +6 +7 5

Di mana

2 4

1 = ABC 2. ABC = AB( 1 – C ) = AB - ABC

6 1

3

7

3. A BC = ( 1 – A )BC = BC - ABC 4. AB C = A( 1 – B )C = (A – AB)C = AC - ABC 5. AB C = A( 1 – B )( 1 – C ) = (A – AB)(1 – C) = A –AC – AB + ABC 6. A BC = (1 – A )B(1 – C) = (B – AB)( 1 – C ) = B – BC –AB + ABC 7. A B C = (1 – A)(1 –B)C = (1 – B – A + AB)C = C –BC –AC + ABC (A  B  C) = ABC + AB – ABC + BC – ABC + AC – ABC + A –AC – AB + ABC + B – BC –AB + ABC + C –BC –AC + ABC = A = B + C – AB – AC – BC + ABC,

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

77

= A + B + C – ( A  B ) – ( A  C ) – ( B  C ) + ( A  B  C ), maka P(A  B  C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A  B) - P(A  C) - P(B  C) + P(A  B  C). Terbukti. Contoh Suatu sampel acak berukuran 200 responden yang ditanya mengenai produk telepon genggam ( hp, hand phone ) yang disukai, dari hasil survei yang ditanya ternyata ada 90 responden menyukai produk Nokia ( N ), ada 70 responden menyukai produk Samsung ( S ), ada 80 responden menyukai produk Sony Ericson ( SE ). Ada 35 responden menyukai produk Nokia dan Samsung , ada 30 responden menyukai produk Nokia dan Sony Ericson, ada 25 responden menyukai produk Samsung dan Sony Ericson , ada 10 responden menyukai produk Nokia dan Samsung dan Sony Ericson. a. Buatlah permasalahan tersebut dalam bentuk diagram venn. b. Berapa peluang yang tidak menyukai ketiga jenis hp tersebut. c. Berapa peluang yang menyukai Nokia dan Samsung saja, Nokia dan Sony Ericson saja dan Samsung dan Sony Ericson saja. d. Berapa peluang yang menyukai jenis Nokia saja, Samsung saja dan Sony Ericson saja. Jawab

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

78

 ABC

 ABC  ABC

 ABC

ABC

 ABC

Diketahui N = 90, S = 70 dan SE =80, N  S = 50

N  SE = 45 S  SE = 40 N  S SE = 25

( N  S  SE ) = N + S + SE – ( N  S ) – ( N  SE ) – ( S  SE ) + ( N  S  SE ) – ( N  S  SE ) = 90 + 70 + 80 – 50 – 45 – 40 + 25 ( N  S  SE ) = 130 ( N  S  SE )’ = 200 – 130 = 70, maka P( N  S  SE )’ =

70 = 0,35 200

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

79

P( N  S  SE ) = P( N  S ) – P ( N  S  SE ) =

50 25 25 – = = 0,125 200 200 200

P( N  S  SE ) = P( N  SE ) – P( N  S  SE ) =

45 25 20 – = = 0,100 200 200 200

P( N  S  SE ) = P( N  SE ) – P( N  S  SE ) =

40 25 15 – = = 0,075 200 200 200

P( N  S  SE ) = P( N) – P( N  S  SE ) – P( N  S  SE ) – P( N  S  SE ) =

90 25 15 25 25 – – – = = 0,125 200 200 200 200 200

P( N  S  SE ) = P( S) – P( N  S  SE ) – P( S  S  SE ) – P( N  S  SE ) =

70 25 15 25 5 – – – = = 0,025 200 200 200 200 200

P( N  S  SE ) = P( SE ) – P( N  S  SE ) – P( S  S  SE ) – P( N  S  SE ) =

80 20 15 25 20 – – – = = 0,100 200 200 200 200 200

3.6. Peluang Bersyarat ( Conditional Probability ). Peluang bersyarat B, bila A diketahui dilambangkan dengan P(B!A) =

P( A  B) , dimana P(A) > 0 P ( A)

Misalkan ruang sampel ( S ) terdiri atas populasi sarjana S-1 di suatu kota dan dikategorikan menurut jenis kelamin dan status pekerjaan, sebagai berikut: Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah

Bekerja 30 20 50

Menganggur 10 40 50

Jumlah 40 60 100

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

80

Misalkan kita mengambil secara acak seorang diantara mereka untuk ditugaskan menjadi anggota KPU dikota tersebut. Perhatikan kejadian berikut ini: A = yang terpilih adalah perempuan B = yang terpilih sudah bekerja Berapa peluang terpilih adalah perempuan yang sudah bekerja. Jawab P( A! B ) =

P( A  B) 20 = = 0,4 atau cara lain adalah P( B) 50

Diketahui P( B ) =

50 100

P( A  B) P( A! B ) = = P( B)

P( A  B ) =

20 50

100

100

=

20 100

20 = 0,4 50

IV. PEUBAH ACAK ( RANDOM VARIABLE ) 4.1. Pendahuluan Peubah Acak adalah pemetaan ( fungsi ) dari ruang sampel menjadi bilangan nyata ( real ). Sebagai ilustrasi perhatikan pelantunan dua mata uang yang homogen sekaligus. Ruang sampel yang mesti terjadi adalah: S = { HH, HG, GH, GG } Jika X menyatakan banyaknya huruf H yang muncul pada pelantunan dua buah mata uang tersebut, maka:

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

81

HH 2 HG 1 GH 0 GG

S

X

Peubah Acak terdiri dari Peubah Acak Diskrit dan Peubah Acak Kontinu Peubah Acak Diskrit adalah jika interval dari X terhingga atau takterhingga tetapi terbilang. Peubah Acak Kontinu adalah jika interval dari X terhingga atau takterhingga tetapi takterbilang. Untuk yang diskrit kaitannya dengan notasi  dibaca sigma atau penjumlahan bilangan cacah sedangkan untuk yang kontinu kaitannya dengan notasi

 dibaca integral atau notasi

penjumlahan titik (Reimann).

4.2.1. Peubah Acak Diskrit Syaratnya: 1. P( X = x ) ≥ 0, selalu ada 2.

 P( X = x ) = 1

Di mana X adalah peubah acak, sedangkan x adalah nilai dari peubah acak.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

82

Contoh: Pelantunan tiga mata uang yang homogen sekaligus. Jika X menyatakan banyaknya huruf G yang muncul pada pelantunan tersebut ? Buatlah sebaran peluang untuk X Jawab Ruang sampel yang terjadi adalah: S = { HHH, HHG, HGH, GHH, HGG, GHG, GGH, GGG }. Jika X menyatakan banyaknya huruf G, maka X = 0, 1, 2, 3

HHH HHG HGH GHH HGG GHG GGH GGG

0 1 2 3

1 8 3 Jadi untuk X = 0 adalah ada 1 diantara 8 atau 8 3 Jadi untuk X = 0 adalah ada 1 diantara 8 atau 8 1 Jadi untuk X = 0 adalah ada 1 diantara 8 atau 8

Jadi untuk X = 0 adalah ada 1 diantara 8 atau

Jika dibuat tabel adalah X 0 P( X = x ) 1/8 Contoh lainnya

1 3/8

2 3/8

3 1/8

 1

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

83

Sebuah kotak berisi 8 (delapan) kaset VCD lagu-lagu yang terdiri dari 5 lagu-lagu pop dan 3 lagulagu dangdut. Dari kotak tersebut diambil dua buah kaset VCD secara acak, jika yang terambil ada kaset VCD lagu dangdut kita sebut peubah acak X. Buatlah sebaran peluang untuk X tersebut. Jawab. Diketahui 8 VCD terdiri dari 5 VCD lagu pop dan 3 VCD lagu dangdut. Diambil 2 secara acak.

Ruang sampel yang mesti terjadi adalah kombinasi 8 dan 2 atau

 8    2

Ruang sampel untuk X = VCD dangdut yang terambil adalah 0, 1, 2

Perumusan untuk masalah tersebut adalah: P( X = x ) =

 3  5       x  2  x  8   2 

=

8! = 28 (8  2)!2!

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Masukan untuk harga X tersebut, yaitu:

P( X = 0 ) =

P( X = 1 ) =

 3  5      0   20 28  3  5      1   21 28

=

(1)(10) 10 = 28 28

=

(3)(5) 15 = 28 28

84

Eri Setiawan

P( X = 2 ) =

Pengantar Statistika

 3  5       2  22  28



85

(3)(1) 3 = 28 28

X P( X = x)

0 10/28

1 2 15/28 3/28

 1

4.2.1.2. Ekspekstasi dari Peubah Acak Diskrit

Ekspekstasi ( Nilai Harapan / Rata-rata ) dari Peubah Acak Diskrit E( X ) =

 XP( X

 x)

Untuk kasus VCD, maka E( X ) adalah: E( X ) = 0 (10/28) + 1(15/28) + 2(3/28) = 21/28 =

3 4

4.2.1.3. Variance ( Ragam ) dari Peubah Acak Diskrit

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

86

Var ( X ) = E( X2 ) – [E( X )]2 Untuk kasus VCD, maka E( X ) adalah: E( X2 ) =

X

2

3 sedangkan E( X2) adalah: 4

P ( X  x)

E( X2 ) = 02 (10/28) + 12 (15/28) + 22 (3/28) = 27/28 Var ( X ) = E( X2 ) – [E( X )]2 = 27/28 – (

3 2 108 63 45  ) = 27/28 - 9/16 = = 4 112 112 112

Contoh Sebuah kotak berisi 10 spidol white board “Snowman “ terdiri dari 6 warna hitam dan 4 warna biru. Dari kotak tersebut diambil dua buah spidol secara acak, jika yang terambil ada warna biru kita sebut peubah acak X. a. Buatlah sebaran peluang untuk X. b. Hitung E( X ) dan Var ( X )

4.2.2.1. Peubah Acak Kontinu Syaratnya: 1. f(x) ≥ 0, selalu ada 2.





f ( x ) dx  1





Di mana 



f ( x ) dx

merupakan fungsi padat atau fungsi kepekatan atau ”density of function”

Contoh 1. Diketahui f(x) = 1/3 ,

1 52,2 ) c. P ( 41,7 < X < 58,5 ) d. Nilai k yang memenuhi P ( X < k ) = 0,9332 e. Nilai k yang memenuhi P ( X > k ) = 0,3085

5.4.

Sebaran t Student

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

119

Sebaran t student atau sebaran t mempunyai fungsi densitas f ( x) 

K t 2 1 / 2n (1  ) n 1

atau lebih sering digunakan dalam operasional t 

(x  ) s

atau

Bila x dan s2 masing-masing adalah nilai tengah dan ragam, suatu sampel acak berukuran n

yang diambil dari suatu populasi normal dengan nilai tengah  dan ragam  , maka 2

t

(x  ) s n

merupakan sebuah nilai peubah acak T yang mempunyai sebaran t dengan derajat bebas v = n – 1

Distribution Plot T; df=30 0,4

Density

0,3

0,2

0,1

0,0

-4

-3

-2

-1

0 X

1

2

3

4

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

120

Plot Distribusi t T, df=15 0.4

Density

0.3

0.2

0.1

0.0

-4

-3

-2

-1

0 X

P ( t  t  ) = 0,9500 = - 1,753 Distribution Plot T; df=15 0,4

Density

0,3

0,2

0,1 0,05 0,0

-1,75

0 X

1

2

3

4

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

121

Diketahui n =16  = 5 % , maka t0,05 ( 15 ) = 1,753

Distribution Plot T; df=15 0,4

Density

0,3

0,2

0,1 0,05 0,0

0 X

1,75

Diketahui n =16  = 5 % , maka t0,025 ( 15 ) = 2,131 dan t0,975 ( 15 ) = - 2,131 Distribution Plot T; df=15 0,4

Density

0,3

0,2

0,1

0,025 0,0

0,025 -2,13

0 X

2,13

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

122

5.5. Sebaran Khi-Kuadrat (  ) 2

Sebaran Khi-Kuadrat mempunyai fungsi densitas: f (u )  K .u

1 / 2 ( v 1)

e

1 / 2 u

(n  1) S 2 atau sebih sering digunakan dalam operasional adalah    02 2

dan bergantung pada db = derajat bebas ( df = degree of freedom ) = n – 1. Plot Distribusi Chi-Kuadrat Chi-Square, df=15 0.08 0.07

Density

0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00

0

10

20 X

Diketahui n =16  = 5 % , maka 2 0,05 ( 15 ) = 24,996 = 25,0

30

40

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

123

Distribution Plot Chi-Square; df=15 0,08 0,07

Density

0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0,00

0,05 0

25,0

X

Diketahui n =16  = 5 % , maka  menjadi

 2

, sehingga 2 0,925 ( 15 ) = 6,262 dan 2 0,025 ( 15 ) =

27,488 Distribution Plot Chi-Square, df=15 0.08 0.07

Density

0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00

0,025 0

0,025 6,262

X

27,488

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

124

Contoh soal dan Jawabannya

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2011/2012

IBI DARMA JAYA

MATA KULIAH : STATISTIKA Dosen : Drs. Eri Setiawan, M. Si. JURUSAN : Sistem Informasi Waktu : 80 Menit Kelas : P2, P3, P5 dan P6 Sifat : Open Table/Open Book Hari/Tanggal : Jumat/27 Januari 2012 Keterangan : Teori ========================================================================== Soal dikumpulkan / selipkan di lembar jawaban 1.

Waktu 90 Menit

1

Suatu studi dilakukan tehadap mahasiswa IBI Bandar Lampung yang menyukai Netbook merk Asus Eee PC 1215-P adalah 0,3 . Berapa peluang bahwa dari 13 yang terjual yang membelinya adalah mahasiswa IBI: a. Paling banyak 5 mahasiswa . b. Paling sedikit 4 mahasiswa. c. Antara 3 s.d 6 mahasiswa .

2. Peluang tersambung komunikasi dengan menggunakan jaringan GSM di handphone pada daerah terpencil adalah 0,005 jika dilakukan komunikasi pada jaringan tersebut sebanyak 500 kali, berapa peluang: a. Paling sedikit 5 tersambung komunikasi b. Paling banyak 4 tersambung komunikasi c. Antara 3 s,d 6 tersambung komunikasi 3. Hasil ujian Statistika mengikuti sebaran normal dengan rata-rata 41,0 dan ragam 29,16. Hasil tersebut akan disajikan dalam bentuk Penilaian Acuan Normal ( PAN ) dengan komposisi A = 15 %. B = 20 %, C = 30 %, D = 20 % dan E = 15 %. Buatlah kriteria nilai dari A s.d E ( hitungan sampai dua decimal ).

Jawaban 1. Diketahui n = 13 p = 0,3

X  b( X; n,p)

Eri Setiawan

P( X =x ) =

Pengantar Statistika

 n x xn   p (1 p)  x

, dengan x = 0, 1, 2,

125

.... , 13

5

a. P( X ≤ 5 ) = 1 -

 b( X ;13;0,3)

= 0,8346

i 0 3

b. P( X ≥ 4 ) = 1 -

 b( X ;13;0,3)

= 1 – 0,4206 = 0,5794

i 0 6

c. P( 3 ≤ X ≤ 6 ) =

2

 b( X ;13;0,3) -

 b( X ;13;0,4)

i 0

2. Diketahui p = 0,005 n = 500 P( X = x ) =

= 0,9376 – 0,2025 = 0,7351

i 0

 p( X; µ )

X

e   x , untuk x = 0, 1, ... , ∞. x!

µ = np = 500 ( 0,005 ) = 2,5

4

a. P( X ≥ 5 ) = 1 -

 p( X ;2,5)

= 1 – 0,8912 = 0,1088

i 0

4

b. P( X ≤ 4 ) =

 p( X ;2,5)

= 0,8912

i 0

6

c. P( 3 ≤ X ≤ 6 ) =

 p( X ;3,0) i 0

2

 p( X ;3,0)

= 0,9858 – 0,5438 = 0,4420

i 0

3. Diketahui rata-rata  = 41,0 dan 2 = 28,16 X  N( 0, 1 ), maka Z =

 = 5,4

(X  ) diinginkan nilai A = 15 %, B = 20 %, C = 30 %, 

D = 20 % dan E =15 %, Cari nilai A minimum berapa ? Untuk mendapatkan nilai A minimum, berarti P( Z = Z=

(X  ) 

Z=X-

X = 41,0 + ( 5,4 ) ( 1,04 )

) = 0,8500

X= + Z X = 41,0 + 5,62 = 46,62

Jadi A minimum adalah 46,62, maka B maksimum adalah 46,61 Cari nilai B minimum berapa ?

Z = 1,04

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

126

Untuk mendapatkan nilai B minimum, berarti P( Z = Z=

(X  ) 

Z=X-

X = 41,0 + ( 5,4 ) ( 0,39 )

) = 0,6500

Z = 0,39

X=+ Z X = 41,0 + 2,11 = 43,11

Jadi B minimum adalah 43,11, maka C maksimum adalah 43,10 Cari nilai C minimum berapa ? Untuk mendapatkan nilai C minimum, berarti P( Z = Z=

(X  ) 

Z=X-

X = 41,0 + ( 5,4 ) ( - 0,39 )

) = 0,3500

Z = - 0,39

X= + Z X = 41,0 – 2,11 = 38,89

Jadi C minimum adalah 38,89, maka D maksimum adalah 38,88 Cari nilai D minimum berapa Untuk mendapatkan nilai D minimum, berarti P( Z = Z=

(X  ) 

Z=X-

X = 41,0 + ( 5,4 ) ( - 1,04 )

) = 0,1000

X= + Z X = 41,0 - 5,62 = 35,38

Jadi D minimum adalah 35,38, maka E maksimum adalah 35,37 Selanjutnya di tulis Kriteria Nilai A ≥ 46,62 43,11 ≤ B ≤ 46,61 38,89 ≤ C ≤ 43,10 35,38 ≤ D ≤ 38,88 E ≤ 35,37

Z = - 1,28

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

127

VI TEKNIK SAMPLING 6.1. Pendahuluan Teknik Sampling adalah suatu cara atau prosedur dalam pengambilan sampel. Dalam pengambilan sampel kita mengenal adanya sampling non peluang dan ada sampling peluang. Sampling non peluang yaitu suatu penarikan sampel yang tidak melibatkan kaidah peluang, sedangkan sampling peluang yaitu suatu penarikan sampel yang melibatkan kaidah peluang. Yang bagaimana sampling non peluang ? Berberapa jenis sampling non peluang yaitu: a. Sampling Seadanya ( accedental sampling ) artinya suatu pengambilan anggota sampel diambil seperlunya, misalnya kita ingin melihat pendapat umum atau opini masyarakat di sini ukuran sampelnya diambil seperlunya oleh yang bersangkutan. b. Sampling Pertimbangan ( purprosive sampling ) artinya suatu pengambilan anggota sampel atas pertimbangan tertentu atau pertimbangan kepakaran keilmuan tertentu, misalnya kuisioner.

6.2. Sampling Peluang Berberapa jenis sampling peluang yaitu: 6.2.1. Samping Acak Sederhana ( Simple Randomized Sampling ) artinya pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak ( melalui tabel bilangan acak ) dari anggota populasi diasumsikan hampir sama atau homogen.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

128

6.2.2. Sampling Stratifikasi artinya populasi dibuat strata-strata ( lapisan ) dalam strata diharapkan homogen dan antar strata heterogen, lalu pengambilan sampel dilakukan secara acak dari masing-masing strata. 6.2.3. Sampling Klaster artinya populasi dibuat strata-strata ( lapisan ) dalam strata diharapkan heterogen dan antar strata homogen, lalu pengambilan sampel dilakukan secara acak dari masing-masing strata. 6.2.4. Sampling Proporsi artinya populasi dibuat strata-strata ( lapisan ) lalu pengambilan lapisan sampel dilakukan secara acak dari masing-masing strata yang banyaknyanya berbeda-beda setiap strata. 6.2.5. Sampling Sistimatik artinya pengambilan sampel pertama dilakukan secara acak selanjutnya anggota sampel berikutnya berdasarkan rasio dari N populasi dengan n sampel yang mau diambil. 6.2.6. Sampling Quota 6.2.7. Sampling Sekuensial 6.3. Cara Pengambilan Sampel Dalam hal ini di bahas bagaimana sampel itu terbentuk dari anggota populasi. Cara atau prosedur untuk mendapatkan sampel ada dua yaitu: pengambilan dengan cara dengan pengembalian atau pemulihan ( with replacement ) dan tanpa pengembalian atau pemulihan ( without replacement ). Perhatikan Gambar berikut ini: Populasi berukuran N

Sampel berukuran n

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

129

Yang dimaksud dengan pengembalian adalah anggota sampel pertama diambil dari anggota populasi lalu disimpan kembali dan anggota sampel yang kedua diambil dari angota populasi lalu disimpan kembali dan seterusnya sampai sebanyak anggota sampel yang diinginkan. Yang dimaksud tanpa pengembalian adalah anggota sampel pertama diambil dari anggota populasi lalu tidak disimpan kembali dan anggota sampel yang kedua diambil dari angota populasi lalu tidak disimpan kembali dan seterusnya sampai sebanyak anggota sampel yang diinginkan. Jika pengambilan sampel dilakukan dengan pengembalian, maka akan terbentuk sebanyak Nn buah sampel yang akan terjadi, sedangkan jika pengambilan sampel dilakukan dengan

pengembalian, maka akan terbentuk sebanyak

 N   n

buah sampel yang akan terjadi.

Contoh Misalkan suatu populasi sebut saja N = { 1, 2, 3, 4, 5 }diambil sampel berukuran dua atau n = 2 satu persatu. Jika dengan pengembalian, maka akan terbentuk sebanyak N n = 52 = 25 buah sampel. Apa saja sampelnya? 1. ( 1, 1 )

6. ( 2, 1 )

11. ( 3, 1 )

16. ( 4, 1 )

21. ( 5, 1 )

2. ( 1, 1 )

7. ( 2, 1 )

12. ( 3, 1 )

17. ( 4, 1 )

22. ( 5, 1 )

3. ( 1, 1 )

8. ( 2, 1 )

13. ( 3, 1 )

18. ( 4, 1 )

23. ( 5, 1 )

4. ( 1, 1 )

9. ( 2, 1 )

14. ( 3, 1 )

19. ( 4, 1 )

24. ( 5, 1 )

5. ( 1, 1 )

10. ( 2, 1 )

15. ( 3, 1 )

20. ( 4, 1 )

25. ( 5, 1 )

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

130

Jika dengan pengembalian, maka akan terbentuk sebanyak

 N   n

=

 5    2

= 10 buah sampel.

Apa saja sampelnya? 1. ( 1, 2 )

3. ( 1, 4 ) 5. ( 2, 3 )

7. ( 2, 5 ) 9. ( 3, 5 )

2. ( 1, 3 )

4. ( 1, 5)

8. ( 3, 4 ) 10. (4, 5 )

6. ( 2, 4 )

Misalkan perhatikan pengambilan sampel tanpa pengembalian dari populasi N = {1, 2, 3,4,5} diambil sampel berukuran n = 2 lalu kita hitung rata-rata sampel atau X dan ragamnya S2 diperoleh: No

Sampel Yang Terjadi

Rata-rata Sampel X 

Ragam Sampel ( S2 )

 Xi

(X

n

i 1

i 1

( 1, 2 ) ( 1, 3 ) ( 1, 4 ) ( 1, 5 ) ( 2, 3 ) ( 2, 4 ) ( 2, 5 ) ( 3, 4 ) ( 3, 5 ) ( 4, 5 )

X

i

 X )2

n 1

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

n

S2 =

1,5 2,0 2,5 3,0 2,5 3,0 3,5 3,5 4,0 4,5 i

0,5 2,0 4,5 8,0 0,5 2,0 4,5 0,5 2,0 0,5

 30,0

Dari rata-rata sampel kita rata-ratakan lagi atau double mean ditulis X atau µ x = Dari populasi dihitung rata-rata ( µ ) dan ragam (  2 ) diperoleh µ = 3 dan  2 = 2 Jadi µ x = µ. 6.4. Sebaran-sebaran Sampling .4.1. Sebaran Sampling Rata-rata ( S S Rata-rata ) a. S S Rata-rata mempunyai rata-rata µ x = µ.

30,0  3,0 10

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

131

 dan simpangan baku ( galat baku ) σ x = n

Persamaan normalnya adalah:

n , jika < 5 % sehingga: N

X  x Z=  n

b. S S Rata-rata mempunyai rata-rata µ x = µ. dan simpangan baku ( galat baku ) σ x =

 n

N n N 1

, jika

n ≥ 5 % sehingga: N

X  x

Persamaan normalnya adalah:

Z= 

N-n n N -1

Contoh Suatu penyebrangan ASDP ( angkutan sungai dan penyebrangan ) dari Bakauheni ke Merak atau sebaliknya menggunakan kapal cepat ( Jetfoil ) mengikuti sebaran normal dengan rata-rata 46 menit dan ragam 36. Pada suatu waktu tertentu diambil sampel secara acak berukuran 16 penyebrangan. Berapa peluang rata-rata penyebrangan: a. kurang dari 49,00 menit b. lebih dari 44,50 menit c. antara 43,00 s.d 47,50 menit Jawab Diketahui rata-rata µ = 46 ragam σ2 = 36 N = ∞ ( tidak diketahui ) X  N(0,1 )

simpangan baku σ = 6 dan n = 16 Z=

(X  ) 

Maka rata-rata µ x = µ. = 46 galat baku σ x =

 n

=

6 16

= 1,50 sehingga

X  x persamaan normalnya Z =  n a. P( X < 49,0 menit ) = ? Z=

49,0  46,0 = 2,00 1,5

P( Z = 2,00 ) = 0,9772 Jadi P( X < 49,0 menit ) = 0,9772

X  x menjadi Z =  n

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

132

b. P( X > 44,5 menit ) = ? Z=

44,5  46,0 = - 1,00 1,5

P( Z = -1,00 ) = 0,1587 Jadi P( X > 44,5 menit ) = 1 – 0,1587 = 0,8413 c. P( 43,0 < X < 47,5 menit ) = ? Z1 =

43,0  46,0 = - 2,00 1,5

Z2 =

47,5  46,0 = 1,00 1,5

P( Z1 = - 2,00 ) = 0,0228 P( Z2 = 1,00 ) = 0,8413 Jadi P( 43,0 < X < 47,5 menit ) = 0,8413 – 0,0228 = 0,8185 Latihan Hasil penelitian pada 8000 ekor kambing di Bandar Lampung menghasilkan nilai tengah (ratarata) berat daging-tulang (karkas) sebesar 42,900 kg dengan ragam 12,96 kg 2. Pada suatu hari tertentu diambil sampel secara acak sebanyak 64 ekor kambing yang disembelih. Tentukan peluang memperoleh rata-rata berat kambing yang disembelih: a. paling sedikit 42,450 kg b. paling banyak 43,125 kg c. antara 42,450 s.d 43,125 kg

6.4.2. Sebaran Sampling Selisih atau Beda Dua Rata-rata Rata-ratanya µsr = µ x1  x 2 = µ1 - µ2 2

Galat baku σsr = σ x1  x 2 =

2

1  2  n1 n2

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

133

( x1  x 2 )  ( 1   2 )

1  2  n1 n2 2

Persamaan Normalnya Z =

2

Contoh Pada bula Januari dan Februari di Kota Bandar Lampung musim buah duku dan penjualan eceran buah duku mengikuti sebaran normal. Penjualan di Pasar Bawah laku secara rata-rata perhari 50 kg dengan simpangan baku 1,9 kg sedangkan penjualan di Pasar Tugu laku secara rata-rata perhari 45 kg dengan simpangan baku 1,6 kg. Suatu waktu diambil sampel secara acak dari penjualan kedua pasar tersebut masing-masing sebanyak 25 penjual. Berapa peluang selisih rata-rata kedua pasar tersebut: a. paling banyak 6,5 kg b. paling sedikit 2,0 kg c. antara 3,5 s.d 8,0 kg Jawab Diketahui rata-rata pasar Bawah µ 1 = 50 kg, σ1 = 1,9 rata-rata pasar Tugu µ2 = 45 kg, σ2 = 1,6

σ12 = 3,61, n1 = 25 σ22 = 2,56,

Rata-ratanya µsr = µ x1  x 2 = µ1 - µ2 = 50 – 45 = 5,0 2

2

1  2  = n1 n2

Galat baku σsr = σ x1  x 2 =

3,61 2,56  = 1,5 25 25

( x1  x 2 )  ( 1   2 ) Persamaan Normalnya Z =

1  2  n1 n2 2

2

a. P [( X 1  X 2 ) ≤ 6,5 kg ] = ? P [( X 1  X 2 ) ≤ 6,5 kg ] =

6,5  5.0 = 1,00 1,5

P ( Z = 1,00 ) = 0,8413 Jadi P [( X 1  X 2 ) ≤ 6,5 kg ] = 0,8413 b. P [( X 1  X 2 ) ≥ 2,0 kg ] = ? P [( X 1  X 2 ) ≥ 2,0 kg ] =

2,0  5.0 = - 2,00 1,5

P ( Z = - 2,00 ) = 0,0228 Jadi P [( X 1  X 2 ) ≥ 2,0 kg ] = 1 – 0,0228 = 0,9772 c. P [3,5 ≤ ( X 1  X 2 ) ≤ 8,0 kg ] = ?

n2 = 25

Eri Setiawan 3,5  5.0 Z1 = 1,5

Z2 =

Pengantar Statistika

134

= - 1,00

8,0  5.0 = 2,00 1,5

P ( Z = - 1,00 ) = 0,1587 P ( Z = 2,00 ) = 0,9772 Jadi P [3,5 ≤ ( X 1  X 2 ) ≤ 8,0 kg ] = 0,9772 – 0,1587 = 0, 8185 6.4.3. Sebaran Sampling Proporsi Proporsi = p =

x dan ingat Sebaran Binomial rata-rata µ = n p dan n

simpangan baku σ =

np (1  p )

.

X ~ b( X; n, p ) maka rata-rata µ = n p dan simpangan baku σ = x ~ b( X; n, p ) maka rata-rata µ = p dan simpangan baku σ = n

np (1  p )

maka

p (1  p ) jadi n

Rata-rata untuk sebaran sampling proporsi µp = p dan Galat baku untuk sebaran sampling proporsi σp =

Sehingga persamaan normalnya adalah

Z=

p (1  p ) n

x p n p (1  p ) n

Contoh Ada petunjuk kuat bahwa Calon A di daerah pemilihan I akan mendapat suara 10 %. Suatu sampel acak telah diambil berukuran n = 100 orang untuk diwawancaradari daerah pemilihan I. Berapa peluang a. paling banyak 13 dari 100 orang akan memilih calon A b. paling sedikit 4 dari 100 orang akan memilih calon A c. antara 7 s. d 16 orang dari 100 akan memilih calon A Jawab Diketahui p = 0,1 n = 100 µp = p = 0,1 , σp =

X  N(0,1 ), maka

p (1  p ) = n

0,1(1  0,1) = 0,03 100

Eri Setiawan

135

x p n p (1  p ) n

Z=

a. P(

Pengantar Statistika

13 x ≤ )=? n 100

13  0,10 Z = 100  1,00 0,03

P( Z = 1,00 ) = 0,8413 Jadi P( b.

P(

x 7 ≤ ) = 0,1587 n 100

4 x ≥ )=? n 100

4  0,10 Z = 100  2,00 0,03

P( Z = - 2,00 ) = 0,0228 4 x ≥ ) = 1 - 0,0228 = 0,9772 n 100

Jadi P( c.

P(

7 x 16 ≤ ≤ )=? 100 n 100

7  0,10 Z1 = 100  1,00 0,03 16

Z2 = 100

 0,10

0,03

 2,00

P( Z1 = - 1,00 ) = 0,1587 P( Z2 = 2,00 ) = 0,9772 Jadi P(

7 16 x ≤ ≤ ) = 0,9772 – 0,1587 = 0,8185 100 n 100

Latihan . Sebuah perusahaan angkutan barang pecah belah (jenis gelas untuk minum) biasanya mengalami kerusakan 4 % dari barang-barang yang dikirim. Hitunglah peluang dari 600 barang yang diangkut perusahaan tersebut mengalami kerusakan: a. paling sedikit terdapat 0,060 yang rusak., b. paling banyak terdapat 0,032 yang rusak

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

136

c. antara 0,032 s.d 0,060 yang rusak. 6.4.4. Sebaran Sampling Selisih atau Beda Dua Proporsi Rata-rata untuk sebaran sampling selisih atau beda dua proporsi µ Galat baku untuk sebaran sampling proporsi σ sp =

( Sehingga persamaan normalnya adalah

Z=

sp

= p1 – p2 dan

p1 (1  p1 ) p 2 (1  p 2 )  n1 n2

x1 x 2  )  ( p1  p 2 ) n1 n 2

p1 (1  p1 ) p 2 (1  p 2 )  n1 n2

Contoh: Ada petunjuk kuat bahwa calon A mendapat suara 60 % dalam Pilkada. Dua buah sampel acak secara bebas telah diambil masing-masing terdiri dari 300 orang . tentukan peluang akan terjadi perbedaan persentase 10 % yang akan memilih calon A. Jawab Diketahui n1 = 300, n2 = 300 p1 = 0,60 p2 = 0,60 diminta  p1 – p2  = 10 % atau - 0,10  p1 – p2  0,10 Diperoleh µ sp = p1 – p2 = 0,6 – 0,6 = 0 p1 (1  p1 ) p 2 (1  p 2 )  = n1 n2

σ sp =

0,6(1  0,6) 0,6(1  0,6)  = 0,04 300 300

Selanjutnya p1 – p2 = - 0,10 dan p1 – p2 = 0,10

( Z1 =

x1 x 2  )  ( p1  p 2 ) n1 n2

p1 (1  p1 ) p 2 (1  p 2 )  n1 n2 (

Z2 =

x1 x 2  )  ( p1  p 2 ) n1 n2

p1 (1  p1 ) p 2 (1  p 2 )  n1 n2

=

 0,10  0 = - 2,50 0,04

=

0,10  0 = 2,50 0,04

P( Z = - 2,50) = 0,0062 dan P(Z = 2,50) = 0,9938 maka peluang akan terjadi perbedaan persentase sebesar 10 % adalah 0,9938 – 0,0062 = 0,9876

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

137

6.3.5. Sebaran Sampling Simpangan Baku Rata-rata sebaran sampling simpangan baku adalah  =  Galat baku sebaran sampling simpangan baku adalah  =

 2n

s  Sehingga persamaan normalnya adalah Z =  2n Contoh Ragam sebuah populasi yang berdistribusi normal sebesar 6,25 , diambil sampel berukuran 50. Tentukan peluang sampel tersebut akan mempunyai simpangan baku ( s ) a. Lebih dari 2,25 b. Kurang 3,0 c. Antara 2,00 s. d 2,75 Jawab Diketahui 2 = 6,25 maka  = 2,5 n = 225 , maka  =  = 2,5 

 =

2n

=

2,5 = 2 x50

2,5 = 0,25 100

s  Z=  = 2n a. P( s  2,25 ) = ? Z=

2,25  2,50 = - 1,00 0,25

P( Z = - 1,00 ) = 0,1587 Jadi P( s  2,25 ) = 1 – 0,1587 = 0,8413 b. P( s  3,00 ) = ? Z=

3,00  2,50 = 2,00 0,25

P( Z = 2,00 ) = 0,9772 Jadi P( s  3,00 ) = 0,9772 c. P( 2,00  s  2,75 ) = ? Z1 =

2,00  2,50 = - 2,00 0,25

Eri Setiawan 2,75  2,50 Z2 = 0,25

Pengantar Statistika

138

= 1,00

P( Z = - 2,00 ) = 0,0228 P( Z = 1,00 ) = 0,8413 Jadi P( 2,00  s  2,75 ) = 0,8413 – 0,0228 = 0,8185

VII PENDUGAAN PARAMETER 7.1. Pendahuluan Parameter merupakan besaran-besaran yang diperoleh dari populasi, secara umum dinotasikan dengan , sedangkan statistik merupakan besaran-besaran yang diperoleh dari sampel, secara umum dinotasikan dengan ˆ . Selanjutnya parameter tersebut akan diduga oleh statistik, atau  akan diduga oleh ˆ

Eri Setiawan  Jadi  merupakan

Pengantar Statistika

139

penduga ( estimator ) bagi .

Dengan demikian  bisa berupa µ, 2, p dan ˆ

berupa x , S2,

x n

Parameter rata-rata (nilai tengah) adalah µ akan diduga (estimator) oleh statistik x Parameter ragam (variance) adalah 2 akan diduga (estimator) oleh statistik S2 Parameter proporsi adalah p akan diduga (estimator) oleh statistik

x n

Jadi x merupakan penduga rata-rata (nilai tengah) bagi µ , S 2 merupakan penduga ragam bagi 2 S merupakan penduga simpangan baku bagi  dan

x merupakan penduga proporsi bagi p n

7.2. Jenis Pendugaan Penduga Titik ( Point Estimate ) hasil dugaan berupa satu nilai tertentu Penduga Selang ( Interval Estimate ) hasil dugaan berupa dua nilai diantara 7.3. Sifat-sifat Pendugaan a. Penduga harus bersifat tak bias artinya secara harapan penduga sama dengan yang 

diduga.atau E(  )= . b. Penduga harus mempunyai ragam minimum c. Penduga harus bersifat statistik cukup d. Penduga harus bersifat konsisten e. Penduga harus bersifat lengkap. Penduga yang baik adalah memenuhi dua sifat pendugaan yaitu: tak bias dan mempunyai ragam minimum. Penduga akan dikatakan lebih baik (terbaik), bila semua sifat pendugaan dipenuhi. Kita tidak akan membicarakan penduga titik, karena terlalu riskan untuk dibuat kesimpulan. Dalam 

pendugaan titik bisa diperoleh hasil dugaan over estimate, karena hasil dari  bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sehingga akan dibicarakan adalah penduga selang ( Interval Estimate ). Perhatikan Gambar berikut ini:

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

140

Distribution Plot Normal; Mean=0; StDev=1 0,4

Density

0,3

0,2

0,1 0,025

0,025

0,0

-1,96

0 X

1,96

7.4.1. . Menduga Rata-rata ( Nilai Tengah ) 7.4.1.a. Untuk  diketahui maka P( Z/2 ≤ Z ≤ Z1 - /2 ) = 1 -  Ingat sebaran sampling persamaan normal adalah : Z  sehingga kalau Z kita ganti menjadi

P( Z /2 ≤

(X  )

/ n

(X  ) ≤ Z1 - /2 ) = 1 -  / n

hasil manipulasi matematiknya menjadi: atau rumus yang akan digunakan adalah: P(

 X



- Z/2

n ≤µ≤

 X



+ Z/2

n )=1-

7.4.1.b. Untuk  tidak diketahui maka P( t/2 ≤ t ≤ t1 - /2) = 1 -  Ingat sebaran sampling t, yaitu t =

P( t/2

(X  ) s sehingga kalau t kita ganti menjadi n

(X  ) s ≤ ≤ t1 - /2) = 1 -  n

hasil manipulasi matematiknya menjadi: atau rumus yang akan digunakan adalah P ( X - t/2

s ≤ µ ≤ X + t/2 n

s )=1- n

Bagaimana cara memandang persoalan ? Perhatikan contoh soal berikut ini:

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

141

1. Suatu sampel acak berukuran 36 mahasiswa tingkat akhir mempunyai nilai tengah dan simpangan baku IPK adalah 2,6 dan 0,3. Buatlah selang kepercayaan 95 % dan 99 % bagi nilai tengah IPK seluruh mahasiswa tingkat akhir. Jawab. 1. a. . Diketahui rata-rata ( nilai tengah ) X  2,6, simpangan baku 1 – α = 0,95

  0,3, n =36,

Z = 1,96 0,3

P( 2,6 – 1,96

36

< µ < 2,6 + 1,96

0,3 36

) = 0,95

P(2,6 – 0,098 < µ < 2,6 + 0,098 ) = 0,95 P( 2,502 < < µ < 2,698 ) = 0,95 Jadi rata-rata atau nilai tengah IPK seluruh mahasiswa adalah antara 2,502 sampai dengan 2,698

dengan selang kepercayaan 95 %.

1.b. Diketahui rata-rata ( nilai tengah ) X  2,6, simpangan baku 1 – α = 0,99

  0,3, n =36,

Z = 2,57

P( 2,6 – 2,57

0,3 0,3 < µ < 2,6 + 2,57 ) = 0,99 36 36

P(2,6 – 0,128 < µ < 2,6 + 0,128 ) = 0,99 P( 2,472 < µ < 2,728 ) = 0,99 2.

Isi 9 kaleng asam sulfat adalah 9,8 10,2 10,4 9,8 10,0 10,2 9,8 9.7 10,1 Tentukan selang kepercayaan 95 % bagi nilai tengah isi semua kaleng. Jawab 9

Diketahui rata-rata

s

 ( Xi  x ) n 1

X 



9

2



 Xi

11

i 1

n



dan simpangan bakunya, 90,0  10,0 9

( Xi  10,0) 2 9 1

 0,240 , t0,025(8) = 2,306

Dikerjakan dengan paket program, hasilnya: Descriptive Statistics: Volume Kaleng Variable

Mean

SE Mean St-Dev Variance

Volume Kaleng 10.000 0.0799 P ( X - t/2

s n

P( 10,0 – 2,306

≤ µ ≤ X + t/2

0.240 s n

0.0575

)=1-

0,240 0,240 ≤ µ ≤ 10,0 + 2,306 ) = 0,95 9 9

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

142

P( 10,0 – 0,184 ≤ µ ≤ 10,0 + 0,184 ) = 0, 95 P( 9,816 ≤ µ ≤ 10,184 ) = 0,95 Jadi nilai tengah isi kaleng asam sulfat yang sebenarnya adalah antara 9,816 s.d 10,184 dengan selang kepercayaan 95 %. Atau bila dianalisis dengan paket program diperoleh: One-Sample T: Isi Variable N Isi

9

Mean

St-Dev SE Mean

10.0000 0.2398

0.0799

95% CI (9.8157, 10.1843)

7.4.2. Menduga Beda /Selisih Dua Rata-rata ( Nilai tengah ) Dalam Menduga Beda/Selisih Dua Rata-rata ( Nilai tengah ) ada 4 masalah, yaitu: 7.4.2.a. Jika  1 dan  2 diketahui, maka: 2

P[ ( X 1 - X 2 ) – Zα/2

2

2 2 1  2 1  2   < µ1- µ2 < ( X 1 - X 2 ) + Zα/2 ]=1-α n1 n2 n1 n2

Contoh Suatu ujian bahasa Inggris diberikan pada 75 mahasiswi dan 50 mahasiswi. Mahasiswa mempunyai rata-rata dan simpangan baku adalah 82 dan 8 sedangkan mahasiswi 76 dan 6. Tentukan selang kepercayaan 96 % bagi beda rata-rata ( nilai tengah ) nilai mahasiswa dan mahasiswi. Jawab Diketahui: X 1  82 dan s1 = 8

s12 = 64 X 2  76 dan s2 = 6

s22 = 36 dan 1 – α = 0,96 ,

maka harga Z = 2,05 2

P[ ( X 1 - X 2 ) – Zα/2 P[(82 – 76) – 2,05

2

2

2

1  2 1  2   < µ1- µ2 < ( X 1 - X 2 ) + Zα/2 ]=1–α n1 n2 n1 n2 64 36  < µ1- µ2 < [(82 – 76) + 2,05 75 50

64 36  ] = 0,96 75 50

P( 6 – 2,571 < µ1- µ2 < 6 + 2,571 ) = 0,96 P( 3,429 < µ1- µ2 < 8,571 ) = 0,96 Jadi beda rata-rata ( nilai tengah ) nilai mahasiswa dan mahasiswi adalah antara 3,429 s.d 8, 571 dengan selang kepercayaan 96 %.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

143

7.4.2.b. Jika  1 dan  2 tidak diketahui tapi diasumsikan  1 =  2 , maka: 1 1  < µ1- µ2 < ( X 1  X 2 ) + tα/2 Sp n1 n2

P[( X 1  X 2 ) - tα/2 Sp

2

(n  1) S1  (n2  1) S 2 Dengan S = 1 n1  n2  2

1 1  ]=1–α n1 n2

2

2 p

Sp =

Sp

2

Contoh Suatu program pengajaran matematika dengan Metode I diberikan kepada 12 siswa dan Metode II diberikan kepada 10 siswa. Selanjutnya diberi ujian dan hasilnya adalah Metode I mencapai rata-rata 85 dan simpangan bakunya 4, sedangkan Metode II mencapai rata-rata 81 dan simpangan bakunya 5. Tentukan selang kepercayaan 90 % bagi selisih rata-rata, bila kedua simpangan baku populasi tidak diketahui dan diasumsikan sama. Jawab S12 = 16 n1 = 12

Diketahui X 1 = 85 S1 = 4 1 – α = 0,90

X 2 = 81 S1 = 5

S22 = 25 n2 = 10

tα/2 (n1 + n2 - 2 ) = t0,05 (20) = 1,725 2

(n  1) S1  (n2  1) S 2 S = 1 n1  n2  2 2 p

2

=

(12  1)16  (10  1)25 = 20,05 12  10  2

1 1  < µ1- µ2 < ( X 1  X 2 ) + tα/2 Sp n1 n2

P[( X 1  X 2 ) - tα/2 Sp

P[(85 – 81) – 1,725 (4,478)

P( 0,693 < µ1- µ2 < 7,307 ) = 0,90 Two-Sample T-Test and CI Sample N Mean StDev SE Mean 12 85.00 4.00

1.2

2

10 81.00 5.00

1.6

1 1  ]=1–α n1 n2

1 1  < µ1- µ2 < (85 – 81) – 1,725 (4,478) 12 10

P( 4 – 3,307 < µ1- µ2 < 4 + 3.307 ) = 0,90

1

Sp = 4.478

Difference = mu (1) - mu (2) Estimate for difference: 4.00 90% CI for difference: (0.69, 7.31) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2.09 P-Value = 0.050 DF = 20 Both use Pooled StDev = 4.4777

1 1  ] = 0,90 12 10

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

144

7.4.2.c. Jika  1 dan  2 tidak diketahui tapi diasumsikan  1 ≠  2 , maka: 2

2

S1 S  2 < µ1- µ2 < ( X 1  X 2 ) + tα/2 n1 n2

P[( X 1  X 2 ) - tα/2

2

2

S1 S  2 ]=1–α n1 n2 2

 

Cari dulu derajat bebas dugaannya ( dbˆ ) =           

 S1 2 S 2 2     n  n  2   1 2 2 2 2 S1     S 2      n1     n2      n1  1   n2  1                 

Contoh Jika kasus b) bila diasumsikan 1 ≠ 2 , maka harus menghitung dbˆ , yaitu: 2

 

dbˆ =          

 16 25      12 10  2 2  16     25       12      10  12  1   10  1    

       

14,694

= 0,856 = 17,166  18

    

2

2

S1 S  2 < µ1- µ2 < ( X 1  X 2 ) + tα/2 n1 n2

P[( X 1  X 2 ) - tα/2

P[( 85 – 81 ) – 1,734

2

2

S1 S  2 ]=1–α n1 n2

16 25  < µ1- µ2 < ( 85 – 81 ) + 1,734 12 10

16 25  ] = 0,90 12 10

P( 4 – 3,395 < µ1- µ2 < 4 + 3,395 ) = 0,90 P( 0,605 < µ1- µ2 < 7,395 ) = 0,90

7.4.2.d.

Jika  1 dan  2 tidak diketahui dan diasumsikan data berpasangan, maka:

P( d  t / 2

Sd n

< µd < d  t  / 2

Sd n

)=1–α

2

Dengan Sd2 =

n(d i )  (d i ) 2 dan Sd = n(n  1)

Sd

2

db = n -1 , n1 = n2 = n

Contoh: Diketahui data berpasangan sebagai berikut:

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

145

Sesudah 68 67 55 58 71 75 62 64 Sebelum 71 62 57 60 66 77 60 63 Tentukan selang kepercayaan 95 % bagi selisih data berpasangan.

69 65

65 63

Jawab Sesudah Sebelum Di = selisih di2

68 71 -3 9

67 62 5 25

55 57 -2 4

58 60 -2 4

71 66 5 25

n1 = 10 n2 = 10 dan n = 10 1 – α = 0,95 d i 10 d    1,0 n 10

P( d  t / 2

Sd n

Sd

n d i  ( d i ) 2  n(n  1)

< µd < d  t  / 2

P( 1,0 – 2,262

3,091 10

Sd n

62 60 2 4

64 63 1 1

69 65 4 16

65 63 2 4



10 96

t0,025 (9) = 2,262

2

2

75 77 -2 4

=

10(96)  (10) 2 860   9,556 10(10  1) 90

Sd =3,091

)=1–α

< µd < 1,0 – 2,262

3,091 10

) = 0,95

P( 1,0 – 2,211 < µd < 1,0 + 2,211 ) = 0,95 P( - 1,211 < µd < 3,211) = 0,95 Paired T-Test and CI: Sesudah, Sebelum Paired T for Sesudah - Sebelum N Mean StDev SE Mean Sesudah

10 65.40 5.99

1.89

Sebelum

10 64.40 5.85

1.85

Difference 10 1.000 3.091

0.978

95% CI for mean difference: (-1.211, 3.211) T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0): T-Value = 1.02 P-Value = 0.333 7.4.3. Menduga Ragam ( Variance )  2 (n  1) S 2 Dalam menduga ragam statistik yang digunakan adalah  ( khi-kuadrat ) di mana   2 2

P(2/2 ≤ 2 ≤ 21 - /2 ) = 1 -  (n  1) S 2 P( /2 ≤ ≤ 21 - /2 ) = 1 -  1  2

2

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

P(

146

(n  1) S ( n  1) S 2  2 )  1 2   /2  1 / 2 2

2

Contoh Data berikut ini berupa volume (dalam desiliter ) dari 10 kaleng buah-buahan sebagai berikut: 46,4 46,1 45,8 47,0 46,1 45,9 45,8 46,9 45,2 dan 46,0. Buat selang kepercayaan 95 % bagi ragam volume kaleng buah-buahan hasil perusahaan tersebut. Jawab nXi 2  (Xi ) 2 Hitung dulu ragam sampelnya ( S ), yaitu: S = = 0,286 n(n  1) 2

2

(n  1) S 2 ( n  1) S 2 2   2 )  1 P(  2 / 2  1 / 2 P(

(10  1)(0,286) (10  1)(0,286) ≤ 2 ≤ ) = 0,95 19,023 2,700

P( 0,135 ≤ 2 ≤ 0,953 ) = 0,95

2

1 7.4.4. Menduga Nisbah ( Rasio ) Ragam ( 2 ) 2 Untuk menduga rasio ( nisbah ) ragam statistik yang digunakan adalah statistik F, di mana

pendugaannya diperoleh sebagai berikut: F =

1

2

2

2

v1 v2

=

S1

2

S2

2

1

2

2

2

 2 2 S1 2 = 2 2 1 S2

P( f/2 ≤ F ≤ f1 - /2 ) = 1 - 

 2 2 S1 2 ≤ 2 2 ≤ f1 - /2 ) = 1 -  atau 1 S2

P( f/2

P[

S1

2

S2

2

1 ≤ f  / 2 (v1 , v 2 )

2

2

1 S1 2 ≤ 2 f/2 ( v2, v1) ] = 1 -  2 S2

Contoh: Suatu program pengajaran matematika dengan Metode I diberikan kepada 16 siswa dan Metode II diberikan kepada 9 siswa. Selanjutnya diberi ujian dan hasilnya adalah Metode I mencapai rata-

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

147

rata 85 dan simpangan bakunya 4, sedangkan Metode II mencapai rata-rata 81 dan simpangan bakunya 5. Buatlah selang kepercayaan 90 % bagi rasio ragam. Jawab n2 = 9 S2 = 5 S22 = 25 1 -  = 0,90

Diketahui n1 = 16 S1 = 4 S12 = 16 f 0,05 ( 15, 8 ) = 3,22

P[

S1

2

S2

2

1 ≤ f  / 2 (v1 , v 2 )

1 16 P[ ≤ 25 (3,22)

1

f 0,05 ( 8, 15 ) = 2,64

f 0 , 05 (15,8)

1

= 3,22 = 0,311

1 S1 2 ≤ 2 f/2 ( v2, v1) ] = 1 -  2 S2 2

2

2

1 16 2 ≤ 25 ( 2,64 ) ] = 0,90 2

1 P( 0,174 ≤ 2 ≤ 1,478 ) = 0,90 2 2

Distribution Plot F; df1=8; df2=15 0,8 0,7

Density

0,6 0,5 0,4 0,3 0,2

0,05

0,1 0,0

0,05 0 0,311

X

2,64

Contoh Latihan 1. Diketahui data sampel tentang besarnya cahaya pada bunga bagian atas dan bawah sebagai berikut: yang dikumpulkannya adalah: Bunga b. atas

39 52 54 42 47 39 41 46 45

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

148

Bunga b. bawah 41 37 47 38 36 43 45 40 42 a. Dugalah nilai tengah bunga bag. atas yang sesungguhnya dengan 1-  = 0,95 b. Dugalah nilai tengah bunga bag. bawah yang sesungguhnya dengan 1-  = 0,90 c. Dugalah beda nilai tengah bunga yang sesungguhnya dengan 1-  = 0,90, jika diasumsikan Adan B tidak ketahui dan A = B. d. Dugalah ragam bunga bag. atas yang sesungguhnya dengan 1-  = 0,90 e. Dugalah ragam bunga bag. bawah yang sesungguhnya dengan 1-  = 0,95 f. Dugalah nisbah ( rasio ) ragam bunga yang sesungguhnya dengan 1-  = 0,90 2. Data besarnya volume penjualan komodi di Pasar 1 dan Pasar 2 sebagai berikut Pasar 1

3,9 5,2 5,4 4,2 4,7 3,9 4,1 4,6 4,5

Pasar 2

4,1 3,7 4,7 3,8 3,6 4,3 4,5 4,0 4,2

a. Dugalah rata-rata atau nilai tengah volume penjualan komodi di Pasar 1 yang sesungguhnya dengan 1-  = 0,90 b. Dugalah rata-rata atau nilai tengah volume penjualan komodi di Pasar 2 yang sesungguhnya dengan 1-  = 0,90 c. Dugalah beda rata-rata atau nilai tengah bunga yang sesungguhnya dengan 1-  = 0,95 3. Hitunglah: a. P(t < 2,365 ), bila v = 7 b. P( t > 1,318 ), bila v = 24 c. t 0,025 , bila v = 25 d

- t 0,025 , bila v = 15

e t 0,99 , bila v = 20 f. P( - t /2  t  t/2 ) = 0,90 untuk n = 20 g. P ( 2 1 - /2  2  2/2 ) = 0,95 untuk n = 15 h. P( f /2  f  f 1-/2 ) = 0,98 untuk n1 = 16 dan n2 = 25

VIII PENGUJIAN HIPOTESIS

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

149

8.1. Pendahuluan Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Hypo dan Titenai Hypo artinya di bawah Titenai artinya menempatkan. Jadi artinya menempatkan di bawah Secara umum hipotesis merupakan landasan berpijak bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Jadi hipotesis merupakan asumsi atau perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut. Jika asumsi itu mengenai populasi, yaitu nilai-nilai parameter, maka disebut hipotesis statistik. Hipotesis bisa benar, bisa tidak benar sehingga diperlukan prosedur untuk menentukan diterima atau ditolak. Jadi pengujian hipotesis merupakan prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis. Hipotesis atau pernyataan tersebut biasanya dinotasikan dengan H 0 , sedangkan alternatif hipotesis atau versusnya dinotasikan dengan H 1. Jadi H0 : mengenai apa H1 : mengenai apa Menerima H0 berarti kesimpulannya adalah kalimat pada H0 dan menolak H0 berarti kesimpulannya adalah kalimat pada H1 sebagai alternatif H0. Meskipun kita akan sering menggunakan istilah menerima atau menolak tetapi bahwa penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa hipotesis itu salah, sedangkan penerimaan suatu hipotesis semata-mata mengimplikasikan bahwa kita tidak cukup bukti untuk mempercayainya. Dengan pengertian tersebut maka statistikawan atau peneliti sering mengambil sebagai hipotesisnya suatu pernyataan yang diharapkan akan menolaknnya. Dalam melakukan pengujian hipotesis akan terdapat dua jenis kesalahan yang dapat terjadi, yaitu: Tipe Kesalahan Jenis I dan Tipe Kesalahan Jenis II. Pernyataan tersebut diperoleh dari

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Kesimpulan Menerima Hipotesis Menolak Hipotesis

Keadaan Hipotesis Benar Benar Kesalahan Tipe I (  )

150

Sebenarnya Hipotesis Salah Kesalahan Tipe II (  ) Benar

Tipe Kesalahan Jenis I = α = P ( menolak H0 padahal H0 benar ) Tipe Kesalahan Jenis II = β = P ( menerima H0 padahal H1 benar ) sedangkan 1 - β adalah kuasa uji ( power test ) di mana 1 - β = P ( menolak H0 padahal H1 benar ) Daerah kritis atau daerah penolakan hipotesis. Perhatikan Gambar berikut ini:

Pengujian Dua Pihak ( Dua arah ) Distribution Plot Normal; Mean=0; StDev=1 0,4

Density

0,3

0,2

0,1 0,025 0,0

0,025 -1,96

0 X

1,96

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

151

Pengujian Satu Pihak ( Satu Arah ) Untuk Arah Kanan Distribution Plot Normal; Mean=0; StDev=1 0,4

Density

0,3

0,2

0,1 0,05 0,0

0 X

Pengujian Satu Pihak ( Satu Arah ) Untuk Arah Kiri Distribution Plot Normal; Mean=0; StDev=1 0,4

Density

0,3

0,2

0,1 0,05 0,0

-1,64

0 X

1,64

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

152

Harga α digunakan untuk sebelah kiri atau kanan, jadi harga α tidak dibagi dua. a. Uji Dua Arah H0 :    0

b. Uji Satu Arah H0 :    0

H1:    0

H1:    0

c. Uji Satu Arah

H0 :    0 H1:    0

Uji dua arah artinya ada dua daerah penolakan pihak kiri dan kanan sehingga α menjadi

 2

dan uji satu arah artinya ada satu daerah penolakan dikanan H 1:    0 dan dikiri H1:    0

8.2. Prosedur Pengujian Hipotesis a. Tentukan perumusan hipotesis sesuai dengan permasalahannya. H 0 : apa dan H1 apa. b. Tentukan taraf nyata ( α ) yang diinginkan c. Tentukan Statistik Uji yang digunakan, tentunya sesuai dengan permasalahan. d. Bandingkan antara statistik hitung dengan statistik tabel. e. Buat Kesimpulan. 8.3.1. Menguji Rata-rata ( Nilai Tengah )  No 1a

H0 H0 :  = 0

H1 H0 :  ≠ 0

1b

H0 :  = 0

H0 :   0

1c

H0 :  = 0

H0 :   0

2a

H0 :  = 0

H0 :  ≠ 0

2b

H0 :  = 0

H0 :   0

2c

H0 :  = 0

H0 :   0

Keterangan Informasi  diketahui

Statistik Uji

Informasi  diketahui Informasi  diketahui Informasi  tidak diket.

X  Z= / n X  Z= / n X  t= S/ n

Informasi  tidak diket. Informasi  tidak diket.

X  Z= / n

X  S/ n X  t= S/ n

t=

Daerah Kritis Zhitung  Z/2 atau Zhitung  - Z/2 Zhitung  Z Zhitung  - Z t hitung  t /2 atau t hitung  - t /2 t hitung  t  t hitung  - t 

Contoh 1. Sebuah perusahaan memproduksi lampu listrik yang umurnya mendekati sebaran normal dengan nilai tengah 800 jam dan simpangan baku 40 jam. Bila suatu sampel acak berukuran 30 menghasilkan nilai tengah 788 jam Ujilah hipotesis bahwa nilai tengah lampu listrik belum tentu 800 jam dengan taraf nyata 4 %.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

153

Jawab Diketahui µ = 800 jam,  = 40

X = 788

n = 30 α = 4 %

H0 : µ = 800 H1 : µ ≠ 800 α = 4 % maka Z = - 2,05 dan Z = 2,05 Z=

788  800  12 X  = = 7,303 = - 1,64 40 / 30 / n

Karena Z hitung > - Z tabel , maka H0 diterima. Kesimpulan : Kita tidak cukup alasan untuk mengatakan bahwa nilai tengah lampu listrik yang diproduksinya bukan 800 jam dengan selang kepercayaan 96 %. 2. Ujilah hipotesis bahwa rata-rata atau nilai tengah isi kaleng suatu jenis minyak pelumas lebih dari 10,0 liter. Bila suatu sampel acak berukuran 9 kaleng adalah: 10,3 9,8 10,2 10,4 9,9 10,1 10,5 10,4 dan 10,2 (dalam liter) dengan taraf nyata 1 %. Jawab Diketahui µ = 10,0 jam, X dan s di cari dulu dari data di atas, sehingga diperoleh X = 10,2 s = 0,234 n = 9 α = 1 %

H0 : µ = 10,0 H1 : µ > 10,0 α = 1 % , maka t 0,01 (8) = 2,896 t=

X  S/

n

=

10,2  10,0

0,200

= 0,078 = 2,564 0, 234 / 9

Karena t hitung < t tabel , maka H0 diterima. Kesimpulan : Kita tidak cukup alasan untuk mengatakan bahwa nilai tengah isi kaleng pelumas bukan 10,0 liter dengan selang kepercayaan 99 %.

8.3.2. Menguji Selisih ( Beda ) Dua Rata-rata ( Nilai Tengah )  1 -  2 No

H0

H1

Keterangan

Statistik Uji

Daerah Kritis

Eri Setiawan

1.a

H0 : 1 = 2

Pengantar Statistika

H1 :  1 ≠ 2

Informasi 1 dan 2 diketahui

1.b

H0 : 1 = 2

H1 : 1  2

H0 : 1 = 2

H1 : 1  2

H0 : 1 = 2

H1 : 1 ≠ 2

2;b

H0 : 1 = 2

H1 : 1  2

2.c

H0 : 1 = 2

H1 : 1  2

3.a

H0 : 1 = 2

H1 : 1 ≠ 2

3.b

H0 : 1 = 2

H1 : 1  2

3.c

H0 : 1 = 2

H1 : 1  2

4.a

H0 : d = d0

H1 : d ≠ d0

diasumsikan 1 ≠ 2 Informasi 1 dan 2 tidak diketahui dan

Sp

Sp

2

( X 1  X 2 )  ( 1   2 )

t hitung  t 

t hitung  - t 

2

t hitung  t /2 atau t hitung  - t /2 t hitung  t 

2

S1 S  2 n1 n2

( X 1  X 2 )  ( 1   2 ) 2

t=

t=

t hitung  - t /2

1 1  n1 n 2

S1 S  2 n1 n2

t=

t hitung  t /2 atau

1 1  n1 n 2

2

t=

diasumsikan 1 ≠ 2 Informasi 1 dan 2 tidak diketahui dan

1 1  n1 n 2

( X 1  X 2 )  ( 1   2 )

diasumsikan 1 ≠ 2 Informasi 1 dan 2 tidak diketahui dan

Sp

( X 1  X 2 )  ( 1   2 )

t=

Zhitung  - Z

2

( X 1  X 2 )  ( 1   2 )

diasumsikan 1 = 2 Informasi 1 dan 2 tidak diketahui dan

2

( X 1  X 2 )  ( 1   2 )

t=

Zhitung  Z

1  2  n1 n2

Z=

t=

Zhitung  - Z/2

2

( X 1  X 2 )  ( 1   2 )

diasumsikan 1 = 2 Informasi 1 dan 2 tidak diketahui dan

2

Zhitung  Z/2 ata

1  2  n1 n2

Z=

diasumsikan 1 = 2 Informasi 1 dan 2 tidak diketahui dan

2

( X 1  X 2 )  ( 1   2 )

Informasi 1 dan 2 tidak diketahui dan

2

1  2  n1 n2

Z=

Informasi 1 dan 2 diketahui

2.a

( X 1  X 2 )  ( 1   2 )

Informasi 1 dan 2 diketahui

1c

154

t hitung  - t 

2

S1 S  2 n1 n2 d  d0

t hitung  t /2 atau

Sd / n

t hitung  - t /2

d  d0

t hitung  t 

diasumsikan data 4.b

H0 : d = d0

H1 : d  d0

berpasangan Informasi 1 dan 2 tidak diketahui dan diasumsikan data berpasangan

t=

Sd / n

Eri Setiawan

4.c

Pengantar Statistika

H0 : d = d0

H1 : d  d0

Informasi 1 dan 2 tidak diketahui dan

155

t=

t hitung  - t 

d  d0 Sd / n

diasumsikan data berpasangan Contoh Sebuah perusahaan menyatakan bahwa kekuatan rentangan rata-rata tali A melebihi rata-rata tali B sebesar sekurang-kurangnya 12 kilogram. Untuk diuji pernyataan ini, 50 tali dari masingmasing jenis tersebut di uji di bawah kondisi yang sama. Hasil uji memperlihatkan tali A mempunyai kekuatan rentangan rata-rata 86,7 kg dengan simpangan baku 6,28 kg, sedangkan tali B mempunyai kekuatan rentangan rata-rata 77,8 kg dengan simpangan baku 5,61 kg. Ujilah pernyataan tersebut ? dengan taraf nyata 5 %. Jawab. Diketahui X 1  86,7 X 2  77,8

1 = 6,28

12 = 39,4384 n1 = 50

2 = 5,61

22 = 31,4721 n2 = 50

 = 5 %.

H0 : A = B H1 : A < B  = 5 %.

Z = - 1,96

( X 1  X 2 )  ( 1   2 ) Z=

2

2

1  2  n1 n2

(86,7  77,8)  0

=

39,4384 31,4721 =  50 50

8,9  12,0 = - 2,60 1,191

Karena Z hitung < - Z tabel maka H0 ditolak Kesimpulan : Kita tidak cukup alasan untuk menyatakan bahwa kekuatan rentangan rata-rata tali A melebihi rata-rata tali B sekurang-kurangnya 12 kilogram. Dari dua populasi normal yang bebas diambil sampel acak berkukuran n 1 = 11 dan n2 =14 yang menghasilkan rata-rata masing-masing adalah 75 dan 60 dan simpangan baku adalah 6,1 dan 5,3. a. Ujilah hipotesis 1 - 2 belum tentu sama pada taraf nyata 5 %, bila diasumsikan 1 = 2 b. Ujilah hipotesis 1 - 2 belum tentu sama pada taraf nyata 5 %, bila diasumsikan 1 ≠ 2 Jawab a. Diketahui X 1  75 S1 = 6,1 X 2  60

S2 = 5,3

S12 = 37,21 n1 = 11 S22 = 28,09 n2 = 14

 = 5 %.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika 2

Sp2 =

(n1  1) S1  (n2  1) S 2 n1  n2  2

2

=

156

(11  1)37,21  (14  1) 28,09 = 32,055 11  14  2

Sp = 5,662

H0 : 1 = 2 H1 :  1 ≠ 2  = 5 %.

t0,025(23) = 2,069

( X 1  X 2 )  ( 1   2 )

t=

=

1 1  n1 n2

Sp

(75  60)  0

15

1 1 = = 6,576 2,281 5,662  11 14

Karena t hitung > t tabel maka H0 ditolak Kesimpulan Kita tidak cukup alasan untuk menyatakan bahwa 1 = 2 pada taraf nyata 5 %. b. H0 : 1 = 2 H1 :  1 ≠ 2  = 5 %.

t0,025(20) = 2,086 2

 ˆ ( db ) =          







 S1 2 S 2 2     n  n  2   1 2 2  2 2 S1     S 2      n1     n2      n1  1   n2  1          

 37,21 28,09     14   11

      

( X 1  X 2 )  ( 1   2 ) t=

2

2



2













  28,09      14    13   

(75  60)

=

S1 S  2 n1 n2

    37,21   =        11    10       

2

2

                    

= 19, 9  20

15

37,21 28,09 = = 6,463 2,321  11 14

Karena t hitung > t tabel maka H0 ditolak Kesimpulan Kita tidak cukup alasan untuk menyatakan bahwa 1 = 2 pada taraf nyata 5 %. Untuk mengetahui apakah aktif di UKM mempunyai akibat baik atau buruk terhadap IPK yang dihasilkan. Data mengenai rata-rata IPK telah dikumpulkan selama periode 5 tahun: UKM Aktif Tidak Aktif

1 2 2,2

2 2 1,9

Tahun 3 2,3 2,5

4 2,1 2,3

5 2,4 2,4

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

157

Ujilah pada taraf nyata 5 % apakah aktif di UKM berakibat buruk pada IPK? Jawab. Diketahui Aktif Tidak Aktif di di2

d d  n

i

2 2,2 - 0,2 0,04

 0,5  0,1 = 5

2 1,9 0,1 0,01

2,3 2,5 - 0,2 0,04

2,1 2,3 - 0,2 0,04

n d i  ( d i ) 2

2,4 2,4 0 0

2

2 d

S =

n( n  1)

=

 - 0,5 0,13

5(0,13)  ( 0,5) 2 = 0,02 5(5  1)

Sd = 0,1414

H0 : d = 0 H1 : d ≠ 0  = 5 %.

- t0,025(4) = - 2,776

 0,1 0 t= = ,1414 = - 1,587 Sd / n 5

d  d0

karena t hitung > - t tabel maka H0 diterima Kesimpulan Kita tidak cukup alasan untuk menyatakan bahwa aktif di UKM berakibat buruk pada IPK dengan taraf nyata 5 %. Jika dikerjakan dengan paket program, diperoleh Paired T-Test and CI: Aktif, Tdk Aktif Paired T for Aktif - Tdk Aktif N

Mean

St-Dev

SE Mean

Aktif

5

2.160

0.182

0.081

Tdk Aktif

5

2.260

0.230

0.103

0.1414

0.0632

Difference 5 -0.100

95% CI for mean difference: (-0.2756, 0.0756) T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0): T-Value = -1.58 P-Value = 0.189 8.3.3. Menguji Ragam (  2 ) No

H0

H1

Statistik Uji

Daerah Kritis

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

A

H0 :  = 0

B

H0 : 2 = 02

2

2

H0 : 2 = 02

C

H1 :  ≠  2

2 0

H1 : 2 > 02 H1 : 2 < 02

2    2

2 

158

(n  1) S  02



2

tabel

atau 

2

1 - /2



2

2 > 2tabel

(n  1) S 2

0

2 /2

2

Contoh Sebuah perusahaan aki mobil mengatakan bahwa umur aki yang diproduksinya mempunyai simpangan baku populasi sebesar 0,9 tahun. Bila suatu sampel acak berukuran 10 buah aki telah diambil, ternyata simpangan bakunya adalah 1,2 tahun. Ujilah apakah menurut simpangan baku populasi sudah lebih dari 0,9 tahun ? dengan taraf nyata 5 %. Jawab Diketahui  = 0,9

2 = 0,81 n = 10 S = 1,2

S2 = 1,44  = 0,05

H0 : 2 = 0,81 H1 : 2 > 0,81  = 0,05

  2

20,05(9) = 16,919

(n  1) S 2

0

2

=

(10  1)1,44 = 16,000 0,81

Karena 2hitung < 2tabel maka H0 diterima Kesimpulan Kita tidak cukup alasan untuk mengatakan bahwa ragam umur aki yang diproduksi oleh perusahaan tersebut sudah berubah dari 0,9 tahun, dengan taraf nyata 5 %.

1 8.3.4.. Menguji Nisbah ( Perbandingan ) Ragam ( )  22 2

N0 A

H0 H0 : 12 = 22

H1 H1 : 12 ≠ 22

Statistik Uji

f =

S1

2

S2

2

Daerah Kritis f hitung > f /2 ( v2, v1 ) 1

atau f hitung < f (v , v )  /2 2 1

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

H0 :  = 2

B

2 1

2

H0 : 12 = 22

C

H1 : 1 >  2

2 2

f =

H1 : 12 < 22

f =

S1

2

S2

2

S1

2

S2

2

159

f hitung > f  ( v2, v1 )

f hitung <

1 f  (v 2 , v1 )

Contoh Dari dua populasi normal yang bebas diambil sampel acak berkukuran n 1 = 11 dan n2 =14 yang menghasilkan rata-rata masing-masing adalah 75 dan 60 dan simpangan baku masing-masing adalah 6,1 dan 5,3. Ujilah dengan taraf nyata 10 %, nisbah ragam tersebut apakah masih sama atau tidak? Jawab Diketahui X 1  75 S1 = 6,1 X 2  60

S2 = 5,3

 = 10 %.

S12 = 37,21 n1 = 11 S22 = 28,09 n2 = 14

H0 : 12 = 22 H1 : 12 < 22  = 10 %.

f =

f /2 ( v2, v1 ) = f 0,05 (13 , 10 ) = 2,89 dan f 1 - /2 ( v1, v2 ) =

S1

2

S2

2

1 1 = 2,89 = 0,346 f  / 2 (v1 , v 2 )

37,21

= 28,09 = 1,32

Karena f hitung < f tabel , maka H0 diterima Kesimpulan: Kita cukup alasan untuk mengatakan bahwa 12 = 22 dengan taraf nyata 10 %. Untuk  = 10 % dan



1

1

2 sebelah kiri = f 0, 05(13,10 ) = 2,89 = 0,346

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

160

Distribution Plot F; df1=10; df2=13 0,8 0,7

Density

0,6 0,5 0,4 0,3 0,2

0,05

0,1 0,0

0 0,346

X

Untuk  = 5 % dan v1 = 10 dan v2 = 13 , maka

f 0 , 05 (10 ,13) = 2,67

Distribution Plot F; df1=10; df2=13 0,8 0,7

Density

0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,0

0,05 0

X

2,67

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Untuk  = 10 % maka



2 sebelah kiri =

1 f 0 , 05 (13,10 )

161

1

= 2,89 = 0,346 dan sebelah kanan f 0 , 05(10 ,13) =

2,67 Distribution Plot F; df1=10; df2=13 0,8 0,7

Density

0,6 0,5 0,4 0,3 0,2

0,05

0,1 0,0

0,05 0 0,346

X

2,67

Soal Latihan 1. Seorang peneliti mempelajari pengaruh pencahayaan terhadap bunga Lucerne pada kondisi lingkungan yang berbeda. Ia mengambil sampel secara acak 9 dan 9 tanaman yang segar dengan bunga-bunga yang tersinari tanpa halangan di bagian atas dan bunga-bunga yang tersembunyi mungkin di bagian bawahnya. Kemudian ia menghitung banyak biji perdua polong pada setiap lokasi. Data yang dikumpulkannya adalah: Bunga b. atas

3,9 5,2 5,4 4,2 4,7 3,9 4,1 4,6 4,5

Bunga b. bawah 4,1 3,7 4,7 3,8 3,6 4,3 4,5 4,0 4,2 a. Ujilah nilai tengah bunga bag, atas yang sesungguhnya > 4,2 dengan taraf nyata 1 % b. Ujilah nilai tengah bunga bag, bawah yang sesungguhnya > 4,2 dengan taraf nyata 5 % c. Ujilah beda nilai tengah yang sesungguhnya belum tentu sama, dengan taraf nyata 10 %., jika diasumsikan Adan B tidak ketahui dan A = B. d. Uji ragam bunga bag. atas yang sesungguhnya < 0,200 dengan taraf nyata 1 %. e. Uji ragam bunga bag. bawah yang sesungguhnya < 0,200 dengan taraf nyata 5 %. f. Ujuilah nisbah ragam yang sesungguhnya denagn taraf nyata 10 %.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

162

2. Data besarnya volume penjualan komodi di Pasar 1 dan Pasar 2 sebagai berikut Pasar 1

3,9 5,2 5,4 4,2 4,7 3,9 4,1 4,6 4,5

Pasar 2

4,1 3,7 4,7 3,8 3,6 4,3 4,5 4,0 4,2

a. Ujilah rata –rata atau nilai tengah volume penjualan komodi di Pasar 1 yang sesungguhnya dengan alternatif 1 > 4,2 dengan taraf nyata 5 % b. Ujilah rata –rata atau nilai tengah volume penjualan komodi di Pasar 2 yang sesungguhnya dengan alternatif 2 > 4,2 dengan taraf nyata 5 % c. Ujilah beda rata-rata atau nilai tengah yang sesungguhnya dengan alternatif 1  2 , dengan taraf nyata 5 %., jika diasumsikan 1dan 2 tidak ketahui dan 1 = 2. d. Ujilah ragam volume penjualan komodi di Pasar 1 yang sesungguhnya dengan alternatif 12 > 0,25 dengan taraf nyata 1 % e. Ujilah ragam volume penjualan komodi di Pasar 2 yang sesungguhnya dengan alternatif 22 > 0,20 dengan taraf nyata 1 % f. Ujilah nisbah ragam volume penjualan komodi di Pasar 1 dan Pasar 2 yang sesungguhnya dengan alternatif belum tentu sama dengan taraf nyata 10 %

8.4. Menguji Homogenitas Ragam H0 : 12 = 22 = 32 =

= k2

H1 : H0 ditolak Statistik yang digunakan

2

dengan s =

 Bartlett  (ln10){B   (ni  1)}log si } 2

2

 (n  1)s  (n  1) i

i

2 2 dan B = (log s ) (ni  1)

i

 2 Bartlett  (ln10){B   (ni  1)}log si } 2

Contoh Perlak 1

Perlak 2

Perlak 3

Perlak 4

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

16 20 23 18 15

13 15 17 18 21

7 9 12 10 11

163

10 14 11 15 16

Descriptive Statistics: Respon

Variable Ragam N Mean StDev Respon

s1

2

Variance

5 18.40

3.210

10.300

s2

2

5 16.80

3.030

9.200

s3

2

5

1.924

3.700

2

s 4 s1 sp

2

2

9.80

5 13.20 20 14.55

Sampel Ke

db

1 db

1 2 3 4 Jumlah

4 4 4 4 16

0,25 0,25 0,25 0,25 -

2.590 2,734 Si2 10,300 9.200 3,700 6.700 -

6.700 7.475 log Si2 1,0128 0,9638 0,5682 0,8261 -

( db ) log Si2 0,2532 0,2409 0,1420 0,2065 0,8426

log Sp2 = log 7,475 = 0,8736 B = (log s p ) (ni  1) = 0,8736 ( 16) = 13,9776 2

 Bartlett  (ln10){B   (ni  1)}log si } = 2,303 ( 13,9776 - 13, 4836 ) = 1,138 2

2

 tabel 2 = 5 % =  2 0, 05( 3)  7,815

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

164

Distribution Plot Chi-Square, df=3 0.25

Density

0.20

0.15

0.10

0.05

0.00

0.05 0

X

7.815

Kesimpulan: Karena 2hitung < 2tabel maka H0 diterima berarti Kita tidak cukup alasan untuk mengatakan bahwa keempat ragam tersebut berbeda. Hasil manual adalah 1,138 sedangkan hasil olahan paket program adalah 1,03 ( perbedaan antara 1,138 dan 1,03 disebabkan pembulatan dari perkalian saja ). Jika dengan paket program adalah Test for Equal Variances: Respon versus Ragam 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations Ragam N

Lower

StDev

Upper

1

5

1.69426

3.20936

13.3149

2

5

1.60123

3.03315

12.5838

3

5

1.01546

1.92354

7.9803

4

5

1.36646

2.58844

10.7388

Bartlett's Test (Normal Distribution) Test statistic = 1.03, p-value = 0.794 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 0.36, p-value = 0.781

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

165

Uji Homogenitas Ragam Bartlett's Test Test Statistic P-Value

Perlakuan 1

1.03 0.794

Ragam Perlakuan

Levene's Test Test Statistic P-Value

Perlakuan 2

0.36 0.781

Perlakuan 3

Perlakuan 4

0 2 4 6 8 10 12 14 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

8.5. Uji Kebaikan Suai atau Uji Kecocokan ( Goodness of fit test ) Uji Kebaikan Suai artinya ingin melihat sejauhmana antara frekuensi yang teramati (observasi) ( oi  e i ) 2 dengan frekuensi harapan ( ekspekstasi ) didasarkan pada besaran:    ei i 1 2

k

Prosedurnya a. Tentukan perumusan hipotesisnya sesuai dengan masalahnya, yaitu: H0 : Tidak ada masalah H1: H0 ditolak . b. Tentukan taraf nyata yang diinginkan c. Tentukan statistik ujinya, yaitu: d. Bandingkan antara statistik uji dengan statistik tabel. e. Buat Kesimpulan. Contoh Pelantunan sebuah dadu yang seimbang ( homogen ) sebanyak 120 kali.Hasil percobaan sebagai berikut: Permukaan dadu Hasil observasi

1 23

2 22

3 17

4 21

5 19

6 18

 120

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

166

Ujilah dengan  = 5 %, apakah dadu tersebut mempunyai permukaan yang sama (seimbang) atau tidak? Jawab. H0 : Pelantunan sebuah dadu sebanyak 120 masih seimbang H1: Pelantunan sebuah dadu sebanyak 120 sudah tidak seimbang atau H 0 ditolak =5%

20,05 ( 5 ) = 11,070 Distribution Plot Chi-Square, df=5

0.16 0.14

Density

0.12 0.10 0.08 0.06 0.04 0.02 0.05 0.00

0

X

11.070

(oi  ei ) 2 (23  20) 2 (22  20) 2 (17  20) (21  20) 2 (19  20) 2 (18  20) 2   =      = 1,400 ei 20 20 20 20 20 20 i 1 2

k

Karena 2 hitung < 2 tabel , maka H0 diterima Kesimpulan: Kita cukup alasan untuk mengatakan bahwa pelantunan sebuah dadu sebanyak 120 masih seimbang dengan taraf nyata 5 %. 8.6

Uji Kebebasan ( Freedom of test )

Uji kebebasan artinya ingin melihat sejauhmana ada hubungan atau tidak antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya, secara umum disebut dengan Kontingensi dan hal tersebut ( oi  e i ) 2 didasarkan pada besaran:    ei i 1 2

k

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

167

Prosedurnya Tentukan perumusan hipotesisnya sesuai dengan masalahnya, yaitu: H0 : Apakah ada hubungan atau tidak antara ......... H1: H0 ditolak . a. Tentukan taraf nyata yang diinginkan b. Tentukan statistik ujinya, yaitu: c. Bandingkan antara statistik uji dengan statistik tabel. Buat Kesimpulan. Contoh Dalam suatu penelitian dikumpulkan data untuk menentukan apakah proporsi produk yang cacat oleh pekerja yang bertugas pagi, sore dan malam hari sama atau tidak. Data diperoleh sebagai berikut: Hasil Produk Cacat Tidak Cacat Jumlah

Pagi 50 750 800

Waktu Kerja Sore Malam 60 70 740 730 800 800

Jumlah 180 2220 2400

Ujilah dengan taraf nyata 5 %, apakah ada hubungan atau tidak antara hasil produk dengan waktu kerja. Jawab Cari nilai ekspeksi dulu untuk masing-masing sel, yaitu E(Cacat  Pagi) =

(180 x800) = 60 2400

E( Tidak Cacat  Pagi) =

(2220 x800) = 740 2400

E(Cacat  Sore) =

(180 x800) = 60 2400

E(Tidak Cacat  Sore) =

(2220 x800) = 740 2400

E(Cacat  Malam) =

(180 x800) = 60 2400

E(Tidak Cacat  Malam) =

H0 : Tidak ada hubungan antara hasil produk dengan waktu kerja. H1 : H0 ditolak =5%

20,05 ( 2 ) = 5,991

( 2220 x800) = 740 2400

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

168

Distribution Plot Chi-Square, df=2 0.5

Density

0.4

0.3

0.2

0.1

0.0

k

2   i 1

0.05 0

X

5.991

(oi  ei ) 2 (50  60) 2 (60  60) 2 (70  60) 2 (750  740) 2 (740  740) 2 (730  740) 2      = ei 60 60 60 740 740 740

= 1,667 + 0 + 1,667 + 0,135 + 0,135 + 0,135 = 5,406 Karena 2 hitung < 2 tabel , 5,406  5,991, maka H0 diterima Kesimpulan: Kita cukup alasan untuk mengatakan bahwa tidak ada hubungan atau tidak pengaruh antara hasil produk dengan waktu kerja, berarti proporsi produk yang cacat oleh pekerja yang bertugas pagi, sore dan malam hari adalah sama dengan taraf nyata 5 %. Soal Latihan Suatu penelitian untuk melihat apakah ada hubungan antara kelas pasar kebiasaan belanja dan status ekonomi , diperoleh data sebagai berikut:

Pasar Tradisional Pasar Modern Jumlah

Ekonomi Ekonomi Ekonomi Jumlah Bawah Menengah Atas 90 70 40 200 30 70 100 200 120 140 140 400

Ujilah dengan taraf nyata  = 5 %, apakah ada hubungan antara kelas pasar kebiasaan belanja dengan status ekonomi ?. IX ANALISIS RAGAM

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

169

9.1. Pendahuluan Teknik Analisis Ragam (Analysis of Variance) digunakan untuk menguji rata-rata (nilai tengah ) bila lebih dari dua atau untuk menguji beberapa rata-rata. Analisis ragam artinya suatu metode untuk menguraikan keragaman total menjadi komponenkomponen yang mengukur berbagai sumber keragaman.

9.2. Model Matematik Dalam Statistika, jika kita mengukur lebih dari satu kali maka diperoleh rata-rata data dan penyimpangan dari data itu sendiri. Hal tersebut dituangkan dalam bentuk persamaan matematiknya adalah : Yi =  ± i Artinya Yi = hasil pengamatan atau pengukuran,ke-i,  = rata-rata atau nilai tengah dan i = galat percobaan Model matematik tersebut dikenal dengan istilah Model Linear Aditif. Andaikan yang diukur itu adalah suatu perlakuan ( treatmen ), maka model linear aditifnya adalah Yij =  +  i + ij

di mana i = perlakuan ( treatmen ) dengan i = 1, 2, . . . , t dan j = ulangan ( replikasi ) dengan j = 1, 2,

. . . , r.

Yij = pengaruh yang akan kita ukur

 = rata-rata atau nilai tengah  i = pengaruh perlakuan ke-i

i j = galat percobaan yang mendapat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j. Jadi Yij =  +  i + ij adalah

FK = Faktor Koreksi =

Y

ij

2

-

JKT = Jumlah Kuadrat Total =

JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan =

( Yij ) 2 tr

Y

2

ij

-

 Yi. 2

( Yij ) 2 tr ( Yij ) 2

JKG = Jumlah Kuadrat Galat = JKT - JKP JKT

FK

JKP

JKG

tr

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

170

9.3. Klasifikasi Satu Arah Misalkan kita ingin menguji lebih dari dua rata-rata atau nilai tengah sebutlah uji beberapa ratarata, maka hipotesisnya H0 : 1 = 2 = 3 =

... = k

H1 : H0 ditolak atau sekurang-kurangnya dua rata-rata tidak sama. Identitas Jumlah Kuadrat Klasifikasi Satu Arah k

n

k k n  2   2  ( y  y ..)  n y  y )   ij  i. ..  ( yij  yi. ) 2 i 1 j 1

i 1

(y

ij

k

i 1 j 1

n

 [( y

=

 [( y

=

 ( y

i 1 j 1 k

n

k

di mana 2

n



i.



i.

   y.. )  ( yij  y i. )] 2       y..) 2  2( y i.  y.. )( y ij  y i. )  ( y ij  y i. ) 2 ]

n   ( y ij  yi. ) =  yij j 1

j 1

k

  y.. ) 2 + 2

n

i 1 j 1

  ny i . 

n

n



i 1 j 1

k

i.

  y.. ) 2 = n

k



(y i 1

n

 ( y i 1 j 1

ij

i.

   y.. )( y ij  y i. ) +

 j 1



n

y  

j 1

y ij  n

  y.. ) 2 = n

i.



ij



=0 

n 





 ( y



 ( y

   y.. )( y ij  y i. ) = 0 

n

Jadi

n

i.

i 1 j 1

 ( y i 1 j 1

i.



i 1 j 1 k

k



  y.. ) 2 =



  y.. ) 2 k



(y i 1

i.

  y.. ) 2 +

k

n

 ( y i 1 j 1 k

Dan diperoleh JKT = Jumlah Kuadrat Total = k

JKK = Jumlah Kuadrat Kolom = n

i 1

k

JKG = Jumlah Kuadrat Galat =



(y

i.

n

 ( y i 1 j 1

ij

ij

n

  y i. ) 2 

 ( y i 1 j 1

  y.. ) 2   y i. ) 2

i.

  y.. ) 2

k

n

 ( y i 1 j 1

ij

  y i. ) 2

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

171

Dengan demikian identitas jumlah kuadrat dinotasikan sebagai persamaan JKT = JKK + JKG

Rumus Operasional JKT =

k

n

 y i 1 j 1

k

Rumus Operasional JKK =

y i 1

2 ij

2 i.

-



( y ij ) 2 nk

( y ij ) 2

n

nk

Rumus Operasional JKG = JKT – JKK

Tabel Klasifikasi Satu Arah Perlakuan

Jumlah

Ulangan 1 2

1 Y11 Y21

2 Y12 Y22

t Y1t Y21

Y.j Y.j

r Jumlah

Yri Yi .

Yr2 Yi.

Yrt Yi.

Y.j Yij

Kolom dalam hal ini menyatakan banyaknya perlakuan atau banyaknya rata-rata yang akan diuji.

Selanjutnya dibuat dalam tabel analisis ragam, yaitu: Sumber Keragaman Perlakuan

Derajat Bebas t -1

Jumlah Kuadrat JKP

Galat

t(r–1)

JKG

Kuadrat Tengah JKP dbPerlakuan JKG dbGalat

F hitung KTP KTG

F tabel 0,05 0,01 ....... .......

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Total

tr – 1

JKT

172

JKT dbtotal

9.4. Kriteria Pengujian f hitung > f tabel , 5 % maupun 1 %, maka H0 sangat ditolak ( sangat berbeda/ higly significant ) f hitung > f tabel , 5 % tapi < 1 %, maka H0 ditolak ( berbeda/ significant ) f hitung < f tabel , 5 % maupun 1 %, maka H0 diterima ( tidak berbeda/ non significant )

Contoh Dari 5 ( lima ) tablet sakit kepala yang diberikan kepada 25 dicatat berapa lama tablet-tablet itu dapat mengurangi rasa sakit. Ke 25 orang itu dibagi secara acak ke dalam 5 jenis tablet sakit kepala sebut saja tablet merk A, B, C, D dan E yang masing-masing diberi satu. Hasilnya reaksi pengobatan dicantumkan dalam tabel sebagai berikut: Orang 1 2 3 4 5 Jumlah

A 4 5 8 6 3 26

Tablet B C 9 3 7 5 8 2 6 3 9 7 39 20

D 2 3 4 1 4 14

E 7 6 9 4 7 33

 25 26 31 20 30 132

Apakah ada pengaruh yang berarti atau tidak dari kelima tablet sakit kepala tersebut? Jawab H0: Secara rata-rata kelima jenis tablet mempunyai reaksi yang sama dalam mengurangi rasa sakit kepala. H1: Secara rata-rata kelima jenis tablet belum tentu mempunyai reaksi yang sama dalam mengurangi rasa sakit kepala. Atau dengan bahasa statistiknya H0 : µA = µB = µC = µD = µE H1 : H0 ditolak ( artinya salah satu ada yang tidak sama )

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

173

Selanjutnya hitung 1. FK =

( Yij ) 2 tr

2. JKT =

 Yij -

3. JKP =

Y

2

2

i.

r



17424 (132) 2 = = 696,96 25 5 x5

=

( Yij ) 2 tr

( Yij ) 2 tr

= [ 4 2 + 52 +

...

+ 72 ] – 696,96 = 834 - 696,96 = 137,04

(26) 2  (39) 2  (20) 2  (14) 2  (33) 2 =[ ] – 696,96 = 776,40 – 696,96 = 5

79,44 4. JKG = JKT – JKP = 137,04 – 79,44 = 57,60 Selanjutnya disajikan dalam tabel

Tabel Analisis ragam Sumber Keragaman Perlakuan Galat Total

Derajat Bebas

Jumlah

Kuadrat

5–1=4 5(5–1) =20 5x5– 1 = 24

Kuadrat 79,44 57,60 137,04

Tengah 19,86 2,88

f hitung 6,90

**

f tabel 0,05 2,87

0,01 4,43

Kesimpulan Karena f hitung > f tabel baik 5 % ataupun 1 %, maka H0 sangat ditolak, berarti kelima jenis tablet sakit kepala memberikan reaksi yang sangat berbeda.

Bila dihitung melalui paket program hasilnya adalah General Linear Model: Respons versus Perlakuan Factor

Type Levels Values

Perlakuan fixed

5 A, B, C, D, E

One-way ANOVA: Respon versus Perlakuan Analysis of Variance for Respon Source DF SS MS

F

P

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Perlakuan Error Total

4 20 24

79.44 57.60 137.04

174

19.86 2.88

6.90

0.001

Pooled St Dev = 1.697 Kesimpulan Karena f hitung > f tabel baik 5 % ataupun 1 %, maka H0 ditolak, berarti kelima jenis tablet sakit kepala memberikan reaksi yang sangat berbeda. Perhatikan Terlihat hasil perhitungan secara manual dan hasil melalui paket program di atas adalah sama pada tabel analisis ragam dan pada tabel Analysis of Variance . Selanjutnya dilihat hasil ploting data tersebut sebgai berikut. Residual Plots for Treatmen Normal Probability Plot

Versus Fits

99

3,0 Residual

Percent

90 50

0,0 -1,5

10 1

1,5

-3,0 -4

-2

0 Residual

2

4

4

Versus Order

4,8

3,0

3,6

1,5

Residual

Frequency

Histogram

2,4

0,0 -1,5

1,2 0,0

6 Fitted Value

-3,0 -2,4

-1,2

0,0 1,2 Residual

2,4

2

Contoh lainnya Orang 1 2 3 4 5 Jumlah

A 4 5 8 6 3 26

B 9 7 8 6 30

Tablet C 3 5 2

D 2 3

E 7 6 9

10

5

22

 25 26 21 12 3 93

4

6

8 10 12 14 16 18 20 22 24 Observation Order

8

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

175

Hasil Analisis Sumber Keragaman Perlakuan Galat Total

Derajat Bebas 4 12 16

Jumlah Kuadrat 58,602 29,633 88,235

Kuadrat Tengah 14,650 2,469

f hitung 5,93 **

0,05 3,26

f tabel 0,01 5,41

Kesimpulan Karena f hitung > f tabel baik 5 % ataupun 1 %, maka H0 ditolak, berarti kelima jenis tablet sakit kepala memberikan reaksi yang sangat berbeda. One-way ANOVA: Respon versus Perlakuan Source

DF

SS

MS

F

Perlakuan 4

58.60

14.65

Error

12

29.64

2.47

Total

16

88.24

5.93

P 0.007

S = 1.571 R-Sq = 66.42% R-Sq(adj) = 55.22% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled St-Dev Level N Mean St-Dev +---------+---------+---------+--------A 5 5.200 1.924 (-----*-----) B 4 7.500 1.291 (------*------) C 3 3.333 1.528 (-------*-------) D 2 2.500 0.707 (---------*---------) E 3 7.333 1.528 (-------*-------) +---------+---------+---------+--------0.0 2.5 5.0 7.5 Pooled St-Dev = 1.571

Kesimpulan Karena f hitung > f tabel baik 5 % ataupun 1 %, maka H0 sangat ditolak, berarti kelima jenis tablet sakit kepala memberikan reaksi yang sangat berbeda. Perhatikan diperoleh data sampel mengenai nilai hasil dari peserta LUAN SMA 2009 sebagai berikut: Pelajaran

1

2

Siswa 3

4

5

Eri Setiawan

Matematika B Indonesia B Inggris IPA IPS Pertanyaannya

Pengantar Statistika

61 72 67 70 75

67 75 69 73 74

68 70 72 74 76

65 77 71 72 80

176

68 70 73 74 76

a. Apakah ada perbedaan kemampuan dari kelima siswa tersebut. b. Apakah ada perbedaan tingkat kesulitan dari kelima pelajaran tersebut Jawab Sebelum menjawab hal tersebut akan diuji terlebih dahulu asumsi normalitas data dan homogenitas ragam data a. Uji Normalitas Data sebagai berikut: H0 : Data kemampuan siswa 1 adalah normal H1 : data kemampuan siswa 1 tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,165 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti kemampuan siswa 1 adalah normal. H0 : Data kemampuan siswa 1 adalah normal H1 : data kemampuan siswa 1 tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,165 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti kemampuan siswa 1 adalah normal.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

177

Uji Normalitas Data Siswa 1 Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

5.2 1.924 5 0.166 0.871

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

0

2

4

6

8

10

1

H0 : Data kemampuan siswa 2 adalah normal H1 : data kemampuan siswa 2 tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,289 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti kemampuan siswa 2 adalah normal.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

178

Uji Normalitas Data Siswa 2 Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

7.8 1.304 5 0.289 0.454

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

4

5

6

7

8

9

10

11

2

H0 : Data kemampuan siswa 3 adalah normal H1 : data kemampuan siswa 3 tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,334 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti kemampuan siswa 3 adalah normal.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

179

Uji Normalitas Data Siswa 3 Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

4 2 5 0.334 0.336

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

0

2

4

6

8

10

3

H0 : Data kemampuan siswa 4 adalah normal H1 : data kemampuan siswa 4 tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,289 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti kemampuan siswa 4 adalah normal.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

180

Uji Normalitas Data Siswa 4 Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

2.8 1.304 5 0.289 0.454

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

0

1

2

3

4

5

6

4

H0 : Data kemampuan siswa 5 adalah normal H1 : data kemampuan siswa 5 tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,245 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti kemampuan siswa 5 adalah normal. Z

(X   

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

181

Uji Normalitas Data Siswa 5 Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

6.6 1.817 5 0.245 0.570

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

5

H0 : Data tingkat kesulitan mata pelajaran Matematika adalah normal H1 : Data tingkat kesulitan mata pelajaran Matematika tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,449 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti data tingkat kesulitan mata pelajaran Matematika adalah normal

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

182

Uji Normalitas Data Nilai Ujian Matematika Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

65.8 2.950 5 0.449 0.150

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

60

62

64

66 Math

68

70

72

74

H0 : Data tingkat kesulitan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah normal H1 : Data tingkat kesulitan mata pelajaran bahasa Indonesia tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,325 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti data tingkat kesulitan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah normal

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

183

Uji Normalitas Data Nilai Ujian Bahasa Indonesia Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

72.8 3.114 5 0.325 0.356

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

65.0

67.5

70.0

72.5 B Ind

75.0

77.5

80.0

H0 : Data tingkat kesulitan mata pelajaran Bahasa Inggris adalah normal H1 : Data tingkat kesulitan mata pelajaran Bahasa Inggris tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,203 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti data tingkat kesulitan mata pelajaran Bahasa Inggris adalah normal

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

184

Uji Normalitas Data Nilai Ujian Bahasa Inggris Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

70.4 2.408 5 0.203 0.740

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

65.0

67.5

70.0 B Ing

72.5

75.0

77.5

H0 : Data tingkat kesulitan mata pelajaran IPA adalah normal H1 : Data tingkat kesulitan mata pelajaran IPA tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,336 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti data tingkat kesulitan mata pelajaran IPA adalah normal

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

185

Uji Normalitas Data Nilai Ujian IPA Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

72.6 1.673 5 0.336 0.331

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

IPA

H0 : Data tingkat kesulitan mata pelajaran IPS adalah normal H1 : Data tingkat kesulitan mata pelajaran IPS tidak normal. Taraf Nyata (  ) = 5 %

Z tabel = 1,96

Z hitung menurut Anderson Darling ( AD ) = 0,444 Kesimpulan : Karena Z hitung < Z tabel , maka H0 : diterima, berarti data tingkat kesulitan mata pelajaran IPS adalah normal

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

186

Uji Normalitas Data Nilai Ujian IPS Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

70

72

74

76 IPS

78

80

b. Uji Homogenitas Ragam H0 : Ragam kemampuan kelima siswa adalah homogen H1 : Ragam kemampuan kelima siswa tidak homogen Taraf Nyata (  ) = 5 %

2 tabel = 20,05 ( 20 ) = 31,410

Descriptive Statistics: Math, B Ind, B Ing, IPA, IPS Variable N Mean StDev Variance Math

5 65.80 2.95

8.70

B Ind

5 72.80 3.11

9.70

B Ing

5 72.00 3.16

10.00

IPA

5 73.00 5.79

33.50

IPS

5 76.20 2.28

5.20

82

76.2 2.280 5 0.444 0.157

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

db 1 2 3 4 5 

1 db

4 4 4 4 4 20

2

Sp 

Si

2

0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

Log S i

8,70 9.70 10,00 33,50 5,20

187 2

(db) Log S i

0,939 0,987 1,000 1,525 0,716

2

3,756 3,948 4,000 6,100 2,864 20,668

4(8,7)  4(9,7)  4(10,0)  4(33,5)  4(5,2) 20 = 13,42

Log Sp 2 = Log 13,42 = 1,128 B = ( Log Sp 2)  ( ni – 1) = ( 1,128 ) (20 ) = 22,56

 Bartlett  (ln 10){B   (ni  1) log S p } = 2,3026{22,56 – 20,668}= 4,356 2

2

Kesimpulan Karena 2 hitung < 2 tabel, maka H0 diterima, berarti kelima ragam adalah homogen. H0 : Ragam kelima mata pelajaran adalah homogen H1 : Ragam kelima mata pelajaran tidak homogen Taraf Nyata (  ) = 5 %

2 tabel = 20,05 ( 20 ) = 31,410

Descriptive Statistics: Siswa 1, Siswa 2, Siswa 3, Siswa 4, Siswa 5 Variable N Mean StDev Variance Siswa 1 5 69.00 5.34

28.50

Siswa 2 5 71.60 3.44

11.80

Siswa 3 5 72.00 3.16

10.00

Siswa 4 5 73.00 5.79

33.50

Siswa 5 5 72.20 3.19

10.20

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

derajat bebas ( db ) 4 4 4 4 4 20

1 2 3 4 5 

2

Sp 

1 db

Si

0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

28,50 11,80 10,00 33,50 10,20

2

Log S i

188 2

(db) Log S i

1,455 1,072 1,000 1,525 1,009

2

5,820 4,288 4,000 6,100 4,036 24,244

4( 28,5)  4(11,8)  4(10,0)  4(33,5)  4(10,2) 20 = 18,80

Log Sp 2 = Log 18,80 = 1,274 B = ( Log Sp 2)  ( ni – 1) = ( 1,274 ) (20 ) = 25,48

 Bartlett  (ln 10){B   (ni  1) log S p } = 2,3026{25,48 – 24,244}= 2,846 2

2

Kesimpulan Karena 2 hitung < 2 tabel, maka H0 diterima, berarti ragam kelima mata pelajaran adalah homogen. Selanjutnya di dihitung analisis ragam sebagai berikut: FK =

( Yij ) 2 tr

=

JK Total = JKT =

(1789) 2 = 128 020,84 25

Y

JK Siswa = JK S =

2

- FK = 128 443 – 128 020,84 = 442,16

ij

Y

JK Pelajaran = JK P =

i.

t

2

- FK = 128 067 – 128 020,84 = 46,16

Y

.j

r

2

- FK = 128 314,20 – 128 020,84 = 293,36

JK Galat = JKG = JKT – JKS –JKP = 442,16– 46,16 – 293,36 = 102,64

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

189

Tabel Analisis Ragam Sumber

Derajat

Jumlah

Kuadrat

f hitung

Keragaman Siswa Pelajaran Galat Total

Bebas 4 4 16 24

Kuadrat 46,16 293,36 82,64 442,16

Tengah 11,540 73,340 5,160

2,23 tn 14,21 *

F tabel 0,05 3,01 3,01

0,01 4,77 4,77

Bila dikerjakan dengan bantuan paket program diperoleh: General Linear Model: Nilai versus Siswa; Pelajaran Factor

Type

Levels

Values

Siswa

random

5

1; 2; 3; 4; 5

Pelajaran

fixed

5

B Indonesia; B Inggris; IPA; IPS; Matematika

Analysis of Variance for Nilai, using Adjusted SS for Tests Source

DF

Seq SS

Adj SS

Adj MS

F

P

Siswa

4

46,160

46,160

11,540

2,23

0,111

Pelajaran

4

293,360

293,360

73,340

14,20

0,000

Error

16

82,640

82,640

5,165

Total

24

422,160

S = 2,27266

R-Sq = 80,42%

R-Sq(adj) = 70,64%

Perhatikan Terlihat hasil secara manual dan hasil melalui paket program adalah sama pada tabel analisis ragam dan pada tabel Analysis of Variance dari paket program. Selanjutnya dilihat hasil ploting data tersebut sebgai berikut.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

190

Residual Plots for Nilai Versus Fits 4

90

2 Residual

Percent

Normal Probability Plot 99

50 10 1

0 -2 -4

-5,0

-2,5

0,0 Residual

2,5

5,0

65

70 Fitted Value

Histogram

Versus Order 4 2

3,6

Residual

Frequency

4,8

2,4 1,2 0,0

75

0 -2 -4

-4

-2 0 Residual

2

2

4

6

8 10 12 14 16 18 20 22 24 Observation Order

Test for Equal Variances: Respon versus Perlakuan 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations Perlakuan

N

Lower

StDev

Upper

A

5

0.997970

1.92354

8.456

B

4

0.624071

1.29099

8.349

C

3

0.663620

1.52753

21.575

D

2

0.251905

0.70711

112.837

E

3

0.663620

1.52753

21.575

Bartlett's Test (Normal Distribution) Test statistic = 1.15, p-value = 0.887 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 0.37, p-value = 0.829

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

191

Uji Homogenitas Ragam Bartlett's Test

A

Test Statistic P-Value

1.15 0.887

Levene's Test Test Statistic P-Value

Perlakuan

B

C

D

E 0

20 40 60 80 100 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

120

Kesimpulan : H0 diterima, berarti kelima ragam adalah homogen. Selanjutnya analisis ragam FK =

( Yij ) 2 tr

=

JK Total = JKT =

(1789) 2 = 128 020,84 25

Y

2

- FK = 128 443 – 128 020,84 = 442,16

ij

JK Siswa = JK S =

Y

JK Pelajaran = JK P =

i.

t

2

- FK = 128 067 – 128 020,84 = 46,16

Y

.j

r

2

- FK = 128 314,20 – 128 020,84 = 293,36

JK Galat = JKG = JKT – JKS –JKP = 442,16– 46,16 – 293,36 = 102,64 Sumber

Derajat

Jumlah

Keragaman Siswa Pelajaran Galat Total

Bebas

Kuadrat Tengah 46,16 11,540 2,23 tn 293,36 73,340 14,20 ** 82,64 5,160 442,16

Kesimpulan :

4 4 16 24

Kuadrat

f hitung

f tabel 0,05 3,01 3,01

0,01 4,77 4,77

0.37 0.829

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

192

a. Karena f hitung < f tabel , maka H0 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan kemampuan yang berarti dari kelima siswa adalah sama. b.

Karena f hitung > f tabel , maka H0 ditolak, berarti terdapat perbedaan yang berarti tingkat kesulitan dari kelima mata pelajaran tersebut.

Bila dikerjakan dengan bantuan paket program diperoleh: General Linear Model: Nilai versus Siswa; Pelajaran Factor

Type

Levels

Values

Siswa

random

5

1; 2; 3; 4; 5

Pelajaran

fixed

5

B Indonesia; B Inggris; IPA; IPS; Matematika

Analysis of Variance for Nilai, using Adjusted SS for Tests Source

DF

Seq SS

Adj SS

Adj MS

F

P

Siswa

4

46,160

46,160

11,540

2,23

0,111

Pelajaran

4

293,360

293,360

73,340

14,20

0,000

Error

16

82,640

82,640

5,165

Total

24

422,160

S = 2,27266

R-Sq = 80,42%

R-Sq(adj) = 70,64%

Perhatikan Terlihat hasil secara manual dan hasil melalui paket program adalah sama pada tabel analisis ragam dan pada tabel Analysis of Variance dari paket program. Selanjutnya dilihat hasil ploting data tersebut sebgai berikut.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

193

Residual Plots for Nilai Versus Fits 4

90

2 Residual

Percent

Normal Probability Plot 99

50 10 1

0 -2 -4

-5,0

-2,5

0,0 Residual

2,5

5,0

65

70 Fitted Value

Histogram

Versus Order 4 2

3,6

Residual

Frequency

4,8

2,4 1,2 0,0

75

0 -2 -4

-4

-2 0 Residual

2

2

4

6

8 10 12 14 16 18 20 22 24 Observation Order

One-way ANOVA: Nilai versus Pelajaran Source

DF

SS

MS

F

P

4

293.36

73.34

11.39

0.000

Error

20

128.80

6.44

Total

24

422.16

Pelajaran

S = 2.538

R-Sq = 69.49%

R-Sq(adj) = 63.39%

Level

N

Mean

StDev

B Indonesia

5

72.800

3.114

B Inggris

5

70.400

2.408

IPA

5

72.600

1.673

IPS

5

76.200

2.280

Matematika

5

65.800

2.950

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

194

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level

-+---------+---------+---------+--------

B Indonesia

(-----*-----)

B Inggris

(-----*-----)

IPA

(----*-----)

IPS

(-----*----)

Matematika

(----*-----) -+---------+---------+---------+-------64.0

68.0

72.0

76.0

Pooled StDev = 2.538 Hsu's MCB (Multiple Comparisons with the Best) Family error rate = 0.05 Critical value = 2.30 Intervals for level mean minus largest of other level means Level Lower

Center Upper

---+---------+---------+---------+------

B Indonesia -7.099

-3.400 0.299

(-----*-----)

B Inggris

-9.499

-5.800 0.000

(-----*---------)

IPA

-7.299

-3.600 0.099

(-----*-----)

IPS

-0.299

3.400 7.099

Matematika -14.099 -10.400

(-----*-----)

0.000

(-----*----------------)

---+---------+---------+---------+------12.0

-6.0

One-way ANOVA: Nilai versus Siswa Source

DF

SS

MS

F

P

Siswa

4

46.2

11.5

0.61

0.658

Error

20

376.0

18.8

Total

24

422.2

S = 4.336

R-Sq = 10.93%

R-Sq(adj) = 0.00%

0.0

6.0

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

195

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level

N

Mean

StDev

----+---------+---------+---------+-----

1

5

69.000

5.339

(----------*-----------)

2

5

71.600

3.435

3

5

72.000

3.162

4

5

73.000

5.788

5

5

72.200

3.194

(-----------*----------) (-----------*----------) (-----------*----------) (----------*-----------) ----+---------+---------+---------+----66.5

70.0

73.5

77.0

Pooled StDev = 4.336 Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons among Levels of Siswa Individual confidence level = 99.28% Siswa = 1 subtracted from: Siswa

Lower Center

Upper

------+---------+---------+---------+---

2

-5.602

2.600

10.802

(------------*-------------)

3

-5.202

3.000

11.202

(-------------*-------------)

4

-4.202

4.000

12.202

5

-5.002

3.200

11.402

(-------------*------------) (------------*-------------) ------+---------+---------+---------+---6.0

0.0

6.0

12.0

Siswa = 2 subtracted from: Siswa

Lower Center Upper

3

-7.802

0.400

8.602

4

-6.802

1.400

9.602

5

-7.602

0.600

8.802

------+---------+---------+---------+--(-------------*------------) (------------*-------------) (-------------*-------------) ------+---------+---------+---------+---6.0

0.0

6.0

12.0

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

196

Siswa = 3 subtracted from: Siswa

Lower Center Upper

4

-7.202

1.000

9.202

5

-8.002

0.200

8.402

------+---------+---------+---------+--(-------------*------------) (------------*-------------) ------+---------+---------+---------+---6.0

0.0

6.0

12.0

Siswa = 4 subtracted from: Siswa

Lower Center Upper

5

-9.002

-0.800

------+---------+---------+---------+---

7.402

(-------------*------------)

------+---------+---------+---------+---6.0

0.0

6.0

Residual Plots for Nilai Versus Fits 4

90

2 Residual

Percent

Normal Probability Plot 99

50 10 1

0 -2 -4

-5,0

-2,5

0,0 Residual

2,5

5,0

65

70 Fitted Value

Histogram

Versus Order 4 2

3,6

Residual

Frequency

4,8

2,4 1,2 0,0

75

0 -2 -4

-4

-2 0 Residual

2

2

4

6

8 10 12 14 16 18 20 22 24 Observation Order

12.0

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

197

X. Analisis Regresi dan Korelasi 10.1. Pendahuluan Analisis statistika bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua atau lebih peubah. Bila hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk matematik, maka akan dapat menggunakannya untuk keperluan peramalan. Regresi berasal dari kata regress artinya cenderung, pengertian regresi berarti kecenderungan mendekati. Jadi kecenderungan pola hubungan peubah secara fungsional merupakan suatu garis lurus atau tidak. Analisis Regresi merupakan hubungan fungsional antara dua atau lebih peubah sedangkan Analisis Korelasi merupakan hubungan keeratan antara dua atau lebih peubah. Suatu fungsi ditulis Y  f ( X ) . Hubungan funsional tersebut ditulis Y  X dalam hal ini Y merupakan peubah tak bebas ( terikat/dependent ) dan X merupakan peubah bebas ( independent ). Sehingga hubungan tersebut dapat ditulis menjadi Y  X  

10.2 Jenis Regresi Regresi terdiri dari regresi linear dan non linear. a.1. Regresi Linear berarti garisnya merupakan garis lurus. Regresi Linear terdiri dari Regresi Linear Sederhana artinya hubungan garis lurus dengan satu peubah bebas. a.2. Regresi Linear Berganda artinya hubungan garis lurus dengan lebih dari satu peubah bebas b. Regresi Non Linear berarti garisnya bukan merupakan garis lurus, mungkin b.1. Regresi Kuadratik Y  a  bX  cX 2 b.2. Regresi Kubik Y  a  bX  cX 2 + dX3 b.3. Regresi Geometrik Y  aX b . b.4. Regresi Eksponensial Y  ab x

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

b.5. Regresi Logistik Y =

198

1 ab x  c

10.3. Regresi Linear Sederhana Persamaan garis

 Y  X  

 dalam operasionalnya diduga melalui sampel menjadi y  a  bx

dengan a = koefisien titik potong dan b = koefisien regresi. Selanjutnya dengan metode kuadrat terkecil ( Ordinary Least Squares ) diperoleh persamaan untu koefisien: b=

n X i Yi  ( X i )( Yi ) n  X i  ( X i ) 2

2

dan

a = y  bx dengan x 

X n

i

dan y 

Contoh 1. Perhatikan data sebagai berikut: X

1

2

3

4

5

6

Y

6

4

3

5

4

2

Buatlah persamaan garis regresi linear sederhana. Jawab X

Y

1 2 3 4 5 6 21

X x

6 8 9 20 20 12 75 i

n

n

x

21  3,5 6

Sx =

Sx

b

6 4 3 5 4 2 24

Y y

i

2

X2

XY

=

y

3,5

Y2 1 4 9 16 25 36 91

36 16 9 25 16 4 106

n X i  ( X i ) 2 2

2

Sx =

24  4,0 6

Sx2 =

= 1,871

Sy =

n(n  1)

Sy =

6(91)  ( 21) 2 = 3,5 6(6  1) Sy

2

=

2,0

= 1,414

6(75)  ( 21)(24) 450  504  54 = = = - 0,514 6(91)  ( 21) 2 546  441 105

a = 4.0 – ( - 0,514 ) ( 3,5 ) = 4 + 1,8 = 5,8

n  Yi  ( Yi ) 2 2

2

Sy2 =

n(n  1)

6(106)  ( 24) 2 = 2,0 6(6  1)

Y

i

n

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Jadi persamaan garis regresi linear sederhana adalah

 y  5,8

199

– 0,514 x

Jika dikerjakan dengan paket program hasilnya, sebagai berikut: Regression Analysis: Volume versus Harga The regression equation is Volume = 5.80 - 0.514 Harga Predictor Constant Harga

Coef 5.800 -0.514

S = 1.15882

SE Coef 1.079 0.277

R-Sq = 46.3%

T 5.38 -1.86

P 0.006 0.137

R-Sq(adj) = 32.9%

r = - 0,68

Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total

DF 1 4 5

SS 4.629 5.371 10.000

MS 4.629 1.343

F 3.45

P 0.137

Jika data tersebut kita plot, maka hasilnya sebagai berikut: Fitted Line Plot Y = 5,800 - 0,5143 X S R-Sq R-Sq(adj)

6

Y

5

4

3

2 1

2

3

4 X

5

6

1,15882 46,3% 32,9%

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

200

Normal Probability Plot (response is Y) 99

95 90

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

-3

-2

-1

0 Residual

1

2

3

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

201

Jadi persamaan garis regresi yang kita duga tidak pas dengan data yang kita punya, artinya ada penyimpangan atau keragaman dalam pembuatan garis regresi.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

202

10.3.1 Keragaman Sehubungan dengan Regresi Linear Sederhana 2 2 2 a. Ragam Galat (   atau  y .x ) akan diduga melalui Se2 = S y .x =

b. Ragam Koefisien Regresi (   ) akan diduga melalui Sb2 = 2

S y.x

 (X

i

( n  1) [ Sy2 – b2 Sx2 ] ( n  2)

2

 X )2

2 2 c. Ragam Koefisien Titik Potong (   ) akan diduga melalui Sa2 = S y .x {

1  n

x2 }  (X i  X )2

Hasil perhitungan dengan data di atas diperoleh : 2 a. S y .x =

=

( n  1) [ Sy2 – b2 Sx2 ] ( n  2)

(6  1) 5 [ 2 – ( - 0,514)2 ( 3,5 ) ] = [ 2 – 0,925 ] = 1,343 ( 6  2) 4

Untuk menghitung b, cari dulu nilai Sx2 =

2

b. Sb =

(X

i

 X )2

n 1

S y.x

2

(X

dan diperoleh

i

 X ) 2 melalui rumus ragam lainnya, yaitu :

(X

i

 X ) 2 = ( n – 1 ) Sx2 = ( 6 – 1 ) 3,5 = 17,5

1.343

= = 0,077  (X i  X ) 17,5

2 c. Sa2 = S y .x {

kalau ditanya Sb =

2

1  n

kalau ditanya Sa =

0,077

= 0,277

x2 1 (3,5) 2  } = 1,343 { } = 1,343 ( 0,167 + 0,7 ) = 1,164 6 17,5  (X i  X )2 1,164

= 1,079

10.3.2 Pendugaan Sehubungan dengan Regresi Linear Sederhana a. Menduga Ragam Galat (   ) dengan P[ 2

( n  2) S y . x

 / 2 2

2

   2

( n  2) S y . x

 1 / 2 2

2

]=1–α

2 b. Menduga Ragam Koefisien Regresi   dengan P[ b – t α/2 Sb ≤ β ≤ b + t α/2 Sb ] = 1 - α

c. Menduga Ragam Koefisien Regresi   dengan P[ a – t α/2 Sa ≤ α ≤ a + t α/2 Sa ] = 1 - α 2

Untuk soal di atas tadi dengan 1 – α = 0,95, maka

Eri Setiawan

a.

P[

P[

Pengantar Statistika

(n  2) S y. x

 / 2 2

2

  y .x 2 

(n  2) S y. x

203

2

 1 / 2 2

]=1–α

(6  2)1,343 (6  2)1,343 2 ≤  y .x ≤ ] = 0,95 11,143 0,484

P( 0,482 ≤   ≤ 11,099 ) = 0,95 2

b. P[ b – t α/2 Sb ≤ β ≤ b + t α/2 Sb ] = 1 – α P[ - 0,514 – (2,776)(0,277) ≤ β ≤ - 0,514 + (2,776)(0,277) ] = 0,95 P( - 1,283 ≤ β ≤ 0,255 ) = 0,95 c. P[ a – t α/2 Sa ≤ α ≤ a + t α/2 Sa ] = 1 – α P[ 5,8 – (2,776)(1,079) ≤ α ≤ 5,8 + (2,776)(1,079) ] = 0,95 P( 2,805 ≤ α ≤ 8,795 ) = 0,95

10.3.3. Pengujian Hipotesis Sehubungan dengan Regresi Linear Sederhana H0 : Garis regresi linear sederhana H1 : Garis regresi tidak linear sederhana Prosedur Pengujian a. Hitung FK = b. Hitung JKT =

( Yi ) 2 n

Y

i

2



( Yi ) 2 n



c. Hitung JKR = Jumlah Kuadrat Regresi = b  

d. Hitung JKG = JKT – JKR

Tabel Analisis Ragam

X Y i

i



( X i )( Yi )  n







Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Sumber Keragama n

204

Derajat Jumlah

Kuadrat

Bebas

Tengah

Kuadrat

Regresi



Galat

n–2

Total

i



1

i



( X i )( Yi )  n

Sy.x2 =

  (Yi  Y ) 2

Y



2

i

n–1

0,05

S galat

X Y 

f tabel

S regresi

B 

f hitung

  

n2 ( Yi ) 2

JKR dbR

0,01

2

2

=

KTR KTG

JKG dbG

n

Untuk contoh soal di atas adalah: FK =

( Yi ) 2

JKT =

Y

=

n



i

JKR = b  

2

( Yi ) 2



n

X Y i

( 24) 2 = 96 6

i



= 106 – 96 = 10

( X i )( Yi ) 

( 21)(24)    = 4,626 = ( - 0,514 )  (75)  6     

n

JKG = JKT – JKR = 10 – 4,626 = 5,374 Selanjutnya disajikan dalam Tabel Analisis Ragam Sumber Keragaman Regresi Galat Total

Derajat Bebas 1 6–2=4 6–1=5

Jumlah Kuadrat f hitung Kuadrat Tengah 4,626 4,626 3,45 tn 5,374 1,343 10,000

f table 0,05 0,01 7,71 21,20

Karena f hitung < f tabel , maka hipotesis diterima Kesimpulan : berarti garis regresi linear sederhana Perhatikan hasil perhitungan menggunakan alat bantu ( program komputer paket Minitab )

Regression Analysis: Y versus X

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

205

The regression equation is  Y

= 5,80 - 0,514 X

Predictor

Coef

SE Coef

Constant

5,800

1,079

X

-0,5143

S = 1,15882

T

0,2770

R-Sq = 46,3%

P

5,38

0,006

-1,86

0,137

R-Sq(adj) = 32,9%

Analysis of Variance Source

DF

SS

MS

Regression

1

4,629

4,629

Residual Error

4

5,371

1,343

Total

5

10,000

F

P

3,45

0,137

Trend Analysis Plot for Y Linear Trend Model Yt = 5.80 - 0.514286* t Variable Actual Fits

6

Accuracy Measures MAPE 25.5397 MAD 0.9143 MSD 0.8952

Y

5

4

3

2 1

2

3

4 Index

5

6

Eri Setiawan

Data X 1 2 3 4 5 6

Data Y 6 4 3 5 4 3

206

Persamaan Regresi

Gambar

 Y1 = 5.47 - 0.371 X1

b0 = + ( positif ) b1 = - ( negatif )

Fitted Line Plot Y1 = 5.467 - 0.3714 X1 S R-Sq R-Sq(adj)

6.0

1.05108 35.3% 19.2%

5.5 5.0 Y1

No 1

Pengantar Statistika

4.5 4.0 3.5 3.0 1

2

3

4

5

6

X1

1 2 3 4 5 6

4 4 5 6 7 7

 Y2 = 3.00 + 0.714 X2

b0 = + ( positif ) b1 = + ( positif )

Fitted Line Plot Y2 = 3.000 + 0.7143 X2 7.5

S R-Sq R-Sq(adj)

7.0

0.377964 94.0% 92.5%

6.5 6.0 Y2

2

5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 1

2

3

4

5

6

X2

5

4.

1 2 3 4 5 6

4 7 5 3 6 5

1 2 3 4 5 6

3 4 5 6 7 8

 Y3 = 10.0 - 1.00 X3

b0 = + ( positif ) b1 = - ( negatif )

Fitted Line Plot Y3 = 10.00 - 1.000 X3 9

S R-Sq R-Sq(adj)

0 100.0% 100.0%

S R-Sq R-Sq(adj)

1.58114 0.0% 0.0%

8

7 Y3

9 8 7 6 5 4

6

5

4 1

2

3

4

5

6

X3

Fitted Line Plot Y4 = 5.000 + 0.0000 X4

 Y4 = 5.00 + 0.000 X4

b0 = + ( positif ) b1 = 0

7

6

Y4

4

1 2 3 4 5 6

5

4

3 1

2

3

4

5

6

X4

Fitted Line Plot Y5 = 2.000 + 1.000 X5

 Y5 = 2.00 + 1.00 X5

b0 = + ( positif ) b1 = + ( positif )

S R-Sq R-Sq(adj)

8

0 100.0% 100.0%

7 6 Y5

3

5 4 3 1

2

3

4

5

6

X5

Suatu penelitian ingin mengukur banyaknya volume penjualan ( dalam unit ) pada berbagai waktu jual ( dalam minggu ) , datanya sebagai berikut : Waktu Jual ( x ) Volume Penjualan ( y )

11 14

12 13 14 15 16 17 15 16 16 17 18 18

18 19 20 19 20 22

a. Tentukan persamaan garis regresi linear sederhana ? hitungan sampai 3 desimal 2 2 2 b. Hitunglah keragaman untuk S y .x , S b1 dan S b 0 c. Jika waktu jual pada minggu ke-25 , berapa prakiraan ( ramalan ) volume penjualan ( yˆ )

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

207

4. Diketahui data Y XY X2 14 154 121 15 180 144 16 208 169 16 224 196 17 255 225 18 288 256 18 306 289 19 342 324 20 380 361 22 440 400 175 2777 2485

X 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 155

X

i

Y

= 155

X x

Y y

i

Sx =

Sx

2

=

b1 

i

2 x

S =

n

175  17,5 10

X Y

X

= 2777

i

2 i

n X i  ( X i ) 2

= 2485

 Y = 3115

2

i

n

y

= 175

i

Y2 196 225 256 256 289 324 324 361 400 484 3115

n(n  1)

2

i

n  Yi  ( Yi ) 2 2

2

Sy =

n(n  1)

x

155  15,5 10

10(92485)  (155) 2 10(3115)  (175) 2 2 S = = 9,167 Sy = = 5,833 10(10  1) 10(10  1) 2 x

9,167

= 3,028

Sy =

Sy

2

=

5,833

= 2,415

10( 2777)  (155)(175) 27770  27125 645 = = = 0,782 10( 2485)  (155) 2 24850  24025 825

b0 = 17,5 – ( 0,782 ) ( 15,5 ) = 17,5 - 12,121 = 5,379  a. Jadi persamaan garis regresi linear sederhana adalah y  5,379 + 0,782 X

2 b.1. S y .x =

( n  1) [ Sy2 – b2 Sx2 ] ( n  2)

(10  1) 9 [ 5,833 – ( 0,782)2 ( 9,167 ) ] = [ 5,833 – 5,606 ] = 0,227 (10  2) 8

=

Untuk menghitung b, cari dulu nilai Sx2 =

(X

b.2. S

i

 X )2

n 1

2 b1

=

dan diperoleh

S y. x

2

(X

(X

0,277

i

i

 X ) 2 melalui rumus ragam lainnya, yaitu :

 X ) 2 = ( n – 1 ) Sx2 = ( 10 – 1 ) 9,167 = 82,503

= = 0,003  (X i  X ) 82,503

2 b,3,. Sbo2 = S y .x {

kalau ditanya Sbo =

2

1  n

kalau ditanya Sb1 =

0,003

= 0,058

x2 1 (15,5) 2  } = 0,277 { } = 0,277 ( 0,1 + 2,912 ) = 0,834 10 82,503  ( X i  X )2 0,834

= 0,913

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

208

10.4. Analisis Korelasi Analisis Korelasi merupakan hubungan keeratan antara dua atau lebih peubah, koefisien korelasi ditulis dengan notasi r dan persamaannya sebagai berikut:

n XiYi ( Xi)(Yi) r =

{n Xi  ( X ) }{nY  (Y ) } 2

2 2 2 i i

besarnya nilai r antara -1 ≤ r ≤ 1, sedangkan bila r dikuadratkan atau r 2 atau R2 merupakan koefisien determinasi yang berarti kemampuan mendeteksi Y ( peubah respon ) oleh X ( peubah bebas ) yang dinyatakan dalam persen. Hubungan antara Regresi dengan Korelasi dinyatakan dalam bentuk

r=

bS x dengan Sy

r = koefisien korelasi, b= koefisien regresi, Sx=simpangan baku data X dan Sy =simpangan baku data Y.atau dapat diturunkan dari JKG = Jumlah Kuadrat Galat = ( n – 1 ) ( s y2 – b2 sx2 ) , sehingga diperoleh r2  1

JKG 2 ( n  1) s y

Untuk contoh soal Diketahui data sebagai berikut: X

Y 1 2 3 4

6 4 3 5

XY 6 8 9 20

X2 1 4 9 16

Y2 36 16 9 25

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

5 6 21

4 2 24

209

20 25 16 12 36 4 75 91 106

n XiYi ( Xi)(Yi) r =

6(75)  (21)(24)

=

{6(91)  ( 21) 2 }{6(106)  ( 24) 2 }

{n Xi  ( X ) }{nY  (Y ) } 2

= - 0,68

2 2 2 i i

bS x Sy

atau r =

Coba perhatikan hubungan r =

bS x Sy

- 0,68 =

 0,514(1,871) benar adanya. 1,414

Apabila dihitung nilai r2 = ( - 0,68 )2 = 0,4623 R2 atau r2 disebut koefisien determinasi Dari mana nilai-nilai tersebut? Bila dengan paket program diperoleh hasil sebagai berikut: Descriptive Statistics: X; Y Variable N

Mean

St-Dev

Variance

X

6

3,500

1,871

3,500

Y

6

4,000

1,414

2,000

Regression Analysis: Y versus X The regression equation is Y = 5,80 - 0,514 X Descriptive Statistics: X; Y

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Variable

N

Mean

St Dev

Variance

X

6

3,500

1,871

3,500

Y

6

4,000

1,414

2,000

Constant

5,800

1,079

5,38

0,006

-0,5143 0,277

-1,86

0,137

X

S = 1,15882 R-Sq = 46,3% R-Sq(adj) = 32,9% r = - 0,6804

Analysis of Variance Source

DF

SS

MS

F

3,45 0,137

Regression

1

4,629

4,629

Residual Error

4

5,371

1,343

Total

5

10,000

Descriptive Statistics: X; Y Variable N

Mean

St Dev

Variance

X

6

3,500

1,871

3,500

Y

6

4,000

1,414

2,000

P

210

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

211

Eri Setiawan

X1 1 2 3 4 5 6

Pengantar Statistika

Y1 6 4 3 5 4 3

X2 1 2 3 4 5 6

Y2 4 4 5 6 7 7

X3 1 2 3 4 5 6

212

Y3 9 8 7 7 6 5

X4 1 2 3 4 5 6

Y4 4 7 5 3 6 5

S = 1.05108

R-Sq =

35.3%

R-Sq(adj) =

19.2%

S = 0.377964

R-Sq =

94.0%

R-Sq(adj) =

92.5%

S = 0

R-Sq = 100.0%

R-Sq(adj) = 100.0%

S = 1.58114

R-Sq =

R-Sq(adj) =

S = 0

R-Sq = 100.0%

No 1

Data X

1 2 3 4 5 6 2 1 2 3 4 5 6 3 1 2 3 4 5 6 4 1 2 3 4 5 6 5 1 2 3 4 5 6 Contoh lainnya

Data Y 6 4 3 5 4 3 4 4 5 6 7 7 9 8 7 6 5 4 4 7 5 3 6 5 3 4 5 6 7 8

0.0%

Koefisien Korelasi r = – 0,594

r = 0,97

X5 1 2 3 4 5 6

Y5 3 4 5 6 7 8

0.0%

R-Sq(adj) = 100.0% Makna

Intepretasi

Hubungan kurang dan negatif

Jika X naik, maka Y menurun

Hubungan sangat kuat dan positif

Jika X naik, maka Y naik

r = - 1,00

Hubungan sangat kuat dan negatif

Jika X naik, maka Y menurun atau Jika X turun, maka Y naik.

r=0

Hubungan tidak ada

Tidak ada hubungan dengan X naik atau turun.

r = 1,00

Hubungan sangat kuat dan positif

Jika X naik, maka Y naik

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Data Skor tes intelegensia dan Nilai Quis Statistika Mahasiswa Skor Nilai 65

85

50

74

55

76

65

90

55

85

70

87

65

94

70

98

55

81

70

91

50

76

55

74

Correlations: X; Y Pearson correlation of X and Y = 0,862 P-Value = 0,000 r2 = 0,744

r = 0,862 Hasilnya analisisnya X 65 50 55 65 55 70 65 70 55 70 50 55 725

Y 85 74 76 90 85 87 94 98 81 91 76 74 1 011

XY 5 525 3 700 4 180 5 850 4 675 6 090 6 110 6 860 4 455 6 370 3 800 4 070 61 685

X2 4 225 2 500 3 025 4 225 3 025 4 900 4 225 4 900 3 025 4 900 2 500 3 025 44 475

Y2 7 225 5 476 5 776 8 100 7 225 7 569 8 836 9 604 6 561 8 281 5 776 5 476 85 905

213

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

n XiYi ( Xi)(Yi)

r=

=

{n Xi  ( X ) }{nY  (Y ) } 2

214

11(61685)  (725)(1011) {11( 44475)  (725) 2 }{11(85905)  (1011) 2 }

2 2 2 i i

= 0,862 Selanjutnya r2 = ( 0,862 )2 = 0,744 Fitted Line Plot NILAI = 30.04 + 0.8972 SKOR 100

S R-Sq R-Sq(adj)

95

NILAI

90

85 80

75 50

55

60 SKOR

65

70

4.31923 74.4% 71.8%

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

215

Normal Probability Plot (response is NILAI) 99

95 90

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

-3

-2

-1 0 1 Standardized Residual

2

3

Versus Order (response is NILAI) 1.5

Standardized Residual

1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 1

2

3

4

5 6 7 8 Observation Order

9

10

11

12

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

216

Versus Fits (response is NILAI) 1.5

Standardized Residual

1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 -1.5 75

80

85 Fitted Value

90

95

Dan analisis data diperoleh: Histogram of SKOR 4

Frequency

3

2

1

0

50

55

60 SKOR

65

70

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

217

Histogram of NILAI 4

Frequency

3

2

1

0

75

80

85

90

95

100

NILAI

Histogram (with Normal Curve) of SKOR Mean 60,42 StDev 7,821 N 12

4

Frequency

3

2

1

0

45

50

55

60 SKOR

65

70

75

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

218

Histogram (with Normal Curve) of NILAI Mean 84,25 StDev 8,137 N 12

4

Frequency

3

2

1

0

65

70

75

80

85 NILAI

90

Boxplot of SKOR 70

SKOR

65

60

55

50

95

100

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

219

Boxplot of NILAI 100

95

NILAI

90

85

80

75

Regression Analysis: Nilai versus Skor The regression equation is Nilai = 30,0 + 0,897 Skor Predictor

Coef

Constant

30,04

Skor

SE Coef 10,14

0,8972

S = 4,31923

T 2,96

0,014

5,39

0,000

0,1665

R-Sq = 74,4%

P

R-Sq(adj) = 71,8%

Analysis of Variance Source Regression

DF

SS

MS

1

541,69

541,69

Residual Error

10

186,56

18,66

Total

11

728,25

F 29,04

P 0,000

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

220

Gambar Persamaan Garis Regresi Fitted Line Plot NILAI = 30,04 + 0,8972 SKOR 100

S R-Sq R-Sq(adj)

4,31923 74,4% 71,8%

95

NILAI

90

85 80

75 50

55

60 SKOR

65

70

Residual Plots for Y Normal Probability Plot

Versus Fits

99 5,0 Residual

Percent

90 50 10 1

2,5 0,0 -2,5 -5,0

-10

-5

0 Residual

5

10

75

80

Histogram

90

95

Versus Order

3

5,0

2

Residual

Frequency

85 Fitted Value

1

2,5 0,0 -2,5 -5,0

0

-5,0

Soal Latihan

-2,5

0,0 Residual

2,5

5,0

1

2

3

4 5 6 7 8 9 Observation Order

10 11 12

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

221

1. Suatu penelitian ingin mengukur banyaknya gula yang terbentuk pada berbagai suhu, Suhu (x) Gula yang terbentuk (y)

7,0 7,1 8,1 8,3

7,2 8,5

7,3 8,6

7,4 8,8

7,5 8,9

7,6 9,0

7,7 9,2

7,8 9,3

7,9 9,4

8,0 9,5

a. Tentukan persamaan garis regresi linear sederhana ? b. Hitung ragam s2 y.x , sb2 , sa2 c. Hitung selang kepercayaan bagi α , β dan σε 2 dengan taraf nyata 1 % d. Ujilah apakah garis regresi linear atau tidak?

2. Suatu penelitian ingin mengukur apakah hasil penjualan dipengaruhi oleh besarnya modal yang digulirkan, datanya sebagai berikut: Modal (x) Hasil Penjualan (y)

80 61

81 63

82 65

83 66

84 68

85 69

86 70

87 72

88 73

a. Tentukan persamaan garis regresi linear sederhana ? b. Hitung ragam s2 y.x , sb2 , sa2 c. Hitung selang kepercayaan bagi α , β dan σε 2 dengan taraf nyata 5 %

Regression Analysis: Hasil Penjualan versus Modal The regression equation is Hasil Penjualan = - 1.491 + 1.382 Modal S = 0.0488246

R-Sq = 99.0%

R-Sq(adj) = 98.9%

Analysis of Variance Source Regression Error Total

DF 1 9 10

SS 2.10036 0.02145 2.12182

10.5. Jenis-jenis Korelasi

MS 2.10036 0.00238

F 881.08

P 0.000

89 74

90 75

Eri Setiawan

Jenis Data Nominal Ordinal

Interval Rasio

Pengantar Statistika

Nominal

Ordinal

a. Korelasi Phi (  ) Koefisien Kontingensi ( KK) b. Koefisien Kontingensi ( KK) Koefisien Kontingensi ( rs ) a. Korelasi Tetrachorik ( rtc ) b. Korelasi Kendall c. KorelasiSpearma n Korelasi Point Korelasi Serial Serial ( rps ) ( rps ) Korelasi Serial ( rs ) Korelasi Biserial ( rbs )

1.

Korelasi Spearman rs  1 

6(  d i )

n(n 2  1)

Keterangan di = selisih data berpasangan n = banyaknya berpasangan 2. Korelasi Serial rs 

{(or  ot )(  )} {(or  ot )} s  p total

Keterangan or = ordinat rendah ot = ordinat tinggi  = rata-rata s total = simpangan baku dari seluruh data p = proporsi 3. Korelasi Point Serial

222

Interval

Rasio

Korelasi Point Serial ( rps )

Korelasi Serial ( rs )

Korelasi Serial ( rs )

Korelasi Biserial ( rbs )

Korelasi Product Moment Korelasi Product Moment

Korelasi Product Moment Korelasi Product Moment

Eri Setiawan

rps 

( 1   2 ) s total

Pengantar Statistika

p(1  p )

Keterangan or = ordinat rendah ot = ordinat tinggi 1 = rata-rata data kelompok 1 2 = rata-rata data kelompok 2 s total = simpangan baku dari seluruh data p = proporsi

4. Koefisien Kontingensi ( KK ) 2 2 n

KK = Keterangan

2 = Khi-Kuadrat ordinat rendah n = banyaknya data ( oi  ei ) 2  =  ei 2

KK maks =

n 1 n

Sehingga KK 

rps 

( 1   2 ) stotal

KK x100% KK maks

p (1  p ) =

(6,6  6,4)

223

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

224

Korelasi Spearman Diketahui data sebagai berikut: X 65 50 55 65 55 70 65 70 55 70 50 55 725

Y 85 74 76 90 85 87 94 98 81 91 76 74 1011

rs  1 

Rank X 5 11.5 8.5 5 8.5 2 5 2 8.5 2 11.5 8.5 -

6( d i )

n(n  1) 2

Rank Y 6.5 11.5 9.5 4 6.5 5 2 1 8 3 9.5 11.5 -

=1-

di = (Rank X – Rank Y ) -1.5 0 -1 1 2 -3 3 1 0.5 -1 2 -3 0

6(41,5) 249 =1= 0,855 2 12(12  1) 1716

Correlations X Spearman's rho

X

Correlation Coefficient

Y

1.000

.849**

.

.000

12

12

**

1.000

.000

.

12

12

Sig. (1-tailed) N Y

Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

.849

di2 2.25 0 1 1 4 9 9 1 0.25 1 4 9 41,50

Eri Setiawan

Pengantar Statistika Correlations X

X

Y

Pearson Correlation

.862**

1

Sig. (1-tailed)

.000

N Y

225

Pearson Correlation

12

12

**

1

.862

Sig. (1-tailed)

.000

N

12

12

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Correlations: X, Y Pearson correlation of X and Y = 0.862 P-Value = 0.000

Korelasi Serial Diketahui data mengenai hubungan aktifitas dalam diskusi sebagai berikut: Keaktifan dalam diskusi Aktif Cukup Kurang 7.8 6.8 5.8 8,0 6.4 6,0 7.2 6,0 5.4 6.8 6.2 6,0 7.7 7,0 6.6 7,0 6,0 6.2 6,0 6.2 37.5 70.4 23.2 7.5 6.4 5.8 0.25 0,55 0.2

  p

Variable N Mean StDev Variance S

20 6.555 0.716

Status

n

P

0.512

C

( or – ot )

(or  ot ) 2 p



(or – ot ) 

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

226

0 Aktif

5

0,25

Cukup

11

0,55

- 0,31778

0,403936

7,5

2,38335

- 0,03782

0,002600

6,4

- 0,24205

- 0,27996

0,391898

5,8

1,62377

0,318 0,280 Kurang

4

0,20 1



rs 

20

-

 {(or  ot )(  )} {(or  ot )} s  p

-

=

total

-

0,798424

0,51753

0,51753 0,51753 = 0,57167 = 0,905 (0,716)(0,798424)

Korelasi Point Serial. Diketahui data prestasi belajar bidang IPS dengan jenis kelamin ( sex ) dari sampel berukuran 20. Rata-rata Nilai yang diperoleh pada UAS

Jumlah Rata-rata

Jenis Kelamin Wanita ( X1 ) Pria ( X 2) 6,1 5,4 6,1 5,8 6,2 6,0 6,3 6,1 6,4 6,3 6,6 6,4 6,7 6,5 6,9 7,0 7,2 7,1 7,5 7,4 66 64 6,6 6,4

Proporsi = p = 0,5 Variable N Mean StDev Variance c rps 

20 6.500 0.550 ( 1   2 ) stotal

p (1  p ) =

0.302 (6,6  6,4) 0,55

10.6. Regresi Linear Berganda

(0,5)(0,5) = 0,182

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

227

Yn = 0 + 1 X1 + ... + 1 X1 + n diduga oleh: ˆ  b0 + y

b1X1 + b2X2 + ... + bnXn

Untuk Peubah bebas dua yaitu X1 dan X2 , maka: ˆ  b0 + y

b1X1 + b2X2

Selanjutnya dicari koefisien b0, b1 dan b2 melalui persamaan normalnya sebagai berikut:  Yi = n b0 + b1 X1 + b2  X2  X1Y = b0  X1 + b1  X12 + b2  X1 X2  X2Y = b0  X2 + b1  X1 X2 + b2  X22 Berbagai cara untuk mendapatkan koefisien b0, b1 dan b2 , salah satu yang akan dibahas yaitu dengan Metode Cramer. Caranya adalah sebagai berikut: 1. Cari Nilai-nilai ,  b0 ,  b1 dan  b2  X1

n  =

 X2

 X1  X12

 X1X2

 X2  X1X2

 X22

Y  b0 =

 X1

 X1Y  X12

 X2  X1 X2

 X2Y  X1X2  X22

n  b1 =

Y

 X2

 X1  X1Y

 X1 X2

 X2  X2Y

 X22

n

 X1

Y

Eri Setiawan

 b2 =

Pengantar Statistika

 X1

X

228

 X1 Y

2 1

 X2  X1X2

 X2Y

Sehingga diperoleh koefisien=koefisien b 0, b1 dan b2 dengan cara b0 =

b0 , 

b1 =

b1 

dan

b2 =

b2 

Selanjutnya yˆ  b0  b1 x1  b2 x 2 Contoh Diketahui data mengenai hasil survei sebagai berikut: apakah keputusan pembelian ( Y ) dipengaruhi oleh desain produk ( X1 ) dan mutu produk ( X2 ). X1 17 19 15 18 16 14 23 8 21 13 22 20 18 19 19 15 9 20 16 12 18 23 11 10 17 413

X2 19 22 18 17 27 23 30 17 26 24 26 23 24 29 26 21 18 26 24 22 25 26 20 19 26 578

Y 30 35 27 29 37 30 47 19 40 32 43 38 36 44 41 33 25 40 36 31 37 45 29 25 40 869

X12 X22 Y2 X1 Y X2 Y 289 361 900 510 570 361 484 1 225 665 770 225 324 729 405 486 324 289 841 522 493 256 729 1 369 592 999 196 529 900 420 690 529 900 2 209 1 081 1 410 64 289 361 152 323 441 676 1 600 840 1 040 169 576 1 024 416 768 484 676 1 849 946 1 118 400 529 1 444 760 874 324 576 1 296 648 864 361 841 1 936 836 1 276 361 676 1 681 779 1 066 225 441 1 089 495 693 81 324 625 225 450 400 676 1 600 800 1 040 256 576 1 296 576 864 144 484 961 372 682 324 625 1 369 666 925 529 676 2 025 1 035 1 170 121 400 841 319 580 100 361 625 250 475 289 676 1 600 680 1 040 7 253 13 694 31 395 14 990 20 666

X1 X 2 323 418 270 306 432 322 690 136 546 312 572 460 432 551 494 315 162 520 384 264 450 598 220 190 442 9 809

Selanjutnya akan dicari nilai-nilai untuk koefisien-koefisien b 0 , b1 dan b2.dengan cara:

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

 X1

n

 X2

 =  X1  X12

 X1 X2

 X2  X1X2

=

 X22

 X1

n

25

 b 0 =  X1  X12

9809

578

9809

13694

869 =

 b1 =

 X1

 X1  X12

14990

 X1

 b2 =  X1  X12

 X2

25

 X1 X2

=

 X2  X1X2  X22

b0 =

b0  7561953 = = - 4,064 1860639 

b1 =

b1 1499634 = = 0,806 1860639 

b2 =

b2 2052933 = = 1,103 1860639 

578

7253 9809

= - 7 561 953

869

578

413 14990

9809

= 1 499 634

578 20666 13694

 X2  X1 X2

413

= 1 860 639

20666 9809 13694

 X2  X1X2  X22 n

578

7253

 X2  X1X2  X22

n

413

413

 X2  X1 X2

229

25 =

413

869

413

7253 14990 = 2 052 933

578

9809 20666

Jadi Persamaan garis regresi linear berganda adalah yˆ  4,064  0,806 X 1  1,103 X 2

Pengujian Hipotesis Sehubungan dengan Regresi Linear Berganda

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

230

H0 : Garis regresi linear berganda H1 : Garis regresi belum tentu linear berganda Prosedur Pengujian a. Hitung FK =

( Yi ) 2

b. Hitung JKT =

 Yi 

=

n

(869) 2 = 30 206,44 25

( Yi ) 2

2

n

= 31 395 – 30 206,44 = 1 188,56 

c. Hitung JKR = Jumlah Kuadrat Regresi = b  

d. JKR = {[b1 ( X 1Y 

( X 1 )( Y )

= 0,806 [14 990 -

n

X Y i

i

]  [b2 ( X 2Y 



( X i )( Yi )  n

( X 2 )( Y ) n

  

]}

( 413)(869) (578)(869) ] + 1,103 [ 20 666 ] = 1 145,20 25 25

e. Hitung JKG = JKT – JKR = 1 188,56 – 1 145,20 = 43,36

Tabel Analisis Ragam Sumber Keragaman Regresi Galat Total

Derajat bebas 2 22 24

Jumlah Kuadrat 1 145,20 43,36 1 188,56

Kuadrat Tengah 572,6 1,97

f hitung 290,55 **

f tabel 0,05 0,01 3,44 5,72

Kesimpulan Keputusan Pembelian sangat dipengaruhi oleh variabel Desain Produk dan Mutu Produk dengan persamaan garis sebagai berikut : yˆ  - 4,064 + 0,806 desain produk + 1,103 mutu produk.

Perhitungan dengan paket program adalah Regression Analysis: Kpts P versus Desain P; Mutu P The regression equation is

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

231

Kpts P = - 4,064 + 0,806 Desain P + 1,103 Mutu P Predictor

Coef

Constant

-4,064

SE Coef 1,814

T

P

-2,24

0,035

Desain P

0,80598

0,09357

8,61

0,000

Mutu P

1,1033

0,1067

10,34

0,000

S = 1,40384

R-Sq = 96,4%

R-Sq(adj) = 96,0%

Analysis of Variance Source

DF

SS

MS

F

P

2

1145,20

572,60

290,55

0,000

Residual Error

22

43,36

1,97

Total

24

1188,56

Regression

Source

DF

Seq SS

Desain P

1

934,61

Mutu P

1

210,59

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

232

Normal Probability Plot of the Residuals (response is Kpts)

Standardized Residual

2

1

0

-1

-2 -2

-1

0

1

2

Normal Score

Residuals Versus the Fitted Values (response is Kpts)

Standardized Residual

2

1

0

-1

-2 20

30

40

Fitted Value

50

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

233

Residuals Versus the Order of the Data (response is Kpts)

Standardized Residual

2

1

0

-1

-2 5

10

15

20

25

Observation Order

Residual Plots for Kpts P Normal Probability Plot

Versus Fits Standardized Residual

99

Percent

90 50 10 1

-2

-1 0 1 Standardized Residual

2 1 0 -1 -2

2

20

30

Histogram Standardized Residual

Frequency

6 4 2

-2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 Standardized Residual

50

Versus Order

8

0

40 Fitted Value

1,5

2 1 0 -1 -2 2

4

6

8 10 12 14 16 18 20 22 24 Observation Order

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

234

PLS Response Plot (response is Keputusan) 2 components 50

Calculated Response

45 40 35 30 25 20 20

25

30 35 Actual Response

40

45

50

PLS Coefficient Plot (response is Keputusan) 2 components 1.2

Coefficients

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 1

2 Predictors

Data berikut ini menyatakan kemungkinan kepemilikan mobil per orang ( MO ), Produk Nasional Bruto, PNB ( dalam juta rupiah ) , Rata-rata Harga Mobil, RHM ( dalam juta rupiah ) dan Harga Bahan Bakar Minyak, HBBM ( dalam ribu rupiah ).

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

235

MO PNB RHM HBBM 0,22 18,3 82,2 4,5 0,24 23,8 88,9 4,5 0,27 31,9 106,9 4,5 0,35 40,8 146,3 4,5 0,54 54,0 241,4 4,5 0,64 67,6 244,0 4,5 0,65 78,5 243,0 4,5 0,69 94,4 263,1 7,0 0,88 103,6 315,5 7,0 0,95 117,1 335,0 7,0 0,52 48,3 232,2 4,5 0,57 53,8 272,9 7,0 0,55 51,9 266,9 7,0 0,45 40,8 226,3 4,5 0,52 49,0 211,4 4,5 0,74 97,6 315,0 7,0 0,78 98,5 333,0 7,0 0,62 84,4 263,1 7,0 0,75 99,0 315,5 7,0 0,85 107,1 320,0 7,0 Buatlah Persamaan garis regresi linear berganda Regression Analysis: RHM versus MO; PNB; HBBM Regression Variables Entered/Removedb Variables Model 1

Variables Entered HBBM, MO, PNB

Removed

Method

.

Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: RHM

Model Summaryb Model 1

R ,967

R Square a

,935

a. Predictors: (Constant), HBBM, MO, PNB b. Dependent Variable: RHM

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate ,922

22,0589

Durbin-Watson 1,211

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

236

b

ANOVA Model 1

Sum of Squares Regression

Mean Square

111482,502

3

37160,834

7785,500

16

486,594

119268,002

19

Residual Total

df

F

Sig. ,000a

76,369

a. Predictors: (Constant), HBBM, MO, PNB b. Dependent Variable: RHM

Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1

B

Coefficients

Std. Error

Collinearity Statistics

Beta

(Constant)

-34,737

28,544

MO

504,699

91,474

PNB

-1,472

HBBM

13,692

t

Sig.

Tolerance

VIF

-1,217

,241

1,336

5,517

,000

,070

14,372

,668

-,566

-2,203

,043

,062

16,213

6,129

,222

2,234

,040

,414

2,413

a. Dependent Variable: RHM

Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Model

Dimension

Eigenvalue

Condition Index

(Constant)

MO

PNB

1

1

3,883

1,000

,00

,00

,00

,00

2

,099

6,260

,15

,01

,03

,01

3

,014

16,631

,45

,06

,00

,90

4

,004

30,539

,40

,93

,96

,09

a. Dependent Variable: RHM

Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value

Maximum

Mean

Std. Deviation

N

110,972

368,193

241,130

76,5996

20

-37,2367

32,3687

,0000

20,2426

20

Std. Predicted Value

-1,699

1,659

,000

1,000

20

Std. Residual

-1,688

1,467

,000

,918

20

Residual

a. Dependent Variable: RHM

Regression Analysis: RHM versus MO; PNB; HBBM

HBBM

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

237

The regression equation is RHM = - 34,74 + 504,70 MO - 1,47 PNB + 13,69 HBBM Predictor Constant MO PNB HBBM

Coef -34,74 504,70 -1,4721 13,692

S = 22,06 PRESS = 11480,7

SE Coef 28,54 91,47 0,6683 6,129

T -1,22 5,52 -2,20 2,23

R-Sq = 93,5% R-Sq(pred) = 90,37%

P 0,241 0,000 0,043 0,040

VIF 14,4 16,2 2,4

R-Sq(adj) = 92,2%

Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source MO PNB HBBM

DF 1 1 1

DF 3 16 19

SS 111483 7786 119268

MS 37161 487

Seq SS 107909 1145 2428

Durbin-Watson statistic = 1,21 Jadi persamaan garisregresi linear berganda adalah ˆ y

= - 35,74 + 504,70 MO - 1,49 PNB + 13,69 HBBM

F 76,37

P 0,000

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

238

Residual Plots for RHM Normal Probability Plot

Versus Fits Standardized Residual

99

Percent

90 50 10 1

-2

-1 0 1 Standardized Residual

2

2 1 0 -1 -2 100

200 300 Fitted Value

Versus Order Standardized Residual

Histogram

Frequency

4,8 3,6 2,4 1,2 0,0

-2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 Standardized Residual

400

1,5

2 1 0 -1 -2

2

4

6

8 10 12 14 Observation Order

16

18

20

Pengujian Asumsi Klasik 10.7.1. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas menunjukkan bahwa antar variabel independent mempunyai hubungan langsung (berkorelasi). Hipotesis multikolinearitas : Ho : Tidak ada Multikolinearitas H1 : Ada Multikolinearitas Keputusan : Jika Variance Inflation Factor > 10 maka Ho ditolak (ada multikolinearitas) Jika Variance Inflation Factor < 10 maka Ho diterima (tidak ada multikolinearitas) Hasil Uji Multikolinearitas Misalnya

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Variabel Independen Laba Akuntansi Total Arus Kas

VIF 2,068 2,068

239

Ho diterima diterima

Kesimpulan tidak ada multikolinearitas tidak ada multikolinearitas

Nilai VIF untuk variabel Laba Akuntansi dan Total Arus Kas kurang dari 10, sehingga tidak terdapat multikolinearitas.

10,7.2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians dari setiap error bersifat heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan bahwa varians dari error harus bersifat homogen. Metode yang digunakan adalah uji Glejser. Hipotesis heteroskedastisitas: Ho

: tidak ada heteroskedastisitas

Ha

: ada heteroskedastisitas

Keputusan : Jika signifikan < 0.05, maka Ho ditolak (ada heteroskedastisitas) Jika signifikan > 0.05, maka Ho diterima (tidak ada heteroskedastisitas) Hasil Uji Heteroskedastisitas Misalnya Variabel Laba Akuntansi Total Arus Kas

Sig. 0,958 0,809

Ho Diterima Diterima

Kesimpulan tidak ada heteroskedastisitas tidak ada heteroskedastisitas

Nilai signifikan dari variabel Laba Akuntansi dan Total Arus Kas lebih besar dari 0,05 sehingga tidak terdapat heteroskedastisitas.

10.7.3. Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara error dengan error periode sebelumnya dimana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan metode Durbin Watson.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

240

Hipotesis autokorelasi: Ho : tidak ada autokorelasi Ha : ada autokorelasi Keputusan : Hipotesa Nol (Ho) Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi (positif atau negatif)

Keputusan H0 ditolak tidak ada keputusan

Kriteria 0 < d ttabel Kesimpulan: Karena Fhitung < Ftabel , yaitu: 1,949 < 1,960 , maka Ho diterima, berarti data hasil tes formatif kelas inquiri dan diskusi mempunyai ragam yang sama ( homogen ).

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

254

Uji Homogenitas Ragam ( Variance ) F-Test Test Statistic P-Value

I nquiri

0.93 0.810

Levene's Test Test Statistic P-Value

Diskusi

5.0

5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 95% Bonferroni Confidence I ntervals for StDevs

8.0

8.5

0.07 0.799

2. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar

I nquiri

siswa hipotesisnya

Diskusi

60

65

70

75 Data

80

85

90

adalah: H0 : Tidak ada

perbedaan antara rata-rata kelas inquiri dengan rata-rata kelas diskusi atau H 0 : µ1 = µ2 H1: Terdapat perbedaan antara rata-rata kelas inquiri dengan rata-rata kelas diskusi atau H 1: µ1 ≠ µ2 Taraf nyata (  ) = 5 % , dengan ttabel = t0,025 ( 78 ) = 1,96 Statistik Uji yang digunakan t hitung 





  2  ( 1   2 ) 1 1 S gab x  n1 n2

1

(77,75  73,50)

=

6,1054

1 1  40 40

= 3,11

Kriteria uji : Terima H0 jika thitung < ttabel , Tolak H0 jika thitung > ttabel Kesimpulan:

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

255

Karena thitung > ttabel , yaitu: 3,11> 1,96 , maka Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan antara ratarata kelas inquiri dengan kelas diskusi artinya kita tidak cukup alasan untuk mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata kelas inquiri dengan kelas diskusi dalam hal prestasi belajar. Boxplot of Inquiri; Diskusi 100

Data

90

80

70

60 Inquiri

Diskusi

Time Series Plot of Inquiri, Diskusi 100

Variable I nquiri Diskusi

Data

90

80

70

60 4

8

12

16

20 24 Index

28

32

36

40

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

256

Trend Analysis Plot for Inquiri Linear Trend Model Yt = 77.10 + 0.117* t Variable Actual Fits

95 90

Accuracy Measures MAPE 7.4055 MAD 5.7531 MSD 50.4178

Inquiri

85 80 75 70 65 4

8

12

16

20 24 Index

28

32

36

40

Trend Analysis Plot for Diskusi Linear Trend Model Yt = 72.96 - 0.059099* t Variable Actual Fits

85

Diskusi

80

Accuracy Measures MAPE 11.4583 MAD 8.1097 MSD 76.4721

75 70 65 60 4

8

12

16

20 24 Index

28

32

36

40

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

257

Box-Cox Plot of Inquiri Lower CL

8.75

Lambda (using 95.0% confidence) Estimate

8.50

Lower CL Upper CL Rounded Value

StDev

8.25

8.00

1.39 -2.19 * 1.39

Limit

7.75

7.50 -5.0

-2.5

0.0 Lambda

2.5

5.0

Box-Cox Plot of Diskusi 11.00

Lower CL

Upper CL Lambda (using 95.0% confidence) Estimate

10.75

Lower CL Upper CL

StDev

Rounded Value

10.50 Limit 10.25

10.00

-5.0

-2.5

0.0 Lambda

2.5

5.0

0.21 -2.76 3.54 0.00

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

11.3. Contoh 3. Data hasil Penelitian sebagai berikut PreT PBI 70 80 80 87 80 73 76 73 80 67 63 83 67 76 78 87 66 66 73 70 86 80 73 70 73 80 70 73 70 80 73 80

Post TPBI 83 90 88 93 74 70 87 95 70 80 85 97 80 75 80 85 75 75 87 90 85 85 88 80 73 71 70 75 83 88 85 90

TS PBI 72 86 88 86 88 82 90 94 94 90 92 86 84 88 86 84 90 88 78 82 92 88 84 78 90 76 88 84 86 84 82 80

PreT NPBI 65 73 75 80 75 67 70 68 73 62 60 76 63 70 72 80 63 62 66 64 80 74 66 66 67 73 65 68 66 74 67 75

PostT NPBI 73 88 75 85 70 63 80 88 65 75 80 88 74 65 76 78 70 68 75 80 80 75 80 80 70 66 68 70 78 75 78 87

TS NPBI 68 80 82 78 82 76 82 86 82 78 82 80 76 76 80 80 84 78 70 76 78 82 78 72 86 70 80 84 80 76 74 72

258

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

259

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

260

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

261

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

262

Boxplot 100

Data

90

80

70

60 PreT PBI

Post TPBI

TS PBI

PreT NPBI

PostT NPBI

TS NPBI

Pie Chart of PreT PBI, Post TPBI, TS PBI, PreT NPBI, PostT NPBI, ... PreT PBI

Post TPBI

TS PBI

PreT NPBI

PostT NPBI

TS NPBI

Category 63 66 67 70 73 76 78 80 83 86 87 71 74 75 85 88 90 93 95 97 72 82 84 92 94 60 62 64 65

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

263

3 D Untuk PBI

90 TS PBI 80

100 90

70 60

Post TPBI

80 70

80

PreT PBI

70 90

3 D Untuk Non PBI

85

TS NPBI

80 75

90

70

80 70

60 70 PreT NPBI

80

60

PostT NPBI

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

264

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

265

RELIABILITY /VARIABLES=TSPBI TSNPBI /SCALE('Uji Reliabilitas dan Validitas Data') ALL /MODEL=SPLIT /SUMMARY=TOTAL. Reliability Scale: Uji Reliabilitas dan Validitas Data Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total

% 32

100.0

0

.0

32

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha

Part 1 Value

1.000 1a

N of Items Part 2 Value

1.000 1b

N of Items Total N of Items

Spearman-Brown Coefficient

2

Correlation Between Forms

.842

Equal Length

.914

Unequal Length

.914

Guttman Split-Half Coefficient

.911

a. The items are: TSPBI b. The items are: TSNPBI Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

TSPBI

85.63

21.016

.842

.a

TSNPBI

78.38

26.177

.842

.a

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

266

Case Processing Summary N Cases Valid

% 32

100.0

0

.0

32

100.0

Excludeda Total

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha

Part 1 Value

1.000 1a

N of Items Part 2 Value

1.000 1b

N of Items Total N of Items

Spearman-Brown Coefficient

2

Correlation Between Forms

.842

Equal Length

.914

Unequal Length

.914

Guttman Split-Half Coefficient

.911

a. The items are: TSPBI b. The items are: TSNPBI Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings. Kesimpulan Nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,9115 lebih besar dari r tabel product moment untuk  = 5 % pada n = 16 di bagi dua dari n = 32 di bagi dua dari menjadi n = 16 , nilai r = 0,497.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

267

Dengan demikian data hasil tes formatif baik untuk model PBI maupun model Tanpa PBI dikatakan reliabel, sehingga alat ukur tersebut adalah valid..

b. Uji Normalitas Data Ho : Data penelitian untuk kelas dengan model PBI bersifat normal H1 : Data penelitian untuk kelas dengan model PBI belum tentu bersifat normal Taraf Nyata (  ) = 5 %

statistik tabelnya = 1,960

Hasilnya:

Uji Normalitas Untuk Data Metode PBI

Uji normalitas

Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

Percent

80 70

85.63 5.116 32 0.459 0,246

yang diberikan oleh A D ( Anderson Darling )

60 50 40

statistik

30 20

hitungnya

10

adalah 0,459

5

1

Kriteria uji : 70

75

80

85 TS PBI

thitung < ttabel dan Tolak H0 jika thitung > ttabel

90

95

100

Terima H0 jika

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

268

Kesimpulan: Karena thitung < ttabel , yaitu: 0,459 < 1,960 , maka Ho diterima, berarti data hasil penelitian untuk kelas dengan model PBI bersifat normal Ho : Data penelitian untuk kelas tanpa model PBI bersifat normal H1 : Data penelitian untuk kelas tanpa model PBI belum tentu bersifat normal Taraf Nyata (  ) = 5 %

statistik tabelnya = 1,960

Hasilnya:

Uji Normalitas Untuk DataTanpa Metode PBI Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

78,38 4,584 32 0,559 0,137

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

70

75

80 TS N PBI

85

90

Kesimpulan: Karena thitung < ttabel , yaitu: 0,559 < 1,960 , maka Ho diterima, berarti data hasil penelitian untuk kelas tanpa model PBI bersifat normal c. Uji Homogenitas Ragam Ho : Data penelitian mempunyai ragam yang sama ( homogen ) H1 : Data penelitian mempunyai ragam yang tidak sama ( tidak homogen )

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Taraf Nyata (  ) = 10 %

statistik tabelnya adalah f0,05 (31, 31) = 1,645

Statistik hitung yang diberikan oleh uji F adalah 0,95 Kriteria uji : Terima H0 jika Fhitung < Ftabel dan Tolak H0 jika Fhitung > ttabel

Hasil analisis: f=

S1

2

S2

2

=

26,1735 (5,116 ) 2 = 1,25 2 = 21,013 (4,584)

Kriteria uji : Terima H0 jika fhitung < ftabel dan Tolak H0 jika fhitung > ftabel Kesimpulan: Karena fhitung < f tabel, yaitu: 1,25 < 1,84 , maka Ho diterima, berarti data hasil tes H o : Data penelitian mempunyai ragam yang sama.

Test for Equal Variances: TS PBI; TS N PBI 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations N

Lower

StDev

Upper

32

3,97900

5,11639

7,10425

TS N PBI 32

3,56522

4,58434

6,36548

TS PBI

F-Test (Normal Distribution) Test statistic = 1,25; p-value = 0,545 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 0,11; p-value = 0,745

269

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

270

Test for Equal Variances for TS PBI; TS N PBI F-Test Test Statistic P-Value

TS PBI

1,25 0,545

Levene's Test Test Statistic P-Value

TS N PBI

3,5

4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 95% Bonferroni Confidence I ntervals for StDevs

7,0

TS PBI

TS N PBI

70

75

80 Data

85

90

95

Two-Sample T-Test and CI: PBI; N PBI Two-sample T for PBI vs N PBI N

Mean

StDev

SE Mean

PBI

32

85,63

5,12

0,90

N PBI

32

78,37

4,58

0,81

Difference = mu (PBI) - mu (N PBI) Estimate for difference: 95% CI for difference:

7,25 (4,82; 9,68)

T-Test of difference = 0(vs not =):T-Value = 5,97 P-Value=0,000

DF=62

Both use Pooled StDev = 4,8577 Secara deskriptif diperoleh Descriptive Statistics: PreT PBI; PostT PBI Variable

Mean

SE Mean

StDev

Variance

PreT PBI

75,09

1,13

6,40

40,99

0,11 0,745

Eri Setiawan

PostT PBI

Pengantar Statistika

82,25

1,35

7,66

271

58,71

Histogram of PreT PBI 9 8 7

Frequency

6 5 4 3 2 1 0

66

72

78

84

PreT PBI

Histogram of PostT PBI 7 6

Frequency

5 4 3 2 1 0

72

76

80

84 PostT PBI

88

92

96

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

272

Histogram (with Normal Curve) of PreT PBI 9

Mean 75,09 StDev 6,402 N 32

8 7

Frequency

6 5 4 3 2 1 0

60

66

72

78

84

90

PreT PBI

Histogram (with Normal Curve) of PostT PBI Mean 82.25 StDev 7.662 N 32

7 6

Frequency

5 4 3 2 1 0

64

72

80 PostT PBI

88

96

Normalitas Data Ho : Data penelitian untuk kelas dengan model PBI bersifat normal H1 : Data penelitian untuk kelas dengan model PBI belum tentu bersifat normal

b. Uji

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

273

Taraf Nyata (  ) = 5 %

statistik tabelnya = 1,960

Hasilnya: Uji Normalitas Data Tes Sumatif PBI Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

85,63 5,116 32 0,459 0,246

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

70

75

80

85 TS PBI

90

95

100

Uji normalitas yang diberikan oleh A D ( Anderson Darling ) statistik hitungnya adalah 0,459 Kriteria uji : Terima H0 jika thitung < ttabel dan Tolak H0 jika thitung > ttabel Kesimpulan: Karena thitung < ttabel , yaitu: 0,459 < 1,960 , maka Ho diterima, berarti data hasil tes H o : Data penelitian untuk kelas dengan model PBI bersifat normal Ho : Data penelitian untuk kelas tanpa model PBI bersifat normal H1 : Data penelitian untuk kelas tanpa model PBI belum tentu bersifat normal Taraf Nyata (  ) = 5 % Hasilnya:

statistik tabelnya = 1,960

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

274

Uji Normalitas Data Tes Sumatif NPBI Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

78,38 4,584 32 0,559 0,137

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

70

75

80 TS NPBI

85

90

Uji normalitas yang diberikan oleh A D ( Anderson Darling ) statistik hitungnya adalah 0,559 Kriteria uji : Terima H0 jika thitung < ttabel dan Tolak H0 jika thitung > ttabel Kesimpulan: Karena thitung < ttabel , yaitu: 0,559 < 1,960 , maka Ho diterima, berarti data hasil tes H o : Data penelitian untuk kelas tanpa model PBI bersifat normal Uji Normalitas Data Pre Test PBI Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

60

65

70

75 PreT PBI

80

85

90

75,09 6,402 32 0,642 0,086

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

275

Uji Normalitas Data Post Test PBI Normal 99

95 90

Mean StDev N AD P-Value

82,25 7,662 32 0,543 0,150

Mean StDev N AD P-Value

69,53 5,617 32 0,577 0,123

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

60

70

80 PostT PBI

90

100

Uji Normalitas Data Pre Test NPBI Normal 99

95 90

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

55

60

65

70 PreT NPBI

75

80

85

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

276

Uji Normalitas Data Post Test NPBI Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

75,72 7,049 32 0,428 0,293

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

60

65

70

75 80 PostT NPBI

85

90

95

Uji Homogenitas Ragam Ho : Data penelitian mempunyai ragam yang sama ( homogen ) H1 : Data penelitian mempunyai ragam yang tidak sama ( tidak homogen ) Taraf Nyata (  ) = 10 %

statistik tabelnya adalah f0,05 (31, 31) = 1,645

Statistik hitung yang diberikan oleh uji F adalah 0,95 Kriteria uji : Terima H0 jika Fhitung < Ftabel dan Tolak H0 jika Fhitung > ttabel Hasil analisis: f=

S1

2

S2

2

26,1735 (5,116 ) 2 = = 1,25 2 = 21,013 (4,584)

Kriteria uji : Terima H0 jika fhitung < ftabel dan Tolak H0 jika fhitung > ftabel Kesimpulan: Karena fhitung < f tabel, yaitu: 1,25 < 1,84 , maka Ho diterima, berarti data penelitian mempunyai ragam yang sama.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

277

Test for Equal Variances: TS PBI; TS N PBI 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations N

Lower

StDev

Upper

32

3,97900

5,11639

7,10425

TS N PBI 32

3,56522

4,58434

6,36548

TS PBI

F-Test (Normal Distribution) Test statistic = 1,25; p-value = 0,545 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 0,11; p-value = 0,745

Test for Equal Variances for TS PBI; TS N PBI F-Test Test Statistic P-Value

TS PBI

1,25 0,545

Levene's Test Test Statistic P-Value

TS N PBI

3,5

4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 95% Bonferroni Confidence I ntervals for StDevs

0,11 0,745

7,0

TS PBI

TS N PBI

70

75

80 Data

85

90

95

1. Uji Rata-rata H0 : Tidak ada pengaruh secara rata-rata nilai tes sumatif dengan model PBI atau PBI = 0 H1 : Ada pengaruh secara rata-rata nilai tes sumatif dengan model PBI atau PBI  0 Taraf nyata (  ) = 5 %

t0,025 ( 31 ) = 1,96

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

278

Uji Statistik yang digunakan t=

(x  ) s n

(85,625  80,00) 5,625 t= = 0,904 = 6,22 5,116 32 Kesimpulan : Karena t hitung > t tabel , yaitu 6,22 > 1,96 , maka H0 ditolak, berarti Kita tidak cukup alasan untuk mengatakan tidak ada pengaruh secara rata-rata nilai tes sumatif dengan model PBI. 2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata H0 : Tidak ada pengaruh secara rata-rata antara nilai tes sumatif dengan model PBI dengan model yang tidal menggunakan model PBI atau 1 = 2 . H1 : H0 ditolak atau 1  2 . Taraf nyata (  ) = 5 % 2

S

2

gab

(n  1) S1  (n2  1) S 2  1 n1  n2  2 =

t0,025 ( 76 ) = 1,96 2

(39  1)47,0596  (39  1)49,2804 = 48,212 39  39  2

Sgab = 6,9435

Uji Statistik yang digunakan t hitung 

t hitung 



1



  2  ( 1   2 ) 1 1 S gab  n1 n2

 85,625  78,375  0 4,8577

1 1  32 32

= 5,97

Kesimpulan : Karena t hitung > t tabel , yaitu 5,97 > 1,96 , maka H0 ditolak, berarti kita tidak cukup alasan untuk mengatakan tidak ada pengaruh perbedaan dua rata-rata antara hasil belajar

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

279

Bila dengan paket program hasilnya: One-Sample T: TS PBI Test of mu = 80 vs not = 80 Variable N TS PBI

Mean

32 85,625

StDev SE Mean 5,116

0,904

95% CI (83,780; 87,470)

T 6,22

P 0,000

Individual Value Plot of TS PBI (with Ho and 95% t-confidence interval for the mean)

_ X Ho

70

75

80

85 TS PBI

90

95

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

280

Boxplot of TS PBI (with Ho and 95% t-confidence interval for the mean)

_ X Ho

70

75

80

85

90

95

TS PBI

Two-Sample T-Test and CI: TS PBI; TS N PBI Two-sample T for TS PBI vs TS N PBI N

Mean

StDev

SE Mean

TS PBI

32

85,63

5,12

0,90

TS N PBI

32

78,37

4,58

0,81

Difference = mu (TS PBI) - mu (TS N PBI) Estimate for difference: 7,25 95% CI for difference: (4,82; 9,68) T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 5,97 P-Value = 0,000 DF = 62 Both use Pooled StDev = 4,8577

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

281

Individual Value Plot of TS PBI; TS N PBI 95

90

Data

85

80

75

70

TS PBI

TS N PBI

Boxplot of TS PBI; TS N PBI 95

90

Data

85

80

75

70

TS PBI

TS N PBI

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

282

3. Uji Kecocokan ( Goodness of fit test ) H0 : Ada pengaruh hubungan antara kelas dengan model PBI dengan kelas tanpa PBI terhadap prestasi belajar dalam tes sumatif. H1 : H0 ditolak Taraf nyata (  ) = 5 %

2   =

2 (2-1) = 20,05 ( 1 ) = 3,941

( oi  e i ) 2 ei

(72  73,09) 2 (68  66,91) 2 + + ... 73,09 66,91

+

(72  72,64) 2 72,64

= 1,370 Kesimpulan: Karena 2hitung < 2  atau 1,370 < 3,941, maka H0 diterima, berarti kita tidak cukup alasan untuk mengatakan tidak ada pengaruh hubungan antara kelas dengan model PBI dengan kelas tanpa PBI terhadap prestasi belajar dalam tes sumatif. Bila dengan paket program diperoleh Chi-Square Test: TS PBI; TS N PBI Expected counts are printed below observed counts Chi-Square contributions are printed below expected counts

TS PBI TS N PBI Total 1 2 3 4

72 73,09 0,016 86 86,67 0,005 88 88,76 0,006 86 85,63

68 140 66,91 0,018 80 166 79,33 0,006 82 170 81,24 0,007 78 164 78,38

Eri Setiawan

5 6 7 8 9 10 11 12 13

14 15 16 17 18 19 20

0,002 0,002 88 82 170 88,76 81,24 0,006 0,007 82 76 158 82,49 75,51 0,003 0,003 90 82 172 89,80 82,20 0,000 0,000 94 86 180 93,98 86,02 0,000 0,000 94 82 176 91,89 84,11 0,048 0,053 90 78 168 87,71 80,29 0,060 0,065 92 82 174 90,85 83,15 0,015 0,016 86 80 166 86,67 79,33 0,005 0,006 84 76 160 83,54 76,46 0,003 0,003 88 76 164 85,63 78,38 0,066 0,072 86 80 166 86,67 79,33 0,005 0,006 84 80 164 85,63 78,38 0,031 0,034 90 84 174 90,85 83,15 0,008 0,009 88 78 166 86,67 79,33 0,020 0,022 78 70 148 77,27 70,73 0,007 0,008 82 76 158 82,49 75,51 0,003 0,003

Pengantar Statistika

283

Eri Setiawan

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Total

Pengantar Statistika

92 78 170 88,76 81,24 0,118 0,129 88 82 170 88,76 81,24 0,006 0,007 84 78 162 84,58 77,42 0,004 0,004 78 72 150 78,32 71,68 0,001 0,001 90 86 176 91,89 84,11 0,039 0,042 76 70 146 76,23 69,77 0,001 0,001 88 80 168 87,71 80,29 0,001 0,001 84 84 168 87,71 80,29 0,157 0,172 86 80 166 86,67 79,33 0,005 0,006 84 76 160 83,54 76,46 0,003 0,003 82 74 156 81,45 74,55 0,004 0,004 80 72 152 79,36 72,64 0,005 0,006 2740

2508 5248

Chi-Sq = 1,370; DF = 31; P-Value = 1,000

284

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

285

Interval Plot of TS PBI, TS NPBI 95% CI for the Mean 88 86

Data

84 82 80 78 76 TS PBI

TS NPBI

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

286

11.4. Contoh 4. Data 1. Awal Mulai Berbunga Ulangan 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 6 6

Perlakuan A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D

Respon 40 39 35 38 39 36 32 39 37 37 32 38 40 35 34 37 37 36 34 38 40 39 34 38

Descriptive Statistics: Respon

Variable Respon

Perlakuan A B C D

Uji Normalitas Data

N 6 6 6 6

Mean 38.833 37.333 34.67 37.67

StDev 1.472 2.251 2.66 3.01

Variance 2.167 5.067 7.07 9.07

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

287

Uji Normalitas Data Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

36.83 2.408 24 0.548 0.142

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

30

32

34

36 38 Respon

40

42

44

Uji Homogenitas Ragam Test for Equal Variances: Respon versus Perlakuan 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations Perlakuan

N

Lower

StDev

Upper

A

6

0.817317

1.47196

4.89137

B

6

0.929123

1.67332

5.56050

C

6

0.680048

1.22474

4.06987

D

6

0.351176

0.63246

2.10167

Bartlett's Test (Normal Distribution) Test statistic = 4.01, p-value = 0.260 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 1.43, p-value = 0.264

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

288

Uji Homogenitas Ragam Bartlett's Test Test Statistic P-Value

A

4.01 0.260

Perlakuan

Levene's Test Test Statistic P-Value

B

1.43 0.264

C

D

0

1 2 3 4 5 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

6

Analisis Ragam General Linear Model: Respon versus Ulangan, Perlakuan Factor

Type

Levels

Values

Ulangan

fixed

6

1, 2, 3, 4, 5, 6

Perlakuan

fixed

4

A, B, C, D

Analysis of Variance for Respon, using Adjusted SS for Tests Source

DF

Seq SS

Adj SS

Adj MS

F

P

Ulangan

5

13.833

13.833

2.767

2.02

0.133

Perlakuan

3

99.000

99.000

33.000

24.15

0.000

Error

15

20.500

20.500

1.367

Total

23

133.333

S = 1.16905

R-Sq = 84.63%

R-Sq(adj) = 76.43%

Sidak 95.0% Simultaneous Confidence Intervals Response Variable Respon All Pairwise Comparisons among Levels of Perlakuan

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Perlakuan = A Perlakuan

289

subtracted from:

Lower Center

Upper

B

-3.876 -1.833

0.209

C

-7.376 -5.333 -3.291

D

-2.876 -0.833

--------+---------+---------+-------(----*-----) (----*----)

1.209

(----*----) --------+---------+---------+--------4.0

Perlakuan = B Perlakuan

0.0

4.0

subtracted from:

Lower Center

Upper

C

-5.542 -3.500 -1.458

D

-1.042

--------+---------+---------+--------

1.000

(----*----)

3.042

(-----*----) --------+---------+---------+--------4.0

Perlakuan = C

4.0

subtracted from:

Perlakuan Lower Center Upper D

0.0

2.458

--------+---------+---------+--------

4.500 6.542

(----*----) --------+---------+---------+--------4.0

0.0

Sidak Simultaneous Tests Response Variable Respon All Pairwise Comparisons among Levels of Perlakuan Perlakuan = A

subtracted from:

Difference

SE of

of Means

Difference

T-Value

P-Value

B

-1.833

0.6749

-2.716

0.0919

C

-5.333

0.6749

-7.902

0.0000

D

-0.833

0.6749

-1.235

0.8011

Perlakuan = B

subtracted from:

Perlakuan

Adjusted

4.0

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

290

Difference

SE of

of Means

Difference

T-Value

P-Value

C

-3.500

0.6749

-5.186

0.0007

D

1.000

0.6749

1.482

0.6466

Perlakuan

Perlakuan = C

Adjusted

subtracted from:

Difference

SE of

of Means

Difference

T-Value

P-Value

4.500

0.6749

6.667

0.0000

Perlakuan D

Adjusted

Residual Plots for Respon Normal Probability Plot

Versus Fits

99 1 Residual

Percent

90 50 10 1

0 -1 -2

-2

-1

0 Residual

1

2

32

34

Histogram

36 Fitted Value

38

40

Versus Order

6.0 Residual

Frequency

1 4.5 3.0 1.5 0.0

0 -1 -2

-1.5

-1.0

-0.5 0.0 0.5 Residual

Data 2 Umur Bunga

1.0

1.5

2

4

6

8 10 12 14 16 18 20 22 24 Observation Order

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Ulangan

Perlakuan

Respon

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 6 6

A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D

8 7 11 8 8 8 13 8 9 11 12 9 9 10 6 11 8 9 9 10 9 8 10 10

Uji Normalitas

291

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

292

Uji Normalitas Data Bunga Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

9,208 1,615 24 0,618 0,095

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

5

6

7

8

9 10 Respon

11

12

13

Uji Homogenitas Ragam Test for Equal Variances: Respon versus Perlakuan 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations Perlakuan

N

Lower

StDev

Upper

A

6

0.304127

0.54772

1.82010

B

6

0.582359

1.04881

3.48523

C

6

0.573467

1.03280

3.43201

D

6

0.672450

1.21106

4.02439

Bartlett's Test (Normal Distribution) Test statistic = 2.74, p-value = 0.433 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 0.90, p-value = 0.458

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

293

Uji Homogenitas Ragam Bartlett's Test Test Statistic P-Value

A

2.74 0.433

Perlakuan

Levene's Test Test Statistic P-Value

B

0.90 0.458

C

D

0

1 2 3 4 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

Analisis Ragam General Linear Model: Respon versus Ulangan, Perlakuan Factor

Type

Levels

Values

Ulangan

fixed

6

1, 2, 3, 4, 5, 6

Perlakuan

fixed

4

A, B, C, D

Analysis of Variance for Respon, using Adjusted SS for Tests Source

DF

Seq SS

Adj SS

Adj MS

F

P

Ulangan

5

7.8333

7.8333

1.5667

1.99

0.139

Perlakuan

3

13.6667

13.6667

4.5556

5.77

0.008

Error

15

11.8333

11.8333

0.7889

Total

23

33.3333

S = 0.888194

R-Sq = 64.50%

R-Sq(adj) = 45.57%

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

294

Tukey 95.0% Simultaneous Confidence Intervals Response Variable Respon All Pairwise Comparisons among Levels of Perlakuan Perlakuan = A Perlakuan

subtracted from:

Lower

Center Upper

B

-1.479 0.00000 1.479

C

0.354 1.83333 3.313

D

-0.646 0.83333 2.313

-----+---------+---------+---------+(--------*--------) (--------*---------) (--------*--------) -----+---------+---------+---------+-1.6

Perlakuan = B Perlakuan

0.0

1.6

3.2

subtracted from:

Lower Center Upper

-----+---------+---------+---------+-

C

0.3539 1.8333 3.313

(--------*---------)

D

-0.6461 0.8333 2.313

(--------*--------) -----+---------+---------+---------+-1.6

Perlakuan = C Perlakuan D

0.0

1.6

3.2

subtracted from:

Lower Center

Upper

-2.479 -1.000

-----+---------+---------+---------+-

0.4794

(--------*--------) -----+---------+---------+---------+-1.6

0.0

Tukey Simultaneous Tests Response Variable Respon All Pairwise Comparisons among Levels of Perlakuan Perlakuan = A

subtracted from:

Difference

SE of

of Means

Difference

T-Value

P-Value

B

0.00000

0.5128

0.00000

1.0000

C

1.83333

0.5128

3.57515

0.0131

D

0.83333

0.5128

1.62507

0.3950

Perlakuan

Adjusted

1.6

3.2

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Perlakuan = B

295

subtracted from:

Difference

SE of

of Means

Difference

T-Value

P-Value

C

1.8333

0.5128

3.575

0.0131

D

0.8333

0.5128

1.625

0.3950

Perlakuan = C

subtracted from:

Perlakuan

Adjusted

Difference

SE of

of Means

Difference

T-Value

P-Value

-1.000

0.5128

-1.950

0.2497

Perlakuan D

Adjusted

Residual Plots for Respon Normal Probability Plot

Versus Fits

99 1.0 Residual

Percent

90 50 10

0.5 0.0 -0.5 -1.0

1

-2

-1

0 Residual

1

2

8

9 10 Fitted Value

Histogram

Versus Order

4.8

1.0

3.6

Residual

Frequency

11

2.4 1.2

0.5 0.0 -0.5 -1.0

0.0

-1.2

-0.6

0.0 Residual

0.6

1.2

2

4

6

8 10 12 14 16 18 20 22 24 Observation Order

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Data 3. Diameter Buah Ulangan

Perlakuan

Respon

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 6 6

A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D

3.68 3.88 4.00 4.16 2.91 3.32 3.67 4.26 4.15 3.82 3.95 3.32 3.99 3.00 2.72 4.09 4.28 4.23 3.83 3.54 4.10 2.85 4.19 3.88

Uji Normalitas

296

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

297

Uji Normalitas Data Diameter Buah Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

3,742 0,4800 24 1,054 0,007

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

Respon

Uji Homogenitas Ragam Test for Equal Variances: Respon versus Perlakuan Uji Homogenitas Ragam Bartlett's Test Test Statistic P-Value

A

0,74 0,865

Perlakuan

Levene's Test Test Statistic P-Value

B

0,30 0,828

C

D

0,0

0,5 1,0 1,5 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

2,0

95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations Perlakuan

N

Lower

StDev

Upper

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

298

A

6

0,279784

0,503882

1,67442

B

6

0,302392

0,544598

1,80972

C

6

0,290281

0,522787

1,73724

D

6

0,207156

0,373082

1,23976

Bartlett's Test (Normal Distribution) Test statistic = 0,74; p-value = 0,865 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 0,30; p-value = 0,828 Analisis Ragam One-way ANOVA: Respon versus Perlakuan Source

DF

SS

MS

F

P

3

0,484

0,161

0,67

0,580

Error

20

4,815

0,241

Total

23

5,299

Perlakuan

S = 0,4907

R-Sq = 9,14%

R-Sq(adj) = 0,00%

Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level

N

Mean

StDev

-------+---------+---------+---------+--

A

6

3,8517

0,5039

(-------------*-------------)

B

6

3,5167

0,5446

C

6

3,7267

0,5228

D

6

3,8750

0,3731

(-------------*-------------) (-------------*-------------) (-------------*-------------) -------+---------+---------+---------+-3,30

Pooled StDev = 0,4907

Data 4. Jumlah Buah

3,60

3,90

4,20

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Ulangan

Perlakuan

Respon

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 6 6

A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D

9 15 19 10 7 9 7 11 9 13 10 19 11 6 7 10 10 20 10 16 10 8 9 6

Uji Normalitas

299

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

300

Uji Normalitas Data J umlah Buah Normal 99

Mean StDev N AD P-Value

95 90

10,88 4,079 24 1,378 0.150

Percent

80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

85

90

95 Respon

100

105

Test for Equal Variances: Respon versus Perendaman, Konsentrasi 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations Perendaman

Konsentrasi

N

Lower

StDev

Upper

P1

K1

3

0.91309

2.30940

56.5450

P1

K2

3

1.38853

3.51188

85.9874

P1

K3

3

0.91309

2.30940

56.5450

P2

K1

3

0.91309

2.30940

56.5450

P2

K2

3

0.60395

1.52753

37.4010

P2

K3

3

1.58152

4.00000

97.9387

P3

K1

3

0.91309

2.30940

56.5450

P3

K2

3

1.04608

2.64575

64.7804

P3

K3

3

0.68482

1.73205

42.4087

P4

K1

3

1.58152

4.00000

97.9387

P4

K2

3

0.91309

2.30940

56.5450

P4

K3

3

0.82305

2.08167

50.9689

P5

K1

3

0.99502

2.51661

61.6184

P5

K2

3

0.91309

2.30940

56.5450

P5

K3

3

0.60395

1.52753

37.4010

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

308

Bartlett's Test (Normal Distribution) Test statistic = 4.33, p-value = 0.993 Levene's Test (Any Continuous Distribution) Test statistic = 0.23, p-value = 0.997

Uji Homogenitas Ragam Perendaman

Konsentrasi

P1

K1

Bartlett's Test

K2 K3 P2

Test Statistic P-Value

Levene's Test

K1 K2 K3

P3

K1 K2 K3

P4

K1

4.33 0.993

Test Statistic P-Value

0.23 0.997

K2 K3 P5

K1 K2 K3

0 20 40 60 80 100 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

General Linear Model: Respon versus Perendaman, Konsentrasi Factor

Type

Levels

Values

Perendaman

random

5

P1, P2, P3, P4, P5

Konsentrasi

fixed

3

K1, K2, K3

Analysis of Variance for Respon, using Adjusted SS for Tests Source

DF

Seq SS

Adj SS

Adj MS

F

P

Perendaman

4

472.133

472.133

118.033

10.55

0.003

Konsentrasi

2

28.311

28.311

14.156

1.27

0.333

Perendaman*Konsentrasi

8

89.467

89.467

11.183

1.65

0.152

Error

30

203.333

203.333

6.778

Total

44

793.244

S = 2.60342

R-Sq = 74.37%

R-Sq(adj) = 62.40%

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

309

Residual Plots for Respon Versus Fits 5.0

90

2.5

Residual

Percent

Normal Probability Plot 99

50 10 1

-5.0

-2.5

0.0 Residual

2.5

0.0 -2.5 -5.0

5.0

85

90

Histogram

9

2.5

Residual

12 Frequency

100

Versus Order 5.0

6

0.0 -2.5

3 0

95 Fitted Value

-4

-2

0 Residual

2

4

-5.0

1

5

10

15 20 25 30 35 Observation Order

Main Effects Plot for Respon Main Effects Plot for Respon Data Means 96 95 94 Mean

93 92 91 90 89 88 P1

P2

P3 Perendaman

P4

P5

40

45

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

310

Scale: Uji Reliabilitas Data Case Processing Summary N Cases

Valid Excludeda Total

% 57

100.0

0

.0

57

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha

Part 1

Value N of Items

Part 2

Value N of Items Total N of Items

Spearman-Brown Coefficient

.791 21a .896 21b 42

Correlation Between Forms

.691

Equal Length

.817

Unequal Length

.817

Guttman Split-Half Coefficient

.804

a. The items are: X101, X102, X103, X104, X105, X106, X107, X108, X109, X110, X111, X112, X113, X114, X115, X116, X117, X118, X119, X120, X121. b. The items are: X122, X123, X124, X125, X126, X127, X128, X129, X130, X131, X132, X133, X134, X135, X136, X137, X138, X139, X140, X141, X142.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

311

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Scale Variance if Item Corrected Item-Total

Cronbach's Alpha if

Deleted

Deleted

Correlation

Item Deleted

X101

145.91

115.439

.261

.911

X102

145.75

115.617

.265

.911

X103

145.98

113.018

.447

.909

X104

145.65

115.232

.287

.910

X105

145.81

117.873

.047

.913

X106

145.89

115.739

.255

.911

X107

145.84

113.921

.376

.909

X108

145.74

115.697

.198

.912

X109

145.79

113.633

.385

.909

X110

145.91

111.653

.531

.907

X111

146.00

111.036

.433

.909

X112

145.65

116.446

.241

.911

X113

145.84

113.707

.351

.910

X114

145.89

113.489

.407

.909

X115

145.82

114.469

.384

.909

X116

145.82

113.969

.433

.909

X117

146.12

112.074

.394

.910

X118

145.74

114.876

.370

.909

X119

145.95

111.944

.458

.908

X120

145.75

114.046

.448

.909

X121

146.00

114.214

.401

.909

X122

145.79

113.955

.410

.909

X123

145.91

110.867

.565

.907

X124

145.93

111.031

.615

.906

X125

145.79

112.919

.506

.908

X126

145.93

112.745

.500

.908

X127

145.75

113.796

.473

.908

X128

145.96

111.820

.584

.907

X129

145.86

111.516

.547

.907

X130

145.79

113.812

.458

.909

X131

146.09

112.867

.477

.908

X132

145.82

113.862

.443

.909

X133

146.04

111.534

.494

.908

X134

145.88

111.538

.490

.908

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

r tabel = 0,433

312

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

313

Item-Total Statistics Scale Corrected Item- Cronbach's Scale Mean if Variance if Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

Keputusan

X101

145.91

115.439

.261

.261

Tidak Valid

X102

145.75

115.617

.265

.265

Tidak Valid

X103

145.98

113.018

.447

.447

Valid

X104

145.65

115.232

.287

.287

Tidak Valid

X105

145.81

117.873

.047

.047

Tidak Valid

X106

145.89

115.739

.255

.255

Tidak Valid

X107

145.84

113.921

.376

.376

Tidak Valid

X108

145.74

115.697

.198

.198

Tidak Valid

X109

145.79

113.633

.385

.385

Tidak Valid

X110

145.91

111.653

.531

.531

Valid

X111

146.00

111.036

.433

.433

Valid

X112

145.65

116.446

.241

.241

Tidak Valid

X113

145.84

113.707

.351

.351

Tidak Valid

X114

145.89

113.489

.407

.407

Tidak Valid

X115

145.82

114.469

.384

.384

Tidak Valid

X116

145.82

113.969

.433

.433

Valid

X117

146.12

112.074

.394

.394

Tidak Valid

X118

145.74

114.876

.370

.370

Tidak Valid

X119

145.95

111.944

.458

.458

Valid

X120

145.75

114.046

.448

.448

Valid

X121

146.00

114.214

.401

.401

Tidak Valid

X122

145.79

113.955

.410

.410

Tidak Valid

X123

145.91

110.867

.565

.565

Valid

X124

145.93

111.031

.615

.615

Valid

X125

145.79

112.919

.506

.506

Valid

X126

145.93

112.745

.500

.500

Valid

X127

145.75

113.796

.473

.473

Valid

X128

145.96

111.820

.584

.584

Valid

X129

145.86

111.516

.547

.547

Valid

X130

145.79

113.812

.458

.458

Valid

X131

146.09

112.867

.477

.477

Valid

X132

145.82

113.862

.443

.443

Valid

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

314

BAHAN BACAAN

1. Anto Dayan, 1984, Pengantar Metode Statistik. Jilid I dan II, LP3ES, Jakarta. 2. Dudewicz, E.J. and Misra, S.N., 1988, Modern Mathematical Statistics, John Wiley & Sons Ltd Inc. 3. Husaini Usman dan Purnomo S A., 2008, Pengantar Staistika. Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta 4. Nar Herrhyanto dan HM Akib Hamid, 2007, Statistika Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

315

5. Program Paket Minitab 15 Statistical Software English dan Program Paket Minitab 11.12 32 Bit. 6. Program Paket SPSS Statistics 17.0 7. Riduwan. 2007. Pengantar Staistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Alfabeta. Bandung. 8. Sidney Siegel, 1992, Statistik Nonparametrik: Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 9. Singgih Santoso, 2003, Statistik Deskriptif: Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Excel dan Andi , Yogyakarta.

SPSS,

10. Steel, R., G., D., and Torrie, J.,H., 1980, Principles and Procedures of Statistics, Mc Graw Hill Kogakusha, Ltd., Tokyo. 11. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Edisi Ke-6, Tarsito. Bandung. 12. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. 13. Walpole, R.E., 1997, Pengantar Staistika. Edisi ke-3 , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. .

Lampiran-lampiran Gambar 1.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

316

Distribution Plot Binomial; n=5; p=0,5 0,35 0,30

Probability

0,25 0,20 0,15 0,10 0,05

0,0313

0,00

0

5

X

Gambar 2 Distribution Plot Binomial; n=20; p=0,5 0,20

Probability

0,15

0,10

0,05

0,00

0,0207 3

X

15

Untuk mendapatkan harga Tabel Binomial baik harga Probability Density Function maupun Cumulative Distribution Function. Caranya sebagai berikut: Dalam Program Minitab. Langkah-langkahnya

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

317

Isi Worksheet C1 misal judul Binom 5, lalu isi kolom tersebut dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5. Selanjutnya klik Calc pilih Probability Distributions pilih Binomial Pilih Probability isi Number of trials dengan angka 5 dan isi event probalility dengan angka 0,5 Input column dengan Binom 5 pindahkan ke kotak dialog caranya klik-klik OK maka diperoleh hasil sebagai berikut Probability Density Function Binomial with n = 5 and p = 0,5 x

P( X = x )

0

0,03125

1

0,15625

2

0,31250

3

0,31250

4

0,15625

5

0,03125

Dengan cara yang sama Langkah 1 dan 2 sama Pilih Cumulative Distribution OK Cumulative Distribution Function Binomial with n = 5 and p = 0,5 x

P( X 30

0,01 0,417 0,405 0,364 0,348 0,331 0,311 0,294 0,284 0,275 0,268 0,261 0,257 0,250 0,245 0,239 0,235 0,231 0,200 0,187 1,031

Taraf Nyata 0,05 0,381 0,337 0,319 0,300 0,285 0,271 0,258 0,249 0,242 0,234 0,227 0.220 0,213 0,206 0,200 0,195 0,19 0,173 0,161 0,886

0,10 0,352 0,315 0,294 0,276 0.261 0,249 0,239 0,230 0,223 0,214 0,207 0,201 0,195 0,189 0,184 0,179 0,174 0,158 0,144 0,805

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

Tabel 2. g Nilai kritis J untuk Uji Wilcoxon N 6 7 8 9 0 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Taraf Nyata 0,01 0,05 0 2 0 4 2 6 3 8 5 11 7 14 10 17 13 21 16 25 20 30 23 35 28 40 32 46 38 52 43 59 49 66 55 73 61 81 68 89 Tabel 2. h Batas Kritis untuk Uji Korelasi berdasarkan Koefisien Korelasi Rank

N

=1%

=5%

330

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

331

4 1,000 5 1,000 0,900 6 0,943 0,829 7 0,893 0,714 8 0,833 0,643 9 0,783 0,600 10 0,746 0,564 12 0,701 0,504 14 0,645 0,456 16 0,601 0,425 18 0,564 0,399 20 0,534 0,377 22 0,508 0,359 24 0,485 0,343 26 0,465 0,329 28 0,448 0,317 30 0,432 0,306 Tabel 2.i TABEL ORDINAT DARI KURVA NORMAL TABEL ORDINAT DARI KURVA NORMAL P

0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10 0,11 0,12 0,13 0,14 0,15 0,16 0,17 0,18 0,19 0,20 0,21 0,22 0,23 0,24 0,25

(1-p)

0,99 0,98 0,97 0,96 0,95 0,94 0,93 0,92 0,91 0,90 0,89 0,88 0,87 0,86 0,85 0,84 0,83 0,82 0,81 0,80 0,79 0,78 0,77 0,76 0,75

Y

0,027 0,048 0,068 0,086 0,103 0,119 0,134 0,149 0,162 0,176 0,188 0,200 0,212 0,223 0,233 0,243 0,253 0,262 0,271 0,280 0,288 0,296 0,304 0,311 0,318

P(1 - p)/Y

0,366667 0,408333 0,427941 0,446512 0,461165 0,473950 0,485821 0,493960 0,505556 0,511364 0,520745 0,528000 0,533491 0,539910 0,547210 0,553086 0,557708 0,563359 0,567897 0,571429 0,576042 0,579730 0,582566 0,586495 0,589623

P

0,26 0,27 0,28 0,29 0,30 0,31 0,32 0,33 0,34 0,35 0,36 0,37 0,38 0,39 0,40 0,41 0,42 0,43 0,44 0,45 0,46 0,47 0,48 0,49 0,50

(1-p)

0,74 0,73 0,72 0,71 0,70 0,69 0,68 0,67 0,66 0,65 0,64 0,63 0,62 0,61 0,60 0,59 0,58 0,57 0,56 0,55 0,54 0,53 0,52 0,51 0,50

Y

0,324 0,331 0,337 0,342 0,348 0,353 0,358 0,362 0,366 0,370 0,374 0,378 0,381 0,384 0,386 0,389 0,391 0,393 0,394 0,396 0,397 0,398 0,398 0,399 0,399

p(1-p)/Y

0,593827 0,595468 0,598220 0,602047 0,603448 0,605949 0,607821 0,610773 0,613115 0,614865 0,616043 0,616667 0,618373 0,619531 0,621762 0,621851 0,623018 0,623664 0,625381 0,625000 0,625693 0,625879 0,627136 0,626316 0,626566

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

332

Tabel 2.j Batas Kritis Untuk Runtun U Dengan Taraf Nyata 5 % 5

6

7

8

9

2

2 8 2

2 8 2 1 0 3 1 1 3 1 2 3 1 3

2 8 2 1 0 3 1 1 3 1 2 4 1 3 4 1 4

2 8 2 1 0 3 1 2 4 1 3 4 1 4 5 1 4 5 1 5

1 0

1 1

2 8 2 1 0 3 1 2 4 1 3 5 1 4 5 1 5 5 1 6 6 1 6

2 8 3 1 0 4 1 2 4 1 3 5 1 4 5 1 5 6 1 6 6 1 7 7

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

9 2 1 0

9 3 1 0 3 1 1

1 2 2 6 2 8 3 1 0 4 1 2 4 1 3 5 1 4 6 1 6 6 1 6 7 1 7 7

1 3 2 6 2 8 3 1 0 4 1 2 5 1 4 5 1 5 6 1 6 6 1 7 7 1 8 7

1 4 2 6 2 8 3 1 0 4 1 2 5 1 4 5 1 5 6 1 6 7 1 7 7 1 8 8

1 5 2 6 3 8 3 1 0 4 1 2 5 1 4 6 1 5 6 1 7 7 1 8 7 1 8 8

1 6 2 6 3 8 4 1 0 4 1 2 5 1 4 6 1 6 6 1 7 7 1 8 8 1 9 8

1 7 2 6 3 8 4 1 0 4 1 2 5 1 4 6 1 6 7 1 7 7 1 8 8 1 9 9

1 8 2 6 3 8 4 1 0 5 1 2 5 1 4 6 1 6 7 1 7 8 1 8 8 1 9 9

1 9 2 6 3 8 4 1 0 5 1 2 6 1 4 6 1 6 7 1 7 8 1 8 8 2 0 9

2 0 2 6 3 8 4 1 0 5 1 2 6 1 4 6 1 6 7 1 7 8 1 8 9 2 0 1

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

1 7 12

333

1 8

1 9

1 9

1 9

2 0

2 0

2 0

7 1 9

8 1 9

8 2 0

8 2 0

9 2 1

8 2 0

9 2 0

9 2 1

9 2 1

9 2 2 1 0 2 2

9 2 1 1 0 2 2 1 0 2 3 1 1 2 3

9 2 1 1 0 2 2 1 0 2 3 1 1 2 3 1 1 2 4 1 1 2 5

9 2 1 1 0 2 2 1 0 2 3 1 1 2 4 1 1 2 5 1 2 2 5 1 2 2 6

13

14

15

16

17

18

19

20

Tabel k Batas Uji Durbin-Watson α = 5 % p1=1

p1= 2

p1=3

p1=4

p-1=5

2 1 1 0 2 2 1 0 2 3 1 1 2 3 1 1 2 4 1 2 2 5 1 2 2 6 1 3 2 7 1 3 2 7

0 2 1 1 0 2 2 1 1 2 3 1 1 2 4 1 2 2 4 1 2 2 5 1 3 2 6 1 3 2 7 1 3 2 7 1 4 2 8

Eri Setiawan

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

dL 1,08 1,10 1,13 1,16 1,18 1,20 1,22 1,24 1,26 1,27 1,29 1,30 1,32 1,33 1,34 1,35 1,36 1,37 1,38 1,39 1,40 1,41 1,42 1,43 1,43 1,44 1,48 1,50 1,53 1,55 1,57 1,58 1,60 1,61 1,62 1,63 1,64 1,65

Pengantar Statistika

dU 1,36 1,37 1,38 1,39 1,40 1,41 1,42 1,43 1,44 1,45 1,45 1,46 1,47 1,48 1,48 1,49 1,50 1,50 1,51 1,51 1,52 1,52 1,53 1,54 1,54 1,54 1,57 1,59 1,60 1,62 1,63 1,64 1,65 1,66 1,67 1,68 1,69 1,69

dL 0,95 0,98 1,02 1,05 1,06 1,10 1,13 1,15 1,17 1,19 1,21 1,22 1,24 1,26 1,27 1,28 1,30 1,31 1,32 1,33 1,34 1,35 1,36 1,37 1,38 1,39 1,43 1,46 1,49 1,51 1,54 1,55 1,57 1,59 1,60 1,61 1,62 1,63

dU 1,54 1,54 1,54 1,53 1,53 1,54 1,54 1,54 1,54 1,55 1,55 1,55 1,56 1,56 1,56 1,57 1,57 1,57 1,58 1,58 1,58 1,59 1,59 1,59 1,60 1,60 1,62 1,63 1,64 1,65 1,66 1,67 1,68 1,69 1,70 1,70 1,71 1,72

dL 0,82 0,86 0,90 0,93 0,97 1,00 1,03 1,05 1,08 1,10 1,12 1,14 1,16 1,18 1,20 1,21 1,23 1,24 1,26 1,27 1,28 1,29 1,31 1,32 1,33 1,34 1,38 1,42 1,45 1,48 1,50 1,52 1,54 1,56 1,57 1,59 1,60 1,61

dU 1,75 1,73 1,71 1,69 1,68 1,68 1,67 1,66 1,66 1,66 1,66 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,65 1,66 1,66 1,66 1,66 1,67 1,67 1,68 1,69 1,70 1,70 1,71 1,72 1,72 1,73 1,73 1,74

dL 0,69 0,74 0,78 0,82 0,86 0,90 0,93 0,96 0,99 1,01 1,04 1,06 1,08 1,10 1,12 1,14 1,16 1,18 1,19 1,21 1,23 1,24 1,25 1,26 1,27 1,29 1,34 1,38 1,41 1,44 1,47 1,49 1,51 1,53 1,55 1,57 1,58 1,59

334

dU 1,97 1,93 1,90 1,87 1,85 1,83 1,81 1,80 1,79 1,78 1,77 1,76 1,76 1,75 1,74 1,74 1,74 1,73 1,73 1,73 1,73 1,73 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,72 1,73 1,73 1,74 1,74 1,74 1,75 1,75 1,75 1,76

Gambar 4.

dL 0,56 0,62 0,67 0,71 0,75 0,79 0,83 0,86 0,90 0.93 0.95 0,98 1,01 1,03 1,05 1,07 1,09 1,11 1,13 1,15 1,16 1,18 1,19 1,21 1,22 1,23 1,29 1,34 1,38 1,41 1,44 1,47 1,49 1,51 1,52 1,54 1,56 1,57

dU 2,21 2,15 2,10 2,06 2,02 1,96 1,94 1,92 1,90 1,89 1,88 1,86 1,85 1,84 1,83 1,83 1,82 1,81 1,81 1,80 1,80 1,80 1,79 1,79 1,79 1,78 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,78 1,78 1,78

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

335

Distribution Plot Poisson; Mean=3 0,25

Probability

0,20

0,15

0,10

0,05 0,0335 0,00

0

7

X

Gambar 5. Distribution Plot Poisson; Mean=15 0,10

Probability

0,08

0,06

0,04

0,02

0,00

0

5

10

15 X

20

25

30

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

336

Tabel 3. Tabel Kumulatif Sebaran/Distribusi Poisson ( Jumlah Peluang Poisson X 0 1 2 3 4 5 6

0,1 0,9048 0,9953 0,9998 1,0000

0,2 0,8187 0,9825 0,9989 0,9999 1,0000

0,3 0,7408 0,9631 0,9964 0,9997 1,0000

0,4 0,6730 0,9384 0,9921 0,9992 0,9999 1,0000

0,5 0,6165 0,9098 0,9856 0,9982 0,9998 1,0000

0,6 0,5488 0,8781 0,9769 0,9966 0,9996 1,0000

Tabel Kumulatif Sebaran/Distribusi Poisson ( Jumlah Peluang Poisson



 P( X ;  ) x 0

0,7 0,4966 0,8442 0,9659 0,9942 0,9992 0,9999 1,0000

0,8 0,4493 0,8088 0,9526 0,9909 0,9986 0,9998 1,0000



 P( X ;  ) x 0

 X 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1,0 0,3679 0,7358 0,9197 0,9810 0,9963 0,9994 0,9999 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1,5 0,2231 0,5578 0,8088 0,9344 0,9814 0,9955 0,9991 0,9998 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2,0 0,1353 0,4060 0,6767 0,8571 0,9473 0,9834 0,9955 0,9989 0,9998 1 1 1 1 1 1 1 1

2,5 0,0821 0,2873 0,5438 0,7576 0,8912 0,9580 0,9858 0,9958 0,9989 0,9997 0,9999 1 1 1 1 1 1

3,0 0,0498 0,1991 0,4232 0,6472 0,8153 0,9161 0,9665 0,9881 0,9962 0,9989 0,9997 0,9999 1 1 1 1 1

3,5 0,0302 0,1359 0,3208 0,5366 0,7254 0,8576 0,9347 0,9733 0,9901 0,9967 0,9990 0,9997 0,9999 1 1 1 1

4,0 0,0183 0,0916 0,2381 0,4335 0,6288 0,7851 0,8893 0,9489 0,9786 0,9919 0,9972 0,9991 0,9997 0,9999 1 1 1

Tabel Kumulatif Sebaran/Distribusi Poisson ( Jumlah Peluang Poisson

4,5 0,0111 0,0611 0,1736 0,3423 0,5321 0,7029 0,8311 0,9134 0,9597 0,9829 0,9933 0,9976 0,9992 0,9997 0,9999 1 1



5,0 0,0067 0,0404 0,1247 0,2650 0,4405 0,6160 0,7622 0,8666 0,9319 0,9682 0,9863 0,9945 0,9980 0,9993 0,9998 0,9999 1

 P( X ;  ) x 0

0,9 0,4066 0,7725 0,9371 0,9865 0,9977 0,9997 1,0000

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

337

 X 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

5,5 0,0041 0,0266 0,0884 0,2017 0,3575 0,5289 0,6860 0,8944 0,9462 0,9747 0,9890 0,9955 0,9983 0,9994 0,9998 0,9999 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6,0 0,0025 0,0174 0,0620 0,1512 0,2851 0,4457 0,6063 0,8472 0,9161 0,9574 0,9799 0,9912 0,9964 0,9986 0,9995 0,9998 0,9999 1 1 1 1 1 1 1 1

6,5 0,0015 0,0113 0,0430 0,1118 0,2237 0,3690 0,5265 0,7916 0,8774 0,9332 0,9661 0,9840 0,9929 0,9970 0,9988 0,9996 0,9998 1 1 1 1 1 1 1 1

7,0 0,0009 0,0073 0,0296 0,0818 0,1730 0,3007 0,4497 0,7291 0,8305 0,9015 0,9467 0,9730 0,9872 0,9943 0,9976 0,9990 0,9996 1 1 1 1 1 1 1 1

7,5 0,0006 0,0047 0,0203 0,0591 0,1321 0,2414 0,3782 0,6620 0,7764 0,8622 0,9208 0,9573 0,9784 0,9897 0,9954 0,9980 0,9992 0,9999 1 1 1 1 1 1 1

8,0 0,0003 0,0030 0,0138 0,0424 0,0996 0,1912 0,3134 0,5925 0,7166 0,8159 0,8881 0,9362 0,9658 0,9827 0,9918 0,9963 0,9984 0,9997 0,9999 1 1 1 1 1 1

8,5 0,0002 0,0019 0,0093 0,0301 0,0744 0,1496 0,2562 0,5231 0,6530 0,7634 0,8487 0,9091 0,9486 0,9726 0,9862 0,9934 0,9970 0,9995 0,9998 0,9999 1 1 1 1 1

Tabel Kumulatif Sebaran/Distribusi Poisson ( Jumlah Peluang Poisson



9,0 0,0001 0,0012 0,0062 0,0212 0,0550 0,1157 0,2068 0,4557 0,5874 0,7060 0,8030 0,8758 0,9261 0,9585 0,9780 0,9889 0,9947 0,9989 0,9996 0,9998 0,9999 1 1 1 1

 P( X ;  ) x 0

9,5 0 0,0008 0,0042 0,0149 0,0403 0,0885 0,1649 0,3918 0,5218 0,6453 0,7520 0,8364 0,8981 0,9400 0,9665 0,9823 0,9911 0,9980 0,9991 0,9996 0,9999 0,9999 1 1 1

Eri Setiawan

X 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

10 0 0,0005 0,0028 0,0103 0,0293 0,0671 0,1301 0,2202 0,3328 0,4579 0,5830 0,6968 0,7916 0,8645 0,9165 0,9513 0,9730 0,9857 0,9928 0,9965 0,9984 0,9993 0,9997 0,9999 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Pengantar Statistika

11 0 0,0002 0,0012 0,0049 0,0151 0,0375 0,0786 0,1432 0,2320 0,3405 0,4599 0,5793 0,6887 0,7813 0,8540 0,9074 0,9441 0,9678 0,9823 0,9907 0,9953 0,9977 0,9990 0,9995 0,9998 0,9999 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 0 0 0,0005 0,0023 0,0076 0,0203 0,0458 0,0895 0,1550 0,2424 0,3472 0,4616 0,5760 0,6815 0,7720 0,8444 0,8987 0,9370 0,9626 0,9787 0,9884 0,9939 0,9970 0,9985 0,9993 0,9997 0,9999 0,9999 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13 0 0 0,0002 0,0011 0,0037 0,0107 0,0259 0,0540 0,0998 0,1658 0,2517 0,3532 0,4631 0,5730 0,6751 0,7636 0,8355 0,8905 0,9302 0,9573 0,9750 0,9859 0,9924 0,9960 0,9980 0,9990 0,9995 0,9998 0,9999 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Tabel 4.a. Tabel Z ( Normal Baku )

14 0 0 0 0,0005 0,0018 0,0055 0,0142 0,0316 0,0621 0,1094 0,1757 0,2600 0,3585 0,4644 0,5704 0,6694 0,7559 0,8272 0,8826 0,9235 0,9521 0,9712 0,9833 0,9907 0,9950 0,9974 0,9987 0,9994 0,9997 0,9999 0,9999 1 1 1 1 1 1 1

338

15 0 0 0 0,0002 0,0009 0,0028 0,0076 0,0180 0,0374 0,0699 0,1185 0,1848 0,2676 0,3632 0,4657 0,5681 0,6641 0,7489 0,8195 0,8752 0,9170 0,9469 0,9673 0,9805 0,9888 0,9938 0,9967 0,9983 0,9991 0,9996 0,9998 0,9999 1 1 1 1 1 1

16 0 0 0 0 0,0004 0,0014 0,0040 0,0100 0,0220 0,0433 0,0774 0,1270 0,1931 0,2745 0,3675 0,4667 0,5660 0,6593 0,7423 0,8122 0,8682 0,9108 0,9418 0,9633 0,9777 0,9869 0,9925 0,9959 0,9978 0,9989 0,9994 0,9997 0,9999 0,9999 1 1 1 1

17 0 0 0 0 0,0002 0,0007 0,0021 0,0054 0,0126 0,0261 0,0491 0,0847 0,1350 0,2009 0,2808 0,3715 0,4677 0,5640 0,6550 0,7363 0,8055 0,8615 0,9047 0,9367 0,9594 0,9748 0,9848 0,9912 0,9950 0,9973 0,9986 0,9993 0,9996 0,9998 0,9999 1 1 1

18 0 0 0 0 0 0,0003 0,0010 0,0029 0,0071 0,0154 0,0304 0,0549 0,0917 0,1426 0,2081 0,2867 0,3751 0,4686 0,5622 0,6509 0,7307 0,7991 0,8551 0,8989 0,9317 0,9554 0,9718 0,9827 0,9897 0,9941 0,9967 0,9982 0,9990 0,9995 0,9998 0,9999 0,9999 1

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

339 Distribution Plot Normal; Mean=0; StDev=1 0,4

Distribution Plot Normal; Mean=0; StDev=1 0,4

0,3 Density

Density

0,3

0,2

0,2

0,841

0,1 0,1

0,0

0,0 -3,5

0

1

-3

-2

-1

X

Z -3,4 -3,3 -3,2 -3,1 - 3,0 -2,9 -2,8 -2,7 -2,6 -2,5 -2,4 -2,3 -2,2 -2,1 -2,0 -1,9 -1,8 -1,7 -1,6 - 1,5 - 1,4 -1,3 -1,2 -1,1 -1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1

0,00 0,0003 0,0005 0,0007 0,0010 0,0013 0,0019 0,0026 0,0015 0,0047 0,0062 0,0082 0,0107 0,0139 0,0179 0,0228 0,0287 0,0359 0,0446 0,0548 0,0668 0,0808 0,0968 0,1151 0,1357 0,1587 0,1841 0,2119 0,2420 0,2743 0,3085 0,3446 0,3821 0,4207 0,4602

0,01 0,0003 0,0005 0,0007 0,0008 0,0013 0,0018 0,0025 0,0034 0,0045 0,0060 0,0080 0,0104 0,0136 0,0174 0,0222 0,0281 0,0351 0,0434 0,0538 0,0655 0,0793 0,0951 0,1131 0,1335 0,1562 0,1814 0,2090 0,2389 0,2709 0,3050 0,3409 0,3821 0,4168 0,4562

0,03 0,0003 0,0005 0,0006 0,0009 0,0013 0,0017 0,0024 0,0033 0,0044 0,0059 0,0078 0,0102 0,0132 0,0170 0,0217 0,0274 0,0344 0,0427 0,0526 0,0643 0,0778 0,0934 0,1112 0,1314 0,1539 0,1788 0,2061` 0,2358 0,2676 0,3015 0,3372 0,3783 0,4129 0,4522

0,03 0,0003 0,0004 0,0006 0,0009 0,0012 0,0017 0,0023 0,0032 0,0043 0,0057 0,0075 0,0099 0,0129 0,0166 0,0212 0,0268 0,0336 0,0418 0,0516 0,0630 0,0764 0,0918 0,1093 0,1292 0,1515 0,1762 0,2033 0,2327 0,2643 0,2981 0,3336 0,3745 0,4090 0,4487

Tabel 4.b. Tabel Z ( Normal Baku )

0,04 0,0003 0,0004 0,0006 0,0008 0,0012 0,0016 0,0023 0,0031 0,0041 0,0055 0,0073 0,0096 0,0125 0,0162 0,0207 0,0262 0,0329 0,0409 0,0505 0,0618 0,0749 0,0901 0,1075 0,1271 0,1492 0,1736 0,2005 0,2296 0,2611 0,2946 0,3300 0,3707 0,4052 0,4443

0,05 0,0003 0,0004 0,0006 0,0008 0,0011 0,0016 0,0022 0,0030 0,0040 0,0054 0,0071 0,0094 0,0122 0,0158 0,0202 0,0256 0,0322 0,0401 0,0495 0,0606 0,0735 0,0885 0,1056 0,1251 0,1469 0,1711 0,1977 0,2266 0,2578 0,2912 0,3264 0,3669 0,4013 0,4404

0,06 0,0003 0,0004 0,0005 0,0008 0,0011 0,0015 0,0021 0,0029 0,0039 0,0052 0,0069 0,0091 0,0119 0,0152 0,0197 0,0250 0,0314 0,0392 0,0485 0,0594 0,0722 0,0869 0,1038 0,1230 0,1446 0,1685 0,1949 0,2236 0,2546 0,2877 0,3228 0,3632 0,3974 0,4364

0 X

1

0,07 0,0003 0,0004 0,0005 0,0008 0,0011 0,0015 0,0021 0,0028 0,0038 0,0051 0,0068 0,0089 0,0116 0,0150 0,0192 0,0244 0,0307 0,0384 0,0475 0,0582 0,0708 0,0853 0,1020 0,1210 0,1423 0,1660 0,1922 0,2206 0,2514 0,2843 0,3192 0,3594 0,3936 0,4325

2

3

0,08 0,0002 0,0004 0,0005 0,0007 0,0010 0,0014 0,0020 0,0027 0,0037 0,0049 0,0066 0,0087 0,0113 0,0146 0,0188 0,0239 0,0301 0,0375 0,0465 0,0571 0,0694 0,0838 0,1003 0,1190 0,1401 0,1635 0,1894 0,2177 0,2483 0,2810 0,3156 0,3520 0,3897 0,4286

0,09 0,0002 0,0004 0,0005 0,0007 0,0010 0,0014 0,0019 0,9974 0,0036 0,0048 0,0064 0,0084 0,0110 0,0143 0,0183 0,0233 0,0294 0,0367 0,0455 0,0559 0,0681 0,0823 0,0985 0,1170 0,1379 0,1611 0,1867 0,2148 0,2451 0,2776 0,3121 0,3483 0,3859 0,4247

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

340 Distribution Plot Normal; Mean=0; StDev=1

Distribution Plot Normal; Mean=0; StDev=1

0,4

0,4

0,3

0,2

Density

Density

0,3

0,841

0,2

0,1

0,1

0,0

0,0

-3,5

0

1

-3

-2

X

Z 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4

0,00 0,5000 0,5398 0,5793 0,6179 0,6554 0,6915 0,7257 0,7580 0,7881 0,8159 0,8413 0,8643 0,8849 0,9032 0,9192 0,9332 0,9452 0,9554 0,9641 0,9713 0,9772 0,9821 0,9861 0,9893 0,9918 0,9938 0,9953 0,9965 0,9974 0,9981 0,9987 0,9990 0,9993 0,9995 0,9997

0,01 0,50 40 0,5438 0,5832 0,6179 0,6591 0,6950 0,7291 0,7611 0,7910 0,8186 0,8438 0,8665 0,8869 0,9049 0,9207 0,9345 0,9463 0,9564 0,9649 0,9719 0,9778 0,9826 0,9864 0,9896 0,9920 0,9940 0,9955 0,9966 0,9975 0,9982 0,9987 0,9991 0,9993 0,9995 0,9997

0,03

0,03

0,04

0,5080 0,5478 0,5871 0,6217 0,6628 0,6985 0,7324 0,7642 0,7939 0,8212 0,8461 0,8686 0,8888 0,9066 0,9222 0,9357 0,9474 0,9573 0,9656 0,9726 0,9783 0,9830 0,9868 0,9898 0,9922 0,9941 0,9956 0,9967 0,9976 0,9982 0,9987 0,9991 0,9994 0,9995 0,9997

0,5120 0,5517 0,5910 0,6255 0,6664 0,7019 0,7357 0,7673 0,7967 0,8238 0,8485 0,8708 0,8907 0,9082 0,9236 0,9370 0,9484 0,9582 0,9664 0,9732 0,9788 0,9834 0,9871 0,9901 0,9925 0,9943 0,9957 0,9968 0,9977 0,9983 0,9988 0,9991 0,9994 0,9996 0,9997

0,5160 0,5557 0,5948 0,6293 0,6700 0,7054 0,7389 0,7704 0,7995 0,8264 0,8508 0,8729 0,8925 0,9099 0,9251 0,9382 0,9495 0,9591 0,9671 0,9738 0,9793 0,9838 0,9875 0,9904 0,9927 0,9945 0,9959 0,9969 0,9977 0,9984 0,9988 0,9992 0,9994 0,9996 0,9997

Tabel 5. Tabel t ( t Student )

0,05 0,519 9 0,5596 0,5987 0,6331 0,6736 0,7088 0,7422 0,7734 0,8023 0,8289 0,8531 0,8749 0,8944 0,9115 0,9265 0,9394 0,9505 0,9599 0,9678 0,9744 0,9798 0,9842 0,9878 0,9906 0,9929 0,9946 0,9960 0,9970 0,9978 0,9984 0,9989 0,9992 0,9994 0,9996 0,9997

-1

0 X

1

2

3

0,06

0,07

0,08

0,09

0,5239 0,5636 0,6026 0,6368 0,6772 0,7123 0,7454 0,7764 0,8051 0,8315 0,8554 0,8770 0,8962 0,9131 0,9278 0,9406 0,9515 0,9608 0,9686 0,9750 0,9803 0,9846 0,9881 0,9909 0,9931 0,9948 0,9961 0,9971 0,9979 0,9985 0,9989 0,9992 0,9994 0,9996 0,9997

0,5279 0,5675 0,6064 0,6406 0,6808 0,7157 0,7486 0,7794 0,8078 0,8340 0,8577 0,8790 0,8980 0,9147 0,9292 0,9418 0,9525 0,9616 0,9693 0,9756 0,9808 0,9850 0,9884 0,9911 0,9932 0,9949 0,9962 0,9972 0,9979 0,9985 0,9989 0,9992 0,9995 0,9996 0,9997

0,5319 0,5714 0,6103 0,6480 0,6844 0,7190 0,7517 0,7823 0,8106 0,8365 0,8599 0,8810 0,8997 0,9162 0,9306 0,9429 0,9535 0,9625 0,9699 0,9761 0,9812 0,9854 0,9887 0,9913 0,9934 0,9951 0,9963 0,9973 0,9980 0,9986 0,9990 0,9993 0,9995 0,9996 0,9997

0,5359 0,5753 0,6141 0,6517 0,6879 0,7224 0,7549 0,7852 0,8133 0,8389 0,8621 0,8830 0,9015 0,9077 0,9319 0,9441 0,9545 0,9633 0,9706 0,9767 0,9817 0,9857 0,9890 0,9916 0,9936 0,9952 0,9964 0,9974 0,9981 0,9986 0,9990 0,9993 0,9995 0,9997 0,9998

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

341

Distribution Plot T, df=15

Distribution Plot T; df=15

0.4 0,4

0.3

Density

Density

0,3

0.9 0.2

0.1

0,2

0,1 0,05

0.0

Nilai Kritis Sebaran t Student 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60 120 Inf

0,100 3,078 1,886 1,638 1,533 1,476 1,440 1,415 1,397 1,383 1,372 1,363 1,356 1,350 1,345 1,341 1,337 1,333 1,330 1,328 1,325 1,323 1,321 1,319 1,318 1,316 1,315 1,314 1,313 1,311 1,310 1,300 1,300 1,290 1,280

0,050 6,314 2,920 2,353 2,132 2,015 1,943 1,895 1,860 1,833 1,812 1,796 1,782 1,771 1,761 1,753 1,746 1,740 1,734 1,729 1,725 1,721 1,717 1,714 1,711 1,708 1,706 1,703 1,701 1,699 1,700 1,680 1,670 1,660 1,645

0,025 12,706 4,303 3,182 2,776 2,571 2,447 2,365 2,306 2,262 2,228 2,201 2,179 2,160 2,145 2,131 2,120 2,110 2,101 2,093 2,086 2,080 2,074 2,069 2,064 2,060 2,056 2,052 2,048 2,045 2,040 2,020 2,000 1,980 1,960

0,010 31,821 6,965 4,541 3,747 3,365 3,143 2,998 2,896 2,821 2,764 2,718 2,681 2,650 2,624 2,602 2,583 2,567 2,552 2,539 2,528 2,518 2,508 2,500 2,492 2,485 2,479 2,473 2,467 2,462 2,460 2,420 2,390 2,360 2,330

0 X

0,005 63,657 9,925 5,841 4,604 4,032 3,707 3,499 3,355 3,250 3,169 3,106 3,055 3,012 2,977 2,947 2,921 2,898 2,878 2,861 2,845 2,831 2,819 2,807 2,797 2,787 2,779 2,771 2,763 2,756 2,750 2,700 2,660 2,620 2,580

0,200 1,376 1,061 0,978 0,941 0,920 0,906 0,896 0,889 0,883 0,879 0,876 0,873 0,870 0,868 0,866 0,885 0,863 0,862 0,861 0,860 0,859 0,858 0,858 0,857 0,856 0,856 0,855 0,855 0,854 0,854 0,851 0,848 0,845 0,842

0,0

1.34

0,250 1,000 0,816 0,765 0,741 0,727 0,718 0,711 0,706 0,703 0,700 0,697 0,695 0,694 0,692 0,691 0,690 0,689 0,688 0,688 0,687 0,686 0,686 0,685 0,685 0,684 0,684 0,684 0,683 0,683 0,683 0,681 0,679 0,677 0,674

0,900 -3,078 -1,886 -1,638 -1,533 -1,476 -1,440 -1,415 -1,397 -1,383 -1,372 -1,363 -1,356 -1,350 -1,345 -1,341 -1,337 -1,333 -1,330 -1,328 -1,325 -1,323 -1,321 -1,319 -1,318 -1,316 -1,315 -1,314 -1,313 -1,311 -1,310 -1,300 -1,300 -1,290 -1,280

Chi-Square; df=15

Chi-Square, df=15

0.07

0,07

0.06

0,06

0.05

0,05

Density

Density

0,08

0.9

0.04

Tabel 6. Tabel  ( Khi- Kuadrat )

0,04

0.03

0,03

0.02

0,02 0,01

0.01

2

0.00

0,975 -12,706 -4,303 -3,182 -2,776 -2,571 -2,447 -2,365 -2,306 -2,262 -2,228 -2,201 -2,179 -2,160 -2,145 -2,131 -2,120 -2,110 -2,101 -2,093 -2,086 -2,080 -2,074 -2,069 -2,064 -2,060 -2,056 -2,052 -2,048 -2,045 -2,040 -2,020 -2,000 -1,980 -1,960

Distribution Plot

Distribution Plot 0.08

0,950 -6,314 -2,920 -2,353 -2,132 -2,015 -1,943 -1,895 -1,860 -1,833 -1,812 -1,796 -1,782 -1,771 -1,761 -1,753 -1,746 -1,740 -1,734 -1,729 -1,725 -1,721 -1,717 -1,714 -1,711 -1,708 -1,706 -1,703 -1,701 -1,699 -1,700 -1,680 -1,670 -1,660 -1,645

0

22.3 X

0,00

0,05 0

X

25,0

0 X

1,75

0,990 -31,821 -6,965 -4,541 -3,747 -3,365 -3,143 -2,998 -2,896 -2,821 -2,764 -2,718 -2,681 -2,650 -2,624 -2,602 -2,583 -2,567 -2,552 -2,539 -2,528 -2,518 -2,508 -2,500 -2,492 -2,485 -2,479 -2,473 -2,467 -2,462 -2,460 -2,420 -2,390 -2,360 -2,330

Eri Setiawan Pengantar Statistika 

342

 V 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

0,995 0,000393 0,0100 0,0717 0,207 0,412 0,676 0,989 1,344 1,735 2,156 2,603 3,074 3,565 4,075 4,601 5,142 5,697 6,265 6,844 7,434 8,034 8,643 9,260 9,886 10,520 11,160 11,808 12,461 13,121 13,787

0,990 0,00157 0,0201 0,115 0,297 0,554 0,872 1,239 1,646 2,088 2,558 3,053 3,571 4,107 4,660 5,229 5,812 6,408 7,015 7,633 8,260 8,897 9,542 10,196 10,856 11,524 12,198 12,879 13,565 14,256 14,953

0,975 0,00982 0,0506 0,216 0,484 0,831 1,237 1,690 2,180 2,700 3,247 3,816 4,404 5,009 5,629 6,262 6,908 7,564 8,231 8,907 9,591 10,283 10,982 11,689 12,401 13,120 13,844 14,573 15,308 16,047 16,791

0,950 0,0393 0,103 0,352 0,711 1,145 1,635 2,167 2,733 3,325 3,940 4,575 5,226 5,892 6,571 7,261 7,962 8,672 9,390 10,117 10,851 11,591 12,338 13,091 13,848 14,611 15,379 16,151 16,928 17,708 18,493

0,050 3,841 5,991 7,815 9,488 11,070 12,592 14,067 15,507 16,919 18,307 19,675 21,026 22,326 23,685 24,996 26,296 27,587 28,869 30,144 31,410 32,671 33,924 35,172 36,415 37,652 38,885 40,113 41,337 42,557 43,773

0,025 5,024 7,378 9,348 11,143 12,832 14,449 16,013 17,535 19,023 20,483 21,920 23,337 24,736 26,119 27,488 28,845 30,191 31,526 32,852 34,170 35,479 36,781 38,076 39,364 40,646 41,923 43,194 44,461 45,722 46,979

0,010 6,635 9,210 11,345 13,277 15,086 16,812 18,475 20,090 21,666 23,209 24,725 26,217 27,688 29,141 30,578 32,000 33,409 34,805 36,191 37,566 38,932 40,289 41,638 42,980 44,314 45,642 46,963 48,278 49,588 50,892

0,005 7,879 10,597 12,838 14,860 16,750 18,548 20,278 21,955 23,589 25,188 26,757 28,300 29,819 31,319 32,807 34,267 35,718 37,156 38,582 39,997 41,401 42,796 44,181 45,558 46,928 48,290 49,645 50,993 52,336 53,672 Distribution Plot

Distribution Plot

F; df1=25; df2=25

F, df1=8, df2=15 1,2

0.8 0.7

1,0

0.6

Tabel 7.a Tabel F 1 2 3 4 5 6 7

1 161,4 4052 18,51 98,49 10,13 34,12 7,71 21,20 6,61 16,26 5,99 13,74 5,59 12,25

2 199,5 4999 19,00 99,00 9,55 30,82 6,94 18,00 5,79 13,27 5,14 10,92 4,74 9,55

0.4 0.3

0,6 0,4

0.2

= 5 % dan 1 % 3 215,7 5403 19,16 99,17 9,55 29,46 6,94 16,69 5,79 12,06 5,14 9,78 4,74 8,45

0,8

0.5

D ensity

D ensity

f  ( v1,v 2 )

0.9

4 224,6 5625 19,25 99,25 9,12 28,71 6,39 15,98 5,19 11,39 4,53 9,15 4,12 7,85

5 230,2 5764 19,30 99,30 9,01 28,24 6,26 15,52 5,05 10,97 4,39 8,75 3,97 7,46

0,2

0.1

0,05 0.0

0

6 234,0 5859 19,33 99,33 8,94 27,91 6,16 15,21 4,95 10,67 4,28 8,47 3,87 7,19

2.12

0,0

0

X

7 236,8 5928 19,35 99,36 8,89 27,67 6,09 14,98 4,88 10,46 4,21 8,26 3,79 6,99

1,96 X

8 238,9 5981 19,37 99,37 8,85 27,49 6,04 14,80 4,82 10,29 4,15 8,10 3,73 6,84

9 240,5 6022 19,38 99,39 8,81 27,35 6,00 14,66 4,77 10,16 4,10 7,98 3,68 6,72

10 241,9 6056 19,40 99,40 8,79 27,23 5,96 14,55 4,74 10,05 4,06 7,87 3,64 6,62

11 243 6082 19,40 99,41 8,76 27,13 5,93 14,45 4,70 9,96 4,03 7,79 3,60 6,54

12 243,9 6106 19,41 99,42 8,74 27,05 5,91 14,37 4,68 9,89 4,00 7,72 3,57 6,47

Eri Setiawan 8 5,32 11,26 9 5,12 10,56 10 4,96 10,01 11 4,81 9,65 12 4,75 9,33 13 4,67 9,07 14 4,60 8,86 15 4,54 8,68 16 4,49 8,53 17 4,45 8,40 18 4,41 8,28 19 4,38 8,18 20 4,35 8,10 21 4,32 8,02 22 4,30 7,94

4,46 8,65 4,26 8,02 4.10 7,56 3,98 7,21 3,89 6,93 3,81 6,70 3,74 6,51 3,68 6,36 3,63 6,23 3,59 6,11 3,55 6,01 3,52 5,93 3,49 5,85 3,47 5,78 3,44 5,72

4,46 7,59 4,26 6,99 4,10 6,55 3,98 6,22 3,89 5,95 3,81 5,74 3,74 5,56 3,68 5,42 3,63 5,29 3,59 5,18 3,55 5,09 3,52 5,01 3,49 4,94 3,47 4,87 3,44 4,82

Tabel 7.b. Tabel F

3,84 7,01 3,63 6,42 3,48 5,99 3,36 5,67 3,26 5,41 3,18 5,21 3,11 5,04 3,06 4,89 3,01 4,77 2,96 4,67 2,93 4,58 2,90 4,50 2,87 4,43 2,84 4,37 2,82 4,31

Pengantar Statistika 3,69 3,58 6,63 6,37 3,48 3,37 6,06 5,80 3,33 3,22 5,64 5,39 3,20 3,09 5,32 5,07 3,11 3,00 5,06 4,82 3,03 2,92 4,86 4,62 2,96 2,85 4,69 4,46 2,90 2,79 4,56 4,32 2,85 2,74 4,44 4,20 2,81 2,70 4,34 4,10 2,77 2,66 4,25 4,01 2,74 2,63 4,17 3,94 2,71 2,60 4,10 3,87 2,68 2,57 4,04 3,81 2,66 2,55 3,99 3,76

3,50 6,18 3,29 5,61 3,14 5,20 3,01 4,89 2,91 4,64 2,83 4,44 2,76 4,28 2,71 4,14 2,66 4,03 2,61 3,93 2,58 3,84 2,54 3,77 2,51 3,70 2,49 3,64 2,46 3,59

3,44 6,03 3,23 5,47 3,07 5,06 2,95 4,74 2,85 4,50 2,77 4,30 2,70 4,14 2,64 4,00 2,59 3,89 2,55 3,79 2,51 3,71 2,48 3,63 2,45 3,56 2,42 3,51 2,37 3,45

3,39 5,91 3,18 5,35 3,02 4,94 2,90 4,63 2,80 4,39 2,71 4,19 2,65 4,03 2,59 3,89 2,54 3,78 2,49 3,68 2,46 3,60 2,42 3,52 2,39 3,46 2,37 3,40 2,34 3,35

3,35 5,81 3,14 5,26 2,98 4,85 2,85 4,54 2,75 4,30 2,67 4,10 2,60 3,94 2,54 3,80 2,49 3,69 2,45 3,59 2,41 3,51 2,38 3,43 2,35 3,37 2,32 3,31 2,30 3,26

3,31 5,74 3,10 5,18 2,94 4,78 2,82 4,46 2,72 4,22 2,63 4,02 2,56 3,86 2,51 3,73 2,45 3,61 2,41 3,52 2,37 3,44 2,34 3,36 2,31 3,30 2,28 3,24 2,26 3,18

343 3,28 5,67 3,07 5,11 2,97 4,71 2,79 4,40 2,69 4,16 2,60 3,96 2,53 3,80 2,48 3,67 2,42 3,55 2,38 3,46 2,34 3,37 2,31 3,30 2,28 3,23 2,25 3,17 2,23 3,12

f  ( v1,v 2 ) = 5 % dan 1 %

Distribution Plot

Distribution Plot

F, df1=8, df2=15

F; df1=25; df2=25

0.8

1,2

0.7 1,0

0.6

0.9 0,8 Density

Density

0.5 0.4 0.3

0,6 0,4

0.2 0,2

0.1 0.0

23 24 25 26

0

1 4,28 7,88 4,26 7,82 4,24 7,77 4,23 7,72

2.12

2 3,42 5,66 3,40 5,61 3,39 5,57 3,37 5,53

0,0

X

3 3,03 4,76 3,01 4,72 2,99 4,68 2,98 4,64

4 2,80 4,26 2,78 4,22 2,76 4,18 2,74 4,14

5 2,64 3,94 2,62 3,90 2,60 3,85 2,59 3,82

6 2,53 3,71 2,51 3,67 2,49 3,63 2,47 3,59

7 2,44 3,54 2,42 3,50 2,40 3,46 2,39 3,42

0,05 0

X

8 2,37 3,41 2,36 3,36 2,34 3,32 2,32 3,29

9 2,32 3,30 2,36 3,26 2,34 3,22 2,32 3,18

1,96

10 2,27 3,21 2,25 3,17 2,24 3,13 2,22 3,09

11 2,24 3,14 2,22 3,09 2,20 3,05 2,18 3,02

12 2,20 3,07 2,18 3,03 2,16 2,99 2,15 2,96

Eri Setiawan 27 4,21 7,68 28 4,20 7,64 29 4,18 7,60 30 4,17 7,56 32 4,15 7,50 34 4,13 7,44 40 4,08 7,31 50 4,03 7,17 60 4,00 7,08 100 3,91 6,90 120 3,92 6,85



3,84 6,63

3,35 5,49 3,34 5,45 3,33 5,42 3,32 5,39 3,30 5,34 3,28 5,29 3,23 5,18 3,18 5,06 3,15 4,98 3,09 4,82 3,07 4,79

2,96 4,60 2,95 4,57 2,93 4,54 2,92 4,51 4,51 4,46 2,88 4,42 2,84 4,31 2,79 4,20 2,76 4,13 2,70 3,98 2,61 3,95

2,73 4,11 2,71 4,07 2,70 4,04 2,69 4,02 2,67 3,97 2,65 3,93 2,61 3,83 2,56 3,72 2,53 3,65 2,46 3,51 2,45 3,48

Pengantar Statistika 2,57 2,46 2,37 3,78 3,56 3,39 2,56 2,45 2,36 3,75 3,53 3,36 2,55 2,43 2,35 3,73 3,50 3,33 2,53 2,42 2,33 3,70 3,47 3,30 2,51 2,40 2,32 3,66 3,42 3,25 2,49 2,38 2,30 3,61 3,38 3,21 2,45 2,34 2,25 3,51 3,29 3,12 2,40 2,29 2,20 3,41 3,18 3,02 2,37 2,25 2,17 3,34 3,12 2,95 2,30 2,19 2,10 3,20 2,99 2,82 2,29 2,17 2,09 3,17 2,96 2,79

2,31 3,26 2,29 3,23 2,28 3,20 2,27 3,17 2,25 3,12 2,23 3,08 2,18 2,99 2,43 2,88 2,10 2,82 2,03 2,69 2,02 2,66

2,31 3,15 2,29 3,12 2,28 3,09 2,27 3,07 2,19 3,01 2,17 2,97 2,18 2,89 2,07 2,78 2,10 2,72 1,97 2,59 2,02 2,56

2,20 3,06 2,19 3,03 2,18 3,00 2,16 2,98 2,14 2,94 2,12 2,89 2,08 2,80 2,02 2,70 1,99 2,63 1,92 2,31 1,91 2,47

2,16 2,98 2,15 2,95 2,14 2,92 2,12 2,90 2,10 2,86 2,08 2,82 2,04 2,73 1,98 2,62 1,95 2,56 1,88 2,13 1,86 2,40

344 2,13 2,93 2,12 2,90 2,10 2,87 2,09 2,84 2,07 2,80 2,05 2,76 2,00 2,66 1,95 2,56 1,92 2,50 1,85 2,36 1,83 2,34

3,00 4,61

2,60 3,78

2,37 3,32

2,21 3,02

1,94 2,51

1,88 2,41

1,83 2,32

1,79 2,21

1,75 2,18

2,10 2,80

2,01 2,64

Distribution Plot

Distribution Plot

F; df1=25; df2=25

F, df1=8, df2=15 1,2

0.8 0.7

1,0

0.6

0,8

0.5

D ensity

D ensity

f  ( v1,v 2 )

0.9

0.4 0.3

0,6 0,4

0.2

Tabel 7.c.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tabel F

14 245 6142 19,42 99,43 8,71 26,92 5,87 14,24 4,64 9,77 3,96 7,60 3,52 6,35 3,23 5,56 3,02 5,00 2,86

15 245,9 6157 19,43 99,43 8,70 26,87 5,86 14,20 4,62 9,72 3,94 7,56 3,51 6,31 3,22 5,52 3,01 4,96 2,91

= 5 % dan 1 % 16 246 6169 19,43 99,44 8,69 26,83 5,84 14,15 4,60 9,68 3,92 7,52 3,49 6,27 3,20 5,48 2,98 4,92 2,82

20 248,0 6209 19,45 99,45 8,66 26,69 5,80 14,02 4,56 9,55 3,87 7,40 3,44 6,16 3,15 5,36 2,94 4,81 2,77

24 249 6234 19,45 99,46 8,64 26,60 5,77 13,93 4,53 9,47 3,84 7,31 3,41 6,07 3,12 5,28 2,90 4,73 2,74

0,2

0.1

0,05 0.0

0

30 250,1 6261 19,46 99,47 8,62 26,60 5,75 13,84 4,50 9,38 3,81 7,23 3,38 5,99 3,08 5,20 2,86 4,65 2,70

2.12

0,0

0

X

40 251 6286 19,47 99,47 8,60 26,41 5,71 13,75 4,46 9,29 3,77 7,14 3,34 5,91 3,05 5,12 3,56 4,57 2,67

1,96 X

50 252 6302 19,47 99,48 8,58 26,30 5,70 13,69 4,44 9,24 3,75 7,09 3,32 5,85 3,02 5,06 2,80 4,51 2,64

60 252,2 6313 19,48 99,48 8,57 26,32 5,69 13,65 4,43 9,29 3,74 7,14 3,30 5,91 3,01 5,12 2,79 4,57 2,62

100 253 6334 19,49 99,49 8,56 26,23 5,66 13,57 4,40 9,13 3,71 6,99 3,28 5,75 2,98 4,96 2,76 4,41 2,59

120 253,3 6339 19,49 99,49 8,55 26,22 5,66 13,56 4,40 9,11 3,70 6,97 3,27 5,74 2,97 4,95 2,75 4,40 2,58

 254,3 6366 19,50 99,50 8,53 26,13 5,63 13,46 4,36 9,02 3,67 6,88 3,23 5,65 2,93 4,86 2,71 4,31 2,54

Eri Setiawan 4,60 11 2,74 4,29 12 2,64 4,05 13 2,55 3,85 14 2,48 3,70 15 2,43 3,56 16 2,37 3,45 17 2,33 3,35 18 2,29 3,27 19 2,26 3,19 20 2,23 3,13 21 2,20 3,07 22 2,18 3,02

4,56 2,72 4,25 2,62 4,01 2,53 3,82 2,46 3,66 2,40 3,52 2,35 3,41 2,31 3,31 2,27 3,23 2,23 3,15 2,20 3,09 2,18 3,03 2,15 2,98

4,52 2,70 4,21 2,60 3,98 2,51 3,78 2,44 3,62 2,39 3,48 2,33 3,37 2,29 3,27 2,26 3,19 2,21 3,12 2,18 3,05 2,15 2,99 2,13 2,94

Tabel 7.d. Tabel F

4,41 2,65 4,10 2,54 3,86 2,46 3,66 2,39 3,51 2,33 3,37 2,28 3,26 2,23 3,16 2,19 3,08 2,16 3,00 2,12 2,94 2,10 2,88 2,07 2,83

Pengantar Statistika 4,33 4,25 2,61 2,57 4,02 3,94 2,51 2,47 3,78 3,70 2,42 2,38 3,59 3,51 2,35 2,31 3,43 3,35 2,29 2,25 3,29 3,21 2,24 2,19 3,18 3,10 2,19 2,15 3,08 3,00 2,15 2,11 3,00 2,92 2,11 2,07 2,92 2,84 2,08 2,04 2,86 2,78 2,05 2,01 2,80 2,72 2,03 1,98 2,75 2,67

4,17 2,53 3,86 2,42 3,62 2,34 3,43 2,27 3,27 2,21 3,13 2,16 3,02 2,11 2,92 2,07 2,84 2,02 2,76 1,99 2,69 1,96 2,64 1,93 2,58

4,12 2,50 3,80 2,40 3,56 2,32 3,37 2,24 3,21 2,18 3,07 2,13 2,96 2,08 2,86 2,04 2,78 2,00 2,70 1,96 2,63 1,93 2,58 1,91 2,53

4,17 2,49 3,86 2,38 3,62 2,30 3,43 2,22 3,27 2,16 3,13 2,11 3,02 2,06 2,92 2,02 2,84 1,98 2,76 1,95 2,69 1,92 2,64 1,89 2,58

4,01 2,45 3,70 2,35 3,46 2,26 3,27 2,19 3,11 2,12 2,97 2,07 2,86 2,02 2,76 1,98 2,68 1,94 2,60 1,90 2,53 1,87 2,47 1,84 2,42

4,00 2,45 3,69 2,34 3,45 2,25 3,25 2,18 3,09 2,11 2,96 2,06 2,84 2,01 2,75 1,97 2,66 1,93 2,58 1,90 2,52 1,87 2,46 1,84 2,40

345 3,91 2,40 3,60 2,30 3,36 2,21 3,17 2,13 3,00 2,07 2,87 2,01 2,75 1,96 2,65 1,92 2,57 1,88 2,49 1,84 2,42 1,81 2,36 1,78 2,31

f  ( v1,v 2 ) = 5 % dan 1 %

Distribution Plot

Distribution Plot

F, df1=8, df2=15

F; df1=25; df2=25

0.8

1,2

0.7 1,0

0.6

0.9 0,8 Density

Density

0.5 0.4 0.3

0,6 0,4

0.2 0,2

0.1 0.0

23 24 25 26 27 28 29

0

14 2,14 2,97 2,13 2,93 2,11 2,89 2,10 2,86 2,08 2,83 2,06 2,80 2,05

2.12

15 2,13 2,93 2,11 2,89 2,09 2,85 2,07 2,81 2,06 2,78 2,04 2,75 2,03

0,0

X

16 2,10 2,89 2,09 2,85 2,06 2,81 2,05 2,77 2,03 2,74 2,02 2,71 2,00

20 2,05 2,78 2,03 2,74 2,01 2,70 1,99 2,66 1,97 2,63 1,96 2,60 1,94

24 2,01 2,70 1,98 2,66 1,96 2,62 1,95 2,58 1,93 2,55 1,91 2,52 1,90

30 2,62 1,96 2,58 1,94 2,54 1,92 2,50 1,90 2,47 1,88 2,44 1,87 2,41

40 1,91 2,54 1,89 2,49 1,87 2,45 1,85 2,42 1,84 2,38 1,82 2,35 1,81

0,05 0

X

50 1,88 2,48 1,86 2,44 1,84 2,40 1,82 2,36 1,80 2,33 1,78 2,30 1,77

60 1,86 2,45 1,84 2,40 1,82 2,36 1,80 2,33 1,79 2,29 1,77 2,26 1,75

1,96

100 1,82 2,37 1,80 2,33 1,77 2,29 1,76 2,25 1,74 2,21 1,72 2,18 1,71

120 1,81 2,35 1,79 2,31 1,77 2,27 1,75 2,23 1,73 2,20 1,71 2,17 1,70

 1,76 2,26 1,73 2,21 1,71 2,17 1,69 2,13 1,67 2,10 1,65 2,08 1,64

Eri Setiawan 2,77 30 2,04 2,74 32 2,02 2,70 34 2,00 2,66 40 1,95 2,56 50 1,90 2,46 60 1,86 2,40 100 1,79 2,26 120 1,77 2,33



1,69 2,07

2,73 2,01 2,70 2,00 2,66 1,97 2,62 1,92 2,52 1,87 2,43 1,84 2,35 1,77 2,23 1,75 2,19

2,68 1,99 2,66 1,97 2,62 1,95 2,58 1,90 2,49 1,83 2,39 1,80 2,30 1,75 2,19 1,72 2,15

2,57 1,93 2,55 1,91 2,51 1,89 2,47 1,84 2,37 1,78 2,26 1,75 2,20 1,68 2,06 1,66 2,03

Pengantar Statistika 2,49 1,85 2.33 1,89 2,39 1,79 2,47 1,84 2,30 1,86 1,82 1,76 2,42 2,34 2,25 1,84 1,80 1,74 2,38 2,30 2,21 1,79 1,74 1,69 2,29 2,20 2,11 1,74 1,69 1,63 2,18 2,10 2,00 1,75 1,63 1,59 2,12 2,00 1,93 1,63 1,57 1,51 1,98 1,89 1,79 1,66 1,55 1,49 1,95 1,85 1,75

2,27 1,76 2,24 1,74 2,20 1,71 2,15 1,66 2,05 1,60 1,94 1,56 1,87 1,48 1,73 1,45 1,68

2,23 1,74 2,21 1,73 2,21 1,70 2,13 1,64 2,02 1,59 1,92 1,53 1,84 1,46 1,71 1,43 1,66

2,15 1,69 2,13 1,67 2,08 1,64 2,04 1,60 1,97 1,52 1,82 1,48 1,74 1,39 1,59 1,36 1,51

2,14 1,68 2,11 2,09 2,07 2,06 2,03 1,58 1,92 1,52 1,82 1,47 1,73 1,39 1,61 1,35 1,53

346 2,03 1,62 2,01 1,60 1,97 1,58 1,94 1,51 1,80 1,45 1,50 1,39 1,60 1,38 1,57 1,25 1,38

1,67 2,04

1,64 1,99

1,57 1,88

1,57 1,79

1,35 1,52

1,32 1,47

1,24 1,36

1,22 1,32

1,00 1,00

1,46 1,69

1,40 1,59

Gambar 6. Pendekatan Sebaran Binomial ke Normal Distribution Plot 0.09

Distribution n p Binomial 100 0,5

0.08

Distribution Mean StDev Normal 60 5

0.07

Density

0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00

30

40

50

60

70

80

X

Pendekatan Sebaran Khi-Kuadrat ke Normal

Gambar 7.

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

347

Distribution Plot 0,06

Distribution Mean StDev Normal 60 20 Distribution df Chi-Square 30

0,05

Density

0,04 0,03 0,02 0,01 0,00

0

20

40

60 X

80

Gambar 8.

100

120

Pendekatan Sebaran F ke Normal

Distribution Plot 1.0

Distribution Mean StDev Normal 0 1 Distribution df1 df2 F 15 24

Density

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

X

Gambar 9.

Pendekatan Sebaran Poisson ke Normal

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

348

Distribution Plot 0.12

Distribution Mean Poisson 12.5 Distribution Mean StDev Normal 45 4

0.10

Density

0.08 0.06 0.04 0.02 0.00

0

10

20

30 X

40

50

60

CURICULUM VITAE 1. Data Pribadi a. N a m a b. Tempat dan Tanggal lahir c. NIP d. Pekerjaan e. Pangkat / Golongan f. Jabatan Fungsional g. Alamat Rumah h. Alamat Kantor i. No. KTP i. NPWP j Telepon k. Handphone l. e-mail

: Drs. Eri Setiawan, M.Si. : Banjarsari, 01 November 1958 : 19581101 198803 1 002 : Staf. Pengajar Jurusan Matematika, FMIPA Unila. : Pembina / IV a : Lektor Kepala : Jl. Asoka B-60 Perumahan Bataranila, Hajimena, Natar, Lampung Selatan, 35144 : Jurusan Matematika, FMIPA Unila. Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung. : 18.01.04.2001/1077/01111958 : 78.362.742.325.000 : (0721) 781417 : 08127270312 / 08197991541 : erstatis @ ymail..com.

2. Pendidikan SD Negeri IV Kec. Banjarsari, Kab. Ciamis, Jawa Barat. Lulus Tahun 1971. SMP Negeri Kec. Banjarsari, Kab. Ciamis, Jawa Barat. Lulus Tahun 1974 SMA Negeri I Ciamis, Jawa Barat. Lulus Tahun 1977 S-1 Jurusan Statistika, FMIPA Universitas Padjadjaran, Bandung, Lulusan Tahun 1986 S-2 Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Lulusan Tahun 2003

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

349

PELATIHAN PROFESIONAL Tahun Jenis Pelatihan 1993/1994 Pelatihan Pengajaran Statistika ( HED’S Project ) 1994/1995 Pelatihan Penelitian 2006 2006 2006 2007 2007

Lokakarya Peningkatan Kemampuan dan Pengabdian Kepada Masyarakat Pelatihan Tecnical Assistance Penelitian Bidang Matematika Pelatihan Tecnical Assistance Penelitian Bidang Statistika Pelatihan Tecnical Assistance Penelitian Bidang Komputer Pelatihan Tecnical Assistance Quality Assurance

Penyelenggara Jurusan Staistika IPB Bogor Jurusan Matematika ITB Bandung PHK A2 Jurusan Matematika

Jangka Waktu 3 Bulan (Des’03 s.d Peb’04) 3 Bulan (Des’04 s.d Peb’05) 1 Minggu (Juni 2006)

PHK A2 Jurusan Matematika PHK A2 Jurusan Matematika PHK A2 Jurusan Matematika PHK A2 Jurusan Matematika

1 Minggu (Juli 2006) 1 Minggu (Juli 2006) 1 Minggu (Sept’ 2007) 1 Minggu (Nov ’ 2007)

PENGALAMAN PENELITIAN Tahun

Judul Penelitian

1995

Analisis Regresi Berganda untuk Model Kombinasi yang Mungkin Robust Principal Component Analysis Anggota Using Minimum Covariance Determinant Estimator. Indeks Kecocokan Dari Beberapa Metode Mandiri Estimasi untuk Ukuran Sampel Tertentu Pada Model Persamaan Struktural Pengaruh Langsung dan Tak Langsung Mandiri dari Peubah Laten Pada Model Persamaan Struktural

2006 2007 2008

Ketua/ Anggota Tim Mandiri

KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara 2002 ( 28 Sept.) 2006 ( 9-11 Juli ) 2007 (15-23 Mei)

Seminar Nasional Statistika Seminar dan Rapat Tahunan (SEMIRATA) KE-19 BKS PTN Wilayah Barat Bidang MIPA Lokakarya: Peningkatan Efisiensi Pembimbingan Skripsi dan Akademik

Jurusan Statistika FMIPA IPB Bogor Universitas Andalas & Universitas Negeri Padang. PHK A2 Jurusan Biologi FMIPA Unila

Sumber Dana DIPA PNPB Unila PHK A2 PHK A2 DIPA PNPB Unila

Panitia/Peserta/ Pembicara Pembicara Peserta & Pembicara Pembicara

Eri Setiawan

Pengantar Statistika

2007 ( 9-11 Juli )

Seminar dan Rapat Tahunan (SEMIRATA) KE-20 BKS PTN Wilayah Barat Bidang MIPA

2011 ( 9-11 Mei )

Seminar dan Rapat Tahunan (SEMIRATA) KE-24 BKS PTN Wilayah Barat Bidang MIPA

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

350

Peserta & Pembicara Peserta & Pembicara

KERJASAMA Tahun Judul Kegiatan 2006 Survey Kepuasan Masyarakat di Kabupaten Lampung Timur.(Awal) 2007 Survey Kepuasan Masyarakat di Kabupaten Lampung Utara.(Awal). 2009 Survey Kepuasan Masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan.(Awal) 2009 Survey Kepuasan Masyarakat di Kabupaten Lampung Utara.(Akhir)

Penyelengara Proyek SCBD dan Pemda Lampung Timur Proyek SCBD dan Pemda Lampung Utara Proyek SCBD dan Pemda Lampung Selatan Proyek SCBD dan Pemda Lampung Utara

Gambar 10 Masalah Dalam Analisis Statistik Tentang Konseptual

Kedudukan Tenaga Akhli Statistik Tenaga Akhli Statistik Tenaga Akhli Statistik Tenaga Akhli Statistik

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF